BAB - III
Disusun oleh:
Pendahuluan
1
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
1. Pengertian Anggaran Sektor Publik
Beberapa pengertian anggaran menurut para ahli :
1. Anggaran merupakan dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik berupa
penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran moneter yang
akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa
lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja (Halim dan Kusufi,
2014: 48).
2. Mardiasmo (2009) adalah estimasi kinerja yang hendak di capai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
Sedangkan anggaran sektor publik merupakan rencana kegiatan dalam
bentuk perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
3. Menurut Darsono dan Purwanti (2008: 1) anggaran adalah:
a. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan.
Anggaran lazim disebut rencana kerja yang dituangkan secara
tertulis dalam bentuk angka-angka keuangan, lazim disebut
anggaran formal.
b. Anggaran lazim disebut perencanaan dan pengendalian laba yaitu
proses yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam
perencanaan dan pengendalian secara efektif.
c. Anggaran ialah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang,
suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem
akuntansi berdasarkan tanggungjawab, suatu penggunaan prinsip
pengecualian yang berkesinambungan, dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.
d. Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang
disusun secara tertulis serta mencakup berbagai kegiatan
operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu
sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran
suatu organisasi.
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
2
e. Anggaran dianggap sebagai sistem yang memiliki kekhususan
tersendiri atau sebagai sub-sistem yang memerlukan hubungan
dengan subsistem lain yang ada dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
f. Anggaran dianggap sebagai sesuatu yang otonom karena
mempunyai sasaran serta cara kerja tersendiri yang merupakan
satu kesatuan dan berbeda dengan sasaran serta cara kerja
sistem lain yang ada dalam perusahaan, anggaran sekaligus juga
disebut subsistem.
g. Anggaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari tiga lapisan yaitu
: inti sistem, sub-sistem penunjang, dan sub-sistem lingkungan. Inti
sistem ialah sasaran laba, sub-sistem penunjang ialah berbagai
aktivitas yang membantu kelancaraan kerjanya. Contoh inti sistem
seperti struktur organisasi, administrasi, analisis data, angka-
angka standar, dan sebagainya. Sub-sistem lingkungan ialah
lingkungan eksternal organisasi seperti ekonomi, sosial, politik,
budaya dan sebagainya yang mempengaruhi bekerja suatu sistem
organisasi.
h. Anggaran atau budget adalah sama dengan perencanaan profit
atau laba. Perencanaan laba meliputi perencanaan penjualan,
perencanaan produksi, perencanaan penggunaan bahan baku,
perencanaan tenaga kerja langsung, perencanaan biaya
overhead, perencanaan biaya pemasaran, perencanaan biaya
umum dan admistras. Modal tersebut pada umumnya disebut
anggaran berkala yang lengkap atau master budget.
3
Mardiasmo (2009: 63) menyatakan pentingnya anggaran sektor publik
karena beberapa alasan, yaitu:
1) Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan
pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2) Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber
daya yang ada terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya masalah
keterbatasan sumber daya (scarcity of resources), pilihan (choice),
dan trade offs.
3) Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggung jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik
merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada.
4
berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Anggran
sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
1. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan
disususun, dan
4. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
5
Anggaran digunakan untuk memutuskan perioritas-perioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik anggaran
merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan
tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah teknis akan tetapi lebih
merupakan alat politik. Oleh karena pembuatan anggaran
memerlukan political skill, coalition building, keahlian bernegoisasi, dan
pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer
publik.
e) Anggaran sebagai alat komonikasi dan koordinasi
Setiap unit kinerka pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan
anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian
pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu
mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan
organisasi. Disamping itu juga anggaran pulik berfungsi sebagai alat
komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
f) Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
Anggaran merupakan wujud komitmen dari eksekutif kepada legislatif. Kinerja
eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi
pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa
yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapakan.
g) Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan
stafnya agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efesien dalam
mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Target anggaran
hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga
jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
h) Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
6
kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran sektor publik.
Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi
anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka.
Indra Bastian (2006: 164) menyebutkan fungsi anggaran pada sektor publik
adalah sebagai berikut:
1) Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja,
5) Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien
7
2) Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau
beberapatahun, jangka pendekn menengah atau panjang.
3) Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk
mencapaisasaran yang ditetapkan.
4) Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang
lebih tinggidari penyusunan anggaran.
5) Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu
8
Mengingat begitu pentingnya peranan dan fungsi anggaran, maka
diperlukan prinsip-prinsip yang menjadi pedoman bagi organisasi publik dalam
penyusunannya. Beberapa prinsip anggaran sektor publik menurut Mardiasmo
(2011:67) adalah sebagai berikut:
1. Otorisasi oleh legislatif
Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih dahulu
sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif, Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada
dasarnya adalah menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
3. Keutuhan, anggaran Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah
tercakup dalam dana umum (general fund).
4. Nondiscretionary appropriation, Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif
harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran, merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat
tahunan maupun multi tahunan.
6. Akurat Estimasi, anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
tersembunyi (hidden reserve) yang dapat menyebabkan terjadinya
pemborosan dan ketidakefisienan anggaran, serta dapat mengakibatkan
munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
7. Jelas, Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami oleh masyarakat, dan
tidak membingungkan.
8. Transparan, Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
9
Menurut Halim dan Kusufi (2016:52) dalam menyusun anggaran terdapat
dua pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Tradisional Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang
banyak digunakan di negara berkembang.
Adapun ciri-ciri anggaran dengan pendekatan tradisonal yaitu:
a. Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan incrementalism.
b. Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
c. Cenderung sentralistis.
d. Bersifat spesifikasi.
e. Tahunan.
f. Menggunakan prinsip-prinsip anggaran bruto.
2. Pendekatan New Public Management New public management berfokus pada
manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja bukan pada
kebijakan. Paradigma new public management telah melahirkan beberapa
teknik penganggaran dalam sektor publik, yaitu:
a. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting) Anggaran dengan pendekatan
kinerja sangat menekankan pada konsep value for money dan
pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan
mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan
yang sistematis dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.
b. Anggaran Program (Program Budgeting) Metode ini menekankan bahwa
keputusan penganggaran harus 28 didasarkan pada tujuan-tujuan dari
aktivitas pemerintahan daripada input untuk menghasilkan barang dan jasa
pemerintah.
c. Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting-ZBB) Penyusunan
anggaran ini dapat mengatasi kelemahan pendekatan incrementalism dan
line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-based), tidak
berdasarkan pada tahun lalu tapi berdasarkan kebutuhan saat ini.
d. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS) PPBS merupakan
suatu anggaran di mana pengeluaran secara primer dikelompokkan dalam
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
10
aktivitas-aktivitas yang didasarkan pada program kerja dan secara
sekunder didasarkan pada jenis atau karakter objek dan kinerja. PPBS
merupakan upaya sistematis yang memperhatikan integrasi dari
perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran.
Selain itu, Mahmudi (2016:69) mengemukakan beberapa jenis anggaran
sektor publik yaitu:
1. Line Item Budget
2. Incremental Budget
3. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)
4. Zero Based Budget (ZBB)
5. Performance Budget
11
merupakan sistem penganggaran yang berbasis nol atau mulai dari nol.
ZBB menjadikan setiap anggaran merupakan anggaran yang baru
sehingga dimulai dari nol.
5. Performance Budget Performance Budget
merupakan sistem penganggaran yang dilakukan dengan memperhatikan
keterkaitan antara anggaran (input) dengan keluaran (output) dan hasil
(outcome) yang diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi
dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.
12
satu harapan masyarakat, namun dalam perjalanannya ternyata tidak
mengalami perubahan yang signifikan.
Perubahan model manajemen public tradisional menuju system
manajemen public modern yang memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap pencapaian kinerja dan akuntabilitas manajer public. Penerapan
konsep New Public Management dapat dipandang sebagai suatu bentuk
modernisasi atau reformasi manajemen dan administrasi publik, depolitisasi
kekuasaan atau desentralisasi wewenang yang mendorong
demokrasi, terutama dalam hubungan antara pemerintah dengan masayarakat
(Hughes, 1998)
Dalam perkembangannya, mekanisme birokrasi menjadi mekanisme
yang sangat penting karena besarannya semakin meningkat. Mekanisme
birokrasi itu sendiri mempunyai instrument yang disebut system penganggaran
yang berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam bentuk
barang dan jasa yang ada ke masyarakat. Sesuai perkembangan sistem
administrasi publik itu sendiri dan tuntutan masyarakat dalam konteks system
social serta politik tertentu, system penganggaran dapat berkembang. Pada
dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan
danpenyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua
pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan
tersebut adalah:
1. Anggaran tradisional atau anggaran konvensional
2. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New
PublicManagement
a. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di
negara berkembang dewasa ini. Ciri utama pendekatan ini yaitu:
1. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan
incrementalism;
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
13
2. Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line item.
3. Cenderung sentralistis;
4. Bersifat spesifikasi;
5. Tahunan;
6. Menggunakan prinsip anggaran bruto.
Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu
mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan dan
bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi
tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai
informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk
tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.
1. Incrementalism
Anggaran tradisional bersifat incrementalism yaitu hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada
sebelumnyadengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar
untuk menyesuaikan besarnya penembahan atau pengurangan tanpa
dilakukan kajian yang mendalam. Pendekatan semacam ini tidak saja belum
menjamin terpenuhinya kebutuhan riil, namun juga dapat mengakibatkan
kesalahan yang terus berlanjut. Hal ini disebabkan karena kita tidak pernah
tahu apakah pengeluaran periode sebelumnya yang dijadikan sebagai tahun
dasar penyusunan anggaran tahun ini telah didasarkan atas kebutuhan
yang wajar.
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya
perhatian terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan
efektivitas seringkali tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan
anggaran tradisional. Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value
for money ini, seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan
anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-
aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan. Aktivitas-
aktivitas susulan ini semata-mata dimaksudkan untuk menghabiskan sisa
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
14
anggaran. Apabila hal tersebut tidak dilakukan akan berdampak pada alokasi
anggaran tahun berikutnya. Hal ini disebabkan karena pada pendekatan
tradisional, kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya anggaran yang diajukan
dan bukan berdasarkan pada pertimbangan output yang dihasilkan dari
aktivitas yang dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang dikehendaki
(outcome).
2. Line-item
Line item didasarkan atas dasar sifat dari penerimaan dan pengeluaran.
Metode line item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item
penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran,
walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk
digunakan pada periode sekarang. Penggunaan anggaran tradisional tidak
memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja secara akurat karena satu-
satunya tolok ukur yang dapat digunakan adalah semata-mata pada ketaatan
dalam menggunakan dana yang diusulkan.
Penyusunan anggaran menggunakan struktur line item dilandasi alasan
adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol
pengeluaran. Anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan
pengeluaran, misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari
pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dsb,
bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang
dilakukan.
Kelemahan anggaran tradisional
1. Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang.
2. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak
pernahditeliti secara menyeluruh efektivitasnya.
3. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumber daya, atau memonitor kinerja.
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
15
4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional
secara keseluruhan sulit dicapai.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
6. Anggaran tradisional bersifat tahunan.
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran.
8. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan
mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai.
9. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah
dan tindakan.
16
2. Pemerintah milik masyarakat: memberdayakan masyarakat dari pada
melayani.
3. Pemerintah yang kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam
pemberian pelayanan publik.
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang
digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
5. Pemerintah yang berorientasi hasil: membiayai hasil bukan masukan.
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan,
bukan birokrasi.
7. Pemerintah wirausaha, mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
8. Pemerintah antisipatif: berupaya mencegah daripada mengobati.
9. Pemerintah desentralisasi: dari hierarkhi menjadi partisipatif dan tim kerja.
10. Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar: mengadakan perubahan
dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme
administratif (sistem prosedur dan pemaksaan).
Munculnya konsep New Public Management berpengaruh langsung
terhadap konsep anggaran publik. Salah satu pengaruhnya adalah terjadinya
perubahan sistem anggaran dari model anggaran tradisional menjadi anggaran
yang lebih berorientasi pada kinerja.
era NPM telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih
17
Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik cenderung memiliki karakteristik
1. Komprehensif/komparatif
2. Terintegrasi dan lintas departemen
3. Proses pengambilan keputusan yang rasional
4. Berjangka panjang
5. Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
6. Analisis total cost and benefit
7. Berorientasi input, output, dan outcome bukan sekedar input
8. Adanya pengawasan kinerja
9. Anggaran Kinerja
Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep
value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga
mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta
pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk mengimplementasikan hal-hal tersebut anggaran kinerja dilengkapi
dengan teknik penganggaran analitis.
Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value formoney dan
efektivitas anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan anggaran
tradisional yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan,
pemerintah akan menyalahgunakan kedudukan mereka dan cenderung boros.
Menurut pendekatan anggaran kinerja, dominasi pemerintah akan dapat
diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal control awarness, audit
keuangan dan audit kinerja serta evaluasi kinerja eksternal. Pemerintah dipaksa
bertindak berdasarkan cost minded dan harus efisien. Selain didorong untuk
menggunakan dana secara ekonomis, pemerintah juga dituntut untuk mampu
mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan
18
tersebut maka diperlukan adanya progarm dan tolok ukur sebagai standar
kinerja.
Sistem anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistem yang
mencakup kegiatan penyusunan program dan tolok ukur kinerja sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran program.
Penerapan sistem anggaran kinerja dalam penyusunan anggaran dimulai
dengan perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah
yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula
penentuan unit kerja yang bertanggungjawab atas pelaksanaan program, serta
penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam mencapai
tujuan program yang telah ditetapkan.
19
• Paket keputusan mutually exclusive
• Paket keputusan incremental
c. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
b). Keunggulan Zero Based Budgeting
1. Jika Zero Based Budgeting dilaksanakan dengan baik maka dapat
menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien.
2. Zero Based Budgeting berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan
ketidakefektivan biaya.
4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer.
5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses
penyusunan anggaran
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan
mendorong organisasi
untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta
tingkat pengeluaran.
c). Kelemahan Zero Based Budgeting
1. Prosesnya memakan waktu lama (time consuming) terlalu teoritis dan
tidak praktis, membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas
kerja yang menumpuk
karena pembuatan paket keputusan.
2. Zero Based Budgeting cenderung menekankan manfaat jangka pendek
3. Implementasi Zero Based Budgeting membutuhkan teknologi yang maju
4. Masalah besar yang dihadapi Zero Based Budgeting adalah pada proses
meranking dan mereview paket keputusan. Mereview ribuan paket
keputusan merupakan pekerjaan yang melelahkan dan membosankan,
sehingga dapat mempengaruhi keputusan.
5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang
memiliki keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi. Zero Based
Budgeting berasumsi bahwa semua staf memiliki kemampuan untuk
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
20
mengkalkulasi paket keputusan. Selain itu dalam perankingan muncul
pertimbangan subyektif atau mungkin terdapat tekanan politik sehingga
tidak objektif lagi.
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket
keputusan harus masuk dalam anggaran.
7. Implementasi Zero Based Budgeting menimbulkan masalah keperilakuan
dalam organisasi.
21
5. Alokasi sumber daya ke setiap program yang disetujui
Program yang disusun harus terkait dengan tujuan organisasi dan tersebar ke
seluruh bagian Organisasi
b) Karakteristik PPBS
a. Berfokus pada tujuan dan aktivitas program untuk mencapai tujuan
b. Berorientasi masa depan sehingga secara eksplisit menjelaskan implikasi
terhadap tahun anggaran.
c. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
d. Analisis secara sistematik atas berbagai alternetif program, meliputi
a) Identifikasi tujuan
b) Identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan
c) Estimasi biaya total setiap alternatif program
d) estimasi manfaat/hasil yang ingin diperoleh dari setiap alternative
program
c). Kelebihan PPBS
a) Memudahkan pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak
ke menengah
b) Dalam jangka panjang mengurangi beban kerja
c) Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost
consciousness/awareness) dalam perencanaan program
d) Lintas departemen sehingga meningkatkan komunikasi, koordinasi
dan kerja sama antar departemen
e) Eliminasi program overlapping atau bertentangan dengan pencapaian
tujuan
f) Aplikasikan teori marginal utility; mendorong alokasi sumber daya
optimal.
d) Kelemahan PPBS
1) Membutuhkan sistem informasi canggih, ketersediaan data, adanya
sistem pengukuran dan staf yang berkapabilitas tinggi
2) Membutuhkan biaya besar karena membutuhkan teknologi yang canggih
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
22
3) Secara teori bagus, tetapi sulit mengimplementasikan
4) Abaikan realitas politik dan organisasi sebagai kumpulan manusia yang
kompleks Teknik anggaran yang statistically oriented sehingga kurang
tajam mengukur efektivitas
5) program dan hanya tepat mengukur beberapa program tertentu
6) Pengaplikasiannya menghadapi masalah teknis, sulit mengalokasikan
biaya karena sifat kegiatan/program yang lintas departemen. Sementara
itu sistem akuntansi berdasarkan
departemen bukan program
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Penerbit
Erlangga.
2. Mardiasmo, 2018. Akuntansi Sektor Publik Edisi Terbaru, Andi Publisher (Andi
Offset)
24
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
25