Anda di halaman 1dari 17

Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar

MEMAHAMI MANUSIA DAN KEBUDAYAANNYA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V

1. UNESCO
2. LA ODE SULMAN
3. LA ODE IZAN SAWALUDIN
4. NURYAQIN

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM BUTON (UMB)
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan taufik serta hidayah-
Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ilmu
Sosial Budaya Dasar, Yang berjudul Memahami Manusia dan kebudayaannya.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar di Universitas Muhammadiyah Buton.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Pasarwajo, 15 November 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................ i


Daftar isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar belakang................................................................................. 1
B. Rumusan masalah........................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengertian Manusia......................................................................... 3
B. Pengertian Peradaban Dan Kebudayaan.................................... 4
C. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan  Makhluk Individu........ 7
D. Manusia Sebagai Makhluk Beradab............................................. 9
E. Manusia   Sebagai Makhluk Yang Berbudaya............................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 13
B. Saran............................................................................................... 13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan,


karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia
hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup
dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan
dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan
kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Antara manusia dan peradaban dan kebudayaan mempunyai
hubungan yang sangat erat karena diantara ketiganya saling mendukung untuk
menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban dan
kebudayaan timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya factor
manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi
atau berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat
mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat
diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dan berbudaya dapat diartikan sebagai
masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki
manusia beradab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manusia?
2. Apa Pengertian Peradaban Dan Kebudayaan  ?
3. Apa Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan  Makhluk Individu ?
4. Apa Pengertian Dari Manusia Sebagai Makhluk Beradab ?
5. Apa Pengertian Manusia   Sebagai Makhluk Yang Berbudaya ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Manusia
2. Mengetahu pengertian Peradaban Dan Kebudayaan.
3. Mengetahui  Pengertian  Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Makhluk
Individu.
4. Mengetahui Pengertian Dari Manusia Sebagai Makhluk Beradab.
5. Mengetahui Pengertian Manusia   Sebagai Makhluk Yang Berbudaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia
Sebagai seorang manusia, kita sudah sepantasnya memahami apa itu
arti manusia yang sesungguhnya. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak
sekali orang yang tidak memahami makna dan arti kata manusia. ntuk
membantu mempelajari makna dan arti kata manusia yang sebenarnya, kita
dapat menggunakan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi kata
manusia berikut ini :
Beberapa Pengertian Manusia menurut Para Ahli:
1. Paula J. C. & Janet W. K.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang
terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung
jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut
menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan
berbagai kemungkinan.
2. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan makhluk
yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang
terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam
proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
keturunan dan faktor lingkungan.
3. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri
dari dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
4. Upanisads
Manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan
seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).
5. Nicolaus D. & A. Sudiarja
Manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut bhineka
karena ia mempunyai jasmani dan rohani, sedangkan disebut tunggal karena
hanya berupa satu saja.

3
6. Agung. P.P
Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling
sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh/jiwa, dan akal pikiran yang
tumbuh dan berkembang sesuao den gan lingkungannya.

B. Pengertian kebudayaan dan peradaban


1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah
bentuk jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata
budaya sebenarnya berasal dari bahasa snsekerta buddayah yaitu bentuk
jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.dalam bahasa inggris kata
budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan
kata Cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela.
1.1. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
a. E.B. Tylor
Budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. R. Linton
Kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil ntingkah laku yang dipelajari, dimana unsur
pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat
lainnya.
c. Koentjaraningrat
Mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
d. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, cipta,
dan rasa masyarakat.

4
1.2. Perwujudan Kebudayaan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi
atau digolongkan kedalam tiga wujud yaitu:
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai
norma-norma dan peraturan
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka
kebudayaan dapat dikelompokan menjadi dua:
 Budaya yang bersifat abstrak
 Budaya yang bersifat kongkrit.

Sebagaimana telah disebutkan koentjaraningrat wujud budaya


kongkrit ini dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri dari:
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku tertentu
dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat
harus mengikuti pola-pola perilaku (patterns of behavior) masyarakat.
Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh anggota suatu
masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang
sama.
b. Bahasa
Ralph linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling
penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai tarafnya
seperti sekarang ialah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir
dan alat berkomunikasi. Tanpa berfikir dan berkomunikasi kebudayaan
sulit ada. Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan:
bahasa menunjukan bangsa, artinya bahasalah yang mempopulerkan
sebuah bangsa yang tentu saja termasuk didalamnya kebudayaan
bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat
dibentuk, dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi
mendatang.

5
c. Materi
Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya manusia dalam masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian,
alat-alat rumah tangga, alat produksi, alat transportasi, alat komunikasi,
dan sebagainya.
Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar
adalah sebagai berikut:
1. Items, unsur yang paling kecil dalam budaya
2. Traits, merupakan gabungan beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan beberapa dari items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa
kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-
unsur budaya menyeluruh (cultural universal). Terjadinya unsur budaya
tersebut dapat melalui discovery, yaitu penemuan yang terjadi secara
sengaja atau kebetulan, yang sebelumnya tidak ada. Dan invention,
yaitu penemuan atau usaha yang sengaja untuk memperoleh hal-hal
baru.
2. Pengertian peradaban
Peradaban karapkali diartikan sebagai sebuah terobosan yang berasal
dari makna masyarakat yang senantiasa melakukan mobilisasi dalam
kehidupannya, sehingga dalam tingkat lanjutan dari perkembangan sosial dan
manusia inilah muncul kemajuan yang ditemukan berbeda dari kurun waktu
tertentu.
Secara umum pengertian peradaban adalah bagian-bagian dari
kebudayaan yang tinggi, indah, halus, dan maju.
Sedangkan pengertian peradaban secara luas adalah kumpulan
sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia, yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik fisik (mis. bangunan,jalan)
maupun non fisik (nilai-nilai, tatanan, budaya, dan iptek) yang teridentifikasi
melalui unsur-unsur objektif umum seperti bahasa, sejarah, agama,
kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif.
Adapun makan peradaban menurut para ahli, antara lain adalah
sebagai berikut;
6
a. Oswald Spengler
Oswald Spengler adalah filsuf sejarah Jerman yang memandang
bahwa peradaban ialah suatu tingkat kebudayaan ketika sudah mencapai
taraf tertinggi dan kompleks. Ia juga menyatakan bahwa peradaban ialah
tingkat dari berbagai sifat kebudayaan ketika tidak lagi mempunyai aspek
produktif, beku dan mengkristal.
b. Prof Dr. Koentjaraningrat
Peradaban ialah bagian yang halus dan indah seperti seni budaya
dalam masyarakat yang sudah maju terhadap element kebudayaan
tertentu, artinya memiliki peradaban yang tinggi dalam berbagai proses
dari sistem sosial dan prilaku keseharian.

Peradaban memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut;


1. Terdapatnya pembaruan dalam masyarakat akibat berbagai dilematika
kehidupan, misalnya pembahrauan dalam hukum, sosial, dan politik
2. Terdapatnya perbedaan antara satu fase kehidupan sebelumnya dengan
kehidupan yang terjadi di saat ini
3. Terdapatnya keanekaragaman pekerjaan masyarakat yang bukan hanya
tersentral dalam pertanian, akan tetapi dalam segi media sosial, internet,
sampai pada segi hukum yang berkembang

C. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan  Makhluk Individu


Manusia sebagai makhluk individu. Dalam bahasa latin individu berasal
dari kata individuum, artinya yang tidak terbagi. Dalam bahasa inggris Individu
berasal dari kata in dan divied. Kata in salah satunya mengandung pengertian
tidak dan divied artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu
kesatuan.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seorang individu adalah perpaduan
antara faktor genotype dan fenotipe. Faktor genotype adalah faktor yang dibawa
individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan dibawa individu sejak lahir.
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil
interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) yang terbawa
sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan
7
dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari
lingkungan.
Manusia sebagi makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagi makhluk
sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup
berkelompok dengsn orang lain. Manusia dikatakan juga sebagai makhluk
social, karena manusia tidak akan bisa hidup sebagi manusia jika tidak hidup di
tengah-tengah manusia.
Cooley memberi nama looking-glass self untuk melihat bahwa seseorang
di pengaruhi orang lain. Cooley berpendapat bahwa  looking-glass self terbentuk
melalui tiga tahap. Pada tahap pertama,seseorang mempunyai presepsi
mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap kedua, seseorang
mempunyai presepsi mengenai pandangan orang lain terhadap penampilannya.
Pada tahap ketiga, seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang di
rasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya.
Manusia dikatakan makhluk sosial apabila kita tidak bisa hidup sendiri
dan selalu membutuhkan pertolongan dari orang lain. Menurut George Herbert
Mead, pengembangan diri manusia berlangsung beberapa tahap, yaitu:
· Play stage (bermain)
· Game stage (bertanding)
· Significant other (bersama orang dekat)
· Generalized other (bersama masyarakat secara umum)
Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa
alasan, yaitu:
 Manusia tunduk pada norma sosial, dan aturan
 Perilaku manusia mengharapkan penilaian dari orang lain
 Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
 Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah
manusia.

8
D. Manusia sebagai makhluk beradad
Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan
kebaikan budi pekerti dan akhlak.  Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu
tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.  Sedangkan
menurut istilah, adab ialah  “Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan yang
dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya
yang berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus. Peradaban berasal dari
kata ‘adab’ yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket.
Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas milik
sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu
pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab.  Istilah
peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu
pengetahuan yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani,
dan kehendak.
1) Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi
2) Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber
kesenian
3) Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan
sumber kegunaan.
Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan
sebagai masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir
batinnya. Segala sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan lahir batin
suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan dikembangkan, walaupun perlu
dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu berubah atau
berkembang. Dalam proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi,
disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala aspek kehidupan yang
padat menimbulkan gangguan dan peluang untuk mangembangkan peradaban
masyarakat. Tingkat peradaban suatu masyarakat bangsa dapat diukur atau
diklasi – fikasikan dengan berbagai cara. Pada umumnya dilakukan dengan
9
menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi, meliputi berbagai
fasetnya dengan menggunakan indikator-indikator sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna
hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang
ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan adab
(kesopanan). Orang yang bertingkah laku, bertutur kata, dan berpakaian yang
tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun norma agama, maka orang
tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak beradab. Kehilangan tata
karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa
memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam
kekurangajaran. Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi, namun tak punya
kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu.
Mengetahui perihal yang baik namun lebih memilih untuk menjadi manusia yang
hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga diri bukan 
lagi menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di ruang publik
tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan
bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju.
Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan,
teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat
dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran.

E. Manusia   Sebagai Makhluk Yang Berbudaya


Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah
yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk
lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh
10
karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral
harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung
jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus
mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua
makhluk Tuhan.
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab
tantangan hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam
sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui
sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang
budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih
dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat
perbedaan yang bersifat prinsip.
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini
terjadi karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan
apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan
dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam
banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut.
Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara  manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh
kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan
menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar
dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik.
Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di
dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan,
dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam
sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.
Hakikat kodrat manusia itu adalah :
1) sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2) sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan
sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam), dan
11
3) sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah
sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya.
Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek
fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya.
Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk
lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia
sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan inderanya sehingga
memerlukan instrumen (homo faber), manusia mampu berbicara (homo
languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo
humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus), serta
manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious), sedangkan hewan
memiliki daya pikir terbatas dan benda mati  cenderung tidak memliki perilaku
dan tunduk pada hukum alam.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan
pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Pendidikan
sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya
kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi
terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat
bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan
pribadi manusia sebagai mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang
lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat
menjadi suatu tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di
dalam suatu Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu
negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu
pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah
yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.
Problematika kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi
diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting-
kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi
transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia.

B. Saran
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai mana manusia yang tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

13

Anda mungkin juga menyukai