Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK TENTANG CA CERVIK

(Diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Promosi Kesehatan)

Disusun Oleh :
Kelompok 7

JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR

Bismallahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.atas segala limpahan rahmat,

nikmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah CA

CERVIK ini. Makalah ini kami buat untuk mendapatkan nilai mata kuliah Promosi

kesehatan.

Dalam hal ini tak luput kami ucapkan terima kasih kepada Dosen bidang studi

Promosi kesehatan yang telah membimbing kami, sehingga dapat menyelesaikan

makalah ini dengan sebaik mungkin, dan kami juga mohon maaf jika terdapat

kesalahan dalam makalah ini. Demikianlah, makalah ini semoga bermanfaat bagi

yang membacanya. Terima kasih.

Wassalam mu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.

Jakarta, 20 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kanker serviks ........................................................................... 2

B. Gejala kanker serviks .................................................................................. 2

C. Penyebab kanker serviks ............................................................................. 2

D. Faktor resiko ............................................................................................... 3

E. Doagnosis ................................................................................................... 4

F. Pengobatan ................................................................................................. 5

G. Pemeriksaan penunjang ............................................................................. 6

1. Pap Smear ................................................................................................. 6

2. IVA Test ................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 12

B. Saran ...................................................................................................................... 12

ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang
99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang
leher rahim.Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher
Rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium
Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun
pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes Pap smear
dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher
rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau
lebih.Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus
(HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan
termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada
stadium akhir penyakit.

B. Rumusan Masalah
1.Apa itu kanker serviks?
2.Bagaimana gejala kanker serviks?
3.Apa saja penyebab kanker serviks?
4.Bagaimana factor resiko dan diagnosis kanker serviks ?
5.Bagaimana pengobatan kanker serviks?
6.Apa saja pemeriksaan penunjang kanker serviks?

C.Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui kanker serviks.
2. Untuk mengetahui gejala dan penyebab kanker serviks.
3. Untuk mengetahui factor resiko dan diagnosis kanker serviks .
4. Untuk mengetahui pengobatan kanker serviks.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang kanker serviks.
BAB II
1
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan
serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa tipe
kanker serviks. Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell
carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis
kanker serviks. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu
faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini.
Tipe-tipe lain kanker serviks seperti adenocarcinoma, small cell carcinoma,
adenosquamous, adenosarcoma, melanoma dan lymphoma, merupakan tipe
kanker serviks yang langka yang tidak terkait dengan HPV.Beberapa tipe
kanker yang telah disebutkan, tidak dapat ditanggulangi seperti SCC.

C. GEJALA
Kanker serviks tahap dini tidak menunjukkan gejala.Segera temui dokter bila
Anda mengalami gejala-gejala kanker serviks sebagai berikut:
1. Pendarahan vagina
2. Sakit punggung
3. Sakit saat buang air kecil dan air seni keruh
4. Konstipasi kronis dan perasaan kembung walaupun perut dalam keadaan
kosong.
5. Rasa nyeri saat berhubungan seks dan keputihan
6. Salah satu kaki membengkak
7. Kebocoran urin atau feses dari vagina

C. PENYEBAB
Terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan sebab paling umum
atau faktor utama terjadinya kanker serviks.Virus-virus ini ditularkan melalui
hubungan seksual, baik oral maupun anal.Setiap wanita yang aktif secara
seksual memiliki resiko terkena kanker serviks.Akan tetapi wanita dengan
partner seks lebih dari satu memiliki resiko yang lebih besar.Wanita yang
melakukan hubungan seks tanpa pelindung sebelum umur 16 tahun memiliki
2
tingkat resiko tertinggi.Beberapa vaksinasi telah dikembangkan dan secara
efektif membunuh HPV yang menjadi penyebab dari 70 hingga 85 persen
kanker serviks. Vaksin HPV ditujukan untuk anak perempuan dan wanita
dewasa dari usia 9 hingga 26 tahun karena vaksin hanya dapat bekerja sebelum
infeksi terjadi. Akan tetapi, vaksinasi masih dapat dilakukan pada wanita yang
belum aktif secara seksual pada usia dewasa. Mahalnya harga vaksin ini
menjadi penyebab kekhawatiran. Akan tetapi, karena vaksin in hanya ditujukan
untuk beberapa tipe kanker beresiko tinggi, wanita tetap harus melakukan Pap
Smear, bahkan setelah vaksinasi.

D. FAKTOR RESIKO
a. Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada
seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk
dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun.
Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker
serviks.Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yang sudah berumur saja, yang
berusia muda pun bisa terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah
terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya
lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks.Tidak seperti
kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya
kanker serviks.Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker
serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks.Anda dianjurkan tetap
melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.

b. Faktor Kebersihan
Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam
keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila
lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari
ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak
normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami
keputihan yang tidak normal.

3
Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara
lainsifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan
bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang
dari barang bekas, misalnya krayon, kardus, dan lain-lain.
Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet
umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-
kuman.

c. Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda
tentukan sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu
muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu partner seks akan
meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV.
Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati
serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk
memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Pap
Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada
serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin
cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik. Dokter
yang tepat dalam melakukan pap smear adalah Dokter kandungan, tetapi
beberapa Laboratorium Klinikpun dapat melakukannya.

E. DIAGNOSIS
Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks,
kepastian diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan biopsi
dari serviks. Biopsi umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi serviks
melalui pencitraan yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk
memperjelas sel-sel abnormal pada permukaan serviks. Proses ini memerlukan
waktu 15 menit dan tanpa menimbulkan rasa sakit.
Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur Loop Electrical Excision
Procedure (LEEP), cone biopsies dan punch biposies. Pap Smear merupakan
cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks, kepastian diagnosa kanker
4
serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi
umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi serviks melalui pencitraan
yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk memperjelas sel-sel
abnormal pada permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15 menit dan
tanpa menimbulkan rasa sakit. Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur
Loop Electrical Excision Procedure (LEEP), cone biopsies dan punch biposies.

F. PENGOBATAN
Pada tahap stadium 1, pasien dapat diberi pengobatan melalui prosedur bedah
konservatif untuk wanita yang ingin mempertahankan kesuburan mereka,
sementara yang lain dianjurkan untuk mengangkat seluruh organ uterus dan serviks
(trachelectomy). Setelah prosedur pembedahan, umumnya direkomendasikan
untuk menunggu sekurang-kurangnya satu tahun sebelum melakukan program
kehamilan.
Karena terdapat kemungkinan penyebaran kanker pada kelenjar getah bening
disaat tahap akhir stadium 1, spesialis bedah mungkin akan mengangkat beberapa
kelenjar getah bening dari sekitar uterus untuk bahan evaluasi patologi.
Tumbuh kembalinya kanker pada sisa serviks sangatlah langka bila kanker
telah sepenuhnya diangkat melalui trachelectomy.Akan tetapi, pasien dianjurkan
untuk tetap melakukan pencegahan secara aktif dan melakukan pemeriksaan
lanjutan, termasuk melakukan skrining Pap smear.
Tumor pada tahap awal dapat diobati melalui prosedur histerektomi radikal
(pengangkatan seluruh uterus) dengan pengangkatan kelenjar getah bening.Terapi
radiasi dengan atau tanpa kemoterapi dapat diberikan setelah prosedur pembedahan
guna mengurangi resiko kembalinya kanker. Tumor usia dini berukuran besar
dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi dahulu. Histerektomi dapat
dilakukan kemudian untuk mengendalikan kanker secara lokal dengan lebih baik.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan dengan Pap Smear
a. Pengertian
5
Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening) ginekologi,
merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang
dinamakan speculum, dan bisa dilakukan oleh dokter kandungan. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengetahui adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab
Kanker Leher Rahim, sejak dini.Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada
perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Bahkan
Perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari
kontak seksual pertama kali WAJIB melakukan pap smear. Namun saat ini
apabila anda menginginkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat ada metode
lain untuk mendeteksi adalah kanker Leher Rahim (Kanker Serviks), yaitu
dengan Pemeriksaan Thin Prep.
Pap smear atau Pap Test adalah tes spesifik yang digunakan untuk
mendeteksi dini kanker leher rahim / kanker serviks. Aktivitas seksual
merupakan salah satu predisposisi kanker serviks, Sehingga Pap Smear
menjadi salah satu pemeriksaan yang penting dilakukan oleh perempuan yang
telah aktif secara seksual. Meski Pap smear hanya metoda skrining yang
fungsinya untuk pencegahan Kanker Serviks, namun metode ini mampu
mendeteksi lebih dari 90 % kanker leher rahim tahap awal yang masih
mungkin untuk disembuhkan.

b. Cara kerja Pap Smear


Pap smear sebaiknya dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun. Pap
Smear dilakukan di atas meja ginekologi oleh seorang dokter kandungan,
dengan langkah pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut:
 Pemeriksaan dalam ini menggunakan spekulum yang berfungsi untuk
membuka liang vagina.
 Sesudah terbuka pemeriksa dilakukan dan cairan leher rahim diambil
menggunakan s spatula dan suatu sikat kecil yang halus. Cairan dari serviks
tersebut kemudian dioles pada object glass dan dibawa ke laboratorium untuk
proses dan membutuhkan waktu sekitar 3–7 hari untuk didapatkan hasilnya.
 Dari hasil pemeriksaan diketahui apakah sel-sel leher rahim normal atau
sudah menunjukkan tanda-tanda tidak normal (gejala awal kanker serviks)
 Dari 80 persen sel yang tidak normal belum tentu merupakan Gejala kanker
Serviks, karena hanya bisa disebabkan oleh virus yang terinfeksi atau karena
6
peradangan sebab lain pada Vagina. jika dilihat dari perbandingan, mungkin
hanya sekitar 10 % hasil pap smear yang bermasalah. Dan dari seluruh hasil
papsmear yang menunjukkan masalah, hanya sekitar satu persen saja yang
berpotensi untuk berkembang menjadi kanker serviks.

c. Persiapan sebelum pemeriksaan pap smear


Apabila anda berencana melakukan Pemeriksaan Pap Smear sehingga
hasil yang dihasilkan akurat, sebaiknya anda menghindari beberapa hal
sebagai berikut:
 Lakukan Pemeriksaan Pap Smear ketika anda Tidak sedang haid atau ada
perdarahan. Lakukan Pemeriksaan Jika tiga hari sesudah haid selesai.
 Tidak boleh berhubungan seksual, minimal tiga hari (3x24 jam).
 Tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagin atau antiseptik
sejenisnya yang dimasukkan ke dalam vagina (Namun untuk membersihkan
daerah bagian luar vagina masih diperbolehkan).
 Tidak sedang hamil. Lakukan Pemeriksaan papsmear sebaiknya dilakukan
dua atau tiga bulan setelah melahirkan, atau ketika darah nifas sudah bersih.

d. Tempat dan biaya pemeriksaan pap smear


Pap smear bisa dilakukan oleh dokter kandungan dan bidan terlatih, baik
di puskesmas sampai rumah sakit besar. Mengenai harga sangat bervariasi,
jika dilakukan di puskesmas atau rumah sakit yang mendapatkan subsidi dari
pemerintah biaya berkisar Rp 50.000 – Rp75.000, namun apabila dilakukan
di tempat praktek Dokter Kandungan (S.Pog) Biaya Pap Smear mencapai Rp
300.000 - Rp 350.000, namun perkiraan harga ini tidak paten karena
tergantung dengan daerah masing-masing.

2. Pemeriksaan dengan metode Iva Test


a. Pengertian
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana
untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani,
7
2009) IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara
melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher
rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).
Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat
mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions)
dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai
prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif
(negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97%
(Wijaya Delia, 2010).
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap
smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan
peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain
dokter ginekologi.
Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat
serviks yantelah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks
diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang
dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau
abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat
perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat
daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga
dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang
normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S
Sinta,dkk,2010).

b. Tujuan
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui
kelainan yang terjadi pada leher rahim.

c. Syarat Iva Test


8
Sudah pernah melakukan hubungan seksual
1. Tidak sedang datang bulan/haid
2. Tidak sedang hamil
3. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

d. Pelaksaan skrinning Iva


Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat
dan alat sebagai berikut:
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada
posisi litotomi.
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan

e. Cara kerja
Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan
mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat
penting dalam pemeriksaan ini.
Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul
ditekuk dan kaki melebar).Vagina akan dilihat secara visual apakah ada
kelainan dengan bantuan pencahayaan yang cukup.Spekulum (alat pelebar)
akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina pasien secara
tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah
untuk menyerapnya.Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam
asetat 3-5% diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit,
reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat.Bila warna leher rahim
berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat kanker.
Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat
penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi
berubah warna menjadi putih.
9
Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi bearti
hasilnya negative
.
f. Penatalaksanaan Iva
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher
rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada
perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan
dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi
merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra
kanker.
Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung
diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas
CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya
sekitar 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu
sekitar dua menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan
demikian, bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker
stadium lanjut.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker
pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area
tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat
(Samadi Priyanto. H, 2010)
Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat
dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih,
artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu
bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan
demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu
tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.

g. Tempat pelayanan
IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA
diantaranya oleh :
 Perawat terlatih
 Bidan
10
 Dokter Umum
 Dokter Spesialis Obgyn.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan
serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa tipe
kanker serviks. Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma
(SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks.
Infeksi Human Papilloma Virus (HPV).

11
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009)
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat
langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim
dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).

C. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.Dalam pembuatan makalah ini kami tidak luput dari kesalahan.Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman.Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC


Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Prawiharjo, sarwono. 1998. Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka

12

Anda mungkin juga menyukai