• Masyarakat Kedung Ombo merasa kecele terhadap ganti rugi yang diberikan
pemerintah..
• Masyarakat yang sudah menerima ganti rugi terpaksa bertahan karena jumlah
• Proyek terus berjalan, air sudah mulai menggenang, meski masih ada ratusan
keluarga bertahan..
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta pemerintah tak menggusur dan
mengusir warga selama masa darurat pandemi Covid-19. Komnas juga meminta
semua pihak tak melakukan kekerasan dan tindakan yang berpotensi melanggar
hak asasi. "Tindakan di atas tidak sepatutnya dilakukan di tengah pandemi Covid-
19," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik melalui keterangan
tertulis, Senin, 13 April 2020.
Proyek membangun bendungan Sungai Serang ini mulai digarap pada 1984 dan
beberapa wilayah mulai "dibebaskan". Namun, sejak 1986, proses pembebasan
lahan mulai kisruh. Masyarakat pemilik lahan banyak yang merasa kecele.
Mereka mengingat pemyataan Menteri Dalam Negeri saat itu, Soepardjo Rustam,
bahwa ganti rugi tanah Kedung Ombo sebesar Rp 3.000 per meter persegi.
Namun mereka menerima kurang dari itu.
Dalam surat keputusan Gubemur Jawa Tengah, ganti rugi untuk Kedung Ombo
besarannya Rp 400 per meter persegi buat sawah, Rp 350 untuk lahan kering, Rp
730 buat pekarangan, Rp 2.150-7.380 untuk 1 meter persegi rumah, dan Rp
30-2.000 buat setiap batang pohon. Besaran ganti rugi tersebut membuat warga
Kedung Ombo tak dapat membeli lahan yang sama luasnya di desa-desa tetangga.
Mereka menuntut ganti rugi sebesar yang disebutkan Menteri Dalam Negeri.
Karena itu, proses ganti rugi berjalan alot. Pemerintah Orde Baru mulai
kehilangan kesabaran karena proyek itu mesti diresmikan secepatnya tahun ini.
Aparat militer dan kepolisian mulai mengintimidasi masyarakat dengan ancaman
pidana subversi. Para tokoh masyarakat yang keras menolak diberi stempel anti
pembangunan hingga makar dan menerima cap "ET" (eks tahanan politik) di
kartu tanda penduduk mereka.
Ancaman ini tak membuat masyarakat gentar. Mereka tetap menolak "cap
jempol" dan tak mengambil uang ganti rugi yang disediakan, yang terlampau
kecil jumlahnya. Mereka memilih bertahan di Kedung Ombo meskipun beberapa
tempat mulai digenangi air. Beberapa masyarakat yang telah menerima ganti rugi
tapi merasa kecele karena tak sanggup membeli lahan untuk pindah bermukim
juga memilih bertahan di Kedung Ombo.
Meski air telah meninggi, ada 1.355 keluarga yang tak mau angkat kaki dari
desanya. Mereka antara lain ada di Dusun Ngrakum, Nglanji, Klewor, Tremes,
Mlangi, dan Kedungpring. Meski warga masih bertahan, dusun-dusun ini secara
resmi telah dinyatakan hilang dari peta, "ditenggelamkan" di waduk Kedung
Ombo.
Sebelum 1989, penduduk di bawah pimpinan Djaswadi menuntut ganti rugi tanah
tak jauh dari wilayah yang bakal menjadi waduk. "Tanah harus diganti tanah,"
ucap Djaswadi. Gubemur Jawa Tengah Ismail mengalah. Mereka diizinkan
menempati hutan Perhutani, yang kini menjadi Kedungmulyo dan Kedungrejo,
dengan hanya membayar Rp 200 per meter persegi.
Tapi tak semua sepakat. Penduduk lain di bawah pimpinan Mbah Jenggot
menolak karena lahan di Kedungrejo (105 hektare) dan Kedungmulyo (253
hektare) tidak seluas tanah milik mereka yang tenggelam. Mereka memilih
bertahan. Seiring dengan air meninggi, mereka berpindah ke area green belt. Aksi
Mbah Jenggot membuat penduduk lain yang telah menerima ganti rugi menuntut
pemerintah meninjau ganti rugi.
Masyarakat Kedung Ombo sepakat meminta ganti rugi sebesar Rp 13.500 per
meter persegi. Angka ini masih jauh di bawah harga yang dipatok Mbah Jenggot:
Rp 20 ribu per meter persegi. Kisruh ini membuat peresmian yang dijadwalkan
April mesti ditunda karena masalah ganti rugi lahan. Namun Ismail
membantahnya. "Soal peresmian itu menyangkut kelengkapan fasilitas, seperti
jalan ke PLTA-nya," ujamya.
Karena itu, penahanan Juliari pada 6 Desember lalu harus dijadikan pintu masuk
untuk mengungkap lebar jejaring pelaku korupsi dana bansos. KPK tidak boleh
gentar, meski berhadapan dengan partai penguasa. Korupsi dana bantuan untuk
masyarakat yang terempas krisis ekonomi akibat pandemi jelas merupakan
kejahatan level tertinggi. Pelakunya tak hanya merugikan keuangan negara, tapi
juga mengancam hidup banyak orang.
Anggaran pemerintah untuk proyek bansos adalah Rp 300 ribu per kemasan untuk
21,6 juta kemasan yang dibagikan dalam 12 gelombang. Artinya, total nilai
korupsi Menteri Sosial mencapai setidaknya Rp 216 miliar. Tapi, ada dugaan,
korupsi Juliari sebenamya lebih dahsyat.
Penelusuran majalah ini menemukan bahwa nilai tiap kemasan bantuan sosial bisa
jadi jauh lebih rendah dari Rp 300 ribu. Banyak penerima bantuan mengeluhkan
buruknya kualitas beras, sarden, atau mi instan yang mereka terima. Biaya
pembuatan tas bantuan yang dikerjakan PT Sritex, Solo, Jawa Tengah, pun terlalu
mahal. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sempat menelusuri
kejanggalan-kejanggalan ini.
Pengadaan bansos berbentuk barang pada masa krisis memang rentan dikorupsi.
Banyak aktivis antikorupsi sudah mengingatkan pemerintah sejak awal. Kondisi
pandemi yang serba darurat dimanfaatkan Juliari dan kelompoknya untuk
berbagi-bagi jatah. Bukan hanya di hilir, dalam proses pengadaan bansos pun
sejumlah perusahaan kepanjangan tangan politikus turut bermain. Ada kesaksian
yang menyebutkan nama sejumlah elite PDIP yang menitipkan perusahaan
tertentu agar mendapat jatah proyek. KPK harus menelusuri semua petunjuk itu.
Bagi banyak orang, kejahatan semacam ini mungkin tidak terbayangkan. Menteri
Sosial yang semestinya menjadi penopang orang-orang papa justru mengkhianati
warga yang seharusnya dia lindungi. Apalagi Juliari berasal dari PDIP, partai
politik yang selalu mengklaim sebagai ''partai wong cilik".
Bagaimanapun aksi lancung Juliari tak bisa dilepaskan dari kebijakan Presiden
Joko Widodo. Ketika menyetujui revisi Undang-Undang KPK setahun lalu, yang
jelas-jelas memereteli sejumlah kewenangan lembaga itu, Jokowi mengirim sinyal
terang benderang ke pelosok negeri. Dia menegaskan bahwa penindakan keras
terhadap korupsi adalah pengganggu pembangunan.
mendorong Juliari dan bisa jadi pejabat lain untuk ramai-ramai menggarong
anggaran negara.
Penyidikan tentu belum usai. Sudah semestinya KPK menelusuri aliran dana hasil
korupsi dengan menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
Kecurigaan bahwa hasil pungutan bansos ini masuk ke kantong elite PDI
Perjuangan, tempat Juliari Batubara menjadi wakil bendahara umum, harus
ditelusuri. Apalagi undang-undang antikorupsi memungkinkan penggunaan delik
kejahatan korporasi. Sanksi bagi pelaku kejahatan level tertinggi ini harus
berlipat-lipat, termasuk bagi kelompok yang ikut menikmati hasilnya.
Apa yang dilakukan Joko Widodo mirip yang dikerjakan Soeharto lebih dari 30
tahun lalu. Soeharto, misalnya, tak segan menyingkirkan lebih dari 5.000
penduduk tiga kabupaten di Jawa Tengah untuk membangun Waduk Kedung
Ombo. Tak mendapat ganti rugi yang sesuai, masyarakat kehilangan lahan, tempat
tinggal, dan mata pencarian.
Indikasi pengabaian hak asasi terlihat dalam pemyataan Presiden Joko Widodo
pada peringatan Hari Hak Asasi Manusia, 10 Desember lalu. Dalam pidatonya,
Presiden mengatakan pembangunan infrastruktur merupakan upaya negara
melindungi hak asasi rakyat. Pandangan right to development ini, betapapun
diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, mensyaratkan sejumlah hal. Di
antaranya, keharusan pemerintah melindungi hak hidup rakyat, hak berpendapat,
serta hak untuk tidak didiskriminasi berdasarkan ras, suku, bahasa, agama, dan
jenis kelamin.
Tentu banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan agar niat itu terlaksana.
Yang terpenting adalah memastikan ketersediaan anggaran. Tak hanya
menyediakan uang untuk membeli vaksin, tapi juga membeli alat tes usap agar
penduduk yang divaksin dipastikan tidak terinfeksi virus. Dengan asumsi 70
persen penduduk Indonesia harus divaksin masing-masing dua kali agar terbentuk
imunitas bersama, diperlukan kira-kira 378 juta paket vaksin plus alat tes usap
selama periode vaksinasi.
Tugas berikutnya adalah menyusun daftar prioritas penerima vaksin. Selama ini,
pemerintah mengatakan akan mendahulukan orang tua, tenaga kesehatan, serta
anggota Kepolisian RI dan Tentara Nasional Indonesia. Masalahnya, vaksin yang
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fopini%2F162146%2Feditorial-jangan-hanya-bergantung-p... 1/2
12/20/2020 Editorial: Jangan Hanya Bergantung pada Vaksin Covid-19 - Opini - majalah.tempo.co
akan tersedia dalam jumlah besar adalah merek Sinovac asal Cina. Belum ada
penjelasan apakah vaksin ini cukup aman dan ampuh diberikan kepada orang
lanjut usia. Dalam uji coba tahap ketiga-salah satunya dilakukan di Bandung
para relawan Sinovac dipilih dalam rentang usia 18-59 tahun.
Persoalan kemujaraban akan menjadi isu berikutnya. Hingga saat ini, efikasi
Sinovac belum diketahui. Produsen lain sudah mengklaim vaksinnya mujarab.
Pfizer dan Modema memiliki efikasi 95 persen, AstraZeneca 70 persen. Badan
Pengawas Obat dan Makanan harus menunggu kepastian tingkat efikasi ini
sebelum mengeluarkan izin. Makin rendah efikasi, makin banyak penduduk yang
mesti divaksin-sesuatu yang dapat membengkakkan anggaran.
Yang juga penting adalah kesadaran bahwa vaksin bukan solusi tunggal
menghalau Covid-19. Para epidemiolog sudah mengingatkan bahwa efektivitas
vaksin punya batas waktu. Distribusi yang centang perenang dapat membuat
kekebalan komunitas tak tercapai. Dengan kata lain, program memakai masker,
menjaga jarak, dan mencuci tangan tidak boleh ditinggalkan. Keberadaan vaksin
tidak membatalkan kewajiban pemerintah melakukan tes massal, melacak mereka
yang terinfeksi, dan mengobati yang sakit. Sikap abai pemerintah dan orang
ramai setelah kedatangan vaksin bisa membuat pandemi justru tak kunjung raib.
Editorial: Pentingnya
ketegasan Jokowi dalam
Menyiapkan Peta Jalan
Pascalndustri Tembakau
Selama ini, pemerintah selalu bersikap mendua pada industri rokok. Dalih
produsen untuk menjaga kelangsungan hidup petani tembakau menjadi
penyebabnya. Padahal alasan ini tak lagi relevan, mengingat rata-rata pabrik
rokok di Indonesia sudah bergantung pada tembakau impor.
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fopini%2F162144%2Feditorial-pentingnya-ketegasan-joko... 2/3
12/20/2020 Editorial: Pentingnya ketegasan Jokowi dalam Menyiapkan Peta Jalan Pasca-lndustri Tembakau - Opini - majalah.tempo.co
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fopini%2F162144%2Feditorial-pentingnya-ketegasan-joko... 3/3
12/20/2020 Otak-Atik Paket Bansos dan Jatah untuk Pejabat Negara - Laporan Utama - majalah.tempo.co
Juliari P Batubara usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, 6 Desember. TEMPO/M
Taufan Rengganis
• Tim ini menampung upeti dan mengarahkan vendor kepada supplier yang
• Menteri Juliari sempat menyebut nama putra Presiden untuk pengadaan tas
penampung bansos ..
Sehari seusai pertemuan di Istana, Ketua KPK Firli Bahuri mengumumkan Juliari
menjadi tersangka penerima suap bantuan sosial. Sebelumnya, KPK mencokok
pejabat pembuat komitmen Kementerian Sosial, Matheus Joko Santoso, dan
sopimya; Sanjaya, Presiden Direktur PT Tigapilar Agro Utama Ardian Iskandar
Maddanatja; broker Harry van Sidabukke; serta beberapa orang lain di Jakarta dan
Bandung. "Penyerahan uang dilakukan pada Sabtu pukul 02.00 di salah satu
tempat di Jakarta," kata Firli.
Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara memberikan bantuan sosial berupa sembako kepada warga
terdampak covid-19 di Tempat Bernaung Sementara di Gor Tanah Abang, Jakarta, Juni 2020.
TEMPO/Hilman Fathurrahman W
KPK menyita duit Rp 14,5 miliar dalam penangkapan tersebut. Pemberian fulus
itu diduga bertujuan agar Juliari dan anak buahnya memilih perusahaan Ardian
dan Harry sebagai vendor penyedia bansos di kawasan Jabodetabek. Ardian dan
Harry menjadi tersangka pemberi suap, sedangkan Juliari dan dua anak buahnya,
Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono, menjadi tersangka penerima suap.
Dari pengusaha ini, Juliari diduga telah menerima suap senilai Rp 17 miliar. Duit
ini dipungut dari pemotongan dana bantuan sosial sebesar Rp 10 ribu dari paket
bahan pokok seharga Rp 300 ribu. Selama delapan bulan ini, sudah 23,708 juta
paket atau total senilai Rp 6,464 triliun yang disalurkan. "Diduga disepakati
adanyafee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang hams disetorkan para rekanan
kepada Kementerian Sosial melalui Matheus Joko," ujar Firli.
Pada Ahad dinihari, 6 Desember lalu, setelah anak buahnya ditangkap KPK,
Juliari menyerahkan diri kepada komisi antikorupsi. Setelah diperiksa KPK, dia
menyatakan akan mengikuti proses hukum. "Mohon doanya," kata Juliari kepada
para pewarta.
•••
PROGRAM bantuan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak Covid-19, yang
terdiri atas 14 tahap, dua di antaranya buat komunitas, diduga dirancang untuk
menjadi proyek bancakan. Mendasarkan pada regulasi kedaruratan bencana,
Kementerian Sosial pada Rabu, 8 April lalu, menetapkan mekanisme penunjukan
langsung terhadap perusahaan penyedia paket bahan pokok, penyedia goodie bag,
hingga jasa pengiriman bantuan sampai ke kelompok penerima manfaat.
Menurut sumber yang sama, duit itu diserahkan setelah perusahaan mereka
mendapat surat perintah kerja dari Kementerian Sosial. Mereka bercerita,
belakangan Matheus dan Adi meminta tambahan upeti, selain Rp 10 ribu untuk
Juliari Batubara, sebesar 10-12 persen dari nilai pengadaan. Penyebabnya, paket
itu ada pemiliknya, yakni sejumlah politikus dan pejabat pemerintah.
Cerita dua pengusaha itu dibenarkan oleh dua penegak hukum yang mengetahui
aliran duit dari perusahaan yang ditunjuk Juliari. Keduanya mencontohkan, tiga
perusahaan, yaitu PT Anomali Lumbung Artha, PT Famindo Meta Komunika,
dan PT Integra Padma Mandiri, diduga memenangi paket yang "dimiliki" seorang
pemimpin komisi di Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Flaporan-utama%2F162160%2Fotak-atik-paket-bansos-da... 3/11
12/20/2020 Otak-Atik Paket Bansos dan Jatah untuk Pejabat Negara - Laporan Utama - majalah.tempo.co
Perjuangan. Menurut keduanya, ada pula jatah untuk seorang ketua komisi di
DPR dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan.
Juliari Batubara
TEMPO/Subekti
BAAANG BUKTI
Rp 14,5 mlllar dalam berbagai mata uang
Rp 11,9 mlllar
US$171.085 (setara dengan Rp 2,420 millar)
Sin$ 23.000 (setara dengan Rp 243 Juta)
PAKETBESAR
SEJAK April hingga Desember 2020, Kementerian Sosial sudah meneken 289 kontrak
dengan nilai total Rp 6,46 triliun. Tiap paket dihargai dari Rp 270 ribu hingga Rp 300 ribu.
Sebagian perusahaan yang ditunjuk baru dibentuk pada pertengahan 2020.
Tim khusus yang dipimpin Juliari Batubara juga mengarahkan vendor untuk
mengambil barang dari supplier yang dekat dengan PDI Perjuangan. Salah
satunya PT Tri Koro Dharmo, pernsahaan yang dipimpin Patricia Leila Roose,
istri mantan anggota DPR dari partai banteng, Nursuhud. Sejak April lalu, Patricia
mencari pasokan beras yang ia beri merek "Janoko". Adapun Tri Koro Dharmo
barn disahkan oleh Kementerian Hukum menjelang akhir Juni lalu.
Tak hanya menunjuk perusahaan pengadaan paket, Juliari Batubara dan tim
khususnya juga menunjuk rekanan untuk memproduksi goodie bag. Dua anggota
stafKementerian Sosial bercerita, Juliari meminta mereka menghentikan
pencarian vendor penyedia tas kain itu. Penyebabnya, tas yang digunakan sebagai
wadah oleh Integra Padma Mandiri itu akan diproduksi oleh PT Sri Rejeki Isman
Tbk atau Sritex. Padahal, semula, pengadaan tas itu akan diprioritaskan kepada
usaha kecil-menengah.
•••
mengatakan duit itu dikelola oleh dua orang kepercayaan Juliari bemama Eko dan
Shelvy. "Untuk membayar berbagai keperluan pribadi JPB (Juliari Peter
Batubara)," ujar Firli.
Tak hanya untuk membayar jet pribadi, duit suap diduga juga mengalir buat
memenangkan calon kepala daerah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
dalam pilkada yang digelar 9 Desember lalu. Dua penegak hukum yang
mengetahui aliran duit Juliari bercerita, pada Selasa, 3 November lalu, sekitar
pukul 10.40, Juliari pergi ke Semarang dengan menyewa jet pribadi. Setelah itu,
dia menempuh perjalanan darat selama 45 menit ke Kabupaten Kendal. Di
Gudang Bulog di Kaliwungu, Juliari menyalurkan bantuan sosial beras.
Menurut dua penegak hukum yang sama, seusai acara itu, Juliari diduga bertemu
dengan salah satu anggota staf Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani berinisial L.
Dalam pertemuan itulah duit miliaran rupiah diserahkan kepada perempuan
tersebut. Sebelum menjadi menteri, Juliari terpilih sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Jawa Tengah I, yang meliputi Kota dan
Kabupaten Semarang, Salatiga, dan Kendal. Berkunjung ke daerah, Juliari kerap
mengajak anggota stafnya, Adi Wahyono. Dua penegak hukum itu mengatakan
Adi selalu membawa tas berisi uang tunai.
Kuasa hukum Juliari, Maqdir Ismail, belum bisa memberi tanggapan soal upeti
yang diduga diterima dan disalurkan kliennya. "Mohon maaf, saya tidak bisa
menjawab pertanyaan karena saya belum bisa berkomunikasi dengan Pak Juliari
P. Batubara," kata Maqdir.
Barang bukti paket bantuan sosial Covid-19 yang dibawa masyarakat untuk diserahkan ke Komisi
Pemberantasan Korupsi, Jakarta, 16 Desember 2020. Tempo/Imam Sukamto
BARU sehari, nasi yang dimasak Rina sudah basi. Warga Duren Sawit, Jakarta
Timur, itu heran terhadap kualitas beras yang ia peroleh dari bantuan sosial yang
disalurkan Kementerian Sosial. Saban kali tak habis, nasi itu sudah menguning
keesokan harinya. Padahal beras yang biasa ia beli tahan beberapa hari. "Yang
bansos ini kualitasnya buruk. Kalau enggak habis, besoknya basi," kata
perempuan 51 tahun itu saat dihubungi pada Kamis, 1 7 Desember lalu.
Selama masa pandemi ini, Rina beberapa kali mendapat bantuan sosial berupa
bahan kebutuhan pokok. Isi paket bantuan itu, menurut dia, berkualitas kurang
bagus. Beras yang ia dapat tak bermerek. Beras tersebut berbulir halus atau pecah
dan kotor. Selain beras, ada sarden kaleng yang mereknya tak Rina ketahui
sebelumnya. Bantuan itu dibungkus dengan goodie bag merah-putih.
biasa ia temukan di minimarket. Dalam paket itu ada kecap isi ulang, bihun, dan
makanan kaleng kari.
Keluhan buruknya kualitas beras juga dirasakan warga Depok, Jawa Barat, Laily.
Warga RT 04 RW 06, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, Kota
Depok, itu memperoleh bantuan beras 20 kilogram. Laily mengaku mendapati
kutu di dalam beras tersebut. "Akhimya enggak saya pakai," ucapnya.
lhwal nilai bahan pokok yang menciut, Hartono mengklaim tak ada
pemangkasan harga. Menurut dia, harga paket bahan pokok Rp 270 ribu.
Ditambah harga goodie bag dan jasa angkut senilai Rp 30 ribu, "Jadi dapat
dipastikan biaya untuk satu paket Rp 300 ribu," ujar Hartono.
Tempo mencoba menghitung nilai paket yang disalurkan oleh Kementerian Sosial
dalam kantong kain berwama merah-putih melalui toko online. Dalam paket itu
terdapat mi instan sebanyak 12 bungkus, sarden berukuran kecil 4 kaleng, sarden
besar 2 kaleng, saus botol kecil, minyak goreng 2 liter, dan beras 10 kilogram.
Ditambah harga goodie bag Rp 15 ribu dan biaya angkut dengan nilai yang sama,
paket itu bemilai tak sampai Rp 250 ribu.
Barang bukti pembagian bantuan sosial, dengan latar belakang spanduk kampanye Yuni yang
sedang berkampanye untukjagoannya di Angkringan Marhaen di Sleman, Yogyakarta. Istimewa
saat kampanye..
Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu dipanggil sebagai saksi dalam
dugaan penyalahgunaan bantuan sosial untuk kampanye pasangan calon Bupati
dan Wakil Bupati Sleman, Kustini Sri Pumomo-Danang Maharsa. Pasangan yang
diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional itu meraihjumlah suara
tertinggi dibanding dua lawannya dalam pemilihan yang digelar pada Rabu, 9
Desember lalu.
Pemanggilan Yuni bermula dari laporan tim sukses lawannya, Danang Wicaksana
Sulistya- Raden Agus Choliq, ke Bawaslu Sleman pada Senin, 7 Desember lalu.
Juru bicara pasangan Danang-Agus, Kari Tri Aji, mengatakan tim hukum
melaporkan Kustini Sri Pumomo-Danang Maharsa karena terindikasi
menggunakan bantuan sosial dari Kementerian Sosial untuk kampanye. "Kami
mengajukan bukti seperti foto-foto kampanye yang sudah diserahkan ke
Bawaslu," ucap Kari.
Goodie bag merah bertulisan "#Kemensos Hadir" di Angkringan Marhaen, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Istimewa
Dalam foto yang salinannya diperoleh Tempo, terlihat Yuni yang diduga sedang
berkampanye untukjagoannya di Angkringan Marhaen di Dusun Nyampung,
Balecatur, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di situ ada poster
bergambar Yuni bersama Kustini dan Danang. Adapun di gerobak angkringan,
terdapat sejumlah goodie bag merah bertulisan "#Kemensos Hadir". Beberapa
orang yang hadir mengacungkan tigajari, nomor urut Kustini-Danang. Adajuga
foto sejumlah orang memegang selebaran berisi visi-misi pasangan tersebut.
Peristiwa yang terjadi pada Ahad, 22 November lalu, itu diketahui oleh
Muhammad Syaifudin Al Ghozali, pemilik toko kelontong. Saat itu, Syaifudin
yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Daerah Istimewa
Yogyakarta-mendapat pesanan minyak goreng sebanyak 40 kardus. Sang
pemesan meminta barang itu dikiritnkan ke gudang di dekat Angkringan
Marhaen. Syaifudin menyuruh anak buahnya mengantar minyak ke sana. Melihat
ada kerumunan, anak buah Syaifudin mendekat dan menyaksikan pembagian
bansos berisi "sembilan bahan pokok" atau sembako itu. Anak buahnya lalu
melaporkan kepada Syaifudin.
Yuni Satia Rahayu saat menyampaikan program pembentukan peraturan daerah di kantor Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Yogyakarta, November 2019. DPRD-DIY.GO.ID
melihat kejadian itu. Dari lima orang yang diajukan pelapor, hanya satu orang
yang menyatakan menerima bantuan. "Mereka bilang tidak bersedia bersaksi,
entah karena ada tekanan entah ada faktor lain," ujamya.
Dalam video berdurasi 45 detik yang tersebar di media sosial, Asafri yang
mengenakan seragam aparatur sipil negara terlihat berdialog dengan masyarakat.
Dia pun mengajak warga Hamparan Rawang memilih Syafril Nursal saat
pencoblosan. "Untuk pemilihan gubemur nanti pilih beliau," ujar Asafri, yang
juga politikus Partai Demokrat.
Wein Arifin, mengatakan Asafri divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Sungai
Penuh dengan hukuman pidana denda Rp 4 juta subsider 2 bulan penjara. "Dalam
sidang virtual tersebut, Wali Kota AJB (Asafri Jaya Bakri) terbukti bersalah
melakukan pelanggaran Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah," tutur Wein.
Tak hanya dimanfaatkan untuk pilkada, pembagian bantuan sosial juga masih
bermasalah. Di sejumlah daerah, bantuan dari Kementerian Sosial itu tak tepat
sasaran. Hidayat, warga Perumahan Ciomas Hills, Bogor, Jawa Barat, mendapat
bantuan tunai dari Kementerian Sosial senilai Rp 300 ribu pada 11 Desember lalu.
Padahal karyawan swasta itu tak merasa berhak mendapat bantuan tersebut.
Sedangkan pembantunya malah tak memperoleh.
Bantuan yang diterima Hidayat merupakan program bantuan sosial tunai dari
Kementerian Sosial bagi masyarakat yang terkena dampak Covid-19. Pada April
Juni, nilai bantuan tunai yang diberikan sebesar Rp 600 ribu. Nilainya menyusut
menjadi Rp 300 ribu pada periode Juli-Desember. Mengambil duit itu dari balai
desa, Hidayat mengaku mengalihkan uang tersebut kepada pembantunya. "Tidak
bisa ditolak karena nama saya sudah tercatat di Kemensos," ujamya. Ia lalu
menunjukkan surat kuasa pelimpahan uang kepada pembantunya yang disertai
tanda tangan di atas meterai.
Pada Mei lalu, Syamsul Budiman, warga Ciomas, juga mendapat bantuan
tersebut. Dia memperoleh Rp 600 ribu yang dikirimkan PT Pos langsung ke
depan rumahnya. Padahal Syamsul tergolong warga mampu. Duit itu lalu
dibagikan kepada penghuni kompleksnya yang tak mampu.
Besaran bantuan sosial yang diterima rakyat juga disunat. Warga di Kecamatan
Parung, Bogor, Tulip-bukan nama sebenamya-mengaku hanya menerima
bantuan tunai Rp 350 ribu pada Juni lalu. Padahal saat itu bantuan yang diberikan
seharusnya Rp 600 ribu. Tulip mengatakan pencairan uang itu dibantu oleh
petugas kecamatan atau pendamping desa sehingga dipotong untuk biaya
administrasi dan uang bensin. "Bilangnya buat bensin. Saya hanya menerima,"
katanya. Menurut dia, sebagian tetangganya ada yang hanya menerima Rp 200
ribu, bahkan kurang dari itu.
Warga Desa Sigapiton, Toba Samosir, Sumatera Utara bertahan di tanah mereka dari ancaman
penggusuran, Kamis, 12 September 2020. Facebook.com/Konsorsium Pembaruan Agraria
• Ada banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia di balik pelaksanaan Proyek
ekonomi..
OBSESI pemerintah menyulap Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia
justru menjadi momok buat warga Desa Sigapiton. Alih-alih mendapat berkah,
ratusan penduduk desa itu dipaksa angkat kaki dari tanah yang sudah turun
temurun mereka diami. Rakyat pun bergolak. Akibatnya, setahun terakhir,
bentrokan warga dengan aparatur keamanan kerap meletus di desa yang berada di
sisi timur Danau Toba tersebut.
Masyarakat Adat Rakyat Penunggu di Langkat, Sumatera Utara, berjaga dengan bambu runcing
untuk mempertahankan wilayahnya dari penggusuran, September 2020. Dok. Konsorsium
Pembaruan Agraria/KPA
Apa yang terjadi di kampung kecil Sigapiton tentu jauh dari yang direncanakan
pemerintah. Presiden Joko Widodo meyakini proyek-proyek strategis yang
dirancangnya bakal membawa kemakmuran untuk semua warga. Ketika berpidato
dalam peringatan Hari HAM Sedunia pada Kamis, 10 Desember lalu, Jokowi
bahkan memastikan semua proyek infrastruktur nasional didedikasikan sebagai
prasarana pemenuhan hak asasi masyarakat dan hak dasar secara adil dan merata.
"Hak sipil, hak politik, hak ekonomi, dan sosial serta budaya harus dilindungi
secara berimbang, dan tak ada yang akan terabaikan," ujar Jokowi dalam
pidatonya.
Tapi yang terjadi di lapangan tak seindah pidato itu. Sejumlah kelompok
masyarakat sipil menyampaikan temuan berbeda. Amnesty International
Indonesia, misalnya, merilis kabar bahwa 2020 adalah tahun pelemahan
perlindungan hak asasi manusia di negeri ini. Lembaga advokasi HAM ini
meminta pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan yang mengutamakan
stabilitas keamanan dan ekonomi ketimbang perlindungan hak asasi manusia.
Penggunaan aparat keamanan untuk menindak rakyat dinilai sudah terlalu
berlebihan.
Bentrok terjadi saat pengambilalihan tanah adat Rakyat Penunggu di Kampung Durian Selemak,
Langkat Sumatera Utara, September 2020. Dok. PW AMAN SUMUT
Pembaca, liputan khusus ini merupakan sumbangsih kami dalam merayakan Hari
HAM Sedunia. Kami sengaja menyoroti proyek-proyek pemerintah yang diduga
mengabaikan hak ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Pelanggaran terhadap
hak-hak dasar ini terasa ironis karena pemerintah berkeras membangun berbagai
infrastruktur di banyak daerah dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat.
Selain di Desa Sigapiton, letupan konflik muncul di banyak daerah yang tengah
menjalani pembangunan infrastruktur. Dampaknya selalu sama: ada warga yang
terusir dari tanah kelahiran dan kehilangan sumber mata pencarian. Semua kasus
pelanggaran HAM ini membuat publik layak bertanya: lalu semua proyek
infrastruktur itu sebenarnya buat siapa?
Masyarakat yang menjadi korban tentu tak tinggal diam. Mereka berupaya
mencari keadilan dengan mengadu ke berbagai lembaga, seperti Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia, organisasi masyarakat sipil, hingga menggugat ke
pengadilan. Komnas HAM mengaku menerima 84 aduan kasus agraria sejak
pemerintah mencanangkan Program Strategis Nasional pada 2017-2019. Ada
aduan korban pembangunan jalan tol, dermaga pelabuhan, hingga jalur kereta.
Kasusnya terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia.
Kami menyiapkan laporan khusus ini sejak dua bulan lalu. Diawali dengan
mendiskusikan isu ini dengan sejumlah aktivis dan kelompok masyarakat sipil.
Kami menemui pentolan Komnas HAM, Yayasan Auriga Nusantara, dan Aliansi
Masyarakat Adat Nusantara. Penjelasan mereka digunakan untuk
mengidentifikasi pelanggaran HAM yang muncul dalam berbagai program Proyek
Strategis Nasional yang dicanangkan pemerintah.
Dari riset awal itu, kami menemukan puluhan proyek pemerintah yang ditengarai
melanggar hak asasi warga setempat. Namun tak semua bisa kami angkat. Tim
redaksi akhirnya bersepakat memilih lima konflik yang masih berlangsung hingga
kini. Unsur magnitude peristiwa, keterkaitan konflik lahan dengan program
strategis nasional, dan bentuk pelanggaran hak ekonomi, sosial, serta budaya
menjadi acuan utama. Terbatasnya jumlah dan ruang gerak personel redaksi di
masa pandemi Covid-19 ini turut menjadi pertimbangan.
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) wilayah Nusa Bunga berdemonstrasi di halaman
Kantor Bupati Nagekeo, Kota Mbay, Kabupaten Nagekeo, Senin (18/3/2019). Mereka menuntut
Pemerintah menerima tuntutan mereka terkait pembangunan waduk Lambo.
https://perempuan.aman.or.id
Kontributor Tempo di Nusa Tenggara Timur, Yohanes Seo, berangkat dari Kupang
ke Kabupaten Nagekeo untuk meliput konflik masyarakat adat dengan proyek
pembangunan Waduk Lambo. Lokasi proyek hanya dapat dijangkau dengan
sepeda motor. Dia berkali-kali hampir terperosok di jalan berlumpur. "Lampu
peneranganjuga kurang dan membahayakan perjalanan," ujarnya.
ERA
PELEMAHAN
HAICASASI
DAUI.M,pre111o·ny1 padl pt:linpl:1111 Harl HalclllD!II
M,lllUtll,. J(amis. 10 DtlefftberlllU.. Pff:lkltA�oko
WI dodo ma.nyunpaltliln bab\llla pl!!m.rlntah ber'lcomltrnll!n
m•�ndllinct b:lk tll)ll ponmc. n:onorn1.dffls:os111 ..Jtu,dey1
HCilrl :bl-ttimbafl(. l•JU;a:a b�nJI rMt\1ffltaSkln,p1tllaf11
HlllM mua I.Blu, Kekl'mpdc fflH¥H-Bln11l !llpll l'l'lti\Cllal
f1·kta,betbeda. Lunbaga B.lt1.tuan HilkUm (LBM) l•httl
.bat.kin meA'ylbLl.tklfl 9emblm,nm1n ll.11c berped111p1t
lllf:ft<&p,11 NJror. sut ap&t�t m.el'langk111p tHtuan ak.Hvh
fiilln0:li111t Uridu&".,UftdanJ: Clpta HitrJ:a. Pan ptmhlla HAM
m•npni:11:ap Hjumlah Pr<l'1111lk Pemb■njlUl'llf\ Slt&tl!:�:!ll
NHlonal m.itn:IGl'bantan �•" mu9ralm1. n.temp:.n.
.. ...
HAM di IMlang agrana oata.m
PENCiGUNAAN U MDANCi P,E:MBUNCi;NAMAHIH:B[BA:5JlN danmenggarap.seJurnlah:usul
tigata"'-ini�ra hlr.SebaBlani
UNDA.N!G HilfOAMASI :QJIN BERl!lUMPUL DAN BER.El<SPRE51 p�t!k-baru.
perw.a mi!lNpakilRdi!impak
TRANSAKSl'ELECTAONIK(KA:Sus• 5ELAIIIAl010 pern:Danguoanlnfra.!ittulctur PtUhJJD;tl Ptm:lli::l!:r'I Nam.-o, 10!1
.......
-
Undaag-UndangOpta l<e�•
I a fa,if
olehpeme-rlntah. Tllht1nlOJD lanl11r1g: P�tiah.an
54 7
-··
,
Oltmghp K•!lf.a Parptti" l'li!omo., l lllb..l11
1016 t.e.n.l&ng P-ttc111p1tu
71 ?H1tlil.llr'IH"Pt°'tillk Str•tit��
kasosogra11a
111 17 dla:duki!ln ke- l<omBaS HAM Nd..Siionll
pada.2012:-2019 Memangkas 227 prOlll
..
Sumberda.ya alam
l'IIHjad 201 proy.lC
84
......
P[LANCCiJIIAAW N'.EBERASAH H TNdapat 55-proyek:t:iaru, di
BERAGAMA ji(/1SUS)
Klnef).a pemerlntalw\ anratariya:
f!IFI■■
...
kasus.dianitaran�a • §,msptantOI
-■• akl bat pro'(ol!k Infrastruk.1ur • 9HnC:llnt:t.n
pe1115tM.a p!!.ITill!nntah
Ea .. pembunuhan
Papua
A
• fib.1Nf.1ra
EEill .. zeorans
La...,...
towa5
21
PElANGCiJIIAJUI lt:EBEIA.SAH
DIRUNOUNG MASALMI
Rencana
BERAGAMJti SEUMA 20.20
PENfiADUAN IICASUSl Terdapat 189 isu yang
2021
El P<:larans•• berllradah Hakslpll daa pollllk dilaporkan dalam pengerjaan
223 proyek dan 3 program, di
Memulai41
11 &:'eoo&a a11rurni!rhibad21h pmyekbaru
Hakeli:ooomidansoslal-budaya
{dianwanya
I• lnllmimslkelompok 2.500 kilometer
■ 11 Pe,5'l<usl
Hali:kelom_poHhusus:
tolbaru dan
■••
Hak'-liak taln
cl@stinasi wisat:a
I ■ PenaoglG!pananggota prioritas)
kelomp.Qk k.el(,i!klna.,-
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Flaporan-khusus%2F162155%2Fisu-pelanggaran-ham-di-b... 7 /9
12/20/2020 lsu Pelanggaran HAM di Berbagai Proyek Strategis Nasional Jokowi - Laporan Khusus - majalah.tempo.co
LJ,.gkar'Cu;;irU:Setpor,g-.Clnere. Ban!.en
C:er,gkareng--Baruceper-Klslcwan. eanten
lu!ndal-SemarangOl.atm11g-$ernaran:gll}. .lawaiTengah
llitb'¥•n Pulllu lf.adl1111�,.-.,tl b.rupav;1 mAtingh;alangl l'ematan11 P�nl!!�ICayuAgung IL� Ko met.Ing lllr. $umiit@fa Sela.tan
N.lp�I OU.en of N:ttt�1t1ands. tMlalrultlln Plt"lfl'UUIII Gempal.-Pa51,Jruan, .Jilwa Tifflur
pallrl1ut di lillJ.1-y;ih lllnllill:P nan Hlayan. ti IUD Ball�pan-Samarinda:
ZD20, LlntasSurnatera
P&MHNGUNIIKDl!RIIAGAArau
Pf:MIIJIHG;IJNAN LISTRIII,.
Pl!IJl■UNAN
Pl!MBANtllIT. DAN IARllllCIIN
• Oerma� di P1,1\au Wo�mi='li!:tuana.11, Aru,
ftNDU"KUNll
Mal"l<u
• PlnJ AlnJai-Pans!caJan:51:usvda 11
• Pe1'iUTlt:iangan pa-sir di l=lul� Kodlngareng,
kecamatan, t.anglraC Surnaten Utara
Makassar. unb:IA!: telcli!masl pelabuhan
• PLTU )land. Clrel>on.lawa earat
.
"Y Pl TA Batan:g:toru. Sumate,a Lltara
• l!lt.'nJ ti Kand lwlan, Cirebol"I
• PiTM� o .. ol'llmbangA1et.:a11ng;m,
K.tliimantan Te11ga:h
• �TA Seka T,mg:ah, Lu.\W utara.
Suli!'L\<esl Sebtan
•�ulabuanAl>J)o, Tapanul,Tonj!iah.
S'Aamatera l ftara
RliUlulCU.NAII IIIAJl
T"Waduk l.Bp)bo., Nagek.eo, rJusa
T""11!araT>IJur
,.. Wadulcdl �at.en Wajo, Sulawesi
�!<,tan
,.. Waduli.Cacab-an,, legal,·Jawatengah
Pl!•BANCUNAJI PEIDIINCU.NAIIPA!IIIR
BANJIAII IIDIIAA Y Perlu;a.siilll p.?l�fdl K,ahupaten
Banilfar.a SyarMudln tJoor, l(altmant'an Sebtan Mangga:ral. Nusa T:enggaraTillW.lr
l)emD.ill'\gOlan landas:an 3 BandDra �kat110- ,.. Pa:;atdl Gol"()nblo
1-fatti., l:a11ten "Y Pasa.r �en� OKI Jakarta
Peritaasan Band.ata. Hasanuddln, $u1awesa • Pasat""Gllltung,lamp,ung
Sela.tan
P�ari B.andiua Kol'l)OOO, Nu� Tenggara
Timur
Bandar.a Mopah,•Merauke, Papua
NHoh. �Sdatahl I �mbar. Karrm �HM"A!..nl �11,, Amnesty tiim:abaal� faml;1 ootdi;Or.-.: Hian11dln!Gxbln T'lndakt:atm� l..trrbap i!lantum
1-fldrurn�rtt. Rim I fctn. TE�anWi:MSa'III Dlcpaiil:•Antaai\.AAlARllirmanmMalW'II-W.p.1.goJdi� Antaf11 � WALI-IS-utawnl:'5data:'I (nt&loprll
AKrAWlrSuwr.drfijllltprui(I
Kendala teknis juga muncul saat kami meliput sengketa tanah selepas
pembangunan jalan tol lintas Sumatera di Lampung dan Pekanbarn-Dumai.
Kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19 menjadi syarat utama saat kami
mengirim reporter ke ujung kampung. Peliputan konflik Bandar Udara
Intemasional Yogyakarta sempat terhambat karena pandemi Covid-19. Kedua
proses peliputan tetap berlanjut setelah mengupayakan "bala bantuan" dari
personel berbeda.
Kami tak memungkiri bahwa ada dugaan pelanggaran HAM lain di proyek
infrastruktur yang luput dari pilihan kami. Kami berjanji akan terns memantau
semua kasus itu dan menuliskannya untuk Anda. Kami berharap ikhtiar ini
menjadi pengingat bahwa ada kelompok masyarakat yang hak asasinya tercerabut
akibat pembangunan yang salah sasaran. Satu kasus pelanggaran HAM saja sudah
terlampau banyak dan sudah seharnsnya dicegah.
Hak Asasi Manusia Sengketa Lahan Agraria Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia I Komnas HAM Infrastruktur Pariwisata
Proyek Pengembangan
Pariwisata Danau Toba
Dituding Merampas Tanah
Masyarakat Adat
Sejumlah pengunjung menikmati panorama Danau Toba senja hari di The Kaldera Toba Nomadic
Escape di lahan 120 Ha, Dusun Sileang-leang Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, 15
Desember 2020. Arjuna Bakkara
Danau Toba..
• Warga Desa Sigapiton di tepi Danau Toba kehilangan sumber mata pencaharian
akibat penggusuran.21657
• Sebagian lahan lokasi proyek revitalisasi Danau Toba merupakan tanah adat
Surat itu mencantumkan nama Nurveni Butarbutar sebagai salah seorang yang
akan diperiksa. Nurveni merasa kaget setelah membaca surat tersebut. Sang
pelapor menuding anggota marga Butarbutar menggunakan lahan yang diklaim
milik Badan Otorita di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten
Toba Samosir, Sumatera Utara, tanpa izin. "Padahal peristiwa itu sudah lama, Mei
2018," ujar Nurveni, sehari setelah menerima surat panggilan kepolisian.
Nurveni, 52 tahun, juga menilai isi surat aduan tersebut janggal. Menurut dia,
lahan yang dimaksud pelapor merupakan bagian dari tanah leluhur marga
Butarbutar. Luas tanah leluhur mereka mencapai 120 hektare, terbentang di Desa
Pardamean hingga Desa Sigapiton.
Selama ini marga Butarbutar menguasai lahan itu karena status marga mereka
sebagai Raja Bius-istilah warga setempat yang bermakna marga yang pertama
kali mendiami satu wilayah tertentu. Ada empat marga yang berada di komunitas
adat Raja Bius, yakni Butarbutar, Sirait, Manurung, dan Nadapdap. Marga
Butarbutar menetap dan berkebun di lahan itu sejak puluhan tahun lalu.
Untuk urusan lahan, klan Butarbutar selama ini hanya berhadapan dengan
keluarga marga Sirait, Manurung, dan Nadapdap. Mereka sama-sama mengklaim
sebagai pemilik lahan Raja Bius. Marga Butarbutar berurusan dengan Badan
Otorita barn beberapa tahun belakangan. "Seharusnya kami yang berhak
melaporkan Badan Otorita karena sudah dirugikan," ujar Nurveni.
Badan Otorita berencana membangun jalan menuju The Kaldera Toba Nomadic
Escape, salah satu wilayah yang tengah dikembangkan sebagai pusat pariwisata
Danau Toba, di atas lahan marga Butarbutar di Desa Pardamean. Jalan sepanjang
2,5 kilometer itu membentang dari Desa Pardamean Sibisa menuju Rutan
Harangan Motung.
Presiden Joko Widodo membentuk Badan Otorita Pengelola Danau Toba pada
2016. Lembaga yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden ini diharapkan
mempercepat pengembangan pariwisata di Danau Toba. Pada tahun ini,
pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 2,4 triliun untuk membangun
infrastruktur pariwisata Danau Toba.
Namun proyek ini justru dianggap membebani masyarakat. Riset dari Kelompok
Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat dan Sajogyo Institute soal dampak
pengembangan kawasan wisata Danau Toba pada 2017 hingga 2019 memperkuat
tuduhan itu.
Konflik itulah yang kini tengah mendera marga Butarbutar. Mereka terancam
kehilangan mata pencarian. Meski berdomisili di Desa Sigapiton, Nurveni
bersama anggota keluarga marga Butarbutar berladang di Desa Pardamean.
Sejumlah alat berat seperti buldoser sudah meratakan kebun mereka, Sabtu, 12
Desember lalu. Nurveni dan keluarganya menanam jagung, cabai, labu, dan kopi
di lahan itu. Kini semua tanaman sudah rusak. "Padahal kehidupan kami
bergantung dari situ," tutur Nurveni.
•••
Kaldera Toba Nomadic Escape di sebelah Desa Sigapiton. Badan Otorita juga
membangun penginapan berbentuk telur dinosaurus setinggi lima meter di sana
pada 2017. Pemerintah berencana mempermak Desa Sigapiton menjadi pusat
wisata modem di sekitar Danau Toba.
Sejumlah warga desa sempat menggugat HPL itu ke Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan. Mereka menganggap BPN lalai saat menerbitkan hak itu kepada
Badan Otorita. Ketika ditanyai soal ini, Kepala Kantor Wilayah BPN Kabupaten
Toba Samosir Saut Simbolon menilai tak ada kekeliruan dalam penerbitan HPL
tersebut. "Dokumen yang menjadi alas HPL berasal dari Kementerian
Kehutanan," ucap Saut.
Pelaksana tugas Direktur Badan Otorita Pengelola Danau Toba, Reza Pahlevi, tak
banyak berkomentar soal gejolak di balik pembangunan kawasan wisata Danau
Toba tersebut. Menurut dia, pemanfaatan secara ilegal dan perusakan lahan milik
Badan Otorita merupakan tindakan yang melanggar hukum. Ia menyerahkan
penyelesaian laporan itu kepada kepolisian "Kita percayakan saja prosesnya
kepada aparat yang berwenang," tutur Reza.
Hak Asasi Manusia Komisi Nasional Hak Asasi Manusia I Komnas HAM Badan
Pertanahan Nasional Infrastruktur Pariwisata Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Nurventi Butarbutar menunjukkan pohon kopi yang gagal panen lantaran rusak oleh buldozer
dalam rangka lanjutan pembangunan BPODT di Sileang-leang Sigapiton, Kecamatan Ajibata,
Kabupaten Toba, 15 Desember 2020. Arjuna Bakkara
Togi punya alasan menolak tawaran itu. Sejak pemerintah mencanangkan rencana
pengembangan pusat wisata Danau Toba, masyarakat adat di Desa Sigapiton
memprotes keberadaan Badan Otorita yang memicu konflik penguasaan lahan.
Sebanyak 120 dari 279 hektare lahan yang diberikan Badan Pertanahan Nasional
kepada Badan Otorita masih tumpang-tindih. Masyarakat adat dan Badan Otorita
sama-sama mengklaim.
Masyarakat adat keturunan Oppu Ondol tak semuanya satu suara dengan Togi.
Sejumlah kerabat dan famili yang semula berada dalam barisan yang menolak
penguasaan lahan adat berangsur-angsur tercecer. Beberapa di antaranya bekerja
sebagai pegawai Badan Otorita dengan posisi yang cukup strategis. Togi tak
menampik dugaan bahwa penjelasannya mengarah pada dua koleganya, Manogu
Manurung dan Marojahan Sirait.
Manogu dan Marojahan kini bekerja sebagai anggota stafhumas Badan Otorita.
Mereka pecah kongsi dengan Togi karena berbeda pandangan. Manogu menuding
Togi tak sepenuhnya berjuang atas nama seluruh masyarakat adat Desa Sigapiton.
"Yang dia perjuangkan hanya kepentingan kelompok mereka sendiri, hanya untuk
menguasai 120 hektare itu saja," ujamya.
Manogu mengaku akan tetap berada di barisan yang sama jika perlawanan
terhadap Badan Otorita bertujuan untuk melindungi hak masyarakat adat
paguyuban Raja Bius Maropat Sigapiton. "Saya akan tetap berdampingan dengan
mereka sejauh perjuangan itu ditujukan untuk kepentingan bersama. Jika hanya
untuk kepentingan pribadi, lebih baik saya mundur," ujar Manogu.
Kepala Desa Sigapiton Hisar Butarbutar mengatakan konflik dua sekondan itu
terjadi karena Togi tak meladeni tuntutan yang diajukan Manogu. Awalnya
keduanya bersepakat ihwal adanya pembagian lahan di Desa Sibisa untuk
keturunan Oppu Ondol Butarbutar. "Tapi kesepakatan itu belakangan ditolak salah
satu pihak," tutumya.
Menurut Hisar, rencana pengakuan hak untuk marga Butarbutar di Desa Sibisa
hanya untuk kepentingan administratif. Di lapangan, menurut dia, penguasaan dan
pembagian lahan ditengarai hanya untuk kepentingan bersama kelompok Raja
Bius di Sigapiton. "Di luar keturunan Oppu Ondol Butarbutar Sigapiton
perlakuannya berbeda," ujamya. Saat ini, Desa Sigapiton dihuni 653 jiwa dengan
168 keluarga.
Tiba di kebunnya, Gaspar kaget karena sudah banyak orang di sana. Menurut
Gaspar, saat itu ada polisi bersenjata, personel Pemerintah Kabupaten Nagekeo,
serta petugas kantor pertanahan yang sedang mengukur lahan. Kedatangan Gaspar
menghentikan aktivitas pengukuran. "Saya ditanya mau apa bawa parang dan
tali," ujamya kala menceritakan lagi peristiwa tersebut kepada Tempo, Senin, 14
Desember lalu.
Gaspar menjawab kedua benda itu ia bawa untuk berkebun serta menangkap
burung. Setelah itu, ia meminta para petugas segera keluar dari kebunnya. Ia tidak
mengizinkan pengukuran dan tak mau menjual lahan seluas 3 hektare tersebut
untuk dibangun Waduk Lambo. Rencana pembangunan waduk yang membendung
Lowe Se atau Sungai Se itu membutuhkan lahan seluas 432 hektare.
Warga menunjuk lokasi pembangunan Waduk Lambo di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara
Timur. TEMPO/Jhon Seo
Ucapan ini membuat situasi memanas. Badan Gaspar dipegangi oleh polisi. Ia
dihadang masuk kebun agar petugas lain bisa melanjutkan pengukuran. Begitu
tangannya dicengkeram aparat, Gaspar berteriak, "Tolong ... tolong ... ! Saya
ditangkap petugas." Menurut Gaspar, tak lama setelah ia berteriak, sejumlah
penduduk yang juga sedang berkebun berdatangan ke sumber suara. Karena
banyaknya orang yang datang, menurut Gaspar, para petugas menghentikan
aktivitas pengukuran dan segera meninggalkan lokasi.
Masuknya petugas ke lahan warga tanpa izin juga dialami oleh Lusia Ando.
Perempuan 52 tahun itu meneriaki sejumlah petugas yang berada di kebunnya
pada Jumat, 23 Oktober lalu. "Saya bilang, mereka bakal segera mati kalau tak
pergi dari sini," ujar Lusia. Menurut Lusia, mendengar sumpah serapah itu, para
petugas lari terbirit-birit dan memanjat pagar yang mengelilingi lahan.
Lahan Waduk Lambo terletak di tiga desa, yakni Rendu Butowe, Kecamatan
Aesesa Selatan; Labolewa, Kecamatan Aesesa; dan Ulupulu, Kecamatan
Nangaroro. Jika pembangunan ini berjalan, menurut Wakil Ketua Forum
Penolakan Pembangunan Waduk Lambo Wilibrodus Bei Ou, setidaknya ada 6.000
warga yang bakal kehilangan rumah dan pekerjaan. Lahan Gaspar dan Lusia
termasuk yang lokasi diincar untuk lahan waduk.
Philipus mengatakan rencana pembangunan waduk mencuat sejak 2001. Saat itu,
masyarakat sudah menolak dan pemerintah pun mengurungkan niat melanjutkan
pembangunan. Menurut Philipus, pemerintah kembali ngotot membangun Waduk
Lambo setelah Presiden Joko Widodo berpidato di Nusa Tenggara Timur pada
Desember 2015. Ketika itu, Jokowi menetapkan pembangunan tujuh waduk di
NTT sebagai program strategis nasional. Dua di antara tujuh bendungan itu sudah
selesai dibangun, yakni bendungan Reknamo dan Rotiklot. Lima sisanya
termasuk Bendungan Lambo.
Selain itu, menurut Johanes yang juga politikus NasDem ini, pemerintah telah
menggelar sosialisasi untuk masyarakat mengenai pembangunan bendungan.
Salah satunya dilakukan bersama-sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat pada akhir September lalu. Ihwal peran polisi dalam
mengawal pembangunan Waduk Lambo, Kepala Kepolisian Resor Nagekeo Ajun
Komisaris Besar Agustinus Hendrik Fai belum bisa dimintai tanggapan.
Panggilan telepon dan pesan dari Tempo belum dijawab.
Warga bersiaga di dalam lahan mereka yang masuk ke dalam peta rencana pembangunan Waduk
Lambo saat polisi berjaga di Desa Rendu Butowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten
Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Mongabay/Willybrodus Be'i Ou/FPPWL Nagekeo
Bupati Johanes Don Bosco Do tak menghiraukan penolakan ini. Menurut dia,
alasan warga menolak pembangunan merupakan "cara melankolis yang dibuat
buat agar pembangunan tak berjalan". Johanes mengatakan pembangunan akan
terns berjalan karena proses lelang pembangunan bendungan sudah selesai. "Ini
untuk kepentingan umum," ujamya.
Makam leluhur warga Suku Rendu yang akan terkena gusur akibat pembangunan Waduk Lambo di
Rendu Malapoma, Nusa Tenggara Timur. TEMPO/Jhon Seo
masyarakat..
21657
• Bupati Nagekeo menyarankan agar titik koordinat makam dan tempat ritual
Bemardius adalah salah seorang penduduk adat Rendu, yang terdiri atas lima suku
besar, yakni Rendu, Isa, Gaja, Lambo, dan Ndora. Menurut Bemardius yang juga
Ketua Forum Penolakan Pembangunan Waduk Lambo (FPPWL), salah satu
budaya leluhumya adalah menguburkan anggota keluarganya di dekat rumah.
Masyarakat percaya roh leluhur serta anggota keluarga masih tinggal di sekeliling
rumah setelah mereka meninggal. Bemardius meyakini, jika ia mendapatkan
rezeki ataupun musibah, itu juga berkat doa orang-orang yang telah wafat.
Wakil Ketua FPPWL Wilibrodus Bei Ou mengatakan ada lebih dari 500 makam
yang terletak di Desa Rendu. Di daerah Rendu Malapoma, misalnya, ada 116
makam leluhur. Kuburan-kuburan tersebut tidak berada di tempat permakaman
umum. Seperti Bemardius, menurut Wilibrodus, anggota keluarga dimakamkan di
dekat rumah. "Bisa di samping rumah, di belakang, ataupun di halaman depan
rumah," tutumya.
Jumlah makam bisa lebih banyak lantaran tersebar di sejumlah lokasi. Menurut
Bemardius, hampir semua desa memelihara tradisi serupa. Begitu juga di Desa
Labolewa, Kecamatan Aesesa; dan Ulupulu, Kecamatan Nangaroro. Seperti Desa
Rendu yang terletak di Aesesa Selatan, dua desa tersebut bakal digusur karena ada
proyek pembangunan Waduk Lambo. "Adanya permakaman leluhur ini yang
menjadi salah satu alasan kami menolak pembangunan Waduk Lambo," ujar
Bernardius.
Bemardius khawatir, jika penolakan ini gagal, generasi suku selanjutnya tak lagi
mengetahui silsilah keluarganya. "Sejarah generasi hilang dan budaya menguap
begitu saja karena pembangunan," ucapnya. Selain permakaman, di tiga desa
tersebut terdapat tempat khusus untuk melakukan ritual adat. Menurut Bemardius,
ritual itu di antaranya ditujukan untuk meminta hujan, berburu, dan menolak bala.
Untuk meminta hujan, misalnya, masyarakat menyiapkan cengkir dan anak ayam.
Menurut Bemardius, kelapa muda itu kemudian dipecahkan, sedangkan anak
ayam disembelih. Lalu, air kelapa dan darah ayam diteteskan di atas batu, tempat
ritual. Jika lahan itu menjadi waduk, tempat ritual akan berada di dalam air. Ini
membuat penduduk kehilangan tempat sakralnya. Demikian juga tempat ritual
berburu, yang lokasinya tak bisa digeser ke tempat lain.
Jalan Tol Trans Sumatera yang membelah perkebunan di Lampung Selatan, 12 Desember 2020.
Agus Susanto
sejumlah sengketa..
• Warga mengeluhkan nilai ganti rugi yang dianggap terlalu rendah dan
Dulu jarak rumah Leon dengan kebunnya hanya 800 meter. Setelah kebunnya
terbelah, ia dan istrinya mesti berjalan memutar sepanjang 4 kilometer untuk
mencapai bagian kebun lain di seberang. "Pengembang hanya menyediakan jalan
tanah," ujar laki-laki 48 tahun ini pada Rabu, 16 Desember lalu. "Kalau hujan
becek dan tak bisa dilalui kendaraan."
Akibat kendala itu, Leon tak sering mengunjungi kebun sawitnya. Pohon-pohon
itu jadi meranggas tak terawat. Ia juga memerlukan ongkos tambahan untuk
mengangkut buah sawit ketika panen. "Hasil panen habis untuk ongkos angkut,"
katanya. Leon pun tak lagi bergairah memetik sawit ketika matang.
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Flaporan-khusus%2F162140%2F sengketa-pembebasan-la. . . 1/4
12/20/2020 Sengketa di Trans Sumatera
Keluarga Leon memiliki sekitar 1 hektare kebun sawit. Dari luas lahan itu, sekitar
3.000 meter persegi ia serahkan kepada pemerintah untuk pembangunan jalan tol
pada 2015. Leon mendapat ganti rugi Rp 65 juta. "Saya terpaksa menerimanya,"
ucapnya. "Kalau kami tolak, uangnya akan masuk kas daerah dan tak akan bisa
kami cairkan."
Di Senapelan, ada puluhan penduduk yang mengalami nasib seperti Leon. Karena
hidup menjadi sulit sejak jalan tol membentang di kebun mereka, para pemilik
lahan berencana menutup akses jalan itu jika pemerintah tidak segera menanggapi
permintaan mereka, yakni membuat jalan layak menuju kebun.
Sejumlah warga berada di lokasi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang bermasalah di Desa
Sukabaru, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, 14 Desember 2020. Agus
Susanto
Sejak awal pembangunan jalan tol ini bermasalah, terutama dalam pembebasan
lahan. Tidak semua pemilik lahan bersedia melepaskan harta mereka seperti Leon.
Mereka menolak dengan alasan nilai ganti rugi terlalu rendah. Seperti penolakan
sejumlah warga Kandis Utara, Kabupaten Siak, Riau.
tanah. Selain itu, tanah mereka hanya dihargai Rp 18 ribu per meter persegi.
Penduduk menghitung, seharusnya nilai ganti rugi Rp 150 ribu per meter persegi.
Meski penduduk menolak, Hutama Karya telah membangun jalan tol. Ketika
mereka mengirim alat-alat berat yang meratakan kebun penduduk, polisi
mengawal. "Kami sudah mengadu ke sana-kemari, bahkan menyurati presiden,"
tutur Benny Hasiholan Siregar, Ketua FMMK.
Penduduk lain menempuh jalur hukum, seperti Suyatno Lumbang Batu, yang
menggugat penggusuran itu ke Pengadilan Negeri Siak. Pada pengadilan tingkat
pertama, Suyatno menang. Majelis hakim setuju dengan nilai ganti rugi yang
diajukan Suyatno. Tapi Pengadilan Tinggi Riau menganulir putusan itu sehingga
harga tanah kembali menjadi Rp 18 ribu.
Tak punya pilihan setelah menempuh pelbagai cara, banyak penduduk yang
memprotes dengan menutup jalan tol. Pada 25 Agustus lalu, warga Kadis Utara
menutup pintu tol di sebelah desanya. "Kami akan terns tutup jalan ini sampai
pemerintah memenuhi hak kami," kata Jonatan Ginting, 83 tahun.
Persoalan konflik lahan pembangunanjalan tol juga masih terjadi di mas jalan tol
Bakauheni-Terbanggi Besar di Lampung Selatan, titik awal pembangunan proyek
jalan tol Trans Sumatera. Meski mas jalan sepanjang 140 kilometer tersebut
diresmikan pada 8 Maret 2019, belum semua penduduk mendapat pembayaran
ganti rugi. Sebanyak 88 keluarga di Desa Sukabaru, Kecamatan Penengahan,
Lampung Selatan, mengaku belum menerima uang pembelian lahan.
Banyak penduduk yang beralih pekerjaan karena lahan satu-satunya yang mereka
miliki diambil pemerintah. Pardi, seorang pemilik lahan, terpaksa bekerja
serabutan setelah 0,5 hektare kebun jagungnya diambil petugas yang menawarkan
harga Rp 120 ribu per meter persegi. Pardi dan penduduk desa lain setuju karena
uang ganti rugi bisa mereka pakai untuk membeli kebun pengganti. Hingga jalan
tol beroperasi, petugas tak datang lagi ke desa mereka. "Saya barn menerima Rp 5
juta," ucap Pardi, 60 tahun.
Soal akses masyarakat yang terganggu akibat jalan tol, Fauzan mengatakan
perusahaannya hendak membangun jembatan penyeberangan meski jumlahnya
terbatas. Jarak antar-jembatan akan disesuaikan dengan mobilitas penduduk di
suatu lokasi.
Fauzan mengakui banyak orang merugi akibat pembangunan jalan tol Trans
Sumatera. "Tapi yang diuntungkan jauh lebih banyak," ujamya.
Salah satu rumah makan di jalan lintas timur Sumatra, yang sepi pengunjung setelah pembanguan
Jalan Tol Trans Sumatra, di Lampung, 17 Desember 2020. Agus Susanto
tikar..
Satu bulan mencoba bertahan, Siti Aisyah menyerah dan menutup usaha yang
dirintis keluarganya berpuluh tahun lalu itu. "Untuk apa berjualan jika terns
merugi," ujar Siti, 50 tahun, pada Kamis, 17 Desember lalu.
Bukan hanya Siti yang mengalami nasib sial. Penduduk di sepanjangjalan lintas
Pekanbaru-Minas di Kabupaten Siak umumnya menggantungkan hidup pada
penggunajalan. Mereka mendirikan rumah makan dan warung oleh-oleh. Sejak
jalan tol dibuka, dari 100 warung, hanya tinggal 30 yang bertahan.
Para pemilik rumah makan pindah atau mencari pekerjaan lain. Seperti Yusuf, 40
tahun, yang kinijadi kuli bangunan. "Sudah tidak bisa lagi berjualan dan belum
menemukan pekerjaan lain, padahal dapur harus tetap ngebul," ucapnya, lirih.
Rumah makan Yusuf di tepijalan lintas kini rusak karena tidak lagi ia tengok. Ia
berharap pemerintah mencarikan solusi bagi para pelaku usaha yang terkena
dampak pembangunanjalan bebas hambatan itu. Tapi agaknya harapan Yusuf sia
srn.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Siak Wan Fajri enggan berkomentar. Ia
mengarahkan Tempo agar menghubungi anak buahnya. "Silakan hubungi Kepala
Bidang UMKM Siak," katanya.
Kepala Bidang UMKM Siak Ikhwan Zulfitra mengakui pemerintah daerah belum
memiliki rencana penanganan dampak pembukaanjalan tol terhadap para
pengusaha rumah makan dijalan lintas Pekanbaru-Minas. "Rencana kami belum
sampai ke sana," tuturnya, singkat.
Widodo.21657
• Kepala kampung mengaku ditawari lahan, sepeda motor, serta pekerjaan agar
Lahan yang bermasalah di Kampung Durian Selemak, Desa Pertumbukan, Kecamatan Wampu,
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, 16 Desember 2020. Adinda zahra noviyanti
Penggusuran pada akhir September lalu bukan yang pertama kali dihadapi
masyarakat adat Rakyat Penunggu. Selepas kemerdekaan, Rakyat Penunggu
mendapat sebagian tanah yang pemah digarap pemerintah kolonial. Seusai
Gerakan 30 September 1965, pemerintah berusaha mengambil paksa tanah dari
masyarakat.
Mahyanun, warga Rakyat Penunggu di Durian Selemak, salah satu yang terkena
dampak. Rumah dan ladangnya seluas kira-kira 4.000 meter persegi rata dengan
tanah. Ia biasanya menanami ladang itu dengan tanaman palawija dan mendapat
penghasilan dari berjualan jagung saat panen tiba.
Kini ia tak memiliki gubuk, apalagi mata pencarian. "Anak-anak kami sementara
mengungsi ke rumah mertua," ucap perempuan 64 tahun itu.
Mahyanun terus ikut melawan petugas keamanan dan PTPN II. Bentrok
masyarakat adat Rakyat Penunggu dengan petugas berlangsung selama tiga hari
sejak 28 September. Puncak pertikaian terjadi pada 30 September.
•••
Husni menyaksikan pasukan itu mengenakan baju loreng dan menenteng senjata.
Ia mengaku heran melihat kehadiran pasukan tersebut. "Kami bukan
pemberontak. Kami menanam untuk makan," kata Husni.
Tak mau melawan petugas, warga Pertumbukan membiarkan alat berat menggilas
tanaman di ladang. Dua pekan setelah para petugas pergi, Husni memerintahkan
warganya menanami kembali tanah yang diokupasi perusahaan dengan pohon
pisang. Hanya berselang beberapa hari, pasukan datang menebasi semua pohon
p1sang.
pembangunan kebun tebu PTPN II. Bukan hanya rumah, ladang warga juga
tergusur. Padahal ladang itu biasanya mampu memberikan penghasilan hingga Rp
5 juta ketika musim panen tiba. Kini sumber pendapatan mereka menghilang.
Pengacara PTPN II, Sastra, membantah kabar bahwa perusahaan dan aparat
melakukan kekerasan saat membersihkan lahan di Kampung Durian Selemak dan
Pertumbukan dalam jumpa pers di markas Kepolisian Resor Langkat pada 30
September lalu. Menurut dia, PTPN II hanya berusaha menjaga aset.
Dua bulan setelah konflik di Durian Selemak pecah, Presiden Joko Widodo
mengundang sejumlah kelompok masyarakat sipil di sektor reforma agraria dalam
dua kali rapat di Istana Negara pada 23 November dan 3 Desember lalu.
Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria Dewi Kartika, yang hadir
dalam dua pertemuan itu, menyebutkan Jokowi berjanji menyelesaikan konflik
Hak Asasi Manusia Komisi Nasional Hak Asasi Manusia I Komnas HAM
Tentara Nasional Indonesia I TNI PT Perkebunan Nusantara (PTPN)
Seorang warga Desa Pertumbukan mengambil rumput liar di lahan konflik PTPN dengan rakyat
penunggu yang telah ditanami tebu, Kampung Pertumbukan, Langkat, Sumatera Utara, 15
Desember 2020. Adinda Zahra Noviyanti
21657
• Sempat berhasil, pertahanan mereka bobol: rumah dan ladang rata dilibas alat
berat..
Pohon buah seperti jeruk, manggis, dan rambutan roboh digilas buldoser dan alat
berat lain. Sedikitnya 15 rumah warga Rakyat Penunggu juga rata dengan tanah,
termasuk rumah dan pekarangan anak Mahyanun. "Sekarang saya sudah tak
punya apa-apa lagi," ujamya.
Tempat relokasi warga yang terdampak pembangunan Bandara Kulon Progo di Paliyan, Kulon
Progo. Tempo/Pito Agustin
diruntuhkan. 21657
• Mereka yang direlokasi tak bisa lagi bertani dan tak mendapatkan penghasilan.
TUGINAH belum lama terbangun pada suatu pagi tahun 2017. Bemiat memanen
cabai di lahan depan rumahnya, dia melihat belasan alat berat sudah berderet di
jalan Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Ia lalu menyaksikan ekskavator meratakan lahan cabai itu. "Saya dan
tetangga-tetangga tidak bisa berbuat apa-apa," kata Tuginah, kemudian menangis,
Rabu, 16 Desember lalu.
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Flaporan-khusus%2F162148%2Fnasib-penduduk-di-sekitar... 1/4
12/20/2020 Nasib Penduduk di Sekitar Bandara lnternasional Yogyakarta, Kehilangan Lahan dan Pekerjaan - Laporan Khusus - majalah.temp ...
Thu empat anak itu menolak menyerahkan lahan miliknya yang akan dijadikan
kawasan Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Ada sekitar 550 keluarga di
pesisir pantai selatan Jawa yang meliputi lima desa di Kecamatan Temon yang
terkena dampak proyek itu. Dari jumlah itu, 37 keluarga
bertahan. Tuginah enggan menyerahkan lahan empat petak miliknya yang
ditanami cabai, semangka, dan padi, sejak 2012. Pada pertengahan Juni 2017,
Presiden Joko Widodo menetapkan pembangunan bandara itu dalam proyek
strategis nasional.
Sebelum lahan Tuginah dan penduduk lain diobrak-abrik, petugas pematok lahan
datang ke kawasan itu. Tuginah berdiri di hadapan ratusan polisi dan tentara yang
mengawal petugas pematok ke halaman rumahnya. "Saya didorong dan dipukul,"
ujarnya. Namun Tuginah bergeming dan membentak petugas di hadapannya. Hari
itu patok-patok bandara tak terpasang di pekarangannya.
bersiap meratak:an rumahnya. Tangan dan kaki tetangganya itu kemudian diikat
oleh petugas. "Seperti kambing mau disembelih," ucap Muhdi. Banyak penduduk,
kata dia, menangis saat digusur. Muhdi sendiri tak kehilangan rumah, tapi lahan
seluas 3.000 meter persegi miliknya tergusur.
Kehidupan masyarakat yang menerima relokasi dan ganti rugi tak sepenuhnya
membaik. Kepala Dukuh Kragon II, Wiharto, 55 tahun, yang tinggal di rumah
relokasi Palihan, mengatakan duit ganti rugi habis terpakai untuk membangun
rumah atau membeli mobil yang akan digunakan sebagai taksi online. Namun
pekerjaan sebagai pengemudi taksi online juga tak menghasilkan duit yang cukup.
Akibatnya, kata Wiharto, sebagian anak dari keluarga yang terkena dampak: tak
lagi melanjutkan sekolah.
Muhdi, 60 tahun, warga Desa Sindutan, mengatakan banyak orang tua kesulitan
mendapatkan uang. Padahal <lulu penghasilan mereka cukup untuk memenuhi
kebutuhan bulanan. Bahkan, kata Muhdi, banyak penduduk dari wilayah lain
datang ke sana untuk menjadi buruh tani atau menyewa lahan. "Kami yang usia
sepuh pun masih bisa bertani, tapi sekarang tidak bisa lagi," ucapnya.
Pandu juga mengklaim sebagian penduduk yang terkena dampak telah diterima
sebagai pekerja. Syaratnya memang harus berusia di bawah 30 tahun. "Mereka
bekerja di bagian keamanan, pemeliharaan fasilitas, operasional, juga cleaning
service," katanya. Dia membenarkan mereka bekerja dalam status alih daya alias
outsourcing. Pandu menyatakan kewajiban membayar ganti rugi pun telah
dilaksanakan Angkasa Pura.
Juru bicara Pengadilan Negeri Wates, Edy Sameaputy, mengatakan, dari uang Rp
854 miliar yang dititipkan Angkasa Pura untuk ganti rugi penduduk yang terkena
dampak, kini tersisa Rp 9,129 miliar. Edy mengatakan ada 14 berkas pengambilan
ganti rugi yang belum diproses. Di antara mereka yang akhimya mengambil ganti
rugi adalah Tuginah dan Sofyan. "Kalau tidak terima ganti rugi, saya dan keluarga
tak bisa hidup," ujar Tuginah, yang harus membiayai sekolah empat anaknya.
Sedangkan Sofyan menyatakan hanya mengambil haknya yang telah dirampas.
"Sampai kapan pun saya tidak menerima lahan saya direbut."
Warga berziarah di situs Gunung Lanang di Sindutan, Kulon Progo, 16 Desember lalu. Tempo/Pito
Agustin
• Situs Gunung Putri, yang dipercayai sebagai taman Nyai Roro Kidul, tak lagi
dikunjungi masyarakat..
PEPOHONAN dan belukar rimbun menutupi Gunung Putri pada Rabu sore, 16
Desember lalu. Dipercayai sebagai taman milik Nyi Roro Kidul alias Ratu Pantai
Selatan, situs yang berada di kawasan Bandar Udara Intemasional Yogyakarta itu
tak terlihat lagi. Hanya dua tiang beton hereat putih penyangga tali kerekan sumur
yang tampak dari kejauhan. "Banyak peziarah <lulu biasa datang dan mengambil
air dari sumur itu," kata juru kunci situs tersebut, Mas Tumenggung Muhdi, 65
tahun.
Di sebelah timur laut Gunung Putri, sekitar 200 meter dari gedung kedatangan
penumpang, berdiri situs Gunung Lanang. Tempat ziarah itu juga nyaris
diruntuhkan. Namun Muhdi memergoki petugas yang sedang memasang patok
untuk membelah kawasan itu. Dia lalu mengingatkan bahwa Gunung Lanang
bukan milik penduduk sekitar dan tak boleh dirobohkan.
Peziarah yang datang harus menaiki tujuh anak tangga tanpa alas kaki. Muhdi,
yang juga menjaga situs itu, mengatakan tugu tersebut dianggap sebagai pusat
bumi Pulau Jawa. Konon, mereka yang tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur, bisa
melihat tugu tersebut. Menurut Muhdi, banyak pejabat, dari bupati hingga seorang
wakil presiden, rutin berkunjung dan berdoa di situ sebelum bandara berdiri. Kini
hanya segelintir orang datang ke Gunung Lanang.
Berbeda dengan Gunung Putri dan Lanang, makam Mbah Drajad di Desa Glagah
yang dianggap keramat tergusur sudah. Makam Mbah Drajad-dianggap sebagai
sesepuh di kawasan itu-lalu direlokasi ke tempat lain. Konon, seusai
pemindahan kuburan itu, sejumlah pekerja proyek bandara mengalami
kecelakaan, bahkan meninggal. Seorang penduduk yang pindah ke tempat
relokasi Palihan dan membuka salon mengaku mendengar cerita itu dari para
pekerja proyek yang datang ke salonnya.
dan punya tempat tinggal. Kalau tempat rumahnya dirampas, ya, akan melawan
juga," tutur Muhdi.
Petugas mengecek pita cukai rokok di Kantor Pusat Bea dan Cukai, Jakarta, 14 Desember lalu.
Tempo/Tony Hartawan
21657
YANG diingat oleh Nirwala Dwi Heryanto dari rencana peta jalan industri hasil
tembakau adalah keributan. Dalam setiap rapat, yang selalu melibatkan pejabat
lintas kementerian, setiap peserta selalu membawa kepentingan sektoral masing
masing. "Baru saja rapat dimulai, sudah ada yang tanya, 'Sebentar, ini road map-
nya siapa?"' kata Nirwala, Direktur Teknik dan Fasilitas Cukai Kementerian
Keuangan, Rabu, 16 Desember lalu, di Jakarta.
Pemerintah memang mulai intens membahas peta jalan industri hasil tembakau
sejak awal 2020. Pembahasan berlanjut sepanjang tahun kendati pandemi
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) meledak. Hanya caranya yang berubah,
dari semula tatap muka menjadi rapat virtual alias daring. "Memang harus duduk
bersama dan ngobrol," ujar Nirwala.
Meski mengaku lelah berdebat, Nirwala mafhum akan sikap keras setiap
kementerian. Perbedaan posisi mereka tak lepas dari tarik-menarik pemangku
kepentingan di setiap sektor yang diwakili kementerian tersebut.
Gara-gara peran ganda itu, Kementerian Keuangan saban tahun ketiban apes:
didemo petani dan industri rokok yang berkeberatan cukai naik terns. Pada saat
yang sama, mereka juga ditekan kelompok antitembakau yang mendesak tarif
cukai naik setinggi-tingginya. "Tahun ini paling berat. Sudah empat tahun
berturut-turut proses kenaikan cukai hasil tembakau harus sampai ke meja
presiden. (Padahal) seharusnya ini level menteri saja," ucap Nirwala.
Besaran dana bagi hasil untuk memperkuat petani dan buruh, misalnya, kini
dicantumkan eksplisit. Paling sedikit 50 persen DBHCHT yang diterima
pemerintah daerah penghasil tembakau hams digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani, buruh tani tembakau, dan buruh rokok. "Ini mungkin
pertama kalinya bauran kebijakannya terlihat jelas," tutur Yustinus.
•••
KETEGANGAN antara kubu industri rokok dan kubu pemerhati kesehatan publik
sebenamya memanas sejak sejumlah negara menyepakati Konvensi Kerangka
Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC). Berlaku sejak 2003, perjanjian
intemasional di bawah Badan Kesehatan Dunia (WHO) ini telah mengikat 188
negara per 2016. Kerangka kerja FCTC mewajibkan negara yang meratifikasinya
melaksanakan sejumlah hal, yakni melarang segala bentuk iklan rokok; melarang
pelabelan menyesatkan pada kemasan rokok seperti light, mild, dan rendah tar;
menyertakan peringatan bahaya rokok pada 30 persen kemasan rokok; membuat
kawasan tanpa rokok secara total; menaikkan secara bertahap pajak tembakau dan
cukai; serta melarang masuknya tembakau bebas bea.
Masalahnya, instrumen untuk mencapai target itulah yang masih bolong. Cara
yang selama ini dianggap paling efektif, yaitu kenaikan tarif cukai hasil
tembakau, rupanya tidak menjamin penurunan konsumsi rokok. Badan Kebijakan
Fiskal mencatat, kendati selama 2013-2018 cukai hasil tembakau selalu naik
hanya pada 2014 tidak naik-angka prevalensi perokok anak dan remaja tetap
meningkat, dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 persen pada 2018.
Meski kurang efektif menekan jumlah perokok anak, kenaikan tarif cukai
tembakau berpengaruh langsung pada pertumbuhan industri tembakau. Pada
2019, ketika tidak ada kenaikan tarif cukai, produksi industri rokok langsung
meningkat 7,3 persen, dari 332,4 miliar batang pada 2018 menjadi 365,5 miliar
batang pada 2019.
Karena itu, kalangan industri dan petani tergolong yang paling keras menolak
kenaikan tarif cukai-nyaris setiap tahun. Namun konsistensi kenaikan cukai agak
menyadarkan mereka. Kenaikan tak bisa dilawan.
Daripada ribut saban tahun, industri mulai terbuka dan mendesak agar dibuat peta
jalan industri hasil tembakau yang melibatkan semua kepentingan. "Paling tidak
kami punya jaminan untuk berusaha," kata Ketua Umum Gabungan Perserikatan
Pabrik Rokok Indonesia Henry Najoan, Oktober lalu. "Tidak temporer ribut,
temporer ribut."
•••
Menurut catatan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, industri hasil tembakau
melibatkan sekitar 500 ribu keluarga petani-3 juta orang bersama anggota
keluarga petani-200 ribu buruh pabrik rokok, dan jutaan pekerja yang berada
dalam rantai pasok industri rokok. "Saya membantu studi tentang penyediaan
solusi bagi pihak-pihak yang terkena dampak pengendalian tembakau," ujar
Abdillah lewat pertemuan virtual, Jumat, 18 Desember lalu.
Abdillah dan timnya lalu berkeliling ke daerah penghasil tembakau dan industri
rokok. Dari studi lapangan tersebut, Abdillah menyimpulkan ada dua solusi bagi
mereka yang terkena dampak pengendalian tembakau. Salah satunya opsi
bertahan bagi para petani dan buruh yang ingin tetap bekerja di sektor
pertembakauan. Caranya: mendesak kementerian teknis agar meningkatkan
kemampuan mereka baik dalam produksi tembakau maupun penguatan pasar.
Pengendalian tembakau impor menjadi salah satu solusi yang dianjurkan.
Dengan kata lain, yang naik justru tembakau impor, dari 48 ribu ton pada 2005
menjadi 82 ribu ton pada 2016. Jenis tembakau yang paling banyak diimpor pun
Virginia--42 ribu ton pada 2016. Padahal varietas ini juga banyak ditanam petani
lokal. Kenaikan impor itu menyebabkan, dari 127 ribu tembakau lokal, hanya 99
ribu ton yang dibeli industri.
Temuan Abdillah diamini para petani. "Seharusnya, ketika cukai naik, pemerintah
langsung mengendalikan impor," ucap Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau
Indonesia Agus Parmuji lewat sambungan telepon pada Jumat, 18 Desember lalu.
Solusi kedua yang ditawarkan Abdillah dalam studi Bappenas adalah strategi
keluar dari industri tembakau. Abdillah mengusulkan pemerintah menyiapkan
mitigasi bagi petani yang hendak berganti komoditas ataupun beralih profesi.
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fekonomi-dan-bisnis%2F162151%2Fmaju-mundur-mengak. . . 5/7
12/20/2020 Maju Mundur Mengakhiri lndustri dan Pertanian Tembakau di Indonesia - Ekonomi dan Bisnis - majalah.tempo.co
Misalnya penyediaan bibit, pupuk, atau pelatihan. Mitigasi serupa termasuk untuk
menyiapkan buruh dan industri yang beralih dari tembakau. "Kami ingin
menyediakan paket solusi yang lengkap. Tidak hanya menyuruh orang pergi dari
produksi tembakau," kata Abdillah.
Kini studi Bappenas telah rampung. Pungkas sudah mengundang wakil lintas
kementerian untuk memeriksa kajian mereka. "Tinggal diputuskan. Mau dijadikan
dalam bentuk kebijakan seperti apa," ujar Pungkas pada Selasa, 15 Desember lalu.
Edy Sutopo, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar
Kementerian Perindustrian, mengaku belum terlibat banyak dalam rapat-rapat
pembahasan studi dan peta jalan industri hasil tembakau. Tapi Edy masih
membawa aspirasi yang sama dari sektor perindustrian. Menurut Edy, belum ada
aktivitas ekonomi lain yang mampu menggantikan industri hasil tembakau, baik
dalam kemampuan menyerap tenaga kerja maupun menyumbang penerimaan
cukai kepada negara.
Pada 2020, target penerimaan cukai sebesar Rp 172,2 triliun dan Rp 178,5 triliun
pada 2021. Porsinya 10 persen dari total penerimaan negara. Kontribusi tembakau
hanya kalah oleh pendapatan pajak badan non-minyak dan gas serta pajak
pertambahan nilai. "Saya masih berharap industri hasil tembakau ini diberi
kesempatan buat tumbuh," ucap Edy pada Jumat, 18 Desember lalu. "Yang
antitembakau, perlu berpikir panjang dan harus ikut mencari altematifkalau
industri ini dikerdilkan atau dimatikan."
Beban mencari solusi itu mau tak mau ada di Kementerian Koordinator
Perekonomian. Mereka harus mengkoordinasi kepentingan banyak kementerian
sekaligus mempertimbangkan kepentingan kesehatan. Masalahnya, isu kesehatan
berada di bawah koordinasi kementerian koordinator lain, yakni bidang
pembangunan manusia dan kebudayaan.
Petani tembakau jenis Mantili di lereng gunung Sindoro Desa Canggal, Candiroto, Temanggung,
Jawa Tengah, ]uni lalu. ANTARA/Anis Efizudin
• Kenaikan tarif cukai rokok dan persoalan tata niaga menekan sektor pertanian
tembakau..
• Sebagian petani mulai beralih ke tanaman lain, seperti jagung dan padi, yang
"Orang tua saya berangkat haji juga dari tembakau," ujamya ketika diwawancarai,
Kamis, 17 Desember lalu. Tanah bengkok yang dia kelola sebagai kepala desa
penuh tanaman tembakau. Di lahan seluas 4 hektare itulah dia
read ://https_majalah. tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fekonomi-dan-bisnis%2F162156%2Fnasib-petani-tembaka... 1/4
12/20/2020 Nasib Petani Tembakau Kian Tak Menentu - Ekonomi dan Bisnis - majalah.tempo.co
menanam Nicotiana sp., genus tanaman berdaun lebar dari Amerika Utara dan
Amerika Selatan yang kita kenal sebagai tembakau.
"Pokoke mbako. Anak mau sekolah, mau hajatan, semua digelar setelah panen
tembakau," kata Agus. Di desa itu bahkan iuran kampung dibayar dengan
sekeranjang tembakau seharga Rp 50 ribu per orang. Istilahnya: jimpitan. Setelah
semua terkumpul, barulah tembakau dijual bersama.
Tahun lalu, dana hasiljimpitan hanya terkumpul sekitar Rp 80 juta. Padahal pada
2018 bisa tercapai sekitar Rp 100 juta. "Tahun ini paling bisanya sekitar Rp 150
juta," ucap Agus. Dana desa dari urunan tembakau itu kemudian dipakai untuk
memenuhi kebutuhan komunitas, seperti membangun masjid serta membiayai
acara kesenian dan keagamaan.
Aksi unjuk rasa petani tembakau di sekitar Monas, Jakarta, pertengahan November lalu. Foto:
Istimewa
Sayangnya, masa keemasan kebun tembakau semacam itu tampaknya akan segera
berlalu. Bukan hanya petani Temanggung, petani tembakau lain di negeri ini juga
akan merasakannya. Indikasi ini dipaparkan tim peneliti Universitas Indonesia
yang membantu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional membuat kajian
dalam rangka penyusunan peta jalan industri hasil tembakau.
Ihwal sulitnya kondisi petani tembakau saat ini dibenarkan Agus Parmuji. Selain
menjadi Kepala Desa Wonosari, Agus menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan
Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia. Menurut dia, selain harus
memperhitungkan kondisi tanah, kualitas benih, dan waktu yang tepat untuk
mulai menanam, kini petani tembakau mesti mempertimbangkan faktor regulasi.
Regulasi teranyar yang sedang menjadi buah bibir para petani tembakau adalah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198/PMK.010/2020. Peraturan ini mengatur
kenaikan tarif cukai hasil tembakau, mulai berlaku pada 1 F ebruari 2021. Cukai
hasil tembakau atau cukai rokok akan naik rata-rata 12,5 persen.
Pemerintah berharap kebijakan tersebut bisa membuat harga rokok makin mahal
sehingga jumlah perokok berkurang. "Kenaikan cukai hasil tembakau ini akan
menyebabkan rokok menjadi lebih mahal sehingga makin tidak terbeli," kata
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya secara virtual,
Kamis, 10 Desember lalu.
Buat para petani tembakau, kenaikan cukai ini menjadi berita buruk. Tahun
lalu, ketika pemerintah menaikkan cukai rokok sebesar 23 persen, harga jual
tembakau di pasar mendadak sontak anjlok. Harga tembakau rajang kering yang
biasanya laku di kisaran Rp 70 ribu per kilogram merosot menjadi Rp 40 ribu.
Volume pembelian oleh industri rokok pun berkurang drastis, bahkan ada yang
menerapkan sistem kuota.
Karena itu, wajar jika banyak petani tembakau kini perlahan meninggalkan
komoditas itu. Petani tembakau di Kalisat, Jember, Jawa Timur, termasuk
golongan ini. Edy Purwanto misalnya. Ia bercerita, banyak petani tembakau kini
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fekonomi-dan-bisnis%2F162156%2Fnasib-petani-tembaka... 3/4
12/20/2020 Nasib Petani Tembakau Kian Tak Menentu - Ekonomi dan Bisnis - majalah.tempo.co
menanam padi atau jagung. "Ada yang dari padi ke jagung, lalu ke padi lagi,"
ucap Edy, yang juga Ketua Umum Yayasan Insan Cita Agro Madani, pada Kamis,
17 Desember lalu.
Menurut Edy, selain urusan cukai yang terns naik, tata niaga yang buruk di
Jember membuat petani tembakau terjepit. Mereka kerap tak punya posisi tawar.
Modal awal mereka begitu bergantung pada pedagang dan tengkulak. Akibatnya,
ketika musim panen tiba, petani tak bisa melawan ketika pedagang menentukan
harga secara sepihak. "Tak sedikit yang merugi," tutur Eddy.
Meski begitu, ada juga petani tembakau yang memilih setia. Di Bondowoso, Jawa
Timur, petani menanam komoditas lain sembari menunggu musim tanam
tembakau pada Mei-Oktober. Misran salah satunya. Kini kebun tembakaunya
seluas 4,5 hektare beralih sementara menjadi ladang cabai.
Tahun lalu, menurut Misran, hasil kebun tembakaunya sebanyak 5 ton, tak
seluruhnya terserap industri. Misran hanya mendapat kuota 3 ton untuk memasok
ke pabrik langganannya. Itu pun dengan harga yang turun, yakni dari Rp 31 ribu
per kilogram pada tahun lalu menjadi Rp 29 ribu. Dua ton tembakau rajang kering
akhimya menumpuk di rumahnya. "Terpaksa saya jual ke pedagang," ujar
Misran. Tapi dia mengaku tak bisa berpindah ke lain hati. Jika musimnya tiba,
Misran akan kembali menanam tembakau.
RETNO SULISTYOWATI
Upacara pemakaman jurnalis Malalau Maiwand yang tewas tertembak di Jalababad, Afghanistan,
10 Desember 2020. REUTERS/Parwiz
Taliban.21657
Tepat pada Hari Hak Asasi Manusia sedunia, 10 Desember lalu, perempuan 26
tahun itu dibunuh segerombolan orang tak dikenal. Pagi itu, berondongan peluru
menyirami Maiwand dan sopimya, Mohammad Tahir, ketika mereka hendak
masuk ke mobil yang terparkir di depan rumah Maiwand. Mobil itu seharusnya
membawa mereka ke kantor Enikas, stasiun televisi swasta tempat Maiwand
bekerja, di Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar, Afganistan. Sejauh ini, belum
ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Dua hari kemudian, polisi mengklaim telah menangkap pelakunya, tapi belum
memberikan keterangan apa pun tentang mereka. "Penangkapan para pembunuh
Malala Maiwand sangat penting bagi pemerintah Afganistan karena Maiwand
bukan hanya wartawan, tapi juga perempuan pemberani, dalam situasi yang
paling sulit, yang tak gentar menyampaikan suara perempuan Afganistan," kata
Wahid Omer, penasihat presiden.
Malala Maiwand saat membawakan acara Talk Show di stasiun televisi Enikass, April 2020.
Youtube/Enikass
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Finternasional%2F162123%2Fmalala-maiwand-dan-kelamn... 2/5
12/20/2020 Malala Maiwand dan Kelamnya Perlindungan terhadap Jurnalis dan Aktivis di Afghanistan - lnternasional - majalah.tempo.co
"Dua tersangka itu ditahan karena membunuh Malala, tapi kami tidak yakin,"
ucap Bilal Hamad, adil lelaki Maiwand. "Tiga hari setelah penahanan, pemerintah
belum menyampaikan isi pengakuan mereka di media sosial."
Aziz Tassal, Direktur Kabul Press Club, menuturkan bahwa nama Maiwand
melejit sejak tiga tahun lalu setelah menyampaikan pidato di depan Presiden
Republik Islam Afganistan Ashraf Ghani yang mengangkat masalah korupsi di
Nangarhar. "Anda dikelilingi oleh orang-orang korup," kata Maiwand kepada
Ghani, seperti ditirukan Tassal. Sebagai aktivis, ia juga gencar mempromosikan
hak-hak perempuan di berbagai lembaga non-pemerintah.
Di keluarganya, Maiwand bukan korban pertama. Lima tahun lalu, ibunya, yang
juga aktivis, dibunuh orang tak dikenal. "Kami siap berkorban lebih banyak untuk
tanah air kita," ucap Bilal Hamad dalam pemakaman Maiwand di Jalalabad.
"Musuh kita akan kehabisan peluru, tapi mereka tak dapat menghentikan kita
semua."
Paman Maiwand, Qari Ali Khan, menyatakan keponakannya itu telah beberapa
kali menerima ancaman sebelum pembunuhan terjadi. "Dia meliput untuk Enikas
di daerah-daerah perdesaan selama bertahun-tahun. Tapi saya kaget bahwa dia
justru terbunuh di jantung kota ini," ujamya kepada wartawan seusai pemakaman.
"Saya bangga terhadap keponakan saya, yang menjadi martir ketika sedang
bertugas."
Kematian Maiwand terjadi hanya beberapa hari setelah Pakta Pertahanan Atlantik
Utara (NATO) dan Uni Eropa mengeluarkan pemyataan bersama yang mengecam
penyerangan terhadap para jumalis. Namun aparat keamanan Afganistan jarang
menemukan pelaku pembunuhan jumalis dalam dua dekade terakhir.
Jumlah korban sipil terendah dalam dua tahun terakhir tercatat pada kuartal
pertama tahun ini, yakni 1.309 orang dengan 510 di antaranya tewas. Ini masa
ketika wakil Afganistan, Amerika, dan Taliban mencapai kesepakatan damai
dalam pertemuan di Doha, Qatar, pada 29 Februari. Sebagai bagian dari
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Finternasional%2F162123%2Fmalala-maiwand-dan-kelamn... 4/5
12/20/2020 Malala Maiwand dan Kelamnya Perlindungan terhadap Jurnalis dan Aktivis di Afghanistan - lnternasional - majalah.tempo.co
Kekerasan yang terns meningkat kini mendorong para pihak untuk kembali
bertemu di Doha. Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Mark
Milley datang sendiri ke pertemuan itu. "Yang paling penting dalam perundingan
yang saya lakukan dengan Taliban dan pemerintah Afganistan adalah perlunya
segera mengurangi kekerasan," tutur Milley pada Kamis, 17 Desember lalu.
"Yang lain bergantung pada hal tersebut."
IWAN KURNIAWAN (TOLO NEWS, US NEWS, BBC, CGTN, RADIO FREE AFGHANISTAN)
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Finternasional%2F162123%2Fmalala-maiwand-dan-kelamn... 5/5
12/20/2020 Ringkasan Serita: Vaksin Gratis dan Rekonstruksi Janggal Penembakan Anggota FPI - Nasional - majalah.tempo.co
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 saat simulasi pelayanan vaksinasi di Puskesmas
Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara, 18 Desember 2020. ANTARA/Jojon
Jokowi menyatakan jumlah penduduk sasaran vaksinasi meningkat dari 107 juta
menjadi 182 juta jiwa. Ia pun menyatakan akan menjadi orang pertama yang
menerima vaksin.
Pemerintah semula akan menerapkan dua skema vaksinasi, yaitu gratis dan
berbayar. Program vaksin gratis disiapkan hanya untuk 32 juta jiwa dan
diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, kelompok rentan dan kurang mampu, serta
petugas pelayanan publik. Sedangkan mereka yang berasal dari kalangan mampu
diwajibkan membayar.
read ://https_majalah. tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fnasional%2F162131%2Fringkasan-berita-vaksin-gratis-da... 1/6
12/20/2020 Ringkasan Serita: Vaksin Gratis dan Rekonstruksi Janggal Penembakan Anggota FPI - Nasional - majalah.tempo.co
• Antisipasi Imunisasi
Rp 3,7 triliun
Warga mengantre tes cepat Covid-19 di Terminal Domestik Bandar Udara Internasional I Gusti
Ngurah Rai, Badung, Bali, 18 Desember 2020. ANTARA/Fikri Yusuf
Di Bali, wisatawan yang hendak berkunjung diwajibkan menjalani tes usap atau
tes cepat antigen. Kebijakan itu diinstruksikan Menteri Koordinator Kemaritiman
dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk mencegah lonjakan angka kasus pada
libur panjang akhir tahun. Luhut meminta kebijakan tes usap dan antigen di Bali
berlaku mulai 18 Desember 2020 hingga 8 Desember 2021.
Barang bukti teroris di kantor Badan Reserse Kriminal Kepolisian Rl, Jakarta, 18 Desember 2020.
ANTARA/Sigid Kurniawan
Argo melanjutkan, Zulkamaen juga membentuk unit Khos atau pasukan khusus.
Selain dikerahkan untuk aksi born Bali I, Argo melanjutkan, pasukan khusus yang
dibentuk Zulkamaen itu terlibat dalam konflik Poso dan Ambon.
Zulkamaen, menurut Argo, juga menyembunyikan buron teroris lain, yakni Upik
Lawangan alias Taufik Bulaga. Argo mengatakan Upik merupakan sosok penerus
pentolan Jamaah Islamiyah Doktor Azahari. Upik ditangkap Densus 88 pada
Rabu, 25 November lalu.
Saksi yang ditemui Tempo di luar Jakarta mengaku melihat tiga orang
ditelungkupkan di aspal. Salah satunya kemudian ditendang di kepala.
"Kedengaran suara 'ampun, Pak'," ucapnya. Saksi ini juga melihat satu orang
yang sudah tak bergerak dikeluarkan polisi dari minibus.
Calon Wali Kota dan Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman, salah satu
yang menggugat. "Ada kecurangan yang terjadi secara kasatmata dan tak saya
biarkan begitu saja," ujar Machfud, Kamis, 17 Desember lalu. Dalam rekapitulasi
penghitungan suara, Machfud-Mujiaman mendapatkan 451.794 suara, sementara
rivalnya, Eri Cahyadi-Armuji, memperoleh 597.540 suara.
Wawancara Komisioner
Komnas HAM Choirul Anam
soal Berbagai lsu HAM di Era
Jokowi
Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa, 17
November 2020. Tempo/M. Taufan Rengganis
Joko Widodo yang dinilai tak serius menyelesaikan 11 kasus pelanggaran HAM
Paniai..
KOMIS! Nasional Hak Asasi Manusia kembali memberikan ponten merah kepada
Presiden Joko Widodo atas komitmennya dalam menegakkan hak asasi manusia.
Alih-alih menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, pemerintahan
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fwawancara%2F162132%2Fwawancara-komisioner-komn. . . 1 /11
12/20/2020 Wawancara Komisioner Komnas HAM Choirul Anam soal Berbagai lsu HAM di Era Jokowi - Wawancara - majalah.tempo.co
Presiden Jokowi periode kedua justru diwamai pelanggaran hak-hak sipil akibat
pembangunan infrastruktur. "Jokowi hams hati-hati agar tidak menjadi bagian
dari lingkaran perampasan kesejahteraan rakyat," kata Komisioner Komnas HAM
Mohammad Choirul Anam dalam wawancara khusus dengan Tempo, Senin, 7
Desember lalu.
Wajah penegakan hukum dan HAM era Jokowi tahun ini makin muram selepas
kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa, Intan Jaya,
Papua, September lalu. Anam, yang memimpin tim penyelidikan kasus itu, terjun
ke Hitadipa selama satu pekan untuk mengumpulkan bukti dan keterangan saksi.
Pada Senin, 16 November lalu, Komnas HAM menyerahkan laporan hasil
penyelidikan itu kepada Presiden Jokowi. Laporan yang sama sebelumnya
diserahkan kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan
Keamanan Mahfud Md.
Salah satu tantangan besar program infrastruktur Jokowi adalah jangan sampai
melupakan masa lalu soal tanah. Sebab, hampir semua program infrastruktur
berhubungan dengan tanah. Presiden dengan berbagai program infrastruktumya
harus hati-hati agar tidak menjadi bagian dari lingkaran perampasan kesejahteraan
rakyat. Jika Pak Jokowi bercita-cita menyejahterakan rakyat melalui infrastruktur,
ingatlah sejarah tanahnya. Itu menjadi kunci.
Apa persoalan utama dalam pelepasan tanah untuk proyek nasional di masa
lalu?
Selama era Orde Barn, urusan pelepasan tanah untuk proyek nasional mempunyai
berbagai masalah. Ada cerita warga yang dipaksa melepaskan tanahnya. Benar
benar dirampas. Ada yang dibayar tapi sangat kecil.
Tidak mungkin ada peralihan hak tanpa ada kesukarelaan. Misalnya Anda
memiliki tanah, bisa dilepaskan dengan jual-beli, hibah, atau waris. Jika ada unsur
pemaksaan, berarti ada rezim yang sedang berjalan. Makanya pendekatan soal
konflik tanah jangan semata-mata melihat dokumen tertulis. Hal itu bisa melukai
sejarah masa lalu pemilik tanah yang <lulu menghadapi rezim totaliter. Banyak
proyek nasional, terutama di Indonesia timur, yang seperti itu pada 1990, 1991,
dan 1993.
Kawasan Mandalika, misalnya, salah satu proyek besar yang <lulu asetnya disita
Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Itu tanahnya kosong karena pemiliknya
bangkrut, lalu disita dan dijadikan aset negara. Gara-gara berstatus aset negara,
lantas dijadikan proyek nasional. Muncul sengketa di sana. Ada badan usaha
milik negara yang tidak mau melepas, pemerintah menyatakan bahwa itu milik
negara, masyarakat juga mengklaim tanah itu milik mereka.
Kawasan Toba juga ada masa seperti itu. Masyarakat melepaskan tanahnya
kepada pemerintah untuk dibuat hutan. Setelah itu, tiba-tiba berubah menjadi
nonhutan yang akhimya dimiliki Perum Perhutani sampai sekarang. Makanya
masyarakatnya juga menuntut. Kami sedang menangani kasusnya.
Kenapa tidak mungkin? Ini bukan pekerjaan dari nol. Pemerintah bisa memanggil
Komnas HAM dan kami bisa memberikan datanya. Lembaga Bantuan Hukum
bahkan memiliki dokumen sejak 1970-an. Rekam jejak soal status tanah di desa
desa dan Badan Pertanahan Nasional ada semua.
Pak Jokowi bukan presiden yang memimpin negara yang siap pakai. Dia punya
beban masa lalu untuk menghadapi kebijakan-kebijakan yang salah waktu itu. Ya
mau tidak mau harus bersabar. Buat apa cepat-cepat kalau masyarakat yang
tinggal paling dekat saja akhimya gagal menikmati infrastruktur
itu. Logika Pak Jokowi seperti logika negara-negara yang sedang membangun
dengan pilihan rezim developmentalisme. Ingin mendekatkan semua saluran
investasi, modal, pasar ke pintu halaman setiap masyarakat. Tapi kalau mereka
yang paling dekat tidak bisa menikmati pembangunan itu, lalu infrastruktur ini
untuk siapa?
Kita bisa belajar dari Amerika Latin. Saat proyek infrastruktur dibangun,
penduduk aslinya tersingkir. Fenomena serupa menimpa penduduk Indian di
Amerika Serikat. Yang terjadi di Indonesia sekarang persis film koboi. Film koboi
itu isu utamanya adalah membangunjalur kereta api. Sekalijalur kereta api
dibuka, berkelindanlah urusan perampasan tanah, kerugian orang yang betemak,
angka kriminalitas tinggi, budaya lokal hilang karena pendatang. Pemilik lahan
gigitjari. Pak Jokowi tidak cukup hanya dengan
niat menyejahterakan masyarakat, tapi caranya harus benar.
Choirul Anam (tengah) saat memberikan keterangan pers soal kasus HAM di Jayapura, Sabtu, 17
Oktober 2020. Antara/Alfian Rumagit
Pendekatan itu boleh-boleh saja. Tapi salah satu yang paling penting dilakukan
adalah mendengarkan suara masyarakat. Di situlah pentingnya partisipasi.
Penggunaan aparat tidak terlalu dominan. Biasanya aparat datang ketika terjadi
ketegangan dengan masyarakat. Yang paling dominan adalah tata kelola
pembebasan tanah. Itu menjadi cerminan. Partisipasi masyarakatnya rendah.
Partisipasi nanti turunannya pada negosiasi yang juga rendah. Biasanya proyek
jalan terns. Kalau ada benturan, baru dibawa ke pengadilan. Nantinya berujung
konsinyasi atau sengketa. Bayangkan kalau temyata yang disengketakan adalah
tanah-tanah yang dulunya dirampas pada era Orde Baru. Pasti masyarakatnya tak
punya data. Apalagi rezim pembuktian kepemilikan tanah tidak mengakui bukti
bukti nondokumen.
Dalam narasi HAM, pembangunan memang tidak bisa dielakkan. Makanya ada
istilah right to development yang intinya pada partisipasi, tidak ada diskriminasi,
dan perlindungan. Jadi pembangunan bukan cetak biru dari atas, lalu semuanya
harus ikut. Perspektifnya mesti hak atas pembangunan, bukan perspektif
pembangunan semata. Kita mengharapkan sentuhan Pak Jokowi untuk
memastikan semua orang bisa berkembang, bukan segelintir orang.
•••
Kami meminta ada penegakan hukum. Kasus ini sangat penting ditangani serius
karena bisa membuka babak baru bagi Presiden untuk menyelesaikan berbagai
masalah Papua. Babak pertamanya, di kasus Paniai, Pak Jokowi tidak maksimal.
Padahal Presiden datang ke Jayapura dan bertemu dengan masyarakat Papua pada
2014. Tapi temyata kasusnya ndakjalan. Komnas HAM mengambil alih kasus itu,
ditangani dalam kerangka pelanggaran HAM berat. Sayangnya, sampai kini tidak
terlihat komitmen politik Presiden untuk penegakan hukum dan HAM di Papua.
Kami meletakkan kematian Pendeta Yeremia tidak hanya pada momen ketika
malam hari ia didatangi pelaku, mengalami penyiksaan, dan penembakan sampai
meninggal. Tapi kami mengkonstruksi peristiwa dari 17 September, saat anggota
Tentara Nasional Indonesia, Sersan Kepala Sahlan, tewas, lalu ada operasi
penyisiran senjata. Karena senjata yang dicari tidak ditemukan, TNI
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fwawancara%2F162132%2Fwawancara-komisioner-komn. . . 6/11
12/20/2020 Wawancara Komisioner Komnas HAM Choirul Anam soal Berbagai lsu HAM di Era Jokowi - Wawancara - majalah.tempo.co
Begitu anggota TNI pulang ke Pos Koramil Persiapan Distrik Hitadipa, Intan
Jaya, Prajurit Satu Dwi Akbar Utomo tewas ditembak sekitar pukul 13.00. Tentara
makin marah. Senjata tak didapat, malah anggotanya mati di posnya. Artinya,
mereka memang diincar. Dari situlah penyisiran yang lebih serius dimulai,
termasuk membakar rumah dinas kesehatan dan berujung pada pencarian
Pendeta Yeremia. Ini semua harus dilihat dalam ratu rangkaian peristiwa.
Kematian Pendeta Yeremia memang sudah ditargetkan dan bagian dari satu
operasi penyisiran senjata dan anggota OPM. Makanya dia tidak ditembak
langsung mati, tapi juga mengalami kekerasan lain yang, menurut dugaan kami,
dilakukan untuk mendapatkan informasi. Ini kategorinya penyiksaan. Kata
"penyiksaan" adalah tone keras dalam konteks HAM.
Kami mendapatkan informasi pelakunya bukan OPM. Tiga atau empat hari
setelah kematian Pendeta Yeremia, kami langsung menghubungi keluarga
korban. Ada beberapa nama yang disampaikan Pendeta Yeremia
kepada istrinya atau saksi lain sebelum dia meninggal. Salah satunya
Alpius (Wakil Komandan Rayon Militer Hitadipa).
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fwawancara%2F162132%2Fwawancara-komisioner-komn. . . 7 /11
12/20/2020 Wawancara Komisioner Komnas HAM Choirul Anam soal Berbagai lsu HAM di Era Jokowi - Wawancara - majalah.tempo.co
Versi awalnya, Pendeta Yeremia ditembak OPM darijarak lebih dari 200 meter.
Dari pengecekan di lokasi (kandang babi), kami menemukan 19 lubang bekas
tembakan. Penembakan palingjauh 9-10 meter. Lengan kiri korban bahkan
ditembak darijarak tak lebih dari 1 meter. Ada pula bekas cekikan pada leher
korban. Bukti adanya kontak fisik meruntuhkan seluruh teori tentang penembakan
jarakjauh.
Konstruksi peristiwanya akan menentukan siapa saja pelaku yang diseret. Kalau
konstruksi peristiwanya hanya di sekitar Hitadipa, ya pasti cuma pelaku lapangan.
Tapi kalau konstruksinya sampai gede, ya siapa pun yang sampai gede ini kena.
Untuk memastikan semua lini penegakan hukum berjalan baik karena kasus
Papua bukan kasus biasa. Apalagi korbannya tidak biasa dan perhatiannya juga
tidak biasa.
Tragedi Paniai telah ditetapkan sebagai kasus pelanggaran HAM berat sejak
2019. Bagaimana kelanjutan penanganannya sejauh ini?
Tidak ada perkembangan. Malah mundur. Surat dari Jaksa Agung, dalam konteks
pengalaman Komnas HAM untuk kasus pelanggaran HAM berat masa lalu,
sangat politis. Isinya cuma satu kalimat dan substansinya rahasia. Kalau surat itu
dibaca oleh Presiden, saya yakin Presiden pasti marah. Surat itu bukan untuk
menyelesaikan masalah, tapi mengubur pelanggaran HAM berat.
Jika sikap Jaksa Agung terhadap peristiwa Paniai yang relatif baru seperti
itu, bagaimana dengan nasib kasus-kasus pelanggaran HAM berat lain?
Jangankan kasus Papua yang berat begitu, untuk kasus yang tidak jauh dari Istana,
yaitu tragedi Semanggi I dan II, sikap Jaksa Agung seperti itu di Pengadilan Tata
Usaha Negara. Untungnya, PTUN memenangkan penggugat. Saya salah satu yang
ikut bersaksi. Kalau melihat persidangannya dan bukti-bukti yang diberikan
kepada persidangan, menurut saya, Jaksa Agung memang sedang melawan
perintah Presiden untuk menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM berat.
Kami kembali menyampaikan bahwa kasus Paniai adalah pelanggaran HAM berat
sesuai dengan pertemuan pada 2018. Waktu itu Komnas HAM bertemu dengan
Presiden untuk membahas pelanggaran HAM berat. Presiden di depan Jaksa
Agung menyatakan kasus Paniai harus diselesaikan, tapi temyata tidak berjalan.
Sebenamya Presiden melemparkan sinyal yang sangat kuat pada 2018. Bahkan
dia meminta tiga dari sekian kasus diangkat ke pengadilan. Awalnya, Presiden
meminta dua kasus. Lalu kami minta ditambah satu lagi dari Indonesia barat.
Jangan hanya Papua, tapi juga Aceh. Tantangan paling berat Jokowi sebenamya
adalah kasus Paniai. Sebab, selain kasus itu terjadi di era kekuasaannya, Jokowi
berjanji langsung kepada masyarakat Papua di Jayapura pada 27 Desember 2014.
Berapa total kasus pelanggaran HAM berat yang ditangani Komnas HAM?
Ada sebelas kasus. Saya sudah menyelesaikan (penyelidikan) kasus Paniai, dua
kasus di Aceh, dan pembunuhan dukun santet 1998-1999.
Siapa saja?
Yang satu memberikan jawaban tertulis. Satu lagi datang ke Komnas HAM dan
mengatakan yang melakukan adalah si A. Orang dengan kapasitas mengambil
kebijakan ketika itu sudah mengatakan demikian, tapi kami dikatakan tidak punya
cukup bukti. Menurut saya, ini soal political will.
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fwawancara%2F162132%2Fwawancara-komisioner-kom... 10/11
12/20/2020 Wawancara Komisioner Komnas HAM Choirul Anam soal Berbagai lsu HAM di Era Jokowi - Wawancara - majalah.tempo.co
Kalau ada barang lama yang enggak kunjung selesai lalu Pak Jokowi bisa
menyelesaikannya, namanya pasti akan harum dan dikenang dunia. Tapi jika dia
tidak mau mengambil bola panas, rakyat akan selalu mempertanyakan apa yang
dilakukan Jokowi sewaktu menjabat presiden.
Petugas melakukan uji usap antigen untuk calon penumpang di Bandara Husein Sastranegara,
Bandung, Jawa Barat, 18 Desember 2020. Tempo/Prima Mulia
Wiku mengakui kasus aktif bisa terus meningkat pada Desember ini.
Penyebabnya adalah tingginya angka penambahan harian kasus positif Covid-19.
Sedangkan laju angka kesembuhan melambat. "Pemerintah daerah diminta
memperhatikan kualitas pelayanan kesehatan agar angka kesembuhan dapat
ditingkatkan dan dapat berkontribusi pada penurunan kasus aktif," katanya.
Menjelang masa libur panjang Natal dan tahun baru 2021, Satgas Covid-19
meminta pemerintah daerah segera melakukan penyesuaian untuk menerapkan
protokol kesehatan. Perlindungan bisa diupayakan antara lain dengan mewajibkan
masyarakat bepergian dalam keadaan sehat. "Dengan upaya screening melalui
swab antigen yang diakui sebagai alat screening Covid-19 oleh WHO (Badan
Kesehatan Dunia)," ucapnya.
Wakil Gubemur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan salah satu tantangan
untuk mengatasi wabah Covid-19 adalah masifnya keluar-masuk orang di lbu
Kota. Menurut dia, beberapa warga dari daerah lain tidak berdisiplin seperti warga
DKI. "Mohon maaf, di beberapa daerah tidak sedisiplin di Jakarta," ujamya.
Riza mengutarakan, ada potensi orang keluar-masuk Jakarta dari daerah lain
ataupun luar negeri. Sebab, ibu kota Indonesia ini menjadi titik kumpul semua
kalangan dengan berbagai latar belakang.
Selain itu, untuk pusat belanja atau mal, restoran, kafe, tempat makan lain,
bioskop, serta lokasi wisata diharapkan dapat membatasi jam operasional hingga
pukul 21.00 WIB. Khusus untuk malam Natal dan tahun baru, pembatasan lebih
ditingkatkan, yakni pada 24-27 Desember serta 31 Desember 2020-3 Januari
2021. Semua kegiatan usaha diharapkan berhenti beroperasi pada pukul 19. 00
WIB.
Untuk menekan laju penularan wabah saat liburan Natal dan tahun baru,
Kementerian Perhubungan memberlakukan kewajiban penumpang angkutan
umum jarak jauh menunjukkan dokumen tes cepat antigen. Sebelumnya, aturan
ini hanya berlaku untuk penumpang angkutan darat tujuan Bali. "Kami sedang
bahas untuk daerah lain," tutur Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan Budi Setiyadi saat dihubungi Tempo, Rabu, 16 Desember lalu.
Menurut Dicky, kebijakan baru DKI mengenai pengetatan sejumlah aspek dapat
membantu pengendalian wabah Covid-19 apabila berjalan sampai kuartal kedua
read ://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Fkabar-pandemi%2F162126%2Fcara-pemerintah-menekan... 3/4
12/20/2020 Cara Pemerintah Menekan Angka Kasus Positif Covid-19 yang Melonjak Lagi - Kabar Pandemi - majalah.tempo.co
Soni Maulud (kanan) berdikusi dengan Hilman Solahudin soal penanaman selada dengan sistem
hidroponik di Dusun Bunirasa, Pawindan, Ciamis, Jawa Barat, Kamis, 17 Desember 2020.
Tempo/Rommy Roosyana
Di lahan tidak produktif milik Endang itu, Hilman mengisi waktu luang selama
masa pandemi Covid-19 dengan menanam selada di 10 ribu lubang sistem
hidroponik lantaran melihat potensi permintaan untuk kebutuhan pasar lokal dan
rumah makan belum terpenuhi.
"Total permintaan pasar mencapai satu kuintal per hari, sedangkan petani hanya
mampu memproduksi 33 kilogram per hari dengan harga Rp 13 ribu per
kilogram," kata Hilman kepada Tempo, Jumat, 18 Desember lalu.
Pertanian menjadi salah satu sektor yang tumbuh positif pada masa pandemi
Covid-19. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sektor pertanian
tumbuh sebesar 19,24 persen pada kuartal II dan 2,19 persen pada kuartal III.
Kontribusi terbesar berasal dari subsektor perkebunan.
Dua kali dalam setahun BPS rutin merilis angka pengangguran. Pada Agustus
lalu, jumlah penganggur terbuka mencapai 9,77 juta atau naik 2,67 juta dari
Agustus 2019. Tambahan angkatan kerja barn tercatat 2,36 juta orang.
Dari data BPS, secara keseluruhan jumlah pekerja yang terkena dampak pandemi
Covid-19 mencapai 29,12 juta, 70 persen di antaranya tinggal di kawasan
perkotaan. Sebanyak 2,56 juta menjadi penganggur dan 24,03 juta mengalami
pengurangan jam kerja.
Sisi sektoral menunjukkan pergeseran alokasi tenaga kerja dalam tujuh tahun
terakhir, sejak 2013 hingga 2019. Jumlah individu yang bekerja di sektor
pertanian, kehutanan, dan perkebunan setiap tahun rata-rata berkurang 592 ribu
orang. Namun pada Agustus tahun ini jumlahnya malah bertambah 2,8 juta orang
sehingga total pekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perkebunan menjadi
38,2 juta, atau naik 7,9 persen dibanding pada Agustus tahun lalu.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan jumlah angkatan kerja pada Agustus lalu
sebanyak 138,22 juta orang atau naik 2,36 juta dibanding pada periode yang sama
2019. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, tingkat partisipasi
angkatan kerja naik sebesar 0,24 persen poin.
Sedangkan penduduk yang bekerja sebanyak 128,45 juta orang atau turun 0,31
juta orang dari Agustus 2019. Lapangan kerja yang mengalami peningkatan
persentase terbesar berada di sektor pertanian (2,23 persen poin). Sedangkan
"Sebanyak 77,68 juta orang atau 60,47 persen bekerja pada kegiatan informal,
naik 4,59 persen poin dibanding Agustus 2019," Suhariyanto menjelaskan. Dalam
setahun terakhir, persentase pekerja setengah penganggur dan persentase pekerja
paruh waktu naik masing-masing sebesar 3,77 persen poin dan 3,42 persen poin.
Namun penduduk usia kerja di Indonesia naik dari 201,19 juta pada Agustus 2019
menjadi 203,97 juta pada Agustus lalu. Sebagian besar penduduk usia kerja, yaitu
67,77 persen atau 138,22 juta orang, merupakan angkatan kerja yang terdiri atas
128,45 juta penduduk bekerja dan 9,77 juta penganggur.
Untuk menarik minat generasi muda agar bersedia terjun ke sektor pertanian,
pekan lalu Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar forum West Java Food and
Agriculture (WJFA) Summit 2020. Acara tersebut melibatkan perbankan untuk
mendukung sektor pangan dan pertanian daerah.
ROMMY ROOSYANA
Laboratorium Kendali Kantor Pusat dan Pusat Sains, di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah,
Kabupaten Kupang. Dokumentasi Lapan./Tempo
• Pencarian planet di luar tata surya kita menjadi tantangan dan tren astronomi
internasional..
Kupang, Nusa Tenggara Timur yang sedang dibangun diharapkan bisa memicu
HAMPIR setiap malam saat langit cerah Muhammad Yusuf mengamati seratusan
planet di luar tata surya Bimasakti atau eksoplanet yang ditemukan astronom
terdahulu. Selain mengonfirmasi, peneliti di Observatorium Bosscha di Lembang,
Bandung, itu sejak 2012 juga mencari eksoplanet barn. "Ada beberapa target,
salah satunya di rasi bintang Sagitarius," kata Yusuf, Sabtu, 5 Desember lalu.
Pencarian dan penelitian eksoplanet masih sangat sedikit dilakukan oleh astronom
Indonesia. Yusuf adalah salah satunya. Ada problem fasilitas, selain sumber daya
manusia, yang masih sangat terbatas. Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin berharap pembangunan Observatorium
Nasional di Gunung Timau, Amfoang Utara, Kupang, Nusa Tenggara Timur, akan
mengatasi salah satu permasalahan itu.
Pencanangan Kantor Pusat Operasional Observatiurn Nasional dan Pusat Sains di Desa Oelnasi,
Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Juli 2018./Dokurnentasi Lapan
Pencarian eksoplanet juga menjadi salah satu program yang diprioritaskan Lapan
pada 2021. "Karena ini merupakan isu fundamental dan juga isu yang tren di
dunia astronomi belakangan ini," ucap peneliti di Pusat Sains dan Antariksa
Lapan, Rhorom Priyatikanto, Jumat, 4 Desember 2020. Target utama risetnya
adalah menemukan planet lain yang mempunyai tanda-tanda kehidupan.
Kebangkitan eksoplanet terjadi pada 1995 ketika Michel Mayor dan Didier
Queloz dari Universitas Jenewa, Swiss, mengumumkan penemuan planet pertama
yang mengorbit di bintang serupa matahari, yakni bintang 51 Pegasi. Penemuan
itu membawa astronomi memasuki era modem penemuan sistem eksoplanet.
Setelah itu menyusul penemuan eksoplanet seperti di bintang 47 Ursae Majoris
ataupun di Upsilon Andromedae.
Tujuan pencarian eksoplanet itu adalah mencari zona layak kehidupan. Menurut
Thomas Jamaluddin, zona laik hidup tersebut adalah planet yang tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin. Thomas mengatakan ada tiga syarat kehidupan
yang dicari alam, yakni hams ada air dalam kondisi cair, memiliki sumber panas,
dan ada unsur organik di planet tersebut.
Ada sejumlah cara untuk menemukan zona layak kehidupan di luar angkasa itu.
Menurut Thomas, untuk planet yang berada di dalam galaksi Bimasakti, ada dua
cara. Pertama, mengirimkan misi dan melakukan pendaratan di planet. Kedua,
mengirimkan wahana angkasa dan melintas di dekatnya agar bisa mengambil
gambar lebih jelas. "Planet yang sekarang bisa didarati adalah Mars," ucapnya.
Kubah ikonik dari observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat./TEMPO/Prima Mulia
Dalam pencarian kehidupan di luar galaksi Bimasakti, menurut Thomas, ada dua
cara. Pertama, menggunakan teleskop dari bumi yang dimiliki observatorium
besar. Kedua, melalui teleskop dari wahana antariksa, seperti teleskop Hubble
yang memulai misinya sejak 1990. Dengan menggunakan satelit pengamatan
seperti itu, Rhorom menambahkan, potensi penemuan eksoplanet sangat tinggi
karena pencariannya tidak mengenal waktu siang dan malam.
Yusuf mengatakan sangat sulit bagi teleskop dari bumi menggapai eksoplanet
langsung karena cahayanya sangat redup. Siasatnya, astronom menyasar <lulu
bintang yang lebih bercahaya. Kejadian yang ditunggu astronom selanjutnya,
menurut Yusuf, adalah ketika cahaya bintang itu meredup sesaat. Harapan
besamya, itu terjadi akibat ada eksoplanet yang melintasi bintang. Namun
petunjuk itu selanjutnya harus diamati secara terus-menerus bahkan hingga
bertahun-tahun. "Kalau beruntung, bisa cepat dapat," tutur Yusuf.
Selain fasilitas, ada pula problem sumber daya manusia. Menurut Rhorom, di
Pusat Sains dan Antariksa Lapan yang punya 40 peneliti, bidang penelitiannya
banyak berfokus pada cuaca antariksa. "Peneliti yang berkecimpung di bidang
astronomi pengamatan masih dalam hitungan jari. Kami masih sangat
kekurangan," ujarnya. Lapan berharap astronom muda dan akademikus dari
perguruan tinggi meramaikan pencarian eksoplanet dari fasilitas Observasi
Nasional kelak.
Kepala Pusat Sains Antariksa Pusat Sains Antariksa Lapan Clara Yono Yatini
mengatakan peneliti Lapan memang masih berfokus pada penelitian cuaca
antariksa, belum ke astrofisika yang jauh. "Sejak dua-tiga tahun lalu melakukan
penelitian astrofisika. Penelitian eksoplanet bisa dilakukan juga," ucapnya. Untuk
peningkatan kemampuan sumber daya manusia, dia berharap peneliti memilih
topik penelitian program S-2 dan S-3 dengan memanfaatkan Observatorium
Nasional.
Tantangan lain yang dihadapi Lapan adalah anggaran. Menurut Thomas, pada
2020 anggaran lembaganya semula berjumlah Rp 900 miliar namun berkurang
menjadi Rp 680 miliar karena dialokasikan untuk menangani pandemi. Anggaran
itu dipakai untuk kegiatan operasional dan gaji pegawai sebesar Rp 300 miliar.
Sisanya untuk kebutuhan tiga penelitian besar, yaitu teknologi roket dan
penerbangan, penginderaan jauh, dan penelitian sains antariksa. "Alokasi untuk
penelitian astronomi hanya bagian kecil. Saya kira dalam hitungan puluhan
miliar," ujamya.
secara eksplisit berpartisipasi. Kami mesti menyiapkan anggaran kalau mau ikut,"
tutumya.
Ponearlan di dalam galaksl Ponurlan di luar galaksl Syarat plan..1 layak hunl:
► Mengirimkan wahana ► Ber!J.Bis di bumi, 1. Terdapat airdalam kond;si rnir.
antarilcsadengan misi menggunakan telo,skop 2. Merniliki sumberpanas.
pendaratandan mengambil dan t>umi, v•ngdilakukan 3. Ada unsur kehidupan. meski dalam tlentukjas.ad reeik.
samp•I batuan. Saat ini yang o leh observatorium
sudah dida<ati aclalah planet
Mars. Temuan l:xoplanet
.. Berbasis m ,mtariksa.:
► Mengirimkan wahana. (dari grounddan spaa,-base)
menggunakan teleskop
4.324exoplanetterkonfirmasi
anta.riksa tapi ha.nya m<>lintas antaril;sa atau dari
untuk mengambil gaml>ar 5. 683 IQ!ndidat exopf<lm,tNASA
wahana luar angkasa.
da.ri jarak dt>kat. 3.209 sistem tatasurva
� w.tlWIINCAAA, NI!.��
er er
Mtsi
Pe.nc.arian
E•oplanet � � �
Hubble Spitzer Corot Keplor/K2 Gala
�.
Mengungl<ap exoplonet
m�lalui gurv@i semua
• •
Mengawali misi Pencarian bertarget 1...,git dari posisi,
Menyelidiki Mempelajari
stelar seismologi dan untuk planet teresllial kecerahan, clan
komposisi tanda exopian,,t
pencarian exoplann da n planet yang lebih gerahn lebih dari satu
•
atmosfr,r plan;;t dalamcaha.ya
Perint,s misiselsmologl t,.,.a, di dala m alau di miliar bintang
•xoplanec inframerah
bintarg clan penrnrian dekatzona layak huni dari
,xopJOMt t>erbagai bintang
(?esa
'
cnes (?esa
2018 2019
�-
0
Cheops
•
Mernpelajali planet Melalrul<an
Satelit survei K.Mal(t�risasi rinci . . .
Karakterisa.si t..-.,,;tlial yangmengortlit pen daman k.im,awi
seluruh langit atmosfer @xaplaMt _
pertamadari hingga z□na iavak hunidari dari samp el
melalui stud! transit
exoplanecberukul"an bintangmilip matahali exoplanetl:lesardan
dan pe,ncib':aan
antara burni dan c1;,n mengkarakterisasi beragam de ngan
langsung _
Nepbmus yang menganalisis
bintang-bintang tersebut
dlketallul atmoslernya
disimpan di kantor Lapan di Kupang. Kubah itu harus diangkut dengan kendaraan
berat dan membutuhkan crane untuk memasangnya.
Hanya, menurut Clara,jalan belum bisa dibangun tahun ini oleh pemerintah
daerah dan Badan Pelaksana Jalan Nasional karena alokasi dananya dialihkan
untuk menangani pengungsi. "Jalannya akan dibangun pada Januari 2021.
Sekarang sudah tahap lelang," tutumya. Bangunan dasar untuk teleskop dan
fasilitas lainnya sudah dibangun di area observatorium. Kubah dan teleskop akan
dikirim setelahjalannya memadai. Thomas berharap observatorium bisa
beroperasi pada akhir 2021.
Untuk pengindraan jauh, dua program besamya adalah membuat bank data
pengindraan jauh nasional dan pengembangan sistem pemantau bumi nasional. Ini
untuk pemantauan kondisi lingkungan, sumber daya alam, kebencanaan, termasuk
pemantauan pulau kecil terluar. Untuk pengembangan teknologi roket, satelit, dan
aeronautika, Lapan mendukung pengembangan teknologi roket dengan jangkauan
sampai 30-60 kilometer, roket bertingkat, dan satelit mikro.
Sudah ada tiga satelit yang diluncurkan oleh Lapan. Saat ini, Lapan tengah
menyiapkan satelit keempat (Satelit A4), sistem satelit komunikasi orbit rendah,
dan konstelasi sembilan satelit yang ditargetkan diluncurkan bertahap pada 2023-
2024. Untuk teknologi penerbangan, Lapan mengembangkan pesawat transportasi
N219 bekerja sama dengan P T Dirgantara Indonesia, dan melanjutkan
pengembangan pesawat N219 Amfibi. Untuk pesawat tanpa awak, ada LAPAN
01-03. Saat ini sedang menyiapkan generasi berikutnya.
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Filmu-dan-teknologi%2F162142%2Fwawancara-kepala-lem... 2/5
12/20/2020 Wawancara Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin - llmu dan Teknologi - majalah.tempo.co
Belum ada. Saya dengar di Filipina ada swasta intemasional yang mengincar
untuk peluncuran.
Bandar antariksa skala kecil ditargetkan mulai dibangun pada 2023-2024. Jadi,
nanti bandar antariksa bisa digunakan untuk pengujian roket bertingkat sampai
ketinggian 200-300 kilometer. Bandar antariksa skala besar, dengan kerja sama
mitra intemasional, diharapkan bisa dibangun pada 2023-2024.
Sekarang trennya pihak swasta mulai masuk karena melihat peluang bisnis juga
makin besar. Di Amerika Serikat ada Space X, Blue Origin, dan beberapa lagi. Di
Indonesia, juga harus ditumbuhkan. Kalau tidak, nanti yang masuk swasta
intemasional.
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Filmu-dan-teknologi%2F162142%2Fwawancara-kepala-lem... 3/5
12/20/2020 Wawancara Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin - llmu dan Teknologi - majalah.tempo.co
Itu bahasa media untuk menarik perhatian publik. Tidak salah memang. Kalau
mencari kehidupan di luar bumi, bahasa awamnya kan pencarian alien. Mencari
planet di luar tata surya kita ini menjadi tren intemasional. Teleskop 3,8 meter itu
dianggap memadai untuk mencari planet di luar galaksi. Tujuan akhimya adalah:
apakah ada planet yang mirip bumi atau zona layak kehidupan?
Secara astronomi alien, makhluk, atau kehidupan di luar bumi itu diyakini ada.
Secara statistik tidak mungkin manusia di bumi itu satu-satunya kehidupan di
alam semesta. Di astronomi ada cabang ilmu bioastronomi, gabungan biologi dan
astronomi untuk mempelajari bukti-bukti kehidupan di luar bumi. Yang menjadi
pertanyaan, apakah ada UFO-obyek terbang tak dikenal-yang kemudian
diasosiasikan sebagai wahana yang berisi alien itu, yang pemah ke bumi? Nah, itu
yang kemudian secara astronomi disebut sebagai pseudo-science, sains semu.
Bukti-bukti ilmiahnya belum ada.
Thomas Djalaludin (tengah berkacamata) berdiskusi bersama tim di Tilong, Nusa Tenggara
Timur./Dokumentasi Lapan
Teknologi antariksa sering disebut teknologi tinggi, berbiaya mahal, dan berisiko
besar. Jadi, inisiatomya selalu pemerintah. Tapi dampaknya juga luar biasa.
Kemampuan teknologi antariksa bisa menginspirasi dan mendorong kepercayaan
diri generasi muda. Kalau kita sudah menguasai teknologi yang sangat tinggi, itu
akan mendorong pengembangan teknologi pendukungnya. India dan Korea adalah
contohnya.
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Filmu-dan-teknologi%2F162142%2Fwawancara-kepala-lem... 4/5
12/20/2020 Wawancara Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin - llmu dan Teknologi - majalah.tempo.co
Secara spesifik tidak ada. Tapi secara umum pemerintah dan DPR sangat
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keantariksaan.
Presiden dalam beberapa acara di Lapan menyatakan mendukung pengembangan
iptek keantariksaan. Presiden ingin iptek keantariksaan ini bisa memberi manfaat
kepada masyarakat.
Anggaran 2020 sebesar Rp 900 miliar. Karena dipotong, sisanya Rp 680 miliar.
Setelah dipotong biaya operasional dan gaji pegawai Rp 300 miliar, sisanya tahun
ini sekitar Rp 380 miliar. Usul dari Lapan, anggaran minimum sebanyak Rp 1,3
triliun. Supaya programnya bisa cepat dan sesuai target. Tapi kami bisa
memahami situasinya.
read://https_majalah.tempo.co/?url=https%3A%2F%2Fmajalah.tempo.co%2Fread%2Filmu-dan-teknologi%2F162142%2Fwawancara-kepala-lem... 5/5
12/20/2020 HAM dalam Reuni Organisisme-Developmentalisme
+ Njonja Santoso: Saja memang perlu hak-hak dasar dimasukkan dalam Undang
Undang Dasar.
PERCAKAPAN di atas adalah potongan debat yang tak selesai antara Maria
Ulfah (Njonya Santoso) dan Sukarno (Kenia Panitia Ketjil) dalam sidang Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada 13 Juli 1945. Debat itu
memperlihatkan bahwa sengketa tentang hak asasi manusia telah memiliki akar
panjang dalam sejarah pendirian Indonesia. Maria Ulfah adalah orang pertama
yang mempertanyakan mengapa hak asasi manusia sama sekali tidak dimasukkan
ke Rancangan Undang-Undang Dasar. Usul Ulfah itu ditolak oleh Sukarno
dengan argumen "karena negara Indonesia berdasar kedaulatan rakyat, maka hak
asasi manusia tidak perlu (lagi-penulis) dimasukkan ke dalam UUD".
Argumen Sukarno menyiratkan dua kemungkinan: pertama, hak asasi tak perlu
dijamin dalam konstitusi karena sudah ada demokrasi (kedaulatan rakyat), dengan
Terlepas dari penolakan Sukarno, pertanyaan Maria Ulfah itu telah membuka
pikiran akan pentingnya ideal hak asasi manusia dalam debat pendirian negara.
Dalam sidang-sidang selanjutnya, Soepomo dan Sukarno terns mengesampingkan
hak asasi dari konstitusi, tapi Hatta secara gigih menekankan pentingnya hak-hak
untuk melindungi warga negara diatur di dalam konstitusi. Akhirnya, meski tidak
banyak, pasal mengenai hak terntama hak berserikat dan berkumpul serta hak
menyatakan pendapat bisa dimasukkan ke konstitusi pertama Indonesia.
Perdebatan yang diwarisi gagasan Maria Ulfah dan Hatta, Sukarno, serta
Soepomo terns mengalir dalam lintasan sejarah hingga sekarang. Kita tahu, pada
akhirnya di atas kertas pendirian Maria Ulfah dan Hatta tampil sebagai pemenang
dalam konstitusi kita hari ini. Undang-Undang Dasar 1945 Indonesia pasca
amendemen telah memiliki pasal-pasal yang memberikan jaminan prinsipiil hak
hak asasi manusia di dalamnya. Indonesia telah meratifikasi pelbagai
instrumen utama HAM. Secara normatif, Indonesia pasca-reformasi adalah negara
yang mengakui prinsip-prinsip utama HAM. Namun, dalam praktiknya,
penolakan terhadap ideal-ideal hak asasi manusia terns muncul dan kini malah
menguat.
Penolakan substansial terhadap hak asasi bisa datang dai pelbagai arah: populisme
agama, fasisme, dan pandangan partikularisme kebudayaan. Namun, untuk
konteks Indonesia, penolakan terhadap hak asasi manusia banyak bersumber dari
gagasan negara kekeluargaan di Indonesia.
Dalam konteks Indonesia, pandangan organisis ini diajukan oleh Soepomo selama
sidang BPUPK pada 1945. Dalam sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945, Soepomo
memperkuat dalil-dalil negara kekeluargaan yang dicampurkannya dengan model
masyarakat dan nilai tradisional Jawa dengan menekankan keharmonisan serta
kebersatuan penguasa dan rakyat dengan basis partikularisme sosial dan budaya:
Kita sekarang menindJau negara Asia, ialah dasar negara Dai Nippon. Negara
Dai Nippon berdasar atas persatuan lahir dan batin Jang kekal antara Jang
Maha Mulia Tenno Heika, negara dan ra"/qat Nippon seluruhnJa. Tenno adalah
pusat roehani dari seluruh ra"/qat. Negara bersandar atas kekeluargaan. Keluarga
Tenno Jang dinamakan: "Koshitu" ialah keluarga Jang terutama.
Dasar persatuan dan kekeluargaan ini sangat sesuai pula dengan tjorak
masJarakat Indonesia.
Pandangan organisis Soepomo ini oleh Orde Baru dikembangkan dalam paket dan
postur yang lebih lengkap dengan diturunkan dalam dua pranata politik, yakni
pertama, penyisipan organisisme dalam tafsir ideologi politik Pancasila yang
tunggal, sakral, dan penuh dengan "pengecualian budaya". Kedua, menautkan ide
totalisme, harmoni, dan persatuan negara-rakyat dalam kebijakan ekonomi
pembangunan negara (developmental state). Organisisme menjadi kerangka dasar
dan orientasi ideologis yang mendasari seluruh aspirasi tentang pembangunan dan
"kemajuan" Indonesia. Di bawah kondisi ini, hak asasi manusia ditolak sebagai
norma dan gagasan, ditekan sebagai aspirasi dan imajinasi politik.
Krisis ekonomi dan reformasi politik 1998 memberikan dobrakan ganda baik
kepada organisisme maupun kepada gagasan developmentalisme yang
dijaminnya. Reformasi politik memaksa perubahan dalam matriks ideologi politik
organisisme: seluruh tabu politik yang dikonstruksi atas nama basis harmoni,
kekeluargaan, dan totalitas digantikan dengan kritik, kebebasan, dan pluralisme
politik.
Pada saat yang sama, karena krisis finansial, developmental state Orde Baru,
yakni negara yang secara aktif mencengkeram pelbagai sektor ekonomi, dihantam
dengan tuntutan-tuntutan baru yang dibawa oleh neoliberalisme untuk lebih
membuka diri terhadap kekuatan pasar global.
Pengalaman masa lalu menunjukkan salah satu sumber daya rusak negara
pembangunan di bawah organisisme adalah ia mengandalkan skema, model, dan
tahap yang abstrak dalam klaim akan progres. Akibatnya, ia mengabaikan
eksistensi manusia yang konkret. Ia puas atas berdirinya bendungan, kebun,
tambang, serta infrastruktur dan jatuh pada anggapan bahwa itulah perubahan
yang dengan otomatis akan membawa semua orang ke dalam kemajuan. Kalau
ada korban atau yang tercecer, itu ekses.
HAM
PASAR finansial mendapat kado tahun barn dari The Federal Reserve. Dalam
rapat terakhimya tahun ini, Rabu, 16 Desember, pemimpin The Fed memberikan
sinyal terang-benderang: suntikan likuiditas dolar tidak akan berhenti dalam
tempo dekat. Program pembelian obligasi oleh The Fed akan jalan terns meski
kelak ekonomi sudah tidak berstatus gawat darnrat karena pandemi.
Bagi pasar, ini kabar melegakan. Sebelumnya, menjelang 2021, investor sungguh
khawatir. The Fed bisa saja mengurangi suntikan likuiditas dolar jika menilai
ekonomi Amerika Serikat sudah tidak kritis lagi karena pandemi teratasi.
Suntikan likuiditas dolar itu bernpa program quantitative easing, pembelian
obligasi secara masif oleh The Fed. Sejak pandemi melanda, The Fed
menggelontorkan US$ 120 miliar per bulan ke pasar.
Setelah ada jaminan bahwa pembelian obligasi itu tidak bergantung pada status
pandemi, kini pasar bisa merayakan tahun barn dengan lega. Dan bukan hanya
pasar negara maju yang menikmati guyuran dolar ini. Sebagian dolar juga
meluber ke pasar negara berkembang.
Sebagai gambaran, indeks saham CSI 300 di bursa Shanghai, tolok ukur utama
kinerja saham di Tiongkok, sudah melonjak 27 persen sepanjang tahun ini.
Lonjakan ini dua kali lipat kenaikan indeks S&P 500, yang merupakan patokan
harga saham di Amerika. Kenaikan harga secepat itu antara lain terpicu pembelian
saham oleh investor asing, melalui Hong Kong, yang secara netto nilainya
mencapai US$ 29 miliar sepanjang 2020. Di pasar obligasi, banjir dana asing jauh
lebih dahsyat. Investor asing, secara netto, memborong obligasi pemerintah Cina
senilai 900 miliar renminbi-hampir US$ 140 miliar-selama 11 bulan pertama
2020.
Ekonomi Cina memang layak menjadi ajang pertaruhan bagi investor. Kendati
pandemi yang melumpuhkan ekonomi global bermula dari sini, ekonominya bisa
pulih paling cepat. Dana Moneter Intemasional (IMF) memprediksi Tiongkok
menjadi satu-satunya ekonomi yang masih tumbuh positif pada 2020.
Jika keberhasilan menarik dana investasi portofolio asing yang menjadi patokan,
situasi di pasar Jakarta sungguh kontras bertolak belakang. Di bursa saham, aliran
dana asing malah masih deras keluar. Dalam sepekan terakhir, hingga 18
Desember, ada Rp 1,43 triliun lagi dana investor asing yang hengkang dari
Jakarta. Jika dihitung sejak awal tahun, nilai dana asing yang keluar mencapai Rp
53 triliun.
Di pasar obligasi, situasinya sedikit lebih baik. Dana portofolio asing sudah mulai
masuk kembali ke obligasi pemerintah. Namun, jika dibandingkan dengan situasi
sebelum pandemi meledak, masih ada sekitar Rp 100 triliun yang belum kembali.
Hingga 16 Desember, ada Rp 973 triliun dana asing yang "parkir" di obligasi
pemerintah. Sedangkan persis sebelum pandemi, Februari 2020, nilainya sempat
mencapai Rp 1.070 triliun.
Kado dari The Fed membuat dolar begitu melimpah di pasar global. Tiongkok
terns berpesta menyambutnya. Sayangnya, dolar itu segan datang kemari. Ini
masalah besar. Tak ada lagi pengganjal defisit neraca pembayaran. Bersiaplah
melihat rupiah yang terns tertekan.
PUING benda asing yang berada di landasan pacu bandar udara sangat
membahayakan pesawat yang akan lepas landas atau mendarat. Pertimbangan
itulah yang mendorong Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Indonesia (FTUI) bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Transportasi Udara Kementerian Perhubungan mengembangkan purwarupa
Sistem Deteksi Foreign Object Debris (FOD). "Bahaya dari puing, meski dalam
ukuran kecil, itu bisa sangat mematikan," kata Fitri Yuli Zulkifli, ketua tim
peneliti dan guru besar FTUI.
Fitri memberi contoh peristiwa yang dialami pesawat supersonik Concorde pada
25 Juli 2000. Saat itu, pesawat Concorde lepas landas dari Bandara Charles de
Gaulle, Prancis. Tak lama mengudara, pesawat terbakar di bagian ekor yang
kemudian membuatnya jatuh dan mengakibatkan 113 awak dan penumpangnya
tewas. Hasil penyelidikan mengungkap bahwa ban pesawat menabrak potongan
logam di landasan. Ada potongan karet yang terbakar dan itu memicu ledakan di
tangki bahan bakar.
Selama ini, ucap Fitri, untuk mendeteksi adanya puing asing tersebut, personel di
bandara secara rutin menginspeksi landasan pacu enam jam sekali. Semua benda
atau puing sekecil apa pun di landasan harus disingkirkan. Memantau area
landasan pacu bandara tanpa bantuan teknis atau alat teknologi akan
membutuhkan waktu dan rentan terjadi kesalahan, terutama dalam kondisi cuaca
buruk. "Untuk itu, diperlukan suatu sistem keamanan yang dapat membantu
memonitor landasan pacu dari berbagai benda asing," ujamya.
Sistem deteksi FOD ini telah diuji coba di Bandar Udara Budiarto, Curug,
Tangerang, Banten, pada 19-21 November lalu dan mampu mendeteksi FOD
denganjelas padajarak 200 meter dari lokasi kamera. Kamera berada di
ketinggian 8 meter dari permukaan tanah. "Saat ini purwarupa baru mampu
mendeteksi 13 jenis obyek utama FOD, tapi akan terns dikembangkan untuk
mendeteksi lebih banyak obyek," kata Fitri.