Anda di halaman 1dari 15

PENGADILAN NEGERI SEMU FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BENGKULU
Jalan Wr. Supratman Kota Bengkulu

PUTUSAN SELA

PDM-212/BKL/IV/2019

============================================================
=====

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada
tingkat pertama dengan acara pemeriksaan khusus, telah menjatuhkan putusan sela
sebagai berikut dalam perkara TERDAKWA:

I .IDENTITAS TERDAKWA:

Terdakwa 1
Nama : Sandy Satria Buana Bin Suharja
Tempat/Tanggal Lahir : Muko-Muko, 25 Januari 1973
Umur : 42 Tahun
Alamat : Jl. Musi No.10 Rt/Rw 06/02
Padang Harapan Gading
Cempaka, Kota Bengkulu 38225
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Gubernur
Pendidikan : Strata-3

Terdakwa 2
Nama : Hikmah Juwita Binti Wawan
Tempat/ Tanggal Lahir : Palembang, 03 Juni 1980
Umur : 39 Tahun
Alamat : Jl. Musi No.10 Rt/Rw 06/02
Padang Harapan Gading
Cempaka Kota Bengkulu, 38225
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS ( Dosen )
Pendidikan : Strata-2

PENAHANAN:

Ditahan oleh :

1. Tahap penyidikan : Ditahan dengan jenis penahanan rumah tahanan Kejaksan


Negeri Semu Fakultas Hukum terhitung mulai tanggal 05 Febuari 2019 sampai
dengan 25 Febuari 2019.

2. Perpanjang penahanan : Diperpanjang penahanannya oleh jaksa penuntut umum


dengan jenis penahanan Kejaksan Negeri Semu Fakultas Hukum terhitung sejak
tanggal 26 Februari 2019 sampai dengan 27 Maret 2019.

3. Tahap penuntutan : Ditahan oleh penuntut umum Pengadilan Negeri Bengkulu


dengan jenis penahanan rutan sejak 28 Maret 2019 sampai 16 April 2019.

DAKWAAN:

…………. Bahwa ia Saksi 2 ALIF NASUTION Alias UCOK Bin BAMBANG (44
Tahun)(terdakwa dalam berkas lain), selaku direktur PT Dipatria Baktindo
bersama-sama dengan Terdakwa 1 SANDY SATRIA BUANA bin SUHARJA( 42
Tahun) selaku Gubernur Provinsi bengkulu, Pada Bulan Januari 2017 sekitar Pukul
17.00 WIB atau Setidak-tidaknya pada waktu lain pada tahun 2017, Bertempat di
Jl.Musi No 10 RT/RW 06/02 Padang Harapan, Gading Cempaka, Kota Bengkulu
Atau setidak-tidaknya Disuatu Tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah
hukum Pengadilan Negeri Bengkulu. Secara melawan Hukum mereka yang
melakukan, yang menyuruh melakukan dan Turut serta melakukan memperkaya diri
sendiri, atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, sebesar Rp 112.500.000 (Seratus dua belas juta lima ratus
ribu rupiah) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah itu yang dilakukan terdakwa dengan
cara-cara antara lain sebagai berikut :

-Bahwa pada Bulan Januari 2017 Saksi 2 mendatangi Terdakwa 1 dirumahnya yang
beralamat Jl.Musi No 10 RT/RW 06/02 Padang Harapan, Gading Cempaka, Kota
Bengkulu meminta 5 (lima) proyek pekerjaan untuk proyek anggaran tahun 2017
dengan Total pagu anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-(Tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) antara lain pekerjaannya :

- Pemugaran Kawasan Masjid Raya Baitul Izza senilai Rp 165.000.000,- (Seratus


enam puluh lima juta rupiah)

-Pemugaran Taman Budaya senilai Rp 185.000.000,- (Seratus delapan puluh lima juta
rupiah)

-Pemugaran Gedung Balai Buntar senilai Rp 180.000.000,- (Seratus delapan puluh


juta rupiah)

-Pemugaran Halaman Gedung Daerah senilai Rp 100.000.000,- (Seratus Juta rupiaj)

-Pembangunan Halaman Taman Pasir Putih senilai Rp 120.000.000,- (Seratus dua


puluh juta rupiah)

Atas permintaan Saksi 2, Terdakwa 1 menyetujuinya dengan syarat Saksi 2 bersedia


memberikan fee 15% (lima belas persen) dari nilai kontrak, yang penyerahannya
melalui terdakwa 2 HIKMA JUWITA Binti WAWAN 39 tahun, yang mana
merupakan Istri SANDY SATRIA BUANA), Dengan mengatakan “Silahkan
konfirmasi kepada Kepala Dinas, mau Berapa paket silahkan Nego dengan Kepala
Dinas. Berapapun kamu dapat pekerjaanya, Saya setujui saja. Tapi kewajiban Harus
dipenuhi, nanti berikan saja kepada Ibu karena saya sudah diincar KPK, Saya tidak
mau terima langsung”.

Selanjutnya Saksi 2 menemui saksi HENDY SETIAWAN di Kantor Dinas PUPR


Provinsi Bengkulu untuk meminta Proyek pekerjaan. Baru kemudian saksi HENDY
SETIAWAN memastikan apakah nama saksi 2 ada dalam daftar list proyek dan calon
rekanan yang mengikuti lelang, dan Ternyata benar Saksi 2 masuk dalam daftar list
tersebut. Untuk itu saksi HENDY SETIAWAN menyampaikan agar Saksi 2
memberikan komitmen fee 15%(Lima belas persen) dari nilai kontrak agar
dimenangkan pada saat proses lelang sebagai mana instruksi Terdakwa 1.

Atas Permintaan tersebut, Saksi 2 kembali menemui Terdakwa 1 dan menyampaikan


kesanggupannya untuk memberikan komitmen fee sebesar 15%(lima belas persen)
dari nilai kontrak, namun baru akan diserahkan setelah pekerjaan selesai. Masih pada
hari yang sama, Saksi 2 menemui saksi Hendy Setiawan selaku Pejabat Kepala Dinas
PUPR Provinsi Bengkulu, menyampaikan Bahwa sudah menghadap Terdakwa 1
sambil menunjukkan 1(satu) Lembar kertas RUP sekaligus menyampaikan
keinginannya mengerjakan 5(lima) paket Proyek pekerjaan yang sudah dilingkari.

Masih dibulan Maret 2017, Saksi 2 menemui terdakwa 2 (Istri terdakwa 1)


Dan saksi 3 VELIA NOVERMA ( 29 Tahun, yang merupakan keponakan
terdakwa 1) Dirumah terdakwa 1 Jl. Musi No 10 RT/RW 06/02 Padang Harapan,
Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Pada pertemuan itu, Saksi 2 kembali
menyampaikan keinginannya untuk mendapatkan 5 (lima) Paket proyek pekerjaan
diDinas PUPR provinsi Bengkulu dan memperlihatkan rencana umum pengadaan
(selanjutnya disebut dengan RUP) Kepada terdakwa 2 dan saksi 3 dengan
menjanjikan komitmen fee sebesar 15% (lima belas persen) dari nilai 5 (lima) paket
proyek atau sebesar Rp 112.500.000,00 (seratus dua belas juta lima ratus ribu rupiah)
untuk terdakwa 1 melalui terdakwa 2. Selain itu saksi 2 juga menjanjikan komitmen
fee 3% (tiga persen) atau sebesar Rp 22.500.000,00 (dua puluh dua juta lima ratus
ribu rupiah) untuk saksi 3, akan tetapi saksi 2 mengatakan bahwa ia hanya akan
memberikan uang muka sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) terlebih
dahulu dan sisanya akan diberikan setelah paket pekerjaan sudah selesai dikerjakan.
Atas kesanggupan saksi 2 tersebut, terdakwa 2 menyetujuinya dan sepakat
penyerahannya melalui saksi 3.
Pada tanggal 12 April 2017, saksi 2 bertemu dengan saksi 3 dan terdakwa 2 di
rumah makan Kampoeng Pesisir, lalu bersama - sama menuju rumah terdakwa 1 di
Jalan Musi Nomor 10 RT/RW 06/02 Padang Harapan, Gading Cempaka, Kota
Bengkulu, dalam kesempatan itu saksi 2 menyampaikan kepada terdakwa 2 bahwa
uang yang tersedia baru Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dari Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang dijanjikan, sedangkan sisanya akan
diberikan pada tanggal 15 April 2017. Pada akhir pertemuan, saksi 2 menyerahkan
uang sebesar Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) kepada terdakwa 2 dan
uang sebesar Rp 22.500.000,00 (dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada
saksi 3.
Pada hari Minggu tanggal 15 April tahun 2017, saksi 2 menghubungi saksi 3
menyampaikan akan menyerahkan sisa uang sebagaimana yang dijanjikan dan
disepakati untuk bertemu di rumah terdakwa 1 di Jalan Musi Nomor 10 RT/RW
06/02 Padang Harapan, Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Sore harinya saksi 2
datang ke rumah terdakwa 1 membawa uang sebesar Rp 75.000.000,00 (tujuh puluh
lima juta rupiah) yang dibungkus dalam kantong plastik warna hitam untuk
diserahkan kepada saksi 3 untuk diberikan kepada terdakwa 1 melalui terdakwa 2.
Beberapa waktu kemudian, saksi 2 menelpon saksi 3 memastikan uang sudah
diterima oleh terdakwa 2. Selanjutnya saksi 3 menyerahkan handphonenya kepada
terdakwa 2, kemudian terdakwa 2 berbicara kepada saksi 2 bahwa uangnya telah
diterima dengan mengatakan “Oke, sudah saya terima. Terima kasih”.
Proyek pembangunan Taman Pasir Putih di mulai pada bulan Juni tahun 2017
dan selesai dan diresmikan pada tanggal 27 bulan Januari tahun 2018 yang tentunya
di kerjakan oleh PT. Dipatria Baktindo milik Saksi 2. Sedangkan 4 (empat) proyek
pekerjaan lainnya baru akan selesai pada bulan Juni tahun 2018. Walaupun hanya 1
(satu) proyek pekerjaan yang sudah dirampungkan, Saksi 2 menepati janjinya dengan
mentransfer uang sejumlah Rp 12.500.000,00 (dua belas juta lima ratus rupiah)
kepada saksi 2 yang kemudian akan di serahkan kepada terdakwa 2 yang merupakan
isteri dari Terdakwa 1 guna melunasi komintmen fee sebesar 15% (lima belas persen).
Adapun baru 1 (satu) tahun sejak proyek pembagunan Taman Pasir Putih
selesai dibangun, banyak ditemukan fasilitas taman yang sudah tidak layak pakai, hal
ini ditemukan oleh LSM Anti Korupsi yang diketuai oleh Saksi Syukron Mahal saksi
1 selaku Direktur Utama PT. Nst Home Builder, yang merupakan pihak yang kalah
dalam proses pelelangan pembangunan Taman Pasir Putih Tahun Anggaran 2017.
LSM Anti Korupsi sempat menyambangi lokasi pembangunan Taman Pasir Putih
pada saat proyek sedang berlangsung, pada saat LSM Anti Korupsi menyambangi
lokasi pembangunan Taman Pasir Putih di Jalan Pariwisata Pantai Panjang, dalam
papan nama proyek tidak tertera nilai kontrak. Padahal, berdasarkan Perpres Nomor
54 Tahun 2010 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 diatur setiap pekerjaan bangunan
fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek. Papan nama tersebut
diantaranya memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan
proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pengerjaan proyek.
Hal tersebut kemudian dilaporkan LSM Anti Korupsi melalui Saksi Syukron
Mahal kepada pihak yang Kejaksaan Negeri Bengkulu untuk dilakukan penyelidikan.
Hasilnya, diketahui ternyata ada permainan pada proses pelelangan proyek
Pembangunan Taman Pasir Putih Tahun Anggaran 2017 tersebut.

Primair
…….Atas hal-hal tersebut diatas maka Perbuatan terdakwa telah melanggar
ketentuan dalam pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 undang-undang nomor 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan
ditambah dengan undang undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas
undang undang nomor 31 tahun 1999 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Atau
Subsidair
…….Perbuatan terdakwa tersebut telah melanggar ketentuan pidana sebagaimana
diatur dalam pasal 3 jo Pasal 18 undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah
dengan undang undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang undang
nomor 31 tahun 1999 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan penuntut umum tersebut terdakwa dan


penasehat hukum terdakwa tersebut di atas, telah menyampaikan keberatan/ eksepsi
terhadap surat dakwaan penuntut umum, yang pada pokoknya:

A. Surat Dakwaan Penuntut Umum Obscure Libel

a) Surat Dakwaan Saudara Penuntut Umum Tidak Merinci Secara Jelas dan Lengkap
bagaimana kejadian perkara dilakukan.

Berdasarkan Surat Dakwaan Saudara Penuntut Umum (Vide Surat Dakwaan Halaman
1) menyatakan:

------------Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, diatur
surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum haruslah memenuhi syarat-syarat antara lain:
a) Syarat formal :----------------------------------------------------------------------------
bahwa surat dakwaan harus menyebutkan identitas lengkap Terdakwa /Tersangka
serta bahwa surat dakwaan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Jaksa
Penuntut Umum.----

b) Syarat materiil :---------------------------------------------------------------------------


bahwa surat dakwaan harus memuat dan menyebutkan waktu, tempat delik
dilakukan. Kemudian surat dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan
lengkap tentang tindak pidana yang didakwakan.----------------------------------------

-------------Dalam eksepsi kami ini, yang kami ajukan keberatan adalah menyangkut
isi Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, oleh karena itu berkaitan dengan
persyaratan materiil sebagaimana diharuskan pasal 143 ayat (2) KUHAP, khususnya
yang mensyaratkan bahwa dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan
lengkap tentang tindak pidana yang didakwakan.--------------------------------------------

------------Berkenaan dengan maksud ketentuan pasal 143 ayat(2) itu, ijinkan kami
mengutip dari buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan, terbitan Kejaksaan Agung
R.I tahun 1985 : hal 14 – 16, dirumuskan pengertian cermat, jelas dan lengkap adalah
sebagai berikut :------------------------
-------------Dalam eksepsi kami ini, yang kami ajukan keberatan adalah menyangkut
isi Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, oleh karena itu berkaitan dengan
persyaratan materiil sebagaimana diharuskan pasal 143 ayat (2) KUHAP, khususnya
yang mensyaratkan bahwa dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan
lengkap tentang tindak pidana yang didakwakan.--------------------------------------------

------------Berkenaan dengan maksud ketentuan pasal 143 ayat(2) itu, ijinkan kami
mengutip dari buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan, terbitan Kejaksaan Agung
R.I tahun 1985 : hal 14 – 16, dirumuskan pengertian cermat, jelas dan lengkap adalah
sebagai berikut :------------------------

Yang dimaksud dengan cermat adalah :----------------------------------------------------


------------Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan
Nasional dan Balai Pustaka, tahun 2001, halaman 211, mengartikan kata cermat
dengan: saksama, teliti. Kata teliti diartikan dengan meneliti. Oleh karena itu kata
cermat tidak lain adalah tindakan untuk meneliti. Berdasarkan Pedoman Pembuatan
Surat Dakwaan, terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia tahun 1985 halaman
14 menyatakan yang dimaksud dengan cermat adalah:

“ Ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang


didasarkan kepada Undang-undang yang berlaku bagi terdakwa, serta tidak terdapat
kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya surat dakwaan
atau tidak dapat dibuktikan, antara lain misalnya : apakah ada pengaduan dalam hal
delik aduan, apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat, apakah
terdakwa dapat dipertanggung jawabkan, dalam melakukan perbuatan tersebut,
apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kedaluarsa, apakah tindak pidana
yang didakwakan itu tidak nebis in idem. Pada pokoknya kepada Jaksa Penuntut
Umum dituntut untuk bersikap teliti dan waspada dalam semua hal yang berhubungan
dengan keberhasilan penuntutan perkara dimuka sidang pengadilan”.--------------------
-----------Surat dakwaan yang dibuat oleh penuntut umum tidak cermat sebab tidak
mengutarakan unsur-unsur perbuatan pidana yang didakwakan sesuai dengan yang
ditentukan dalam Undang-undang atau pasal-pasal yang bersangkutan seperti yang
berkaitan dengan Terdakwa HIKMA JUWITA yang tidak memiliki jabatan justru
diuraikan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak sesuai dengan fakta-fakta perbuatan yang
berasal dari pasal yang dilanggar, baik dalam dakwaan Primair dan Subsidair.----------

-----------Tidak disebutkannya tempat perbuatan atau locus dilicti dalam kronologis


dilakukannya perbuatan secara lengkap di dalam surat dakwaan penuntut umum,
sehingga sangat kentara dan terang benderang sekali terjadi mising link isi materiil
surat dakwaan tersebut.-----------------------

-----------Dalam Surat Dakwaan kedua yang diajukan Penuntut Umum, disebutkan


tindak pidana dilakukan oleh Terdakwa dan Suadara Alif Nasution Bin Alibaba
dengan kata lain “locus delicti”. Sementara salah satu pasal yang didakwakan kepada
Terdakwa merupakan Tindak Pidana TIPIKOR, suatu tindak pidana yang dilakukan
dalam rangkain peristiwa atau proses. Menurut Penasehat Hukum Tindak Pidana
yang dilakukan oleh para Terdakwa, Yaitu:

------------Bahwa Dimulai pada tahun 2015, Terdakwa SANDY SATRIA BUANA


Beserta Saudara IDUL FADILAH yang mana maju sebagai Calon Gubernur dan
Wakil Gubernur dalam PemilihanKepala Daerah (PILKADA) Provinsi Bengkulu
telah melakukan Perjanjian Setidak-tidaknya berada didaerah Pengadilan Negeri
Provinsi Bengkulu kepada Tim Suksesnya yang bernama ALIF NASUTION yang
mana akan memberikan Proyek Jika Menang, dan keterangan ini Bertentangan
dengan yang ada di dakwaan Yang mana pada bagian PRIMAIR mengatakan Bahwa
TERDAKWA SANDY memulai melakukan tersebut pada Tahun 2017 -----------------

-------------Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Tindak Pidana


TIPIKOR tidak hanya dilakukan di dalam satu tempat, melainkan banyak tempat.
Namun Jaksa Penuntut Umum tidak menguraikan secara lengkap “locus delicti”
dalam dakwaan tersebut------------------

Yang dimaksud dengan jelas adalah :-------------------------------------------------------

------------Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan


Nasional dan Balai Pustaka, Tahun 2001, halaman 465 mengartikan kata jelas
sebagai berikut: terang, nyata atau gamblang, tegas, tidak ragu-ragu atau tidak
bimbang. Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam Pedoman Pembuatan Surat
Dakwaan, terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia tahun 1985 halaman 15
menyatakan:

------------Jelas adalah Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur-unsur


delik yang didakwakan sekaligus mempadukan dengan uraian perbuatan materiil
(fakta) yang dilakukan oleh terdakwa dalam surat dakwaan. Dalam hal ini harus
diperhatikan, jangan sekali-kali mempadukan dalam uraian dakwaan yang hanya
menunjuk pada uraian dakwaan sebelumnya, sedangkan unsur-unsurnya berbeda.-----

------------Ketidak jelasan dari dakwaan Tim penuntut umum ini berawal dari
ketidakceramatan dari penelitian perkara dan sampai perumusan isi dakwaan tersebut.
Dalam dakwaan tersebut terdapat keidakjelasan mengnai unsur-unsur dari delik yang
didakwakan yang kemudian dipadukan dengan uraian perbuatan material/fakta
perbuatan yang dilakukan oleh saudara SANDY SATRIA BUANA,dan HIKMAH
JUWITA. Beberapa hal yang tidak diuraikan secara jelas oleh penuntut umum di
dalam surat dakwaannya, antara lain sebagai berikut:-----------

A. DALAM URAIAN FAKTA DAN DAKWAAN PERTAMA:

1. Dalam surat dakwaan halaman halaman 3 (dua), penuntut umum


menyatakan sebagai berikut: Bahwa pada tempat sebagaimana disebutkan
diatas saudara ALIF NASUTION alias UCOK mendatangi saudara
SANDY SATRIA BUANA untuk meminta proyek tersebut.-----

------------Penuntut Umum tidak menjelaskan dengan lengkap bagaimana kronologi


tpertemuan tersebut, apakah memang benar saudara ALIF NASUTION meminta
proyek tersebut dan tidak jelas juga apakah saudara SANDY SATRIA BUANA
menerima dan memberikan proyek anggaran tahunan daerah tersebut.---------

2. Dalam surat dakwaan halaman 3 (tiga) Penuntut Umum menyatakan


sebagai berikut:
Bahwa pada Atas permintaan Saksi 2, Terdakwa 2 menyetujuinya dengan
syarat Saksi 2 bersedia memberikan fee 15% (lima belas persen) dari nilai
kontrak, yang penyerahannya melalui terdakwa 2 HIKMA JUWITA
Binti HETRIK 39 tahun, yang mana merupakan Istri SANDY SATRIA
BUANA), Dengan mengatakan “Silahkan konfirmasi kepada Kepala
Dinas, mau Berapa paket silahkan Nego dengan Kepala Dinas. Berapapun
kamu dapat pekerjaanya, Saya setujui saja. Tapi kewajiban Harus
dipenuhi, nanti berikan saja kepada Ibu karena saya sudah diincar KPK,
Saya tidak mau terima langsung”..------------------------------------------------

-------------Setelah fakta tersebut, terdapat beberapa fakta atau perbuatan yang


dilakukan terdakwa. Namun Penuntut Umum tidak menjelaskan Tanggal Terjadinya
Perjanjian yang pasti, serta fakta atau perbuatan yang mana yang dimaksud
digerakkan oleh janji yang diterima terdakwa.------------------------------------------------

-------------Bahwa Dalam surat dakwaan, Penuntut Umum tidak menjelaskan apa yang
menjadi kewajiban terdakwa, perbuatan apa yang bertentangan dengan kewajiban
terdakwa, serta mengapa perbuatan tesebut dianggap bertentangan dengan
kewajibannya.---------------------------

B. DALAM URAIAN FAKTA DAN DAKWAAN KEDUA:

1. Dalam surat dakwaan halaman 3, Penuntut Umum mengatakan fakta sebagai


berikut:

Beberapa waktu kemudian, saksi 2 menelpon saksi 3 memastikan uang sudah


diterima oleh terdakwa 2. Selanjutnya saksi 2 menyerahkan handphonenya
kepada terdakwa 2, kemudian terdakwa 2 berbicara kepada saksi 1 bahwa
uangnya telah diterima dengan mengatakan “Oke, sudah saya terima. Terima
kasih”. -------------------------------------------

-------------Dari uraian fakta tersebut terdapat makna yang tidak diperhatikan penuntut
umum dan seolah-olah disembunyikan. Yaitu terlihat jelas bahwa asal niat atau
rencana tindak pidana tersebut berasal dari Saksi1 yang ingin memperkaya dirinya
sendiri. Terdakwa SANDY SATRIA BUANA dan HIKMAH JUWITA hanya
berniat membantu Saksi 1 melalui Saksi 2.----

Yang dimaksud dengan lengkap adalah:


---------------Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka, Tahun 2001, halaman 660 menguraikan
kata lengkap diartikan sebagai komplit, genap tidak ada kekurangannya.
Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan
terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia Tahun 1985 halaman 16 menyatakan
bahwa: Lengkap adalah bahwa Surat Dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur
yang ditentukan undang-undang secara lengkap. Jangan sampai terjadi ada unsur
delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan
materiilnya secara tegas dalam Dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan
merupakan tindak pidana menurut undang-undang. Surat Dakwaan NO. REG
10/Pid.Sus/IV/2019-------------------------------------------------------------------------------

-------------------unsur-unsur delik tidak diuraikan secara komprehensif. Jaksa


Penuntut Umum hanya menguraikan beberapa unsur sedangkan unsur yang lain tidak
disebutkan. Dalam Dakwaan Penuntut Umum dituliskan fakta-fakta yang tidak
relevan dengan unsur yang didakwakan sedangkan hal-hal yang bersifat substantif
tidak diuraikan.-------------------------------

- Dalam Dakwaan Penuntut Umum, kami melihat adanya unsur delik yang
tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materiilnya
secara tegas dalam Dakwaan. Hal tersebut terlihat dalam dakwaan pertama
dan kedua. Dalam dakwaan petama, dimana pasal yang didakwakan tersebut
mengatakan “patut diduga bahwa janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya”. Dalam dakwaan tidak dijelaskan
bahwa terdapat sesuatu yang bertetangan dengan kewajiban terdakwa.----------

- Dalam Dakwaan Penuntut Umum juga tidak terdapat fakta-fakta yang secara
spesifik menjelaskan peristiwa atau proses terjadinya tindak pidana.------------
- Penuntut Umum dalam uraian Surat Dakwaannya menyatakan bahwa
Terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi.
- Berdasarkan pemaparan yang telah kami sampaikan diatas, kami menyatakan
bahwa Saudara Penuntut Umum merinci secara jelas dan lengkap perbuatan
tersebut maka Dakwaan Penuntut Umum haruslah kami terima dan Eksepsi
yang telah diajukan oleh tim penasehat hukum Terdakwa kami tolak.
- Oleh karena itu sidang akan dilanjutkan sebagaimana mestinya dan mengikuti
agenda yang akan dibahas nantinya.
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan eksepsi/keberatan Penasihat
Hukum Terdakwa adalah sebagaimana tersebut di atas, yang dalam hal mana
bila diintisarikan eksepsi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Eksepsi mengenai Surat Dakwaan tidak cermat, tidak jelas dan tidak
lengkap (obscuur ribel)
Menimbang, bahwa terlebih dahulu Pengadilan akan mempertimbangkan
tetang dalil eksepsi Surat Dakwaan tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap
(obscuur libel)
Menimbang, bahwa apabila membaca surat dakwaan penuntut umum
secara seksama dan menyeluruh dapat dipahami bahwa yang dikonstantir oleh
Penuntut Umum sebagai uraian tindak pidana ialah penguraian kronologis
terdakwa melakukan tindak pidana korupsi dengan memberi sejumlah uang,
sehingga dengan tidak dimasukkan tahapan – tahapan pendeskripsian tersebut,
tidak membuat surat dakwaan dari penuntut umum menjadi kabur, uraian
mana telah memenuhi syarat cermat, jelas dan lengkap sebagaimana dimaksud
dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP.
Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa
dalil keberatan Penasihat Hukum terdakwa sepanjang mengenai hal tersebut di
atas tidaklah berdasar dan haruslah tidak diterima.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas maka
Majelis berpendapat bahwa Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa haruslah
ditolak dan pemeriksaan dalam perkara ini haruslah dilanjutkan.
Menimbang, bahwa oleh karena pemeriksaan dalam perkara ini harus
dilanjutkan, maka Penuntut Umum haruslah diperintahkan untuk mengajukan
bukti dalam persidangan, sedangkan tentang pembebanan biaya perkara
haruslah ditangguhkan hingga putusan akhir;
Memperhatikan, pasal 143 dan pasal 156 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana serta ketentuan-ketentuan lain yang
berkenaan.

MENGADILI
- Menyatakan Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa yang berpendapat bahwa
Surat Dakwaan Penuntut Umum Obscuur Libel tidaklah tepat.
- Menyatakan Keberatan Penasihat Hukum tidak diterima;
- Menyatakan Dakwaan Penuntut umum adalah sah menurut hukum;
- Menyatakan bahwa pemeriksaan perkara ini harus dilanjutkan;
- Memerintahkan Penuntut Umum untuk menghadirkan saksi-saksi dan alat
bukti lain ke persidangan.
- Menangguhkan pembebanan biaya perkara hingga Putusan Akhir.
- Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Bengkulu yang terdiri dari, AJI KURNIAWAN, S.H., M.H., sebagai
Hakim Ketua dan, AURA PUSPITA RAMADHANI, S.H., M.H., dan
CLARA AURELLIA ANDJANI, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim
Anggota pada hari: : Kamis, tanggal 9 April 2019. Putusan mana diucapkan di
muka umum oleh Hakim Ketua didampingi oleh Hakim Anggota, pada hari:
Kamis, tanggal 9 April 2019 di Bengkulu, dihadiri oleh TERDAKWA
dengan didampingi oleh Penasehat Hukumnya.

Anda mungkin juga menyukai