Anda di halaman 1dari 7

Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) adalah seperangkat peraturan yang menetapkan


hubungan antara pemangku kepentingan pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem
yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (Forum for Corporate
Governance in Indonesia, 2001).

Good corporate governance merupakan sebagai tata cara kelola perusahaan sehat
yang sudah diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia dan International Monetary
Fund (IMF). Menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG),
Corporate Governance adalah serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan
mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai
dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders).

Corporate Governance adalah rangkaian proses terstruktur yang digunakan untuk


mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis dan usaha-usaha korporasi
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta kontinuitas usaha.
good corporate governance merupakan struktur, sistem, dan proses yang digunakan
oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberi nilai tambah
perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan moral, etika, budaya
dan aturan berlaku lainnya.

Menurut Bank Dunia (World Bank), good corporate governance adalah kumpulan
hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong
kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham
maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

1
Berikut definisi dan pengertian good corporate governance dari beberapa sumber
buku:

 Menurut Tunggal (2013), good corporate governance adalah sistem yang


mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk
menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada
stakeholders, karyawan dan masyarakat sekitar.
 Menurut Agoes (2011), good corporate governance adalah suatu sistem yang
mengatur hubungan peran Dewan Komisaris peran Direksi, pemegang
saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang
baik juga disebut sebagai proses yang transparan atas penentuan tujuan
perusahaan, pencapainya dan penilaian kinerjanya.
 Menurut Kusmastuti (2008), good corporate governance merupakan sistem
tata kelola yang diselenggarakan dengan mempertimbangkan semua faktor
yang mempengaruhi proses institusional, termasuk faktor-faktor yang
berkaitan dengan regulator.
 Menurut Sutedi (2011), good corporate governance adalah suatu proses dan
struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (pemegang saham/pemilik
modal, komisaris, dewan pengawas dan direksi) untuk meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika.

Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance

Good corporate governance merupakan langkah yang penting dalam membangun


kepercayaan pasar (market confidence) dan mendorong arus investasi international
yang lebih stabil dan bersifat jangka panjang. Adapun tujuan dari penerapan Good
Corporate Governance adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang


berkepentingan (stakeholders).
2. Memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan telah dicapai.
3. Memastikan bahwa aktiva perusahaan dijaga dengan baik.
4. Memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha yang sehat.
5. Memastikan kegiatan-kegiatan perusahaan bersifat transparan.

Manfaat langsung yang dirasakan perusahaan dengan mewujudkan prinsip-prinsip


good corporate governance adalah meningkatnya produktivitas dan efisiensi usaha.
Manfaat lain adalah meningkatnya kemampuan operasional perusahaan dan
pertanggungjawaban kepada publik. Selain itu juga memperkecil praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta konflik kepentingan. Corporate governance yang baik
dapat mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis (partisipasi banyak
kepentingan), lebih accountable (adanya pertanggungjawaban dari setiap tindakan),
dan lebih transparan serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dapat
memberikan manfaat jangka panjang.

2
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), manfaat
pelaksanaan good corporate governance antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan


keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak
rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan
corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders’s value dan deviden. Khusus bagi
BUMN akan dapat membantu penerimaan bagi APBN terutama dari hasil
privatisasi.

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), terdapat lima prinsip dalam
good corporate governance yaitu sebagai berikut:

a. Transparansi (Transparency)

Transparency yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan


relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
Perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu
kepada segenap stakeholdersnya. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan
keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan
perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.

b. Kemandirian (Independency)

Independency atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola


secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak maupun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlau dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.

c. Akuntabilitas (Accountability)

Accountability yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ


perusahaan sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bila prinsip
accountability (akuntabilitas) ini diterapkan secara efektif, maka perusahaan akan
terhindar dari agency problem (benturan kepentingan peran). Perusahaan harus
dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar, untuk itu
perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan

3
perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain.

d. Pertanggung jawaban (Responsibility)

Responsibility adalah kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan perusahaan


terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
Peraturan yang berlaku termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan
industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar
penggajian, dan persaingan yang sehat. Para pengelola wajib memberikan
pertanggungjawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada
para pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang diberikan kepadanya.

e. Kewajaran (Fairness)

Fairness adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder


yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Fairness diharapkan membuat seluruh aset perusahaan dikelola secara
baik dan prudent (hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang
saham secara fair (jujur dan adil). Perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham, pemangku kepentingan lainnya dan semua orang
yang terlibat di dalamnya berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan dan kewajaran
stakeholder.

Unsur dan Aspek Good Corporate Governance

Menurut United Nation Development Program (UNDP), good corporate governance


terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

1. Participation. Mengarah pada jaminan keterlibatan bahwa setiap warga


negara dalam pembuatan suatu keputusan, baik secara langsung maupun
melalui intermediasi atau institusi yang mewakili kepentingannya. Hal ini
dibangun atas dasar demokrasi dan partisipasi secara konstruktif.
2. Rule of Law. Bahwa hukum harus mencerminkan nilai keadilan dan
kesamaan setiap orang didepan hukum serta dilakukannya law enforcement
dan hak asasi manusia.
3. Transparency (Transparansi). Hal ini dibangun atas dasar kebebasan
informasi dimana proses, lembaga, dan informasi dapat langsung diakses
oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Setiap informasi tersebut harus bersifat
komunikatif, dapat dipahami dan dimonitor.
4. Responsiveness. Bahwa setiap proses dan kelembagaan yang ada harus
dapat melayani setiap stakeholders.
5. Consensus Orientation. Hal ini menyelesaikan bahwa prinsip corporate
governance menjadi mediasi antara kepentingan yang berbeda untuk
memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas dalam
setiap kebijakan maupun prosedur.
6. Equity. Bahwa semua warga negara mempunyai kesempatan yang sama
dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan kesejahteraannya.

4
7. Effectiveness and Efficiency (Efektivitas dan Efisiensi). Adanya jaminan
bahwa setiap proses dan lembaga yang ada harus menghasilkan sesuatu
yang sesuai dengan program yang telah digariskan dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia.
8. Accountability (Akuntabilitas). Bahwa pengambil keputusan dalam
pemerintahan sektor swasta dan masyarakat mesti bertanggungjawab
kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders.
9. Strategic Vision. Pimpinan suatu perusahaan harus berlandaskan perspectif
corporate governance.

Good corporate governance adalah prinsip perusahaan yang perlu diterapkan dalam
pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan semata-mata demi menjaga
kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan perusahaan.
Menurut Sutedi (2011), aspek-aspek yang harus dijalankan dalam pelaksanaan
good corporate governance adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap hak-hak dalam Corporate Governance harus


mampu melindungi hak-hak para pemegang saham, termasuk
pemegang saham minoritas. Hak-hak tersebut mencakup hal-hal dasar
pemegang saham, yaitu : a) Hak untuk memperoleh jaminan keamanan atas
metode Pendaftaran kepemilikan; b) Hak untuk mengalihkan dan memindah-
tangankan kepemilikan saham; c) Hak untuk memperoleh informasi yang
relevan tentang perusahaan secara berkala dan teratur; d) Hak untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS); e) Hak untuk memilih anggota dewan komisaris dan direksi; f) Hak
untuk memperoleh pembagian laba (profit) perusahaan.
2. Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham (the equitable
treatmment of shareholders). Kerangka yang dibangun dalam Corporate
Governance haruslah menjamin perlakuan yang setara terhadap seluruh
pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Prinsip
ini melarang adanya praktik perdagangan berdasarkan informasi orang dalam
(insider trading) dan transaksi dengan diri sendiri (self dealing). Selain itu,
prinsip ini mengharuskan anggota dewan komisaris untuk terbuka ketika
menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan atau konflik
kepentingan (conflict of interest).
3. Peranan pemangku kepentingan berkaitan dengan perusahaan (the role
of stakeholders). Kerangka yang dibangun dalam Corporate Governance
harus memberikan pengakuan terhadap hak-hak pemangku kepentingan,
sebagaimana ditentukan oleh undang-undang dan mendorong kerja sama
yang aktif antara perusahaan dengan pemangku kepentingan dalam rangka
menciptakan lapangan kerja, kesejahteraan, serta kesinambungan usaha
(going concern).
4. Pengungkapan dan transparansi (disclosure and transparancy).
Kerangka yang dibangun dalam Corporate Governance harus menjamin
adanya pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap
permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan tersebut
mencakup informasi mengenai kondisi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan
pengelolaan perusahaan. Informasi yang diungkapkan harus disusun, diaudit,
dan disajikan sesuai dengan standar yang berkualitas tinggi. Manajemen juga

5
diharuskan untuk meminta auditor eksternal (KAP) melakukan audit yang
bersifat independen atas laporan keuangan.
5. Tanggung jawab dewan komisaris atau direksi (the responsibilities of
the board). Kerangka yang dibangun dalam Corporate Governance harus
menjamin adanya pedoman strategis perusahaan, pengawasan yang efektif
terhadap manajemen oleh dewan komisaris terhadap perusahaan dan
pemegang saham. Prinsip ini juga memuat kewenangan-kewenangan serta
kewajiban-kewajiban profesional dewan komisaris kepada pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya.

STRUKTUR ORGANISASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Secara garis besar, struktur susunan GCG terdiri dari:

1. Rapat Umum Pemegang Saham


2. Dewan Komisaris
3. Direksi
4. Komite-Komite dibawah Dewan Komisaris
5. Satuan Kerja Kepatuhan
6. Satuan Kerja Audit Intern
7. Audit Ekstern
8. Satuan Kerja Manajemen Risiko
9. Stakeholders

Contoh laporan GCG:

1. https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/perusahaan/tatakelola/laporanpelaksanaangcgtahunan
2. https://www.garuda-indonesia.com/id/id/investor-
relations/corporate-governance/corporate-governance-
assessment/index

Daftar Pustaka

 Tunggal, A. Wijaya. 2013. Internal Audit dan Good Corporate Governance.


Jakarta: Erlangga.
 Agoes, Sukrisno. 2011. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.
 Kusumastuti, A. Dwi . 2013. Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011. Surakarta:
Universitas Surakarta.
 Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
 Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Corporate
Governance: Tata Kelola Perusahaan. Jakarta: Prentice Hall.
 Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Corporate
Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis
Indonesia. Jakarta: Prentice Hall.

6
 Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum
GCG Indonesia. Jakarta.
 United Nations Development Program (UNDP). 1997. Governance
forsustainable human development.
 https://www.kajianpustaka.com/2019/11/good-corporate-governance-gcg.html
 https://upperline.id/post/potret-penerapan-gcg-di-indonesia-wawancara-
dengan-ketua-knkg-mas-achmad-daniri

Anda mungkin juga menyukai