Soal Kasus:
Sumber : https://feelfreeflow.wordpress.com/2011/11/22/unilever-casestudy-on-hr-management/
PT. Unilever Indonesia (ULI) merupakan cabang dari perusahaan multinasional Inggris-Belanda.
Dengan mempekerjakan karyawan sebanyak 2000 orang, ULI memproduksi barang kebutuhan
sehari-hari (Consumer Goods) seperti Lux, Lifebuoy, Rinso, Sunlight, Blue Band, Flora, Royco,
Walls, Lipton, Pepsodent, Close Up, Sunsilk, Dimension, Brisk, Citra, Ponds, Rexona dan Axe.
Produk yang dihasilkan ULI merupakan hasil lisensi dari perusahaan-perusahaan lain yang telah
memiliki patent, copyright, dan tradename. Dengan lisensi tersebut ULI mempunyai hak untuk
memproduksi, memakai merk dan memasarkan produk dari lisensor dalam jangka waktu tertentu
yang telah disepakati dengan memberikan imbalan berupa royalti.
Sejak berdiri sampai dengan saat ini ULI menunjukkan perkembangan usaha yang pesat dilihat
dari skala usaha dan hasil usaha. Salah satu kunci sukses ULI terletak pada strategi
pengembangan Sumber Daya Manusianya, yaitu penerapan program indonesianisasi
manajemennya. Keberhasilan program ini membawa hasil yaitu diangkatnya Sri Urip Simeon
Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia berorientasi pada tujuan dan kebutuhan bisnis di
masa kini dan yang akan datang, yang berarti harus selalu menyesuaikan diri dan mengantisipasi
setiap terjadinya perubahan-perubahan lingkungan bisnis dalam menghadapi era perdagangan
bebas, pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi sistem informasi yang sangat cepat.
Pertanyaan:
1. Salah satu solusi yang digunakan untuk memecahkan problem yang dihadapi ULI adalah
memperbaiki perencanaan karir. Jelaskan pengertian-pengertian dari istilah-istilah berikut
ini:
a. Perencanaan karir.
b. Manajemen karir.
c. Pengembangan karir.
2. Bagaimana caranya agar program manajemen karier pada perusahaan dapat berjalan
dengan baik?
3. Strategi pengembangan sumberdaya manusia yang diterapkan ULI sebenarnya sangat
baik dan integral karena mencakup bermacam aspek positif dalam pembinaan dan
pemeliharaan sumber daya manusianya. Apabila strategi tersebut sudah dijalankan dan
dinilai berhasil tetapi masih juga terjadi perpindahan manajer/ karyawan ke perusahaan
lain, maka perlu dicari penyebab yang lain. Apakah alasan-alasan utama karyawan
berkinerja tinggi meningalkan suatu perusahaan?
4. Tujuan yang ingin dicapai ULI dengan strategi SDM nya adalah untuk membentuk dan
mematangkan para manajer dari segi pendidikan, ketrampilan, kapabilitas, moral,
integritas, wawasan, pengalaman dan loyalitas. Pendekatan-pendekatan komprehensif
Jawaban
1. Perencanaan karir adalah sebuah proses di mana individu bisa mengidentifikasi serta
mengambil langkah-langkah untuk menggapai tujuan karirnya. Dengan perencanaan karir
maka setiap individu mengevaluasi kemampuan dan juga minatnya sendiri,
mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menrencanakan aktivitas-aktivitas
pengembangan praktis dan menyusun tujuan karir.
Perencanaan karir merupakan suatu proses kehidupan dengan menyadari akan
keterampilan, kepribadian, minat, motivasi, pengetahuan, karakter serta peluang. Dengan
memperoleh informasi akan peluang dan pilihan, juga harus mengidentifikasikan tujuan
terkait karier serta menetapkan rencana dalam mencapai tujuan di kehidupannya.
Perancangan tersebut meliputi sikap dan prilaku setiap individu yang didasari dari
pengalaman dalam rentan waktu dalam kehidupannya serta aktivitas yang terus
berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut, perencanaan karir sangat penting bagi kehidupan
dimulai dari saat ini yang berkelanjutan selama rentang waktu kehidupan setiap individu.
Manajemen karir adalah adalah proses dimana sebuah organisasi mencoba untuk
menyesuaikan minat karir individual serta menambah kemampuan organisasi dalam
merekrut karyawan.
Proses ini mencakup banyak elemen dalam lingkungan seperti pegawai yang
bersangkutan, organisasi maupun serikat pekerja dalam perusahaan. Namun dalam
implementasinya, manajemen karir memiliki banyak pengaruh yang tidak sejalan dengan
3. Lima alasan utama yang diberikan oleh karyawan berkinerja tinggi meninggalkan perusahaan:
a. Gaji tidak sesuai: Hal pertama adalah karyawan perusahaan terbaik mengundurkan diri
karena gaji. Karyawan terbaik adalah seseorang yang pasti bisa memahami dirinya sendiri.
Orang yang memahami kemampuannya dengan mengidentifikasi bakat, kemampuan, dan
harga diri. Gaji yang tidak sesuai dengan prestasi kerja mendorong mereka untuk mencari
pekerjaan lain.
b. peluang promosi: Setiap karyawan, bahkan semua orang, ingin bekerja keras, dan usahanya
diakui, seperti promosi jabatan. Dengan cara ini, situasi ini biasa terjadi ketika karyawan
terbaik keluar dari perusahaan hanya karena prestasi kerja mereka tidak diakui.
c. keseimbangan kerja-hidup: Kelelahan menjadi alasan utama karyawan keluar, terutama
mereka yang memiliki kinerja tinggi, keseimbangan antara bekerja dengan kehidupan diluar
pekerjaan jadi terpengaruh. Ketika perusahaan menugaskan pekerjaan kepada karyawan
terbaik, biasanya mereka memberikan hasil terbaik. Selain itu, setelah perusahaan melihat
hasilnya, perusahaan akan memiliki motivasi untuk terus berkarya untuknya.
d. pengembangan karir: Alasan penting lainnya mengapa karyawan terbaik berhenti adalah
karena mereka siap untuk meningkatkan karier mereka ke level yang baru. Hal ini wajar bila
mereka merasa telah menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Ini juga
Miliki bukti objektif yang mendukung penilaian subjektif Anda untuk promosi.
Keputusan 1: Apakah senioritas atau kompetensi sebagai aturannya?
Keputusan 2: Bagaimana kita harus mengukur kompetensi?
Keputusan 3: Apakah proses promosi formal atau informal?
Keputusan 4: Promosi secara vertikal, horizontal, atau yang lainnya?
Mengelola Transfer
Transfer adalah pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, biasanya tanpa perubahan gaji
atau nilai. Pengusaha dapat mentransfer pekerja untuk mengosongkan posisi di mana dia tidak
lagi dibutuhkan, untuk mengisi satu tempat yang dibutuhkan, atau lebih umum untuk
menemukan yang lebih sesuai bagi karyawan di dalam perusahaan.
Mengelola Pensiun
Intinya adalah bahwa "perencanaan pensiun" tidak lagi hanya tentang membantu karyawan saat
ini masuk ke masa pensiun. Ini juga harus membantu pemberi kerja untuk mempertahankan,
dalam beberapa kapasitas, keterampilan dan kemampuan dari mereka yang biasanya akan
pensiun dan meninggalkan perusahaan.