1 M Induksi 2019 Print 4
1 M Induksi 2019 Print 4
Umum
Jenis Mesin Listrik • Motor induksi adalah suatu peralatan listrik yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik dengan prinsip induksi
elektro magnetik
Trafo 1 Phasa
Transformator Trafo 3 Phasa • Motor induksi 3 fasa banyak digunakan dalam beberapa
𝒅𝝋 aplikasi industri dan mempunyai :
𝒆 = −𝑵 Trafo Instrumen
𝒅𝒕 3 Phasa • Keuntungan a.l :
Motor Asinkron • Self starting
( M Induksi ) 1 Phasa • Biaya konstruksinya murah
Motor AC
Motor Sinkron 3 Phasa • Handal ditinjau dr sisi mekanisnya
Mesin Listrik Motor • Kecepatannya cenderung konstan
Motor DC M DC Seri
M DC Shunt 1 Phasa • Tidak membutuhkan sumber khusus utk rotornya
𝑭 = 𝑩 𝑰 𝒍 𝐬𝐢𝐧 ∅
M DC Compound
M DC Terpisah
3 Phasa • Kelemahan a.l :
G. Sinkron • Pengaturan kecepatannya tidak mudah
Generator Generator AC
1 Phasa • Arus Startingnya bisa mencapai 5 - 8 dari full load current
𝒆 = 𝑩 𝒍 𝒗 𝐜𝐨𝐬 ∅ G. Asinkron
• Mempunyai power faktor yg rendah & lagging saat dibebani dng beban
Generator DC yg rendah.
10/20/2019
Iron Core
Supply 3 Phase
2 Kutub 4 Kutub
10/20/2019
F = B. I. L sin
• Gaya putar dr motor (F) dihasilkan dari hasil interaksi antara medan putar (B) yang
dihasilkan oleh stator dengan arus rotor (I) di penghantar rotor (L). Arus rotor
timbul dikarenakan adanya tegangan induksi di rotor yg dihasilkan dr hasil
perpotongan antara medan putar dengan penghantar di rotor. Jika penghantar rotor
dlm keadaan tertutup (short circuit) maka akan menghasilkan arus rotor.
• Medan putar pada stator yang terhubung ( star ) atau ( delta ) timbul bila 3
kumparan stator yg dipasang dengan jarak 1200 listrik dihubungkan dengan sumber
listrik AC 3 phasa.
t1 t2 t3 t4
R
120o
R1
S2 T2
T S
T1 S1
R2
10/20/2019
Nr
V1 I1 Medan Putar + Belitan GGL I2
Stator Stator (stator) Rotor Rotor Rotor
• Sesuai dengan prinsip kerja di atas jika kopel mula ( T start) dr motor mampu untuk
memutar poros rotor, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar.
• Besarnya Slip dpt dihitung dengan rumus :
• Putaran rotor (Nr) selalu lebih kecil dari medan putar (Ns), karena besarnya daya pada
rotor selalu lebih kecil dibandingkan daya di stator dikarenakan adanya rugi elektris
maupun mekanis pada motor induksi.
• Selain itu jika Ns = Nr maka tidak ada perbedaan relatif antara Nr dengan Ns maka
akan menyebab tidak timbulnya ggl induksi (e) pada rotor sehingga tidak akan timbul • Besarnya slip antara 0 < Slip <= 1 & bervariasi terhadap beban yg dipasang pd poros
arus pada rotor (I) yang berakibat tidak dihasilkan gaya putar (F) pd motor. motor. Saat beban nol maka besarnya slip akan mendekati 0 & semakin besar beban
dipasang pada motor maka kecepatan motor (Nr) akan semakin berkurang & semakin
• Perbedaan relatif antara ns dengan nr disebut slip pada motor induksi timbul adanya
besar slip dari motor. Jika beban motor sangat besar melebihi kemampuan daya
perbedaan kecepatan antara Ns dan Nr. Besarnya kecepatan stator Ns dpt dihitung
motor (overload) maka motor akan berhenti (Nr = 0) & slip akan mencapai 1.
dengan rumus sbb :
10/20/2019
U
1. Pengukuran Tahanan Stator (R1) & Rotor (R2). CT1 CT2
Pada pengukuran tahanan R1 & R2 (MSR) dapat
U U
I1 PR PT
dilakukan dengan pengukuran ohm meter atau dengan I I
Contoh : Contoh :
Pada pengujian tanpa beban, motor induksi diputar dengan menghubungkan motor Jika diasumsikan stator terhubung Bintang Jika diasumsikan stator terhubung Delta &
pada sumber tegangan 3 fasa dengan tegangan input nominal & frekuensi nominal dan
& arus yg terukur adalah arus line arus yg terukur adalah arus line
Pada pengukuran tanpa beban nr ≈ ns, sehingga S ≈ 0 & menyebabkan nilai resistansi
ITB ITB
R 2'
1 s
pada menjadi sangat besar sehingga arus I’2 menjadi kecil dan rangkaian
s
ekuivalen motor induksi saat tanpa beban ini spt ditunjukkan pada gambar 1. ZTB
ZTB
Pada keadaan motor induksi tanpa beban, Rc<Xm, maka Rc dapat diabaikan VTB
sedangkan Xm tdk diabaikan krn arus Im cukup besar (30 – 50)% dr I nominal (sesuai
standar IEEE) maka gbr rangkaian ekuivalen akan spt gambar 2.
Im
Vfasa VTB
Z TB / fasa
I fasa 3 I TB
Gbr 1
ITB P fasa PTB / 3
X1 RTB /fasa 2
2
RTB I fasa I TB
XTB Xm ZTB = RTB + j XTB ;
VTB
VBR 3.I 2 nom C High starting torque, low starting current 0,3 0,7
Z BR
3.I nom D High starting torque, high slip 0,5 0,5
X BR Z BR
2
RBR
2 Wound rotor Performance varies with rotor resistance 0,5 0,5
10/20/2019
1
2
3 4
1 2 3 4
Daya Input Daya Input Daya Mekanik Daya Poros
ke Stator ke Rotor
P out
P in
P out P out
P out P in P out Total Losses
x 100 %
P in
10/20/2019
TUJUAN 3
• Starting motor pd tegangan input nominal menimbulkan I start yg sangat besar
1. Mengetahui cara & jenis starting motor induksi 3 (5-8 x I nominal) sehingga dapat menyebabkan beberapa efek a.l drop
tegangan sekejap ( flicker/tegangan SAG) pada saluran. Flicker dapat
fasa mengakibatkan peredupan pada lampu penerangan saat terjadi starting dan
juga dapat berpengaruh pada motor-motor dan beban lainnya jika besar &
2. Mengetahui karakterisik umum dari motor induksi 3 durasi tegangan SAG melampaui standar yang ada.
fasa • Untuk mengatasi kondisi tersebut di atas, maka terdapat beberapa macam cara
starting a.l:
a. D O L (Direct On Line )
3. Mengetahui cara & jenis pengaturan kecepatan b. Starting Y-D
c. Primary Resistor Starting
motor induksi 3 fasa d. Secondary Resistor Starting
e. Reactor Starting
f. Auto Transformer Starting
g. Starting Part-Winding
TUJUAN 4
1. Mengetahui jenis & cara pengereman motor induksi 3 fasa Terdapat empat macam metoda pengereman motor induksi sebagai
2. Mengetahui pengaruh tegangan tidak seimbang pada motor induksi berikut:
3 fasa 1. Mekanik
2. Dinamik
3. Regeneratif
4. Plugging
R2
rpm
I2
U2 V2 W2
A A
F2 A2
K
L
G TG M
M
F1 A1
U1 V1 W1
U
T1 T2
S
U U
I1 PR PT
I I
- +
220 V
F
K
R S T
3 x 0-220 V ~
RB
F