Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RAGAM BAHASA

Paper disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
1. Deivi Amalia Putri
NIM: 17250203038
2. Manda Dewi Susanti
NIM: 17250203039

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN PONOROGO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

PONOROGO 2020

1
KATA PENGANTAR

Pertama–tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga makalah tentang “Pancasila
dan isu radikalisme” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusununtuk memenuhi
tugas mata kuliah pancassila.
Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Imam Subekti, S.Kp.,M.kep. Sp.Kom selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Malang Kampus 6 Ponorogo.
2. Heru Setiawan, M.Pd. selaku pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia.
3. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian sangat penyusun harapkan.

Ponorogo, 8 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................5
D. Manfaat....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Ragam Bahasa.........................................................................................6
Macam – Macam Ragam Bahasa ........................................................6-7
B. Ragam Bahasa Ilmiah .............................................................................7
Ciri – Ciri Ragam Bahasa Ilmiah.......................................................7-10
Karakteristik Ragam Bahasa Ilmiah .....................................................10
C. Bahasa Indonesia Sebagai Alat Komunikasi.........................................10
Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi.........................................11-13
Manfaat Mempelajari Bahasa Sebagai Alat Komunikasi......................13
D. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Ilmu................................................13
Contoh Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Ilmu....................................14
Ciri - Ciri Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Ilmu...........................14-15
E. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Komunikasi.....................................15

BAB III PENUTUP


Kesimpulan dan Saran............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah
dipakai olehmasyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia, namun tidaksemua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang
benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang
tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus BesarBahasa Indonesia oleh karena itu
pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untukmempelajari bahasa Indonesia
secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapatdigunakan dengan baik dan
benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akanhilang.
Ragam bahasa merupakan variasi penggunaan bahasa. Ragam bahasa dapat
dibedakan berdasar pada pokok pembicaraan, media yang digunakan, dan hubungan
antara komunikator dengan komunikan. Selanjutnya dalam tulisan ini hanya akan dibahas
ragam bahasa dari sudut media yang digunakan yakni ragam bahasa tulis dan dari sudut
hubungan antara komunikator dengan komunikan. perbedaan ragam bahasa tulis dan
ragam lisan ada dua macam. Pertama berhubungan dengan peristiwanya, yakni bila
digunakan ragam tulis partisipan tidak berhadapan secara langsung. Akibatnya bahasa
yang digunakan harus lebih jelas sebab berbagai sarana pendukung yang digunakan
dalam bahasa lisan seperti isyarat, pandangan dan aggukkan tidak dapat digunakan. Itulah
sebabnya mengapa ragam tulis lebih cermat . Pada ragam tulis, fungsi subjek, predikat,
objek dan keterangan serta hubungan antar fungsi itu harus nyata. Pada ragam lisan
partisipan pada umumnya bersemuka sehingga fungsi-fungsi itu kadang terabaikan.
Meskipun demikian, mereka dapat saling memahami maksud yang dikemukakan karena
dibantu dengan unsur paralinguistik. Orang yang halus rasa bahasanya sadar bahwa
kalimat ragam tulis berbeda dengan ragam ujaran. Oleh karena itu, sepatutnya mereka
berhati-hati dan berusaha agar kalimat yang ditulis ringkas dan jelas. Bentuk akhir ragam
tulis tidak jarang merupakan hasil beberapa kali penyuntingan.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia
yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dimana bahasa ragam
ilmiah ini diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode (pendekatan
rasional pendekatan empiris) dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan
isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari
keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk
komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun secara lisan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan ragam bahasa ilmiah ?
2. Apa yang dimaksud dengan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Komunikasi?
3. Apa fungsi dari Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Komunikasi?
4. Apa ciri ciri ragam bahasa?
5. Bagaimana contoh ragam bahasa dan ragam bahasa ilmiah ?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ragam bahasa dan ragam bahasa ilmiah
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Komunikasi
3. Untuk mengetahui fungsi dari Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Komunikasi
4. Untuk mengetahui ciri ciri ragam bahasa
5. Untuk mengetahui contoh ragam bahasa ilmiah

D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa
2. Mahasiswa mengetahui adanya ragam bahasa yang sering digunakan
3. Mahasiswa mengetahui fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Komunikasi
4. Mahasiswa mengetahui cirri-ciri ragam bahasa

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ragam bahasa
Ragam bahasa merupakan variasi penggunaan bahasa. Ragam bahasa dapat
dibedakan berdasar pada pokok pembicaraan, media yang digunakan, dan hubungan
antara komunikator dengan komunikan.
Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari
wilayah tertentu, yang biasanya disebut dengan istilah dialek. Misalnya, ragam
Bahasa Indonesia dialek Bali berbeda dengan dialek Yogyakarta.
 Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari
golongan sosila tertentu, misalnya disebut sosiolek. Misalnya ragam bahasa
masyarakat umum atau pun golongan buruh kasar tidak sama dengan ragam bahasa
golongan terdidik.
    Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti
kegiatan ilmiah, sastra, dan hukum. Ragam ini disebut juga dengan istilah fungsiolek,
contohnya ragam bahasa sastra dengan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa sastra
biasanya penuh dengan ungkapan atau kiasan, sedangkan ragam bahasa ilmiah
biasanya bersifat logis dak eksak.
    Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi
biasa disebut dengan istilah baku atau bahasa standar. Bahasa baku atau  bahasa
standar  adalah bahasa yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar.
Bahasa baku biasanya dipakai dalam bahasa resmi, seperti dalam perundang-
undangan, surat menyurat dan rapat resmi, serta  tidak dipakai untuk segala
keperluan tetapi hanya untuk komunikasi resmi, wawancara teknis, pembicaraan
didepan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar itu dipakai
ragam bahasa tidak baku.
Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi informal atau tidak resmi yang
biasa disebut dengan istilah ragam non baku atau non standar. Dalam ragam ini
kaidah-kaidah tata bahasa seringkali dilanggar. Ragam bahasa yang digunakan secara
lisan yang biasa disebut bahasa lisan.

Macam  macam Ragam Bahasa


Ragam bahasa berdasarkan cara berkomunikasi
1. Ragam  Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap dengan fonem sebagai
unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan
lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah
suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam lisan:
a) Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b) Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c) Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta
bahasa tubuh.
d) Berlangsung cepat;
e) Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;

6
f) Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g) Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi

Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

2. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang
diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa
baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu,
dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan
di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur
kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat. Ciri-ciri
ragam tulis :
1) Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2) Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3) Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4) Berlangsung lambat;
5) Selalu memakai alat bantu;
6) Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7) Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu
dengan tanda baca

Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

B. Ragam Bahasa Ilmiah


Ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk kegiatan
yang bersifat ilmiah.Bahasa ragam ilmiah yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah harus benar-benarmengikuti kaidah tata bahasa, sehingga ragam bahasa
ilmiahdisebut juga dengan ragam bahasa baku.
Selain itu, ragam bahasa ilmiah harus singkat, padat, jelas, dan logis karena
bahasa ragam ilmiah digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan pola pikir atau
gagasan secara ilmiah melalui tulisan sehingga dapat diterima oleh orang lain atau
pembaca dengan benar. Ragam bahasa ilmiah digunakan dalam penulisan yang
mencakup segala kegiatan yang bersifat ilmiah. Dengan demian ragam bahasa ilmiah
mencakup penulisan sebagai berikut :
 laporan yang berbentuk naskah seperti artikel,makalah,laporan hasil
penelitian dan laporan yang berbentuk surat,seperti surat-surat resmi.
 laporan pekerjaan yang berbentuk surat atau naskah.
 skripsi, desertasi dan tesis.
 laporan pertanggung jawabkan seperti laporan kegiatan,laporan keuangan dan
laporan pemegang saham.

7
Ciri-ciri Ragam Bahasa Ilmiah
1) Cindekia
Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Hal
itu diwujudkan dalam penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis,
artinya teratur dan runtut sehingga menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau
penulis.
Contoh :
kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran
nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke
Negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
moral bangsa Indonesia.
2) Lugas dan Logis
Ciri lugas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda,
sedangkan ciri logis adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah sesuai dengan logika atau dapat diterima oleh akal sehat. Hal itu
membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau gagasannya dan
membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.
Contoh:
 kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk
ceritanya digunakan sebagai media penyebaran agama. Maka di masa
sekarang lebih tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita wayang
melalui pengajaran apresiasi.
 kalau pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya,
digunakan sebagai media penyebaran agama sekarang, kesenian wayang
digunakan sebagai media penanaman budi pekerti melalui apresiasi.
 saat terjadi kekacauan di pasar, pencuri berhasil ditangkap sama polisi.
3) Jelas
Ciri jelas  yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
pen ulisan karya ilmiah jelas struktur kalimat dan maknanya. Hal itu sangat
membantu penulis dalam memaparkan gagasan atau pola pikirnya dan
mempermudah pembaca untuk memahami makna yang dimaksudkan.
Contoh:
 untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari
tingkah lakunya dalam sehari-hari.
 baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-
hari.
 perkara diajukan kemeja hijau berjumlah lima puluh satu. Sedangkan
perkara disidangkan berjumlah dua puluh satu.
4) Padat dan Ringkas
Padat yang dimaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan
diungkapkan tidak tercampur unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau
tidak diperlukan. Ciri ringkas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus singkat, tidak menggunakan kata-
kata yang tidak diperlukan atau kata-kata yang berlebihan (mubazir). Dengan

8
demikian, pemulisan karya tulis ilmiah menunjukkan gagasan atau pola pikir yang
padat dan tertuang dalam kalimat yang ringkas.
Contoh:
 pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid
dalam keluarga.
 pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
dukungan orang tua.
5) Formal dan Objektif
Formal yang dimaksud mengacu pada pandangan bahwa komunikasi
ilmiah melalui tulisan ilmiah merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga
bahasa Indonesia yang digunakannya harus bahasa Indonesia formal, artinya
bahasa Indonesia yang digunakan harus bahasa yang berlaku dalam situasi formal
atau resmi pada struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur
kebahasaan. Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri objektif,
yaitu dapat diukur kebenaranya secara terbuka oleh umum.
Contoh:
 menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan
menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan (1989).
 Menurut moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan
menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
 moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan
menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.

6) Gagasan sebagai Pangkal Tolak

     Gagasan sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir bukan
pada penulis. Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas penulis,
artinya penggunaan bahasa tersebut secara dominan harus bertolak pada objek yang
dibicarakan dan bukan pada penulis secara pribadi. Oleh karena itu, objektivitas
harus ditandai dengan upaya penulis untuk menghindari penggunaan kata saya, kami
dan kita.
Contoh:
 kita semua tahu bahwa pendidikan itu dilingkungan keluarga sangat
penting kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
 perlu dikatahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting
dalam penanaman moral Pancasila.
7) Penggunaan Istilah Teknis

   Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis,
artinya sesuai dengan bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan
teknis yang meliputi penulisan angka, lambang, dan istilah sesuai dengan bidang
ilmu.
 Contoh:

9
 hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan
mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan
pangan internasional Codex Alimentarius Commission untuk diterapkan di
industri pangan.
 hazard Anaylisis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem
penjaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh
badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission
(CAC) untuk diterapkan di industri pangan.
8) Konsisten
    Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar
dan terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg. Contoh:
 perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia
untuk mereka yang penting        adalah pencabutan embargo senjata.
 perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia.
Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.

Karakteristik Ragam Bahasa Ilmiah

 • Mencerminkan sikap ilmiah.


 • Transparan.
 • Lugas.
• Mengguanakan paparan (eksposisi) sebagai bentuk karangan yang utama.
• Membatasi pemakaian majas.
 • Penulis menyebut diri sendiri sebagai orang ketiga.
 • Sering menggunakan definisi,klasifikasi dan analis.
• Bahasanya ringkas tapi padat.
• Menggunakan tata cara penulisan dan format karya ilmiah secara konsisten
.• Menggunakan bahasa indonesia baku.

C. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi


Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia , Bahasa juga merupakan alat ekspresi diri
sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita
dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul
bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri
kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar komunikasi yang
dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus
menguasai bahasanya.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk
melakukan kontrol sosial

10
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar
kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan
komunikan yang menjadi perhatian utama kita. Bahasa sebagai alat komunikasi,
bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita. Dengan komunikasi, kita
dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang
lain.

Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi


 Fungsi Informasi
Dalam komunikasi bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi.
Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang teramat penting bagi tersampainya
sebuah informasi kepada penerimanya. Bahasa yang baik akan mempermudah
sebuah informasi untuk diterima dengan baik pula
.
 Fungsi Ekspresi Diri

Dalam komunikasi bahasa berfungsi sebagai penyalur untuk mengeluarkan apa


yang kita kehendaki. Bahasa sebagai ekspresi diri dapat diartikan bahwa bahasa
merupakan alat yang dapat menginterprestasikan segala hal baik berupa gagasan,
perasaan, ide dan lain sebagainya untuk disampaikan kepada orang lain. Fungsi
bahasa sebagai ekspresi diri ini memberikan kita kebebasa dalam menyampaikan
sebuah ekspresi diri.

 Fungsi Adaptasi dan Integrasi

Fungsi adaptasi dan integrasi ini bermakna bahwa bahasa menyatukan diri kita
dalam masyarakat. Bahasa menjadi modal bagi seorang manusia untuk beradaptasi
dan menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang ada pada lingkungannya. Lebih
dari itu bahasa menjadi pemersatu manusia dalam kehidupan masyarakat, bahkan
bahasa menjadi faktor pemersatu antar anggota masyarakat dalam satu negara.

 Fungsi Kontrol Sosial

fungsi kontror sosial memiliki makna bahwa bahasa dapat digunakan untuk
mempengaruhi sikap dan juga pendapat orang lain. Dalam hal ini kemampuan
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat tersebut dapat dijadikan sebagi alat guna
mencapai satu kehidupan masyarakat yang baik dan ideal. Sementara itu
Hallyday (1992) mengemukanan tujuh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
yakni :

 Fungsi Instrumental

Dalam hal ini bahasa digunakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dapat
dikatakan bahwa bahasa dalam pemaknaanya sebagai alat komunikasi memiliki

11
tujuan dari orang yang menyampaikan bahasa atau informasi tersebut yakni agar
lawan bicaranya melakukan apa yang ia kehendaki.

 Fungsi Regulasi

Dalam hal ini bahasa berfungsi untuk mengatur dan juga mengendalikan seseorang.
Artinya bahwa bahasa dijadikan sebagai alat pengatur dan juga pengendali tingkah
laku seseorang. Hal ini biasanya digunakan dalam komunikasi organisasi yang
meibatkan antara pimpinan dan bawahan.

 Fungsi Interaksional

Fungsi interaksional memiliki arti bahwa bahasa berfungsi sebagai alat untuk
berinteraksi dengan orang lain. Bahwa bahasa digunakan oleh manusia sebagai alat
dalam bergaul dengan sesamanya. Dalam hal ini bahasa memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan Manusia sebagai alat komunikasi mengingat
manusia yang tak bisa hidup sendiri memerlukan interaksi untuk senantiasa
berhubungan dengan orang lain.

 Fungsi Personal

Bahasa memiliki fungsi untuk menyampaikan dan menggambarkan apa yang


dirasakan atau hendak disampaikan oleh penggunanya kepada orang lain. Bahasa
dalam hal ini juga dapat memberitahu keadaan pribadi seseorang. Misalkan saja
melalui bahasa yang digunakan kita dapat mengetahui kondisi orang tersebut
apakah dia sedang sedih, marah maupun senang.

 Fungsi Heuritik

Dalam hal ini bahasa memiliki fungsi penting sebagai alat komunikasi dalam
rangka mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sebuah ilmu pengetahuan
akan dapat dipelajari apabila tertuang dalam sebuah bahasa yang dapat dipahami
oleh mereka yang mempelajarinya.

 Fungsi Imajinatif

Dalam hal ini bahasa berfungsi guna mengkomunikasikan sebuah imajinasi dalam
diri seseorang. Misalkan saja apa yang tertuang dalam sebuah novel fiksi
merupakan hasil dari imajinasi seseorang yang kemudian dibaca dan pesanya
tersampaikan kepada pembacanya sehingga terjadi sebuah arus komunikasi.

 Fungsi Representasional

Artinya bahwa komunikasi memiliki fungsi untuk menggambarkan sesuatu baik


benda, perasaan, gagasan, pesan, informasi dan sebagainya. Sebagai contoh

12
komunikasi dapat menjelaskan bahwa gula itu memiliki rasa yang manis,
komunikasi juga dapat menjelaskan mana benda yang disebut meja dan juga mana
yang disebut kursi.

Manfaat Mempelajari Bahasa sebagai Alat Komunikasi


Dengan mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi kita juga menjadi lebih
paham bagaimana fungsi bahasa ternyata tanpa kita sadari sangat banyak. Tak sampai
disitu dengan mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi kita dapat mengetahui
banyak hal. Bahwa bahasa dalam penggunaanya sebagai alat komunikasi memiliki
ragam yang berbeda beda sebagaimana dan Diana komunikasi itu dilakukan. Oleh
karenanya setelah mempelajari ini kita menjadi lebih paham bagaimana menempatkan
diri dalam berkomunikasi.

Contoh bahasa sebagai alat komunikasi berupa:

Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-
bunyian, lukisan, gambar, dsb).

Contohnya :

- bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam)

- adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran

- suara adzan untuk tanda segera melakukan sholat

- telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh

- simbol rambu-rambu lalu lintas yang berada di jalan

- gambar peta yang menunjukkan jalan

- melambaikan tangan berarti untuk menyampaikan salam

D. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu

Perjalanan bahasa Indonesia menjadi bahasa penghela ilmu pengetahuan dan


teknologi sangat panjang. Perjalanan ini diawali dari bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar pergaulan (lingua franca). Sampai saat ini bahasa Indonesia sebagai bahasa
pergaulan masih digunakan di negara-negara kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar berubah menjadi bahasa
pergerakan setelah bahasa ini tidak cukup hanya sebagai bahasa pengantar
antaraktivis, tetapi juga sebagai identitas politik, bahkan alat perjuangan. Sebagai
bahasa pergerakan, bahasa Indonesia menjadi ujung tombak pemersatu bangsa yang
mampu menggerakkan kaum muda pada zamannya untuk bersatu padu

13
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehingga pada masa tersebut
lahirlah Sumpah Pemuda yang memasukkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pergerakan ini terus dilakukan sampai
bangsa Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan pada tahun 1945. Pada tahap
selanjutnya, bahasa Indonesia memasuki fungsi sebagai bahasa negara. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara didasarkan pada UUD 1945 pasal 36. Pengukuhan
tersebut menjadi momentum yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
yang terhormat dalam kehidupan kenegaraan Indonesia. Pemuliaan bahasa Indonesia
salah satunya dilakukan dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu
pengetahuan yang diterapkan di Kurikulum 2013. Dengan pemberlakuan ini, bahasa
Indonesia menempati posisi sebagai bahasa pembawa ilmu pengetahuan.

Syarat Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa ilmu adalah ketika berfungsi
menyampaikan ilmu pengetahuan dengan mudah. Dengan kata lain ilmu tentang
apapun jika disampaikan dengan bahasa Indonesia dan bisa dipahami, maka bahasa
Indonesia telah sah menjadi bahasa ilmu. Bahasa yang memiliki ragam teknis pada
setiap bidang ilmu yang lengkapi dengan ejaan dan tanda baca yang baku bagi para
ilmuan

Contoh bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu :

Sejak dicanangkan Kurikulum 2013 yang menempatkan bahasa Indonesia


sebagai penghela ilmu pengetahuan dan penerapan pembelajaran dengan konsep
tematik terpadu, mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak terpisah dari mata pelajaran
lain. Bahasa Indonesia dipilih untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan alam (IPA)
dan ilmu pengetahuan sosial (IPS). Integrasi tersebut membawa konsekuensi
kewajiban menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana pencarian dan penemuan
ilmu. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah bertekad untuk
membenahi kembali karakter bangsa yang mulai rusak dengan salah satunya
menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu.

Ciri - ciri Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu :

 REPRODUKTIF - maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima oleh


pembaca dengan makna yang sama.

 TIDAK AMBIGU - tidak bermakna ganda akibat penulisnya kurang


menguasai materi atau kurang mampu menyusun kalimat dengan subjek dan
predikat yang jelas.

 TIDAK EMOTIF - tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Hal-hal yang


diungkapkan harus rasional, tanpa diberi tambahan pada subjektifitas
penulisnya:

14
Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan
paragraf - penulis harus menggunakan bahasa mengikuti kaidah
tatabahasa agar tulisannya tidak mengandung salah tafsir bagi pembaca.

Penggunaan istilah keilmuan - penulis karya ilmiah harus


mempergunakan istilah-istilah keilmuan bidang tertentu sebagai bukti
penguasaan penulis terhadap ilmu yang tidak dikuasai oleh penulis pada
bidang yang lain.

Bersifat dekoratif - penulis dalam karya ilmiah harus menggunakan


istilah atau kata yang hanya memiliki satu makna.

E. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai komunikasi

1. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai komunikasi di kecamatan Babadan, kabupaten


Ponorogo, jawa Timur. Bahasa Indonesia sebagai komunikasi di kecamatan
Babadan jarang digunakan. Saat berkomunikasi antarindividu biasanya
menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Jawa. Hanya di tempat dan waktu
tertentu saja masyarakat di kecamatan Babadan menggunakan bahasa Indonesia
sebagai komunikasi.

2. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai komunikasi di kecamatan Ponorogo, kabupaten


Ponorogo, jawa Timur. Bahasa Indonesia sebagai komunikasi di kecamatan
Ponorogo jarang digunakan. Saat berkomunikasi antarindividu biasanya
menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Jawa. Hanya di tempat dan waktu
tertentu saja masyarakat di kecamatan Ponorogo menggunakan bahasa Indonesia
sebagai komunikasi. Namun banyak tempat di kecamatan Ponorogo yang sering
kedatangan banyak orang luar daerah sehingga masyarakat di kecamatan
Ponorogo tak jarang menggunakan Bahasa Indonesia.

3. Di kecamatan Ponorogo lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia sebagai


komunikasi disbanding di kecamatan Babadan karena di kecamatan Ponorogo
letaknya di pusat kabupaten Ponorogo. Banyak tempat di kecamatan Ponorogo
yang diharuskan menggunakan bahasa Indonesia sebagai komunikasi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda


menuruttopik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan,serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi
bahasa lisan dan bahasa baku tulis.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan
bahasaIndonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah
Disempurnakan(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga
negara Indonesia mampumengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta
bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.

B. Saran

Sebaiknya kita atau siapa pun penduduk di Indonesia menggunakan ragam bahasa
yang baik dan benar sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan
adanya bahasa- bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia
bahkan bertentangan

16
DAFTAR PUSTAKA

Resmini, N. (2003). Penggunaan Bahasa dalam Artikel Ilmiah. Makalah Lokakarya Lomba


Karya Tulis Mahasiswa dan Program Kreativitas Mahasiswa Tingkat FPBS UPI, 10.

Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga
Rahmawati, F. P. (2015). Menilik Keberadaan Bahasa (Sastra) Indonesia sebagai Penghela
Ilmu Pengetahuan di Sekolah Dasar.

17

Anda mungkin juga menyukai