Pelaksanaan Dan Pembatalan Putusan Arbit
Pelaksanaan Dan Pembatalan Putusan Arbit
2/Apr-Jun/2013
79
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
80
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
Jika menurut pertimbangan Ketua wilayah Indonesia, dan para pihak yang
Pengadilan Negeri ada satu atau lebih berselisih adalah sama-sama warga
syarat dari ketiga syarat tersebut diatas Negara Indonesia, tetapi rules yang
yang tidak dipenuhi, maka Ketua digunakan adalah rules Internasional
Pengadilan Negeri dapat menolak (misalnya rules International Chamber
permohonan pelaksanaan eksekusi dan of Commerce), putusan arbitrase ini
terhadap putusan Ketua Pengadilan Negeri adalah putusan arbitrase Internasional
tersebut tidak terbuka upaya hukum (asing).
apapun. Jadi suatu putusan arbitrase adalah
Perintah Ketua Pengadilan Negeri ditulis putusan arbitrase Nasional apabila di
pada lembar asli dan salinan otentik putuskan di wilayah Indonesia dan
putusan arbitrase. Putusan arbitrase yang menggunakan rules yang berlaku di
telah di bubuhi perintah Ketua Pengadilan Indonesia, tanpa mempersoalkan para
Negeri tersebut, dilaksanakan sesuai pihak yang berselisih.
ketentuan pelaksanaan putusan dalam Dengan demikian, dapat disimpukan
perkara perdata yang putusanya telah bahwa yang menentukan suatu putusan
mempunyai kekuatan hukum tetap. dalam arbitrase itu adalah putusan arbitrase
hal ini maka berlakulah ketentuan Umum Nasional apabila putusan tersebut
yang berlaku bagi pelaksanaan putusan memenuhi dua syarat atau patokan
perkara Perdata. tersebut di atas.
Dalam membicarakan pelaksanaan Sementara itu, putusan arbitrase
putusan arbitrase ini perlu diingat kembali, Internasional adalah sebagaimana
bahwa arbitrase memiliki dua sifat, yaitu ad tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) konvensi
hoc dan institusional. Oleh karena itu, New York 1998, yaitu putusan arbitrase
dalam pembahasan pelaksanaan putusan Internasional adalah putusan yang dibuat di
arbitrase maksudnya adalah pelaksanaan suatu Negara yang pengakuan dan
putusan arbitrase, baik maupun arbitrase pelaksanaannya di luar Negeri.
ad hoc maupun arbitrase institusional. 6 Dasar hukum eksekusi putusan arbitrase
Disamping itu, dalam pembahasan nasional dapat ditemukan dalam Pasal 59
eksekusi/pelaksanaan putusan arbitrase di dan seterusnya dari UU Nomor 30 Tahun
Indonesia, akan di bedakan ke dalam 1999, sedangkan dasar hukum eksekusi
putusan arbitrase Nasional dan putusan putusan arbitrase Internasional diatur
arbitrase Internasional. Untuk menentukan dalam konvensi New York 1958 yang oleh
apakah suatu putusan arbitrase itu putusan Negara Republik Indonesia telah di ratifikasi
arbitrase Nasional dapat dilihat dari dengan keputusan Presiden Nomor 34
patokan berikut ini : Tahun 1981, dan juga dalam konvensi ICSID
1. Faktor wilayah dimana putusan 1968.
dikeluarkan. Dikatakan sebagai putusan Lebih lanjut, mengenai pelaksanaan
arbitrase Nasional apabila putusan itu arbitrase asing ini diatur dalam Peraturan
dikeluarkan di wilayah Negara Republik Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1990,
Indonesia. yang kemudian diperbarui dengan Undang-
2. Rules yang digunakan untuk Undang Nomor 30 Tahun 1999.
menyelesaikan perselisihan dalam hal a. Pelaksanaan Putusan Arbitrase
ini, meskipun putusan itu dikeluarkan di Nasional
Instansi atau pejabat yang berwenang
6
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis dan Prinsip untuk melaksanakan atau mengeksekusi
Pelaksanaannya di Indonesia, PT Raja Grafindo putusan arbitrase adalah Pengadilan
Persada, Jakarta, 2005, hal 218.
81
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
82
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
83
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
http://www.rumpunilmu.com/2012/05/pembatalan
14
-putusan-arbitrase-di.html, Rabu, 6 February 2013 Ibid hal. 188.
84
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
85
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
putusan arbitrase tersebut tetap sah, Demikian juga suatu penyimpangan tata
final, binding. cara pemeriksaan di anggap serius apabila
2. Majelis arbitrase melampaui batas tata cara pemeriksaan tersebut
kewenangan menyampingkan atau tidak memedulikan
Dengan alasan majelis arbitrase hak dan kepentingan para pihak, serta tidak
melampaui kewenangan, para pihak memperhatikan tata cara pemeriksaan
yang berkepentingan dapat pula yang di kehendaki para pihak dalam klausul
mengajukan permohonan pembatalan atau perjanjian arbitrase yang disepakati.
putusan arbitrase majelis dikatakan Dalam hal demikian, putusan arbitrase
melampaui kewenangan, apabila: yang di hasilkan dapat terancam batal jika
a. Sesuatu yang diputus atau yang di dimohonkan oleh para pihakTidak cukup
kabulkan sama sekali tidak dituntun alasan atau dasar pertimbangan dalam
oleh para pihak, atau mengambil putusan.
b. Putusan telah mengabulkan Tidak cukupnya alasan atau dasar
melebihi apa yang ditutup para pertimbangan dalam mengambil putusan
pihak. dapat saja digunakan sebagai alasan untuk
3. Salah seorang arbiter atau para arbiter mengajukan permohonan pembatalan
melakukan korupsi. putusan, sepanjang alasan atau dasar
Jika salah seorang arbiter atau para pertimbangan dalam mengambil keputusan
arbiter melakukan korupsi dapat juga tersebut diharuskan oleh para pihak dalam
dijadikan alasan untuk mengajukan klausul atau perjanjian arbitrasenya.
permohonan pembatalan, karena dengan Dengan kata lain, jika para pihak dalam
alasan yang demikian putusan arbitrase klausul atau perjanjia arbitasenya
tersebut adalah tidak sah ataub batal demi berkehendak untuk menyelesaikan
hukum. perselisihannya kepada ICSID, tanpa
Seperti yang telah dikemukakan, khusus menginginkan alasan atau dasar
dengan alasan salah seorang arbiter atau pertimbangan mengambil putusan, putusan
para arbiter melakukan korupsi, yang dihasilka adalah sah, dan para pihak
permohonan pembatalan hanya dapat tidak dapat mengajukan permohonan
diajukan dalam jangka waktu 120 hari sejak pembatalan dengan alasan tidak cukup
di ketahui kesalahan arbiter atau para dasar pertimbangan dalam mengambil
arbiter, dan jangka waktu 120 hari ini putusan.
berlaku selama 3 Tahun sejak putusan Dengan alasan-alasan yang dikemukakan
tersebut dijatuhkan dan/ diterima para diatas, para pihak dapat mengajukan
pihak.16 permohonan pembatalan Kesekretarian
4. Terjadinya penyimpangan yang serius Jendral ICSID, dan untuk selanjutnya Ketua
terhadap tata cara pemeriksaan suatu ICSID akan membentuk komisi ad hoc untuk
penyimpangan terhadap tata cara menyelesaikan permohonan pembatalan
pemeriksaan di katakana serius apabila ini.
penyimpangan dilakukan terhadap hal- Anggota komisi ad hoc ini terdiri dari tiga
hal yang pundamental dan melanggar orang yang ditunjuk dan diangkat oleh
hukum ataupun Rule yang dipergunakan Ketua ICSID dari kalangan anggota arbitrase
dalam memutus perselisihan tidak sesuai yang ada di ICSID, dengan catatan bahwa
dengan yang di sepakati para pihak. yang ditunjuk sebagai anggota komisi ad
hoc tidak termasuk bekas anggota arbitrase
yang putusannya dimohonkan pembatalan.
16
Op-Cit, H. Sudiarto dan Zaeni Asyhadie, hal. 191.
86
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
87
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
88
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
permohonan tambahan putusan sangat atau penetapan tersebut harus dibuat atau
penting. di putuskan secara tertulis, dengan
Yang dikatakan penting dapat ketentuan sebagai berikut :
dicontohkan apabila dalam 1. Menyebut tempat dan tanggal
permohonan arbitrase salah satu pihak pembuatan
(pihak pemohon/clainmant) memohon 2. Ditandatangani oleh para anggota
agar diputuskan pihak termohon arbiter. Apabila salah seorang anggota
(respondent) membayar ganti rugi tidak ikut menandatangani, harus
sehubunga dengan wanprestasinya. 19 dijelaskan alsan-alasannya
Permohonan pembayaran ganti rugi 3. Memuat dasar-dasar alasan tentang
ini tidak disinggung dalam putusan pengabulan atau penolakan,
yang dijatuhkan sehingga pihak permohonan, penambahan, kecuali para
clainmant mengajukan permohonan pihak sepakat untuk tidak memerlukan
tambahan. atau memuat dasar alasan tersebut.
Permohonan ganti kerugian sifatnya Jika ralat atau penetapan sebagai hasil
perlu pembuktian apakah pihak permohonan penambahan tersebut sudah
respondent memang benar telah dijatuhkan, ralat atau penetapan tersebut
wanprestasi atau karena overmacht, merupakan satu kesatuan yang terpisahkan
cara atau proses permohonan dengan putusan arbitrase semula (putusan
tambahan dengan alasan yang yang dimohonkan) penambahan. Dengan
demikian perlu diadakan pemeriksaan demikian, putusan arbitrase tersebut sudah
ulang untuk memanggil para pihak. mengandung sifat final dan binding dan
Jangka waktu pemeriksaan segera dapat dilaksanakan.20
permohonan tambahan putusan
tersebut ditentukan paling lama 60 hari
terhitung sejak tanggal majelis DAFTAR PUSTAKA
arbitrase menerima permohonan. Abdurrasyid., H. Priyatna, Penyelesaian
Jika jangka waktu 60 hari itu Sengketa Komersial (Nasional dan
terlewati atau dengan kata lain, Internasional) Diluar Pengadilan, Jakarta,
pemeriksaan permohonan tambahan 1996.
tidak bisa selesai dalam jangka waktu Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis Prinsip dan
60 hari, majelis arbitrase bisa dituntut Pelaksanaannya di Indonesia, PT Raja
telah melakukan perbuatan melawan Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
hukum. Ditama Binbangkum. Arbitrase.
Permohonan tambahan putusan http://jdih.bpk.go.id/wp-
tersebut tidak selalu di kabulkan, content/uploads/
tergantung dari penilaian majelis arbitrase 2011/03/Arbitrase.pdf, Rabu 6 February
dalam proses pemeriksaan ulang jika 2013.
memang dasar hukum untuk mengabulkan Emirzon, Joni. Alternatif Penyelesaian
permohonan tambahan putusan cukup, Sengketa di Luar Pengadilan (Negosiasi,
mak majelis arbitrase akan menuangkannya Mediasi, Konsiliasi, dan Arbitrase),
dalam bentuk rectification atau ralat. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Sebaliknya, apabila tidak mempunyai Fuady, Munir. Arbitrase Nasional, PT Citra
dasar hukum, permohonan tambahan akan Aditya Bakti, Bandung, 2003.
di tolak dengan suatu penetapan. Ralat
19 20
Op-Cit, H. Sudiarto dan Zaeni Asyhadie, hal. 198. Ibid hal. 199.
89
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
90