Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TBC

Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing :
Paramita Ratna, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Nama Anggota :

1. Anggi Yani (10218005)


2. Asfa Diyanati Jaziliya (10218013)
3. Dia Ayu Tri Agustin (10218021)
4. Etana Nugraha Yudha (10218030)
5. Gigih Biyan Pamungkas (10218038)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunianya sehingga dapat laporan pendahuluan dengan judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan TBC”. Sebagai salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliative. Pada semester 5 Program Studi
S1 Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri.

Penyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karna itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Paramita Ratna, S.Kep.,Ns.,M.Kes. selaku dosen mata kuliah yang
telah memberikan tugas penyusunan laporan ini sehingga kami mendapatkan
pengetahuan tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan TBC”. Semua
pihak khususnya anggota kelompok yang telah meluangkan waktu dan pikirannya
untuk mengerjakan tugas ini. Serta teman – teman semua yang telah mendukung
selesainya makalah ini .

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga makalah ini berguna baik bagi penulis maupun pihak
yang memanfaatkannya. Penulis menyadari bahwa makalh ini jauh dari sempurna,
oleh karna itu saran dari pembaca sangat penulis harapkan dengan demi perbaikan
makalah ini.

Kediri, 1 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
2.1 Definisi....................................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Penyakit.................................................................................... 3
2.3 Etiologi....................................................................................................... 3
2.4 Patofisiologi................................................................................................ 5
2.5 Manifestasi Klinis....................................................................................... 8
2.6 Pemeriksaan Diagnistik.............................................................................. 10
2.7 Penatalaksanaan.......................................................................................... 11
2.8 WOC........................................................................................................... 11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................... 14
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberculosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Dengan berbagai
upaya pengendalian yang dilakukan, insiden dan kematian akibat penyakit tersebut telah
menurun, namun penyakit ini diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan
menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan
negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10% dan 10% dari
seluruh penderita di dunia (Kemenkes RI, 2016).
Tuberkulosis paru (TBC) adalah suatu penyakit infeksi kronik atau akut yang menyerang
organ paru. TBC ditandai dengan demam, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada, dan
malaise. (Nugroho 2011)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi penyakit TBC ?
2. Bagaimana klasifikasi penyakit TBC ?
3. Bagaimana etiologi pada penyakit TBC ?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit TBC ?
5. Bagaimana manifestasi klinis penyakit TBC ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada penyakit TBC ?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit TBC ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk megetahui definisi penyakit TBC
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit TBC
3. Untuk mengetahui etiologi pada penyakit TBC
4. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit TBC
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit TBC
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada penyakit TBC
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada penyakit TBC
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi penyakit TBC


Tuberkulosis atau TB paru adalah suatu penyakit menular yang paling sering
mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.TB
paru dapat menyebar ke setiap bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang dan
nodus limfe (Smeltzer&Bare, 2015). Selain itu TB paru adalah penyakit yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup
terutama di paru atau di berbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial
oksigen yang tinggi (Tabrani Rab, 2016).

2. Klasifikasi penyakit TBC


Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk
menetapkan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum
pengobatan dimulai. Klasifikasi penyakit TB Paru :
a. Tuberkulosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :
1) Tuberkulosis Paru BTA (+), Sekurang-kurangnya 2 dari spesimen dahak SPS
hasilnya BTA (+). 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada
menunjukan gambaran tuberculosis aktif.
2) Tuberkulosis Paru BTA (-), Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
(-) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberkulosis aktif. TBC Paru
BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu
bentuk berat dan 22 ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgan dada
memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas
b. Tuberculosis Ekstra Paru TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu :
1) TBC Ekstra paru ringan Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa
unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
2) TBC ekstra-paru berat Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis,
pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran
kencing dan alat kelamin.

3. Etiologi pada penyakit TBC


a. Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis dengan ukuran
panjang 1 - 4/mm dan tebal 0.3 - 0.6/mm. Kuman mycobacterium tuberculosis
adalah kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman leih tahan asam dan tahan
terhadap gangguan kimia dan fisis (Santa, 2013).
b. Kuman TBC menyebar melalui udara (batuk, tertawa dan bersin dan 15
melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman, akan tetapi
kuman dapat hidup beberapa jam dalam suhu kamar.

4. Patofisiologi penyakit TBC


Kuman tuberculosis masuk ke dalam tubuh melalui udara pernafas 17 an,
bakteri, pernafasan, bakteri yang terhirup akan dipindahkan melalui jalan nafas ke
alveoli, tempat dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri.
Selain itu bakteri juga dapat dipindahkan melalui sistem limfe dan cairan darah ke
bagian tubuh yang lainnya.
Selain imun, tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit
menekan banyak bakteri, limposit spesifik tuberkulosis menghancurkan bakteri
dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat
dalam alveoli yang dapat menyebabkan broncho pneumonia. Infeksi awal
biasanya terjadi 2 sampai 10 minggu setelah pemajaman.
Massa jaringan baru yang disebut granuloma merupakan gumpalan basil
yang masih hidup dan sudah mati dikelilingi oleh makrofag dan membentuk
dinding protektif granuloma diubah menjadi jaringan fibrosa, bagian sentral dari
fibrosa ini disebut “TUBERKEL”, bakteri dan makrofag menjadi nekrotik
membentuk massa seperti keju.
Setelah pemajaman dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit
aktif karena penyakit tidak adekuatnya sistem imun tubuh. Penyakit aktif dapat
juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri. Tuberkel memecah,
melepaskan bahan seperti keju ke dalam bronchi. Tuberkel yang pecah
menyembuh dan membentuk jaringan parut paru yang terinfeksi menjadi lebih
membengkak dan mengakibatkan terjadinya bronchopneumonia lebih lanjut
(Santa,2013)

5. Manifestasi klinis penyakit TBC

Menurut Wong (2008) tanda dan gejala tuberkulosis adalah:

a. Demam

b. Malaise

c. Anoreksia

d. Penurunan berat badan

e. Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu

– minggu sampai berbulan – bulan)

f. Peningkatan frekuensi pernapasan

g. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit

h. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi

i. Demam persisten

j. Manifestasi gejala yang umum: pucat, anemia, kelemahan, dan

penurunan berat badan

6. Pemeriksaan diagnostik pada penyakit TBC


Menurut Somantri (2008), pemeriksaan diagnostik pada pasien
tuberkulosis adalah:
a. Sputum Culture
b. Ziehl neelsen: Positif untuk BTA
c. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patch)
d. Chest X-ray
e. Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacterium
tuberculosis
f. Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya selsel besar yang
mengindikasikan nekrosis
g. Elektrolit
h. Bronkografi
i. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah

7. Penatalaksanaan pada penyakit TBC

a. Pengkajian Keperawatan

Menurut Soemantri (2008), pengkajian keperawatan pada

tuberkulosis adalah:

1) Data pasien: Penyakit tuberkulosis (TB) dapat menyerang

manusia mulai dari usia anak sampai dewasa dengan

perbandingan yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan.

Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pasien yang tinggal

di daerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga masuknya

cahaya matahari ke dalam rumah sangat minim.Tuberkulosis pada

anak dapat terjadi di usia berapa pun, namun usia paling umum

adalah 1– 4 tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB luar

paru-paru (extrapulmonary) dibanding TB paru-paru dengan

perbandingan 3 : 1. Tuberkulosis luar paru-paru adalah TB berat

yang terutama ditemukan pada usia< 3 tahun. Angka kejadian

(prevalensi) TB paru-paru pada usia 5-12 tahun cukup rendah,


kemudian meningkat setelah usia remaja di mana TB paru-paru

menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai

lubang/kavitas pada paru-paru).

2) Riwayat kesehatan

Keluhan yang sering muncul antara lain:

a) Demam: subfebris, febris (40-410

C) hilang timbul.

b) Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkhus.

c) Sesak napas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai

setengah paru-paru.

d) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan akan timbul bila

infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan

pleuritis.

e) Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun,

berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan keringat

malam.

12

f) Sianosis, sesak napas, dan kolaps: merupakan gejala

atelektasis.

g) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya

penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan

tetapi merupakan penyakit infeksi menular.

b. Pemeriksaan Fisik
Pada tahapan dini sulit diketahui, ronchi basah kasar dan

nyaring, hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada

auskultasi memberikan suara umforik, pada keadaan lanjut terjadi

atropi, retraksi interkostal dan fibrosa.

c. Pemeriksaan Penunjang

1) Sputum Kultur

Yaitu untuk memastikan apakah keberadaan Mycrobacterium

Tuberculossepada stadium aktif.

2) Skin test: mantoux, tine, and vollmer patch yaitu reaksi positif

mengindikasi infeksi lama dan adanya antibody, tetapi tidak

mengindikasikan infeksi lam dan adanya antibody, tetapi tidak

mengindikasikan penyakit yang sedang aktif.

3) Darah: leukositosis, LED meningkat.

d. Diagnosa Keperawatan

1) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

2) Hipertermia behubungan dengan dehidrasi


DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.

Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Rab, Tabrani. 2016. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Medika

Santa, Suratun, Paula dan Niluh. 2013. Seri Asuhan Keperawatan Gagguan Sistem
Pernafasan Akibat Infeksi.Jakarta : Trans Info Media.

Smeltzer, S.C., and Bare, B.G. (2015).Medical Surgical Nursing (Vol 1). LWW

Anda mungkin juga menyukai