Disusun Oleh:
SUHARTONO
NIM : A32020218
1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
SUHARTONO
NIM : A32020218
Mengetahui,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Risiko adalah kesempatan dari sesuatu yang memiliki dampak pada sesuatu.
Risiko juga dapat diartikan sebagai kejadian yang memiliki dampak negatif dan
merugikan yang dapat mencegah terciptanya manfaat atau mengkikis manfaat yang
telah ada. Risiko dapat disimpulkan sebagai kejadian yang belum terjadi dan
memiliki dampak negatif dalam berbagai hal (Julimar, 2018). Jatuh memiliki
definisi sebagai kejadian jatuh yang tidak disengaja dengan atau tidak terjadinya
luka dengan hasil pasien terbaring dilantai atau terbaring diatas permukaan lain, atau
orang lain atau objek lain (Weinberg, J et al, 2011). Apabila pasien jatuh dan
berhasil berdiri atau kembali ketempat semula (tempat tidur, kursi, atau commode)
itu hanya dapat disebut kejadian jatuh bila pasien terluka (Palomar Health, 2016).
Resiko Jatuh adalah peningkatan rentan jatuh, yang dapat menyebabkan bahaya
fisik dan gangguan kesehatan (Herman & Kamitsuru, 2018). Resiko jatuh itu sendiri
adalah peningkatan kemungkinan untuk jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
Resiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan
oleh faktor lingkungan dan fisiologis yang dapat berakibat cidera. Kategori resiko
jatuh terbagi tiga, yaitu risiko jatuh rendah, risiko jatuh sedang, dan risiko jatuh
tinggi (JCI, 2011).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya resiko jatuh bisa disebabkan oleh faktor intrinsik berupa
riwayat jatuh sebelumnya, penurunan ketajaman penglihatan, prilaku dan sikap
berjalan, sistem muskuloskeletal, status mental, penyakit akut, dn penyakit kronik.
Dari segi faktor ekstrinsik bisa berupa pengobatan, kamar mandi, desain bangunan,
kondisi permukaan lantai, kurang pencahayaan (JCI, 2011).
3
C. Komplikasi
Akibat yang ditimbulkan dari insiden jatuh dapat menyebabkan kejadian yang
tidak diharapkan seperti luka robek, fraktur, cedera kepala, pendarahan sampai
kematian, menimbulkan trauma psikologis, memperpanjang waktu perawatan dan
meningkatkan biaya perawatan pasien akibat menggunakan peralatan diagnostik
yang sebenarnya tidak perlu dilakukan seperti CT Scan, rontgen dll. (Miake-Lye
dkk, 2013).
D. Penatalaksanaan
Strategi meningkatkan keselamatan pasien oleh Permenkes (2011) melalui enam
sasaran keselamatan pasien rumah sakit meliputi identifikasi pasien dengan tepat,
meningkatkan komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan obat perlu
diwaspadai, memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi,
mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan mengurangi risiko jatuh.
Joint Commision International (JCI) menetapkan sasaran internasional keselamatan
pasien dengan meningkatkan keamanan obat-obatan, memastikan lokasi
pembedahan, prosedur yang benar dan pembedahan pada pasien yang benar,
memastikan keamanan resiko jatuh pasien (JNC, 2011).
Dari uraian resiko jatuh, hipertensi dan anemia dapat meningkatkan keparahan
dengan lansia yang memiliki resiko jatuh. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan
darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan
cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan yang lebih tinggi
dari 140 / 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya
interaksi berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi
dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis
kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas
fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan
4
lemak jenuh. Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan
jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang
berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung
yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian (Julimar, 2018). Anemia
merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah
daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin.
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksi guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat
normal sedangkan anemia gizi besi adalah anemia yang timbul, karena kekurangan
zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu.
F. Pathway
5
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap Ny. A Suku Bangsa Sunda
Tempat/ tgl lahir Cilacap, 1 Desember 1946 Pendidikan SD
terakhir
Jenis Kelamin Perempuan Jl pramuka no 50
Status Perkawinan Cerai mati Alamat majenang
Agama Islam
2. Keluarga yang bisa dihubungi
Nama : Ny. A
Alamat : Jl pramuka no 50 majenang
No. Telp :-
Hubungan dengan klien : Anak kandung
3. Riwayat pekerjaan dan status klien
Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
Sumber pendapatan : Dari anak
4. Aktivitas Rekreasi
Hobi : Dudukan
Bepergian/ wisata :-
Keanggotaan organisasi :-
6
3. Personal Higene
a. Mandi
Frekeunsi mandi : 2x sehari dengan diseka
Pemakaian sabun (ya/ tidak) : Ya saat di rumah
b. Oral Higiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 1x sehari (pagi hari)
Penggunaan pasta gigi (ya/ tidak) : Ya
c. Cuci rambut
Frekuensi : seminggu sekali
Penggunaan shampoo (ya/ tidak) : Ya
d. Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku : bila terlalu panjang dipotong
Kebiasaan mencuci tangan : jarang, hanya saat diseka
4. Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 12 jam (setelah maghrib sampai pagi)
Tidur siang : tidak pernah tidur siang
Keluhan yang berhubungan dengan tidur :
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Olahraga : tidak pernah
Nonton TV : tidak pernah
Berkebun/ memasak : tidak pernah
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok (ya/ tidak) : Tidak
Minuman keras (ya/ tidak) : Tidak
Ketergantungan terhadap obat (ya/ tidak) : Tidak
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
Jenis Kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
Shalat 5 menit
C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir: tidak bisa beraktivitas, hanya dudukan
b. Gejala yang dirasakan: lemas
c. Faktor pencetus: faktor umur, hipertensi
d. Timbulnya keluhan : ( ) mendadak ( √ ) bertahap
e. Waktu timbulnya keluhan : selam 5 tahun terakhir
f. Upaya mengatasi: Dibantu dengan menggendong, didudukan di tempat tidur yang
bertujuan mencegah munculnya resiko dekubitus
7
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah diderita
Anemia, memiliki penyakit kulit (kudis di kedua kaki)
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu,dll
Tidak ada
c. Riwayat kecelakaan
Dahulu sering jatuh saat keluarganya bekerja
d. Riwayat dirawat di rumah sakit
Kurang darah (anemia)
e. Riwayat pemakaian obat
Tidak memakai obat
3. Pengkajian/ Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Sedang
b. TTV
TD: 170/90 mmHg Nadi : 98 x/menit RR : 22x/menit
BB: 45 kg TB : 156 cm Suhu : 37O C
c. Kepala
Mesocepal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri, rambut berwarna putih, dan kulit kepala
sedikit kotor
d. Mata
Konjungtiva anemis, sclera anikterik, pupil isokor, bentuk pupil bulat, posisi ditengah,
mata rabun
e. Telinga
Sedikit serumen, tidak ada nyeri tekan, tidak dapat mendengarkan suara berfrekuensi
rendah.
f. Mulut, gigi dan bibir
Mukosa mulut basah, tidak ada karies gigi, gigi berwarna kuning tidak ada stomatitis,
bibir kering
g. Dada
PARU PARU
1) Inspeksi : Simetris, pengembangan dada kanan dan dada kiri
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, vocal premitus seimbang kanan dan kiri
3) Perkusi : sonor
4) Auskultasi : vesikuler
JANTUNG
1) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
2) Palpasi : pergerakan dada teratur
3) Perkusi : bunyi pekak
kanan atas : sic ll linea parastrenallis dexra
kanan bawah : sic lV linea parastrenallis dexra
kiri atas : sic ll linea parastrenallis sinistra
8
kiri bawah : sic lV linea parastrenallis sinistra
4) Aukultasi : suara jantung teratur, tidak ada suara tambahan
h. Abdomen
1) Inspeksi : tidak asites, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
2) Auskultasi : bising usus 20x/menit
3) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba
4) Perkusi : tympani
i. Kulit
Kulit kering, warna kulit sawo matang, terdapat merah-merah di punggung, terdapat
kudis di kulit bagian kaki
j. Ekstremitas atas
Tidak ada edema, tidak ada luka, tidak ada penurunan rentang gerak.
k. Ekstremitas bawah
Tidak ada edema, tidak ada luka, terdapat penurunan rentang gerak, terdapat kudis di
kedua kaki
9
7. WC : Tidak ada √ Ada : aman (posisi duduk, ada pegangan), √ tidak aman (lantai
licin, tidak ada pegangan)
8. Kebersihan lingkungan : √ bersih (tidak ada barang membahayakan), tidak bersih dan
tidak aman (pecahan kaca, gelas, paku, dan lain-lain)
DO:
TD: 170/ 90 mmHg
Umur: 75 tahun
Terdapat riwayat anemia
Tidak bisa melakukan
aktivitas secara mandiri
Gangguan kesimbangan
Senin, 25 - 01 DS: Risiko Penurunan Risiko Gangguan
2021 pukul Ny. A mengatakan terdapat Gangguan mobilitas Integritas
14.00 WIB luka kemerahan di punggung Integritas kulit/jaringan
dan berwarna kehitaman di kulit/jarin berhubungan
kedua kakinya gan dengan
Penurunan
DO: mobilitas
Terdapat luka kemerahan di
punggung dan berwarna
kehitaman di kedua kakinya,
terasa nyeri.
Terdapat riwayat anemia
Tampak tidak bisa beraktivitas
10
Umur: 75 tahun
11
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
Paraf dan
Diagnosa
Hari/Tgl/Jam NOC NIC Nama
Keperawatan
Perawat
Senin, 25 - 01 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Jatuh (I. 14540)
2021 pukul berhubungan selama 3 x 4 jam diharapkan masalah 1. Identifikasi factor risiko jatuh
14.00 WIB dengan anemia, keperawatan resiko jatuh dapat diatasi 2. Hitung risiko jatuh dengan skala
gangguan dengan kriteria hasil: 3. Monitor kemampuan berpindah dari
keseimbangan Keseimbangan (L. 05039) tempat tidur ke kursi roda dan
No Indikator IR ER sebaliknya
1 Kemampuan duduk 3 5 4. Pastikan roda tempat tidur selalu
tanpa sandaran dalam kondisi terkunci
2 Kemampuan 3 5
5. Pasang handrall tempat tidur
bangkit dari posisi Suhartono
duduk
3 Keseimbangan saat 2 5
berdiri
Ket:
1: Menurun
2: Cukup Menurun
3: Sedang
4: Cukup Meningkat
5: Meningkat
Senin, 25 - 01 Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Integritas Kulit (I. 11353) Suhartono
2021 pukul Gangguan selama 3 x 4 jam diharapkan masalah 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
12
14.00 WIB Integritas keperawatan Risiko Gangguan baring
kulit/jaringan Integritas kulit/jaringan dapat diatasi 2. Anjurkan menggunakan pelembab
berhubungan dengan kriteria hasil: 3. Anjurkan minum yang banyak
13
V. IMPLEMENTASI
Paraf dan
Diagnosa
Hari/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Formatif Nama
Keperawatan
Perawat
Senin, 25 - 01 Resiko jatuh Memonitor S : klien
2021 pukul lingkungan mengatakan paham
berhubungan
15.30 WIB terhadap terjadinya dengan apa yang
dengan perubahan status disampaikan
keselamatan perawat
anemia,
gangguan Mengidentifikasi O : klien tampak
kebutuhan cooperative
keseimbangan
keamanan pasien
berdasarkan fungsi S:
fisik dan kognitif
serta riwayat O : perawat
perilaku di masa mengidentifikasi
lalu kebutuhan
keamanan pasien
Membaantu pasien berdasarkan fungsi
saat melakukan fisik dan kognitif
perpindahan ke serta riwayat
lingkungan yang perilaku di masa
Suhartono
lebih aman lalu
O : klien tampak
kooperatif
S:
O : perawat
menyediakan alat
untuk beradaptasi
14
mobilitas pelembab kooperatif
Anjurkan minum
S:
yang banyak
Anjurkan O : perawat
menganjurkan klien
meningkatkan
untuk
asupan nutrisi meningkatkan
Anjutkan mobilitas dan
latihan
meningkatkan
asupan buah dan S : klien dan
keluarga
sayur
mengatakan paham
dengan yang
disampaikan oleh
perawat
O : klien dan
keluarga tampak
kooperatif
S : klien
mengatakan makan
seperti biasa
dengan nasi, lauk
dan sayur
O : klien tampak
menghabiskan
porsi makannya
15
Selasa, 26-01- Risiko Ubah posisi tiap 2 S : keluarga pasien
2021 Gangguan mengatakan sudah
jam jika tirah
Integritas membantu pasien
kulit/jaringan baring untuk miring kanan
Suhartono
berhubungan dan kiri
dengan Monitor asupan O : terlihat pasien
Penurunan nutrisi menghabiskan
mobilitas makanannya
Rabu, 27-01- Resiko jatuh Pastikan roda S:-
2021 berhubungan O : roda selalu
tempat tidur selalu
dengan terkunci, handrall
anemia, dalam kondisi tempat tidur
gangguan terpasang
terkunci Suhartono
keseimbangan
Pasang handrall
tempat tidur
VI. EVALUASI
Diagnosa Paraf dan
Hari/Tgl/Jam Evaluasi Sumatif
Keperawatan Nama Perawat
Senin, 25 - 01 resiko jatuh S :
2021 pukul berhubungan Klien mengatakan aktivitas masih
dengan bantuan keluarga
18.00 WIB dengan
O:
anemia, Klien tampak lemas, pucat, TD :
gangguan 160/90 mmHg, Suhu : 37°C, RR : 22
x/menit, Nadi : 95x/menit
keseimbangan
A: Suhartono
Masalah belum teratasi
P:
- lanjutkan intervensi
- Ajarkan mobilisasi dengan
bantuan keluarga
- Ajarkan cara penggunaan kruk
atau tongkat
Senin, 25 - 01 Risiko S: Suhartono
16
2021 pukul Gangguan Klien mengatakan paham dan
18.00 WIB menerima instruksi dari perawat
Integritas
O:
kulit/jaringan
Pasien terlihat miring kanan dan kiri
berhubungan A:
dengan Masalah belum teratasi
P:
Penurunan
- Lanjutkan intervensi
mobilitas - Anjurkan klien untuk alih baring
tiap 2 jam sekali
Risiko S:
Gangguan Klien mengatakan paham dan
menerima instruksi dari perawat
Integritas
O:
kulit/jaringan Pasien terlihat miring kanan dan kiri
berhubungan A:
Suhartono
Masalah belum teratasi
dengan
P:
Penurunan - Lanjutkan intervensi
mobilitas - Anjurkan klien untuk alih baring
tiap 2 jam sekali
17
2021 pukul berhubungan Klien mengatakan aktivitas masih
18.00 dengan bantuan keluarga, klien
dengan
mengatakan sudah mampu duduk
anemia,
sendiri
gangguan O:
keseimbangan Klien tampak lemas, pucat, TD :
170/90 mmHg, Suhu : 36’4°C, RR : 21
x/menit, Nadi : 87x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
- lanjutkan intervensi
- Ajarkan mobilisasi dengan
bantuan keluarga
Risiko S:
Gangguan Klien mengatakan paham dan
menerima instruksi dari perawat
Integritas
O:
kulit/jaringan Pasien terlihat miring kanan dan kiri,
berhubungan klien nampak mampu duduk sendiri,
tidak ada luka pada area punggung
dengan Suhartono
A:
Penurunan Masalah teratasi sebagian
mobilitas P:
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien untuk alih baring
tiap 2 jam sekali
18
A. MASALAH KESEHATAN KRONIS
19
Tidak
Selalu Sering Jarang
NO Keluhan yang dirasakan Pernah
3 2 1 0
Fungsi Penglihatan
1 Penglihatan kabur √
A
2 Mata berair √
3 Nyeri pada mata √
Fungsi Pendengaran
B 4 Pendengaran berkurang √
5 Telinga berdenging √
Fungsi Pernafasan
6 Batuk lama disertai keringat malam √
C
7 Sesak nafas √
8 Berdahak/ sputum √
D Fungsi Jantung
9 Jantung berdebar-debar √
10 Cepat lelah √
11 Nyeri dada √
Fungsi Pencernaan
12 Mual/ muntah √
E 13 Nyeri ulu hati √
14 Makan dan minum banyak/ berlebih √
15 Perubahan kebiasaan BAB (diare/ sembelit) √
Fungsi Pergerakan
16 Nyeri kaki saat berjalan √
F
17 Nyeri pinggang atau tulang belakang √
18 Nyeri persendian √
Fungsi persarafan
19 Lumpuh/ kelemahan pada kak √
G 20 Kehilangan rasa √
21 Gemetar/ tremor (tangan) √
22 Nyeri/ pegal pada daerah tengkuk √
Fungsi perkemihan
23 BAK banyak √
H
24 Sering BAK pada malam hari √
25 Ngompol √
ANALISIS HASIL: Skor < 25 : Tidak ada masalah kesehatan s.d masalah kesehatan kronis ringan
Skor 26-50: Masalah kesehatan kronis sedang
Skor > 51 : Masalah kesehatan kronis berat
20
B. Identifikasi Tingkat Kerusakan Intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental Status
Questioner (SPMSQ)
Instruksi:
Ajukan pertanyaan 1 - 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat sejumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
Interpretasi hasil:
a.Salah 0 - 2 : Fungsi Intelektual utuh
b.Salah 3 - 4 : Kerusakan intelektual ringan
c.Salah 5 - 7 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 8 - 10 : Kerusakan intelektual berat
C. MODIFIKASI INDEKS KEMANDIRIAN KATZ
MANDIRI TERGANTUNG
NO AKTIVITAS
1 0
Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan dan
1 √
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakannya √
21
Berjalan di lingkungan tempat tinggal ke luar ruangan tanpa
9 √
alat bantu
10 menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan √
13 Mengelola keuangan √
ANALISIS HASIL
13 - 17 : Mandiri
0 - 12 : Ketergantungan
22
NO Apakah Bapak/ Ibu dalam satu Minggu Terakhir YA TIDAK
ANALISA HASIL
Terganggu --> Nilai 1
Normal --> Nilai 0
23
E. THE TIMED UP AND GO (TUG) TEST
N
O LANGKAH
1 Posisi pasien duduk dikursi
2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter)
3 Kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik
ANALISIS HASIL
≤ 10 detik : low risk of falling
11 - 19 detik : low to moderate risk for falling
20 – 29 detik : moderate to high risk for falling
≥ 30 detik : impaired mobility and is at high risk of falling
24
F. Skor Norton (untuk menilai potensi dekubitus)
25
BAB III
PEMBAHASAN
Resiko jatuh itu sendiri adalah peningkatan kemungkinan untuk jatuh yang
dapat menyebabkan cedera fisik. Resiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk
jatuh yang umumnya disebabkan oleh factor lingkungan dan fisiologis yang dapat
berakibat cidera. Kategori resiko jatuh terbagi tiga, yaitu risiko jatuh rendah, risiko
jatuh sedang, dan risiko jatuh tinggi.
Penyebab terjadinya resiko jatuh bias disebabkan oleh factor intrinsic berupa
riwayat jatuh sebelumnya, penurunan ketajaman penglihatan, prilaku dan sikap
berjalan, system muskuloskeletal, status mental, penyakit akut, dan penyakit kronik.
Dari segi factor ekstrinsik bias berupa pengobatan, kamar mandi, desain bangunan,
kondisi permukaan lantai, kurang pencahayaan.
DAFTAR PUSTAKA
26
Herman, T., H., Kamitsuru, S., K. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
https://www.depkes.go.id diakses pada tanggal27 September 2019 pukul 20.00
WIB
Julimar. 2018. Faktor-faktor Penyebab Resiko Jatuh pada Pasien di Bangsal Neurologi
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Photon Vol. 08 No.02 F-MIPA UMRI.
Suparna. 2015. Evaluasi Penerapan Patient Safety Risiko Jatuh Unit Gawat Darurat di
Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Sleman. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Noprianty, R., Dewi, T. 2018. Pneumenology Study: Risk Factors Related to Faal
Incidence Hospitaliced Pediatric Patient with Theory Faye G. Abellah.
NurseLine Journal Vol. 03 No. 02 p-ISSN 25407937 e-ISSN 2541-464X.
27