Anda di halaman 1dari 7

KOWACING

Kolong Waluh aya Cacing

PROGRAM INOVASI TP PKK DESA MARGAMEKAR


LATAR BELAKANG

Petani di Desa sudah lama terkenal berperan penting sebagai salah satu tonggak penghasil pangan. Petani
wanita juga memiliki peran yang hampir sama dengan petani laki-laki, bahkan mereka terlibat langsung
dalam semua tahap kegiatan, mulai dari pengolahan lahan sampai dengan pemasaran hasil, khususnya
kegiatan panen, pasca panen dan pemasaranya. Memasuki era globalisasi seorang wanita yang pada
mulanya sebagai ibu rumah tangga, mulai merubah dan turut serta secara lngsung membantu mencukupi
kebutuhan hidup keluarga. Peningkatan produktifitas tenaga kerja wanita tani memiliki peran dan potensi
yang strategis dalam mendukung peningkatan maupun perolehan pendapatan rumah tangga pertanian
dipedesaan. Dengan berbagai masalah dan kendala yang dihadapi, salah satu cara untuk menghadapi
permasalahan tersebut adalah dengan meningkatan efektifitas bimbingan pelatihan dan penyuluhan.
Perkembangan peran dan posisi kaum wanita sejak masa lampau hingga saat ini telah menempatkan
wanita sebagai mitra yang sejajar dengan kaum lakilaki. Wanita memiliki kesempatan yang sama dalam
berbagai bidang, wanita sebagai bagian komponen masyarakat memiliki peran dan fungsi strategis karena
merupakan bagian intregral yang tidak terpisahkan dalam proses pembangunan. Proses pembangunan
yang melibatkan masyarakat merupakan suatu bentuk perwujudan pemberdayaan secara nyata dan
terarah yang dilakukan oleh pemerintah. Pemberdayaan ini seperti halnya menggali potensi yang ada
didalam suatu masyarakat baik sumberdaya alam, maupun sumberdaya manusianya. Pembinaan wanita
tani yang ada di pedesaan melalui suatu wadah kelompok yang disebut Kelompok Wanita Tani (KWT) perlu
ditingkatkan sehingga potensinya yang besar dapat dimanfaatkan serta peranannya sebagai mitra kerja
laki-laki secara serasi, selaras baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat lebih meningkat. Oleh
karena itu masyarakat Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung sepakat
membentuk sebuah organisasi Kelompok Wanita Tani secara swadaya. Kelompok Tani adalah
petani/peternak yang terikat secara non formal dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan
kondisi lingkungan, dan untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Jumlah anggota
kelompok idealnya berkisar antara 20-30 anggota atau disesuaikan dengan kondisi wilayahnya, anggota
kelompok tani dapat berupa petani dewasa, dan pemuda, wanita ataupun pria. Kelompok wanita tani
pedesaan merupakan salah satu wadah yang dapat menjadi harapan bagi keluarga tani karena sumber
daya yang ada didalamya dapat dimanfaatkan dan diberdayakan. Pemberdayaan perempuan melalui
wadah kelompok wanita tani lebih menekankan pada upaya peningkatan peranan wanita tani dalam
pemenuhan kebutuhan primer keluarga. Kelompok Wanita Tani Desa Margamekar merupakan salah satu
kelompok yang ada di kecamatan Pangalengan Khususnya di Desa Margamekar. KWT Desa Margamekar
memiliki berbagai kegiatan yang dominan dilakukan adalah pengolahan lahan pekarangan yang selama ini
terabaikan. Pada rumah tangga petani dipedesaan, wanita tani sebagai istri berperan penting karena
bertanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengendalikan stabilitas dan kesinambungan hidup
keluarga. Pengaturan pengeluaran hidup rumah tangga yang menyangkut kesehatan dan gizi keluarga,
pendidikan anak-anak, dan keberlangsungan hidup dalam masyarakat membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan. Disisi lain, sebagai anggota rumah tangga petani, wanita tani berperan aktif dalam
membantu aktifitas usaha tani dan mencari nafkah, makin luas lahan usaha tani yang digarap, makin
banyak tenaga wanita yang tercurah. Kaum wanita memiliki potensi untuk melakukan berbagai kegiatan
produktif yang dapat menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga, dan lebih luas lagi ekonomi
nasional. Keterlibatan aktif masyarakat di dalam mengolah lingkungan mereka menjadi sebuah lingkungan
pertanian yang aktif dan juga kreatif mendapat respon positif dari pemerintah daerah sehingga
menjadikan mereka kelompok binaan dalam program pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan.
salah satu programnya, yaitu, Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), program ini pada dasarnya
melibatkan potensi kekuatan kelembagaan masyarakat berupa Kelompok Tani, Kelompok Wanita tani atau
Kelompok Masyarakat, yang tujuan utamanya untuk membantu perekonomian rumah tangga, dengan
memanfaatkan potensi pekarangan di sekitar rumah, mereka melakukan pelatihan dalam kelompok
tersebut, kemudian membuat perencanaan untuk memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah agar bisa
berfungsi dengan baik, seperti lumbung hidup, bank hidup, apotik hidup dan juga tata ruang. Dalam
pemberdayaan perempuan melalui kelompok wanita tani ini tidak hanya pengolahan lahan pekarangan
saja namun untuk saat ini mereka juga telah mengolah hasil pertanian menjadi pangan olahan yang
bergizi dan aman.

Kelompok Wanita Tani Desa Margamekar Kecamatan Kabupaten Bandung yang saat ini ber gerak dibidang
pertanian dengan penanaman Labu siam berinovasi untuk memanfaatkan lahan Kosong dibawah Tanaman
Labu siam dengan Program KOWACING (Kolong Waluh Aya Cacing).

1
MAKSUD & TUJUAN

Maksud :
1. Menjadikan kegiatan ini sebagai Program untuk Meningkatkan perekonomian petani labu dengan
pemanfaatan lahan dibawah tanaman labu siam dengan berternak cacing;
2. Mengurangi Limbah Kotoran Sapi yang bisa digunakan sebagai makanan ternak cacing;
3. Menambah lapangan pekerjaan;

Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat;
2. Menjadikan masyarakat berpola hidup aktif, kreatif, inovatif dan produktif.

PERMASALAHAN & SOLUSI

Permasalahan :
1. Keterbatasannya lahan untuk peternakan cacing;
2. Kurangnya pemahaman tentang pengelolaan usaha beternak cacing;
3. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hasil yang diperoleh dari beternak cacing ;

Solusi :
Solusi dari Masalah diatas tersebut adalah dengan peran serta pemerintah dalam penyuluhan tentang
ternak cacing dibawah tanaman labu.

MANFAAT

1. Bertambahnya penghasilan petani labu dengan beternak cacing;


2. Memanfaatkan lahan kosong menjadi produktif sebagai sumber peningkatan pendapatan penghasilan.

RENCANA KEGIATAN

Lahan yang dipergunakan untuk menanam labu di Desa Margamekar ± 3 hektar. Hasil dari ternak cacing
per 1 lahan dapat menghasilkan Rp. 250.000,- dalam 1 bulan bisa mencapai 2 ton. Untuk pemasarannya,
terdapat bandar-bandar cacing yang kemudian nanti dijual sampai keluar kota. Bandar Cacing dan Labu
terpisah.

SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan ini adalah Warga Masyarakat Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan Kabupaten
Bandung Terutama yang memiliki kebun labu siam.
PROSES BUDIDAYA CACING

Cacing tanah ini ternyata memiliki banyak manfaat baik untuk pakan ternak maupun untuk obat bagi
manusia. Kandungan protein yang tinggi dalam tuuh cacing tentu mampu menjadi sumber pakan protein
yang baik bagi ternak seperti ikan. Selain itu ternyata cacing tanah juga dapat diolah menjadi obat mujarab
penurun panas bagi manusia. Bahkan akhir-akhir ini industi kosmetik juga memanfaatkan cacing untuk
bahan dasar produk pkosmetik mereka karena manfaat cacing untuk pelembab dan peremajaan kulit.
Karena tingginya permintaan pasar, harga cacing mencapai nilai ekonomis yang fantastis dan menggiurkan.
Maka kini cacing tanah yang semula dianggap binatang menjijikkan malah justru mulai banyak
dibudayakan masyarakat. Cacing tanah yang dibudidayakan ialah jenis Lumbricus Rubellus yaitu dengan
ciri warna tubuhnya merah. Cacing tanah jenis lumbricus rubellus ini adalah yang paling cepat
pertumbuhan serta perkembangbiakannya.

Tidak ada kesulitan yang berarti dalam cara budidaya cacing tanah lumbricus rubellus, Maka dari itu anda
pun pasti juga akan bisa membudidayakan cacing tanah dengan baik. Agar hasilnya lebih optimal maka
sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu cara budidaya cacing tanah yang baik agar nantinya budidaya
cacing tanah anda berjalan lancar. Berikut cara budidaya cacing tanah yang baik sebagi panduan anda.

1. Persiapan Media dan Tempat Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus


Tanah yang diisikan adalah tanah yang kaya humus seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Isi box
dengan tanah humus hingga ketinggian 5-10 cm. Pastikan tempat budidaya tidak terpapar cahaya
matahari langsung dan basahi sedikit media tanah menggunaka air.

2. Persiapan Bibit Cacing Lumbricus Rubellus


Jika anda haya ingin membudidayakan dalam skala kecil (kurang dari 10 box) maka anda bisa mencari bibit
cacingnya langsung ditanah yang lembab dan banyak sampah/kotoran organik. Untuk 10 box anda bisa
mencari antara 500 – 1000 cacing dengan berbagai ukuran. Agar bibit cacing menjadi lebih banyak, ikuti
langkah berikut:
• Siapkan sebuah box khusus pembiakan bibit cacing lumbricus rubellus
• Isi dengan bibit cacing yang diperoleh dari alam bebas tadi
• Tunggu hingga 2 bulan sambil terus diberi makan berupa kompos seperti daun-daunan / sayuran
kering.
• Setelah 2 bulan maka cacingnya sudah berkembang biak menjadi banyak dan bisa dipindahkan ke
media budidaya yang sudah didiapkan sebelumnya.

Cacing ini tergolong hewan hermaprodit yag mampu berubah jenis kelamin, namun ia tetap tidak bisa
membuahi dirinya sendiri tanpa ada perkawinan dari cacing lain. Perkembang biakan cacing ini tergolong
cukup cepat karena dari 100 ekor cacing bisa menjadi 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Sepasang
cacing yang kawin akan menghasilkan 1 kokon (telur). Dalam 2 minggu kokon ini akan menetas menjadi
sekitar 20 ekor cacing.

3. Pemindahan Bibit Cacing


Untuk memindahkan bibit cacing ke media box maka lakukan langkah berikut ini :
• Basahi tanah dalam media box budidaya terlebih dahulu
• Pastikan pH tanahnya normal antara 5,5 – 7,5
• Isi tiap box dengan 50-100 ekor cacing
• Perhatikan pada hari pertama. Anda harus memeriksa tiap 3 jam sekali apakah ada cacing yang keluar
atau tidak. Jika ada cacing yang keluar dan berusaha pergi dari box itu karena ia merasa tidak nyaman
dengan kondidi tanah dalam box mungkin karena kadar pH yang tidak tepat atau suhu yang terlalu
panas atau terlalu dingin.

Jika tidak ada cacing yang kabur berarti mereka sudah merasa nyaman dengan lokasi yang baru. Ingat
untuk menjauhkan media dari sinar langsung baik sinar matahari atau lampu. Karena cacing ini
merupakan binatang yang sensitif terhadap cahaya.
4. Pemberian Pakan Cacing
Cacing ini menyukai bahan-bahan organik sebagai makanannya. Kompos dan pupuk kandang bisa menjadi
sumber pakan bagi cacing. Untuk kompos, anda bisa memanfaatkan sampah daun kering atau limbah
sayuran dan pupuk kandangnya anda bisa mengambul dari berbagai jenis.
Namun yang paling bagus adalah kotoran sapi atau kerbau. Ada yang perlu diperhatikan yakni sebaiknya
pakan yang diberikan sudah dalam keadaan gembur (halus). Hal ini untuk memudahkan pencernaan
cacing nantinya. Utamanya ialah saat pemberian pakan kompos seperti limbah sayuran yang umumnya
masih kasar.

5. Panen Cacing
Panen cacing ini dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali. Ada dua keuntungan yang bisa kita peroleh yakni
cacing itu sendiri dan tanah kascing yang bisa dijual sebagai pupuk organik mahal karena mengndung
unsur hara yang terurai sempurna.
Untuk memisahkan cacing dari tanahnya anda takperlu mengaduk-aduk tanah tersebut. Anda cukup
menggunakan lampi neon atau petromaks yang didekatkan diatas permukaan tanah box maka cacing
akan keluar dengan sendirinya ke permukaan karena sifat cacing yang sensitif terhadap cahaya. Dengan
begitu anda bisa mengambil cacing dengan mudah.
Setelah diambil cacingnya maka ambil kokon pada sarang lalu pisahkan dari tanah kascing untuk
ditempatkan pada media box baru. Tanah kascing ini bisa dikumpulkan sebagai pupuk.

PENUTUP

Semoga program “KOWACING” ini dapat membawa berkat dan manfaat khususnya bagi seluruh warga
Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

Mengetahui

Kepala Desa Margamekar Ketua TP.PKK Desa Margamekar

H.AEP SAEPUDIN Hj. LELI SUSILAWATI S.Pd., M.MPd


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai