Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PEMBERIAN HIPNOTERAPI TERHADAP

SKALA NYERI PADA PASIEN POST KATETERISASI


JANTUNG DI RUANG ICVCU RSUD DR. MOEWARDI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


meraih Sarjana Keperawatan

Oleh :

Suryanti
NIM ST 181058

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
1

PENGARUH PEMBERIAN HIPNOTERAPI TERHADAP SKALA NYERI PADA


PASIEN POST KATETERISASI JANTUNG DI RUANG ICVCU RSUD DR.
MOEWARDI

Suryanti1), Galih Setia Adi 2), Febriana Sartika Sari 2)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta
e-mail:suryantiara@gmail.com

Abstrak

Penyakit Jantung Koroner menjadi kasus terbanyak pemicu kematian di negara-negara


maju, jumlah penderita penyakit ini tiap tahun semakin meningkat. PJK dapat dikenali
atau didiagnosis dengan beberapa cara, mulai dari teknik non invasif seperti
elektrokardiografi (EKG) sampai pemeriksaan invasif seperti koronografi / kateterisasi
jantung. Tindakan kateterisasi jantung merupakan salah satu tindakan invasif yang dapat
menimbulkan berbagai reaksi, baik sebelum dilakukannya tindakan maupun setelah
dilakukan tindakan. Reaksi tersebut diantaranya adalah nyeri yang dirasakan setelah
dilakukan tindakan. Pemberian hipnoterapi diharapkan mampu untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan setelah dilakukan tindakan kateterisasi jantung. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Adakah Pengaruh Pemberian Hipnoterapi Terhadap Skala Nyeri Pada
Pasien Post Kateterisasi Jantung Di Ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi

Jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan


penelitian one group pretest-posttest design, sampel penelitian sebanyak 30 responden
Post Coronary Angiography dengan teknik sampling non probability sampling dengan
cara accidental sampling. Instrument penelitian berupa Numerical Rating Scale (NRS).

Analisis data hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxon, hasil penelitian menunjukkan
hasil p-value sebesar 0,001 (<0,05).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian terapi hipnoterapu dapat menurunkan
skala nyeri pasien post coronary angiography di RSUD Dr Moewardi. Disarankan agar
pemberian hipnoterapi dapat dijadikan alternative menurunkan skala nyeri pada pasien
post coronary angiography serta untuk peneliti selanjutnya dapat melanjutkan dan
mengembangkan penelitian yang ada

Kata Kunci : skala nyeri, pasien post coronary angiography, terapi hipnoterapi
2

EFFECT OF HYPNOTHERAPY ADMINISTRATION ON PAIN SCALE OF POST-


CORONARY ANGIOGRAPHY PATIENTS AT ICVCU ROOM OF DR. MOEWARDI
LOCAL GENERAL HOSPITAL

Suryanti1), Galih Setia Adi 2), Febriana Sartika Sari 2)


1) Student of Bachelor’s Degree Program in Nursing, Kusuma Husada College of Health Sciences of Surakarta
2) Lecturers of Bachelor’s Degree Program in Nursing, Kusuma Husada College of Health Sciences of Surakarta
3)
e-mail:suryantiara@gmail.com

Abstract

Coronary heart disease becomes the most cases of death trigger in developed countries.
The number of its bearers annually increases. The disease can be recognized or
diagnosed with various ways from non-invasive technique using electrocardiography
(ECG) to invasive examination such as coronography/cardiac catheterization. Cardiac
catheterization is one of the invasive interventions that induces some reactions prior to
and following the intervention. One of them is pain which is felt following the
intervention. Hypnotherapy administration is expected to reduce the pain felt following
the cardiac catheterization intervention. The objective of this research is to investigate
whether or not hypnotherapy administration has an effect on pain scale of post-coronary
angiography patients at ICVCU Room of RSUD Dr. Moewardi Local General Hospital.

This research used the quantitative quasi experimental research method with one group
pre- test and post-test design. Non-probability sampling or accidental sampling was used
to determine its samples. They consisted of 30 post-coronary angiography patients. The
instrument to collect the data of the research was numerical rating scale (NRS). They
were then analyzed by using the Wilcoxon’s Test.

The result of the Wilcoxon’s Test shows that the p-value was 0.001 which was less than
0.05. Thus, the hypnotherapy administration could decrease the pain scale of post
coronary angiography patients at Dr Moewardi Local General Hospital. The
hypnotherapy administration is suggested to be used as one of the alternatives to
decrease the pain scale of post-coronary angiography patients, and further researches
can proceed and develop the existing research.

Keywords: Pain scale, post-coronary angiography patients, hypnotherapy


3

PENDAHULUAN merupakan nyaman secara fisik,


Penyakit Jantung Koroner (PJK) psikospiritual, lingkungan dan
menjadi kasus terbanyak pemicu kematian sosiokultural, sehingga terbebas dari
di negara-negara maju, jumlah penderita nyeri. Seseorang yang merasakan nyeri
penyakit ini tiap tahun semakin berarti dia tidak terpenuhi kebutuhan
meningkat. Data WHO menyebutkan rasa nyamannya, disinilah peran perawat
bahwa 20 juta orang diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan rasa
meninggal karena kardiovaskular pada nyamannya. Intervensi keperawatan dalam
tahun 2015, mewakili 31% dari semua upaya peningkatan kenyamanan (Sitzman
kematian global. Dari data kematian &. Eichelberger, 2011)
tersebut, diperkirakan 8,7 juta yang Pendekatan yang digunakan dalam
disebabkan oleh penyakit jantung manajemen nyeri, yaitu pendekatan
koroner ( ASMIHA , 2016). farmakologi dan non farmakologi.
Penyebab utama PJK adalah Metode non farmakologi untuk
aterosklerosis (Brunner & Suddarth, 2013). menurunkan nyeri tidak berpotensi
PJK dapat dikenali atau didiagnosis menimbulkan efek samping yang
dengan beberapa cara, mulai dari teknik berbahaya. Salah satu metode non
non invasif seperti elektrokardiografi farmakologi yang dapat digunakan adalah
(EKG) sampai pemeriksaan invasif hipnoterapi.
seperti coronografi atau kateterisasi Hipnoterapi merupakan salah satu
jantung (Guyton & Hall, 2014). teknik manajemen nyeri non farmakologi
Tindakan kateterisasi jantung dengan membantu pasien pada keadaan
merupakan salah satu tindakan invasif rileks sehingga dapat menstimulir otak
yang dapat menimbulkan berbagai reaksi, untuk melepaskan neurotransmiter yaitu
baik sebelum dilakukannya tindakan enchepalin dan endorphin. Endorphin
maupun setelah dilakukan tindakan. Reaksi berfungsi meningkatkan mood sehingga
tersebut diantaranya adalah nyeri yang dapat merubah penerimaan individu
dirasakan setelah dilakukan tindakan, terhadap nyeri. Hipnoterapi dapat
peningkatan tekanan darah, frekuensi mengalihkan perhatian klien dengan
pernafasan dan frekuensi nadi (Brunner & sugesti yang diberikan sehingga klien
Suddarth, 2013). akan lupa terhadap nyeri yang
Kolcaba (2013) menyatakan bahwa dirasakan. (Antman dan Braunwald, 2010).
kenyamanan merupakan kebutuhan bagi Hasil penelitian yang dilakukan oleh
setiap orang. Kenyamanan tersebut (Pramono, 2017) tentang pengaruh
4

pemberian hipnoterapi dan edukasi dependen adalah Skala nyeri pasien post
terhadap skala nyeri pada pasien st elevasi coronary angiography, instrument
miocard infark (STEMI), didapatkan hasil penelitian dengan menggunakan Visual
dari penelitian ini adalah terdapat Analog Scale (VAS). Analisa data
pengaruh pemberian hipnoterapi dan menggunakan Uji Wilcoxon.
edukasi terhadap skala nyeri ST elevasi
Miocard infark dengan hasil analisis skala HASIL DAN PEMBAHASAN
nyeri setelah mendapatkan perlakuan Jenis Kelamin
hipnoterapi dan edukasi dan selisih Tabel 1. Karakteristik Responden Menurut
penurunan skala nyeri sebelum dan Jenis Kelamin F %
sesudah antara kelompok kontrol dan Laki – laki 24 80 %
kelompok perlakuan didapatkan perbedaan Perempuan 6 20 %
Jumlah 30 100%
yang signifikan, Independent Samples Test Jenis Kelamin (n=30)
sig. 0,000 (<0,05). Sumber: Data primer
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Hasil analisis pada Tabel 1 di atas
mengetahui adakah pengaruh pemberian
dapat diketahui bahwa kelompok
hipnoterapi terhadap skala nyeri pada
responden menurut jenis kelamin,
pasien post kateterisasi jantung di ruang
mayoritas berjenis kelamin laki - laki
ICVCU RSUD dr. Moewardi.
yaitu sebanyak 24 responden (80%),
Mayoritas responden adalah berjenis
METODE PENELITIAN
kelamin laki-laki, hal ini dapat dikarenakan
Metode penelitian ini menggunakan
gaya hidup pada laki-laki cenderung
penelitian Quasi Eksperimen dengan
merokok, mengkonsumsi kopi dan alkohol
rancangan penelitian one group pretest-
yang merupakan salah satu faktor
posttest design, Populasi adalah pasien
penyebab penyakit jantung (Ghani dkk,
yang telah menjalani coronary angiography
2016).
di RSUD Dr. Moewardi. Teknik
Berdasarkan hasil penelitian yang
pengambilan sampel menggunakan non
dilakukan oleh Farissa (2011) dengan hasil
probability sampling dengan cara
proporsi penyakit jantung koroner lebih
accidental sampling, yaitu sebanyak 30
besar pada pasien laki-laki yaitu sebesar 86
orang sampel. Waktu penelitian dilakukan
kasus (81,9%) daripada perempuan,
pada Bulan Juli – Agustus 2019.
dengan perbandingan ± 4:1. Hal ini selaras
Variabel independen adalah
dengan penelitian Wahyuni & Kurnia
pemberian terapi Hipnoterapi, Variabel
5

(2014) bahwa responden gagal jantung negara berkembang. Riset Kesehatan


yang terbanyak adalah laki-laki yaitu Dasar (2018) menyatakan bahwa
adalah laki-laki sebesar 25 responden prevalensi penyakit gagal jantung di
(73,52 %) sedangkan perempuan 9 Indonesia berdasarkan diagnosis dokter
responden (26,47 %). diperkirakan sebesar 1,5% atau
Usia diperkirakan sekitar 29.550 orang dan
Tabel 2. Karakteristik Responden Menurut banyak ditemukan pada kelompok umur
Usia (n=30) 54-64 tahun.
Usia F % Usia semakin bertambah dan resiko
36 – 45 tahun 3 10% terjadi keparahan pada penyakit jantung
46 – 55 tahun 11 36,7%
juga mengalami peningkatan drastis
56 – 65 tahun 12 40%
>65 tahun 4 13,3% (Harikatang, Rampengan, & Jim, 2016).
Jumlah 30 100% Skala Nyeri Pre-Test dan Post-Test
Sumber: Data primer
Tabel 3. Skala Nyeri Pre-Test dan
Hasil analisis pada Tabel 2 di atas Post-Test
dapat diketahui bahwa bahwa usia
responden terbanyak yakni pada rentang
Min Max Mean Med SD
usia 56-65 tahun dengan jumlah 12
Nyeri 4 7 5,30 5 0,915
responden (40%). Pre-
Test
Berdasarkan klasifikasi usia menurut
Nyeri 2 4 2,50 2 0,572
Depkes RI (2018), hasil analisis responden Post-
berdasarkan usia pada penelitian ini rata – Test
Sumber: Data primer
rata responden termasuk kelompok pada
usia lansia akhir karena rata – rata umur Berdasarkan tabel 3 menunjukkan

responden pada penelitian ini adalah 56,97 bahwa nilai Median skala intensitas nyeri

tahun, dengan rincian mayoritas responden sebelum intervensi (pre-test) diperoleh

berusia 56 - 65 tahun yaitu sebanyak 12 nilai 5 (Nyeri sedang) dengan Standar

responden (40%) kemudian responden Deviasi 0,915, sedangkan nilai Median

terendah berusia 36 – 45 tahun sebanyak 3 skala intensitas nyeri sesudah intervensi

responden (10%). (post-test) diperoleh nilai 2 (Nyeri ringan)

Menurut Perki (2015) gagal jantung dengan Standar Deviasi 0,572

adalah masalah kesehatan yang terus- Intensitas nyeri sebelum diberikan

menerus dengan bertambahnya usia intervensi hipnoterapi pada pasien post

yang terjadi pada negara maju maupun kateterisasi jantung mayoritas skala nyeri
6

sedang dengan nilai median 5 dan SD Pemberian intervensi hipnoterapi


0,915 merupakan penatalaksanaan nyeri non
Nyeri yang dirasakan oleh individu farmakologi yang dilakukan dengan cara
yang mengalami post-operasi, bisa dari terapi kognitif. Menurut Wong & Andri
skala yang paling ringan hingga terberat (2009), hipnosis dapat diartikan sebagai
(Brunner & Suddart, 2013). Adanya suatu kondisi relaks, fokus atau
rangsangan pembedahan menimbulkan konsentrasi. Dengan demikian, hipnoterapi
kerusakan pada jaringan kemudian akan efektif digunakan dalam penanganan
melepaskan zat histamine, serotonin, gangguan-gangguan yang bersifat
plasmakin, bradikinin, prostaglandin psikologis untuk mengubah mekanisme
yang disebut mediator nyeri. Mediator pikiran manusia dalam
ini merangsang reseptor nyeri yang terletak menginterpretasikan pengalaman hidupnya
di ujung saraf bebas dari kulit, selaput serta menghasilkan perubahan pada
lendir dan jaringan lain sehingga persepsi dan tingkah laku (Wong, 2010).
rangsangan dirasakan sebagai nyeri. Pada Pengaruh Hipnoterapi terhadap Skala
saat terjadi pelepasan mediator kimia Nyeri Pre-Test dan Post-Test
akan merangsang saraf simpatis sehingga
Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank
menyebabkan vasokontriksi yang akan Test
meningkatkan tonus otot yang
Variabel p-value
menimbulkan berbagai efek seperti Skala Nyeri pre-test dan post-test 0.001
spasme otot yang pada akhirnya akan Sumber: Data primer
menekan pembuluh darah, mengurangi Tabel 4 menyatakan bahwa dari uji
aliran darah dan meningkatkan kecepatan Wilcoxon dapat diketahui hasil p-value
metabolisme otot yang menimbulkan sebesar 0,001, Selanjutnya hasil uji
pengiriman impuls nyeri ke medula Wilcoxon menunjukkan adanya pengaruh
spinalis ke otak terus berjalan sehingga pemberian hipnoterapi terhadap skala
terjadi persepsi nyeri (Smeltzer & Bare, nyeri pada pasien post kateterisasi jantung
2013). di ruang ICVCU RSUD dr. Moewardi
Intensitas nyeri setelah diberikan Hasil dari sebuah critical review
intervensi hipnoterapi pada pasien post tentang hipnotis menunjukkan bahwa
kateterisasi jantung mayoritas skala hipnosis dapat menurunkan nyeri akut
nyerinya menjadi skala nyeri ringan prosedural, dan hipnosis mempunyai
dengan nilai median 2 dan SD 0.572. keefektifan yang sama efektifnya dengan
7

terapi komplementer lainnya. Analgesia yang signifikan secara statistik dalam


hypnosis tampak sangat efektif dalam kisaran kecil hingga sedang (r = 0,24; 95%
prosedur bedah minor. Selanjutnya, Confidence Interval = −0,28 hingga 0,75),
intervensi hypnosis dimulai lebih awal dari menunjukkan bahwa sugesti hipnosis yang
hari prosedur dan menggunakan lebih dari lebih besar menyebabkan efek yang lebih
satu sesi hypnosis, lebih banyak pemberian besar dari intervensi hipnosis.
terapi hypnosis maka lebih efektif Sugestibilitas hipnosis menyumbang 6%
(Kendrick et al, 2016). dari varians dalam hasil. Studi ukuran
Hasil penelitian ini didukung oleh sampel yang lebih kecil, penggunaan
hasil penelitian yang dilakukan oleh SHCS (Stanford Hypnotic Clinical Scale ),
Sumarwanto (2015) yaitu tentang dan pengambilan sampel anak cenderung
Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan menghasilkan ukuran efek yang lebih besar
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi (Montgomery et al. 2011).
Dengan Skala Nyeri Sedang-Berat Di RS Teknik hipnoterapeutik ini
Bhayangkara. Hasil penelitian ini adalah digunakan untuk mencari akar
Hipnoterapi berpengaruh terhadap permasalahan pada klien. Setelah
penurunan intensitas nyeri pasien post mengetahuai akar permasalahan dari
operasi. Hasil penelitian ini juga didukung klien, klien diberikan pemograman
oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh positif sehingga menghasilkan perilaku
Annisa (2015) yaitu tentang Pengaruh baru (IBH, 2015). Menurut Gunawan
Hipnoterapi Terhadap Tingkat Nyeri (2012) hipnoterapi dapat menurunkan
Dismenore Di SMPN 16 Pontianak, Hasil nyeri dengan dua mekanisme. Mekanisme
penelitian ini adalah Hipnoterapi efektif pertama adalah dengan menahan impuls
untuk menurunkan intensitas nyeri nyeri di medulla spinalis sehingga
dismenore pada remaja putri di SMAN 16 impuls nyeri tidak dihantarkan ke
Pontianak. thalamus. Tahap induksi dan deepening
Sugestibilitas hipnosis telah dalam kondisi relaksasi yang bertujuan
digambarkan sebagai prediktor kuat hasil agar otak memiliki gelombang theta. Pada
yang terkait dengan intervensi hipnosis. kondisi relaksasi ini merangsang tubuh
Salah satu penelitian Meta-analisis yang memproduksi analgetik endogen yaitu
mengevaluasi besarnya efek sugestibilitas endorphin yang dapat menahan impuls
hipnosis pada hasil hipnosis dalam nyeri di mudula spinalis. Mekanisme
pengaturan klinis. Hasilnya kedua adalah dengan mengubah persepsi
mengungkapkan ukuran efek keseluruhan nyeri di kortex serebri.
8

Hipnoterapi secara fisiologis, bekerja menjadi skala nyeri ringan dengan nilai
melalui sistem gelombang otak. Pada sesi- median 2 dan SD 0.572.
sesi hipnoterapi, seperti induksi dan 4. Pemberian terapi hipnoterapi pada
deepening, pasien akan dibimbing responden post kateterisasi jantung
terapis dari pikiran sadar ke pikiran bawah mempunyai pengaruh yang signifikan
sadar. Pada kondisi seperti ini akan terhadap penurunan skala nyeri yang
memasuki kondisi hipnosis yang lebih dirasakan responden di ruang ICVCU
dalam, sehingga gelombang otak yang RSUD Dr Moewardi dengan p-value
semula berada pada gelombang beta 0.001,
akan berubah pelan-pelan menuju
gelombang alpha. Otak dalam kondisi Saran
alpha akan memproduksi hormon seretonin
1. Bagi Perawat
dan endorfin yang menyebabkan seseorang
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan
merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia
sebagai alternatif dalam memberikan
sehingga stress menjadi menurun
intervensi keperawatan sehingga dapat
(Setiawan, 2009).
meningkatkan kwalitas pelayanan yang
lebih baik.
PENUTUP
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Simpulan
Rumah Sakit bisa menjadikan
1. Karakteristik responden pada penelitian
penelitian ini sebagai acuan dalam
ini berdasarkan jenis kelamin memiliki
penyusunan SPO Hipnoterapi yang
responden berjenis kelamin laki – laki
merupakan terapi nonfarmakologi
lebih banyak daripada perempuan,
untuk menurunkan nyeri pasien.
jumlah responden laki – laki sebanyak
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
24 responden (80%) dan rata – rata
Bagi institusi pendidikan, hasil
umur responden adalah 56,97 tahun
penelitian ini dapat menjadi salah satu
dengan rentang usia responden pada
pilihan referensi di dalam pembelajaran
penelitian ini yaitu usia 56 – 65 tahun.
terkait penurunan tingkat nyeri dengan
2. Pada responden sebelum diberikan
terapi nonfarmakologi yaitu pemberian
hipnoterapi mayoritas skala nyeri yang
hipnoterapi
dirasakan nyeri sedang dengan nilai
4. Bagi Peneliti selanjutnya
median 5 dan SD 0,915.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini
3. Pada responden sesudah diberikan
dapat dikembangkan lebih lanjut
hipnoterapi mayoritas skala nyerinya
9

dengan variabel yang berbeda, serta Ghani, Lannywati, Laurentia K.


dalam intervensi hipnoterapinya Mihardja, Delima. (2016). Faktor
menggunakan teknik hipnoterapi yang Risiko Dominan Penderita Stroke
sama pada setiap responden untuk di Indonesia. Buletin Penelitian
mengetahui keefektifan hasil dari teknik Kesehatan, Vol. 44 No. 1, Maret
hipnoterapi yang digunakan tersebut. 2016 : 49 – 58.
Diharapkan output dari penelitian
Gunawan, A. W. (2012). The Miracle
tersebut bisa bermanfaat dan dapat
of Mind Body Medicine .
mengembangkan keilmuan secara
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
signifikan.
Utama.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C., Hall, J. E., (2014). Buku
Antman EM, Braunwald E (2010). St-
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
segment elevation myocardial
12. Jakarta : EGC
infarction. Dalam: Loscalzo J
(ed). Harrison’s cardiovascular Harikatang,A., Rampengan,S., &
medicine. New York: McGraw- Jim,E.(2016).Hubungan antara
Hill Medical, pp: 395-413. jarak tempuh tes jalan 6 menit
dan fraksi ejeksi pada pasien
Brunner & Suddarth (2013). Buku Ajar
gagal jantung kronik terhadap
Keperawatan Medikal Bedah
kejadian kardiovaskular. Jurnal e-
Edisi 8 volume 2. Jakarta EGC
Clinic (eCl), Volume 4, Nomor
Departemen Kesehatan Republik 1, Januari-Juni 2016.
Indonesia. (2018). Laporan
Kendrick C, Sliwinski J, Yu Y, Johnson
Nasional Riset Kesehatan Dasar.
A, Fisher W, Kekecs Z, Elkins G.
Jakarta: Pusat penelitian
Hypnosis for Acute Procedural
pengembangan kesehatan.
Pain: A Critical Review.
Farissa PI. (2012). Komplikasi pada pasien International Journal of Clinical
infark miokard akut st-elevasi and Experimental Hypnosis. 2016;
(STEMI) yang mendapat maupun 64(1):75-115
tidak mendapat terapi reperfusi.
Montgomery GH, Schnur JB, David D.
Semarang. Universitas
The impact of hypnotic
Diponegoro. Skripsi.
suggestibility in clinical care
10

settings. International Journal of Fakultas Kedokteran Universitas


Clinical and Experimental Tanjung Pura
Hypnosis. 2011;59:294–309.
Wahyuni, A., & Kurnia, O. S. (2014).
Perki (2018). Pedoman Laboratorium Hubungan Self-Care dan motivasi
Kateterisasi Jantung dan Pembuluh dengan Kualitas Hidup Pasien
Darah. Jakarta: Centra Gagal Jantung. Jurnal
Communication Keperawatan Padjajaran,

Pramono, Cahyo. (2017). Pengaruh Wong, W., & Andri Hakim (2009).
Pemberian Hipnoterapi Dan Dahsyatnya Hipnosis. Jakarta:
Edukasi Terhadap Skala Nyeri Visimedia
Pada Pasien St Elevasi Miocard
Wong, W. (2010). Membongkar Rahasia
Infark (Stemi). Skripsi Stikes
Hipnosis. Jakarta: Visimedia
Muhammadiyah Klaten. Klaten

Setiawan, Toni.(2009). Hipnotis &


hipnoterpi. Jogjakarta: Garasi.

Smeltzer & Bare (2013). Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah
Bruner & Suddarth Edisi 8.
Jakarta: EGC

Sitzman, Katheleen L., Eichelberger, Lisa


Wrigh. 2011. Understanding the
work of nurse theorist: a creative
beginning. Ed 2nd. Ontario: Jones
and Bartlett Publisher

Sumarwanto F.A. (2015). Pengaruh


Hipnoterapi Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Dengan Skala Sedang-
Berat di Rumah Sakit Bhayangkara
Polda Kalbar. Pontianak :

Anda mungkin juga menyukai