Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA


PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk

Disusun
Oleh:

HARYOKA
Nim: 18120032

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA
(PERSERO) Tbk ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Lampoh Keude, Januari 2021

HARYOKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali
kematian, yang meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian di
dalamnya, antara lain mengenai kapan, karena apa kejadian itu terjadi. Dimana
ketidak pastian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak
yang berkepentingan. Lebih-lebih dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta
risikonya merupan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malah harus
diperhatikan secara cermat.
Risiko itu sendiri adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan
peristiwa kerugian dan dapat menimbulkan dampak bagi pencapaian tujuan
organisasi. Kebutuhan untuk mengelola risiko, yaitu risiko kredit dan risiko pasar
dilembaga perusahaan dan asuransi sudah menjadi perhatian yang serius. Sejak
Basel II (Basel Capital Accord II) dalam perannya sebagai regulator dan
pengawas perbankan di Indonesia mulai di sosialisasikan dan diwajibkan bagi
lembaga perusahan, mulailah dikenal jenis risiko yang jauh lebih luad dari pada
risiko kredit dan risiko pasar yaitu risiko operasional. (Djojosoedarso, 1999)
Risiko operasional yaitu potensi terjadinya kerugian karena kesalahan
manusia atau kegagalan proses dan pengendalian dalam operasinal sehari hari.
Pengelolaan risiko opersional bertujuan untuk mengantisipasi potensi kerugian
yang telah atau hampir terjadi yang disebabkan karena kurang memadai atau
tidak memadai atau tidak berfungsinya proses proses internal, faktor kesalahan
manusia, kelemahan sistaem dan teknologi atau berbagai faktor eksternal yang
dapat berpengaruh negatif terhadap operasional perusahaan. Manajemen risiko
merupakan salah satu element penting dalam menjalankan bisnis perusahaan
karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta menngkatnya
kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko
yang dialamin perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko
adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga
perusahaan mengelola resiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis

1
dengan pengelolan resikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil
optimal dari opersionalnya.
Dalam mencapai tujuannya, Perusahaan menghadapi berbagai
kemungkinan kejadian-kejadian yang dapat muncul. Kejadian kejadian tersebut
dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pencapain tujuan Perusahaan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu penerapan kerangka kerja
terintegrasi yang mencakup hal hal strategis maupun hal hal operasional dalam
segala tingkatan dan fungsi yang terkait dengan lingkungan usaha Peusahaan
yang dapat membantu Perusahan mengelola kemungkinan dan dampak atas
kejadian kejadian berdampak negatif yang dapat dialami oleh perusahaan.

2
BAB II
PROFIL PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk

A. Profil PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk


1. Sejarah Ringkas
PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk atau sering disebut PGN dengan
kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah
perusahaan milik Negara yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama
Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh pemerintah
Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit (NV
OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik Indonesia mengambil
alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama menjadi Penguasa
Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan perkembangan
Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi
BPU-PLN.
Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1965,
perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai
Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah
No.27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara
(PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah
dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 489
tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring
dengan perubahan satus perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka,
anggaran dasar perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari fathiah Helmi
SH tanggal 13 November 2003, yang antara lain berisi tentang perubahan
struktur permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No.C-26467
HT.01.04 Th 2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia dengan No.94 Tambahan No. 11769 tanggal 24
November 2003.

3
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI

A. Pengetian Manajemen Resiko


Istilah (risk) Resiko memiliki berbagai definisi. Resiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Manajemen resiko juga dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan yang terstruktur atau metodolgi dalam upaya mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas
manusia termasuk Penilaian Resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan mengatasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan
sumber daya. Dalam manajemen resiko, strategi yang dapat diambil untuk
mengatasi masalah ini antara lain dengan memindahkan resiko kepada pihak lain,
menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi resiko tertentu.
Pengertian resiko menurut para ahli:
1. Pengertian manajemen resiko menurut Djohanputro (2008) manajemen
resiko merupakanproses terstruktur dan sistematis dalam
menmgidentifikasi, mengukur, memetakan,mengembangkan alternatif
penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan
resiko.
2. Pengertian manajemen resiko menurut Siahaan (Manajemen Resiko PT
Elex Media Computindo. Jakarta. 2007) manajemen resiko adalah
perbuatan (praktik) dengan manajemen resiko, menggunakan metode dan
peralatan untuk mengelola resiko sebuah proyek 3. Pengertian resiko
menurut Smith (1990) manajemen resiko didefinisikan sebagai proses
identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah Resiko yang
mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek
yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut.
3. Pengertian manajemen resiko menurut Australia/New Zealand Standards
(1999). Manajemen resiko merupakan suatu proses yang logis dan

4
sistematis dalam mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi,
mengendalikan, mengawasi, dan mengkomunikasikan Resiko yang
berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau proses dengan tujuan
perusahaan mampu meminimasi kerugian dan memaksimumkan
kesempatan. Implementasi dari manajemen resiko ini membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi Resiko sejak awal dan membantu
membuat keputusan untuk mengatasi resiko tersebut.
4. Pengertian manajemen resiko menurut William. Manajemen resiko juga
merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk
mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari
ketidakpastian pada sebuah organisasi.
5. Pengertian manajemen resiko menurut Fahmi (2010). Manajemen resiko
adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu
organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagi permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprenhensif dan sistematis.

B. Tahapan dalam Manajemen Resiko


Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu
resiko harus dikelola dan meyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang
lebih rinci dalam proses manajemen resiko. Konteks tersbut termasuk lingkungan
internal dan eksternal organisasi dan tujuan aktivitas manajemen resiko.
1. Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi
dan hubungan antara organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan
sosial budaya, regulasi (perkembangan), kompetisi, pasar keuangan dan
lingkungan politik serta stakeholder eksternal.
2. Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas manajemen resiko disetiap level dimulai, maka perlu
memahami suatu organisasi antara lain meliputi :

5
a. Struktur
b. Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sisterm, proses, modal.
c. Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya.

C. Kebijakan Manajemen Risiko


1. Framework Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko yang berlaku di PGN mengacu kepada COSO-ERM
Intergrated Framework yang merupaka common practice di dunia bisnis dan
industri. COSO-ERM mengaur semua aktivitas yang ada diseluruh tingkat
manajemen dari tingkat atas sampai bisnis unit perusahaan yang terdiri dari
delapan komponen dari COSO-ERM Intergrated Framework dapatdilihat dalam
diagram dan penjelasan sebagai berikut ini :
a. Lingkungan internal (internal evironment)
Lingkungan internal mencakup arahan dari perusahaan yang dapat
mempengaruhi kesadaran stakeholders akan risiko-risiko yang dihadapi dan juga
merupakan dasar bagi pelaksanaan ERM. Faktor lingkungan internal meliputi
filosofi manajemen risiko, Risk appetite, pengawsan oleh komisaris, integritas,
kode etik dana kopetensi sumber daya manusia, penugasan wewenang dan
tanggung jawab, pengaturan dan pengembangan sumber daya manusia.
b. Penetapan tujuan (objectif Setting)
Perusahaan menetapkan suatu tujuan pada tingkat strategis, dimana akan menjadi
suatu dasar dalam penetapan tujuan yang berhubungan dangan opersional,
laporan dan kepatuhan. Penentuan tujuan merupakan suatu prasyarat untuk
mengidentifikasi kejadian, penilaian risiko, dan menentukan strategi penanganan
trehadap risiko. 4 tujuan harus dipertimbangkan meliputi tujuan strategis,
operasional, laporan keuangan dan kepatuhan. Dalam kaitan tersebut, perusahaan
menetapkan risk
2. Kriteria Penilaian Risiko
Penilaian risiko menggunakan kriteria-kriteria yang berdasarkan dampak risiko
dan memungkinan terjadinya risiko yang kemudian menghasilkan Risk Rating
yang dapat dipakai untuk menentukan prioritas penanganan risiko.

6
D. Penanggulangan Risiko
Pada pokoknya ada dua pendekatan/cara yang digunakan suatu manager risiko
dalam menanggulangi risiko yang dihadapi perusahaannya, yaitu :
1. Penanganan risiko (risk control)
Dalam pendekatan dengan penanganan risiko (Risk Control) ada beberapa alat
atau metode yang dapat digunakan, antara lain :
a. Menghindari
Mengindari suatu risiko (murni) adalah menghindarkan harta kepada, orang atau
kegiatan dari exposure, dengan cara antara lain:
1) Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan yang
mengandung risiko, walaupun hanya sementara.
Seperti dilarang merokok diarea konstruksi, dilarang membawa korek api dan
peralatan lainnya yang menibulkan api
2) Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera
menghentikan yang diketahui yang mengandung risiko.
Seperti membatalkan membeli barang barang yang berharga murah, setelah
mengetahui bahwa barang tersebut adalah barang selundupan.
b. Mengendalikan kerugian (lost control)
1) Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian.

Dengan program pencegahan kerugian adalah berusaha untuk mengurangi atau


kalau bisa menghilangkan kesempatan terjadinya kerugian. Sedang program
pengurangan kerugian bertujuan untuk mengurangi potesil dari suatu kerugian.
Program pengendalian kerugian kebanyakan merupakan gabungan antara
program pengurangan kerugian dan program pencegahan kerugian.
Seperti kesempatan kerugian karena kebakaran dapat dikurangi dengan kontruksi
yang menggunakan bahan anti api.
2) Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya

Ada dua macam pendekatan dalam program ini, yaitu pendekatan

engineering dan pendekatan hubungan kemanusiaan.

7
Seperti memperbaiki pipa pipa yang tidak memenuhi syarat, untuk mencegah
kebocoran gas dan pemeriksaan bahan-bahan untuk mencegah terjadinya
konstruksi bangunan yang tidaak memenuhi syarat bahan-bahan yang berkualitas
jelek.
c. Memisahkan
Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko
yang sama dengan cara menbah banyaknya “independent exposure unit”,
sehingga probabilitas kerugiannya dapat diperkecil. Maksud dari pemisahan
adalah untuk mengurangi jumlah kerugian akibat suatu peril.
Seperti alat berat yang dimiliki PT PGN harus disimpan dengan baik agar
mengurangi terjadinya kebakaan.
d. Kombinasi atau pooling
Kombinasi atau pooling adalah menambah banyaknya expoure unit yang dalam
batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang
akan dialami lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil. Seperti PT
PGN memperbanyak alat beratnya agar probabilitas terjadinya kecelakaan
diperkecil.
e. Menghindari risiko
Menghidari risiko dapat dilakukan denga cara :
Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan ke pada pihak
lain, yang dinyatakan dengan tegas dengan berbagai transaksi atau kontrak.
Seperti : PT PGN menyerahkan pengangkutan produknya kepada perusahaan
transport, bertujuan untuk memindahkan risiko dalam pengangkutan kepada
perusahaan transport.

2. Pembiayaan risiko (risk financing)


Dalam penggulangan risiko dengan membiayai risiko menggunakan metode yaitu
:a. Pemindahan risiko melalui asuransi
Asuransi merupakan salah satu bagian dari proses pengelolaan risiko yang
terutama diperuntukan bagi perlilndungan terhadap risiko dari kondisi kerugian
atau kerusakan. Atas perlindungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi ini

8
PGN membayarkan sejumlah premi. Perusahaan asurasni memberikan
perlindungan asuransi yang mencakup jenis-jenis asuransi sebagai berikut :
1) Operasional jaringan pipa
Perlindungan asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi selama operasional
jaringan pipa.
2) Property all risk
Perlindungan asuransi atas kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul atas
properti maupun peralatan fisik milik PGN.
3) Comperhensive General Liability (CGL)
Suatu perlndungan asuransi atas timbulnya risiko tanggungjawab hukum dari
aktivitas bisnis yang dilakukan PGN (kecuali dinyatakan secara khusus
kewajiban mana yang tidak dilindungi berdasarkan klausula tertentu dalam
polis).
4) Kecelakaan diri
Perlindungan asuransi atas kematian dari karyawan yang diakibatakan oleh
kecelakan atau kematian normal, termasuk perlindungan untuk cacat tetap.
5) Kendaraan
Asuransi yang secara khusus memberi perlindungan terhadap potensi kerugian
atau kerusakan akibat dari peristiwa kecelakaan berkendaraan dijalan dan atas
kewajiban kepada pihak ketiga yang mungkin ada dalam peristiwa kecelakan
tersebut.
6) Marrine hull
Perlindungan asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi pada kapal
sehubungan dengan risiko bahaya marrine hull di laut.
7) Directors dan officers (D&O) liability
Suatu polis atau biaya mempertahankan diri dalam hal Direksi dan pejabat
dituntut atas suatu tindakan bersalah dimana mereka ada dipihak perushaan.
Namun sebaliknya, segala tindakan bersalah disengaja dilakukan tidak dilindungi
dalam asuransi D&O ini.

9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Penanggulangan risiko pada PT.PGN dilakukan dengan cara
menghindarinya, mengendalikan, memisahkan, melakukan kombinasi
atau pooling dan memindahkannya. Penanggulangan risiko tersebut
dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan perusahaan tanpa mengalami
kerugian atau kegagalan.
2. PT. PGN menggunakan metode pemindahan risiko melalui asuransi.
Penggunaan asuransi diperuntukkan bagi perlindungan terhadap risiko
dari kondisi kerugian atau kerusakan.
3. Dalam menghadapi risiko PT.PGN telah memiliki organisasi manajemen
risiko yang telah memenuhi persayaratan prinsip. Adanya organisasi
maka risiko ditangani kepada pihak yang lebih memahami dan lebih
mengerti dalam penanggulangan risiko tersebut.
4. Dalam rangka menghadapi lingkungan usaha yang cepat berubah,
manajemen menetapkan kebijakan tentang manajemen risiko yang
tertuang dalam pedoman manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko
yang efektif akan menjamin kelangsungan, pertumbuhan dan keberhasilan
perusahaan.
5. Setiap pengambilan keputusan disemua tingkat dillingkukan PGN
memahami dan mengelola risiko secara efektif sehingga dapat
memberikan kepastian yang lebih besar kepada para stakeholder dan
mendapatkan informasi tentang risiko bisnis yang lebih baik untuk
mendukung pengambilan keputusan dan meningkatkan value bagi
perusahaan.
6. Setiap kegiatan dan pengambilan keputusan, khususnya yang dinilai
signifikan, dikaji dan dikelola risikonya dalam suatu kerangka kerja
berbasis COSO dan risk owner yang bertanggung jawab untuk menyusun
strategi penanganan risikonya.
7. Penanganan risiko dilakukan dengan prinsip efektivitas dan efisiensi.

10
8. Proses pengambilan keputusan memerhatikan semua aspek risiko yang
terdapat dalam kerangka risiko perusahaan (PGN Risk Framework)
9. Pengambilan keputusan yang terkait alokasi sumberdaya akan
dilakukan dengan memperhatikan hasil penilaian risiko.

11
DAFTAR PUSTAKA

Djojosoedarso. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta

Burhan. 2011. Sejarah singkat PT.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk. Jakarta


Gas Negara. 2009. Pedoman dan Prosedur Operasi Kommite
Manajemen Risiko.

Jakarta

Dunil, Z, Bank Auditing: Risk Based Audit Dalam Pemerikasaan Perkreditan


Bank Umum, Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia, 2005.

E. Elias, Jimmy, Peranan Manajemen RisikoStrategik DalamMendukung Good


Corporate Governance, Jurnal Hukum Bisnis Vol.23 No.3 Tahun 2004.

Tampubolon, Robert, Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan


Kualitatif Untuk Bank Komersial), Jakarta: Elex Media Komputindo,
2004.

12

Anda mungkin juga menyukai