Anda di halaman 1dari 16

makalah

Kamis, 28 Januari 2016


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS ANALISIS SWOT (POSYANDU)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Era globalisasi adalah masa persaingan dalam segala bidang (Hartarto,2007).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
dilandaskan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan hidup bagi setiap
penduduk. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya kerjasama lintas sektoral dan lintas
program.

Keperawatan merupakan sutu profesi yang telah memenuhi kriteria sebagai sebuah
disiplin ilmu yang dapat berdiri sendiri dan dapat melakukan asuhan secara mandiri kepada klien
baik sehat maupun sakit. Keperawatan komunitas bersifat umum dan menyeluruh yang meliputi
seluruh anggota masyarakat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.

Pada dasarnya masalah kesehatan ada pada setiap lingkup kehidupan masyarakat. Tidak
ada satupun komunitas baik keluarga, kelompok dan masyarakat yang benar-benar terbebas dari
masalah kesehatan (Hudson,1987) dan (Robicschon,1989). Oleh karena itu praktek keperawatan
komunitas dapat diterapkan dimanapun dan kapanpun.

Penerapan asuhan keperawatan komunitas yang difasilitasi oleh mahasiswa merupakan


sarana pengenalan keperawatan komunitas pada masyarakat sekaligus memberikan kesan positif
bahwa perawat adalah suatu profesi independen yang terorganisir.

Pada kesempatan ini praktek keperawatan komunitas yang terdiri dari keperawatan
komunitas, keperawtan keluarga dan keperawatan gerontik pada mahasiswa STIKES Bhakti
Husadadifokuskan pada Desa A, Rt 01 Rw 2. Kota Bengkulu. Pemilihan wilayah pratek
keperawatan komunitas di Desa Akarena masalah kesehatan di wilayah tersebut masih tinggi.
B.     Tujuan

1.      Tujuan Umum
Memberi intervensi tentang asuhan keperawatan komunitas yang akan dilakukan pada
masyarakat di Desa A, Rt 01 Rw 2. Kota Bengkulu.

2.      Tujuan Khusus
1)      Teridentifikasi data kesehatan pada komunitas masyarakat di Desa A, Rt 01 Rw 2. Kota
Bengkulu.
2)      Teridentifikasinya masalah keperawatan komunitas pada masyarakat di Desa A, Rt 01 Rw 2.
Kota Bengkulu.
3)      Terencananya asuhan keperawatan komunitas yang akan diberikan pada masyarakat di Desa A,
Rt 01 Rw 2. Kota Bengkulu.
4)      Diketahuinya implementasi / tindakan keperawatan
5)      Teridentifikasi rencana tindak lanjut yang akan dilakukan

C.    Manfaat

1)      Bagi Masyarakat
a.       Membantu masyarakat dalam menemukan solusi dalam mengatasi masalah kesehatan yang
ada.
b.      Memberikan informasi tentang masalah kesehatan yang ada di masyarakat
c.       Memperkenalkan keperawatan komunitas kepada masyarakat khususnya di Desa A, Rt 01 Rw
2. Kota Bengkulu.

2)      Bagi Institusi
a.       Memperkenalkan STIKES Mitra Lampung pada masyarakat Haji mena
b.      Mengggali dan menghubungkan konsep pendidikan yaitu pada mata ajar keperawatan
komunitas, keperawatan keluarga, dan keperawatan gerontik, yang mempunyai pemahaman
terhadap pentingnya masalah kesehatan

3)      Bagi Yankes
a.              Memberi gambaran keadaan kesehatan masyarakat Haji mena
b.              Membantu program kesehatan yang belum dilakukan oleh tenaga kesehatan terkait

4)      Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman pada mahasiswa tentang praktek keperawatan komunitas,
keluarga dan gerontik.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Konsep Keperawatan
1. Definisi
Keperawatan komunitas adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki cabang sdisiplin ilmu
lain yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga (Hudson,1987) dan
(Robicschon,1989). Komunitas adalah kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah
nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan lainya (WHO, 2005).
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat, menanggulangi masalah
kesehatan sendiri, kegiatan dilakukan secara berkesinambungan atau berkelanjutan dan
menggunakan metode konsep proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui 5 tahap
yaitu pengkajian, pelaksanaan, dan evaluasi (Anderson dan Mc. Forience, 1985). Tujuan
keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui
:
a.       Pelayanan keperawatan langsung, terhadap individu, keluarga, kelompok dalam komunitas
b.      Perlatihan langsung terhadap keseluruhan masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana
masalah kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi idividu, keluarga, dan masyarakat.
c.       Pengaktifan fasilitas kesehatan masyarakat seperti pelatihan kader posyandu

3. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah masyarakat yang tergabung dalam suatu
kelompok atau komunitas yang meliputi seluruh generasi (Hermawan, 2002) dan Betty Neuman
(1972)

4. Strategi Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas menerapkan suatu strategi pelaksanaan yang berfokus pada
peningkatan peranserta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Tahapan
penerapan asuhan keperawatan komunitas adalah segabai berikut :
1)      Tahap persiapan
a.               Pengaktifan sumberdaya yang dimiliki.
b.              Perencanaan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada.
c.               Interaksi dengan masyarakat yang bertujuan untuk terbinanya rasa saling percaya
2)      Tahap pengorganisasian
a.       Pembinaan terhadap organisasi pelayanan kesehatan yang ada seperti pokjakes, kader, melalui
masyarakat RT, tokoh masyarakat, dan puskesmas
b.      Penyusunan rencana kerja kelompok dengan baik dan terperinci
3)      Tahap edukasi dan latihan
Mengadakan pertemuan secara teratur dalam kelompok-kelompok inti dengan
menetapkan masalah, rencana tindakan, dan evaluasi.
4)      Tahap akhir, mengikuti pengevaluasian kegiatan
5. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas
1.Sebagai pemberi asuhan keperawatan yang mandiri
2.Sebagai organisasi profesi yang memiliki pola asuhan keperawatan yang merupakan bagian
integral dari disiplin ilmu keperawatan
3.Sebagai fasilitator pelayanan kesehatan masyarakat
4.Sebagai advokad dalam membela kepentingan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
5.Sebagai pendidik masyarakat sehubungan dengan kesehatan

B.     Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan asuhan keperawatan yang
memfokuskan asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar komunitas yang berkaitan
dengan ketidak mampuan masyarakat, ketidak mauan masyarakat dan ketuhdak tahuan
masyarakat. Tahap Asuhan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Pengkajian
Pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas yaitu demografi, populosi, nilai-nilai
keyakinan, riwayat individu termasuk riwayat kesehatan yang dipengaruhi oleh sub sistem
komunitas yang terdiri dari fisik, lingkungan, perumahan, pendidikan, keselamatan, transportasi,
politik pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunitas, ekonomi dan rekreasi. Semua
aspek ini dikaji emlalui pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket wawancara
dengan masyarakat, tokoh agama, dan aparat pemerintah setempat.
b. Analisa data dan Perumusan diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, kemudian data
dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa
besar reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut.

Setelah data dianalisa, maka dapat terlihat data senjang yang menuju pada suatu
permasalahan. Masalah keperawatan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menentukan
diagnosa keperawatan komunitas ( Mueke, 1987) dan (Hermawan, 2002), dimana terdiri dari :
masalah kesehatan, kareakteristik populasi dan lingkungan, dan siagnosa yang dirumuskan dapat
berupa aktual, resiko atau potensial.
c. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup aspek primer, skunder, dan tersier
melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama, proses kelompok serta mendorong peran serta
masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi, yang akhirnya dapat
menimbulkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian masyarakat yang
dirancang untuk membuat sebuah perubahan. Pendekatan pengorganisasian yang digunakan
untuk merumuskan perencanaan adalah locality development (pengembangan masyarakat)
(Hermawan, 2002) berdasarkan sumber daya yang dimiliki serta mampu mengurangi hambatan
yang ada.

d. Implementasi
Fokus pelaksanaan praktek keperawatan komunitas memiliki 3 tingakatan pencegahan
(Anderson dan Mc Foriece, 1985) yaitu :
a)      Primer
Pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh imunisasi,
penyuluhan, simulasi dan biumbingan dini dalam keluarga dan lain-lain.
b)      Skunder
Yaitu pencegahan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan
masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan.  Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnose dini untuk menghambat proses penyakit, contohnya, mengkaji keterbelakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga, dan lain sebagainya.

c)      Pencegahan Tersier
Yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya
secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, contoh : membantu keluarga yang mempunyai
anak dengan kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur.
e. Evaluasi
Merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan
tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana beriutnya. Evaluasi dilakukan
dalam tiga tahap yaitu evaluasi struktur, efaluasi proses, dan evaluasi hasil.

BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DALAM KONTEKS KESEHATAN UTAMA DI  DESA A, RT 01 RW 2. KOTA
BENGKULU

A.        Pendahuluan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas digunakan pendekatan proses
keperawatan melalui pengkajian, analisa data, diagnose, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Sebelum memulai pengkajian, kelompok melakukan persiapan terlebih dahulu.

Berdasarkan konsep asuhan keperawatan komunitas dalam konteks pelayanan kesehatan


utama, selama periode 1 januari 2015 sampai dengan 31 Januari 2015 mahasiswa STIKES
Bhakti Husada melakukan praktek kerja keperawatan komunitas.  Pelaksanaan kegiatan
dilakukan di wilayah Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu. Kelompok terdiri dari 11 orang
yang bertanggung jawab membina masyarakat di desa tersebut.

B.         Persiapan
Dalam rangka persiapan kegiatan, mahasiswa melakukan pendekatan dengan masyarakat
melalui kegiatan sosialisasi yang diadakan pada hari Rabu 3 Juni 2009 di kediaman ketua RT 06
pukul 19.00 WIB. Kegiatan tersebut dihadiri oleh warga masing-masing RT beserta tokoh
masyarakat, tokoh agama, perwakilan pemuda, serta mahasiswa kelompok 5 berserta
pembimbing. Dalam kegiatan ini dijelaskan tujuan praktek mahasiswa, jadwal praktek, dan
gambaran kegiatan yang akan dilakukan selama masa praktek keperawatan komunitas.

C.        Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan adalah dengan mendata segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah kesehatan yang dapat ditemukan di komunitas tersebut melalui data rujukan dari
kelurahan, RT, dan sebagainya. Adapun data – data tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Dimensi Lokasi
a.       Batas Wilayah
Batas Wilayah  Desa A, Rt 01, Rw 01,  adalah sebagai berikut :
Sebelah timur berbatas dengan kampung Lingsuh
Sebelah barat berbatas dengan Sinar Harapan
Sebelah utara berbatas dengan Labuhan dalam
Sebelah selatan berbatas dengan Suka Jaya
b.      Lokasi Pelayanan Kesehatan
Di Desa A, Rt 01, Rw 01. Terdapat posyandu lansia dan balita di setiap dusun.

2.      Jumlah Penduduk
Di Desa A terdapat :
1.      Bayi                                :      75 jiwa
2.      Anak usia sekolah          :    461 jiwa
3.      Remaja                           :    366 jiwa
4.      Dewasa                          :    497 jiwa
5.      Lansia                             :      40 jiwa
                                                 1.409 jiwa

Dalam proses pengkajian hal yang dikaji adalah (1) Data inti meliputi agama, pekerjaan,
umur, penghasilan, suku (2) Masalah kesehatan terdiri dari masalah 6 bulan terakhir, cara
mengatasi, informasi yang pernah didapat, informasi yang dibutuhkan (3) PHBS terdiri dari
Makanan yang biasa disajikan, cara mengolah makanan, kebiasaan mengkonsumsi citarasa
makanan, kebiasaan mengolah makanan, jenis minuman yang dikonsumsi, mencuci tangan
dengan sabun, lama tidur, penempatan pakaian kotor, kebiasaan merokok, kebiasaan membuang
dahak sembarangan, membuka jendela, menggosok gigi setelah makan, kebiasaan periksa
kesehatan secara rutin (4) Kesehatan Lingkungan meliputi menyapu halman dalam satu minggu,
kebiasaan membersihkan penampungan air, cara pengolahan sampah, sumber polusi udara,
fentilasi udara, sumber air, WC yang digunakan, jarak sumur dengan septiktank, keadaan air
yang digunakan. Adapun nterpretasi data terlampir.

D.        Diagnosa Keperawatan Komunitas


Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan maka dapat dirumuskan 3 diagnosa utama
yaitu :
1.Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan masyarakat berhubungan dengan tidak
optimalnya wadah atau organisasi kesehatan yang ada di masyarakat Kampung Bayur RT 05, RT
06 dan RT 07 di Kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar Lampung.

2.Resiko meningkatnya penyakit degeneratif (hipertensi dan rematik) pada lansia di masyarakat
RT 05, RT 06 dan RT 07 di Kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar Lampung
berhubunngan dengan belum optimalnya pembinaan kesehatan lansia, kurangnya informasi
tentang kesehatan lansia
3.Resiko terjadinya Penyakit Pharyngitis pada orang dewasa di kampung Bayur RT 05, RT 06 dan
RT 07 Kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar Lampung berhubungan dengan kurang
pengetahuan warga tentang informasi kesehatan mengenai penyakit paryngitis

E.         Perencanaan dan Proses Implementasi


1.            Identifikasi komunitas
Implementasi diterapkan pada masyarakat di komunitas kampung Bayur yang
menjadiRecepient community (komunitas yang menerima) dan Target community  (komunitas
target) yang artinya  komunitas penerima adalah seluruh masyarakat kampung bayur RT 05, RT
06, RT 07 kelurahan Rajabasa jaya,dan yang menjadi komunitas target disesuaikan dengan
kegiatan yang akan dilakukan. Namun mayoritas yang menjadi target utama dalam kegiatan
kelompok 5 adalah lansia. Hal tersebut didasarkan atas pelayanan terhadap lansia sangat kurang
terbukti dari kader lansia yang hanya satu orang dan posyandu lansia yang kadang tidak
terlaksana oleh karena kekurangan tenaga pelayanan kesehatan.

2.            Tujuan
a.       Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada masarakat yang ada di RT 05, 06, dan 07
kelurahan Rajabasa Jaya kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.
b.      Tujuan Khusus
·         Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kader mampu memimpin dan menjelaskan kembali data
kesehatan dan masalah kesehatan yang ada di Desa A, Rt 01, Rw 01.
·         Masyarakat mampu mengenal masalah kesehatan yang ada Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota
Bengkulu
·         Secara bersama-sama menentukan perencanaan yang berkaitan dengan masalah kesehatan
yang ada di  Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu
·         Masyarakat mampu mengambil keputusan untuk bersama-sama mencegah masalah kesehatan
yang ada di Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu
3.            Metode-metode yang digunakan
Untuk mengukur tujuan umum dan khusus digunakan metode survey dan wawancara.
Metode ini diterapkan saat diadakanya kegiatan MMD dimana masyarakat diarahkan untuk
menentukan langkah penanganan masalah kesehatan secara madiri.

4.            Pendekatan Teoritis
Dalam pengimplementasian rencana kegiatan kepada komunitas masyarakat, mahasiswa
merujuk pada teori agar mempermudah selama proses berlangsung. Pendekatan teori yang dipilih
adalah penggabungan antara Social Planing dan Social Action. Social planing dilakukan saat
pemaparan program dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Social action
dilakukan saai implementasi, sebagai contoh adalah kegiatan senam lansia, pembentukan dan
pelatihan kader, pembentukan dan pelatihan UKS di SDN 1 Rajabasa Jaya. Penggabungan
metode ini dilakukan olehkarena penyesuaian dengan keadaan social masyarakat setempat.

Perencanaan dan implementasi disusun dalam rancangan Rencana Tindakan atau Plan Of
Action (POA) yang mana disajikan dalam lampiran.

5.Evaluasi
1.      Evaluasi Struktur
a.       Konsultasi pra planing dengan pembimbing
b.      Mengadakan kontrak dengan masyarakat melalui

2.      Evaluasi Proses
a.       Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat dan bahan pada setiap kegiatan
tidak pernah mendapat kesulitan untuk memenuhinya karena sudah dipersiapkan sebelumnya.
b.      Mempersiapkan materi yang akan disajikan
c.       Mengadakan kolaborasi dengan sesama anggota kelompok
d.      Melakukan diskusi dengan peserta kegiatan
e.       Memberikan reinforcemen positif pada setiap respon yang diberikan warga

3.      Evaluasi Hasil
Pada hasil MMD yang dilakukan oleh Mahasiswa STIKES Mitra Lampung Program
Profesi Ners pada tanggal 20 Juni 2009 Pukul 16.00 WIB dihadiri oleh Masyarakat Kampung
Bayur RT 05, RT 06 dan RT 07 kurang lebih 15 orang, dimana 2 laki-laki dan 13 perempuan.
Selama kegiatan berlangsung masyarakat Nampak antusias untuk mengikuti kegitan tersebut. Ini
terbukti dari banyaknya masukan masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan dan aktivnya
masyarakat mengikuti kegiatan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Selama proses
implementasi asuhan keperawatan komunitas, masyarakat telah menunjukkan perubahan yang
positif mengenai kesehatan. Perubahan paradigma yang baik terhadap kesehatan. Rincian hasil
kegiatan dapat dilihat dalam lampiran hasil kegiatan.
      
Evaluasi hasil diukur berdasarkan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Adapun kriteria
evaluasi adalah sebagai berikut :
·         Masyarakat mengenal masalah kesehatan yang ada di Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu
·         Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang ada Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota
Bengkulu.
·         Kriteria evaluasi ini dapat mengukur dampak program lebih efektif  saat diterapkan dalam
implementasi kegiatan. Evaluasi setiap akhir kegiatan baik penyuluhan maupun non penyuluhan
menjadi tolak ukur keefektifan criteria evaluasi.

Hasil lain yang diobservasi adalah adanya antusias warga pada beberapa kegiatan
penyuluhan, kemampuan warga yang baik dalam menyerap pengetahuan yang diberikan.
Walaupun dalam beberapa kegiatan lain antusias warga sangat minim.

Urutan diagnosa yang dirumuskan saat MMD sudah tepat dan tidak perlu dibuat urutan
yang baru. Dalam pengaplikasiannya sudah sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Rekomendasi yang disarankan untuk kelanjutan program ini
1.      Lokasi praktek mahasiswa harus tepat sasaran artinya dilakukan pada daerah yang
penduduknya benar-benar membutuhkan pelayanan asuhan keprawatan  komuitas tidak diukur
berdasarkan jarak tempuh dari kampus yang dekat sehingga asuhan keperawatan komunitas yang
diberikan mahasiswa akan lebih bermanfaat bagi masyarakat.
2.      Melakukan evaluasi terhadap sasaran yang telah dilakukan asuhan keperawatan komunitas.

BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Pendahuluan
Keperawatan komunitas adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki cabang disiplin ilmu
lain yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga (Hudson,1987) dan
(Robicschon,1989). Komunitas adalah kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah
nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan lainya (WHO, 2005).
Selama praktek keperawatan komunitas mulai tanggal 1 Januari 2015 hingga 31 Januari
2015 mahasiswa melakukan asuhan keperawatan komunitas dengan tahap – tahap meliputi :
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Memandirikan masyarakat merupakan
tujuan dari asuhan keperawatan maka harus terlihat adanya ahli peran dimana pada awalnya
peran perawat lebih dominan dibandingkan dengan masyarakat dan akhirnya peran perawat
semakin berkurang dengan bertambahnya kemandirian masyarakat.

B.     Pengkajian
Pengkajan dilakukan dengan metode survey, observasi, dan wawancara. Pengkajian yang
dilakukan yaitu berupa pengkajian data inti dan pengkajian terhadap sub system yang
mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik, pendidikan kesehatan, pelayana kesehatan,
pola hidup, dan lain-lain.
Analisa (SWOT)

1.      Strength (kekuatan)
Tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat desa, serta anggota masyarakat sangat
mendukung dengan kegiatan ini
Dukungan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam memberikan bimbingan dalam
rangka pengumpulan data selama proses pengkajian.
Kerja sama yang baikantar anggota kelompok yang saling mendukung satu dengan lainya

2.      Weakness (kelemahan)
Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu  sudah 3 tahun berturut –turut dihadiri oleh
mahasiswa praktek keperawatan komunitas dari akademi keperawatan yang ada di Kota
Bengkulu sehingga masyarakat sudah merasa bosan dengan keberadaan mahasiswa.

3.      Opportunity (Kesempatan)
Mahasiswa Program Profesi Ners Kota Bengkulu merupakan program profesi
keperawatan (S 1) yang pertama yang yang berdinas praktek di Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota
Bengkulu. Sehingga kepercayaan warga lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang
berdinas praktek sebelumnya.

4.      Treath (Ancaman)
Adanya keragaman terhadap kekuatan dan keabsahan data yang dibuat serta keragaman
terhadap jawaban pada setiap pertanyaan kuesioner yang diajukan pada masyarakat karena
adanya berbagai faktor penyebab diantaranya adalah rendahnya pendidikan masyarakat.

C.    Perencanaan
Analisa (SWOT)
1.            Strength (kekuatan)
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas

2.            Weakness (kelemahan)
ü Luasnya wilayah kerja kelompok yang mencakup 1 kampung (3 RT), sehingga mempersulit dalam
penentuan lokasi diadakanya implementasi keperawatan komunitas.
ü Pekerjaan masyarakat heterogen yang menyulitkan mahasiswa dalam menentukan waktu
pertemuan untuk membahas asuhan keperawatan komunitas yang akan dilaksanakan.

3.            Opportunity (Kesempatan)
Mahasiswa Program Profesi Keperawatan (Ners) memiliki perencanaan asuhan
keperawatan yang didasarkan pada kemauan dan kebutuhan warga, sehingga asuhan
keperawatan yang akan dilaksanakan dapat tepat pada sasaran.

4.            Treath (Ancaman)
Tidak semua warga menyetujui dengan program kerja yang disusun oleh mahasiswa.

D.    Implementasi
Implementasi yang diterapkan dalam asuhan keperawatan komunitas mencakup 8
implementasi dalam 3 diagnosa keperawatan yaitu :

Diagnosa 1
Resiko meningkatnya penyakit degenerative (hipertensi dan rematik) pada lansia di
masyarakat RT 05, RT 06 dan RT 07 di kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar
Lampung berhubungan dengan belum optimalnya pembinaan kesehatan lansia, kurangnya
informasi tentang kesehatan lansia.
1.            Strength (kekuatan)
1)      Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
2)      Implementasi disesuaikan dengan kebutuan masyarakat
3)      Penentuan tempat dan waktu atas kehendak masyarakat
4)      Pelaksanaan kegiatan berbarengan dengan posyandu lansia sehingga mempermudah
pengumpulan warga

2.            Weakness (kelemahan)
Dari total 40 lansia hanya 18 lansia yang menghadiri posyandu lansia dan kegiatan
penyuluhan yang diadakan

3.            Opportunity (Kesempatan)
Kegiatan berbarengan dengan posyandu lansia sehingga dapat mempermudah
pengumpulan warga dan pelaksanaan kegiatan.
4.            Treath (Ancaman)
Tidak semua lansia memahami materi yang disampaikan oleh karena terbatasnya daya
serap akibat penuaan.

Diagnosa 2
Resiko terjadinya peradangan jalan napas pada orang dewasa di kampung Bayur RT 05,
RT 06 dan RT 07 Kelurahan Raja Basa Jaya Kecamatan Raja BAsa Bandar Lampung
berhubungan dengan kurang mengenal masalah kesehatan mengenai penyakit Pharingitis.
1. Strength ( Kekuatan )
·         Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
·         Implementasi disesuaikan dengan kebutuan masyarakat
·         Penentuan tempat dan waktu atas kehendak masyarakat penyakit
2. Weakness ( Kelemahan )
·         Pada saat pelaksanaan banyak warga yang berhalangan hadir oleh karena kepentingan masing
– masing
·         Kesulitan dalam mencari sarana listrik untuk memaksimalkan sarana yang digunakan dalam
penyampaian materi
3. Opportunity ( Kesempatan )
Hadirnya tokoh masyarakat yang menjadi pemacu semangat sebagian warga untuk menghadiri
kegiatan
4. Treath ( Ancaman )
Tidak semua warga dapat menghadiri kegiatan penyuluhan.
Diagnosa 3
Risiko terjadinya penurunan derajat kesehatan masyarakat berhubungan dengan tidak
optimalnya wadah atau organisasi kesehatan yang ada di masyarakat Kampung Bayur RT 05, RT
06 dan RT 07 Ddikelurahan Raja Basa Jaya Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung.

1.      Strength ( Kekuatan )
·         Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
·         Antusias warga yang tinggi dalam pembentukan kader lansia.
·         Sesuai dengan data bahwa kader lansia Kampung Bayur hanya satu orang dan memang
dibutuhkan lima orang sebagai kader.
·         Mendapat dukungan dari aparat desa

2.      Weakness ( Kelemahan )
·         Sulit dalam menanamkan keinginan untuk menjadi ksder oleh karena selama ini kader lansia
tidak mendapatkan insentif dari pihak manapun.
·         Menentukan waktu yang tepat untuk mengumpulkan seluruh calon kader.

3.      Opportunity ( Kesempatan )
Belum terbentuknya kader lansia.

4.      Treath ( Ancaman )
Karena selama ini kader tidak mendapatkan penghargaan khusus untuk kader lansia, dan belum
adanya asuhan langsung dari peugas PUSTU atau petugan PUSKESMAS.

E.     Evaluasi SWOT

1.      Strength ( Kekuatan )
·         Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
·         Ada lima orang warga yang bersedia ikut serta dilatih menjadi kader. lansia.
·         Mendapat dukungan dari aparat desa

2.      Weakness ( Kelemahan )
·         Rendahnya kemampuan warga dalam menyerap materi, dimana hanya sekitar 54% materi
yang berhasil diserap.
·         Sulitkan menyamakan waktu untuk masing – masing kader saat akan diadakan pelatihan.
·         Ada beberapa kader yang sibuk sehingga ada beberapa kali pertemuan tidak mengikuti.
3.      Opportunity ( Kesempatan )
·         Belum terbentuknya kader lansia.
·         Pelaksanaan posyandu lansia belum terorganisir secara baik dan belum menggunakan sisitim 5
( lima ) meja.

4.      Treath ( Ancaman )
·         Adanya anggapan – anggapan negatif dari warga yang merasa tidak tersentuh oleh kegiatan
mahasiswa
·         Luasnya cakupan wilayah kerja mahasiswa yang meliputi satu kampung ( RT 05, RT 06 dan
RT 07 ) dimana pusat dari kegiatan mahasiswa adalah di RT 06 dan RT 07 yang menjadi area
tengah dari wilayah kerja mahasiswa.

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Praktek keperawatan di RT. 05,06, dan 07 di lingkungan 2 kelurahan raja basa jaya sesuai
dengan tujuan praktek keperawatan komunitas yaitu melaksanakan asuhan keperawatan berupa
pengajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.  Praktek ini menitik beratkan pada peran serta
masyarakat yang aktif, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan upaya
kesehatan.
Pelaksanaan keperawatan komunitas dilaksanakan dengan mengacu kepada komunitas
sebagai klien dengan menggunakan peran serta masyarakat untuk semua kegiatan, seperti
pembentukan kader lansia, pembentukan perawat kecil dan melakukan penyuluhan sesuai
dengan masalah kesehatan yang terdapat dimasyarakat.
Pembinaan komunitas ini menggunakan prinsip kerja sama dengan masyarakat dalam hal
ini ditumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam bidang kessehatan, serta
adanya perubahan sikap masyarakat dalam menangani masalah kesehatan, agar diharapkan
masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Pada pelaksanaan keperawatan komunitas di RT 05, 06, dan 07 Lingkungan 2 Kampung
Bayur Kelurahan Rajabasa Jaya diharapkan masalah kesehatan, seperti Resiko terjadinya
penurunan derajat kesehatan masyarakat, Resiko meningkatnya penyakit degeneratif (hipertensi
dan rematik) pada lansia, dan Resiko terjadinya Penyakit Pharyngitis.  Masalah-masalah tersebut
telah berusaha dipecahkan secara bersama- sama dengan masyarakat melalui penyuluhan. 
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, kelompok pada kesempatan ini mengajukan saran- saran
sebagai berikut :
1.      Mengutamakan masyarakat dalam semua kegiatan untuk mengatasi   masalah kesehatan
sehingga tercipta kemandirian masyarakat yang diinginkan.
2.      Perlu adanya pembinaan yang berkesinambungan dari puskesmas terhadap kader- kader lansia
yang telah dibentuk.
3.      Adanya usaha- usaha untuk memotivasi kader, seperti pelatihan dan penyelenggaraan kader
yang diadakan oleh pihak puskesmas.
4.      Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dari segi dana, maupun partisipasi aktif masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
5.      Adanya tindak lanjut dari pihak kelurahan terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa guna menjaga kesinambungan pelaksanaan kegiatan kesehatan yang
dilakukan  di Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai