Anda di halaman 1dari 35

Antisipasi Dampak COVID-19

pada Pasien dan Program


Tuberkulosis
Erlina Burhan
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
FKUI – RSUP Persahabatan
Ventriglio A, Watson C, Bhugra D. Pandemics, panic and prevention: Stages in the life of COVID-19 pandemic. Int J Soc Psychiatry
2020:20764020924449.
Perubahan Definisi kasus
TERKONFIRMASI
SUSPEK
•Pasien dgn atau tanpa
• Individu dgn ISPA dan riwayat gejala DAN hasil PCR
perjalanan ke daerah POSITIF
transmisi lokal .

• Individu dgn gejala ISPA dan PROBABLE


• Riwayat kontak dgn kasus
konfirmasi
Kasus suspek dengan
• Individu dgn ISPA Berat/
ISPABerat/ARDS/Meninggal dengan
Pneumonia Berat tanpa
gambaran klinis sesuai COVID19 DAN tidak
diketahui penyebabnya
. ada hasil pemeriksaan PCR dengan alasan
apapun
.
DAMPAK PENULARAN
COVID-19
KESEHATAN 01
02 EKONOMI

PENDIDIKAN 03
04 SOSIAL
TERJADI DISFUNGSI
TIMBUL PRASANGKA DAN SOSIAL
DISKRIMINASI TERHADAP
sikap masyarakat yang mulai membatasi jarak
PASIEN COVID-19
dengan orang lain serta tidak mau menolong orang
lain karena khawatir terkena Covid-19.

CONTOH : penolakan jenazah pasien covid-19


untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum
oleh masyarakat sekitar.

BIDANG
SOSIAL GANGGUAN KEGIATAN IBADAH

pencurian alat pelindung diri yang tengah langka


saat ini, pembuatan handsanitizer atau
desinfektan palsu, penipuan harga bahan pokok,
PENINGKATAN TINDAKAN
perampokan, pembunuhan, dan penjarahan
KRIMINAL
Mencapai TRILIUNAN
Pembatasan dalam hal investasi telah
dilakukan di banyak negara karena
RUPIAH.
Coronavirus. Akibatnya, kegiatan Menurut Institute for Economics and Finance
ekonomi turun signifikan. (INDEF), wabah COVID-19 akan menyebabkan
kerugian hingga Rp127 triliun. Jumlah yang
fantastis muncul karena prospek dan
pertumbuhan investasi terus menurun.

INVESTASI BISNIS PLATFORM


ONLINE MENINGKAT
BIDANG Karena Kebijakan PHYSICAL
DISTANCING & WORK FROM HOME
EKONOMI JATUHNYA IHSG &
RUPIAH

BISNIS ONLINE survive


LEMAHNYA SEKTOR
PARIWISATA
Angka Kemiskinan dan
Pengangguran MENINGKAT
BIDANG
PENDIDIKAN memengaruhi 68 juta siswa dari tingkat
pra-sekolah dasar hingga perguruan
tinggi membuat kebutuhan akan
teknologi pendidikan

LEBIH DARI
530.000 SEKOLAH
DITUTUP Pembelajaran ONLINE

Tergantung Tidak sepenuhnya


Dengan SINYAL dapat di akses

Motivasi /disiplin siswa KUOTA


berkurang terkuras
Peningkatan impor bahan obat
obatan dan alat alat kesehatan
MINIMNYA ALAT ALAT KESEHATAN
BAGI TENAGA MEDIS

RASIO TENAGA MEDIS (DOKTER, DOKTER


SPESIALIS, PERAWAT) YANG TIDAK
CUKUP

Menurut Standar WHO → Rasio Dokter dan Pasien yang IDEAL


1 : 1000
BIDANG
KETIDAKSETARAAN AKSES KESEHATAN KESEHATAN
DI TENGAH PANDEMI
Mengapa penting menjaga kualitas
pelayanan TB selama pandemi COVID-19?
• Estimasi WHO:

Penurunan deteksi kasus TB sebanyak 25% selama 3 bulan akan


berakibat pada peningkatan 13% jumlah kematian karena TB,
memundurkan progress keberhasilan program TB seperti 5 tahun
yang lalu
Diperkirakan akan terdapat tambahan 1.4 juta kematian pada pasien
TB akibat konsekuensi dari COVID-19 pada tahun 2020-2025

Sumber:
Maintaining essential health services: operational guidance for the COVID-19 context [Internet]. [cited 2020 Jul 5]. Available from:
https://www.who.int/publications-detail-redirect/10665-332240
Dampak COVID-19 terhadap Program TB
• Upaya penemuan kasus yang • Petugas kesehatan berpotensi
melibatkan pengumpulan massa dialihkan untuk penanganan
dan pelibatan komunitas dalam COVID-19, sehingga akan
jumlah banyak, seperti investigasi berdampak pada pelayanan pasien
kontak, pelacakan kasus, gerebek TBC.
TB dan lain-lain ditunda sementara • Dampak sosial bagi pasien TBC
waktu. sehingga menurunkan tingkat
• Pasokan obat dan produk kepatuhan berobat dan proses
kesehatan lainnya terbatas, seperti penyembuhan
jumlah masker N95 yang • Kebijakan pembatasan sosial berskala
dibutuhkan oleh tenaga kesehatan besar
dalam mendampingi pasien TBC. • Tidak mampu membeli makanan
bergizi
• Tidak memiliki uang untuk pergi ke
fasilitas kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Protokol Tatalaksana Pasien TB dalam Masa Pandemi COVID-19 edisi II, 30 Maret 2020
https://yki4tbc.org/news-default/260-covid-19-10-usulan-rencana-pengendalian-kasus-sehubungan-dengan-layanan-tuberkulosis.html
Tuberkulosis dan COVID-19: Tantangan di Masa Pandemi

• Orang yang menderita TB dan COVID-19 dapat menunjukkan


gejala yang sama seperti batuk, demam, dan kesulitan bernafas.
• Kedua penyakit ini menyerang terutama paru-paru dan kedua
mikroorganisme tersebut menular melalui kontak erat.
• Pasien TB cenderung memiliki komorbiditas yang meningkatkan
kerentanan terkena COVID-19, seperti DM, HIV, malnutrisi, tuna
wisma, dan silikosis.
• Hampir sebagian besar RS Rujukan COVID-19 merupakan RS yang
memiliki pemeriksaan laboratorium dengan tes cepat molekular
(TCM) dan pelayanan rujukan TB RO.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Protokol Tatalaksana Pasien TB dalam Masa Pandemi COVID-19 edisi II, 30 Maret 2020
COVID-19 VS TB
Onset akut (<14 hari)
Onset kronik (≥ 14 hari)
Demam ≥ 38 ◦ C
Batuk kering Demam < 38 ◦ C

Sesak napas muncul Batuk berdahak, bercak darah


segera setelah onset
DEMAM Sesak napas memberat
Nyeri sendi, pilek, nyeri bertahap
BATUK
kepala, gangguan
penciuman/pengecapan SESAK NAPAS BB turun, keringat malam
LAB: DAPAT
FR: kontak kasus COVID-19 FR: kontak pasien TB,
NORMAL
dalam 14 terakhir malnutrisi

Lab:Limfopenia/Leukopenia/N Lab: N/leukositosis


CXR: Gambaran CXR: Infiltrat di apeks paru
COVID-19 pneumonia bilateral TB
Perbedaan signifikan penularan airborne &
droplet
Airborne Droplet
Diameter <5μm Diameter >5-10
μm

Bertahan lama di Tidak bertahan


udara lama di udara

Dapat menular Dapat menular


pada jarak > 1 pada jarak < 1
meter meter
Pendekatan pencegahan dan pengendalian transmisi berbeda.
Transmission of SARS-CoV-2: implications for infection prevention precautions [Internet]. Who.int. 2020 [cited 11 July 2020]. Available from: https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/transmission-of-sars-cov-2-
implications-for-infection-prevention-precautions
https://i1.wp.com/virologydownunder.com/wp-content/uploads/2014/08/Particles-v6.png?ssl=1
KESIMPULAN WHO

• WHO menyatakan kemungkinan adanya penularan secara


airborne pada kondisi ruang tertutup (indoor), ramai dan
ventilasi yang kurang baik.

• WHO belum menyatakan secara pasti jika COVID-19 pada


umumnya menular secara airborne.
HIMBAUAN PDPI
• Adapun belum pastinya penularan COVID-
19 secara airborne, Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia (PDPI) menghimbau:
• Masyarakat tetap waspada dan tidak panik.
• Menghindari keramaian ( tempat tertutup
maupun tempat terbuka)
• Menggunakan masker dimana saja dan kapan
saja bahkan dalam ruangan.
• Menciptakan ruangan dengan ventilasi yang
baik (jendela dibuka sesering mungkin)
• Hindari menyentuh wajah sebelum cuci
tangan dan menjaga jarak
1. https://babyandchild.ae/age-1-4/healthy-toddler/article/1679/children-and-face-masks-why-kids-might-need-to-wear-them-most-of-all
2. http://healthzen.org/wp-content/uploads/2013/03/ventilated-House.jpg
3. https://hearinghealthmatters.org/waynesworld/files/2017/01/crowded-restaurent.jpeg
PETUNJUK PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19
DI POLIKLINIK
• Semua pasien menggunakan masker bedah
• Dokter menggunakan:Masker bedah, face shield bila perlu
• Dokter tidak perlu menggunakan sneli/jas dokter.
• Pada saat melakukan anamnesis, pasien dan dokter berjarak
minimal 1 meter.
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
• Membersihkan alat-alat dengan desinfektan sebelum dan setelah
praktik

c
Algoritma Penapisan Pasien BATUK dan DEMAM
Pasien dengan
batuk + demam

Tanyakan onset gejala

Pemeriksaan klinis dan faktor Pemeriksaan klinis dan faktor


risiko mengarah COVID-19, risiko mengarah TB

Periksa : Periksa :
• Swab RT PCR • Sputum BTA / Gene expert
• Darah perifer lengkap • Darah perifer lengkap
• Foto toraks • Foto toraks
Algoritma Penapisan
COVID-19 terhadap Pasien TB

Pasien Tuberkulosis
dalam Pengobatan Terdapat salah satu di bawah ini :
• Demam ≥ 38 ° C
• Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19
• Sesak napas memberat
• Batuk muncul kembali

Lakukan pemeriksaan :
• Foto toraks
• Darah perifer lengkap

Tidak mengarah COVID-19


Mengarah COVID-19
Cari penyebab lain: infeksi
sekunder/TB RO
Lakukan pemeriksaan swab untuk
RT-PCR Lanjutkan tatalaksana TB
Kondisi Pasien TB Sensitif Obat di RSUP Persahabatan
• Rujukan pasien ke poli TB-SO banyak yang ditunda dan jumlah kunjungan
jauh berkurang.
• Banyak pasien TB takut berobat sehingga pemantauan kepatuhan
pengobatan menjadi kurang ketat
• Ruang tunggu poli TB diberi jarak 1 bangku antarpasien
Jadwal kontrol dan pemberian OAT selama pandemi
pada pasien TB Sensitif Obat

OAT fase intensif diberikan dengan interval


14 - 28 hari

OAT fase lanjutan diberikan dengan


interval 28 - 56 hari

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Protokol Tatalaksana Pasien TB dalam Masa Pandemi COVID-19 edisi II, 30 Maret 2020
Kondisi Pasien TB Resisten Obat di RSUP Persahabatan

• Untuk pasien TB MDR dengan :


✓Obat suntik dan perlu dilakukan follow up EKG → Kontrol setiap hari
✓Obat oral → Tidak perlu kontrol setiap hari. Pasien di fase awal kontrol
dan ambil obat setiap minggu, pasien di fase lanjutan kontrol dan ambil
obat setiap 2 minggu

• Poli MDR
✓Follow up rutin dahak : Pot dahak cukup diantar oleh keluarga/pasien.
✓Follow up rutin darah tidak diperiksakan jika tidak ada keluhan.
✓Poli TB MDR Soka Bawah dialihkan ke Poli MDR pada hari libur →
Perawat poli MDR tetap masuk di hari libur.
Jadwal kontrol dan pemberian OAT selama pandemi
pada pasien TB Resisten Obat

OAT fase intensif diberikan dengan interval 7


hari*

OAT fase lanjutan diberikan dengan


interval 14 – 28 hari

* OAT injeksi tetap diberikan di klinik pada saat kontrol Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Protokol Tatalaksana
Pasien TB dalam Masa Pandemi COVID-19 edisi II, 30 Maret 2020
Rencana Kontingensi untuk Penanganan TB
di Masa Pandemi COVID-19
Membuat rencana kebutuhan obat TB dan logistik alat kesehatan lainnya berdasarkan
pertimbangan kondisi yang terjadi

Mapping dan penunjukan fasyankes rujukan TB RO sementara yang terpisah dengan


fasyankes rujukan COVID-19

Mapping dan penunjukan fasyankes lain untuk layanan laboratorium diagnosis TB , apabila
diperlukan penyesuaian akibat penanganan COVID-19 di wilayah tersebut

Pemantauan pengawasan minum obat pasien TB menggunakan teknologi digital

Mapping dalam pelibatan komunitas setempat untuk pendampingan pasien

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Protokol Tatalaksana Pasien TB dalam Masa Pandemi COVID-19 edisi II, 30 Maret 2020
Pemanfaatan teknologi
• Pemantauan kepatuhan berobat
Solusi untuk dengan VOA atau aplikasi di smartphone
• Sebagai modalitas kampanye untuk
Program TB di membantu penemuan kasus, seperti
melalui media sosial dan radio
Masa Pandemi Pelibatan komunitas setempat
COVID-19 • Pendampingan pasien dengan jejaring
kelompok pasien
Penggunakan teknologi VOT (Video-Observed Therapy)

• Menggunakan teknologi komunikasi video untuk


memantau aderensi pasien
• Terdapat 2 jenis VOT:
• Direct: melakukan panggilan video-call. Petugas
secara langsung mengamati pasien saat meminum
obat
• Indirect: pasien dilatih untuk merekam diri sendiri
meminum obat dan mengirimkannya ke petugas yang
ditunjuk
• VOT memiliki efektivitas yang sama atau lebih
baik dibanding DOT dan family DOT
Sumber:
Story A, Aldridge RW, Smith CM, Garber E, Hall J, Ferenando G, et al. Smartphone-enabled video-observed versus directly observed treatment for
tuberculosis: a multicentre, analyst-blinded, randomised, controlled superiority trial. The Lancet. 2019 Mar 23;393(10177):1216–24.
Aplikasi Sembuh TB
• Pernah diujicoba di RS Persahabatan,
RS Cisarua, RSI Cempaka Putih dengan
hasil yang baik
• Pengingat jadwal minum OAT dan
jadwal control
• Menyediakan sumber referensi terkait
penyakit Tuberkulosis
• Dapat dikembangkan lebih lanjut agar
bisa diintegrasikan dengan fitur:
• VOT
• Konsultasi online (chat dan video)
• Penjadwalan control
• Kurir obat
Hambatan penggunaan teknologi untuk
pemantauan kepatuhan berobat TB di Indonesia
Lain-lain
Tidak paham Whatsapp 4%
11%

Tidak punya smartphone


26% Masalah jaringan
59%

Sumber:
Hasil Survei Monitoring Protokol Pelayanan TBC di
Masa Pandemi COVID-19. StopTBIndonesia.org
Membuat jejaring kelompok pasien
• Membentuk cluster/ kelompok pasien
• Diawasi oleh perawat dan Case manager (merangkap admin)
• Melakukan pertemuan virtual selama 20-30 menit untuk
menyampaikan pesan , informasi untuk meningkatkan kepatuhan
berobat
• Dapat dilakukan berkala
• TAK / DPJP diminta untuk menjadi narasumber
Pemanfaatan mesin TCM untuk deteksi
COVID-19 dan TB
• Menggunakan spesimen dahak, biasa digunakan untuk deteksi kuman
TB bersamaan dengan COVID19
• Cara kerja mirip dengan RT-PCR, namun lebih cepat karena
terotomatisasi dengan sistem cartridge
• Memerlukan cartridge khusus untuk COVID-19 / TB

Cartridge Xpress SARS-CoV-2


Manfaat yang Bisa Didapatkan untuk Penanganan
TB dalam Kondisi Pandemi COVID-19
Cara Tracing kasus COVID-19 dapat diterapkan pada TB (memperkuat
investigasi kontak)

Masyarakat lebih paham hand hygiene, etika batuk, dan menjaga


imunitas tubuh

Tindakan pencegahan infeksi lebih baik

Masyarakat lebih paham pentingnya menggunakan masker


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai