Oleh
ASEP SUBANDI
PALEMBANG
2010
1
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PENGARUH PUPUK ORGANIK MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN PADI ( Oriza Sativa ) DENGAN SYSTEM OF
RICE INTENSIFICATION (SRI)
oleh
ASEP SUBANDI
RENCANA PENELITIAN
sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian
PALEMBANG
2010
PENGARUH PUPUK ORGANIK MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN PADI ( Oriza Sativa ) DENGAN SYSTEM OF
RICE INTENSIFICATION (SRI)
oleh
ASEP SUBANDI
422006005
PALEMBANG
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan tahun 1984. Masukan produksi dalam pertanian modern ialah varietas unggul,
pupuk buatan dan pestisida kimia (Djamhari, 2002). Pupuk buatan, terutama pupuk
nitrogen (N), seringkali diberikan dengan takaran tinggi tanpa disertai pemberian
bahan organik akan menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan hara dan juga akan
Penurunan efisiensi pupuk berkaitan erat dengan factor tanah dimana telah terjadi
kemunduran kesehatan tahan baik secara kimia, fisik maupun biologi sebagai akibat
pengelolaan tanah yang kurang tepat (Pramono J. 2004 dan Sri Andiningsih, J. 2006).
sawah adalah menurunnya kandungan C organic tanah. Hasil analisa sample tanah
dari berbagai daerah sentra produksi padi di Jawa Tengah seperti di Kab. Grobogan,
Kab. Seragen, Kab. Batang dan Kab. Sukoharjo bahwa rata-rata kandungan C organic
tanah berada dibawah 2 % (Pramono et. al. 2001). Budianta (2008) melaporkan
4
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Selatan bahwa rata-rata kandungan C organik berada dibawah 1,5 %. Lebih lanjut
Marsi et, al. (2001) juga melaporkan kandungan C organik di Kabupaten belitang
OKU Timur dibawah 1 % yaitu 0,59 %. Dari data tersebut menggambarkan bahwa
kondisi lahan sawah yang sudah sekian lama diusahakan secara intensif dengan
asupan agrokimia tinggi, telah mengalami semacam gejala sakit “soil sickness”.
melalui dua pendekatan, yaitu: (i) peningkatan kesuburan tanah jangka panjang, dan
(ii) modifiasi pupuk yang lebih efisien. Pendekatan pertama ditempuh melalui usaha
peningkatan daya dukung tanah dengan input hayati, baik berupa organik maupun
pupuk oleh tanaman dapat diperoleh. Pendekatan kedua lebih menekankan pada
upaya perakitan produk baru yang lebih efisien dalam pengertian dosis aplikasi
atau pupuk organik. Thamrin (2000) melaporkan bahwa pemberian bahan organik
mampu meningkatkan hasil gabah padi kering panen secara nyata. Dalam prakteknya
penggunaan pupuk organik masih jarang dilakukan petani karena jumlah yang
dibutuhkan persatuan luas sangat besar. Sebagai contoh Mowidu (2001) melaporkan
terhadap peningkatan porositas total, jumlah pori berguna, jumlah pori penyimpanan
5
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
bongkah dan permeabilitas. Lebih lanjut Andoko (2006) menjelaskan bahwa dosis
pupuk organik untuk budidaya organik sebanyak 5 ton pupuk kandang matang atau
sekitar 3 ton dalam bentuk kompos. Dengan besarnya dosis pupuk organik inilah
usahanya, karena memerlukan tambahan tenaga kerja dan transportasi sehingga biaya
pupuk organik menjadi asam humat, yang merupakan senyawa aktif dari pupuk
meningkatkan kandungan hara pada pupuk organik dapat ditambahkan mineral pupuk
anorganik, mineral alami dan mikroba penyubur tanah yang merupakan usaha
manifuasi dari sifat pupuk organik dikenal sebagai model pupuk organic modifikasi.
pupuk anorganik dan bahan minera alami serta mikroba penyubur tanah. Bahan baku
pembuatan pupuk organik modifikasi adaah asam humat dari ekstraksi pupuk
seperti COOH, -OH fenolat maupun –OH alkoholat, sehingga asam humat memiliki
peluang untuk berikatan dengan ion basa dari mineral pupuk dan mineral alami, serta
menambah unsure hara makro dan mikro (Stevenson, 1982 dan Schnitzer, 1991).
Penambahan mineral alami yaitu tepung darah menambah unsur N dan P, tepung
tulang menambah unsur P dan Ca, dan tepung cangkang menambah Ca. penambahan
mineraliat bertujuan sebagai bahan perekat dan pengikat unsure hara pupuk an-
6
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
organik dan mineral alam. Penambahan zeolit dan bahan kapur sebagai bahan
hara Ca dan Mg. sedangkan penambahan mikroba bertujuan untuk menambah unsure
dosis 500 mg memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan, serapan P serta hasil
tanaman kedelai. Senyawa asam humat juga berperan dalam pengikatan unsure kimia
an-organik basa-basa dan logam berat atau unsure toksik dalam tanah dan air. Selain
itu asam humat dapat menigkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam
menahan pupuk anorganik larut air, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikan
demikian sudah selayaknya pupuk-pupuk organik yang kaya akan humus ini
(Agrosatya, 2009).
Hasil penelitian peran asam humat dalam mengikat mineral pupuk anorganik,
telah banyak dilakukan peneliti terdahulu salah satunya adalah Marsi et. al. (2001)
menyatakan bahwa formula pupuk NPK-organik yang baik untuk tanaman padi yaitu
Asam humatdari kompos jerami padi 30% dan nisbah 2 urea : 1 DAP : 1 KCl. Hasil
penelitian pengayaan pupuk organik dengan mikroba penyubur tanah dilakukan oleh
Gofar Nuni et. al. (2009) melaporkan bahwa pupuk organik pusri yang diperkaya
tanaman kacang panjang, sawi, selada dan cabai dibandingkan dengan pupuk organik
7
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
pusri yang tidak diperkaya mikroba. Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan
Syafrullah (2009) meloporkan bahwa kombinasi asam humat dan urea serta mineral
padi sawah pasang surut di desa Telang Sari Wilayah KTM Telang Kabupaten
Banyuasin rata-rata sebesar 6,5 ton/ha, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa pupuk
Di lain fihak ketersediaan sumberdaya alam berupa lahan dan air untuk
budidaya pertanian semakin terbatas. Oleh karena itu ada tuntutan untuk
efisien. Dalam beberapa tahun terakhir, salah satu inovasi yang dikembangkan adalah
bercocok tanam padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification). Menurut
Sato dan Uphoff (2006), dengan budidaya S.R.I. produksi padi bisa meningkat
sampai 78%, menghemat kebutuhan air sebanyak 40% dan menghemat pupuk sebesar
50% serta menghemat 20% biaya produksi. Lebih lanjut Berkelaar (2008),
menjelaskan bahwa padi yang dihasilkan dengan budidaya S.R.I. akan lebih baik
daripada budidaya padi konvensional. Dalam budidaya S.R.I. tanaman padi memiliki
lebih banyak anakan, perkembangan akar lebih besar dan jumlah bulir per malai lebih
banyak.
8
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
B. Tujuan Penelitian
A. Tinjauan Pustaka
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledone
Ordo : Poales
Famili : Gramineae
Genus : Oryza
Akar pertama yang timbul dari radikula tidaklah lama hidupnya, dalam
beberapa hari akar pertama itu akan mati dan fungsinya sebagai penyerap air untuk
kebutuhan kecambah, diambil alih oleh akar-akar yang bermunculan pada buku-buku
Akar tanaman padi memiliki system perakaran serabut. Ada dua macam akar,
yaitu (1) akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah
dan bersifat sementara, dan (2) akar adventif sekunder yang bercabang dan
tumbuhdari buku batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan
10
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
akar seminal. Akar ini disebut adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman
yang bukan embrio atau karena munculnya bukan dari akar yang tumbuh sebelumnya
a
(Anonim, 2010 ).
Batang padi itu terdiri dari susunan beberapa ruas. Tiap-tiap dimuali dan
diakhiri dengan buku. Pada setiap buku nampaklah satu mata atau sukma. Letak mata
itu pada batang tanaman adalah silih berganti. Fungsi mata ini adalah penting karena
setiap mata yang tampak pada batang akan menghasilkan satu anakan. Anakan
muncul pada batang utama dalam urutan yang bergantian. Anakan primer tumbuh
dari buku terbawah dan muncul anakan sekunder. Anakan ini pada gilirannya akan
Daun kelopak pada daun pelepah yang terpanjang yaitu daun pelepah yang
(Flag-leaf). Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligulae dan daun bendera
daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang saling terdapat
satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas : (1) helaian daun yang menempel
pada buku melalui pelepah daun (2) pelepah daun yang membungkus ruas diatasnya
dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya. (3) telinga daun
(auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun, dan (4) lidah daun (ligula) yaitu struktur
segitiga tipis tepat diatas telinga daun. (5) daun bendera adalah daun teratas dibawah
a
malai (Anonim, 2010 ).
Malai adalah suatu malai bunga determinit, yaitu bunga terletak pada bagian
ujung tajuk. Panjang malai dan bagian ruas teratas diatas pelepah daun bendera
menentukan pemanjangan malai. Pemanjangan malai berbeda untuk setiap varietas
11
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 11
padi, dan kondisi lingkungan dapat mengubah tingkat pemanjangannya. (Wikipedia,
2010)
Sebuah bulir adalah bagian malai bunga, dan terdiri atas dua lemma steril,
rakhilla dan floret. Rakhilla adalah sumbu kecil antara sekam rudimenter dan floret
fertile. Floret meliputi lemma, palea dan bunga. (1) Lemma yaitu bagian floret yang
berurat lima dank eras yang sebagian menutupi palea. Ia memiliki satu ekor, suatu
pemanjangan filiform pada panjang yang berlainan dari urat tengah lemma. (2) Palea
yaitu bagian floret yang berurat tiga yang keras dan sangat pas dengan lemma. Ia
sama dengan lemma hanya lebih sempit. (3) Bunga terdiri atas 6 benang sari dan
sebuah putik. Enam benang sari tersusun atas dua kelompok kepala sari yang tumbuh
b
pada tangkai benang sari. Putik mengandung satu bakal biji (Anonim, 2010 ).
Buahnya seperti buah batu (keras) dan terjurai pada tangkai. Setelah tua, warna
hijau akan menjadi kuning. Bijinya keras, berbentuk bulat telur, ada yang berwarna
putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah,
dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka
namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar
a
penduduk Indonesia (Anonim, 2010 ).
Butir biji adalah buah yang matang, dengan lemma, palea, rakhilla, lemma
steril, dan ekor gabah (kalau ada) yang menempel sangat kuat. Butir biji padi tanpa
sekam (kariopsis) disebut beras. Buah padi adalah sebuah kariopsis, yaitu biji tunggal
yang bersatu dengan kulit bakal buah yang matang (kulit ari), yang membentuk
sebuah butir seperti biji. Bentuk dan ukuran sebuah gabah padi sangat beragam
12
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 12
tergantung pada kultivar. Komponen utama butir biji padi adalah sekam, kulit beras,
b
endosperm, dan embrio (Anonim, 2010 ).
(IRRI, 2010).
14
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 14
Tahap 3, adalah pemanjangan batang :
Keempat tahap pertama ini merupakan fase vegetatif, awal dari pertumbuhan
tanaman padi.
padi.
Tahap 7, adalah tahap gabah matang susu :
a. Tanah
Kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan
oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografiyang berkaitan dengan kondisi hidrologi,
porositas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam,
serta kanopinas modifikasi system alam oleh kegiatan manusia (Suparyono et. al.,
1997). Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi adalah tanah sawah yang kandungan
fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air
dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan
cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan
mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH
8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah
memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah
biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat
b. Iklim
tanaman padi di suatu daerah melalui perbedaan curah hujan, suhu, kelembaban
udara, sinar matahari, kecepatan angina dan perbedaan gas dalam atmosfer. Tanaman
padi tumbuh di daerah tropis / subtropis pada 45O LU sampai dengan 45O LS dengan
cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan empat bulan. rata-rata curah
berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200
mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau
manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair
19
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan
mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak. Manfaat utama pupuk
organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain
pemakaian jangka panjang yaitu : (1) Pupuk organik mampu berperan memobilisasi
atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk
partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman. (2) Pupuk organik berperan
dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu
dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi
keracunan. (3) Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi
tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman (4) Pupuk organik dapat
meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah
lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam
menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji. (5) Pupuk organik sangat
membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan
mengandung banyak hara. (6) Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam
pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah. (7) Pupuk organik berperan
positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam
20
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 20
tanah (8) Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah
Pupuk organik dapat berperan sebagai “pengikat” butiran primer menjadi butir
sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini besar
pengaruhnya pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu
tanah. Bahan organik dengan C/N tinggi seperti jerami atau sekam lebih besar
pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik
kimia yang penting seperti: (1) penyediaan hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan
mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe, meskipun jumlahnya relative sedikit.
Penggunaan bahan organik dapat mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal
atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang
seimbang; (2) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah; dan (3) dapat
membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti Al,
Fe, dan Mn. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan
sumber hara bagi tanaman, sekali gus sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba
Metode SRI pertama kali ditemukan oleh Fr. Henri de Laulanie, seorang
Metode SRI kemudian dikembangkan oleh Prof. Norman Uphoff, seorang Mantan
direktur Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development. Dia
adalah seorang pendukung metode SRI. Pada tahun 1997, presentasi SRI di Bogor,
Indonesia diberikan oleh Prof. Norman Uphoff. Presentasi tersebut adalah presentasi
pertama di luar Madagaskar. Dua tahun sesudah presentasi tersebut, pengujian dan
evaluasi SRI awal dilaksanakan di Sukamandi, Jawa Barat oleh Badan Penelitian
IAARD), (N. Madison, 2010). Lebih lanjut DISIMP (2006), menjelaskan bahwa
Di Indonesia pengertian SRI adalah Usahatani padi sawah organik metode SRI
adalah usahatani padi sawah irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan
tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal serta
kemampuan tanah, fungsi air, juga teknik budidaya menjadi satu rangkaian sistem
yang akan memberikan produktivitas lahan lebih baik, pertumbuhan yang normal
apalagi didukung oleh fungsi tanah sebagai sebuah pabrik yang terus bekerja
/bioreactor (Andhen. 2010). Dalam budidaya Padi metode SRI memiliki beberapa
prinsip budidaya yang membedakan dengan budidaya konvensional yaitu: (1) Tanam
bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss) ketika bibit masih berdaun
2 helai. (2) Tanam bibit satu lubang satu bibit dengan jarak tanam lebar 30x30 em,
35x35 em 9tau lebih jarang lagi.(3) Pindah tanam harus segera mungkin (kurang 30
menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal. (4) Pemberian
(irigasi berselanglterputus). (5) Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan
B. Hipotesis
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) factorial, yang terdiri dari dua factor perlakuan dengan 16
kombinasi yang diulang tiga kali. Adapun factor perlakuannya adalah:
1. Komposisi Bahan Pembuatan Pupuk Organik Modifikasi
F1 =
F2=
F3=
F4 =
24
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 24
Kombinasi takaran dan berbagai jenis pupuk organik modifikasi padi dapat
Tabel 1. Kombinasi perlakuan jenis pupuk kompos dan umur bibit padi
Komposisi Bahan Takaran Pupuk Modifikasi (T)
Pupuk Modifikasi (F) T1 T2 T3
F1 F1 T 1 F 1T 2 F 1T 3
F2 F2 T 1 F 2T 2 F 2T 3
F3 F3T1 F 3T 2 F 3T 3
F4 F4 T 1 F4 T 2 F4 T 3
D. Analisis Statistik
tabel pada taraf 5% dan 1%. Apabila nilai F-hitung lebih kecil dari F-tabel pada taraf
uji 5%, maka perlakuan dinyatakan berpengaruh tidak nyata (tn). Apabila F-hitung
lebih besar dari F-tabel pada taraf 1% dan 5% maka perlakuan dinyatakan
**
perpengaruh sangat nyata ( ), sedangkan bila F-hitung lebih besar dari F-tabel pada
taraf 5% tapi lebih kecil dari F-tabel pada taraf 1%, maka perlakuan dinyatakan
*
berpengaruh nyata ( ).
Untuk memperoleh ketelitian hasil yang diperoleh dari penelitian ini digunakan
KTG
KK x100%
Y
Keterangan
KK : Koefisien keragaman
adalah uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan rumus sebagai berikut :
KTG
BNJ (T) = Qt (T.DBG) x
K .T
3. Interaksi
KTG
BNJ (I) = Qt (I.DBG) x
K
Keterangan:
T = Takaran
I = Interaksi
K = Kelompok
P = Perlakuan
Lahan yang akan ditanami dengan menggunakan system organik terlebih dahulu
harus dibiarkan selama satu musim tanam dan dipilih lahan yang sebelumnya telah
2. Pengolahan Lahan
Waktu pengolahan lahan yamg baik tidak kurang dari tiga minggu sebelum
penanaman. Pengolahan lahan terdiri dari pembajakan, garu dan perataan. Tanah
tersebut harus digenangi air sebelum pengolahan lahan. Pada tanah ringan,
pengolahan lahan cukup dengan satu kali bajak dan 2 kali garu, lalu dilakukan
perataan. Pada tanah berat pengolahan tanah terdiri dari 2 kali bajak dan 2 kali garu
kemudian diratakan. Kedalaman lapisan olah tanah berkisar 15-20 cm, dengan tujuan
untuk memberikan media pertumbuhan padi secara optimal dan gulma dapat
selama 24 jam.
b. Rendaman bokashi tersebut diberi bahan kimia NaOH, bertujuan untuk
c. Setelah 24 jam endapan asam humat dipisahkan dan asam humin yang cair
dibuang
d. Setelah air dibuang endapan tersebut diberi bahan kimia HCL, bertujuan
e. Kemudian larutan yang sudah diberi HCL diperas menggunakan karung, lalu
f. Setelah kering asam humat tersebut dihaluskan, bertujuan agar mudah dalam
a. Tanah direndam dengan air menggunakan drum dan diaduk sampai tanah di
drum menggumpal, didiamkan selama 24 jam agar tanah dan air dapat
dipisahkan
a. Masukan darah kedalam panic, kemudian darah tersebut dimasak dan diberi
garam sedikit
c. Setelah kelihatan padat dan kering, darah tersebut diangkat dan dijemur
selama 2 hari.
d. Kemudian setelah dijemur dan kering, tepung tersebut ditumbuk hingga halus,
30
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 30
8. Pembuatan Pupuk N Organik Modifikasi dengan Bahan Material Anorganik
Bahan asam humat, liat, zeolit dan urea ditimbang sesuai dengan takaran,
takaran pencampuran pupuk dapat dilihat pada tabel. Kemudian bahan tersebut
dicampur menjadi satu lalu diaduk sampai merata. Sambil disiram dengan air kelapa
yang telah dicampur bahan EM-4, kemudian pupuk tersebut dihamparkan dan
Bahan asam humat, liat, zeolit, tepung darah, tepung tulang, tepung cangkang
telur ditimbang sesuai dengan takaran yang dapat dilihat pada tabel, kemudian bahan
tersebut dicampur menjadi satu lalu diaduk sampai merata, sambil diaduk pupuk
tersebut disiram dengan air kelapa yang sudah dicampur EM-4 sampai merata setelah
itu pupuk tersebut dihamparkan diatas pelastik dan dikering anginkan, setelah
Anorganik
Bahan asam humat, liat, zeolit, urea, TSP, KCL, ditimbang sesuai dengan
takaran yang dapat dilihat pada tabel, kemudian bahan tersebut dicampur menjadi
satu, lalu diaduk sampai merata sambil disiram air kelapa yang telah dicampur
31
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
dengan EM-4, setelah disiram pupuk tersebut diletakan diatas plastic lalu dikering
anginkan, setelah pupuk kering, pupuk tersebut langsung dimasukan kedalam karung.
Pupuk NPK organik modifikasi dengan bahan material anorganik siap diterapkan
kelahan.
Pertama lahan dibajak sebanyak satu kali, setelah itu lahan digaru satu kali. Setelah
dengan jarak antar petakan 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm.
12. Penanaman
secara langsung ke atas petakan, benih padi yang digunakan sebanyak 3 genggam.
13. Pemupukan
dasar berupa pupuk kandang. Kemudian pupuk diberikan kembali dua minggu setelah
32
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 32
modifikasi dengan bahan alami, NPK organik dengan bahan mineral anorganik sesuai
takaran perlakuan.
14. Pemeliharaan
15. Panen
Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning
merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi
sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah
keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002).
1. Tinggi Tanaman
dengan awal penanaman. Diukur dari pangkal batang sampai ke daun tertinggi.
2. Jumlah Anakan
muncul.
Perhitungan berat 1000 butir gabah kering giling dengan menimbang langsung
Dengan cara membagi jumlah gabah hampa dengan seluruh gabah yang ada
6. Data Produksi
Pengambilan data produksi dengan cara menimbang hasil semua tanaman pada
34
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 34
7. Data Produksi Konversi Tanaman/ha
Agrosatya, Sinly Evan Putra. 2009. Humus, Material Organik Penyubur Tanah.
http://www.agrosatya.com Powered by Joomla! Generated: diakses
09 Agustus, 2010, 17:56
Goenadi, D Hajar. 2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan. Berbasis Hayati. Dari
cawan Petri ke Lahan Petani. Yayasan John Hi-tech Idetama.
Jakarta
Hanafiah, K.A. 2001 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Marsi, M. Amin Diha, dan Dullah Tambas. 2001. Rekayasa Pupuk Majemuk
NPK Organik untuk beberapa Tanaman Pangan. Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya bekerjasama dengan PT. Pupuk
Sriwijaya.
Mowidu,. 2001. Peranan Bahan Organik dan Lempung terhadap Agregasi dan
Agihan ukuran Pori pada Entisol. Tesis Pascasarjana. Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta
37
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 37
Nina, Octa. S.B.S. 2007. Epidemi Penyakit Blas (Pyricularia orizae Cav.) Pada
beberapa Varietas Padi (Oriza sativa L.) dengan Jarak Tanam
Berbeda di Lapangan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan (tidak dipublikasikan).
Pramono, Joko. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Ungaran, Agrosains
6 (1): 11-14,2004
Thamrin. 2000. Perbaikan beberapa sifat fisik dan Typic Kanhapludults dengan
pemberian bahan organik pada tanaman padi sawah. Skripsi.
Faperta, Universitas Padjajaran, Bandung. (Tidak dipublikasikan)
39
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG