1 : 1-13
ISSN-p : 2088-8139
ISSN-e : 2443-2946
Cost Effectiveness Analysis Therapy with Fixed Dose Combination Antihypertensive One Hospital South
Jakarta
Ani Rahayu1*, Ahmad Fuad Afdhal 2, Delina Hasan 2, Feriadi Suwarna3, Okpri Meila 4
1.
Magister Ilmu Kefarmasian, Farmasi Rumah Sakit, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan
2.
Program Studi Magister Ilmu Kefarmasian, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan
3.
Bagian Polikinik Penyakit Dalam, Rumah Sakit Swasta Tipe B Kuningan Jakarta Selatan
4.
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Submitted: 19-02-2019 Revised: 07-04-2019 Accepted: 26-03-2020
Korespondensi : Ani Rahayu : Email : anirahayu2408@gmail.com
ABSTRAK
Sebagian besar alternatif terapi antihipertensi memerlukan studi farmakoekonomi terutama
tentang Analisis Efektivitas Biaya yang bermanfaat dalam menyeimbangkan pengeluaran pasien dengan
menentukan alternatif pengobatan yang mewakili hasil kesehatan yang terbaik dengan biaya yang lebih
terjangkau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan cost effective penggunaan
antihipertensi kombinasi dosis tetap (FDC) Valsartan-Amlodipin + Furosemide dengan FDC Valsartan-
HCT + Amlodipin. Metode penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik secara potong
lintang dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medis penderita hipertensi
sedangkan data rincian biaya pengobatan diperoleh dari bagian keuangan pasien rawat jalan di Salah
Satu Rumah Sakit Tipe B Jakarta Selatan periode Januari – Juni 2018. Jumlah sampel 74 pasien yang
terdiri dari 37 pasien menggunakan FDC Valsartan-Amlodipin + Furosemide dan 37 pasien menggunakan
FDC Valsartan-HCT + Amlodipin. Parameter yang digunakan dalam penilitian ini adalah biaya
pengobatan langsung (yang meliputi biaya pemeriksaan, biaya laboratorium dan biaya obat), biaya
pengobatan tidak langsung (meliputi biaya akomodasi dan biaya Produktivitas yang hilang, sedangkan
efektivitasnya menggunakan rata-rata MAP (Mean Arterial Pressure). Hasil penelitian menunjukkan
efektivitas terapi paling besar untuk menurunkan tekanan darah adalah FDC Valsartan-Amlodipin +
Furosemide yaitu sebanyak 32 pasien dengan rata-rata MAP 101,29 mmHg, sedangkan FDC Valsartan-
HCT + Amlodipin hanya 29 pasien dengan rata-rata MAP 103,59 mmHg. Sedangkan efektivitas biaya
berdasarkan nilai ACER pada kombinasi FDC Valsartan-Amlodipin + Furosemide dan FDC Valsartan-HCT
+ Amlodipin secara berurutan adalah Rp. 3.922.040/MAP dan Rp. 4.458.034/MAP. Dapat disimpulkan
bahwa FDC Valsartan-Amlodipin + Furosemide lebih cost efektif.
Kata kunci: antipertensi kombinasi tetap; efektif dan efisien; fdc valsartan-amlodipin + furosemide;
fdc valsartan- hydroklorothiazide + amlodipine; hipertensi
ABSTRACT
The majority of alternative antihypertensive therapies require pharmacoeconomic studies,
particularly Cost Effectiveness Analysis, which is useful in balancing patients’ expenditure by
determining alternative treatments that represented the most plausible health outcomes with a more
reasonable budget. The objective of this study was to compare the cost effectiveness using
antihypertensive fixed dose combinations (FDC) of Valsartan-Amlodipine + Furosemide and FDC of
Valsartan-HCT + Amlodipin. This research applied the descriptive analytical cross-sectional method and
conducted data collection retrospectively from the medical record of hypertensive patients. Meanwhile,
the medication cost breakdown was obtained from Outpatient Financial Department of a Type B
Hospital in south Jakarta for the period of January - June 2018. Total sample were 74 patients, consisted
of 37 patients who used FDC of Valsartan-Amlodipin + Furosemide, and 37 patients who used FDC of
Valsartan-HCT + Amlodipin. The parameters of this research were direct medication cost
(consisted of examination cost, laboratory cost and medicines cost), indirect medication cost
(consisted accommodation cost and lost productivity cost), while the effectiveness used the MAP
average (Mean Arterial Pressure). The result of this research showed that the biggest medication
effectiveness to lower the blood pressure is FDC of Valsartan-Amlodipin + Furosemide, with 32 patients
had the average MAP 101,29 mmHg, while the FDC of Valsartan-HCT + Amlodipin with 29 patients had
the average MAP 103,59 mmHg. The cost effectiveness based on ACER value of FDC of Valsartan –HCT +
Amlodipin and FDC Valsartan-HCT + Amlodipin sequentially is IDR 3.922.040/MAP and IDR
4.458.034/MAP. In conclusion, the FDC of Valsartan-Amlodipin + Furosemide was more cost-effective.
Keywords: effective and efficient; fixed combination antipertension; fdc valsartan-amlodipin
+ furosemide; fdc valsartan-hydroklorothiazide + amlodipin; hypertension
langsung untuk terapi hipertensi pada tahun Food and Drug Administration (FDA)
2009 di Amerika Serikat mencapai USD 51,0 pada tahun 1998 menyetujui peredaran pil
miliar.4 Beban ekonomi pada pasien tunggal kombinasi dari angiotensin - receptor
hipertensi dapat dihitung dari biaya berobat blocker (ARB / Valsartan) dengan
selama satu tahun atau seumur hidup, biaya hydroklorothiazide (HCT) dan tahun 2007
hari produktif yang hilang karena perawatan, FDA menyetujui peredaran kombinasi ARB
biaya menangani komplikasi penyakit (Valsartan) dengan calcium chanel blocker
hipertensi, kematian dini dan lain-lain. Untuk (CCB/Amlodipin) untuk pengobatan awal
dapat memenuhi kebutuhan kesehatan yang hipertensi pada pasien yang tekanan darah
berkualitas dan cost effective artinya biaya (BP) nya tidak dapat dikendalikan dengan
pengobatan lebih terjangkau oleh masyarakat mengunakan monoterapi.9,10,11,12 ARB
serta efektif untuk mendapatkan hasil klinik (Valsartan) merupakan antihipertensi yang
yang baik, pengurangan mmHg tekanan relatif baru yang meningkatkan toleransi dan
darah dan tanpa efek samping obat, menguatkan keefektifan. ARB dapat
kebijakan kesehatan sebaiknya melalui digunakan untuk pasien yang tidak toleran
evaluasi ekonomi yang tepat. Dalam memilih terhadap ACEI (Angiotensin Converting Enzym
prioritas strategi pengobatan mana yang Inhibitor). ARB tidak berdampak buruk
memberikan outcome pengobatan obat terhadap fungsi ginal, bahkan pada subjek
rasional yang terbesar, perlu dilakukan dengan insufisiensi ginjal kronis. CCB
analisis penilaian efektifitas biaya (amlodipin) dapat ditoleransi dengan baik
menggunakan metode AEB (Analisis dan sangat sesuai untuk pasien hipertensi
Efektivitas Biaya) sangat baik usia lanjut dengan angina pektoris stabil atau
untukmemberikan rekomendasi terapi yang diabetes mellitus.13
Dalam penelitian ini, peneliti merupakan suatu analisis satu arah yakni
menggunakan uji hipotesis perbedaan dua mengubah nilai satu variabel melalui kisaran
populasi untuk perhitungan besar sampel nilai-nilai yang dapat diterima sekaligus.
dengan rumus: Analisis sensitivitas ini di tunjukan dengan
diagram tornado.
n1 = n2=
HASIL DAN PEMBAHASAN
= Komite Etik Penelitian Kesehatan
= 74 sampel Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
dengan Nomor: 0773/UN2.F1/Etik/2018 telah
Data rekam medis yang diperoleh memberikan keterangan lolos kaji etik untuk
yaitu informasi tentang karakteristik pasien penelitian ini.
(umur, jenis kelamin, penyakit penyerta, nilai
tekanan darah dan nilai mean arterial pressure Karakteristik Subyek Penelitian
(MAP), nama obat, dosis dan inverval Hasil penelitian yang dilakukan
pemberian). Data biaya terdiri dari biaya dipoliklinik bagian penyakit dalam Rumah
langsung yang diperoleh dari dokumen Sakit Tipe B Kuningan Jakarta Selatan selama
keuangan yang meliputi: biaya obat, biaya kurun waktu 2 bulan (Juli-Agustus 2018),
laboratorium, biaya konsultasi dokter dan diperoleh jumlah pasien hipertensi yang
biaya adminiatrasi) sedangkan biaya tidak memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
langsung diperoleh dari biaya konsumsi dan eksklusi sebanyak 74 pasien (sampel
biaya produktivitas yang hilang. penelitian) yang terdiri dari: 37 pasien
Setelah dilakukan tahapan menggunakan FDC Valsartan-Amlodipin
pengumpulan data, selanjutnya dilakukan + Furosemide dan 37 pasien menggunakan
tahapan pengolahan data sebagai berikut: FDC Valsartan-HCT + Amlodipin. Distribusi
Analisa data secara statistik dengan karakteristik pasien berdasarkan kategori
menggunakan metode t-test untuk jenis kelamin, umur, diagnosa hipertensi
membandingkan signifikasi varibel secara tanpa penyakit penyerta maupun dengan
statistik (melihat perbedaan bermakna antara penyakit penyerta dan jenis pembayaran
kedua obat antihipertensi Kombinasi A (FDC dapat dilihat pada tabel I. Hasil penelitian ini
Valsartan-Amlodipin + Furosemide) dan menunjukkan bahwa pasien hipertensi paling
Kombinasi B (FDC Valsartan-HCT + banyak diderita pada pasien laki-laki
Amlodipin)). menunjukkan persentasi hampir 57 , hasil ini
Analisa Farmakoekonomi, Avarage Cost sesuai dengan hasil penelitian Welliang et all
Effectiveness Ratio (ACER) yaitu biaya total (2017) dimana penderita hipertensi paling
dibagi dengan output/efektifitas pada banyak diderita pada pasien laki-laki
masing-masing metode. ACER yang sebanyak 59,3% dan wanita sebanyak 40,6% 17.
dihasilkan masing-masing metode kemudian WHO yang mengatakan bahwa secara
dibandingkan, nilai yang lebih kecil umum, laki-laki memiliki prevalensi
menunjukkan metode yang lebih cost effective hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan
dibandingkan dengan metode lainnya, Cost- wanita, hal ini disebabkan karena laki - laki
effectiveness Grid digunakan untuk lebih banyak melakukan kebiasaan hidup
menggambarkan posisi biaya dan outcome yang bisa menimbulkan hipertensi seperti
intervensi alternative, dan analisis sensitivitas merokok, pemarah, mengkonsumsi minuman
adalah suatu cara untuk menganalisis alkohol (WHO, 2014).2 Akan tetapi hasil ini
dampak ketidak pastian pada suatu analisis berbeda dengan penelitian yang dilakukan
ekonomi atau suatu keputusan. Bentuk oleh Wili, dkk dan aida dkk, menunjukkan
analisis sensitivitas yang paling sederhana bahwa prevalensi hipertensi yang tertinggi
diderita oleh perempuan yaitu sebesar 56,82 menderita serangan jantung, gagal jantung,
dan 56,1 sedangkan penderita laki-laki stroke, dan penyakit ginjal.16,20 Komplikasi
sebesar 43,18 dan 43,9.18,19 Hasil penelitian terhadap jantung hipertensi yang paling
yang dilakukan oleh wili, dkk menunjukkan sering adalah kegagalan ventrikel kiri, CVD
bahwa pasien hipertensi banyak disertai seperti angina pektoris dan Infark miokard.
penyakit penyerta yaitu sebanyak 54,55% Peningkatan tekanan darah merupakan
dan penyakit penyerta yang paling banyak beban yang berat untuk jantung, sehingga
adalah Ischemic heart disease dan diabetes menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau
masing-masing sebesar 25%, sedangkan pada pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard).21
penelitian ini pasien hipertensi yang disertai Keadaan ini tergantung dari berat dan
penyakit penyerta sebanyak 81,15% pasien lamanya hipertensi Tekanan darah yang
dan penyakit penyerta yang paling banyak tinggi dan menetap akan menimbulkan
adalah CVD dan hiperlipidemia (68,33 %), trauma langsung terhadap dinding
Lebih dari 50% dari total pasien hipertensi di pembuluh darah arteri koronaria, sehingga
Rumah Sakit Tipe B Kuningan Jakarta Selatan memudahkan terjadinya arterosklerosis
menderita penyakit penyerta CVD dan koroner (faktor koroner). Hal ini
Hiperlipidemia. Hubungan antara tekanan menyebabkan angina pektoris, insufisiensi
darah dengan resiko terserang penyakit koroner dan infark miokard lebih sering
kardiovaskuler terkait erat satu dengan didapatkan pada penderita hipertensi
lainnya, begitu pula dengan penyakit dibanding orang normal. 22
KOMBINASI A KOMBINASI B
TD TD Tidak TOTAL TD TD Tidak TOTAL
UMUR
Terkontrol Terkontrol Terkontrol Terkontrol
N % N % N % N % N % N %
35 – 45 13 35,13 - - 13 35,13 5 13,51 - - 5 13,51
46 – 55 9 24,32 - - 9 24,32 13 35,13 - - 13 35,13
56 – 65 6 16,22 3 8,10 9 24,32 10 27,03 3 8,10 13 35,13
66 – 75 4 10,81 1 2,70 5 13,51 1 2,70 5 13,51 6 16,21
≥ 76 - - 2 5,40 2 5,40 2 5,50 2 5,50
Kejadian CVD pada hipertensi sering dan menggunakan Kombinasi B (FDC Valsartan-
secara langsung berhubungan dengan HCT + Amlodipin) yang tekanan darah
tingginya tekanan darah sistolik. Penelitian terkontrol paling banyak pada kelompok usia
Framingham selama 18 tahun terhadap 46-65 tahun (35,13%). Sedangkan untuk
penderita berusia 45-75 tahun mendapatkan pasien dengan tekanan darah tidak terkontrol
hipertensi sistolik merupakan faktor pencetus terbanyak pada usia > 76 tahun (5,40%) untuk
terjadinya angina pectoris dan infak miokard. Kombinasi A sedangkan pada Kombinasi B
Juga pada penelitian tersebut didapatkan tekanan darah tidak terkontrol paling banyak
penderita hipertensi yang mengalami pada usia 66 – 75 tahun (13,51%). Didalam
miokard infark mortalitasnya 3x lebih besar penelitian ini sebagian besar kasus hipertensi
dari pada penderita yang normotensi dengan yang sulit terkontrol adalah individu yang
miokard infark.Hasil penelitian Framingham memiliki usia >60 tahun, hasil ini sama
juga mendapatkan hubungan antara CVD dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
dan tekanan darah diastolik. Kejadian infark Aida, dkk juga menunjukkan bahwa pasien
miokard 2x lebih besar pada kelompok dengan usia > 60 tahun sulit untuk
tekanan darah diastolik 90-104 mmHg mengontrol tekanan darah.19
dibandingkan Tekanan darah diastolik 85 Tekanan darah meningkat sesuai
mmHg, sedangkan pada tekanan darah dengan bertambahnya usia, akibat
diastolik 105 mmHg 4x lebih besar. bertambahnya pengapuran dinding
Hiperkolesterolemia merupakan masalah pembuluh arteri sehingga elastisitas dinding
yang cukup panting karena termasuk faktor pembuluh arteri menurun. Hal inilah yang
resiko utama CVD di samping Hipertensi dan dapat mengakibatkan tekanan darah
merokok. Kadar Kolesterol darah tinggi.22 Peningkatan umur akan
dipengaruhi oleh susunan makanan sehari- menyebabkan beberapa perubahan fisiologis,
hari yang masuk dalam tubuh (diet). Faktor pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi
lainnya yang dapat mempengaruhi kadar perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan
kolesterol darah disamping diet adalah tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada
Keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang,
stress, alkohol, exercise.21,22 sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang
Disribusi antara hubungan umur dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi
dengan terkontrolnya tekanan darah dapat glomerulus. Turunnya aliran darah ginjal,
dilihat pada Tabel II, pasien yang diterapi fungsi tubulus dan kemampuan filtrasi
dengan menggunakan Kombinasi A (FDC menyebabkan kenaikan tekanan darah.21
Valsartan-Amlodipin + Furosemide) yang Pengobatan hipertensi pada usia lanjut
tekanan darah terkontrol paling banyak pada ada sedikit perbedaan dengan usia muda
kelompok usia 35 – 45 tahun (35,13%) karena adanya perubahan fisiologis akibat
sedangkan pada pasien yang diterapi dengan proses penuaan, perubahan fisiologis tersebut
KOMBINASI A KOMBINASI B
Komponen Biaya
(FDC Valsartan- (FDC Valsartan-
Langsung
Amlodipin + Furosemide Hydroklortiazide + Amlodipin)
Biaya Obat Hipertensi 6.595.914,00 8.874.491
dan Non Hipertensi
indikasikan untuk pasien dengan gangguan tinggi di banding baseline nilai ACER
ginjal dan hati berat, hiponatremia, kombinasi A (Rp 12.414.485). Pemilihan
hiperkalsemia dan hiperurisemia.6 kombinasi B juga sensitif terhadap
Berdasarkan hasil dari tujuan penurunan biaya 20% pada kombinasi A
farmakoekonomi yang digambarkan dengan dimana nilai ACER kombinasi A
Cost-effectiveness Grid didapatkan Kombinasi (Rp. 9.931.588 akan lebih rendah dibanding
A (FDC ValsartanAmlodipin + Furosemide) baseline nilai ACER kombinasi B
berada pada sel G dengan efektivitas tinggi (Rp.15.924.406) (Gambar 3).
dengan biaya lebih rendah dibandingkan Berdasarkan analisis sensitivitas biaya
Kombinasi B (Gambar 2). terhadap nilai MAP (dengan asumsi
peningkatan dan penurunan sebesar 10 %
Analisis Sensitivitas nilai ACER dari nilai Mean Arteriol Pressure),
Hasil analisis sensitivitas berdasarkan Kombinasi A (FDC valsartan-amlodipin +
tekanan darah terkontrol memberikan hasil furosemide mempunyai nilai ACER
bahwa pemilihan kombinasi B sensitif berturut-turut Rp. 4.314.245/MAP dan
terhadap kenaikan biaya 20% di mana nilai Rp. 3.922.041/MAP lebih cost-effective
ACER kombinasi B (Rp 19.109.287) lebih diibanding Kombinasi B (FDC valsartan-HCT
sedangkan pada kombinasi S-D sebesar in the prevalence of raised blood pressure or
Rp 7,915,097 dengan selisih sebesar Rp contain the prevalence of raised blood
2,734,292 (Gambar 5) . pressure, according to national
Untuk menekan biaya yang circumstances. Jenewa: World Health
dikeluarkan pasien dapat direkomendasikan Organization 2014.
pada penderita hipertensi di poliklinik rawat 4. Szucs TD, Burnier M, Erne P. Cost-
jalan RS. Tipe B Kuningan Jakarta Selatan effectiveness of losartan versus atenolol in
untuk menggunakan Obat Hipertensi treating hypertension - An analysis of the
Kombinasi A (FDC Valsartan-Amlodipin + LIFE study from a Swiss perspective.
Furosemide). Cardiovasc Drugs Ther. 2004;18(5):391–
7.
KESIMPULAN 5. Rustiani E, Andrajati R, Arsyanti L.
Efektivitas terapi paling besar untuk
Analisis Penggunaan Obat
menurunkan tekanan darah adalah FDC
Antihipertensi di Poliklinik Rawat
valsartan - amlodipin + furosemide yaitu
Jalan Rumah Sakit PMI Bogor:
sebanyak 32 proporsi pasien dengan rata-rata
Perbandingan Cost Effectiveness dan
MAP 101,29 mmHg, sedangkan FDC
Kualitas Hidup Pasien (Analysis of
valsartan - hydroklorothiazid + amlodipin
Usage Antihypertensive Drugs in
hanya 29 proporsi pasien dengan rata-rata
Outpatient Polyclinic PMI Hospital
MAP 103,59 mmHg. Nilai ACER dan ICER
Bogor: a Comparison of Coste. J Ilmu
yang memiliki biaya paling efektif adalah
Kefarmasian Indones [Internet].
FDC valsartan – amlodipin + furosemid
2013;12(2):209–15. Available from:
dimana nilai ACER sebesar Rp.
http://jifi.ffup.org/wpcontent/uploads/2
3.922.040/MAP. Dapat disimpulkan bahwa
015/11/209-215_Erni.pdf. Diakses: 4
antihipertensi FDC Valsartan-Amlodipin +
Januari 2018
Furosemide lebih cost effective untuk terapi
6. Muhadi. JNC 8 : Evidence-based
hipertensi dibandingkan penggunaan
Guideline Penanganan Pasien
antihipertensi FDC Valsartan-
Hipertensi Dewasa. Cdk. 2016;43(1):54–
Hydroklorothiazid + Amlodipin, sehingga
9.
dapat di rekomendasikan sebagai pilihan
7. Katzung G. Farmakologi Dasar dan
terapi untuk hipertensi.
Klinik. In: Buku I, Bagian Farmakologi
Falkultas Kedokteran Universitas
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih Airlangga. Salemba Medika, Jakarta;
kepada pihak – pihak yang berperan secara 2001. p. 269–71.
lansung maupun tidak lansung di dalam 8. Kandarini Y. Tatalaksana Farmakologi
penelitian ini. Terapi Hipertensi. Div Ginjal dan
Hipertensi RSUP Sanglah Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA 2017; 1-6.
1. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan 9. Sargowo HD, Fakultas Kedokteran
Penelitian dan Pengembangan Unversitas Brawijaya. Single Pill
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI; Combination in Antihypertensive
2013. 1-268 . Therapy. 2012;1–22.
2. Bernard W, Luis MR. Amlodipine and 10. Amol AV, Wayne K, Mina T, Tara G, et
Valsartan As Component Of a Rational all, Fixed dose combination
And Effective Fixed Dose Combination, antihypertensive mediucation, adherence,
Vascular Health and Risk Management and clinical outcomes : a population-base
2009; 145-174. retrospective cohort study, 2018: 1-18
3. World Health Organization (WHO). 11. Gradman AH, Basile JN, Carter BL,
Global target 6: A 25% relative reduction Bakris GL. Combination therapy in