LATAR BELAKANG keperawatan akan tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan oleh Salah satu indikator kunci keberhasilan masyarakat (Pangaribuan, 2016). suatu rumah sakit dalam mamberikan pelayanan kesehatan ditentukan oleh Pelaksanaan prinsip etik dapat mencegah kinerja tenaga keperawatan dalam terjadinya bahaya fisik dan emosional bagi memberikan pelayanan asuha pasien dalam asuhan keperawatan. keperawatan. Profesi perawat di Indonesia Pelaksanaan prinsip etik merupakan salah memiliki proporsi relative besar yaitu 40% satu dari 12 kompetensi dasar yang harus dari jumlah tenaga kesehatan di Indonesia, dimiliki oleh seorang perawat. Tujuan sehingga baik buruk kinerja perawat penulisan ini adalah untuk penerapan menjadi salah satu indikator utama mutu prinsip etik keperawatan dalam tahapan asuhan keperawatan di rumah sakit atau pengambilan keputusan. Kinerja perawat instansi kesehatan yang lain. (Saragih, menerapkan prinsip etik penting untuk 2011, p. l). dikutip dari Berger & dilakukan mengingat perawat yang dalam Williams(1999), etika keperawatan adalah melakukan asuhan keperawatan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang berperilaku tidak etik dapat menimbulkan diyakini oleh profesi keperawatan dalam kerugian bagi pasien sebagai penerima melaksanakan tugasnya yang berhubungan asuhan keperawatan yaitu dapat dengan pasien, masyarakat, teman sejawat, mengalami injury atau bahaya fisik seperti maupun dengan organisasi profesi. , dan nyeri, kecacatan atau kematian, serta juga dalam pengaturan praktik bahaya emosional seperti perasaan tidak keperawatan itu sendiri. Prinsip-prinsip berdaya atau terisolasi (CNA, 2004). Oleh etika ini oleh profesi keperawatan secara karena itu, perawat dalam memberikan formal dituangkan dalam suatu kode etik asuhan keperawatan wajib berpedoman yang merupakan komitmen profesi terhadap prinsip-prinsip etik keperawatan yaitu autonomy (penentuan diri), non sesuai dengan prinsip etik keperawatan maleficience (tidak merugikan), seperti autonomy (kebebasan), non- beneficience (melakukan hal baik), justice maleficience (Tidak Merugikan), (keadilan), veracity (kejujuran) dan fidelity beneficience (Berbuat Baik), veracity (menepati janji). (kozier, 2015, p.94). (Kejujuran), justice (Keadilan), fidelity (Kesetiaan), confidentiality (Kerahasiaan) METODE dan accountability (Bertanggung jawab) metode yang digunakan dalam penulisan supaya pasien dapat memperoleh hak dan ini adalah metode kajian bebas dimana kewajibannya secara penuh sebagai pasien. metode ini berwilayah lebih sempit dengan Dikutip dari Berger & Williams(1999), tingkat variasi yang rendah, namun dari etika keperawatan adalah nilai-nilai dan penulisan ini dapat berkembang menjadi prinsip-prinsip yang diyakini oleh profesi lebih luas. Metode kajian bebas ini keperawatan dalam melaksanakan merupakan metode yang dilakukan untuk tugasnya yang berhubungan dengan melakukan penulisan yang dikumpulkan pasien, masyarakat, teman sejawat, dari beberapa sumber seperti buku teks, maupun dengan organisasi profesi. , dan buku referensi jurnal dan e-book, dan juga juga dalam pengaturan praktik dibandingkan dengan jurnal yang keperawatan itu sendiri. Prinsip-prinsip berhubungan dengan “pentingnya berpikir etika ini oleh profesi keperawatan secara kritis dalam menyelesaikan tahapan proses formal dituangkan dalam suatu kode etik keperawatan”. Sehingga pembaca dapat yang merupakan komitmen profesi mengerti informasi yang sudah ditulis dan keperawatan akan tanggung jawab dan dapat memahami pentingnya berpingnya kepercayaan yang diberikan oleh berpikir kritis dalam menyelesaikan masyarakat (Pangaribuan, 2016). tahapan proses keperawatan. Sri lestari (2004) melaporkan bahwa persepsi perawat terhadap prinsip-prinsip HASIL etika meliputi, agama mengajarkan bebuat baik, tidak membedakan, mendapatkan Perawat adalah tenaga kerja yang dituntut persetujuan melakukan tindakan, pasien untuk memiliki tingkat kepedulian yang atau keluarga pasien berhak menolak tinggi kepada pasien dalam memberikan tindakan, mendahulukan tindakan sesuai pelayanan kesehatan. Perawat dituntut dengan prioritas masalah, melakukan untuk memberikan pelayanan dengan baik tindakan untuk kebakan, menghindari hal- hal yang membahayakan pasien, yang telah dinyatakan lulus pendidikan menghargai pasien dan keluarga yang tinggi keperawatan, baik di dalam maupun menggunakan cara-cara tradsional. di luar negeri yang telah diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan dan PEMBAHASAN Peraturan Perundang-undangan (UU No Rumah sakit adalah institusi pelayanan 38 tahun 2014). Perawat dalam kesehatan yang menyelenggarakan menjalankan praktik asuhan keperawatan pelayanan kesehatan perorangan secara harus sesuai dengan standar operasional paripurna, yang menyediakan pelayanan prosedur, standar pelayanan profesi, oleh rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat karena itu perawat dalam menjalankan (UU RS no 44 tahun 2009). Seiring tindakan pelayanan asuhan keperawatan dengan perkembangan zaman, maka harus berpedoman pada prinsip etika rumah sakit yang dulunya mempunyai misi keperawatan agar tidak terjadi kesalahan charity (sosial) sekarang harus dapat maupun kelalaian yang dapat merugikan menyeimbangkan antara misi bisnis yang pasien maupun perawat serta Rumah Sakit berorientasi profit serta misi (Riko, 2015). pengembangan ilmu pengetahuan dan Prinsip etik keperawatan yang harus teknologi tanpa melupakan misi sosialnya. diterapkan oleh perawat dalam Hal ini sesuai dengan ketentuan menjalankan praktik asuhan keperawatan Departemen Kesehatan yang ada 8 prinsip etik, antara lain: mengharuskan rumah sakit untuk mengalokasikan 20-30% pendapatan a) Prinsip autonomy (kebebasan) yaitu rumah sakit bagi masyarakat kurang prinsip menghormati otonomi klien, mampu (Depkes RI Dirjen Yanmed, dimana klien dan keluarga bebas dan 2005). berhak untuk memilih dan memutuskan apa yang akan dilakukan Perawat memiliki peran yang cukup tinggi perawat terhadapnya. dalam memberikan pelayanan asuhan b) Prinsip beneficience (berbuat baik) keperawatan, baik di rumah sakit, maupun yaitu setiap tindakan yang dilakukan di masyarakat. Keperawatan adalah oleh perawat harus memiliki manfaat kegiatan pemberian asuhan keperawatan, kepada klien maupun keluarga klien. baik kepada individu, keluarga, kelompok, c) Prinsip nonmaleficience (tidak atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit merugikan) yaitu tindakan perawat maupun sehat. Perawat yaitu seseorang harus sesuai prosedur agar tidak terjadi kesalahan maupun kelalaian yang kemoterapi dan radiasi dibawa ke IGD dapat merugikan klien maupun karena jatuh dari kamar mandi dan keluarga. menyebabkan robekan di kepala. laki-laki d) Prinsip justice (keadilan) yaitu tersebut mengalami nyeri abdomen dan tindakan perawat dalam memberikan tulang dan kepala yang hebat dimana pelayanan dilarang membeda-bedakan sudah tidak dapat lagi diatasi dengan antara klien satu dengan klien lainnya. pemberian dosis morphin intravena. Hal e) Prinsip veracity (kejujuran) yaitu itu ditunjukkan dengan adanya rintihan perawat diwajibkan berkata jujur dan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat jelas terhadap apa yang akan saat laki-laki itu mengubah posisinya. dilakukannya kepada klien maupun Walapun klien tampak bisa tidur namun ia keluarga klien. sering meminta diberikan obat analgesik. f) Prinsip fidelity (menepati janji) yaitu Kondisi klien semakin melemah dan perawat dalam memberikan pelayanan mengalami sesak yang tersengal-sengal harus setia kepada klien serta memiliki sehingga mutlak membutuhkan bantuan komitmen dalam memberikan oksigen dan berdasar diagnosa dokter, pelayanan dengan baik. klien maksimal hanya dapat bertahan g) Prinsip accountability beberapa hari saja. (bertanggungjawab) yaitu perawat Melihat penderitaan pasien yang terlihat harus bertanggungjawab mengenai kesakitan dan mendengar informasi dari tindakan yang dilakukan terhadap klien dokter, keluarga memutuskan untuk maupun keluarga. mempercepat proses kematian pasien h) Prinsip confidentiality (kerahasiaan) melalui euthanasia pasif dengan pelepasan yaitu perawat harus menjaga rahasia alat-alat kedokteran yaitu oksigen dan obat setiap klien, baik pada saat klien masih obatan lain dan dengan keinginan agar hidup maupun sudah meninggal dosis analgesik ditambah. Dr spesilalist (Utami, 2016). onkologi yang ditelp pada saat itu Contoh kasus pengaplikasian pengambiln memberikan advist dosis morfin yang keputusan dengan prinsip etik dalam rendah dan tidak bersedia menaikan dosis keperawatan: yang ada karena sudah maksimal dan dapat bertentangan dengan UU yang ada. Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita Apa yang seharusnya dilakukan oleh anda kanker kolon terminal dengan metastase selaku perawat yang berdinas di IGD saat yang telah resisten terhadap tindakan itu menghadapi desakan keluarga yang perbuatan tersebut dikenakan terus dilakukan? pidana penjara maksimal Sembilan tahun”. Pemecahan dilemma etis menurut kozier - Para dokter di Indonesia dilarang (2004) melakukan euthanasia. Di dalam 1. Mengembangkan data dasar kode etik itu tersirat suatu a) Orang yang terlibat: pengertian, bahwa seorang dokter - Keluarga harus mengerahkan segala - Pasien kepandaiannya dan kemampuannya - Perawat untuk meringankan penderitaan - Dokter dan memelihara hidup manusia b) Tindakan yang diusulkan : (pasien), tetapi tidak untuk euthanasia pasif kepada pasien mengakhirinya. c) Maksud dari tindakan : keluarga 3. Alternative tindakan : tidak tega melihat pasien yang Tetap dilakukan tindakan pengobatan kesakitan sebagaimana mestinya tanpa harus d) Konsekuensi tindakan : hilangnya melanggar hukum, karena euthanasia nyawa pasien secara perlahan di Indonesia tidak diperbolehkan. 2. Identifikasi konflik 4. Menentukan siapa pengambil Tidak disetujuinya euthanasia dengan keputusan yang tepat : cara menambah dosis obat karena akan Pengambil keputusan yang tepat untuk melanggar UU : kasus ini adalah keluarga dari pasien, - Pasal 365 (3) KUHP yang juga karena keluarga adalah yang paling mengancam terhadap berhak atas diri pasien. “penganiayaan yang dilakukan 5. Kewajiban perawat : dengan memberikan bahan yang - Memberikan pengertian kepada berbahaya bagi nyawa dan keluarga pasien bahwa kesehatan untuk dimakan dan permintaannya ( euthanasia) adalah diminum”. Selain itu patut juga perbuatan yang menggelar hukum diperhatikan adanya ketentuan dan di Negara Indonesia melarang dalam Bab XV KUHP khususnya tindakan tersebut. pasal 304 dan pasal 306 (2). - Perawat harus memberikan - Pasal 306 (2) KUHP dinyatakan semangat kepada pasien agar tetap “jika mengakibatan kematian, tabah menjalani penyakitnya walau hasil akhirnya nanti ia tetap mengikuti permintaan pihak keluarga. meninggal dunia. Merupakan sebuah dilema etik yang harus 6. Membuat keputusan: dilewati oleh seorang perawat ketika Keputusan yang akan dilakukan adalah bertemu dengan pasien seperti itu. melaksanakan pengobatan/tetapi PENUTUP sebagaimana mestinya tanpa harus mempercepat kematian pasien dengan Kesimpulan berbagai alasan, karena akan Pelaksanaan prinsip etik dapat mencegah melanggar hukum yang telah berlaku terjadinya bahaya fisik dan emosional bagi di Indonesia. pasien dalam asuhan keperawatan. Kinerja Perawat yang memiliki pengetahuan perawat menerapkan prinsip etik penting tentang prinsip etik harus menerapkannya untuk dilakukan mengingat perawat yang dalam pemberian asuhan keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien agar dapat meningkatkan berperilaku tidak etik dapat menimbulkan kepuasan dan kepercayaan antar perawat, kerugian bagi pasien sebagai penerima klien dan petugas kesehatan lain. asuhan keperawatan yaitu dapat Hubungan saling percaya dapat mengalami injury atau bahaya fisik seperti meningkatkan keyakinan pasien akan nyeri, kecacatan atau kematian, serta pelayanan kesehatan yang aman dan bahaya emosional seperti perasaan tidak berkualitas yang didapatkan dari perawat berdaya atau terisolasi (CNA, 2004). Oleh (Malau, 2008 dalam Indrastuti, 2010, p.4). karena itu, perawat dalam menetapkan sebuah keputusan untuk memberikan Dalam menerapkan prinsip etik, untuk asuhan keperawatan wajib berpedoman menentukan pengambilan keputusan bagi terhadap prinsip-prinsip etik keperawatan seorang perawat ketika menangani seorang yaitu autonomy (penentuan diri), non pasien yang berada dalam kondisi kritis maleficience (tidak merugikan), dengan rasa nyeri yang sudah tidak bisa beneficience (melakukan hal baik), justice lagi ditahan, lalu pihak keluarga meminta (keadilan), veracity (kejujuran) dan fidelity agar pasien tersebut dilakukan pencabutan (menepati janji). alat-alat bantu rumah sakit atau dengan kata lain dilakukan euthanasia. Sungguh Saran saat itu adalah dilema etik yang dirasakan sebagai seorang perawat yang perawat, apakah mengikuti anjuran dokter professional, apapun tindakan yang akan untuk memberikan obat pereda nyeri atau dilakukan sebaiknya berpikir dengan cepat tentang kode etik keperawatan di dan tanggap, terutama dalam menentukan Rumah Sakit Daerah Kalisat sebuah keputusan asuhan keperawatan. Kabupaten Jember” (Doctoral Semoga apa yang sudah diberikan melalui dissertation, Fakultas penulisan ini dapat diterima dan Keperawatan). dikembangkan lagi menjadi tulisan yang Nasrullah, D. (2014). Etika Dan Hukum lebih efisien dan bermanfaat. Keperawatan Untuk Mahasiswa DAFTAR PUSTAKA Dan Praktisi Keperawatan. Jakarta: Tim. Amelia, N. (2013). Prinsip Etika Notoatmodjo, S. (2012). Etika Dan Keperawatan. Yogyakarta: D- Medika. Hukum Kesehatan. Jakarta: Buchbinder, S. B., & Shank, N. H.(2014). Rineka Cipta. Manajemen Pelayanankesehatan Padang, A. S. Analisis Faktor-Faktor Yang [Palupi Widyastuti & Estu Tiat, Mempengaruhi Kepala Ruangan Alih Bahasa]. Jakarta: Egc. Rawat Inap Rumah Sakit Terhadap Fadhillah, N., & Jannah, N. (2017). Pengambilan Keputusan.Osf.Io. Pelaksanaan Prinsip Etik Rahayu, C. D., & Mulyani, S. (2020). Keperawatan Dalam Asuhan Pengambilan Keputusan Klinis Keperawatan Pada Perawat Perawat. Jurnal Ilmiah Pelaksana. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 1-11 Mahasiswa Fakultas Simamora, R. H. (2005). Hubungan Keperawatan, 2(3). Persepsi Perawat Pelaksana Feriadi, A., Purwanti, E., & Novyriana, E. Terhadap Penerapan Fungsi (2020). Gambaran Tingkat Pengorganisasian Yang Dilakukan Penerapan Prinsip Etik Oleh Kepala Ruangan Dengan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Kinerjanya Diruang Rawat Inap Kelas Iii Rumah Sakit Pku Rsud Koja Jakarta Utara (Doctoral Muhammadiyah Gombong. Jurnal Dissertation, Tesis Fik Ui, Tidak Ilmiah Kesehatan Dipublikasikan). Keperawatan, 16(1). Simamora, R. H. (2019). Menjadiperawat Firmansyah, I. R. F. A. N. Gambaran Yang: Cih’huy. Surakarta: Kekata pengetahuan dan Sikap perawat Publisher.