Laporan PKL Farklin Periode II (11-16 Jan 2021) ACC
Laporan PKL Farklin Periode II (11-16 Jan 2021) ACC
FARMASI KLINIS
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
HALAMAN JUDUL
Disusun oleh :
1. Sukma Elenia (170500100)
2. Titan Rama Praditya (170500101)
3. Revalina Riswan (170500091)
4. Vibriani Amrin (170500104)
5. Ranti Pebri Anggraini (170500109)
6. Maria Yuni Kartika Wati (170500075)
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
1. Sukma Elenia (170500100)
2. Titan Rama Praditya (170500101)
3. Revalina Riswan (170500091)
4. Vibriani Amrin (170500104)
5. Ranti Pebri Anggraini (170500109)
6. Maria Yuni Kartika Wati (170500075)
Menyetujui,
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh:
1. Sukma Elenia (170500100)
2. Titan Rama Praditya (170500101)
3. Revalina Riswan (170500091)
4. Vibriani Amrin (170500104)
5. Ranti Pebri Anggraini (170500109)
6. Maria Yuni Kartika Wati (170500075)
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Praktik Lapangan (PL) di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Praktek Lapangan (PL) ini merupakan salah satu syarat
pada program pendidikan mahasiswa Farmasi Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Kegiatan Praktik Lapangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai
kegiatan Farmasi Klinis di Rumah Sakit yang berlangsung di RSUD Panembahan
Senopati Bantul sehingga dapat memberikan wawasan bagi penulis dalam memahami
tugas system serta kegiatan dan tanggungjawab seorang Farmasi Klinis di Rumah
Sakit. Sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis, maka disusunlah suatu laporan
kegiatan Praktek Lapangan di RSUD Panembahan Senopati Bantul ini tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik berupa dukungan moral, material
maupun spiritual. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih dan mendalam kepada:
1. Dr. Hamam Hadi,MS, Sc.D, Sp.GK selaku rektor Universitas Alma Ata
Yogyakarta
2. Esti Nurwanti, S.Gz., Diestisien., M.P.H., Ph.D selaku dekan fakultas ilmu-
ilmu kesehatan Universitas Alma Ata Yogyakarta
3. Apt., Eva Nurinda.M,Sc selaku ketua program studi sarjana Farmasi sekaligus
dosen pembimbing praktek lapangan di Universitas Alma Ata Yogyakarta.
4. apt. Farida Munawaroh M.Sc selaku pembimbing lahan praktek RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kegiatan Praktik Lapangan
di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini masih banyak
kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat
iv
kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Semoga laporan ini dapat
digunakan dan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dan bagi yang membacanya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
C. Data Riwayat Penyakit Pasien III : -.......................................................... 35
D. Data Pengobatan Pasien III ....................................................................... 35
E. Asuhan Kefarmasian Kasus III .................................................................. 39
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 43
A. Kesimpulan .................................................................................................. 43
B. Saran ............................................................................................................ 43
C. Daftar Pustaka .............................................................................................. 43
D. Lampiran Evidence Based Medicine (EBM) yang digunakan atau artikel
pendukung lainnya. ............................................................................................. 45
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Permenkes RI No. 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di rumah sakit, Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasri untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Menurut PP No. 51 tahun 2009, pekerjaan kefarmasian
dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan, dan perlindunganserta keselamatan pasien atau masyarakat
yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang memenuhi standard an persyaratan
kemanan, mutum dam kemanfaatan.
Pekerjaan kefarmasian dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan. Menurut Permenkes RI no 9 tahun 2017
fasilitas kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga
teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasia, yang tediri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi
dan Analisis Farrmasi.
Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah suatu tanggung
jawab profesi dari apoteker dalam mengoptimakan terapi dengan cara
mencegah dan memecahkan masalah terkait obat (Drug Related problem).
Ketidakpatuhan (non compliance) dan ketidaksepahaman (non corcondance)
pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan
terapi. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya. Untuk
mencegah penggunaan obat yang salah (drug misuse). untuk menciptakan
1
2
6
7
Didalam BSC udara bergerak vertikal membentuk barier sehingga jika ada
peracikan obat sitostatika tidak terkena petugas. Untuk validasi alat ini
harus di kalibrasi setiap 6 bulan.
Kelengkapan APD terdiri dari :
a) Baju : Terbuat dari bahan yang tidak mengandung serat harus
menutupi seluruh anggota badan kecuali muka
b) Topi : Harus menutupi kepala sampai leher
c) Masker: Harus mempunyai kaca plastik
d) Sarung Tangan : digunakan rangkap dua dan terbuat dari bahan latex
e) Sepatu : terbuat dari bahan yang tidak tembus benda tajam
6) Jika telah selesai,obat tersebut diberikan perawat atau dokter yang akan
melakukan kemoterapi pada pasien.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
KASUS I
A. Deskripsi Kasus I
Pasien mengeluhkan tidak bisa berjalan, kaki kanan terlihat kehitaman
dari jempol kaki hingga dibawah lutut.
REKONSILIASI OBAT
14
15
2 Novorapid 3 3 x 10 IU atau √ Ya
3 x 14 IU
5 Inj. Keto IA √ Ya
6 Inj. Ranitidn IA √ Ya
Petugas Rekonsiliasi
(.....................................................)
16
Penyakit /
Tanggal
Tekanan 90/60 mmHg 90/60 mmHg 137/69 139/63 160/60
Darah (mm – 120/80 mmHg mmHg mmHg
Hg) mmHg 110/90 mmHg
Nadi (kali per 60- 90x/menit
menit) 100x/menit
Suhu Badan 36,5-37,2 ̊C 36,2 ̊C 37,7 ̊C
(oC)
Respirasi (kali 14-20x/menit 20x/menit
per menit)
KELUHAN
CREATININ 2.94
PROTEIN 5.68
TOTAL
ALBUMIN 2,27
GLOBULIN 3.41
LEUKOSIT 4.00-11.00 26.20
ERITROSIT 4.00-5.00 2.94
KALIUM 3.50-5.10 2.99
GDS 438 10.00 : 18
318 8
21.00 :
141
00.45 :
204
09.30 :
230.
Terapi (Nama Aturan Pakai 31/12/20 1/1/21 2/1/21 4/1/21 5/1/21
Obat,
Kekuataan)
Inj. Ceftazidin 1g/8 jam √ √ Stop
1g
RUTE PARENTERAL
Inj. Ketorolac √
Inj. Ranitidin √
Inj. 1 x 400 √ √
Moxifloxacin mg
Novorapid 3 x 10 √ √ 18-18-
IU 18
Lantus 0-0-10 √ 0-0-15 0-0-15 0-0-18
Pletaal XR
-Sepsis -Pemberian
-PAD albumin 25%
ekstrimitas 1 fals
inferior dextra. -Diet ekstra
putih telur 5
butir/hari.
-Transfusi
PRC 1 kolf
-Meropenem
3x1 g
-Ceftazidime
stop
6/1/21 -TD : 132/10 -Sepsis : DM 2 -Fluconazole
mmHg dan gangren. tab 2 x 1
-Hb : 8,5 -Hipoalbumin
-Leukosit : -Hipokalemia.
26,20 Ada obat tidak
-Eritrosit : ada indikasi.
2,94
-Eusinofil: 0
-Protein total :
5,68
-Albumin :
2,27
-Globulin :
3,41
- Kalium : 2,99
20
Alergi : .................................................................................................
Problem
Tgl/Jam Nama Obt Materi Edukasi dan Konseling
Medis
31/12/20 1. Novorapid Penjelasan Indikasi Obat :
– 6/1/21 2. Inf. NaCl 1. Untuk diabetes mellitus
3. Lantus 2. Sebagai larutan elektrolit tubuh
4. Inj. Ceftazidime
3. Untuk diabetes mellitus
5. Inj. Ranitidin
6. Inj. ketorolac 4. Infeksi bakteri gram positif dan
7. Inj. Moxifloxacin negatif
8. Albumin 25% 5. tukak lambung dan tukak
9. Meropenem duodenum, refluks esofagitis.
10. Fluconazol 6. Penanganan jangka pendek nyeri
11. Pletaal XR pasca bedah
7. Untuk infeksi bakteri
8. digunakan untuk mengatasi volume
darah yang menurun (hipovolemia)
9. infeksi gram positif dan Gram
negatif, aerobik dan anaerobik.
10. Infeksi jamur
1. Monitoring :
a. Monitoring interaksi dan efek samping obat yang tidak diinginkan.
b. Monitoring kerusakan target organ seperti jantung, ginjal, hati, mata, otak
dengan selalu rutin melakukan pemeriksaan darah lengkap.
c. Pasien dimonitoring kepatuhan penggunaan obat.
KASUS II
A. Deskripsi Kasus II
Ny. DS datang ke RS pad 06 januari 2021 dengan kelughan nyeri perut
kanan bawah sejak 3 HJMNS. BAK nyeri (+) Batuk (-), Pilek (-), Sesak (-),
ma/ml. Pasien diketahui adalah seorang Ibu rumah tangga, dan suaminya
bekerja di rumah makan bebek. Kemudian pasien diketahui bertempat tinggal
dekat dengan area persawahan. Dokter memberikan diagnosis ISK yang dilihat
dari data laboratotium dan USG pasien.
Tanggal lahir / Umur : ........................... Berat Badan : .kg Tinggi Badan : .... cm
Tanggal Masuk RS : 06/01/2021 Tanggal Keluar RS :
Alergi :
REKONSILIASI OBAT
herbal, rawat
Supplemen, inap ?
OTC, dll)
Inf. Nacl Mengandung nacl & clorid
1. Ya
untuk mengganti cairan tubuh
yg hilang .mengoreksi ketidak
seimbangan
elektrolit.(PIONAS)
Inj. Ketorolac Ketoeolac parenteral
2. /12jam Ya
diindikasikan untuk
IA
pentalaksanaan jangka
pendek (maksimal 2 hari)
terhadap nyeri atau akut
derajat sedang-berat segera
setelah op (ISO Vol.51 hal
25)
3. Inj. Ranitidin IA Indikasi : Tukak lambung dan Ya
tukak duodenum, refluks,
esofagitis, dispepsia episodik
kronis, tukak akibat AINS,
tukak duodenum karena
H.Pylori, sindrom zollinger-
Ellison, kondisi lain dimana
pengurangan asam lambung
akan bermanfaat.
4. Inj. Paracetamol Indikasi : Nyeri ringan sampai /8jam Ya
sedang, nyeri sesudah operasi
500mg
cabut gigi, pireksia(IONI
2017).
Inj. Ceftriaxon Indikasi : pengobatan infeksi
5. /12 jam Ya
20 R saluran napas bawah, saluran drip
kemih sepsis, infeksi tulang,
sendi infeksi pada pasien
gangguan pertahanan tubuh
ESO: Reakshipersensitivitas
(ISO Vol.51 hal 140)
Inj. Esomeprasol Indikasi : Refluks
6. / 8 jam Ya
gastroesfagal
IA
(Gastroesophageal eflux
Disease/Gerd): terapi refluks
esoagal ersif, pengobatan
jangka panjang pada pasien
yang telah sembuh dari
esofagitis untuk mencegah
kekambuhan, terapi
simtomatis GERD; Regimen
terapi kombinasi dengan
antibakteri yang sesuai untuk
eradikasi Helicobacter pylori
dan mengobati H.Pylori.
25
Petugas Rekonsiliasi
(.....................................................)
26
Penyakit / Normal 1
Tanggal
Tekanan Darah (mm 120- 149/92 mmHg 182/102 mmHg
Hg) 139/80mmHg
GDS P < 200 mg/dL 203 mg/dL 230 mg/dL
Nadi (kali per menit) 60-100 x/menit 28 x/menit -
Suhu Badan (oC) 37,5 C
̊ 39 C̊ 37.8 ̊C
Respirasi (kali per 12-20 x/menit 137 x/menit -
menit)
Nyeri perut +
BAK Nyeri +
KELUHAN
Mual +
Ma/Mi berkurang +
1. Monitoring
1. Memonitoring -
kemungkinan efek
samping obat
2. Memonitoring leukosit dan ISK
eritrosit dalam darah dan
urin.
3. Memonitoring fungsi hati => Metronidazole+paracetamol, metronidazol
(SGPT & SGOT) meningkatkan efek paracetamol dengan mempengaruhi
metabolisme hepatic enzim CYP2E1.
penggunaan celana dalam yang terlalu ketat, memilih bahan celana dalam
yang menggunakan katun sehingga nyaman untuk digunakan.
d) Mengedukasi keluarga pasien mengenai pentingnya dukungan keluarga dan
berusaha menghindrkan hal yang dapat memicu stress.
KIE Diabetes Millitus
a) Memberikan edukasi kepada pasien atau keluarga pasien tentang cara
penggunaan insulin yang benar.
KASUS III
A. Deskripsi Kasus III
Ny. M Usia 52 TahunTahun Ny M datang dengan kelurga kerumah sakit
pada tanggal 5/01/2021, dengan keluhan sesek nafas menurun, lemas menurun
, dengan tekanan darah 100/70 Mmhg.
REKONSILIASI OBAT
36
Petugas Rekonsiliasi
(.................................)
37
Limfosit:7 Limfosit: 11
Albumin:2.06 SGOT:20
SGPT: 14
Creatinin: 0,37
Terapi (Nama Obat, Aturan Pakai Tgl 06/01/2021 Tgl 07/01/2021
Kekuataan)
Tgl 05/01/2021
Vaskon ( stop)
Nama &
Asuhan Kefarmasian Paraf
Tanggal Apoteker
& Jam
Assesment
Subyektif Obyektif Planning
(DRP)
05-01-21 Pasien Td: 100/70 mmhg Tidak adanya drp Masih
Ny. M yang didapat menggunakan
tanggal terapi lanjutan
5/01/2021 Infus Nacl 0,9
Dengan %
keluhanan Inj omeprazole
;sesak 1 ampul/ 12 jam
napas Inj ondaseton 1
menurun,l ampul/8 jam
emas Inj cefriaxon 1
menurun. ampul/ 8 jam
Tratecetad 2x1
sehari Vascon.
06/01/20 Keluhan Td: 120/70 mmhg Infus Nacl 0,9
21 sesak, %
diagnosis Inj omeprazole
dokter 1 ampul/ 12 jam
:kanker Inj ondaseton 1
payudara. ampul/8 jam
Tekanan Inj cefriaxon 1
darah ampul/ 8 jam
100/70 Tratecetad 2x1
mmhg sehari
Vascon (stop).
40
A. Kesimpulan
1. Farmasi klinis memiliki tujuan memaksimalkan efek terapi pengobatan,
meminimalkan resiko efek samping dan meminimalkan biaya pengobatan.
2. Tenaga farmasi di rumah sakit diupayakan untuk selalu melakukan
komunikasi yang baik antar tenaga kesehatan contohnya melalui
rekonsiliasi pengobatan yang ada di rumah sakit sehingga terciptanya
pasien safety.
3. Setiap kasus yang diberikan memiliki permasalahanya sendiri, pengobatan
yang diberikan harus sesuai dan berupaya memaksimalkan efek terapi obat
dan menghindari adanya drug related problems.
B. Saran
Waktu yang dilaksanakan cukup singkat dan dengan sistem online
membuat kami kurang optimal mempelajari penggambaran farmasi klinis
secara langsung, kedepanya semoga kegiatan pembelajaran praktek kerja
lapangan ini dapat dilaksanakan secara offline dan dengan waktu yang cukup
agar wawasan mahasiswa lebih luas tentang penggambaran farmasi klinis
khususnya di Rumah Sakit.
C. Daftar Pustaka
Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
Coyle, E. A. & Prince, R. A., 2005, Urinary Tract Infection and Prostatitis, in
7th Edition, The McGraw Hill Comparies, Inc., USA
Madscape.com, 2018, Drug Interaction Checker, Terdapat di:
https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker [Diakses pada
January 2021]
Permenkes RI. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43
44
L
46
Lampiran 2.2. Diagram Pengecekan obat-obat yang potensial pada pasien ISK
L
49
KET:
1. Non spes = Non spesifik
2. M & M = Mual dan muntah
3. N = Nyeri
4. Dst = Depresi sumsum tulang
Regimen kemoterapi untuk pasien kanker payudara dapat digolongkan dalam 3
regimen kemoterapi sebagai berikut (tabel 2-4) :
1. Regimen kemoterapi adjuvan.
2. Agen kemoterapi tunggal untuk kanker payudara metastasis.
3. Regimen kombinasi untuk kanker payudara metastasis.
54
JAWABAN PERTANYAAN
kepada dokter atau dokter gigi anda bahwa anda sedang menggunakan pletaal
atau jika memiliki pengalaman mudah memar atau mudah terjadi pendarahan.