Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Volume 2 No 1 halaman 1 – 7 1

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEREHAU (Callicarpa


longifolia Lamk.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA MENCIT JANTAN
YANG DIINDUKSI ALOKSAN
1 Elis
Susilawati, 2 Nita Selifiana, 3 Widhya Aligita, 4 Elvania Fionna, 5 Christina
Betharia P.S
1,2,3,4,5
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
Jl. Soekarno Hatta No. 754 Bandung
email : 1elis.susilawati@stfb.ac.id

ABSTRAK
Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk.) adalah tumbuhan yang memiliki aktivitas
antibakteri, antiinflamasi dan analgetik. Tetapi, belum ada yang penelitian kerehau sebagai
antidiabetes. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dari
ekstrak etanol daun kerehau. Metode penelitian yang digunakan adalah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dan defisiensi insulin dengan menggunakan mencit galur swiss
webster yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif,
pembanding (glibenklamid 0,65 mg/KgBB), dosis I (75 mg/KgBB), dosis II (150
mg/KgBB), dosis III (300mg/KgBB). Pada metode TTGO mencit diberikan glukosa
monohidrat 3g/KgBB sebagai kontrol positif dan di ukur kadar glukosa darah setiap 30 menit
selama 150 menit. Pada metode defisiensi insulin mencit dinduksi aloksan dosis 55-60
mg/KgBB. Pemberian bahan uji dilakukan selama 14 hari dan diukur kadar glukosa darah
pada hari ke-7 dan ke-14. Hasil TTGO menunjukkan bahwa dosis 150 dan dosis 300 dapat
menurunkan KGD pada menit ke-30. Pada defisiensi insulin semua dosis dapat menurunkan
KGD pada hari ke-7. Kesimpulannya yaitu ekstrak etanol daun kerehau memiliki aktivitas
antidiabetes dan dosis yang paling efektif yaitu dosis 75 mg/KgBB.
Kata Kunci: Antidiabetes, defisiensi insulin, kerehau, TTGO

ABSTRACT
Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk.) has antibacterial, antiinflammatory and analgesic
activity. However, there has been no studies of kerehau leaf as antidiabetes. So this study
aimed to evaluate the antidiabetic activity of ethanol extract of kerehau leaves. The research
was conducted by performing Oral Glucose Tolerance Tests (OGTT) and insulin deficiency
by using swiss webster mice devided into 6 groups: negative control, positive control,
standard drug control (glibenclamide 0.65 mg / KgBW), dose I (75 mg / KgBW), dose II
(150 mg / KgBW), dose III (300mg / KgBW). In the OGTT method the mice were given 3g
/ KgBB glucose monohydrate as a positive control and blood glucose level was measured
every 30 minutes for 150 minutes. While in the method of insulin deficiency the alloxan
dose for induction was 55-60 mg/ KgBW. treatment was performed for 14 days and blood
glucose levels was measured on the 7th and 14th days. Was calculated OGTT results show
that a dose of 150 and a dose of 300 might decrease blood glucose levels in 30 minute. In
insulin deficiency all doses might decrease blood glucose levels by day 7. The conclusion
was that ethanol extract of kerehau leaves had antidiabetic activity and the most effective
dose was 75 mg / KgBW.
Keywords: Antidiabetic, insulin deficiency, kerehau, OGTT
Susilawati E, Selifiana N, Aligita W, Fionna E, Betharia PSC, JIF Farmasyifa, 2(1): 1 - 7

1. PENDAHULUAN sekresi insulin melalui regenerasi sel β


Di negara berpenghasilan tinggi, pankreas (Marella, 2017). Sehingga
sekitar 87% sampai 91% dari semua berdasarkan latar belakang di atas tujuan
penderita diabetes diperkirakan memiliki dari penelitian ini untuk melihat potensi
diabetes tipe 2, 7% sampai 12% ekstrak etanol daun kerehau terhadap
diperkirakan memiliki diabetes tipe 1 dan penurunan kadar glukosa darah dan
1% sampai 3% memiliki jenis diabetes sebagai antidiabetes.
lainnya. Sekitar 79% tinggal di negara 2. METODE PENELITIAN
berpenghasilan rendah dan menengah. 2.1 Alat
Jumlah penderita diabetes meningkat Alat yang digunakan selama
menjadi 451 juta jika umurnya bertambah penelitian adalah alat maserasi, rotary
hingga 18-99 tahun. Jika tren ini berlanjut, evaporator, spuit, timbangan analitik,
pada tahun 2045, 693 juta orang berusia sonde oral, tempat makan minum hewan
18-99 tahun, atau 629 juta orang 20-79 uji, kandang hewan, alat-alat gelas, sarung
tahun, akan menderita diabetes. tangan, alat bedah, penangas air,
(International Diabetes Federation, 2017). glukometer dan strip tes glukosa Easy
Salah satu tumbuhan tradisional
Touch®.
yang dimanfaatkan oleh suku asli 2.2 Bahan
Kalimantan yaitu suku dayak tunjung Bahan yang digunakan dalam
adalah daun kerehau (Callicarpa penelitian ini adalah daun kerehau
longifolia Lamk.) (Novadiana dkk, 2014). (Callicarpa longifolia Lamk.) yang
Tumbuhan kerehau sudah digunakan oleh diperoleh dari daerah Kalimantan, etanol
masyarakat dayak dan kutai sebagai obat 96%, aquadest, aloksan, glibenklamid,
empiris untuk mengobati bengkak, nyeri NaCl fisiologis (0,9%) dan Na-CMC
pasca persalinan, dan digunakan sebagai
(Carboxy Methyl Cellulose) 0,5%, pakan
bedak untuk jerawat dan memiliki hewan, aquadest, pereaksi untuk skrining
aktivitas antioksidan (Semiawan dkk, fitokimia.
2015). Selain itu daun kerehau memiliki 2.3 Hewan Uji
aktivitas penyembuhan luka (Susilawati Hewan yang digunakan pada
dkk, 2018). Berdasarkan penelitian penelitian ini adalah mencit jantan galur
sebelumnya, daun kerehau mengandung swiss Webster, usia dua sampai tiga bulan
flavonoid, tanin, kuinon, terpenoid dan dan berat badan 20-30 gram. Semua
saponin (Supriningrum dan Junaid, 2016). mencit disesuaikan dengan lingkungan
Flavonoid sendiri dapat meningkatkan sekitar selama satu minggu.
2
Aktivitas Ekstrak Ethanol Daun Kerehau….

2.4 Metode dosis 300 mg/KgBB. Dilakukan induksi


Pada pengujian ini dilakukan aloksan monohidrat 55-60 mg/KgBB
tahapan kerja mulai dari pengumpulan diberikan secara intravena melalui ekor
bahan, determinasi tumbuhan, pengolahan mencit pada semua kelompok kecuali
bahan, karakteristik simplisia, ekstraksi, kontrol negatif (-). Setelah 3 hari induksi,
skrining fitokimia, pengujian efek ekstrak cek kadar glukosa darah puasa. Hewan uji
etanol daun kerehau (Callicarpa dinyatakan diabetes jika kadar glukosa
longifolia Lamk.) sebagai antidiabetes. darah puasa ≥ 200 mg/dl (t0). Pemberian
1) Tes Toleransi Glukosa (TTGO) terapi diberikan selama 14 hari secara
Hewan dibagi menjadi enam peroral. Pada hari ke 3(H0), 7(H7), dan
kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol 14(H14) dilakukan pengukuran kadar
positif (glukosa monohidrat 3g/KgBB), glukosa darah puasa.
pembanding (glibenklamid 0,65 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mg/KgBB), EEDK dosis 75 mg/KgBB, 3.1 Determinasi Tumbuhan
EEDK dosis 150 mg/KgBB, kelompok VI Determinasi tumbuhan dilakukan di
yaitu EEDK dosis 300 mg/KgBB. Laboratorium Anatomi dan Sistematika
Pada Tes Toleransi Glukosa Oral tumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu
dilakukan secara preventif dengan Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas
memberikan obat pembanding Mulawarman Samarinda.
glibenklamid kemudian setelah 30 menit 3.2 Karakteristik Simplisia
mencit diinduksi glukosa monohidrat Karakteristik simplisia daun
3g/KgBB kecuali kontrol negatif dan kerehau meliputi kadar air, kadar abu
diukur kadar glukosa darah tiap 30 menit total, kadar abu tidak larut asam, kadar
selama 150 menit. sari larut etanol, kadar sari larut air, dan
2) Defisiensi Insulin susut pengeringan. Karakteristik simplisia
Hewan dibagi menjadi enam merupakan suatu standarisasi yang
kelompok. Kelompok I yaitu kontrol dilakukan untuk mengetahui suatu mutu
negatif, kelompok II yaitu kontrol positif simplisia yang digunakan untuk penelitian
(aloksan monohidrat 55-60 mg/KgBB), ini.
kelompok III yaitu pembanding
(glibenklamid 0,65 mg/KgBB), kelompok
IV yaitu EEDK dosis 75 mg/KgBB,
kelompok V yaitu EEDK dosis 150
mg/KgBB, kelompok VI yaitu EEDK

3
Susilawati E, Selifiana N, Aligita W, Fionna E, Betharia PSC, JIF Farmasyifa, 2(1): 1 - 7

Tabel.1 Hasil Karakteristik Simplisia Tabel. 2 Hasil Skrining Fitokimia


Daun Kerehau Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun
Kerehau
Suprining
Hasil rum dan Supriningrum
Karakterisasi Metabolit
(%b/b Junaid, Hasil dan Junaid,
Simplisia Sekunder
) 2016 2016
(%b/b) Alkaloid - -
Kadar air 8,89* 9,6*
Saponin + +
Kadar abu total 5,25 6
Kadar abu tidak
Tanin + +
0,67 1 Kuinon + +
larut asam
Kadar sari larut Flavonoid + +
20 11,3 Steroid/
etanol
+ +
Kadar sari larut air 17 17,7 Triterpenoid
Susut Pengeringan 8,21 - Keterangan :
*%v/b. ( - ) = Terdeteksi
( + ) = Tidak terdeteksi
3.3 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia bertujuan untuk 3.4 Tes Toleransi Glukosa Oral

mengetahui senyawa metabolit sekunder Metode uji toleransi glukosa

yang terkandung di dalam ekstrak etanol dilakukan sebagai uji pendahuluan untuk

daun kerehau yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol

penelitian. Skrining fitokimia ekstrak daun kerehau dalam menurunkan kadar

etanol daun kerehau meliputi alkaloid, glukosa darah terhadap mencit jantan

saponin, tanin, kuinon, flavonoid, normal setelah diinduksi dengan larutan

steroid/triterpenoid. glukosa monohidrat 3g/KgBB.

Tabel 3. Profil Kadar Glukosa Darah Tes Toleransi Glukosa

Rata-Rata Kadar Glukosa Darah (mg/dL) menit ke-


Kelompok
T0 T30 T60 T90 T120 T150
Kontrol
89,3±11,8 98,0±9,4* 85,0±11,4* 78,0±4,8* 72,3±3,3* 76,8±11,2*
Negative
Kontrol
93,5±4,9 226,0±60,8 154,8±27,1 144,8±11,6 126,5±9,5 110,3±24,0
Positif
Glibenklamid
86,3±12,2 111,5±27,7* 78,8±18,2* 63,3±9,2* 62,0±10,4* 59,5±17,7*
0,65 mg/Kg BB
EEDK 75
91,0±7,5 186,3±66,4 154,3±48,2 115,8±21,7 112,5±20,7 101,3±23,7
mg/Kg BB
EEDK 150 mg/
84,5±10,1 101,8±30,4* 89,8±18,8* 91,5±33,9* 67,3 ±6,7* 67,25±14,7*
Kg BB
EEDK 300
81,3±4,9 150,8±50,9* 96,5±23,6* 98,3±28,2# 75,5±20,9* 76,8±22,3*
mg/Kg BB
*Berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kontrol positif
EEDK = Ekstrak Etanol Daun Kerehau

4
Aktivitas Ekstrak Ethanol Daun Kerehau….

3.5 Defisiensi Insulin menggunakan metode defisiensi insulin.


Setelah melakukan uji pendahuluan Metode yang digunakan yaitu defisiensi
tes toleransi glukosa terhadap ekstrak uji insulin dimana pankreas tidak bisa
dan didapat hasil bahwa bahan uji dapat berfungsi dengan baik memproduksi
menurunkan kadar glukosa darah maka, insulin karena sebagian sel β pankreasnya
selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas rusak.
antidiabetes terhadap esktrak uji
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Kadar Glukosa Darah Pada Defisiensi Insulin

Rata-Rata Kadar Glukosa Darah (mg/dL) Hari ke-


Kelompok % Penurunan
H0 H7 H14
Kontrol
92,75±5,56* 92,25±13,89* 89,75±7,63* -3,23
Negatif
Kontrol
364,75±42,75 370,75±24,68 388,25±67,83 6,44
Positif
Glibenklamid 0,65
350,75±81,50 239,25±65,88* 115,75±22,37* -66,99
mg/KgBB
EEDK 75
352,25±107,71 169,00±112,54* 152,25±123,55* -56,77
mg/KgBB
EEDK 150
318,00±110,93 161,00±48,56* 123,00±80,84* -61,32
mg/KgBB
EEDK 300
383,50±110,55 262,75±82,78* 145,50±70,82* -62,06
mg/KgBB
*Berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kontrol positif
EEDK = Ekstrak Etanol Daun Kerehau

Dilihat dari Tabel 4 hasil pengujian ini menunjukkan bahwa induksi aloksan
antidiabetes metode defisiensi insulin berhasil membuat model mencit yang
dapat diperoleh data penurunan kadar diabetes. Mekanisme aloksan yaitu dapat
glukosa darah yang cukup bervariasi. Dari merusak pankreas secara parsial sehingga
hasil statistik menggunakan metode one pankreas masih dapat memproduksi
way anova dan dilanjutkan menggunaka insulin. Aloksan selektif menghambat
Post-Hoc LSD diperoleh kelompok sekresi insulin yang diinduksi glukosa
kontrol negatif memiliki perbedaan melalui penghambatan glukokinase
bermakna (p<0,05) terhadap kontrol spesifik, sensor glukosa pada sel beta yang
positif pada hari ketiga setelah induksi dapat menyebabkan keadaan diabetes yang
(H0) sampai hari ke-14 (H14) dan bergantung pada insulin melalui
kelompok pembanding serta uji kemampuannya untuk menginduksi
mengalami kenaikan kadar glukosa darah pembentukan spesies oksigen reaktif
pada hari ketiga setelah induksi (H0) hal

5
Susilawati E, Selifiana N, Aligita W, Fionna E, Betharia PSC, JIF Farmasyifa, 2(1): 1 - 7

(ROS) , yang menghasilkan nekrosis kerehau dosis 75 mg/KgBB, 150


selektif pada sel beta. (Lenzen, 2008). mg/KgBB , dan 300 mg/KgBB mengalami
penurunan kadar glukosa darah berturut-
Selanjutnya, kontrol positif memiliki
turut yaitu -56,77%, -61,32%, -62,06%.
perbedaan bermakna dengan glibenklamid
Dilihat dari persen penurunannya, dosis
0,65 mg/KgBB. Hal ini menunjukkan
300 mg/KgBB dapat menurunkan kadar
bahwa metode uji adalah valid dan
glukosa darah yang paling besar
prosedur kerja telah dilakukan dengan
dibandingkan dengan dosis 75 mg/KgBB
benar. Adanya penurunan glukosa darah
dan 150 mg/KgBB. Tetapi secara statistik
pada kelompok pembanding glibenklamid
tidak ada perbedaan bermakna (<0,05)
dosis 0,65 mg/KgBB disebabkan karena
terhadap ketiga dosis tersebut sehingga
mekanisme kerja dari glibenklamid yaitu
dosis yang paling efektif digunakan dosis
merangsang sekresi insulin pada sel β
yang paling kecil yaitu dosis 75 mg/KgBB.
pankreas yang masih bisa berfungsi
memproduksi insulin. Adanya penurunan kadar glukosa
darah ini diduga adanya perbaikan sel β
Dilihat dari Tabel 4 ekstrak etanol
pankreas yang dapat memproduksi insulin.
daun kerehau pada dosis 75 mg/KgBB,
Sehingga ekstrak etanol daun kerehau
150 mg/KgBB, dan 300 mg/KgBB dapat
memiliki aktivitas antidiabetes. Hal ini
menurunkan kadar glukosa darah secara
diduga karena ekstrak etanol daun kerehau
signifikan pada hari ke-7 (H7) sampai hari
memiliki senyawa metabolit sekunder
ke-14 (H14) dan secara statistik memiliki
yaitu flavonoid. Dari hasil penelitian
perbedaan bermakna (<0,05) terhadap
sebelumnya flavonoid memiliki aktivitas
kontrol positif hal ini menunjukkan adanya
sebagai antioksidan yang dapat melindugi
penurunkan kadar glukosa darah. Hal ini
tubuh dari kerusakan yang disebabkan dari
didukung pula dengan adanya data persen
spesies oksigen reaktif. (Marianne, 2011).
penurunan kadar glukosa darah dimana
Selain itu, flavonoid sendiri mampu
hasil kontrol negatif mengalami penurunan
meregenerasi sel-sel β pankreas sehingga
kadar glukosa darah sebesar -3,23%,
defisiensi insulin dapat diatasi. (Marella,
sedangkan kontrol positif mengalami
2017). Flavonoid juga diperkirakan dapat
kenaikan kadar glukosa darah sebesar
menurunkan kadar glukosa darah dengan
6,44%. Kemudian, kontrol pembanding
menghambat penyerapan glukosa dari
mengalami penurunan kadar glukosa darah
lumen saluran cerna, terutama flavonioid
yang cukup besar yaitu -66,99%.
yang berada dalam bentuk glikosidanya
Sedangkan pada ekstrak etanol daun

6
Aktivitas Ekstrak Ethanol Daun Kerehau….

mempunyai gugus-gugus gula. https://doi.org/10.1007/s00125-007-


0886-7
(Susilawati, 2017).
Marella Saritha., 2017. Flavonoids-The Most
Potent Poly-phenols as Antidiabetic
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Agents: An Overview. Department of
Berdasarkan hasil penelitian dapat Nanotechnology, Acharya N.G. Ranga
Agricultural University, India
disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun
Marianne, Yuandani, Rosnani, 2011.
kerehau dapat menurunkan kadar glukosa Antidiabetic Activity From Ethanol
Extract Of Kluwih’s Leaf (Artocarpus
darah pada mencit yang diinduksi aloksan
camansi). Jurnal Natural, 11(2).
sehingga disimpulkan memiliki aktivitas Novadiana, Arie, dan Subur PP., 2014.
"Isolasi Dan Identifikasi Senyawa
sebagai antidiabetes. Dosis yang paling
Steroid Fraksi Kloroform Dari Fraksinasi
efektif yaitu dosis 75 mg/KgBB. Ekstrak Metanol Daun Kerehau
(Callicarpa longifolia Lam)." Jurnal
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Kimia Mulawarman. 12(1).
Penulis mengucapkan terima kasih Roglic, G., World Health Organization (Eds.),
2016. Global report on diabetes. World
kepada RISTEKDIKTI yang telah memberi
Health Organization, Geneva
dukungan financial terhadap penelitian ini. Susilawati E., 2017. Aktivitas Antidiabetes
Dari ekstrak Etanol Biji Hanjeli (Coix
DAFTAR PUSTAKA
Lacryma-Jobi) Pada Mencit Galur Swiss
Semiawan F., Ahmad I., dan Masruhim MA.,
Webster Yang Diinduksi Aloksan. J.
2015. Aktivitas antiinflamasi ekstrak
Farm. Galen. 2(2)
daun kerehau (Callicarpa Longifolia L.),
Susilawati E., Aligita W., Adnyana IK.,
J. Sains Dan Kesehat., 1(1): 1–4
Patonah., Sukmawati, I.K., Anneesha.,
International Diabetes Federation, 2017. IDF
Putri., 2018. Activity of Kerehau
diabetes atlas. International Diabetes
(Callicarpa longifolia Lamk.) Leaves
Federation, Brussels.
Ethanolic Extract as a Wound Healing.
Lenzen S., 2008. The mechanisms of
Journal of Pharmaceutical Sciences And
alloxan- and streptozotocin-induced
Research. ISSN: 0975-1
diabetes. Diabetologia 51: 216–226.

Anda mungkin juga menyukai