DI SUSUN
OLEH :
SYARBAINI SIREGAR
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TA.2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan
banyak terimakasih kepada guru pembimbing mata pelajaran Ekonomi sehinga kami dapat
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terjadi kesalahan
dan kekeliruan. Kami berharap kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................... 1
Daftar isi .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang ................................................................................................... 3
Rumusan masalah .............................................................................................. 3
Tujuan................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Ilmu ekonomi mikro ............................................................................... 4
B. Tinjauan umum......................................................................................... 4
C. Asumsi dan devenisi .................................................................................
5
D. Model operasi........................................................................................... 6
E. Biaya peluang............................................................................................. 8
F. Penerapan ekonomi mikro ......................................................................... 9
G. Mekanisme harga dan system pasar ........................................................ 10
H. Perencanaan dan system harga .................................................................
11 I. Permintaan pasar dan perilaku
konsumen .................................................. 13
J. Pendekatan-pendekatan dalam perilaku konsumen ................................ 13
K. Pendekatan marginal utility ....................................................................... 13
L. pendekatan indifference curve ................................................................... 16
M. hukum permintaan ................................................................................... 19
N. elastisitas.................................................................................................... 21
O. system harga............................................................................................... 25
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 29
A. kesimpulan ............................................................................................................ 29
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 30
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
wadah informasi tentang Ilmu Ekonomi. Faktor ekonomi mikro dan makro
produksi. Sedangkan Faktor ekonomi makro ada di luar perusahaan dan tidak di
mikro dan makro dapat menimbulkan ancaman positif atau negatif terhadap kinerja
semua sektor melalui biaya hutang dan ketersediaan uang atau kredit, yang dapat
2. Rumusan Masalah
3)Mekanisme Pasar?
3. Tujuan
PEMBAHASAN
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu
hargaharga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan.
mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan
harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan
barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi
keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama
(ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas
tersebut.
B. Tinjauan umum
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya
yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas
Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar,yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi
hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu
pasar persaingan sempurna. Bidangbidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro,
dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi
ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai
merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan
penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk
mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di
kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli
permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar
lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah
dilakukan untuk membahas beragam kasus yang disebut “kegagalan pasar”, yang
mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang
tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang untuk
kasus ini, ekonomi akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-
siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh regulasi yang
membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma konsisten dengan kesejahteraan
optimal, atau dengan membuat “pasar yang hilang” untuk memungkinkan perdagangan
efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang
tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa “kesejahteraan optimal” biasanya memakai
konsisten dnegan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari
positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan para
hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan
kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain,
pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para
konsumen.
D. Model operasi
dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada
• Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total
cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan
ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara
• Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada keluaran
membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa
menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan
• Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan
sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan
untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak
berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya
tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap
bersaing dengan resiko kerugian menyeluruh. Kegagalan pasar Dalam ekonomi mikro,
istilah “kegagalan pasar” tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi.
Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam
mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya
memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika
disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain,
pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar
untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani “kepentingan publik”, sebuah
pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.
• Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana
“sebuah” pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau
akibat aktifitas ekonomi didalam orang luar/asing.” Ada eksternalitas positif dan
eksternalitas negatif. Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program
terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air.
Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi,
atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan
untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya.
• Barang publik seperti pertahanan nasional dan kegiatan dalam kesehatan publik seperti
pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit sarang yang mungkin akan dibasmi. Untuk
menyediakan penawaran yang baik dari barang publik, negara biasanya menggunakan
pajak-pajak yang mengharuskan semua penduduk untuk membayar pda barang publik
tersebut (berkaitan dengan pengetahuan kurang dari eksternalitas positif pada pihak
pastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak
dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain.
Biasanya para penjua yang lebih tahu tentang produk tersebut daripada sang pembeli,
tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas
mungkin mengetahui dimana mbil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar
atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki
informasi lebih baik dari penjual merupaka penjualan rumah atau vila, yang
rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan
anggota keluarga yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J.
Arrow di artikel seminartentang kesehatan tahun 1963 berjudul “ketidakpastian dan
karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa , dalam pasar
seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun, bahkan untuk kualitas
yang sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk
mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah “lemon” (produk
yang menyesatkan).
E. Biaya peluang
Walaupun biaya peluang (opportunity cost) terkadang sulit untuk dihitung, efek
dari biaya peluang sangatlah universal dan nyata pada tingkat perorangan. Bahkan, prinsip
ini dapat diaplikasikan kepada semua keputusan, dan bukan hanya bidang ekonomi. Sejak
kemunculannya dalam karya seorang ekonom Jerman bernama Freidrich von Wieser,
sekarang biaya peluang dilihat sebagai dasar dari teori nilai marjinal.
Biaya peluang merupakan salah satu cara untuk melakukan perhitungan dari
sesuatu biaya. Bukan saja untuk mengenali dan menambahkan biaya ke proyek, tetapi juga
mengenali cara alternatif lainnya untuk menghabiskan suatu jumlah uang yang sama.
Keuntungan yang akan hilang sebagai akibat dari alternatif terbaik lainnya; adalah
merupakan biaya peluang dari pilihan pertama. Sebuah contoh umum adalah seorang
tetangga. Maka, biaya peluangnya adalah keuntungan yang hilang dari menyewakan lahan
tersebut. Dalam kasus ini, sang petani mungkin mengharapkan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dari pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Begitu juga
dengan memasuki universitas dan mengabaikan upah yang akan diterima jika memilih
menjadi pekerja, yang dibanding dengan biaya pendidikan, buku, dan barang lain yang
diperlukan (sebagai biaya total dari kehadirannya di universitas). Contoh lainnya ialah
biaya peluang dari melancong ke Bahamas, yang mungkin merupakan uang untuk
Perlu diingat bahwa biaya peluang bukanlah jumlah dari alternatif yang ada,
melainkan lebih kepada keuntungan dari suatu pilihan alternatif yang terbaik. Biaya
peluang yang mungkin dari keputusan sebuah kota membangun rumah sakit di lahan
kosong, merupakan kerugian dari lahan untuk gelanggang olahraga, atau ketidakmampuan
untuk menggunakan lahan menjadi sebuah tempat parkir, atau uang yang bisa didapat dari
menjual lahan tersebut, atau kerugian dari penggunaan-pengguaan lainnya yang beragam –
tapi bukan merupakan agregat dari semuanya (ditotalkan). Biaya peluang yang
sebenarnya, merupakan keuntungan yang akan hilang dalam jumlah terbesar diantara
Satu pertanyaan yang muncul dari ini ialah bagaimana menghitung keuntungan
dari alternatif yang tidak sama. Kita harus menentukan sebuah nilai uang yang
biaya peluang, yang hasilnya lebih-kurang akan menyulitkan untuk dihitung, tergantung
dari benda yang akan kita bandingkan. Contohnya, untuk keputusan-keputusan yang
melibatkan dampak lingkungan, nilai uangnya sangat sulit untuk dihitung karena
ketidakpastian ilmiah. Menilai kehidupan seorang manusia atau dampak ekonomi dari
tumpahnya minyak di Alaska, akan melibatkan banyak pilihan subyektif dengan implikasi
etisnya.
Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak diantaranya
menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri mempelajari
topik seperti masuk dan keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang.Hukum dan
Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan penguatan dari
mempelajari upah, kepegawaian, dan dinamika pasar buruh. Finansial publik (juga dikenal
dengan ekonomi publik) mempelajari rancangan dari pajak pemerintah dan kebijakan
dihadapi oleh kota-kota, seperti gepeng, polusi air dan udara, kemacetan lalu-lintas, dan
mempelajari topik seperti struktur dari portofolio yang optimal, rasio dari pengembalian
korporat. Bidang Sejarah ekonomi mempelajari evolusi dari ekonomi dan institusi
ekonomi, menggunakan metode dan teknik dari bidang ekonomi, sejarah, geografi,
Di pasar output produsen bertemu konsumen dan harga dari berbagai macam barang
“penjual” faktor produksi (karena semua penduduk tinggal di sektor rumah tangga,
maka semua pemilik faktor produksi ada di sana). Harga berbagai faktor produksi
ditentukan di pasar ini. Gerak harga faktor produksi mempunyai dua fungsi:
b. Menunjukkan beberapa imbalan (per unit faktor produksi) yang diberikan kepada
1. Bahwa mekanisme harga bisa memecahkan semua itu secara otomatis. Tidak ada
1.mekanisme ini bisa memecahkan ketiga masalah ekonomi pokok yang dihadapi
produktivitas.
2. Semakin banyak barang-barang modal yang digunakan maka akan semakin tinggi
4. Setiap aktivitas Produksi setiap tahunnya harus diarahkan pada produksi barang-
barang modal;
Mekanisme harga juga mampu memecahkan masalah penentuan berapa bagian dari
hasil produksi total yang dikonsumsikan. Masalah ini dipecahkan melalui gerakan harga
1. Bila tingkat bunga naik maka warga masyarakat akan bersedia menyisihkan lebih
penghasilan masyarakat.
Namun untuk masalah-masalah ekonomi penting tertentu, Mekanisme harga tidak bisa
a. Distribusi pendapatan.
Apabila terdapat perbedaan yang menyolok dalam hal kekuatan ekonomi antara pihak-
pihak yang bertransaksi di pasar, maka harga yang terbentuk tidak mencerminkan
prioritas masyarakat secara wajar, sehingga masalah WHAT dan HOW tidak bisa
c. Barang-barang kolektif
Ada barang-barang yang hanya bisa disediakan secara kolektif oleh masyarakat
Harga pasar bagi barang-barang semacam ini tidak ada, atau kalaupun ada tidak
Eksternalitas
Pada kelima bidang masalah ekonomi ini, mekanisme harga tidak bisa diharapkan
(Negara). Tindakan-tindakan ini disebut perencanaan dalam arti luas. Di luar bidang-
bidang ini mekanisme masih efektif.. Dalam kenyataan mekanisme harga dan perencanaan
yang berbeda-beda bagi masing-masing negara dan bagi waktu yang berbeda).
Hukum Permintaan, yang mengatakan bahwa “bila sesuatu barang naik maka ceteris
paribus jumlah yang diminta konsumen akan barang tersebut turun”. Dan sebaliknya bila
harga barang tersebut turun. Ceteris paribus berarti bahwa semua faktor-faktor lain
(atau utility) setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain
(utility yang ber-sifat “cardinal”) seperti kita mengukur volume air, panjang jalan
kepuasan konsumen bisa diukur; anggapan yang diperlukan adalah bahwa tingkat
kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa me-
sebagai berikut:
Perhatikan perbedaan antara kepuasan total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal
utility).
Pada Gambar 1 marginal utility diatas :
2. Bila harga barang X adalah OPx, maka pada tingkat konsumsi yang lebih
3. Sebaliknya, pada tingkat konsumsi lebih besar dari OX 3 maka kepuasan total
konsumen juga tidak maksimum. Misalnya pada imgkat konsumsi OX2, maka
tambahan kepuasan yang diperoleh dari pembelian 1 (satu) unit terakhir dari
terakhir dari barang tersebut (yang tidak lain adalah harga unit terakhir tersebut)
adalah sama dengan kepuasan tambahan yang didapatkan dari unit terakhir
tersebut.
Penjelasannya :
1. Bila seandainya harga barang X naik dari OPx menjadi OPx, maka untuk
mencapai posisi kepuasan total yang maksimum (atau sering disebut posisi
sebesar OX4 (yang lebih kecil dari OX3). Jadi perilaku konsumen yang
Utility (yang diukur dengan uang) tidak lain adalah kurva permintaan
(atau penghasilan atau “budget” yang cukup untuk dibelanjakan untuk setiap
barang sampai marginal utility setiap barang sama dengan harga masing-masing
barang.
2. Bila kita menganggap suatu kasus yang lebih realistis di mana konsumen hanya
mempunyai sejumlah uang yang tertentu yang tidak cukup untuk membeli
Dalam kasus banyak barang ini pun kita bisa menunjukkan bahwa Hukum
sebagai berikut:
(misalnya X dan Y) yang bisa dinyatakan dalam bentuk indifference map atau
kumpulan dari indifference curve, (b) konsumen mempunyai sejumlah uang
tertentu dan
d. yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih
tinggi ( tanpa perlu menunjukkan berapa lebih tinggi, yaitu asumsi ordinal ulility)
Gambar
Perliatikan Gambar .2. di atas. Dengan sejumlah uang ter-tentu (M) konsumen bisa
semua untuk barang Y dan memperoleh M/Py atau membelanjakan jumlah uang M
tersebut untuk berbagai kemungkinan kombinasi X dan Y seperti yang ditunjukkan oleh
Garis ini disebut garis budget atau budget line. Tingkat kepuasan yang maksimum
OX 1 barang X, yaitu pada posisi persinggungan antara budget line dengan indifference
curve.
(Posisi ini menunjukkan posisi kepuasan yang maksimum atau posisi equilibrium
konsumen dengan constraint (M) karena I 1 adalah Indifference curve yang tertinggi yang
bisa dicapai oleh budget line tersebut; posisi selain A hanya bisa mencapai indifference
curve yang lebih rendah dari I 1). bila harga X turun dari Px menjadi P’x dan harga Y
menjadi garis M/Py <-> M/Px Posisi equilibrium yang baru adalah pada C.
Jadi dengan adanya penurunan harga barang X, maka jumlah barang X yniig
terbukti.
Utility, adalah :
(b) efek perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa dipecah lebih
lanjut menjadi dua, yaitu efek substitusi atau substitution effect dan efek pendapatan
atau income effect. Dari gambar di atas, efek total dari penurunan harga :
· Income effect adalah kenaikan X, yang (disebabkan oleh kenaikan income riil
karena turunnya harga X; yaitu nilai M secara riil naik karena Px turun.
Contoh : Apabila dengan gaji Doni Rp 100.000,00, maka doni sekarang bisa
membeli 500 kg beras sedang sebelumnya hanya 400 kg beras, karena harga beras turun
dari Rp 500,00 menjadi Rp 400,00 per kg, maka daya beli Doni meningkat, atau income
beberapa faktor lain yang sangat penting yang mempengaruhi permintaan konsumen akan
sesuatu barang. Faktor-faktor ini (yang di dalam Hukum Permintaan dianggap tidak
a. Penghasilan atau income riil konsumen. Kenaikan income riil konsumen, yang
menaikkan permintaan konsumen. Keadaan seperti ini berlaku bagi barang-barang pada
di mana kenaikan income riil menurunkan permintaan akan barang tersebut (income
effect negatif). Contoh barang inferior adalah gaplek dari rumah tangga-rumah tangga
di kota-kota. Barang inferior tidak banyak jumlahnya. Kebanyakan barang yang kita
06
b. Perubahan harga barang lain. Perubahan harga barang yang mempunyai “hubungan”
ekat dengan suatu barang bisa pula mempengaruhi permintaan akan barang tersebut.
Perubahan liarga Y bisa mempengaruhi permintaan akan barang X. Gambar 111.4.
berikut enunjukkan dua pengaruh yang berbeda dari perubahan harga Y terhadap
07
c. Selera konsumen. Perubahan selera konsumen bisa ditunjuk-k;in oleh perubahan bentuk
atau posisi dari indifference map. I anpa ada perubahan harga barang-barang maupun
income, permintaan akan sesuatu barang bisa berubah karena perubahan selera.
Ø Permintaan (demand function) adalah : Jumlah suatu barang yang mau dan dapat
dibeli oleh konsumen pada pelbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu
tertentu dengan anggapan hal-hal lain akan tetap sama ( Cateris Paribus)
Ø Penawaran adalah : Jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada pelbagai
M. Hukum Permintaan
Kurve permintaan untuk pelbagai macam barang dan jasa tidak semuanya tepat sama.
Bahkan kurve permintaan akan barang yang sama pun dapat berbeda menurut tempat dan
waktu yang berbeda. Tetapi semua kurve permintaan menunjukkan satu ciri yang sama,
(downward sloping to the right). Bentuk kurve mi menunjukkan bahwa antara HARGA
(P) dan JUMLAH YANG MAU DIBELT (Qd) terdapat suatu hubungan yang berbalikan:
Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Permintaan, yang dapat dirumuskan sbb.:
Orang cenderung membeli lebih banyakpada harga rendah daripadapada harga tinggi.
Disehut “hukum” karena merupakan gejala umum yang sulit dicari perkecualiannya.
Hal ini terjadi karenaHukum permintaan menunjuk pada fakta bahwa, kalau harga
suatu barang/jasa naik, jumlah yang akan dibeli cenderung menjadi Iebih sedikit, sedang
kalau harganya turun, jumlah yang mau dibeli oleh masyarakat akan lebih banyak.
Sekarang kita her- tanya: mengapa terjadi demikian? Apa sebabnyajumlah yang mau
dibeli berkurang bila harga barang itu naik, dan bertambah bila harganya turun? Pada
Kalau harga suatu barang naik, maka denganjumlah penghasilan uang yang sama
orang terpaksa hanya dapat membeli barang lebih sedikit. Sebaliknyajika harga barang tu
turun, dengan penghasilan yang sama orang dapat membeli lebih banyak dan barang ybs.,
(dan mungkinjuga dan barang-barang lain pula), sebab penghasilan realnya naik.
Misalnya datam contoh di atas: pada harga beras Rp 400-/kg, keluarga ybs. dapat
membeli 50kg beras perbulan. Tetapi kalau harga beras naik menjadi Rp 500, 1kg,
denganjumlah uang yang sama rncrcka hanya dapat membeli 40 kg beras per bulan.
Hal yang sama berlaku tidak hanya untuk permintaan individual tetapi juga untuk
permintaan pasar.
Kalau harga suatu barang naik (ceteris paribus), Iebih sedikit warga masyarakat yang
mampu membelinya dengan penghasilan mereka. Sebaliknya jika harga barang tertentu
turun (ceteris paribus), semakin banyak orang yang dulu tidak mampu membelinya
Jika harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya sama
tetapi harganya lebih murah. Penggantian mi dengan istilah teknis disebut substitusi. Maka
Andaikan seseorang hanya mernpunyai satu pasang sepatu saja. Maka ia akan
menilai sepatunya itu lebih tinggi daripada scandainya ia mempunyai sepuluh pasang.
Kalau sepatunya itu rusak ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepasang
sepatu yang barn, walau harganya mahal. Sebaliknya kalau orang mempunyai sepuluh
pasang sepatu, ia tidak akan merasa kerugian besar kalau kehilangan satu pasang sepatu,
dan ia tidak begitu bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepatu lebih banyak lagi.
Jadi makin banyak dan satu macam barang tertentu yang telah dimiliki, makin rendah
konsumsi barang tsb. Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Semakin Berkurangnya
Gossen ke-I.
N. SISTEM HARGA
penting, justru karena produsen dan konsumen (termasuk dunia perbankan, pedagang
perbandingan harga.
Para ahli filsafat telah memikirkan persoalan harga dan nilai. Karena pada waktu
itu uang helum begitu berperanan, yang diutamakan adalah pengertian Nilai barang.
membahas masalah ini, Menurut Aristoteles suatu barang mempunyai nilai karena
berguna untuk yang memilikinya (= Nilai pakai), atau karena barang tsb. dapat
dipertukarkan dengan barang lain (= Nilai tukar). Jenis-jenis nilai mi masih dapat
Nilai pakal (Value in use atau Utility) adalah kemampuan suatu barang untuk
1. Nilai pakai obyektif = kemampuan atau sifat barang untuk dapat memenuhi suatu
2. Nilai pakai subyektif = penilaian yang diberikan seseorang terhadap suatu barang
Nilai tukar (Value in exchange) adalah kemampuan suatu barang untuk dilukarkan
barang lain.
b. Nilai tukar subyektif = penilaian yang diberikan seseorang bila barang tsb. akan
Harga suatu barang adalah nilai (tukar) barang tsb. dinyatakan atau diukur dengan
uang. Jadi antara nilai dan harga tidak sama: Nilai (tukar) suatu barang diukur dengan
membandingkannya dengan barang lain. Sedang harga diukur dengan uang. Nilai suatu
Pada abad pertengahan masalah harga terutama disoroti dan segi moral baik-buruk,
Yang dipersoalkan adalah apakah harga suatu barang itu “adil” (wajar/pantas = just
price). Karena harga yang diminta oleh produsen penjual barang tertentu ikut
Sementara itu kaum klasik mempersoalkan faktor apa yang penentuan tinggi
rendahnya harga suatu barang Meskipun jelas bagi mereka bahwa suatu barang tidak
akan diproduksikan kalau barang tsb. tidak berguna bagi konsumen, tetapi perhatian
Biaya produksi sebagai dasar harga dan nilai: Teori nilai obyektif
ADAM SMITH (1723-1790) menegaskan bahwa nilai (= nilai tukar atau harga)
suatu barang diteniukan oleh biaya produksinya. Dalam masyarakat yang masih sangat
sederhana, nilai tukar atau harga suatu harang terutama ditentukan oleh banyak-
sedikitnya kerja manusia yang telah dicurahkan untuk menghasilkan barang tsb. Tetapi
dalam masyarakat yang sudah lebih maju, biaya-biayaproduksi lain harus ikut
diperhitungkan pula, yaitu upah tenaga kerja, biaya bahan-hahan. sewa tanah. bunga
kerja nianusia saja. Jadi harga suatu harang tergantung dan banyak-sedikitnyakerja
manusia yang telah dicurahkan dalarn produksi barang tsb. Ia membedakan antara
barang seni dan barang biasa. Nilai harang seni memang ditentukan oleh banyaknya
pengaguran barang seni tsb.: makin banyak penggernarnya, makin tinggi nilai dan
harganya, karena harang seni tidak dapat diperbanyak. Lain halnya dengan barang
biasa yang dapat diproduksi dalarnjumlah yang banyak. Teorinya dikenal dengan
Contoh:
Andaikan kita dapat mengukur berapa jumlah jam kerja yang diperlukan untuk
produksi agung, beras dan pakaian (kain ). Angka—angka di hawah mi hanya sebagai
misal saja:
Jagung (kg) 20
Beras (kg) 10
Kain (meter) 80
Menurut teori ini, jagung dan beras akan dipertukarkan dengan perbandingan 2 kg
jagung untuk 1 kg
beras. Satu meter kain dapat dijual dengan “harga” 4kg jagung atau 2kg beras. Satu kg
beras cukup untuk membayar ½ meter kain. Satu kg jagung dapat ditukar dengan ½ kg
Cara berpikir seperti ini memang masuk di akal pada jaman itu. Karena pada
waktu itu tenaga kerja adalah faktor produksi yang utama, peralatan produksi masih
serba primitif. dan kehutuhan masyarakat rnasih terbatas pada kebutuhan dasar sandang,
pangan dan papan. Lagi pula penggunaan baang masih s angat terhatas. Dalam keadaan
seperti itu barang-barang dipertukarkan dengan harga sesuai dengan biaya produksinya.
KARL MARX (1818-1883) mengambil alih teori Ricardo tsh., tetapi lebih
Nilai dan harga setiap barang ditentukan oleh jumlah kerja (rata-rata) yang telah
dicurahkan dalam proses produksinya. Dan itu Marx menarik kesimpulan, hahwa laba
(selisih antara harga jual suatu barang dan biaya produksinya, atau yang disebutnya
“nilai lebih”)
Kelemahan teori tsb adalah bahwa hendak menjelaskan terjadinya nilai dan dari
satu segi saja, yaitu dan segi biaya produksi atau dan segi produsen saja.
Memang, biaya produksi itu penting dalam penentuan harga jual oleh produsen.
tetapi nilai dan harga tidak hanya tergantung dan produsen saja! Sebenarnya mereka
pun tahu bahwa kehutuhan dan selera konsumen pentingjuga. Kalau begitu. mengapa
mereka membatasi hanya pada segi hiaya saja. Sementara itu segi kegunaan barang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi
yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan hargaharga pasar
dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro
dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga,
pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-
sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro;
dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar
persaingan sempurna.
Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun
diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara
signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena
http://edingulik.files.wordpress.com/2008/02/ekonomi-mikro-lengkap-
compatibility-mode1.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro
http://www.scribd.com/doc/9228295/Ekonomi-Mikro
http://www.scribd.com/doc/28184955/Makalah-Ekonomi-Mikro