Anda di halaman 1dari 12

Lex Privatum, Vol.I/No.

2/Apr-Jun/2013

PELAKSANAAN DAN PEMBATALAN adanya klausula arbitrase yang


PUTUSAN ARBITRASE1 dicantumkan dalam perjanjian memberikan
Oleh : Hendhy Timex2 kewenangan absolut kepada lembaga
arbitrase untuk menyelesaikan sengketa
ABSTRAK dengan cara arbitrase.
Arbitrase merupakan salah satu usaha Kata Kunci: Arbitrase
dalam penyelesaian sengketa di luar
pengadilan, dengan berkembangnya zaman LATAR BELAKANG
masyarakat pelaku usaha lebih cendrung Sekarang ini, ciri perekonomian yang
menggunakan arbitrase didalam paling menonjol adalah serba cepat
menyelesaian sengketa, karena dalam mendorong manusia memasuki apa yang
arbitrase proses penyelesaian sengketa dimaksud dengan : free Market, dan Free
melalui arbitrase memiliki keunggulan Competition. Dalam keadaan yang
dibanding pada proses di pengadilan, demikian, dari ratusan transaksi bisnis yang
diantaranya terjaminnya kerahasiaan para terjadi, tidak mungkin di hindari terjadinya
pihak yang bersengketa dan proses perselisihan/konflik yang menuntut
penyelesaiaan sengketa relatif lebih cepat penyelesaian sengketa yang cepat pula.
dibandingkan proses di pengadilan. Dengan Proses atau penyelesaian sengketa bisnis
kelebihan t kelebihan dari lembaga ini yang yang saat ini sedang populer adalah
membuat para pelaku usaha lebih memilih Arbitrase, yakni penyelesaian sengketa di
dan percaya menyelesaiakan sengketa luar pengadilan.
melalui lembaga arbitrase seperti Badan Akan tetapi penyelesaian sengketa
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). melalui pengadilan umum biasanya mahal
Kewenangan Badan Arbitrase Nasional dan sangat menyita waktu serta dapat
Indonesia (BANI) akan dapat dilihat bila membangkitkan pertikaian yang mendalam,
mana para pihak yang bersengketa memilih sedangkan penyelesaian sengketa melalui
penyelesaian sengketa mereka melalui Arbitrase masih dianggap relatif lebih
lembaga arbitrase, dimana terdapat dalam murah dan cepat.
kluasula arbitrase, jika dalam kluasula Dapat juga dilihat dalam penyelesaian
tersebut menyepakati menyelesaikan sengketa bisnis di bidang HAKI disamping
sengketa melalui Badan Arbitrase Nasional dapat dilakukan melalui pengadilan (jalur
Indonesia (BANI) sebagai lembaga yang litigasi) juga dapat dilakukan di luar
akan menyelesaikan sengketa mereka, pengadilan (jalur non-litigasi). Penyelesaian
maka Badan Arbitrase Nasional Indonesia sengketa diluar pegadilan dipilih karena
(BANI) lah yang berwenang sepenuhnya proses pengadilan di Indonesia tidak efisien
untuk memeriksa dan menyelesaikan dan efektif karena sangat lama, dan
sengketa-sengketa mereka tersebut biayanya mahal. 3
termaksud bagaimana pelaksanaannya, dan Penyelesaian sengketa diluar pengadilan
lainnya.Sehingga dengan kata lain atau arbitrase saat ini diatur dalam
perjanjian arbitrase timbul apabila adanya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999,
kesepakatan tertulis berupa klausula tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa,
arbitrase dari para pihak untuk dan kemudian Undang t Undang no 48
menyerahkan penyelesaian suatu sengketa tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
perdata kepada lembaga arbitrase, dengan
1
Artikel Skripsi
2 3
NIM 090711480, Mahasiswa Fakultas Hukum Iswi Hariyani, Prosedur Mengurus HAKI yang
Universitas Sam Ratulangi benar, PT Suka Buku, Jakarta, 2010, hal. 26.

79
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

PERUMUSAN MASALAH pendaftaran dan catatan tersebut akan


1. Bagaimana proses Pelaksaaan Putusan menjadi sangat berguna bagi pihak yang
Arbitrase ? berkepentingan atas pelaksanaan putusan
2. Bagaimana Putusan Arbitrase dapat arbitrase tersebut.
dibatalkan ? Jika salah satu pihak dalam putusan
arbitrase tidak melaksanakan putusan
METODE PENELITIAN arbitrase tersebut secara sukarela. Dalam
Penelitian yang dilakukan penulis adalah hal yang demikian maka atas permohonan
sebuah penelitian hukum yang bersifat dari pihak yang berkepentingan terhadap
normatif. pelaksanaan putusan arbitrase tersebut,
ketua Pengadilan Negeri dimana putusan
PEMBAHASAN tersebut didaftarkan dan dicatat, dapat
1. Pelaksanaan Putusan Arbitrase menjatuhkan perintah pelaksanaan
Dalam waktu selambat-lambatnya 30 putusan arbitrase.
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal Perintah pelaksanaan putusan arbitrase
putusan di ucapkan, lembar asli atau oleh ketua Pengadilan Negeri diberikan
salinan otentik putusan arbitrase dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga
diserahkan dan di daftarkan oleh Arbiter puluh) hari setelah permohonan eksekusi
atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan didaftarkan kepada Ketua Pengadilan
Negeri.4 Negeri.
Penyerahan dan pendaftaran tersebut Ketua Pengadilan Negeri, sebelum
dilaksanakan dengan cara melakukan memberikan perintah pelaksanaan,
pencatatan dan penandatanganan pada diberikan hak untuk memeriksa terlebih
bagian akhir atau di pinggir putusan oleh dahulu apakah putusan arbitrase tersebut
Panitera Pengadilan Negeri dan arbiter atau telah diambil dalam satu proses yang
kuasanya yang menyerahkan, dan sesuai, di mana :
selanjutnya catatan tersebut menjadi dan 1. Arbiter atau majelis arbitrase yang
merupakan akta pendaftaran. memeriksa dan memutuskan perkara
Pencatatan tersebut merupakan satu- telah di angkat oleh para pihak sesuai
satunya dasar bagi pelaksanaan putusan dengan kehendak mereka; dan
arbitrase oleh pihak yang berkepentingan 2. Perkara yang diserahkan untuk
atas pelaksanaan putusan arbitrase diselesaikan oleh arbiter atau majelis
tersebut, oleh karena Undang-Undang arbitrase tersebut adalah perkara yang
Nomor 30 Tahun 1999 menentukan bahwa menurut hukum yang dapat
jika pencatatan tersebut tidak dilakukan diselesaikan dengan arbitrase, serta
sesuai atau dalam jangka waktu yang 3. Putusan yang dijatuhkan tersebut
ditentukan, maka putusan arbitrase tidak bertentangan dengan kesusilaan
tersebut tidak dapat dilaksanakan. dan ketertiban umum.5
Selain itu Undang-Undang juga
mewajibkan Arbiter atau kuasanya untuk Satu hal yang perlu diperhtikan disini
menyerahkan putusan dan lembar asli adalah bahwa selain ketiga hal tersebut di
pengangkatan sebagai Arbiter atau salinan atas, ketua pengadilan Negeri tidak
otentiknya kepada Panitera Pengadilan diberikan kewenangan untuk memeriksa
Negeri. Perlu di sampaikan disini bahwa alasan atau pertimbangan dari putusan
arbitrase.
4
Gunawan Widjaja da Ahmad Yani, Hukum
Arbitrase, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000,
5
hal 96. Op-Cit, Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, hal, 97.

80
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Jika menurut pertimbangan Ketua wilayah Indonesia, dan para pihak yang
Pengadilan Negeri ada satu atau lebih berselisih adalah sama-sama warga
syarat dari ketiga syarat tersebut diatas Negara Indonesia, tetapi rules yang
yang tidak dipenuhi, maka Ketua digunakan adalah rules Internasional
Pengadilan Negeri dapat menolak (misalnya rules International Chamber
permohonan pelaksanaan eksekusi dan of Commerce), putusan arbitrase ini
terhadap putusan Ketua Pengadilan Negeri adalah putusan arbitrase Internasional
tersebut tidak terbuka upaya hukum (asing).
apapun. Jadi suatu putusan arbitrase adalah
Perintah Ketua Pengadilan Negeri ditulis putusan arbitrase Nasional apabila di
pada lembar asli dan salinan otentik putuskan di wilayah Indonesia dan
putusan arbitrase. Putusan arbitrase yang menggunakan rules yang berlaku di
telah di bubuhi perintah Ketua Pengadilan Indonesia, tanpa mempersoalkan para
Negeri tersebut, dilaksanakan sesuai pihak yang berselisih.
ketentuan pelaksanaan putusan dalam Dengan demikian, dapat disimpukan
perkara perdata yang putusanya telah bahwa yang menentukan suatu putusan
mempunyai kekuatan hukum tetap. dalam arbitrase itu adalah putusan arbitrase
hal ini maka berlakulah ketentuan Umum Nasional apabila putusan tersebut
yang berlaku bagi pelaksanaan putusan memenuhi dua syarat atau patokan
perkara Perdata. tersebut di atas.
Dalam membicarakan pelaksanaan Sementara itu, putusan arbitrase
putusan arbitrase ini perlu diingat kembali, Internasional adalah sebagaimana
bahwa arbitrase memiliki dua sifat, yaitu ad tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) konvensi
hoc dan institusional. Oleh karena itu, New York 1998, yaitu putusan arbitrase
dalam pembahasan pelaksanaan putusan Internasional adalah putusan yang dibuat di
arbitrase maksudnya adalah pelaksanaan suatu Negara yang pengakuan dan
putusan arbitrase, baik maupun arbitrase pelaksanaannya di luar Negeri.
ad hoc maupun arbitrase institusional. 6 Dasar hukum eksekusi putusan arbitrase
Disamping itu, dalam pembahasan nasional dapat ditemukan dalam Pasal 59
eksekusi/pelaksanaan putusan arbitrase di dan seterusnya dari UU Nomor 30 Tahun
Indonesia, akan di bedakan ke dalam 1999, sedangkan dasar hukum eksekusi
putusan arbitrase Nasional dan putusan putusan arbitrase Internasional diatur
arbitrase Internasional. Untuk menentukan dalam konvensi New York 1958 yang oleh
apakah suatu putusan arbitrase itu putusan Negara Republik Indonesia telah di ratifikasi
arbitrase Nasional dapat dilihat dari dengan keputusan Presiden Nomor 34
patokan berikut ini : Tahun 1981, dan juga dalam konvensi ICSID
1. Faktor wilayah dimana putusan 1968.
dikeluarkan. Dikatakan sebagai putusan Lebih lanjut, mengenai pelaksanaan
arbitrase Nasional apabila putusan itu arbitrase asing ini diatur dalam Peraturan
dikeluarkan di wilayah Negara Republik Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1990,
Indonesia. yang kemudian diperbarui dengan Undang-
2. Rules yang digunakan untuk Undang Nomor 30 Tahun 1999.
menyelesaikan perselisihan dalam hal a. Pelaksanaan Putusan Arbitrase
ini, meskipun putusan itu dikeluarkan di Nasional
Instansi atau pejabat yang berwenang
6
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis dan Prinsip untuk melaksanakan atau mengeksekusi
Pelaksanaannya di Indonesia, PT Raja Grafindo putusan arbitrase adalah Pengadilan
Persada, Jakarta, 2005, hal 218.

81
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Negeri, sedangkan majelis arbitrase yang didaftarkannya putusan arbitrase, menjadi


mengeluarkan atau menjatuhkan putusan autentik, dan dapat dijalankan
tidak memiliki kewenangan untuk sebagaimana menjalankan putusan perdata
memerintahkan dan menjalankan eksekusi pengadilan Negeri yang telah mempunyai
(pelaksanaan putusan). 7 kekuatan hukum tetap.
Ketidakadaan kewenangan majelis b. Pelaksanaan Putusan Arbitrase
arbitrase ini disebabkan karena majelis Internasional
tersebut tidak berfungsi yudisial, dan tidak Sama halnya dengan putusan arbitrase
mempunyai perangkat juru sita yang nasional, pelaksanaan putusan arbitrase
bertugas melaksanakan eksekusi. Internasional ini pun melalui proses yang
Kewajiban mendaftarkan harus sama, yaitu tahap pendaftaran, lalu
dilakukan palin lambat 30 hari terhitung eksekusi. Namun, perlu di ingat kembali
sejak tanggal putusan diucapkan. Yang bahwa yang dimaksud dengan putusan
berkewajiban untuk mendaftarkan putusan arbitrase asing telah dikemukakan dalam
tersebut adalah salah seorang arbiter, atau peraturan Mahkamah Agung (perma)
seorang kuasa untuk dan atas nama para Nomor 1 Tahun 1990 juncto Konvensi New
anggota arbiter. 8 York Tahun 1958.
Semua biaya yang menyangkut Menurut Pasal 2 PERMA Nomor 1 Tahun
pendaftaran ini sesuai dengan ketentuan 1990, putusan arbitrase asing adalah
Pasal 59 UU Nomor 30 Tahun 1999 di atas, putusan arbitrase yang dijatuhkan (diambil)
ditanggung oleh para pihak yang di luar wilayah hukum Indonesia. Jika
bersengketa sendiri, bukan arbiter. ditinjau dari segi hukum Intenasional, yang
Permohonan pendaftaran harus dilampiri disebut wilayah hukum suatu Negara ialah
dengan lembar asli pengangkatannya teritorial/ wilayah Negara yang
sebagai arbiter atau salinan domestiknya. bersangkutan ditambah dengan kawasan
Namun, tidak ditentukan dalam Undang- terletaknya diplomat yang ada di berbagai
Undang Nomor 30 Tahun 1999 apakah Negara sahabat.
permohonan pendaftaran tersbut harus Dengan demikian apabila putusan
diajukan secara tertulis atau lisan sehingga arbitrase dijatuhkan atau di putuskan di
dapat diasumsikan bahwa permohonan kawasan diplomatik Indonesia, putusan
pendaftaran dapat diajukan secara tertulis arbitrase tersebut tidak tergolong putusan
dan dapat juga secara lisan. arbitrase asing, tetapi malah termasuk
Permohonan ini harus diajukan kepada putusan arbitrase Nasional. Dalam
panitera pengadilan negeri, dan panitera kaitannya dengan putusan arbitrase asing.
yang menerima permohonan pendaftaran Masalah kewarganegaraan para pihak
berkewajiban untuk membuat akta tidak menjadi patokan dalam menentukan
pendaftaran bersama-sama dengan arbiter apakah putusan arbitrase itu putusan
atau kuasanya. Akta pendaftaran ini arbitrase asing atau tidak. Masalah
bukannya berbentuk akta tersendiri, teritorial atau tempat dimana putusan itu
namun hanya berupa pencatatan dan dijatuhkan merupakan satu-satunya faktor
penandatanganan pada bagian akhir atau penentu apakah putusan arbitrase itu
pinggir putusan. Dengan telah merupakan putusan arbitrase asing atau
tidak.
7
H. Sudiarto dan Zaeni Asyhadie, Mengenal Pada awalnya dasar hukum untuk
Arbitrase (salah satu alternatif penyelesaian mengakui atau melaksanakan putusan
sengketa bisnis) PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, arbitrase asing (Internasional) adalah
2004, hal. 163. Keputusan Presiden (KEPRES) Nomor 34
8
Ibid, hal. 164.

82
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Tahun 1981 tentang pengesahan Konvensi permohonan pembatalan terhadap putusan


New York 1958. arbitrase tersebut.10
Jadi jelas dengan pengesahan Kovensi ini Menurut Undang-Undang Nomor 30
berarti semua keputusan arbitrase asing Tahun 1999, di dalam Pasal 71 ditentukan
(Internasional) diakui keberadaannya di bahwa permohonan pembatalan putusan
Indonesia dan dengan sendirinya putusan arbitrase harus dilakukan secara tertulisan
arbitrase asing (Internasional) dapat dalam waktu paling lama tiga puluh hari
dilaksanakan di Indonesia. Tetapi karena terhitung sejak hari penyerahan dan
KEPRES Nomor 34 Tahun 1981 tidak diakui pendaftaran putusan kepada Panitera
dengan peraturan pelaksanaan yang Pengadilan Negeri.
menimbulkan kekosongan hukum atau Ini berarti bahwa putusan arbitrase yang
ketidakjelasan atau permohonan eksekusi dapat dimohonkan untuk pembatalan
putusan arbitrase asing dapat langsung adalah putusan arbitrase yang sudah
diajukan ke Pengadilan Negeri atauka ke didaftarkan pada Pengadilan Negeri, tak
Mahkamah Agung. terkecuali juga bagi putusan arbitrase
Itulah permasalahannya, dan untuk Internasional. 11
mengatur permasalahan ini, dikeluarkan Sedangkan Alasan yang dapat digunakan
peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 untuk permohonan pembatalan putusan
Tahun 1990 pada tanggal 1 Maret 1990 arbitrase apabila putusan arbitrase tersebut
yang dengan keluarnya Perma Nomor 1 diduga mengandung unsur-unsur antara
Tahun 1990 ini, peraturan pelaksanaan lain :
eksekusi putusan arbitrase asing menjadi 1) Surat atau dokumen yang diajukan
jelas. dalam pemeriksaan, setelah putusan
Kemudian diundangkan Undang-Undang dijatuhkan, diakui palsu atau
Nomor 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dinyatakan palsu;
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa 2) Setelah putusan dijatuhkan, ditemukan
Umum pada tanggal 12 Aguatus 1999. dokumen yang bersifat menentukan
Undang-Undang ini merupakan dasar yang sembunyikan oleh pihak lawan,
hukum terakhir mengenai pengakuan dan dan
pelaksanaan putusan arbitrase 3) Putusan dijatuhkan atas dasar hasil
Internasional. tipu muslihat yang dilakukan oleh
Dalam Pasal 65 dari Undang tUndang salah salah satu pihak dalam
tersebut dinyatakan bahwa, yang memeriksa sengketa.12
berwenang menangani masalah pengakuan
dalam pelaksanaan putusan aritrase Permohonan pembatalan suatu putusan
Internasional adalah pengadilan Negeri arbitrase dapat dilakukan apabila terjadi
Pusat Jakarta.9 hal-hal antara lain :
3. Pembatalan Putusan Arbitrase 1) Apabila putusan telah diberikan
Putusan Arbitrase itu bersifat final dan dengan melampaui batas-batas yang
binding. Itu berarti, putusan arbitrase tidak diberikan dalam persetujuan arbitrase;
bias disbanding dan/atau dikasasi.
Meskipun demikian, masih ada upaya
(hukum) yang dapat dilakukan oleh para 10
Joni Emirzon, Alternatif Penyelesaian Sengketa di
pihak yang berselisih, yaitu upaya Luar Pengadilan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2001, hal. 115.
11
Op-Cit, H. Sudiarto dan Zaeni Asyhadie, hal. 185
12
Gatot P. Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di
9
Op-Cit, Gunawan Widjaja da Ahmad Yani, hal.144. Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2006, hal 93.

83
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

2) Apabila putusan telah diberikan Kalau diperhatikan, alasan-alasan


berdasarkan persetujuan arbitrase permohonan pembatalan sebagaimana
yang batal atau lampau waktunya; dikemukakan diatas adalah sesuai dengan
3) Apabila putusan telah diberikan oleh ketentuan Pasal 643 RV yang telah dicabut
sejumlah arbiter ang tiddak oleh Undang-Undang Nomor 30 Tahun
berwenang memutus di luar hadirnya 1999, dari sepuluh alasan yang
arbiter-arbiter yang lainnya; dikemukakan oleh Beliau tersebut jelas
4) Pabila telah diputus tentang hal-hal hanya tiga (3) saja yang dipertahankan oleh
yang tidak dituntut atau putusan telah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
mengabulkan lebih dari pada yang sebagai alasan permohonan pembatalan ke
dituntut; Pengadilan Negeri, yaitu alasan yang
5) Apabila putusan mengandung tercantum pada nomor 8 , 9, dan 10.
keputusan-keputusan yang satu sama Sedangkan alasan yang dikemukakan
lainnya bertentangan; dalam nomor 1, 4, 5, dan 6 tercantum
6) Apabila para arbiter telah melalaikan dalam penjelasan Pasal 58 Undang-Undang
untuk memutus satu atau lebih hal Nomor 30 Tahun 1999 sebagai alasan untuk
yang menurut persetujuan arbitrase mengajukan keberatan kepada arbiter atau
telah dimintakan keputusan dari Majelis Arbitrasi terhadap putusan yag
mereka; diajukan.
7) Apabila para arbiter telah melanggar Oleh karena itu, yang sekarang berlaku
tata cara (formalitas) prosedural yang sebagai alasan permohonan ke Pengadilan
atas ancaman kebatalan harus mereka Negeri adalah sebagaima tercantum dalam
turut atau indahkan; tetapi hanya Pasal 71 Undang-Undang Nomor 30 Tahun
akan berlaku jika menurut ketentuan- 1999 tersebut di atas.
ketentuan yang secara khusus Alasan t alasan permohonan
dicantumkan dalam persetujuan pembatalan tersebut dalam Pasal 71 harus
arbitrase, bahwa para arbiter harus dibuktikan oleh pengadilan. Apabila ketua
mengikuti cara yang biasa berlaku pengadilan menyatakan bahwa alasan-
dalam suatu prosedur di muka alasan tersebut tidak terbukti, hal ini dapat
pengadilan. digunakan sebagai dasar pertimbangan
8) Apabila telah diberikan keputusan untuk menolak permohonan pembatalan. 14
berdasarka surat-surat yag setelah Sebaliknya, jika Pengadilan yang
keputusan itu diberikan, diakui sebagai berwenang memeriksa permohonan
palsu ataupun telah dinyatakan palsu; pembatalan tersebut mengabulkan
9) Apabila setelah putusan diberikan, permohonan pembatalan, Ketua
surat-surat yang bersifat menentukan Pengadilan dapat mengatur atau
yang tadinya disembunyikan oleh menentukan akibat dari pembatalan
salah satu pihak telah ditemukan tersebut, baik seluruhnya atau sebagian
kembali; dari putusan Arbitrase yang dimohonkan
10) Apabila putusan telah didasarkan atas pembatalanya.
kecurangan atau penipuan yang Ketua Pengadilan Negeri dapat pula
dilakukan sepanjang pemeriksaan, memutuskan bahwa setelah diucapkan
tetapi kemudian diketahui.13 pembatalan, arbiter yang sama atau arbiter
yang lain akan memeriksa kembali sengketa
yang bersangkuta atau menentukan bahwa
13

http://www.rumpunilmu.com/2012/05/pembatalan
14
-putusan-arbitrase-di.html, Rabu, 6 February 2013 Ibid hal. 188.

84
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

sengketa tersebut tidak mungkin lagi alasan kecurangan atau korupsinya


diselesaikan oleh Arbitrase, sehingga arbiter dan/atau arbiter, batas waktu
Pengadilan Negeri harus menyelesaikannya. 120 hari itu dihitung sejak
1. Permohonan Pembatalan Putusan ditemukannya bukti kecurangan atau
menurut International Centre for korupsinya arbiter atau para arbiter
Settlement of Investment Disputes tersebut.
(ICSID) Rule Batas waktu 120 hari berlaku sejak
a. Syarat Formal Penahanan Pembatalan tanggal putusan dijatuhkan atau di terima
1) Permohonan pembatalan menurut oleh para pihak. Untuk lebih jelasnya akan
ICSID Rule hanya bisa dilakukan secara di contohkan sebagai berikut:
tertulis. Jika permohonan pembatalan a. Putusan di jatuhkan dan/diterima para
dilakukan secara lisan, permohonan pihak tanggal 2 Januari 2002
tersebut dianggap tidak memenuhi b. Pada tanggal 2 Januari 2004 (jadi baru
syarat formal dan di anggap tidak sah dua Tahun sejak putusan di jatuhkan
dan tidak akan mendapat tanggapan. dan/diterima para pihak), para pihak
2) Permohonan pembatalan dialamatkan menemukan bukti bahwa salah seorang
ke Sekretaris Jenderal ICSID. Jika arbiter melakukan korupsi dalam
putusan yang diajukan permohonan memutuskan perkara tersebut. 120 hari
pendaftarannya itu dikeluarkan sejak tanggal 2 Januari 2004 ini (atau
berdasarkan ICSID Rule, permohonan sampai tanggal 2 April 2004) para pihak
pembatalan harus diajukan ke dapat mengajukan permohonan
sekretaris Jenderal ICSID, mekipun pembatalan ke sekretaris Jenderal ICSID.
putusan itu di keluarkan di Indonesia. c. Jika kecurangan atau korupsinya arbiter
Dengan demikian, setiap putusan yang di tersebut diketahui misalnya Tahun 2006
jatuhkan di Indonesia yang didalam (lebih dari tiga Tahun, ketentuan waktu
pemeriksaannya menggunakan ICSID Rule, 120 hari tidak berlaku lagi dan
maka ketentuan yang tercantum dalam permohonan pembatalan putusan tidak
Pasal 71 Undang-Undang Nomor 30 Tahun dapat di terima.
1999 yang mengharuskan permohonan
pembatalan putusan arbitrse harus b. Alasan permohonan pembatalan
diajukan secara tertulis ke Pengadilan Ada lima alasan yang ditentukan oleh
Negeri (Pengadilan Negeri Jakarta Pusat) ICSID Rule sebagai dasar untuk dapat
tidak berlaku. mengajukan permohonan pembatalan
Hanya putusan yang tunduk pada putusan arbitrase sebagai berikut:
ketentuan Undang-Undang Nomor 30 1. Pembentukan majelis arbitrase tidak
Tahun 1999 dan/ketentuan prosedur BANI tetap yang dimaksudkan dengan
saja yang bisa dimintakan permohonan pembentukan majelis arbitrase tidak
pembatalan ke Pengdilan Negeri.15 tepat adalah pembentukannya
3) Permohonan pembatalan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan-ketentuan
diajukan paling lambat 120 hari setelah yang ada atau tidak sesuai dengan
putusan di jatuhkan atau 120 setelah klausul atau perjanjian para pihak akan
putusan diterima para pihak. Dengan tetapi, jika para pihak yang berselisih
demikian, dikepermintaan permohonan tidak mengajukan keberatan dan tidak
pembatalan tersebut di ajukan dengan mengajukan permohonan pembatalan
putusan dengan alasan pembentukan
15
dewan arbitrase yang tidak tepat ini,
Munir Fuady, Arbitrase Nasional, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2003, hal. 183.

85
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

putusan arbitrase tersebut tetap sah, Demikian juga suatu penyimpangan tata
final, binding. cara pemeriksaan di anggap serius apabila
2. Majelis arbitrase melampaui batas tata cara pemeriksaan tersebut
kewenangan menyampingkan atau tidak memedulikan
Dengan alasan majelis arbitrase hak dan kepentingan para pihak, serta tidak
melampaui kewenangan, para pihak memperhatikan tata cara pemeriksaan
yang berkepentingan dapat pula yang di kehendaki para pihak dalam klausul
mengajukan permohonan pembatalan atau perjanjian arbitrase yang disepakati.
putusan arbitrase majelis dikatakan Dalam hal demikian, putusan arbitrase
melampaui kewenangan, apabila: yang di hasilkan dapat terancam batal jika
a. Sesuatu yang diputus atau yang di dimohonkan oleh para pihakTidak cukup
kabulkan sama sekali tidak dituntun alasan atau dasar pertimbangan dalam
oleh para pihak, atau mengambil putusan.
b. Putusan telah mengabulkan Tidak cukupnya alasan atau dasar
melebihi apa yang ditutup para pertimbangan dalam mengambil putusan
pihak. dapat saja digunakan sebagai alasan untuk
3. Salah seorang arbiter atau para arbiter mengajukan permohonan pembatalan
melakukan korupsi. putusan, sepanjang alasan atau dasar
Jika salah seorang arbiter atau para pertimbangan dalam mengambil keputusan
arbiter melakukan korupsi dapat juga tersebut diharuskan oleh para pihak dalam
dijadikan alasan untuk mengajukan klausul atau perjanjian arbitrasenya.
permohonan pembatalan, karena dengan Dengan kata lain, jika para pihak dalam
alasan yang demikian putusan arbitrase klausul atau perjanjia arbitasenya
tersebut adalah tidak sah ataub batal demi berkehendak untuk menyelesaikan
hukum. perselisihannya kepada ICSID, tanpa
Seperti yang telah dikemukakan, khusus menginginkan alasan atau dasar
dengan alasan salah seorang arbiter atau pertimbangan mengambil putusan, putusan
para arbiter melakukan korupsi, yang dihasilka adalah sah, dan para pihak
permohonan pembatalan hanya dapat tidak dapat mengajukan permohonan
diajukan dalam jangka waktu 120 hari sejak pembatalan dengan alasan tidak cukup
di ketahui kesalahan arbiter atau para dasar pertimbangan dalam mengambil
arbiter, dan jangka waktu 120 hari ini putusan.
berlaku selama 3 Tahun sejak putusan Dengan alasan-alasan yang dikemukakan
tersebut dijatuhkan dan/ diterima para diatas, para pihak dapat mengajukan
pihak.16 permohonan pembatalan Kesekretarian
4. Terjadinya penyimpangan yang serius Jendral ICSID, dan untuk selanjutnya Ketua
terhadap tata cara pemeriksaan suatu ICSID akan membentuk komisi ad hoc untuk
penyimpangan terhadap tata cara menyelesaikan permohonan pembatalan
pemeriksaan di katakana serius apabila ini.
penyimpangan dilakukan terhadap hal- Anggota komisi ad hoc ini terdiri dari tiga
hal yang pundamental dan melanggar orang yang ditunjuk dan diangkat oleh
hukum ataupun Rule yang dipergunakan Ketua ICSID dari kalangan anggota arbitrase
dalam memutus perselisihan tidak sesuai yang ada di ICSID, dengan catatan bahwa
dengan yang di sepakati para pihak. yang ditunjuk sebagai anggota komisi ad
hoc tidak termasuk bekas anggota arbitrase
yang putusannya dimohonkan pembatalan.
16
Op-Cit, H. Sudiarto dan Zaeni Asyhadie, hal. 191.

86
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Tugas dan kewenangan komisi ad hoc Commission on International Trade Law


yang dibentuk, selain menyelesaikan (UNCITRAL) Rule
permohonan pembatalan juga berwenang Seperti yang telah dikemukakan
menetapkan penundaan sementara sebelumnya, UNCITRAL tidak mengenal
pelaksasaan atau eksekusi putusan lembaga upaya pembatalan putusan.
arbitrase. 17 Namun demikian UNCITRAL mengenal
Kewenangan penundaan pelaksanaan upaya lain dalam bentuk berikut ini :
atau eksekusi putusan ini mutlak dilakukan a. Penafsiran Putusan
oleh komisi ad hoc apabila Makna penafsiran putusan adalah
diajukan/dimohonkan oleh para pihak sebagai perbedaan pengertian,
dalam permohonan pembatalannya. pemahaman, atau jangkauan pendapat
Dalam pemeriksaan permohonan para pihak terhadap putusan arbitrase.
pembatalan bisa saja terjadi penolakan Timbulnya perbedaan pemahaman inilah
permohonan oleh komisi ad hoc. Hal ini yang menyebabkan para pihak dapat
bisa terjadi disebabkan : mengajukan permohonan penafsiran resmi
1. Permohonan pembatalan tidak yang berupa penjelasan yang terang
memenuhi syarat formal; atau sehingga tidak lagi menimbulkan keraguan.
2. Tidak ditemukannya fakta yang Permohonan harus diajukan secara
bersangkutan dengan alasan para tertulis kepada sekretaris jendral arbitrase
pihak mengajukan permohonan dalam jangka waktu paling lama 30 hari
pembatalan. sejak putusan diterima. Dalam surat
Dalam hal yang demikian, penundaan permohonan harus dijelaskan mengenai hal
eksekusi bersifat sementara, karena komisi mana atau kalimat mana dalam putusan
ad hoc akan segera memberitahukan arbitrase yang perlu diberikan penjelasan
perihal penolakan permohonan oleh majelis arbitrase yang member
pembatalan putusan arbitrase. putusan.
Sebaliknya, apabila komisi ad hoc Penjelasan akan diberikan oleh majelis
membatalkan putusan arbitrase atau arbitrase yang mengeluarkan atau
menerima permohonan pembatalan para menjatuhkan putusan itu. Akan tetapi, jika
pihak, dengan sendirinya putusan dianggap ada seseorang atau dua orang diantara
tidak pernah ada dan sengketa kembali anggota dewan yang memutus perselisihan
dalam keadaan semula. tersebut berhalagan tetap (sakit
Demikian pula klausula atau perjanjian berkepanjangan, pergi cukup lama atau
arbitrase yang telah mereka sepakati mungkin meninggal dunia).
berlaku kembali yang akibatnya sengketa UNICITRAL akan membentuk majelis
diajukan kembali ke ICSID. Dengan arbitrase baru dengan mengikut sertakan
mengajukan kembali sengketa ini, ICSID anggota majelis arbitrase yang tidak
akan membentuk majelis arbitrase baru berhalangan. Majelis Arbitrase ini harus
yang anggotanya terdiri dari anggota sudah memberikan penjelasan secara
arbitrase yang tidak duduk dalam Majelis tertulis dalam jangka waktu paling lama 45
yang putusannya dimohonkan pembatalan. hari sejak diterimanya permohonan.
Penjelasan atau interpretasi tertulis
2. Permohonan Pembatalan Putusan tersebut harus menerangkan :
menurut The United Nations 1) Dasar-dasar pertimbangan dalam
memberikan penafsiran atau
penjelasan, kecuali para pihak yang
17 mengajukan permohonan
Ibid hal. 191.

87
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

interpretasi tidak memerlukan dasar menjadi bahan pertimbangan dalam


pertimbangan. mengambil atau menjatuhkan putusan.
2) Penafsiran harus ditandatangani Menurut ketentuan Pasal 37 Ayat (1)
oleh para anggota arbiter dan UNCITRAL arbitrase rule tenggang waktu
menyebut tempat dan tanggal untuk dapat mengajukan penambahan
penafsiran di ambil. putusan adalah 30 hari sejak putusan
3) Salinan penjelasan atau penafsiran tersebut diterima oleh para pihak. Lewat
yang telah ditandatangani harus dari ketentuan atau ketetapan 30 hari ini
diberitahukan kepada para pihak. permohonan penambahan tidak akan
4) Hasil penafsiran tidak boleh diterima.
dipublikasikan tanpa persetujuan Permohonan pengajuan penambahan
para pihak. diajukan langsung kepada Majelis arbitrase
Peninjauan atau interpretasi ini bersifat yang mengeluarkan putusan. Misalnya
final dan binding, serta tidak ada upaya lagi kalau yang memutuskan perselisihan
untuk banding, kasasi, atau peninjauan mereka atau yang mengeluarkan putusan
kembali.18 Dengan demikian, setelah yang dimintai penambahan adalah
penjelasan ini, putusan tersebut UNCITRAL, ICSID atau BANI permohonan
mempunyai kekuatan hukum tetapdan penambahan putusan langsung diajukan
sudah bisa dilaksanakan atau di eksekusi. kepada majelis arbitrase yang
b. Perbaikan putusan bersangkutan.
Menurut Pasal 36 UNCITRAL arbitrase Kemudian yang berhak untuk
rule, perbaikan atau koreksi terhadap menyelesaikan permohonan penambahan
putusan arbitrase harus dimohonkan oleh adalah majelis arbitrase atau anggota-
salah satu pihak yang bersengketa. anggota arbiter yang menjatuhkan putusan
Permohionan koreksi atau perbaikan tersebut, kecuali apabila anggota arbiter
terhadap putusan arbitrase dapat di ajukan yang bersangkutan berhalangan dapat
jika putusan tersebut mengandung dibentuk majelis arbitrase dengan
kesalahan mengenai : mengikutsertakan anggota arbitrase yang
1) Penulisan kata; tidak berhalangan.
2) Salah pengetikan; Tata cara pemberian penambahan ini
3) Kesalahan perhitungan jumlah ganti menurut Pasal 37 ayat (2) UNCITRAL
kerugian, dan lain-lain; Arbitrase Rule, adalah sebagai berikut.
Kesalahan tulisan, pengetikan atau 1. Dapat langsung memberikan perbaikan
penjumlahan ganti kerugian ini sifatnya atau tambahan tanpa memerlukan
sangat penting karena dapat proses persidangan. Dengan demikian,
mempengaruhi isi putusan. dalam hal ini tidak diperlukan lagi
c. Tambahan putusan proses pemeriksaan ulangan dan juga
Permohonan penambahan putusan tidak diperlukan jika memang alasan
hanya dapat dilakukan jika terdapat alasan, permohonan penambahan yang
bahwa dalam putusan arbitrase yang diajukan menurut pertimbangan
dijatuhkan dijumpai adanya klaim atau Majelis Arbitrase.
tuntutan para pihak tidak tercantum dalam 2. Tata cara yang kedua adalah
putusan tersebut atau tidak di ikut sertakan pemberian tambahan harus dilakukan
dengan pemeriksaan atau persidangan
ulangan karena menurut pertimbangan
18
Pipin Syarifin dan Dedah ubaedah, Hukum Dagang majelis arbitrase hal ini dianggap perlu
Indonesia, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, hal. sehubungan dengan alasan
442.

88
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

permohonan tambahan putusan sangat atau penetapan tersebut harus dibuat atau
penting. di putuskan secara tertulis, dengan
Yang dikatakan penting dapat ketentuan sebagai berikut :
dicontohkan apabila dalam 1. Menyebut tempat dan tanggal
permohonan arbitrase salah satu pihak pembuatan
(pihak pemohon/clainmant) memohon 2. Ditandatangani oleh para anggota
agar diputuskan pihak termohon arbiter. Apabila salah seorang anggota
(respondent) membayar ganti rugi tidak ikut menandatangani, harus
sehubunga dengan wanprestasinya. 19 dijelaskan alsan-alasannya
Permohonan pembayaran ganti rugi 3. Memuat dasar-dasar alasan tentang
ini tidak disinggung dalam putusan pengabulan atau penolakan,
yang dijatuhkan sehingga pihak permohonan, penambahan, kecuali para
clainmant mengajukan permohonan pihak sepakat untuk tidak memerlukan
tambahan. atau memuat dasar alasan tersebut.
Permohonan ganti kerugian sifatnya Jika ralat atau penetapan sebagai hasil
perlu pembuktian apakah pihak permohonan penambahan tersebut sudah
respondent memang benar telah dijatuhkan, ralat atau penetapan tersebut
wanprestasi atau karena overmacht, merupakan satu kesatuan yang terpisahkan
cara atau proses permohonan dengan putusan arbitrase semula (putusan
tambahan dengan alasan yang yang dimohonkan) penambahan. Dengan
demikian perlu diadakan pemeriksaan demikian, putusan arbitrase tersebut sudah
ulang untuk memanggil para pihak. mengandung sifat final dan binding dan
Jangka waktu pemeriksaan segera dapat dilaksanakan.20
permohonan tambahan putusan
tersebut ditentukan paling lama 60 hari
terhitung sejak tanggal majelis DAFTAR PUSTAKA
arbitrase menerima permohonan. Abdurrasyid., H. Priyatna, Penyelesaian
Jika jangka waktu 60 hari itu Sengketa Komersial (Nasional dan
terlewati atau dengan kata lain, Internasional) Diluar Pengadilan, Jakarta,
pemeriksaan permohonan tambahan 1996.
tidak bisa selesai dalam jangka waktu Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis Prinsip dan
60 hari, majelis arbitrase bisa dituntut Pelaksanaannya di Indonesia, PT Raja
telah melakukan perbuatan melawan Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
hukum. Ditama Binbangkum. Arbitrase.
Permohonan tambahan putusan http://jdih.bpk.go.id/wp-
tersebut tidak selalu di kabulkan, content/uploads/
tergantung dari penilaian majelis arbitrase 2011/03/Arbitrase.pdf, Rabu 6 February
dalam proses pemeriksaan ulang jika 2013.
memang dasar hukum untuk mengabulkan Emirzon, Joni. Alternatif Penyelesaian
permohonan tambahan putusan cukup, Sengketa di Luar Pengadilan (Negosiasi,
mak majelis arbitrase akan menuangkannya Mediasi, Konsiliasi, dan Arbitrase),
dalam bentuk rectification atau ralat. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Sebaliknya, apabila tidak mempunyai Fuady, Munir. Arbitrase Nasional, PT Citra
dasar hukum, permohonan tambahan akan Aditya Bakti, Bandung, 2003.
di tolak dengan suatu penetapan. Ralat

19 20
Op-Cit, H. Sudiarto dan Zaeni Asyhadie, hal. 198. Ibid hal. 199.

89
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Goodpaster, Gary. Lokakarya Abitrase Pengadilan.


Suatu Alternatif Penyelesaian Sengketa, http://jurnalhukum.blogspot.com/2006/
Proyek ELIPS, Medan, 1995. 09/klausul-arbitrase-dan-
Hariyani, Iswi. Prosedur Mengurus HAKI pengadilan_18.html, Kamis 21 February
yang benar, PT Suka Buku, Jakarta, 2010. 2013.
Head, John W. Pengantar Umum Hukum
Ekonomi, Proyek ELIPS, 2002.
Kadarisma, Arifin. Pokok-Pokok Hukum
Arbitrase di Indonesia, Dewan Asuransi
Indonesia, Jakarta, 1995.
Kaligis, O. C, Arbitrase Dalam Praktik, O. C.
Kaligis & ASSOCIATES, Jakarta, 2004.
Sari Kartika Elsi dan Simanunsong Advendi.
Hukum Dalam Ekonomi (Edisi kedua),
Gramedia, Jakarta, 2007.
Soemartono., Gatot, Arbitrase dan Mediasi
di Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2006.
Sudiarto., H. dan Zaeni Asyhadie, Mengenal
Arbitrase, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004.
Syarifin., Pipin, Hukum Dagang di
Indonesia, CV Pustaka Setia, Bandung,
2012.Tim Penyusun, Teaching Materials
Arbitrase, Fakultas Hukum Universitas
Indonesia dan Elips project, Jakarta,
1996.
Undang t Undang Nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
Undang t Undang Nomor 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman.
Undang t Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman.
Widjaja., Gunawan dan Ahmad Yani,
Hukum Arbitrase, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2000.
Yasin Nazarkhan, H. Mengenal Klaim
Konstruksi & Penyelesaian Sengketa
Konstruksi, Gramedia, Jakarta, 2003.
Yusuf., Adijaya dan John W. Head, Topik-
Topik Mata Kuliah Hukum Ekonomi dan
Kurikulum, ELIPS, Jakarta, 1998.
Zilfar`oni. Pembatalan Putusan Arbitrase di
Indonesia. http://www.rumpunilmu.com
/2012/05/pembatalan-putusan-
arbitrase-di.html, Rabu 6 February
2013.Faiz., Pan, Klausul Arbitrase dan

90

Anda mungkin juga menyukai