Disiapkan Hj. Miftachul Izah, SE, M. Kes Manajer SDI 6 Januari 2014
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Am. Parikesit dengan senantiasa memohon
bimbingan, lindungan dan ridlho Allah SWT
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Evaluasi Kinerja Staf Medis di Rumah Sakit Umum daerah
AM. Parikesit sebagaimana terlampir dalam keputusan ini
Ditetapkan di : Tenggarong
Tanggal : 13 Rabiul Awwal 1435.H
15 Januari 2014.M
RSUD AM.PARIKESIT
TENGGARONG
TEMBUSAN Yth :
1. Direktur Pelayanan
2. Ketua Komite Medik
3. Seluruh Ka. SMF
4. Manajer Pelayanan Medis
5. Manajer SDI
6. Arsip
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit harus menjaga kualitas pelayanan terhadap pasien.Salah satu faktor
krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan staf medis (dokter) untuk
melakukan tindakan medis.Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis
yang dilakukan oleh dokter, rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah untuk
mempertahankan kinerja dokter melalui sebuah penilaian kinerja terhadap dokter.
Seluruh dokter yang praktik di Rumah Sakit Umum Daerah AM. Parikesit akan dilakukan
evaluasi. Penilaian kinerja terhadap dokter selain sebagai cara untuk menentukan
kelayakan terhadap dokter yang melakukan tindakan medis, juga merupakan hal
yang dapat mempengaruhi profesionalitas dan akuntabilitas dokter di rumah sakit. Selain
itu, hasil penilaian terhadap dokter juga dapat menjadi bahan pertimbangan berkaitan
dengan pemberian kewenangan klinisnya.
A. KETENTUAN EVALUASI
1. Seluruh dokter akan dilakukan evaluasi 1 (satu) kali dalam setahun.
2. Manajer Pelayanan Medis bertanggung jawab terhadap pelaksanaan evaluasi
staf medis di setiap SMF. Evaluasi staf medis akan dilakukan oleh masing-masing
ketua SMF untuk mendapatkan dokter yang memiliki kompetensi sesuai
kualifikasi, baik di sisi hard-skill maupun soft-skill.
3. Evaluasi kinerja terhadap staf medis harus berpedoman pada Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran di Indonesia, meliputi kedisiplinan, pelayanan terhadap pasien,
pengetahuan medis/klinis, pengembangan diri dan practice-based learning,
ketrampilan komunikasi, profesionalisme, serta system-based practice.
1. Kedisiplinan.
Kedisiplinan diukur berdasarkan ketepatan waktu dokter dalam melayani pasien
sesuai jam praktik dokter di Rumah Sakit Umum daerah Am. Parikesit.
Selain itu, kedisiplinan juga diukur berdasarkan kontinuitas dan rutinitas
dokter dalam melakukan visite kepada pasien.
5. Ketrampilan komunikasi.
Seorang dokter harus memiliki ketrampilan komunikasi yang baik dalam
melakukan pelayanan kepada pasien. Kemampuan komunikasi tersebut akan
dapat diketahui berdasarkan penilaian orang-orang yang terdapat hubungan
komunikasi dengannya. Oleh sebab itu, penilaian ketrampilan komunikasi
dokter diperoleh dari kuisioner rawat jalan yang dilaksanakan oleh bagian
Pemasaran.
6. Profesionalisme
Profesionalisme berkaitan dengan kepandaian atau keahlian dokter dalam
menekuni bidang keahliannya, kemudian diterapkan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Sumber penilaiannya diperoleh dari data yang telah
diolah berdasarkan hasil penilaian dengan pembagian kuisioner kepada pasien
yang dilakukan oleh bagian Pemasaran.
C. MATRIK PENILAIAN
Hasil Rekomendasi:
Direkomendasikan
Tidak Direkomendasikan
(Direktur Utama) ( ) ( )
IV. PROSEDUR
1. Manajer Pelayanan Medis berkoordinasi dengan Ketua SMF tentang pelaksanaan
evaluasi kinerja staf medis.
2. Manajer Pelayanan Medis mengusulkan daftar nama staf medis yang akan
dilakukan evaluasi tahunan, kepada direktur.
3. Direktur menugaskan Manajer Pelayanan Medis bersama dengan Ketua SMF untuk
melaksanakan evaluasi sfat medis.
4. Manajer Pelayanan Medis mengkoordinasikan kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporan kepada direktur.
5. Hasil evaluasi staf medis disimpan dalam file dokter di bagian SDI (Sumber Daya
Insani) dan di Komite Medik RSUD AM. PARIKESIT.
Seluruh dokter yang praktik di Rumah Sakit Umum Daerah Am. Parikesit harus
mendapatkan persetujuan dari manajemen rumah sakit.Hal itu dibuktikan dengan
pemberian penugasan klinis (clinical appointment) kepada dokter yang bersangkutan.
Dalam prosesnya, pemberian penugasan klinis tersebut dilakukan melalui berbagai
tahap.
Dokter yang telah menerima penugasan klinis, hanya dapat melakukan tindakan sesuai
dengan yang tertera dalam penugasan klinis tersebut. Penugasan klinis itu dapat
dilakukan perubahan berkaitan dengan penilaian staf medis yang dilakukan setiap
tahun, sesuai dengan kondisi dan kompetensi dokter yang bersangkutan.
Ditetapkan di : Tenggarong
Tanggal : 13 Rabiul Awwal 1435.H
15 Januari 2014.M
TEMBUSAN Yth :
1. Direktur Pelayanan
2. Ketua Komite Medik
3. Seluruh Ka. SMF
4. Manajer Pelayanan Medis
5. Manajer SDI
6. Arsip