HYPEREMESIS GRAVIDARUM
Nim : 1030191065
1. Pengertian Persalinan
2. Tanda-Tanda Persalinan
Waktu : 1 x 60 menit
I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses belajar mengajar Asuhan Kebidanan Persalinan, masyarakat diharapkan
mampu memahami Hyperemesis Gravidarum.
Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pengajaran
Pembukaan
(5 Menit)
- Memberi salam
- Memberikan apresiasi
- Menjawab salam
- Mendengarkan
Penyampaian Materi
(40 Menit)
- Masyarakat menanyakan hal-hal yang belum jelas di sela-sela penyajian materi dan kemudian
memperhatikan jawaban pembicara
(10 Menit)
- Memberikan pertanyaan
Penutup
(5 Menit)
- Mengucapkan salam
- Mendengarkan
- Menjawab salam
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
1. Hand out
2. Papan tulis
3. Spidol
VII. Referensi
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. 1993. Ginekologi. Bandung : Elstar
5. Sarwono. Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kandungan edisi 7. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Prawirohardjo
VIII. Evaluasi
Evaluasi diberikan pada akhir perkuliahan secara lisan berbentuk pertanyaan essay/terbuka
sebanyak 5 pertanyaan
LAMPIRAN SOAL
PERTANYAAN
JAWABAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Mochtar, 1998).
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola hidatidosa dan kehamilan
ganda, kelainan faktor endokrin juga memberikan pengaruh seperti diabetes melitus dan hipertiroid.
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah henti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal
terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus,
dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah : Roti panggang, biskuit,
crackers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi
encer.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya
merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol,
kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak
dianjurkan.
MATERI PEMBELAJARAN
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
A. PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan
pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
B. PENYEBAB
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah
ditemukan yaitu :
1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda, kelainan faktor endokrin juga memberikan pengaruh seperti diabetes melitus dan
hipertiroid.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan I
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan
tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pda epigastrium, nadi meningkat sekitar
100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidang mengering dan mata
cekung.
2. Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan
turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton
tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam kencing.
3. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah henti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal
terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus,
dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
D. KOMPLIKASI
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang
berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi.
E. PENATALAKSANAAN
1. Obat-obatan
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan
B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan
antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Cacat
cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum
selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
3. Terapin Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh
karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan Parenteral
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam
cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin,
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula
asam amino secara intravena.
5. Penghentian kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis
adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur
kandung diantaranya
a. Gangguan kejiwaan : Delirium, apatis, nsomnolenn sampai koma, terjadi gangguan jiwa
ensepalopati wernicle
c. Gangguan faal : Hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh
darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan
mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
c. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam
porsi kecil
d. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan
selingan malam
e. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan gizi pasien
Macam-macam Diet
a. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya
terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan
tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang
terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
b. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan
dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi
kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini
mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah : Roti panggang, biskuit,
crackers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi
encer. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang
umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang
mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan
penyedap) juga tidakbdianjurkan.