Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Investasi fisiologi yang terjadi pada wanita, termasuk semua organisme betina dalam mencapai
kehamilan, merupakan kejadian yang luar biasa menakjubkan. Kehamilan terjadi bersamaan dengan
ovulasi pada masa remaja dini; dan setelah kelahiran, anovulasi dan amenorrhoe menetap selama laktasi,
dan menyusui dilanjutkan sampai dengan 2-3 tahun. Kemudian kehamilan terjadi lagi dan begitu
seterusnya. Ketika sudah 10 atau 11 episode kehamilan-laktasi tersebut selesai, fungsi ovarium dan
ovulasi berhenti yaitu menopause. Sebuah analisis yang merangsang pemikiran tentang ”evolution of
human reproduction”telah disajikan oleh Roger Short (1976).
Menstruasi dipandang dalam arti fisiologi, sebagai hasil akhir dari kegagalan fertilitas. Tidak diragukan
lagi bahwa animus fisiologi siklus ovarium, dan akomodasi-akomodasi saluran reproduktif morfologis
yang menyertainya adalah ovulasi, fertilisasi, dan implantasi. Ada sistem gagal-aman yang bekerja kalau
ada kegagalan fertilisasi ovum atau kegagalan implantasi blastokista, dan peristiwa ini berpuncak pada
menstruasi.
Fertilisasi merupakan suatu proses awal terbentuknya suatu kehamilan. Proses ini berlanjut dengan
pembelahan sampai terjadinya implantasi. Sesorang dapat dinyatakan hamil apabila hasil konsepsi
tertanam di dalam rahim ibu, yang biasa disebut dengan kehamilan intra uterin. Jika hasil konsepsi
tertanam di luar rahim, hal itu disebut kehamilan ekstra uterin.
Apabila fertilisasi, proses pembelahan dan implantasi tidak berlangsung baik, hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya abortus ataupun kelainan pada bayi. Sehingga fertilisasi merupakan tonggak
awal penciptaan seorang manusia. Untuk lebih mempermudah pemahaman akan materi ini, materi yang
harus dikuasai adalah pemahaman tentang menstruasi, dan anatomi fisiologi.

Materi ini bermanfaat selain sebagai pengetahuan lebih mendalam tentang konsepsi, dan
implantasi, juga untuk mengetahui metode-metode dalam manghindari adanya kehamilan, baik secara
alami maupun intervensi. Hand out ini, mengupas pengertian fertilisasi, proses fertilisasi hingga
implantasinya.

B. RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana proses terjadinya fertilisasi pada manusia?


2.      Bagaimana proses terjadinya implantasi ?
3.      Bagaimana fase perkembangan fetus ?

1
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui proses terjadinya fertilisasi pada manusia
2.      Untuk mengetahui proses terjadinya implantasi
3.      Untuk mengetahui fase perkembangan fetus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. FERTILISASI

1. PENGERTIAN

Fertilisasi ( pembuahan ), proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di daerah ampula tuba
uterine.ini adalah bagian terlebar tuba dan terletak dekat dengan ovarium. ( Thomas .W Salder, 2002)
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder ) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di
ampula tuba. Fertilisasi ini mempunyai dua fungsi yaitu :
a. Fungsi reproduksi, yang memungkinkan pemindahan unsure-unsur genetic dari orang tua kepada
keturunan. Jika pada gametogenesis terjadi reduksi (2n menjadi n ) unsure genetic, maka
fertilisasi terjadi penggabungan unsur genetic (pemulihan kembali n menjadi 2n, masing-masing
orang tua menyumbang n). tanpa fertilisasi (kecuali pada kasus-kasus tertentu), kesinambungan
keturunan suatu spesies tidak akan terjadi.
b. Fungsi perkembangan, ketika fertilisasi memicu oosit sekunder untuk melanjutkan dan
menyelesaikan proses pembelahan meiosisnya dan membentuk pronukleus wanita. Pronukleus
wanita ini yang akan melebur ( syngami ) dengan pronuklues pria ( berasal dari nukelus
spermatozoa ) untuk membentukn zigot. Jika fertilisasi tidak terjadi maka oosit sekunder akan
tertahan pada tahap metasfase meiosis II dan kemudian berdegenerasi.
Fertilisasi memerlukan oosit sekunder (ovum) yang telah masak dan siap dibuahi. Sebelumnya, ovum
ini dikeluarkan dari ovarium pada proses yang dinamakan ovulasi pada sekitar hari ke-14 dari daur
menstruasi. Fimbriae pada ujung tuba fallopi meliputi ovarium, sehingga ovum yang diovulasi mudah
ditampung di infundibulum. Ovum kemudian didorong melalui tuba fallopi ( tuba uterine, disebut juga
oviduk) kearah lumen uterus oleh aktivitas silia pada lumen tuba fallopi, gerak peristaltic tuba
fallopi,cairan yang dikeluarkan oleh sel-sel, dan beberapa sebab lain. Jika pada waktu ini terjadi hubungan
kelamin , spermatozoa yang dilepas diliang vagina berenang ke dalam uterus dan melanjutkan perjalanan
kedalam tuba fallopi. Salah satu spermatozoa kemudian membuahi ovum di daerah ampula tuba .
Menurut perhitungan dalam satu ejakulasi terdapat 200-300 juta spermatozoa yang
dissemprotkan ke dalam liang vagina, akan tetapi hanya sekitar 300-500 spermatozoa yang berhasil
mencapai ampula dan hanya satu spermatozoa yang akan membuahi ovum.sebagian besar sperma yang
berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke tuba fallopi di hancurkan oleh mucus (lender)didalam
uterus dan tuba ( Eddyman W. Ferial, 2013 )

3
( jalur perjalanan sperma dan ovum ke tempat fertilisasi )

Untuk mendukung aktivitas sperma, ovum mengeluarkan senyawa fertilizing yang tersusun dari
glikoprotein yang berfungsi untuk :
1. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat
2. Menariks sperma secara kemotaksis positif
3. Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.

Di sisi lain, akrosom dibagian kepala sperma menghasilkan enzim-enzim yang membantu sperma
dalam menembus ovum, yaitu (1) hialuronidase, enzim yang melarutkan hialuronid pada sel-sel korona
radiate , (2) akrosin, enzim protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida, dan (3)
anti-fertilizin, antigen terhadap ovum (oosit sekunder ) sehingga sperma dapat melekat pada ovum.

2. TAHAP FERTILISASI

Fertilisasi terjadi melalui 4 tahap :

1. Penetrasi korona radiata oleh psperma dengan bantuan enzim hialuronidase yang dilarutkan
senyawa hialuroid pada korona radiata.
2. Penetrasi zona pelusida oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin untuk menghancurkan
glikoprotein. Penetrasi ini memicu sel-sel granulosit dibagian korteks oosit sekunder untuk
mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan sel-sel dizona pelusida berikatan satu sama lain
membentuk suatu materi yang keras yang tidak dapat ditembus oleh sperma lain.Proses ini
mencegak ovum dibuahi oleh lebih dari satu sperma.
3. atara zona peludasi dengan membran vetelin ( membran pertama),kemudian menempel dan terjadi
fusi (peleburan),membran spermatozoa dengan membran plasma oosit .peleuran ini memungkinkan
nekleus spermatozoa masuk ke sitoplasma,kemudian berkondensasi dan membesar sehingga

4
menjadi pronukleus pria .sedangkan ekor spermatozoa kemudian terlepas dan berdegerasi .Akibat
masuknya nukleus spermatozoa ini juga mengaktivasi oosit sekunderr menyelesaikan pembelahan
meiosis keduanya menjadi oosid dan polosit sekunder (badan polar II) ,sedangkan nukleusnya
berkondensasi menjadi pronukleus wanita
4. Kedua pronukleus bergerak ketengah ,lalu terjadi fusi (peleburan) pronukleus wanita dan pronukleus
pria (disebut syngami) .Peleburan ini mengembalikan jumlah kromosom dari haploid menjadi
diploid ,dan sel baru hasil peleburan ini disebut zigot.

( tahap-tahap fertilisasi )

Zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari (40
minggu).Tahap-tahap ini meliputi priode pra-implantasi (7hari pertama) ,priode embrio (7 minggu
berikutnya),dan priode janin ( 7 bulan berikutnya).

Pada periode pra-implantasi ,umumnya 24 jam setelah fertilisasi zigot mulai melakukan pembelahan
di dalam oviduk (tuba fallopi) dalam perjalanan menuju uterus.Tahap pembelahan merupakan
serangkaian proses mitos yang cepat sekali dan hanya merupakan proses duplikasi bahan inti atau DNA.
Zigot satu sel akan berkembang menjadidua sel ,empat sel,delapan sel,dan seterusnya .Pada masa
pembelahan ini tidak terjadi penambahan massa namun terjadi penambahan jumlah sel,dengan demikian
maka ukuran sel menjadi semakin kecil. Menjelang akhir tahap ini sel-sel korona radiata menghilang
,tetapi embrio tetap,dikelilingi oleh zona pelusida. Di akhir masa pembelahan didapatan sekelompok (16-
32 buah) sel yang solit yang disebut morula .Pada manusia ,morula terdiri dari 9-16 sel pada akhir hari
keempat setelah fertilisasi dan telaah tiba di uterus.

Setelah terbentuk morula, proses yang trerjadi adalah (1) sel-sel membagi diri berdasarkan lokasinya
yaitu sel-sel bagian dalam dan sel-sel bagian luar, (2) proses pemadatan (compaction) dengan bentiuknya
gap junction dan desmosom di antara sel-sel dan (3) peronggaan untuk membentuk blastosol hasilnya
adalah blastokista ,yang kemudian pada sekitar hari ke-7 setelah fertilisasi akan mengalami implantasi
didalam uterus.

5
( dari fertilisasi hingga implantasi )

3. PROSES FERTILISASI

1. Sperma yang akan membuahi menembus korona radiate melalu enzim-enzim terikat membrane yang
terdapat dalam membrane plasma kepala sperma dan berikatan dengan reseptor Zp3 di zona
pelusida
2. Peningkatan sprema dengan reseptor ini memicu reaksi akrosom, yaitu saat enzim-enzim hidrolitik
pada akrosom dibebaskan kezona pelusida
3. Enzim akrosomal mecerna zona pelusida, membentuk jalur ke membrane plasma ovum.ketika sperma
mencapai ovum, membrane plasma kedua sel ini berfungsi.
4. Kepala sperma dan DNA nya memasukin sitoplasma ovum
5. Sperma merangsang pelepasan berbagai enzim yang tersimpan didalam granula kortikal di ovum,
yang nantinya menginaktifkan reseptor ZP3 dan mengeraskan zona pelusida sehingga menghambat
terjadinya polispermia. (Lauralee Sherwood,2002)

6
FERTILISASI

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat membuahi ovum di
ampula tuba fallopii. Sebanyak 300 juta spermatozoa diejakulasikan ke dalam saluran genital wanita.
Sekitar 1 juta yang dapat berenang melalui serviks, ratusan yang dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1
yang dapat membuahi sel telur. Sel spermatozoa mempunyai rentang hidup sekitar 48 jam (Cambridge,
1998).
Sebelum membuahi sel telur, spermatozoa harus melewati tahap kapasitasi dan reksi akrosom
terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,
berlangsung sekitar 7 jam. Selama itu suatu selubung glikoprotein dari plasma semen dibuang dari
selaput plasma yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Sedangkan reaksi akrosom terjadi
setelah penempelan spermatozoa ke zona pelusida. Reaksi tersebut membuat pelepasan enzim-enzim
yang diperlukan untuk menembus zona pelusida yang terdapat pada akrosom (Sadler, 1996)
Oosit (ovum) akan mencapai tuba satu jam lebih setelah diovulasikan. Ovum ini dikelilingi oleh
korona dari sel-sel kecil dan zona pelusida yang nantinya akan menyaring sel spermatozoa yang ada
sehingga hanya satu sel yang dapat menembus ovum. Setelah spermatozoa menembus ovum, ia akan
menggabungkan material intinya dan menyimpan komplemen kromosom ganda yang lazim. Kromosomm
ini mengandung semua informasi genetic yang nantinya akan diturunkan kepada keturunannya
(Canbridge, 1998).
Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot yang terus membelah secara mitosis menjadi
dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula
terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini
kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang
berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan
masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak
menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus) (Anonymous, 2008).
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron
merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta

7
mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio. Enam hari setelah fertilisasi,
trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik
gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen
dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis,
permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat
menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi. Plasenta atau ari-ari pada janin berbentuk seperti cakram
dengn garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada
waktu hari 28 setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam
pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu
tidak pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui
penghalang (barier) berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin(Anonymous, 2008)

B. IMPLANTASI

1. PENGERTIAN

Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam


endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan
sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua.
Setelah terjadi fertilisasi, zigot mamalia yang terbentuk segera mengalami proses pembelahan di
dalam oviduk. Selanjutnya blastula yang terdiri dari inner cell mass dan trophoblast akan mengalir ke
dalam uterus. Pada manusia, perjalanan zigot yang berkembang di dalam oviduk adalah sekitar 5 hari.
Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uterus. Selanjutnya, 6-7
hari setelah fertilisasi embrio mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke
tahap selanjutnya.

2. TEMPAT TERJADI IMPLANTASI

Implantasi blastosit biasanya terjadi di uterus. Jika implantasi terjadi di tempat lain, biasanya
perkembangannya mengalami komplikasi serius dalam beberapa minggu. Implantasi intrauterine,
blastosit biasanya lebih banyak menempel pada badan endometrium, sedikit lebih sering pada posterior
dari pada anterior.

Tempat terjadinya implantasi pada manusia pada bagian posterior uterus (2/3 bagian kasus) dan pada
bagian anterior uterus (1/3 bagian kasus). Daerah tempat tertanamnya embrio ke dalam endometrium
induk disebut tangkai tubuh (body stalk). Daerah ini semula berada di atas amnion. Ketika amnion
membesar, embrio bergeser dari tangkai tubuh, sehingga berada di posterior (kauda). Tangkai tubuh akan

8
mengalami pemanjangan dan perampingan menjadi tali pusat. Tempat imlantasi blastosit dapat terjadi di
ekstrauterin yang akan menyebabkan terjadinya kehamilan luar rongga rahim, yang disebut dengan
kehamilan ectopic

3. MACAM-MACAM IMPLANTASI

a. Superfisial

Keadaan dimana embrio menempel pada permukaan epitel endometrium.

Misalnya pada kambing, babi, sapi, kuda.

b. Eksentrik

Keadaan dimana embrio menembus sedikit lebih dalam ke dalam endometrium uterus.

Misalnya pada anjing, kucing, tikus.

c. Interstitial (profundal)

Keadan dimana embrio meng”erosi” (menggerogoti) endometrium uterus dan akhirnya seluruh embrio
tertanam di dalam endometrium.

Misalnya pada manusia, simpanse, marmot.

Sementara implantasi berlangsung, sel-sel endometrium uterus mengalami perubahan struktur dan
fungsi, menjadi lebih besar, banyak mengandung glikogen dan lipid. Sel-sel stroma endometrium
berubah menjadi sel-sel desidua. daerah desidua dapat dibedakan 3, yaitu:

1. Desidua basalis

yaitu desidua yang secara langsung ditanami embrio (tempat tertanamnya embrio)

2. Desidua kapsularis

yaitu desidua yang melingkupi embrio dan turut meregang sesuai dengan membesarnya embrio

3. Desidua parietalis

yaitu desidua yang letaknya berseberangan dengan tempat tertanamnya embrio

9
3. PROSES TERJADINYA IMPLANTASI

Menurut Boron, Walter, and Emile (2004) implantasi dimulai ketika blastokista datang dan
melakukan kontak dengan dinding rahim. Untuk dapat melakukan implantasi, blastokista pertama perlu
untuk menyingkirkan zona pelusidanya. Beberapa jam pasca fertilisasi, penyatuan nuklei akan membentuk
zigot dan selanjutnya dalam waktu 3 – 4 hari sudah terbentuk sebuah masa solid berbentuk seperti bola
yang disebut morula. Morula dengan cepat berjalan didalam Tuba Falopii menuju rongga uterus. Selama
perjalanannya, melalui kanalikuli zona pellucida masuk sejumlah cairan membentuk rongga cairan dalam
morula sehinga terbentuk blastosis. Setelah mencapai rongga rahim, zona pellucida mengembang dan
menipis. Blastosis akan menempel dan segera masuk kedalam stroma endometrium. Sekitar 50% bagian
blastosis berada dalam endometrium. Peristiwa terpautnya blastosis pada stroma  endometrium uterus
induk disebut implantasi (nidasi). Penempelan blastosis pada dinding endometrium yang terjadi pada hari
ke 6-7 (akhir minggu pertama )

Bagian yang pertama kali menyentuh endometrium uterus adalah kutub animal (kutub
embrionik), yaitu kutub tempat terdapatnya inner cell mass. Pada waktu itu sel-sel trofoblas
mensekresikan enzim-enzim proteolitik yang akan menghancurkan epitelium uterus sebagai jalan untuk
penetrasinya zigot ke dalam endometrium. Setelah terbentuk “jalan masuk”, Sel trofoblas superfisial
mengalami diferensiasi menjadi sitotrofoblas (lapisan dalam) dan sinsitiotrofoblas

( lapisan luar ).

3. PERKEMBANGAN FETUS
(JANIN)

10
Tahap-tahappertumbuhandanperkembanganembrio (embriogenesis) dapatdilihatpada table berikut.

UsiaKehamilan CiriKhas
14 haripertama  Blastokista diberi makan (nutrien) oleh sitoplasma sendiri
 Pembuluh darah primitive untuk embrio mulai berkembang pada mesoderm
Hari ke 14-28  Pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh darah pada
vilikorion primitive plasenta
 Sirkulasi embrio/maternal dengan demikian telah terbentuk dan darah dapat
beredar
 Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya
 Tunas-tunas tungkai dan lengan telah tampak
 Terjadi sikap refleksi secara perlahan
 Sistem utama di dalam tubuh telah ada dalam bentuk rudimeter
 Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut
Hari ke 28-42  Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu ke-6
 Lengan mulai memanjang dan tangan mendapatkan bentuknya
 Timbul mata dan telinga rudimeter
 Telinga tampak, tetapi terletak lebih rendah
 Gerakan pertama janin dapat dideteksi dengan USG mulai dari minggu ke-6
Minggu ke-8  Menandai akhir dari masa embrio
Mingguke 8-10  Kepala fleksike dada dan mempunyai ukuran sama dengan tubuh
 Leher lebih panjang sehingga tidak menyentuh dagu
 Jaritan gandan kaki sudah terbentuk
 Hidung dan kuping terbentuk
 Kelopak mata terbentuk tetapi tetap tertutup sampai dengan minggu ke 25
 Usus mengalami penonjolan sampai ke funikuli sumbilikalis karena tidak
cukup ruang di abdomen
 Insersi funiculus umbilikalis sangat rendah pada abdomen
Minggu ke 10-  Kuping lebih jelas
12  Berat janin 14 gram
 Sirkulasi fetal telah berfungsi
 Terdapat reflex menghisap dan menelan
 Traktus renalis mulai berfungsi
 Genitalia eksterna terbentuk
Minggu ke 12-  Bera tjanin 100 gram
16  Genitalia lebih jelas terbentuk
 Kulit merah tipis dan tembus pandang sehingga vasa darah dapat terlihat
 Deposit (timbunan) lemak subkutan terjadi menjelang minggu ke-16
 Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo mulai tumbuh pada tubuh
 Tungkai lebih panjang dari pada lengan
Minggu ke 16-  Kecepatan pertumbuhan mulai berkurang

11
20  Kepala sekarang tegak dan merupakan setengah panjang badan
 Gambaran wajah telah nyata, dengan telinga yang terletak pada tempatnya
yang normal
 Kelopak mata (palpebra), alismata (supersilia), dan kuku telah tumbuh
dengan sempurna
 Tungkai mempunyai proporsi yang relative baik terhadap tubuh
 Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-X
 Kelenjar minyak telah aktif dan serviks kaseosa akan melapisi tubuhj anin
 Gerakan janin dirasakan oleh ibu setelah minggu ke-18
 Jantung janin dapat didengar dengan menggunakan stetoskop setelah
minggu ke-20
 Traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7-17 ml urine dikeluarkan
setiap 24 jam
Minggu ke 20-  Kulit sangat berkeriput karena terlalu sedikit lemak subkutan
24  Lanugo menjadi sangat gelap dan serviks kaseosa meningkat
 Mulai dari minggu ke-24, janin akan “menyepak” dalam merespons
rangsangan, misalnya bising keras dari luar
 Bayi tampak tenang apabila ibu mendengarkan music yang tenang dan
merdu
Minggu ke 24-  Semua organ telah tumbuh dengan baik
28  Pemberian sakarin kedalam cairan amnion memperlihatkan kecepatan
menelan dua kali lebih besar
 Penambahan lipidol menyebabkan janin menyeringai
 Mata terbuka
 Alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik
 Rambut menutupi kepala
 Lebih banyak deposit lemak subkutan yang menyebabkan kerutan kulit
berkurang
 Testis mengalami penurunan dari abdomen kedalam skrotum pada minggu
ke -28
 Janin yang lahir pada masa ini masih mempunyai angka kematian/mortalitas
yang tinggi karena gangguan pernapasan
Minggu ke 28-  Lanugo mulai berkembang
32  Tubuh mulai membulat karena ada simpanan lemak
 Testis telah turun
Minggu ke 32-  Lanugo sebagian besar telah terlepas/rontok, tetapi kulit masih tertutup oleh
36 vernik kaseosa
 Testis janin laki-laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke-36
 Ovarium janin perempuan masih berada disekitar kavitas pelviks
 Kuku jaringan dan kaki mencapai ujung jari
 Umbilicus sekarang terletak lebih di pusat abdomen
Minggu ke 26-  Penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi
40 keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan lewatnya janin

12
melalui jalan lahir
 Gerakan pernapasan janin dapat diidentifikasi pada pencitraan USG
 Terdapat cukup jaringan lemak subkutan
 Berat badan janin bertambah berat hamper 1 kg
Saa tlahir Kebanyakan system pada janin masih imatur, tetapi:
 Janin mampu bergerak
 Janin mampu bernapas dan menangis dengan kuat
 Dalam gerakannya pada saat lahir, janin mengeluarkan urine dan mikoneum
 Janin memperlihatkan respons terhadap rangsangan cahaya, suara, dan
rabaan
Penampilannya  Janin gemuk dan merah
:  Janin mempunyai sedikit lanugo dans edikitserviks kaseosa
 Kepala, dada, dan perut masing-masing kira-kira mempunyai ukuranl
ingkaran 35 cm
 Panjang janin 50 cm
 Berat janin kira-kira 3,5 kg
( Eddyman W.Ferial,3013 )

13
k BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Fertilisasi adalah proses peleburan/ penyatuan antara satu sel sperma dengan satu sel
telur (ovum) yang sudah matang. Fertilisasi atau pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi
pada sepertiga dari panjang saluran telur. Pembuahan terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini
adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium.
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding
belakang.
Pada akhir minggu pertama yaitu hari ke 5 dan ke 7 zigot mencapai kavum uteri, pada
saat itu uterus berada dalam siklus sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron sebagai lapisan
endometrium dinding rahim kaya akan pembuluh darah dan muara kelenjer rahim terbentuk
dengan aktif.
Implantasi terjadi sekitar 7 – 10 hari setelah ovulasi. Jika hasil konsepsi bertahan hidup
lebih dari 14 hari setelah ovulasi, corpus luteum ovarium akan terus menghasilkan progesteron.
Perkembangan zigot / kehamilan dimulai oleh fertilisasi yang melibatkan masa gestasi dan
festus ,berdurasi 266 hari/38 minggu.

B. SARAN

Adapun saran penulis sehubungan dengan masalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa
agar lebih meningkatkan, mengenali dan mengakaji lebih dalam tentang fertilisasi, implantasi,
dan perkembangan pada fetus.

14

Anda mungkin juga menyukai