Dosen Pengampu
Drs, Toto Suryana Afriatien, M.Pd.
Saepul Anwar, S.Pd.I, M.Ag.
Disusun Oleh:
Shifwah Khoirunnisa Aminah
1908864
IPAI B 2019
B. IDENTITAS BUKU........................................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................................... 4
A. PENJELASAN FOKUS BUKU ......................................................................................................... 4
BAB III………………………………………………………………………………………………………………………………………………12
ANALISIS BUKU……………………………………………………………………………………………………………………………..…12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………….13
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 14
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Buku yang saya baca berjudul Tak Masalah Jadi Orang Introver. Ketika saya melihat
dan membaca judul buku tersebut saya langsung tertarik untuk membacanya, karena
menurut saya dari judulnya saja buku ini memiliki pembahasan yang menarik mengenai
sudut pandang seorang introver. Saya juga menyukai desain cover serta isi daripada buku
tersebut, karna terkesan simple namun enak untuk dipandang.
Ketika saya membaca bagian sinopsis dari buku ini, saya merasa sangat penasaran ingin
membacanya secara keseluruhan. Karena di awal penulis menceritakan mengenai dirinya
yang seorang introver, apa saja suka dukanya, dan beberapa contoh cara berpikir, sikap,
serta sikap orang-orang kepada kaum introver berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan.
Selain itu di buku ini juga terdapat beberapa pertanyaan serta tes seputar introver dan
ekstrover sehingga terdapat selingan saat kita membaca buku ini.
B. IDENTITAS BUKU
Buku yang saya baca berjudul Tak Masalah Jadi Orang Introver ditulis oleh Sylvia
Loehken. Buku ini diterbitkan untuk pertama kali pada bulan November tahun 2016 oleh
penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Buku ini tergolong dalam kategori buku motivasi
dan pemikiran dari seseorang yang memiliki kepribadian introver yang dominan dengan
jumlah halaman sebanyak 307 halaman. Sylvia Loehken selaku penulis dari buku ini
merupakan seorang wanita akademisi sekaligus manajer di sebuah organisasi internasional
besar, sehingga dirinya berpengalaman dalam melihat lingkungan pekerjaan para kliennya.
C. FOKUS BUKU
1. Setiap orang memiliki kualitas introver sekaligus ekstrover dalam dirinya
2. Kekuatan-kekuatan apa saja yang dapat digunakan seorang introver
3. Sisi lain mata uang: Titik rentan pada introver
4. Milikilah kehidupan pribadi yang bahagia
Kepribadian orang dapat dibedakan menjadi introver dan ekstrover. Jika diperhatikan,
perbatasan antara introversi dan ekstroversi menjadi agak kabur. Nyatanya manifestasi
serta definisi dari introversi sebenarnya sangat fleksibel. Setiap orang dilahirkan dengan
kecenderungan introver atau ekstrover dan bahkan hal ini sudah bisa terlihat sejak
seseorang masih anak-anak. Hal ini lebh mudah dipahami apabila kita memandang hal ini
sebagai hal yang tidak bertolak belakang, melainkan sebagai titik-titik ekstrem pada suatu
kontinum. Pada hakikatnya, semua orang memiliki kualitas introver sekaligus ekstrover
pada dirinya.
Introversi dan ekstroversi bergantung pada situasi kondisi yang sedang dihadapi. Hal
ini merupakan bagian dari kemampuan kita beradaptasi dengan menyesuaikan pikiran
dengan tindakan pada situasi tertentu. Pada suatu titik saat menjalani hidup ini, kita dapat
bertindak dengan satu atau lain cara. Ini tidak ada hubungannya dengan introversi dan
ekstroversi, tetapi dengan kecerdasan dan pertimbangan. Seringkali orang-orang mendapati
dirinya berada di tengah-tengah titik kontinum introversi dan ekstroversi ini. Berada di titik
manapun sebenarnya adalah hal yang wajar (hanya saja pada posisi-posisi ekstrem yang
dapat menimbulkan masalah).
1) Kewaspadaan
Ada dua hal yang sangat penting bagi orang yang waspada Ketika berurusan
dengan orang lain: pertama, mereka memastikan adanya jarak. Mereka tidak
mengungkap terlalu banyak tentang diri mereka dan hanya menceritakan hal-hal
apa saja yang membuat mereka tergugah, apa yang penting bagi mereka, dan apa
2) Substansi
3) Konsentrasi
4) Mendengarkan
6) Berpikir analitis
Aliran proses yang konstan pada kaum introver menempatkan diri mereka
pada jarak yang lebih besar dari dunia luar daripada para ekstrover, karena mereka
memiliki kekuatan dalam hal konsentrasi dan presistensi.
Pada sosok introver maupun ekstrover ada bagian otak yang lebih menonjol.
Itu sebabnya ada istilah “otak kiri” dan “otak kanan”. Korteks sebelah kanan
mengurus intuisi dan berpikir secara pirokrial atau lewat gambar, sedangkan
korteks kiri berurusan dengan keterampilan mengolah kata, angka, dan hubungan-
hubungan logika.
7) Kemandirian
Kaum introver tidak begitu bergantung pada tanggapan dari orang lainyang
membuat mereka secara umum lebih mandiri atau independen. Kemandirian
berarti kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri, kebebasan batin,kemampuan
memikul tanggung jawabatas diri sendiri, membuat keputusan tanpa perlu terus-
menerus mencari dukungan, dan tidak mementingkan diri sendiri.
8) Kegigihan
Ketekunan atau kegighan adalah kemamouan “bertahan” dalam suatu situasi atau
gagasan. Kekuatan yang dimaksud di sini adalah mempertahankan kesabaran.
Orang pendian juga tekun dalam bekerja, pantang menyerah sangat berhati-hati,
dan tidak mudah kehilangan konsentrasi.
9) Keterampilan menulis
Banyak orang pendian lebih suka berkomunikasi melalui tulisan, entah untuk
diri sendiri (misalnya menulis buku harian, buku rencana mingguan, dan lain
sebagainya) atau dengan orang lain (misalnya sms, email,surat, dan lain
sebagainya). Banyak orang pendiam menghargai kontak macam ini karena
komunikasi yang terjadi hadir dalam bentuk tulisandan memungkinkan mereka
menjaga jarak.
Ada banyak manfaat bagi orang-orang yang lebih suka menulis daripada
berbicara dalam pekerjaan. Kata-kata dapat dirumuskan dan ditimbang lebih
cermat dalam sebuah email daripada telepon. Dengan car aitu orang-orang
pendiam lebih menyukai bahasa tertulis dapat memasuki sebuah kelompok dengan
lebih percaya diri. Hanya ada satu syarat yang harus dipenuhi: penggunaan
komunikasi tertulis harus disesuaikan dengan situasi yang bersangkutan.
Setiap kekuatan mempunyai sebuah sisi “lemah” di baliknya, ibarat sebuah mata uang
yang memiliki dua sisi yang berbeda. Namun perlu diingat bahwa tidak ada orang yang
sempurna! Semua orang harus mengenal “titik-titik rentan” mereka sendiriagar dapat
mengenali kebutuhan khusus yang mereka miliki. Hambatan-hambatan itu antara lain:
1) Rasa takut
Rasa takut yang wajar bersifat melindungi, namun rasa takut yang tidak wajar
bersifat menghalangi. Bukankah rasa takut bisa dirasakan oleh sosok introver dan
ekstrover? Jawabannya: ya dan tidak. Di satu pihak, ya: takut adalah emosi yang
merupakan perlengkapan dasar kita sebagai manusia. Di lain pihak, tidak: rasa takut
berpengaruh lebih kepada orang yang berorientasi ke dalam daripada orang yang
berorientasi ke luar. Adapun strategi umum menghadapi rasa takut ialah dengan
menghadapi rasa takut dengan sadar dan memikirkan alasan apa yang membuat
Anda ingin mengerjakan itusehingga Anda bersedia mengambil risiko meskipun
takut
4) Sikap pasif
Tenang merupakan sesuatu yang baik, sedangkan pasif tidak begitu baik. Tenag
merupakan sikap batin yang memungkinkan orng berkonsentrasi dan melakukan
sesuatudengan sengaja. Sedangkan sikap pasif menunjukkan penyangkalan, tidak
bersedia mengambil inisiatif dan memanfaatkan rangsangan. Anda dapat mengatasi
sikap pasif pada kekuatan di bab 6.
5) Melarikan diri
Melarikan diri adalah sebuah aksi yang aktif namun mengantarkan pada arah
yang keliru.dengan lari, orang yang bersangkutan mencari pengalihan perhatian
atau menghindar ke tempat lain atau melakukan aktivitas yang kurang
mencemaskan.
Dalam kasus ini, sosok pendiam cenderung menekan kebutuhan khusus dan
bakat-bakat mereka, atau setidaknya memandang semua itu secara negatif. Ketika
mereka yang pendiam merupakan minoritas, mereka beresiko mengalami dua hal:
1. Mengasingkan diri secara sosial, 2. Menjadi terasing dari diri sendiri.
8) Fiksasi
Fiksasi adalah bentuk baku dari kegigihan dan hal itu dapat menghambat
komunikasi. Seperti hambatan-hambatan lain, fiksasi adalah strategi menghemat
energi. Orang yang selalu bereaksi dengan cara yang sama ketika menanggapi
respon negatif tertentu menghalangi komunikasi yang sukses.
9) Menghindari kontak
Orang pendiam biasanya lebih suka mempunyai sedikit teman akrab ketimbang
banyak teman yang sekadar kenalan. Hal ini bukan masalah, tapi semakin introver
mereka dalam skala introver-ekstrover, semakin besar pula kecenderungan sosok
introver untuk menghindari orang banyak. Orang yang menghindar kontak sama
saja dengan menyegel diri sendiridari dunia luar dan menghindari orang lain
Introver lebih cepat berpendapat bahwa konflik itu terlalu merepotkan. Mereka
juga khawatir komunikasi di sekitar topik rawan konflik akan dengan mudah lepas
kendali.
Terkadang ada beberapa orang yang “membohongi dirinya sendiri” yang seorang
introver, tetapi memandang bahwa kebutuhan dari sosok introver itu sendiri merupakan hal
yang negatif dan lebih memilih untuk bersikap seperti para ekstrover. Padahal, baik introver
maupun ekstrover memiliki kekuatan, hambatan, serta kebutuhannya masing-masing yang
tak bisa disamaratakan. Kekuatan-kekuatan kaum introver antara lain: kewaspadaan,
substansi, konsentrasi, mendengarkan, sikap tenang, berpikir analitis, kemandirian,
kegigihan, keterampilan menulis (daripada membaca), dan yang terakhir adalah empati.
Selain itu, hambatan-hambatan para introver ada: rasa takut, perhatian berlebihan terhadap
detail, rangsangan berlebihan, sikap pasif, melarikan diri, terlalu mengandalkan otak,
membohongi diri sendiri, fiksasi, menghindari kontak, dan menghindari konflik.
ANALISIS BUKU
Buku karya Sylvia Loehken menurut saya merupakan buku yang sangat menarik dan
harus dibaca oleh semua orang, terkhusus bagi para introver. Biasanya ketika mendengar
kata “introver” mereka membayangkan sosok yang mempunyai kepribadian seperti
penyesuaiannya dengan dunia luar kurang baik, biasanya tertutup, sukar bergaul, sukar
berhubungan dengan individu lain, kutu buku, dan hal-hal yang terkesan negatif lainnya.
Opini-opini ini kadangkala membuat orang-orang mengikuti kepribadian ekstrover
sebagai panutan, meskipun mereka adalah seorang introver. Padahal, cara introver dan
ekstrover untuk memaksimalkan energinya berbeda bahkan bertolak belakang.
Buku ini tidak hanya memaparkan teori-teori saja. Terdapat sejarah tentang peneliti
introver dan ekstrover, contoh tokoh introver beserta kesehariannya, membahas apa saja
kekuatan tokoh introver yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan, membahas
kelemahan dengan solusi apa yang harus dilakukan, penelitian mengenai introver dari
sudut pandang biologisnya, dan lain sebagainya.
Loehken, Sylvia. 2020. Tak Masalah Jadi Orang Introver. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Pratama, Bayu Y. 2020. Introvert dan Ekstrovert. Diakses 11, April 2020.
https://www.academia.edu/13149609/Introvert_and_Ekstrovert