Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dimensi Ilmu

Dimensi Ilmu Berasal dari Bahasa Inggris “dimension” yang berarti sifat perluasan (quality
of extension), hal penting (importance), dan watak yang cocok (character proper) pada suatu
hal. Dimensi ilmu mengacu pada perwatakan yang sepatutnya di anggap termasuk dalam
ilmu, peranan atau pentingnya ilmu dalam suatu kerangka tertentu, dan sifat atau ciri
perluasan yang dapat ditambahkan pada ilmu berdasarkan suatu pertimbangan. Apabila ilmu
dibahas dari sudut salah satu dimensi, maka merupakan suatu analisis dari sudut tinjauan
khusus yang bercorak eksternal. Untuk keperluan penelaahan terhadap ilmu, sudaut tinjauan
dari arah luar adalah suatu hampiran studi tertentu atau suatu perspektif dalam analisis.
Hampiran atau perspektif ini berasal pertama-tama dari berbagai cabang ilmu khusus yang
mengambil konsep ilmu sebagai sasaran penelaahannya. Diantara dimensi-dimensi ilmu
tersebut yaitu: dimensi linguistik, dimensi matematis, dimensi politik, dimensi sosiologi,
dimensi kebudayan, dimensi sejarah, dimensi reaksi, dimensi kemanusiaan, dan sebagainya.

B. Dimensi Pendidikan IPS

Dimensi dan struktur pendidikan IPS merupakan dasar dari sumber pembelajaran khususnya
dalam pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru,agar dapat mengarahkan,
membimbing dan mempermudah penguasaan sejumlah konsep dasar sehingga mereka dapat
membentuk struktur pengetahuan mereka sendiri. Tugas ini sebenarnya tidak mudah
mengingat kemampuan siswa sekolah memiliki latar belakang kemampuan dan lingkungan
belajar yanng berbeda.oleh karna itu, sangat perlu ada upaya pencarian dan penerapan model
pembelajaran agar proses belajar mengajar lebih berkualitas.

Penguasaan dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam PIPS Sangat
penting bagi guru karna siswa sekolah menengah diharapkan telah mempunyai kemampuan
berfikir abstrak dan parsial atau spesialis serta berfikir analitis. Untuk memfasilitasi
kebutuhan ini calon guru perlu memepersiapkan model pembelajaran yang tepat yang
didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi PIPS dan strukturnya. Dimensi IPS
terdiri dari:

1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)

Setiap manusia tentunya memiliki kelebihan dan wawasan tentang pengetahuan sosial yang
berbeda-beda, baik yang berfikir sebatas lingkungan dan ada juga yang berpendapat
mencakup alasan-alasan yang sesuai dengan fakta, konsep baik generalisasi yang dipahami
oleh individu atau siswa dan hal yang terpenting adalah fakta yang mana merupakan data
yang spesifikasi tentang peristiwa, objek dan hal-hal yang terjadi yang harus dikenal terutama
dalam kehidupan sehari-hari dan yang terjadi dalam lingkungan sekitar. Konsep dasar yang
relevan untuk pembelajaran IPS diambil terutama dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Konsep-
konsep tersebut juga tergantung pula pada jenjang dan kelas sekolah, misalnya konsep
“sejarah, antropologi, sosiologi bahkan ekonomi, juga dari ilmu pariwisata, geografi,
sosiologi, sejarah maupun politik. Pengembangan dan generalisasi adalah proses
mengorganisir dan memaknai sejumlah dan cara hidup bermasyarakat. Merumuskan
generalisasi merupakan rumusan dan pengembangan konsep merupakan tujuan pembelajaran
IPS yang harus dicapai oleh siswa dengan tentunya bimbingan guru.

2. Dimensi Keterampilan (Skill)

Dalam pendidikan IPS sangat diperlukan dan memperhatikan juga dimensi keterampilan di
samping pemahaman dimensi pengetahuan. Dimensi ketrampilan (skills) juga penting bagi
siswa untuk mengolah dan menerapkan informasi untuk mempersiapkan mereka menjadi
warga negara yang mampu berpartisipasi sosial dalam kehidupan yang demokratis.
Ketrampilan yang harus dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan IPS meliputi
kemampuan dalam meneliti, ketrampilan berfikir untuk memecahkan permasalahan,
ketrampilan untuk dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk berani berkomunikasi mengungkapkan
pemahaman atau gagasannya. Sehingga siswa selalu diberikan motivasi untuk menjadi
pendengar dan pembicara yang baik.

3. Dimensi Nilai dan Sikap ( Values and Attitudes)

Dimensi nilai dan sikap (values and attitudes) dalam Pendidikan IPS berhubungan dengan
seperangkat keyakinan yang tercermin ketika berpikir dan bertindak. Nilai dipelajari dari
pergaulan antarindividu dalam suatu kelompok seperti dalam tradisi atau budaya, agama, hati
nurani, dan kesepakatan bangsa. Menurut Steeman dalam buku Adisusilo (2013:56) “nilai
adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan
hidup”. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak dan ideal yang dianggap penting oleh
seseorang yang biasanya mengacu pada etika, estetika dan logika. Contoh nilai misalnya,
nilai kesopanan, nilai kemanusiaan, nilai gotong-royong, nilai ketuhanan, nilai musyawarah,
nilai keadilan sosial, nilai kebersihan dsb yang masib perlu dikonkritkan kedalam suatu
norma. Nilai yang bersifat normatif dan berfungsi sebagai motivator tindakan manusia yang
diimplementasikan dalam bentuk norma.

Progam Pendidikan IPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapakan dan
merefleksi nilai-nilai yang dianutnya. Nilai yang dianut siswa tergantung pada kondisi
keluarga, agama atau budayanya, dengan kata lain siswa hendaknya diberi motivasi untuk
bersiap diri membenarkan posisinya dengan menerima segala kritikan yang diajukan terhadap
dirinya sebagai proses menuju pribadi yang lebih baik.

Pada hakikatnya sebuah nilai dipelajari dari hasil pergaulan dan komunikasi antara individu
dalam kelompok baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sosial, yaitu:
a. Nilai Subtantif Merupakan nilai yang dipegang atau diyakini oleh seseorang da
umumnya hasil belajar,terutama siswa bisa memahami bahwa dalam masyarakat
terdapat keberagaman nilai.
b. Nilai Prosedural Peran guru sangat besar karena siswa harus diarahkan dan dilatih
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas dan nilai prosedural
diantaranya: Nilai kemerdekaan, toleransi,kejujuran menghormati kebenaran dan
pendapat orang lain.

4. Dimensi Tindakan (Action)

Tindakan sosial merupakan dimensi Pendidikan IPS yang memungkinkan siswa dapat aktif
dalam proses pembelajaran. Siswa dapat berlatih secara konkret untuk berpartisipasi aktif
dalam mayarakat yang demokratis, pembelajaran yang mengajarkan untuk mengormati
individu memiliki harkat dan martabat yang berkomitmen terhadap keadilan sosial, dan
memperlakukan manusia sama kedudukannya didepan hukum. Fokus utama dari program
IPS adalah membentuk individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya dunia
manusia, aktivitas dan interaksinya yang ditunjukkan untuk manghasilkan anggota
masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggungjawab untuk melestarikan,
melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.

C. Struktur Pendidikan IPS

Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah diperkenalkan dengan
aneka ragam istilah, seperti: Model Inkuiri, Problem Solving, Berpikir Kritis, Pengambilan
keputusan, dan sebagainya. Pada hakekatnya, model-model pembelajaran ini lebih banyak
menekankan pada upaya membelajarkan siswa secara aktif (Students’Active Learning).
Istilah aktif dalam model pembelajaran ini memiliki makna luas. Bukan hanya aktif dalam
aspek fisik semata melainkan meliputi aspek psikis serta aspek intelektual bahkan emosional.

Untuk menyajikan materi pembelajaran yang penuh dengan muatan konsep, generalisasi dan
teori, Marlin L.Tanck (1969) memperkenalan model pembelajaran konsep, generalisasi dan
konstruk yang dikenal dengan “ A Model of A Structure of Knowledge” (Model Struktur
Ilmu Pengetahuan). Sebelum membahas lebih lanjut tentang langkah-langkah model
pembelajaran ini, barangkali ada baiknya, menjelaskan pertanyaan yang ada kaitannya
dengan halhal yang bersifat konseptual, seperti:Apakah” model” itu? Salah satu pendekatan
dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi tugas guru pada tingkat pendidikan dasar
adalah menerjemahkan materi yang sulit menjadi mudah atau materi pelajaran yang abstrak
menjadi konkret. Suatu upaya untuk menerjemahkan dan mengkonkretkan hal yang abstrak
tersebut biasanya diperlukan sesuatu yang berfungsi sebagai wakil atau representasi. Sesuatu
yang mewakili inilah yang dikenal dengan sebuah model. Dengan kata lain para guru perlu
memperkenalkan pengetahuan abstrak (abstract knowledge) kepada siswanya. Salah satu cara
untuk membantu para siswa dalam memiliki kemampuan ini adalah melalui perantara model.
Model merupakan wakil dari sesuatu. Model dapat berupa bentuk asli (prototype) dari suatu
benda, benda yang pernah ada, benda yang akan dibuat, atau benda yang seharusnya ada, atau
benda yang seharusnya ada, atau benda yang mungkin ada.model dapat berupa maket fisik
seperti model skala rumah, kapal, gedung dan lain-lain atau dalam bentuk gambaran
verbalnya. Menurut Tanck (1969) pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai hasilkerja
intelektual yang dikembangkan oleh manusia melalui proses psikologinya. Hasilhasil itu
dapat digolongkan dalam bentuk/jenis pengetahuan yang berbedabeda.jenis pengetahuan
dapat dilihat sebagai rancangan dalam model struktur atau organiasai pengetahuan. Model
ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-beda dan
mengorganisasikannya dalam suatu struktur.

Model ini dapat mewakili suatu cara bagaimana pengetahuan yang bersifat abstrak ini dapat
digolongkan dan disusun sehingga para guru dapat dengan mudah lagi belajar. Model di
bawah ini dapat diuji apakah model ini dapat membantu para guru lebih efektif merancang
pengajaran aspek pengetahuan pilihan yang bersifat abstrak dan apakah para siswa merasakan
terbantu pada waktu belajar menguasai pengetahuan pilihan tersebut. Model struktur ilmu
pengetahuan terdiri atas unsur -unsur sebagai berikut:

1. Atribut ialah karakteristik atau sifat sejumlah benda, peristiwa atau ada yang dapat
dibedakan.

2. Konsep ialah suatu pengertian abstrak yang diasosiasikan dengan simbol sekelompok
benda, peristiwa atau ide

3. Generalisasi ialah suatu pengertia (berupa pernyataan) yang dibentuk oleh sejumlah konsep
yang saling berkaitan dan kebenarannya masih perlu diuji. 4. Konstruk ialah suatu organisasi
sari generalisasi dan konsep yang saling berkaitan.

Secara lebih rinci unsur-unsur yang ada dalam struktur ilmu pengetahuan di atas dapat
diuraikan sebagai berikut.

1. Atribut Atribut merupakan karakteristik atau sifat sejumlah benda, peristiwa atau ide dapat
dibedakan. Atribut-atribut itu adalah ciri-ciri yang dapat dianggap sama, serupa atau berbeda.
Misalnya, tanah yang menjadi tempat tumbuhanya pohon jagung dan kayu yang digunakan
untuk perkakas, keduanya memiliki ciri alamiah
11

2. Kelas Kelas adalah pengelompokkan katagori benda-benda, peristiwa atau pemikiran.


Setiap kelas meliputi benda-benda yang memiliki kesamaan atribut dan mengabaikan atribut-
atribut yang berbeda-beda atau tidak ada kaitannya. Pengkelasan berdasarkan pada satu atau
beberapa atribut tertentu, tidak pada semua. Petani yang menanamkan jagung dan
penerbangan kayu yang memproduksi kayu mungkin termasuk/memiliki kelas yang sama
karena keduanya memiliki atribut sebagai pekerja atau mereka dapat ditempatkan dalam
katagori yang berbeda karena yang satu bekerja dengan menggunakan traktor sedangkan
yang satu lagi bekerja menggunakan gergaji. Tanah dan pohon dapat digunakan sebagai
sumber alam yang digunakan untuk memproduksi barang kebutuhan manusia. Pengkelsan
merupakan sesuatu hal yang biasa banyak kegunaanya. 3. Simbol Setiap kelas dapat dirujuk
oleh suatu simbol. Simbol menunjukkan kelas. Simbol dapat berupa kata-kata, tanda, gerak,
mimic, nomor angka, atau yang lainnya.apapun namanya simbol merupakan cara yang
bermanfaat untuk mengkomunikasikan tentang kelas. kelas semua benda yang digunakan
dalam produksi mungkin cocok disebut sumber produksi atau faktor-faktor produksi. 4.
Konsep

Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengategorikan suatu kelompok dari suatu (benda), gagasan atau
peristiwa.

12

Konsep dapat dianggap sebagai suatu model kelompok benda yang diperkirakan. Contohnya
konsep”buruh”, misalnya dapat dipandang kesan mental tentang semua yang memiliki ciri
umum dalam pekerja. Konsep bersifat subjektif dan menyatu. Semua orang membentuk
konsep dari pengalamannya sendiri. Dari pengalaman seperti mencatat contoh-contoh dan
mendengarkan diskusi yang melibatkan kelas. Konsep bukan verbalisasi melainkan kesadaran
yang bersifat abstrak tentang aribut umum dari suatu kelas. Konsep merupakan kesadaran
menta internal yang memengaruhi perilaku yang tampak.

http://sosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/ILMU%20PENGETAHUAN%20SO
SIAL%20(IPS).pdf

http://sosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/ILMU%20PENGETAHUAN%20SO
SIAL%20(IPS).pdf

Anda mungkin juga menyukai