Anda di halaman 1dari 6

Konsep Inovasi

A. Pengertian Inovasi
Kata inovasi berasal dari kata latin, “innovation” yang berarti
pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya “innova” yang artinya
memperbarui dan mengubah. Inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan
atau “hasil” pengembangan dan pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan,
keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk
menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan
sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara
signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Menurut Avanti Fontana (2011), inovasi sebagai keberhasilan ekonomi
berkat adanya pengenalan cara baru atau kombinasi baru dari cara – cara
lama dalam mentransformasi input menjadi output (teknologi) yang
menghasilkan perubahan besar atau drastis dalam perbandingan antara
nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen atas manfaat suatu produk
(barang dan/atau jasa) dan harga yang ditetapkan oleh produsen.
Kemudian inovasi dalam konteks lebih luas bahwa inovasi yang berhasil
mengandung arti tidak saja keberhasilan ekonomi melainkan juga
keberhasilan sosial. Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang
menciptakan nilai besar untuk konsumen, untuk komunitas, dan
lingkungan pada saat yang sama.
Inovasi sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk
atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu
konteks komersial. Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat
dibedakan, bergantung pada konteksnya. suatu inovasi dapat bersifat baru
bagi suatu perusahaan, baru bagi pasar, negara maupun daerah, serta
secara global. Sementara itu, inovasi sebagai suatu “aktivitas” merupakan
proses penciptaan inovasi, seringkali diidentifkasi dengan komersialisasi
suatu invensi.
Inovasi dapat dikatakan juga suatu perubahan yang baru menuju kearah
perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, yang
dilakukan dengan sengaja dan berencana atau tidak secara kebetulan.
B. Jenis-jenis Inovasi
Inovasi terdiri dari 4 jenis, yaitu :
1) Penemuan (Invention)
Merupakan kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut
revolisioner.
2) Pengembangan (Extension)
Merupakan pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang
sudah ada. Konsep seperti ini menjadi aplikasi ide yang telah ada
berbeda.
3) Duplikasi (Duplication)
Merupakan peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada.
Meskipun demikian duplikasi bukan semata meniru melainkan
menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih
mampu memenangkan persaingan.
4) Sintesis (Synthesis)
Merupakan perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada
menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide
atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi
produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru.
C. Ciri-ciri Inovasi
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri inovasi, terdiri atas :
1) Memiliki Kekhasan/ Khusus
Suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program,
tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
2) Memiliki Ciri atau Unsur Kebaruan
Dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah
karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan
kebaruan.
3) Program Inovasi Dilaksanakan Melalui Program yang Terencana
Dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang
yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang
dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
4) Inovasi yang Digulirkan Memiliki Tujuan
Program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin
dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
D. Karakteristik Inovasi
Inovasi bukan hanya menciptakan sesuatu yang baru, namun juga
memiliki karakteristik tertentu sehingga suatu produk layanan atau proses
merupakan dapat dikatakan sebagai inovasi. Rogers (1983),
mengemukakan lima karakteristik inovasi, antara lain :
1) Keunggulan Kelative (Relative Advantage)
Keunggulan relative adalah derajat di mana suatu inovasi dianggap
lebih baik/unggul dari yang ernah ada. Hal ini dapat diukur dari
beberapa segi, seperti ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, dan
kepuasan.
2) Kompatibilitas (Compatibility)
Kompatibilitas adalah derajat di mana inovasi tersebut dianggap
konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu, dan
kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru
tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu
tidak dapat diadopsi dengan mudah.
3) Kerumitan (Complexity)
Kerumitan adalah derajat di mana inovasi dianggap sebagai suatu
yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada
yang degan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi
dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami oleh
pengadopsi, semakin cepat suatu inovasi dapat diterima.
4) Kemampuan Diujicobakan (Trialability)
Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat di mana suatu
inovasi dapat diuji coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat
diujicobakan dalam setting sesungguhnya, umumnya akan lebih cepat
diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus
mampu mengemukakan keunggulan.
5) Kemampuan untuk Diamati (Observability)
Kemampuan untuk diamati adalah derajat di mana hasil suatu
inovasi dapat dilihat orang lain. Semakin mudah seseorang melihat
hasil suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau kelompok
orang tersebut mengadopsi.
E. Prinsip-prinsip Inovasi
1) Prinsip Keharusan
 Keharusan Menganalisis Peluang
Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis secara sistematis.
Tujuannya adalah mencari peluang yang benar-benar sesuai dengan
inovasi yang akan dilakukan.
 Keharusan Memperluas Wawasan
Makin banyak hal-hal baru yang kita dapat, makin mudah bagi kita
untuk mencari gagasan yang inovatif, memperluas wawasan dapat
dilakukan dengan cara lebih banyak membaca, melihat, mendengar
dan merasakan.
 Keharusan untuk Bertindak Efektif
Syarat bagi keefektifan sebuah inovasi adalah kesederhanaan
sehingga timbul pernyataan “hal ini sebetulnya sederhana, mengapa
tak terpikirkan sebelumnya”.
 Keharusan untuk Tidak Berpikir Muluk
Memiliki impian yang besar memang bagus, hal ini merupakan
sumber inspirasi untuk melakukan sebuah inspirasi. Tetapi akan
lebih baik jika dari ha-hal lebih kecil terlebih dahulu.
2) Prinsip Larangan
 Larangan untuk Berlagak Pintar
Jangan melakukan hal yang melebihi kemampuan yang dimiliki
karena hal tersebut akan mengakibatkan kegagalan.
 Larangan untuk Rakus
Tetaplah fokus pada tema inovasi yang telah dipilih. Semakin kita
menjauh dari tema tersebut akan makin menyebar pekerjaan yang
dilakukan dan ini juga akan mengakibatkan kegagalan.
 Larangan untuk Berpikir Terlalu Jauh Kedepan
Semakin kita berpikir terlalu jauh kedepan semakin banyak unsur
ketidakpastian yang dihadapi termasuk juga ketidakpastian untuk
mencapai keberhasilan.
F. Sifat Perubahan dalam Inovasi
Berikut ini terdapat beberapa sifat perubahan dalam inovasi, yaitu :
1) Penggantian (Substitution)
Misalnya : Inovasi dalam penggantian jenis sekolah, penggantian
bentuk perabotan, alat-alat atau sistem ujian yang lama diganti dengan
yang baru.
2) Perubahan (Alternation)
Misalnya : Mengubah tugas guru yang tadinya hanya bertugas
mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru pembimbing dan
penyuluhan / mengubah kurikulum sekolah yang semula bercorak
teoretis akademis menjadi kurikulum dan mata pelajaran yang
berorientasi bernuansa keterampilan hidup praktis.
3) Penambahan (Addition)
Misalnya : Adanya pengenalan cara penyusunan dan analisis item tes
objektif di kalangan guru sekolah dasar dengan tidak mengganti atau
mengubah cara-cara penilaian yang sudah ada.
4) Penyusunan Kembali (Restructturing)
Misalnya : Upaya menyusun kembali susunan peralatan, menyusun
kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung kelas, menyusun
kembali urutan mata-mata pelajaran / keseluruhan sistem pengajaran,
sistem kepangkatan, sistem pembinaan karier baik untuk tenaga
edukatif maupun tenaga administratif, teknisi, dalam upaya
perkembangan keseluruhan sumber daya manusia dalam sistem
pendidikan.
5) Penghapusan (Elimination)
Contohnya : Upaya menghapus mata-mata pelajaran tertentu seperti
mata pelajaran menulis halus, atau menghapus kebiasaan untuk
senantiasa berpakaian seragam.
6) Penguatan (Reinforcement)
Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan tenaga
dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam permudahan
tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Fontana, Avanti. (2011). Innovate We Can!. Bekasi : Cipta Inovasi Sejahtera.


Rothwell dalam Davenport (2003). Retrieved from:
https://www.dosenpendidikan.co.id/jenis-inovasi/
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-02013-
MN%20Bab2001.pdf

Anda mungkin juga menyukai