1807101030104
Ny. J 28 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 7-8 minggu datang ke Poliklinik RS dengan
keluhan mual dan muntah sejak 2 minggu yang lalu dan memberat dalam 1 hari ini. Awalnya
muntah 5 kali sehari tetapi memberat menjadi 10 kali dalam 1 hari ini. Muntah berupa makanan
yang dimakan disertai cairan kekuningan tetapi tidak ada darah. Mual dirasakan terus menerus
dan memberat pada pagi hari. Pasien menjadi lemas, tidak nafsu makan, dan tidak dapat
beraktifitas. Pasien juga mengaku bibir menjadi kering dan berat badan turun 4 kg sejak keluhan
mual dan muntah muncul.
Hiperemesis gravidarum merupakan suatu kondisi dimana seorang ibu hamil akan
merasakan mual muntah hebat yang terjadi pada masa kehamilan awal sampai sekitar usia
gestasi 16-20 minggu. Keadaan ini dapat menyebabkan ibu mengalami penurunan berat badan
hingga > 5%, dehidrasi, gangguan elektrolit dan asam basa, hingga ketosis. Biasanya keluhan
mual muntah berlebihan ini muncul saat usia kehamilan 6-8 minggu dan puncak terjadinya
gangguan ini saat usia gestasi 12 minggu. Keadaan mual muntah dapat membaik memasuki usia
gestasi 16 minggu.(1)
Epidemiologi
Tercatat keadaan mual muntah yang berlebihan ini dapat terjadi pada > 90% perempuan
yang hamil. Dapat dikatakan bahwa sekitar 27-30% wanita hamil mengalami keluhan mual saja
dan 28-52% hanya muntah. Hiperemesi gravidarum merupakan salah satu penyebab tersering ibu
hamil pada trimester 1 mendapatkan perawatan di rumah sakit yaitu berkisar >59.000 rawatan
pada kondisi kehamilan disebabkan oleh hiperemesis gravidarum. Insidensi ini lebih sering
ditemukan di negara bagian barat. (2,3)
Etiologi
Pada saat ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum.
Namun terdapat beberapa faktor predisposisi yang memiliki keterkaitan dengan munculnya
hiperemesis gravidarum, yaitu (2,3)
Saat kehamilan, terjadi peningkatan hormon estrogen yang dapat menimbulkan perasaan
mual dan muntah pada ibu. Hal ini juga dipengaruhi oleh sistem saraf pusat atau akibat dari
menurunnya kerja dari pengosongan lambung. Pengosongan lambung yang lambat akibat
peningkatan kadar hormon menimbulkan pengeluaran asam hidroklorid secara berlebihan.
Sehingga menstimulasi mual dan muntah. Mual muntah yang berlebihan mengakibatkan
cadangan lemak serta karbohidrat habis terpakai untuk kebutuhan energi. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya pengoksidaian lemak yang tidak sempurna dan menghasilkan suasana
ketosis dengan banyaknya akumulasi asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.(1,2)
Kekurangan cairan akibat hiperemesis gravidarum ini juga dapat menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan ekstravaskuler dan plasma berkurang. Hal ini menimbulkan keadaan
hemokonsentrasi yang menurunkan aliran darah ke jaringan. Keadaan tersebut menghambat
suplai makanan dan oksigen sehingga zat hasil metabolik yang dihasilkan berifat toksik tersebut
tertimbun didalam tubuh. Terdapat beberapa teori yang mendasari timbulnya hiperemesis
gravidarum, yaitu (2,4)
Perubahan hormon
Saat kondisi hamil terdapat peningkatan kadar dari human chorionic gonadotropin (hCG)
yang dapat menimbulkan kejadian mual dan muntah saat trimester pertama. Meningkatnya kadar
hCG ini mempengaruhi area di otak untuk menimbulkan rangsangan muntah. Terdapat beberapa
penelitian yang menunjukkan bahwa kadar hCG memiliki keterkaitan dengan terjadinya mual
dan muntah. Selain itu juga kadar estrogen dan progesteron juga mempengaruhi terjadinya
keadaan hiperemesis gravidarum.(1,2)
Karena terjadinya peningkatan kadar hormon dari estrogen dan progesteron, memiliki
pengaruh terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini menimbulkan relaksasi pada sfingter
gastroespfagus. Sehingga secara mudah dapat merangsang reflux dan terjadinya mual muntah.
Selain itu juga meningkatkan angka trejadinya GERD (gastroesofagheal reflux).(1,2)
Genetik
Psikologis
Pada wanita muda yang baru pertama kali hamil terkadang mengalami rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan. Faktor psikis seperti stress atau kegelisahan ini mencetuskan
pengeluaran neurotransmitter yang menyebabkan perubahan pada tubuh seperti peningkatan
denyut nadi dan menstimulasi gejala mual muntah.(2)
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dapat ditimbulkan dari hiperemesis gravidarum yang tergolong
ringan meliputi mual muntah yang berlangsung secara terus menrus, pasien tidak memiliki nafsu
makan, terkadang merasakan nyeri perut dibagian epigastrium, takikardi, hipotensi, turgor kulit
menurun, dan mata cekung. Untuk hiperemesis gravidarum sedang, manifestasi yang cenderung
timbul adalah mual muntah yang lebih hebat, keadaan pasien dapat apatis, suhu badan dapat naik
karena dehidrasi, penurunan berat badan, oliguria, serta nafas dapat berbau aseton. Pada
hipermesis gravidarum tingkat berat, memiliki keadaan umum yang lebih jelek. Hal ini
dikarenakan dapat disertai dengan penurunan kesadaran mulai dari somnolen hingga koma,
demam, dehidrasi berat, dan dapat berujung pada komplikasi neurologis.(1,2)
Klasifikasi
1. Anamnesis
Ibu dengan kehamilan usia muda sering datang dengan keluhan mual muntah dan lemas.
Dapat diteentukan derajat keparahannya dengan menggunakan kuesioner PUQE. PUQE
menilai derajat keparahan pasien dengan pertanyaan mengenai jumlah muntah per hari
maupun lamanya waktu mual muntah. Lakukan penilaian juga apakah terdapat kondisi
tertentu yang membuat keluhan pasien lebih parah atau tidak, misalnya makanan tertentu,
stres, ada masalah pada pekerjaan yang mempengaruhi psikis pasien, maupun riwayat
penyakit terdahulu.(1,2)
2. Pemeriksaan fisik
Tingkat keparahan dari hiperemesis gravidarum dapat dinilai melalui keadaan umum
pasien Sangat penting untuk melakukan penilaian terhadap vital sign dan tanda-tanda
dehidrasi. Selain itu dapt dinilai pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan keluhan yang
dirasakan oleh pasien.(2,3)
3. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
Keluhan mual dan muntah hebat merupakan gejala yang umum dapat ditemukan di penyakit
lainnya. Berikut ini kemungkinan diagnosis banding pada pasien dengan keluhan yang sama,
yaitu : (1,2)
Tatalaksana
Tatalaksana pada hiperemesis gravidarum terdiri atas tatalaksana umum dan khusus.
1. Perhatikan kecukupan nutrisi ibu, dan suplementasi vitamn dan asam folat diawal
kehamilan
2. Ibu dianjurkan istirahat yang cukup dan menghindari kelelahan
b. Tatalaksana Khusus(3,4)
Komplikasi(3,5)
Kriteria Rujukan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keluhan mual muntah yang
berlebihan selama masa kehamilan adalah pemberian multivitamin. Selain itu pencegahan
komplikasi hiperemesis gravidarum pada bayi seperti neural tube defect adalah dengan
mengkonsumsi asam folat dalam kurang lebih 1 bulan. Edukasi yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut: (3,5)
1. Leveno KJ, Cunningham FG, Bloom SL, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, et al.
Williams Obstetrics. 25th ed. Pennsylvania, United States: McGraw-Hill Education;
2018.
2. Gabra A, Habib H, Gabra M. Hyperemesis Gravidarum, Diagnosis, and Pathogenesis.
Crit Care Obstet Gynecol. 2019;05(01):1–5.
3. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Bakti Husada Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
4. Soewarto S. Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohadjo Edisi Keempat. Saifuddin AB,
editor. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2016.
5. Gynecologists TAC of O and. Nausea and Vomiting of Pregnancy. ACOG Pract Bull.
2018;131:15–30.
Brain Mapping
Vignette
Ny. J 28 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 7-8 minggu datang ke Poliklinik RS dengan
keluhan mual dan muntah sejak 2 minggu yang lalu dan memberat dalam 1 hari ini. Awalnya
muntah 5 kali sehari tetapi memberat menjadi 10 kali dalam 1 hari ini. Muntah berupa makanan
yang dimakan disertai cairan kekuningan tetapi tidak ada darah. Mual dirasakan terus menerus
dan memberat pada pagi hari. Pasien menjadi lemas, tidak nafsu makan, dan tidak dapat
beraktifitas. Pasien juga mengaku bibir menjadi kering dan berat badan turun 4 kg sejak keluhan
mual dan muntah muncul.
A. Hiperemesis gravidarum
Jawaban : A
2. Untuk melakukan diagnosis yang tepat berdasarkan klasifikasinya dapat digunakan metode?
B. Skor child-pugh
C. Skor VAS
D. Skor PUQE
Jawaban : D