Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TRAINING NEED ANALYSIS NEED

(Pelatihan Skill Market PT. Primagro Holticultura)


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Training and Development
Dosen Pengampu
Tantri.S.Psi,. M.Psi

Di Susun Oleh:
Fitriani Nur Ramadhan 2018410027

FAKULTAS PSIKOLOGI ISLAM


STAI YAPATA AL-JAWAMI BANDUNG
2020
DESIGN TRAINING SKILL MARKET
PT. PRIMAGRO INDUSTRI HOLTICULTURA

PROGRAM
NEED TUJUAN
PELATIHAN EKSEKUSI
ANALISIS
METODE
PELATIHAN

Kriteria
PERKEMBANGAN
keberhasilan
PENINGKAYTAN
KARYAWAN

Evaluasi
TRAINING NEED ANALYSIS SKILL MARKET
PT. PRIMAGRO INDUSTRI HOLTICULTURA
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang subur, dan
sebagian besar masyarakat indonesia bermata pencaharian sebagai petani karena
indonesia memliki tanah yang subur dan termasuk negara agraris.
Pertanian dan perkebunan merupakan sektor primer dalam perekonomian
indonesia. Artinya, pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari
setengah perekonomian. Sektor pertanian dan perkebunan juga memiliki peran nyata
sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu sektor pertanian dan
perkebunan perlu diadakannya pembangunan inovasi-inovasi untuk menjadikan hasil
pertanian dan perkebunan dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan adanya berbagai upaya inovasi-inovasi untuk meningkatkan hasil
pertanian dan perkebunan, muncul pula masalah-masalah yang akan memperlambat
laju perkembangan pertanian dan perkebunan di indonesia. Masalah tersebut muncul
dikarenakan para pelaku petani tidak memiliki kemampuan lebih dalam
pengembangan pemasaran hasil pertanian untuk di jajakan dalam industri global. Hal
ini mengakibatkan perputaran perekonomian para petani semakin monoton dan
lambatnya kemajuan dalam peningkatan kualitas hasil.
Kelemahan pelaku petani di industri pertanian dan perkebunan adalah
penyesuaian dalam kwalitas hasil pertanian dan perkebunan untuk di pasarkan sesuai
dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Hal inilah yang mengakibatkan perputaran
perekonomian hasil bumi di bidang pertanian dan perkebunan menjadi lamban untuk
berkembang.
Peran aktif pemerintah dalam meningkatkan kwalitas hasil pertanian dan
perkebunan sangatlah tidak kurang dan selalu di dorong untuk menjadi lebih baik dan
menjadikan sektor pertanian dan perkebunan sebagai salah satu ketahanan pangan
unggulan. Namun peran pemerintah ini tetap memiliki kelemahan dalam pengaturan
regulasi pemasaran terhadap hasil pertanian dan perkebunan untuk menjadikan para
petani semakin menjaga hasil kwalitasnya.
Kelemahan dan kekurangan peran pemerintah dan para pelaku petani di sektor
pertanian dan perkebunan, dalam hal ini adalah peningkatan pemasaran produk hasil
bumi untuk memenuhi kebutuhan pasar dan konsumen yang tepat sasaran.
Hal inilah menjadikan kehadiran PT. Primagro Industri Holticultura sebagai
perusahaan dibidang industri pelayanan jasa pemasaran hasil bumi dalam sektor
pertanian dan perkebunan untuk menjadi mitra petani di bidang pemasaran atau
penjualan sebagai upaya menjaga peran petani dalam mengolah hasil bumi yang
berkwalitas, memiliki pasar atau konsumen yang jelas dan berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan pasar.

B. Profil Perusahaan
Industri PT. Primagro adalah salah satu perusahan layanan penjual jasa hasil bumi
di bidang komoditi pertanian dan perkebunan. Perusahaan PT Primagro berdiri dan
beroperasi sejak tahun 2004 yang selalu menjadi mitra para petani yang menjadikan
komoditi hasil bumi yang berkualitas dalam menghasilkan produk unggulan. PT
Primagro selalu menjaga hasil kwalitas dari mitra kerja dan selalu berinovasi
melakukan pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
PT Primagro menjalankan layanan jasa usahanya mencakup produk hasil bumi
para petani di seluruh indonesia dan berkedudukan kantornya di Jl. Jangari Kecamatan
Mande Kabupaten Cianjur.

C. Visi dan Misi Perusahaan


Visi
Menjadikan perusahaan yang memliki integritas tinggi dan menjadi mitra baik
bagi pelaku usaha dibidang pertanian dan perkebunan sebagai layanan jasa dalam
memasarkan produk hasil bumi yang berkwalitas dan berkelanjutan.

Misi
1. Menjadikan perusahan yang selalu berkomitmen dan dipercaya oleh mitra kerja
(petani) dan konsumen
2. Meningkatkan layanan penjualan produk hasil bumi dan selalu berinovasi untuk
memenuhi kebutuhan segmen pasar (konsumen)
3. Meningkatkan penjualan produk- produk hasil bumi yang berkwalitas baik dan
terjangkau oleh konsumen.

D. Rumusan Masalah Yang Dihadapi Oleh Perusahaan


Produk hasil bumi yang di olah mitra kerja petani baik sektor pertanian maupun
perkebunan yang akan di pasarkan kepada konsumen oleh pihak marketing
perusahaan, terjadi penurunan dalam penjualan produk. Kondisi yang mengakibatkan
terjadinya penurunan penjualan produk hasil bumi dan menjadi masalah yang dihadapi
oleh pihak perusahaan.
Masalah yang dihadapi pihak perusahaan pada saat ini diantaranya ;
1. Keterbatasn hasil produksi dari para petani, yang disebabkan terdampaknya dari
pandemi Covid-19.
2. Pembatasan Sosial Bersekala Besar membuat sebagian marketing kesulitan dalam
pencapaian target.
3. Persaingan hasil produksi dan harga jual di pasaran.
4. Kekurangan inovasi penjualan produk untuk meyakinkan konsumen/pasar.

E. Identifikasai Kebutuhan
Setelah memahami kondisi masalah-masalah yang di hadapi oleh pihak
perusahaan dan berdasarkan hasil observasi dan interview dari para marketing
perusahaan menunjukan bahwa mereka mengalamai beberapa kesulitan diantaranya;
1. Keterbatasan pemasaran dalam persaingan produk dan harga pasar
2. Kurang percaya diri dalam mempromosikan produk.
3. Kesulitan dalam memahami kebutuhan konsumen.
Dalam hal ini pihak perusahaan berkewajiban mengadakan bentuk pelatihan
kepada seluruh karyawan dan marketing pemasaran guna menjadikan suport dan
pengembangan dalam inovasi-inovasi untuk menjadi lebih baik.

F. Tujuan Pelatihan
Pelatihan memiliki tujuan dalam memberikan bekal memadai untuk seluruh
karyawan dan marketing. Sehingga mereka memiliki kemampuan menjual produk
yang lebih baik melebihi target penjualan. Selain itu, mereka bisa sekaligus
meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam mempromosikan produk, dan dapat
memahami kebutuhan para konsumen.
Dengan begitu, bisa menjalin komunikasi baik dengan setiap konsumen secara
efektif dan tepat. kemudian bisa menjalankan aktivitas penjualan sampai bisa meraih
kesuksesan dengan mencapai target perusahaan, bahkan bisa melampaui target
perushaan tersebut.
Dengan mengikuti pelatihan tersebut, setidaknya setiap karyawan dan tenaga
pemasar bisa lebih percaya diri dan memberikan hasil maksimal dan memenuhi target
perusahaan. Apa saja sejumlah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan
dan tenaga pemasar/marketing?
1. Pengembangan kemampuan atau bakat. Dalam pelatihan tersebut adalah salah satu
metode tepat guna menemukan dan sekaligus mengembangkan kemampuan dalam
penjualan produk.
2. Produk knowledge. Tak hanya bisa memiliki kemampuan hebat sebagai tenaga
penjual yang sukses, tapi juga memiliki pengetahuan memadai, mengenai produk
yang dinamakan produk knowledge.
3. Selling Skills. Dengan mengetahui dan menguasai selling skills, maka tenaga
pemasar bisa melakukan penjualan dengan baik dan mencapai bahkan melebihi
target penjualan produk.
4. Komunikasi yang efektif, inilah yang sangat dibutuhkan oleh seluruh karyawan
dan tenaga pemasar bukan hanya kemampuan personal, dan menguasai produk,
akan tetapi komunikasi efektif dapat memperkuat penjualan produk dalam
meyakinkan konsumen untuk bisa membeli produk tersebut.
Berbagai teknik selling skills yang didapatkan biasanya adalah cara
berkomunikasi yang efektif, memotivasi diri, teknik penjualan yang sukses, mengatasi
permasalahan penjualan, menghadapi complain dari para konsumen dan juga bisa
melakukan presentasi penjualan dengan lebih baik dan mengena kepada konsumen,
kemudian berkesan, serta menghasilkan penjualan.
G. Target Dan Sasaran Pelatihan
Untuk memenuhi dan mencapai target perusahaan, dalam hal ini pihak perusahaan
mengadakan pelatihan yang tidak hanya tenaga pemasar, namun seluruh jajaran dalam
perusahaan wajib mengikuti pelatihan tersebut guna untuk meningkatkan kwalitas
pemasaran dan manjalankan kerjasama team yang efektif dan menyesuaikan dengan
jabatannya masing-masing.
Untuk pelaksanaan pelatihan Training Skill Market ini, yang wajib mengikuti
adalah;
1. Manager
2. Asisten Manager
3. Division head
4. Supervisor
5. Marketing

H. Program Pelatihan
A. Metode Pelatihan
Training Skill Market PT. PRIMAGRO menggunakan metode on the job
training, dimana program pelatihan ini mampu meberikan motivasi yang lebih tinggi
pada para pesertanya untuk berlatih dan belajar. Dan menggunakan metode coaching
guna mengajarkan, membimbing, memberikan intruksi kepada peserta pelatihan agar
para peserta pelatihan tersebut memperoleh keterampilan atau mendapat metode baru
dalam melakukan sesuatu untuk mencapai suatu sasaran yang dikehendakinya.
pelatihan tersebut akan dilaksanakan selama tiga hari pada bulan Juli 2020.
Selama pelatihan berlangsung dan diikuti seluruh Jajaran perusahaan. Pelatihan
tersebut akan di berikan materi on the job training dan choacing dari Bagian
Personalia perusahaan.

B. Materi yang akan diberikan selama pelatihan


1. Peran, fungsi dan tanggung Jawab Manager, Asisten manager, Division
Head, Supervisor dan Marketing.
Sub Materi;
a. Analysis Marketing Strategy dan marketing plan, kenapa diberikan materi
tersebut guna untuk mengetahui serangkaian proses yang sistematis dan
terkoordinasi dari managemen yang mengarah kepada strategi pemasaran
dengan tujuan untuk mencapai sasaran sehingga rencana pemasaran (marketing
plan) dapat tercapai. Dan untuk mengetahui strategi pemasaran mencakup
tentang apa yang di inginkan dan di capai dalam tujuan meningkatkan laba
dalam bisnis yang akan diterima oleh perusahaan dengan usaha yang
dilakukan.
b. Analysis brand scorecard, kenapa diberikan materi tersebut, guna untuk
mengukur efisiensi dan efektivitas strategi. Agar perusahaan dapat mengetahui
perkembagan kinerja dalam kurun waktu tertentu.
c. Analysis strategi swot, kenapa diberikan materi tersebut guna untuk,
mengetahui bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang
yang ada, dan mengetahui bagaimana mengatasi kelemahan yang mencegah
keuntungan dari peluang yang ada, dan mengetahui bagaimana kekuatan
mampu mengahadapi ancaman yang ada, dan terakhir adah mengetahui
bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
d. Aplikasi effective marketing strategy, kenapa diberikan materi tersebut guna
untuk mengetahui bagaimana cara melakukan strategi pemasaran yang efektif.
2. Pengenalan Produk
Sub Materi :
a. Memahami dan menjelaskan produk dengan detail
b. Memahami cara mempromosikan produk
c. Memahami Pangsa/Market produk
3. Membangun rasa percaya diri
Sub Materi :
a. Percaya diri dengan penampilan
b. Peersiapan sebelum bekerja
c. Mengembangkan karakter melayani
d. Sikap dan kepribadian seorang marketing
4. Teknik komunikasi persuasive (Persuasive Communication)
Sub Materi :
a. Komunikasi verbal dan non verbal
b. Interaksi dengan calon konsumen
5. Mengenal karakter calon konsumen
Sub Materi :
a. Mengetahui kebutuhan dan keinginan calon konsumen
b. Menyesuaikan produk dengan kebutuhan dan keinginan
c. Menimbulkan rasa tertarik/minat konsumen 
d. Mengatasi rasa keberatan dan penolakan
e. Menyikapi keberatan dan penolakan
f. Teknik mengatasi keberatan dan penolakan
g. Sikap mental positif menghadapi keberatan dan penolakan

C. Jadwal Pelatihan

NO HARI /TGL JAM MATERI PEMATERI

Peran, fungsi dan tanggung


Jawab Manager, Asisten
SABTU, 04 08.00 - 15.00 WIB
1 manager, Division Head,
JULI 2020
Supervisor dan Marketing.

Pengenalan Produk dan


2 SABTU, 11
08.00 – 15.00 WIB Membangun rasa percaya
JULI 2020
diri
Teknik komunikasi
SABTU, 18 08.00 – 15.00 WIB
3 persuasive dan Mengenal
JULI 2020
karakter calon konsumen

D. Rencana Evaluasi
Rencananya evaluasi training ini akan dilakukan melalui pengukuran empat level, yaitu
level 1) melihat tingkat kepuasan peserta training terhadap pelaksanaan training, level 2)
melihat perubahan sikap mental, perbaikan pengetahuan, dan atau penambahan keterampilan
peserta setelah selesai mengikuti program training, level 3) melihat perilaku kerja peserta
training setelah mereka kembali ke dalam lingkungan kerjanya, level 4) melihat dampak
perubahan perilaku kerja peserta training terhadap tingkat produktifitas perusahaan.
Rencana evaluasai training ini merupakan model evaluasi pelatihan yang memiliki
kelebihan karena sifatnya yang menyeluruh, sederhana, dan dapat diterapkan dalam berbagai
situasi pelatihan. Menyeluruh dalam artian model evaluasi ini mampu menjangkau semua sisi
dari suatu program pelatihan. Dikatakan sederhana karena model ini memiliki alur logika
yang sederhana dan mudah dipahami serta kategorisasi yang jelas dan tidak berbelit-belit.
Sementara dari sisi penggunaan, model ini bisa digunakan untuk mengevaluasi berbagai
macam jenis pelatihan dengan berbagai macam situasi. Pengukuran data level 1, 2, dan 3 akan
dihitung dengan menggunakan rumus pembobotan dari Kirkpatrick, dengan rumus bobot item
ke - I = total nilai jabatan dari seluruh responden untuk item ke 1 dibagi nilai tertinggi pada
skala pengukuran dikali jumlah responden dikali 100 %.
Range Interpretasi

Peserta menunjukkan reaksi yang kurang baik terhadap pelatihan


Peserta menunjukkan reaksi yang lebih baik terhadap pelatihan
Peserta menunjukkan reaksi yang positif karena menyadari mendapat
masukan yang berguna selama pelatihan
peserta menunjukkan reaksi positif yang tinggi

Untuk level 1, aspek yang diukur adalah tingkat kepuasan peserta training terhadap
pelaksanaan training, mencakup elemen materi, penyelenggaraan, sarana, dan kemampuan
instruktur.
Adapun Format kuesioner yang akan digunakan untuk mengevaluasi tingkat kepuasan
peserta training Tingkat.

No Pertanyaan Tingkat Jumlah


kepuasan
1 4(sangatpuas) 3 (puas) 2(kurang Puas) 1(tidak puas)
-
dst
Untuk level 2, rencananya aspek yang akan diukur adalah pemahaman peserta
terhadap materi training. Untuk setiap materi training dirancang item-item pertanyaan yang
bertujuan untuk mengukur seberapa besar daya serap materi oleh peserta training.
Untuk level 3, rencananya aspek yang akan diukur adalah perilaku kerja peserta
training setelah mereka kembali ke dalam lingkungan kerjanya. Perilaku kerja yang dilihat
dikaitkan dengan materi training yang diberikan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang disebarkan kepada atasan dan bawahan peserta training. Item-item pertanyaan
dalam kuesioner dirancang berdasarkan perilaku kerja yang akan dilihat. Format kuesioner
yang digunakan atasan untuk menilai perilaku peserta training dapat dilihat pada table 1,
Sedangkan format kuesioner yang digunakan bawahan untuk menilai perilaku peserta training
dapat dilihat pada Tabel 2.
Table 1. Format kuesioner yang digunakan atasan untuk menilai perilaku peserta
training

No Setelah Nilai manfaat skor


mengikuti pelatihan
pelatihan
ini
bawahan
saya
1 4(sangatpuas) 3(puas) 2(kurang Puas) 1(tidak puas)
-
dst

Table 2. Format kuesioner yang digunakan bawahan untuk menilai perilaku peserta
training

No Setelah Nilai manfaat skor


mengikuti pelatihan
pelatihan
ini atasan
saya
1 4(sangatpuas) 3(puas) 2(kurang Puas) 1(tidak puas)
-
dst

Untuk level 4, rencananya aspek yang akan diukur adalah tingkat kenaikan produksi,
dan peningkatan kualitas produk setelah training dilakukan.
E. Lampiran Photo

Anda mungkin juga menyukai