250-Article Text-299-1-10-20180519
250-Article Text-299-1-10-20180519
250-Article Text-299-1-10-20180519
FORMULASI PEKTIN BUAH JERUK BALI ( CITRUS MAXIMA MERR.) PADA TABLET
MUCOADHESIVE TEOFILIN
ABSTRAK
Pendahuluan: Pektin pada tanaman banyak terdapat pada lapisan kulit pada buah. Salah satu sumber
pektin yang belum banyak diketahui orang adalah kulit buah jeruk bali. Bagian dari kulit buah jeruk
bali yang mengandung pektin disebut albedo yaitu lapisan yang berwarna putih bersih. Teofilin dipilih
karena indeks terapi yang sempit dan frekuensi pemberian yang terlalu sering ( umumnya setiap 4 – 6
jam secara oral ). Metode:Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh masing-masing polimer
pektin albedo buah jeruk bali dan HPMC K15M pada karakteristik fisik dan kadar terdisolusi tablet
mucoadhesive teofilin. Menentukan formula optimum tablet mucoadhesive teofilin dengan
menggunakan polimer pektin albedo buah jeruk bali dan HPMC K15M. Penelitian ini diawali dengan
pembuatan pektin albedo buah jeruk bali dan dibuat formulasi. Setelah itu pembuatan tablet
mucoadhesive teofilin dan dibuat kurva baku. Hasil: Pengaruh masing-masing komponen pektin
albedo buah jeruk bali, HPMC K15M, dan interaksi kedua komponen pada tablet mucoadhesive
teofilin menunjukkan: Pektin albedo buah jeruk bali meningkatkan nilai kecepatan alir, kekerasan,
kerapuhan, daya swelling, daya mucoadhesive, dan kadar terdisolusi (C360). Pektin albedo buah jeruk
bali lebih dominan berpengaruh pada kerapuhan dan kadar terdisolusi tablet (C360). HPMC K15M
meningkatkan nilai kecepatan alir, kekerasan, kerapuhan, daya swelling, daya mucoadhesive, dan
kadar terdisolusi (C360). HPMC K15M lebih dominan berpengaruh pada kecepatan alir dan kekerasan.
Interaksi antara pektin albedo buah jeruk bali dan HPMC K15M dapat menurunkan kecepatan alir dan
kerapuhan serta meningkatkan kekerasan, daya swelling, daya mucoadhesive, dan kadar terdisolusi
(C360). Interaksi antara pektin albedo buah jeruk bali dan HPMC K15M dominan berpengaruh pada
daya swelling dan daya mucoadhesive. Formula optimum tablet mucoadhesive teofilin dengan
kombinasi komponen bahan HPMC K15M dan pektin albedo buah jeruk bali adalah pada
perbandingan 0,450 : 0,550 ; dengan nilai kecepatan alir 9,9942 gram/detik, kekerasan 7,85 kg,
kerapuhan 0,31%, daya swelling 25,51, daya mucoadhesive 0,0674 serta kadar terdisolusi (C360)
98,39%. Dari pengujian one sample t-test antara hasil teoretis dan praktik tidak terdapat perbedaan
yang signifikan, sehingga persamaan simplex lattice design pada optimasi pektin albedo buah jeruk
bali dan HPMC K15M adalah valid.
ABSTRACT
Introduction: Pectin in plants is mostly found in the skin layer on the fruit. One of the most unknown
sources of pectin is the peel of the grapefruit. Part of the skin of grapefruit fruit containing pectin
called albedo is a clean white layer. Theophylline is selected because of its narrow therapeutic index
and frequent administration frequency (usually every 4-6 hours orally). Methods: The purpose of this
study was to determine the effect of each pectin albedo citrus citrus and HPMC K15M polymer on
physical characteristics and dissolved content of theophylline mucoadhesive tablets. Determine the
optimum formula of theophylline mucoadhesive tablet by using pectin albedo pomelo and HPMC
K15M polymer. This study begins with making pectin albedo citrus fruits and made formulations. After
that the making of theophylline mucoadhesive tablet and made raw curve. Results: The effect of each
component of albedo pectin of grapefruit, HPMC K15M, and interaction of both components in
theophylline mucoadhesive tablet showed: albedo pectin grapefruit increased the value of flow rate,
hardness, brittleness, swelling power, mucoadhesive power, and dissolution rate ( C360). Pectin
albedo grapefruit fruit more dominant effect on the fragility and content of tablets (C360). HPMC
K15M increases the value of flow velocity, hardness, brittleness, swelling power, mucoadhesive
power, and discontinued levels (C360). HPMC K15M more dominant effect on flow rate and
hardness. The interaction between pectin albedo citrus fruits and HPMC K15M can decrease the flow
6
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
rate and brittleness and increase hardness, swelling power, mucoadhesive power, and discontinued
levels (C360). The interaction between pectin albedo citrus fruits and HPMC K15M predominantly
influences the power of swelling and mucoadhesive power. The optimum formula of theophylline
mucoadhesive tablets with combination of HPMC K15M material component and albedo pectin of
grapefruit fruit is in the ratio of 0.450: 0.550; with a flow rate of 9.9942 grams / second, hardness
7.85 kg, brittleness 0.31%, swelling power 25.51, 0.0674 mucoadhesive power and discolored (C360)
98.39%. From the test of one sample t-test between the theoretical results and the practice there is no
significant difference, so the simplex lattice design equation on optimization pectin albedo citrus fruits
and HPMC K15M is valid.
Buah jeruk bali yang digunakan sebagai bahan Pemeriksaan Pektin Albedo Buah Jeruk
dalam penelitian ini diambil dari petani jeruk bali
bali di daerah Kudus. a. Organoleptik
Kulit buah jeruk bali dicuci lalu dikupas, Pengujian organoleptik diamati secara
diambil bagian yang berwarna putih (albedo), visual warna, bau, serta rasa pektin albedo
diiris tipis, dan dikeringkan dengan sinar buah jeruk bali (Winarno, 2002 : 212).
matahari secara tidak langsung. Bagian albedo b. pH
kulit yang telah kering dihancurkan Satu gram serbuk pektin dilarutkan dalam
menggunakan blender lalu dimasukkan ke 50 ml air, diperiksa pH-nya dengan pH
dalam beaker glass (Kertesz, 1951 : 439). meter. Angka yang tertera pada pH meter
Sebagai pelarut digunakan aquadest yang dicatat sebagai pH dari pektin albedo jeruk
ditambahkan dengan asam klorida (HCl) bali (Deman, 1997 : 203).
sehingga diperoleh pH 2 (May, 1990 : 80). c. Uji Identifikasi Pektin
Campuran tersebut dipanaskan pada suhu 80- Pengujian identifikasi pektin albedo buah
90oC selama 120 menit sambil diaduk jeruk bali hasil pengeringan, meliputi
(Kertesz, 1951 : 439). Bahan disaring dengan (Depkes RI, 1995 : 654) :
kertas saring dalam keadaan panas setelah - Panaskan 1 gram pektin kering dengan
diekstraksi. Filtrat dari hasil penyaringan 9 ml air diatas tangas uap hingga
ditambah dengan etanol 96% dengan terbentuk larutan, ganti air yang hilang
perbandingan antara volume filtrat dan etanol karena penguapan : terbentuk gel yang
1:2 (Kertesz, 1951 : 454) sambil diaduk-aduk kaku pada pendinginan.
sehingga terbentuk endapan. Endapan - Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan
dipisahkan dari larutannya dengan cara etanol P volume sama : terbentuk
disaring dengan menggunakan kertas saring. endapan bening, seperti gelatin.
Pemurnian endapan dilakukan dengan - Pada 5 ml larutan (1 dalam 100)
mencucinya menggunakan etanol 96% secara tambahkan 1 ml natrium hidroksida
berulang-ulang sampai jernih. Setelah jernih, 2N, biarkan pada suhu kamar selama
o
dikeringkan pada suhu di bawah 60 C 15 menit : terbentuk gel atau semigel.
(Kertesz, 1951 : 116) yaitu digunakan suhu Asamkan gel dari pengujian terdahulu
o dengan asam klorida 3N, kocok :
almari pengering berkisar 37-45 C. Pektin terbentuk endapan seperti gelatin,
kering dihaluskan, diayak dengan pengayak tidak berwarna dan ruah, yang menjadi
no. mesh 60 (Deputi Menegristek, 2001 : 3). putih dan bergumpal bila didihkan.
Pektin albedo buah jeruk bali yang diperoleh
kemudian dihitung rendemennya dengan Pembuatan Sediaan Tablet Mucoadhesive
menggunakan rumus perhitungan seperti Teofilin
persamaan (7) : 1. Formula
Rendemen = Bobotpektinkulitbuahjerukbalikeringx100%.… (7)
R/ Teofilin 250 mg
Bobotkulitbuahjerukbalikering
Pektin (20, 10, dan 0%)
HPMC K15M (0, 10, dan 20%)
PVP K30 20%
Magnesium Stearat 2%
Avicel PH 102 8%
Tabel 1.
Rancangan Komposisi Pektin Albedo Jeruk Bali dan HPMC K15M secara Simplex Lattice
Design
Formula A (HPMC K15M) B (pektin)
I 0 1
II 1 0
III 0,5 0,5
Keterangan :
FI : Tablet Teofilin dengan 20% pektin albedo buah jeruk bali.
F II : Tablet Teofilin dengan 20% HPMC K15M.
F III : Tablet Teofilin dengan 10% pektin albedo buah jeruk bali dan 10% HPMC K15M
8
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 2.
Formula Tablet Mucoadhesive Teofilin
No. Bahan FI F II F III
1 Teofilin (mg) 250 250 250
2 Pektin (%) 20 0 10
3 HPMC K15M (%) 0 20 10
4 PVP K30 (%) 20 20 20
5 Magnesium Stearat (%) 2 2 2
6 Avicel PH 102 (%) 8 8 8
Bobot Tablet (mg) 500 500 500
diganti media yang baru 10,0 ml. untuk menjaga agar mukosa lambung tetap
Larutan sampel diukur menggunakan dalam keadaan hidup selama percobaan.
spektrofotometer UV pada panjang Beaker glass diletakkan di bawah neraca sisi
gelombang maksimal dengan blanko kanan perlahan-lahan sampai kontak antara
larutan media asam klorida pH 1,2. mukosa dan tablet mukoadhesif terbentuk.
c. Persyaratan Sebuah beban seberat 5 g diletakkan di atas
Dalam waktu 6 jam tidak kurang dari piringan sisi kanan selama 5 menit (waktu
85% teofilin yang tertera pada etiket preload) untuk membentuk ikatan adhesi
harus sudah melarut. antara tablet mucoadhesive dan mukosa
lambung tikus (Gupta et al.,1992:52).
6. Uji Daya Swelling Setelah selesai waktu preload, beban diambil
Lima tablet dari masing-masing formula kemudian diletakkan wadah plastik di atas
diukur diameternya menggunakan jangka piringan sisi kiri neraca. Air diteteskan pada
sorong. Kelima tablet dari masing-masing wadah plastik dengan laju konstan 100 tetes
formula dimassukkan ke dalam cawan petri per menit. Penambahan air dihentikan ketika
yang berisi larutan asam klorida pH 1,2. tablet mucoadhesive telah terlepas dari mukosa
Setelah satu jam, diameter masing-masing lambung tikus. Berat air yang dibutuhkan
tablet diukur kembali menggunakan jangka untuk melepaskan tablet mucoadhesive dari
sorong. Proses berlanjut selama 6 jam. Persen mukosa tercatat sebagai kekuatan
pengembangan tablet dihitung selama 6 jam mucoadhesive dalam gram. Kekuatan
dengan persamaan (11) : mucoadhesive dihitung dengan menggunakan
L= L L
6 0
x 100% ................(11)
persamaan 10 (Patel et al., 2007:234-242).
Kekuatan mucoadhesive (N) =
L 0
× 9,81........(10)
Keterangan:
L : Daya swelling (%) Keterangan :
L0 : Diameter tablet sebelum dilakukan uji Kekuatan mucoadhesive = berat air yang
(cm) dibutuhkan tablet lepas dari mukosa
L6 : Diameter tablet setelah dilakukan uji (cm) (g)
11
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
12
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Moisture Content
2 1,27 1,03 1,10 Formula I
Moisture
Content
Formula II
(%)
0
Formula Formula III
Kecepatan Alir
20
9,4644 11,7232 10,1305
(gram/detik)
Formula I
Kecepatan
alir
Formula II
0
Formula Formula III
Keseragaman Bobot
1 0,5 Formula I
0,45
Variasi (%)
Koefiisien
0,07
Formula II
0
Formula Formula III
Kekerasan
10 7,93
5,69 6,675 Formula I
Kekerasan
(Kg/cm2)
Formula II
0
Formula Formula III
Kerapuhan
5 2,78
Formula I
Kerapuhan
0,475 0,17
Formula II
(%)
0
Formula Formula III
13
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Mengembang
Formula I
8,78
Daya
Formula II
(%)
0
Formula Formula III
0,0496 Formula I
0,05 0,0326
Daya
(N)
Formula II
0 Formula III
Formula
Penetapan Kadar
102 99,59 99,7 98,53
100
Penetapan
Kadar (%)
98 Formula I
96
94 Formula II
92
90 Formula III
Formula
14
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
100,00
90,00
Terdisolusi (%)
Kadat Teofilin
80,00
70,00
60,00
50,00 FI
40,00
30,00
20,00 FII
10,00
0,00 FIII
30 60 90 120150180210240270300330360
Waktu (menit)
Gambar 10. Profil Disolusi Tablet Mucoadhesive Teofilin
89.5
d iso lu si
75
60.5
46 3
Gambar 11. Profil Disolusi Tablet Mucoadhesive Teofilin berdasarkan Simplex Lattice Design
120,00
Kadar terdisolusi (%))
Gambar 12. Profil Kinetika Pelepasan Teofilin dengan Mekanisme Orde Nol
15
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
5 y = 0,002x + 3,913
R² = 0,931 y = 0,004x + 3,048
Ln Kadar terdisolusi
4
R² = 0,964
3 y = 0,004x + 2,288
R² = 0,952
Formula I
2
Formula II
1
Formula III
0
0 100 200 300 400
Waktu (menit)
Gambar 13. Profil Kinetika Pelepasan Teofilin dengan Mekanisme Orde Satu
Tabel 10.
Uji t antara Hasil Teoretis dan Percobaan
Hasil Hasil
Uji Signifikansi Kesimpulan
Percobaan Teoretis
Kecepatan alir (gram/detik) 9,9942 10,0221 0,952 tidak berbeda signifikan
Kekerasan (kg/cm2) 7,85 7,86 0,474 tidak berbeda signifikan
Kerapuhan (%) 0,31 0,30 0,140 tidak berbeda signifikan
Daya Mucoadhesive(N) 0,0674 0,0679 0,333 tidak berbeda signifikan
Daya Swelling (%) 25,51 25,86 0,419 tidak berbeda signifikan
Kadar Terdisolusi C360 (%) 98,39 98,39 0,959 tidak berbeda signifikan
tablet menggunakan metode cetak langsung dianggap baik jika mempunyai kerapuhan
yang di mana tidak ada penambahan cairan tidak lebih dari 1% (Parrott, 1971:60-63).
kedalam campuran serbuk tersebut. Pengujian kerapuhan untuk ketiga formula
tablet mucoadhesive teofilin memberikan hasil
Kecepatan Alir seperti yang dapat dilihat pada Gambar 16.
Pengujian kecepatan alir campuran serbuk
dilakukan menggunakan metode corong yang Formula II dan III memenuhi persyaratan
merupakan metode pengukuran yang kerapuhan tablet sedangkan formula I tidak
sederhana dan dapat langsung diketahui memenuhi persyaratan kerapuhan tablet. Hal
kecepatan atau waktu yang dibutuhkan ini dikarenakan pada formula I mengandung
sejumlah campuran serbuk untuk mengalir. komponen pektin albedo jeruk bali tertinggi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi Kadar lembab campuran serbuk yang tinggi
kecepatan alir campuran serbuk adalah menyebabkan penurunan kekerasan tablet yang
kelembaban dan homogenitas campuran berpengaruh juga menyebabkan peningkatan
serbuk. Semakin lama waktu yang dibutuhkan kerapuhan tablet.
campuran serbuk untuk mengalir maka
dikatakan campuran serbuk tersebut memiliki Daya Swelling
kecepatan alir yang lambat. Pada pengujian Uji daya mengembang tablet dilakukan dalam
kecepatan alir memberikan hasil pengujian medium HCl pH 1,2 karena sediaan ditujukan
yang dapat dilihat pada Gambar 3. sebagai sediaan mucoadhesive di lambung.
Daya mengembang tablet diamati berdasarkan
Hasil Pengujian Karakteristik Fisik Tablet perubahan lebar tablet pada interval waktu 1
Mucoadhesive Teofilin jam selama 6 jam. Hasil pengujian daya
Campuran tablet yang sudah dikempa swelling pada ketiga formula tablet
kemudian dilakukan pengujian terhadap mucoadhesive teofilin dapat dilihat pada
karakteristik tablet meliputi : keseragaman Gambar 7.
bobot, kekerasan, kerapuhan, daya swelling,
daya mucoadhesive, penetapan kadar, dan Berdasarkan hasil pengujian daya swelling
kadar terdisolusi (C360). Hasil percobaan ketiga dapat dilihat formula III memiliki daya
formula memenuhi persyaratan keseragaman swelling terbesar. Hal ini karena mekanisme
bobot tablet berdasarkan harga koefisien pelepasan obat oleh polimer pektin dalam
variasi (CV). Suatu tablet dikatakan memenuhi suasana asam adalah erosi sedangkan HPMC
persyaratan apabila harga koefisien variasi adalah difusi sehingga saat HPMC
kurang dari 5% (Sulaiman, 2007:203-205). mengembang, komponen pektin yang tererosi
juga akan menekan lapisan HPMC yang akan
Kekerasan membuat pengembangan tablet pada formula
Formula I mempunyai kekerasan yang paling III lebih besar dibanding formula I dan formula
rendah dibandingkan dengan formula yang lain II.
karena pada formula I proporsi dari pektin
albedo buah jeruk bali tinggi. Pektin dalam Penggunaan polimer seperti HPMC K15M
konsentrasi tinggi menyebabkan tablet yang yang memiliki kemampuan hidrasi yang
dihasilkan mempunyai kemampuan hidrasi terkontrol sangat mempengaruhi daya
yang tinggi, sehingga akan lebih banyak air pengembangan. Kemampuan hidrasi yang
yang terserap dan menyebabkan tablet menjadi terkontrol memungkinkan tablet mengembang
lebih lunak. secara perlahan dan mempertahankan kekuatan
Kekerasan formula III merupakan kekerasan lapisan gel. Daya swelling mempengaruhi lama
yang paling tinggi dari ketiga formula karena pelepasan obat teofilin dari tablet mucoahesive
perbedaan ukuran partikel antara pektin albedo dan mempengaruhi daya lekat tablet pada
buah jeruk bali dan HPMC K15M sehingga mukosa lambung. Pada formula III, daya
daya adhesi antara kedua komponen mampu swelling yang besar mampu memperlambat
meningkatkan kekerasan tablet. pelepasan obat tetapi tetap mampu memenuhi
syarat jumlah obat yang terlepas dalam kurun
Kerapuhan waktu yang sudah ditentukan serta mampu
Besar nilai persentase kerapuhan, maka memperbesar daya lekat tablet pada mukosa
semakin besar massa tablet yang hilang. Tablet lambung.
17
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
II memiliki kadar terdisolusi (C360) terkecil bila pelepasan obat dikontrol oleh difusi obat
dibanding formula I dan III. Hal ini disebabkan melewati matrik. Pada Tabel 8 memperlihatkan
karena kekuatan pembentukan gel HPMC bahwa mekanisme seperti yang dikemukakan
K15M dalam suasana asam jauh lebih besar oleh Lapidus and Lordi berlaku untuk
dibanding pektin albedo buah jeruk bali yang pelepasan teofilin dalam medium HCl pH 1,2
cenderung mengalami erosi pada suasana asam pada semua formula. Berdasarkan hasil
sehingga HPMC K15M mampu menahan penelitian, terlihat bahwa mekanisme
terlarutnya teofilin lebih lama dari pektin pelepasan teofilin dari polimer pektin albedo
albedo buah jeruk bali. buah jeruk bali dikontrol oleh mekanisme
difusi sedangkan polimer HPMC K15M dan
Mekanisme Pelepasan Obat campuran keduanya pelepasan obat dikontrol
Pada sistem mucoadhesive sediaan akan oleh mekanisme erosi. Profil pelepasan teofilin
teradhesi pada segmen tertentu di saluran dengan mekanisme orde nol, orde satu, dan
cerna. Sediaan akan tinggal dalam waktu yang Higuchi dapat dengan jelas dilihat pada
lebih lama sampai proses adhesi berakhir Gambar 12-14.
selama beberapa jam berada di saluran cerna.
Sistem mucoadhesive merupakan suatu sistem Parameter Optimasi
yang menyebabkan sediaan dapat terikat pada Parameter optimasi yang dipilih untuk
permukaan sel epitel lambung. Daya lekat penelitian ini adalah kecepatan alir, kekerasan,
epitel diperoleh dengan menggunakan polimer kerapuhan, uji swelling, uji mucoadhesive, dan
mucoadhesive. Perlekatan sistem penghantaran kadar terdisolusi (C360). Kecepatan alir dipilih
pada dinding lambung akan meningkatkan karena mempengaruhi homogenisasi
waktu tinggal di tempat aksi. komposisi bahan tiap tablet. Kekerasan dan
kerapuhan dipilih karena mempengaruhi kadar
Pelepasan teofilin dari tablet melalui beberapa terdisolusi (C360). sedangkan daya swelling,
tahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya mucoadhesive, dan kadar terdisolusi
pelepasan obat dari pektin albedo buah jeruk (C360) dipilih karena merupakan parameter
bali dapat terjadi dengan cara erosi sedangkan kritis dari sediaan mukoadhesive. Masing-
komponen HPMC K15M maupun interaksi masing parameter ini memiliki persamaan
keduanya dikontrol dengan metode difusi atau Simplex Lattice Design yang dihitung
melalui mekanisme yang dikendalikan oleh menggunakan Design Expert 7.1.5
mengembangnya matrik polimer. Komponen
HPMC K15M yang mengembang diduga Penentuan Formula Optimum
menjadi sawar tambahan bagi pelepasan zat Area Optimum berdasarkan Design Expert
aktif. Secara molekuler mekanisme pelepasan 7.1.5
zat aktif dari polimer yang mengembang Penentuan formula optimum diperoleh dari
terjadi dengan berbagai macam sifat fisika perhitungan menggunakan Design Expert
kimia dari polimer tersebut. Pertama polimer 7.1.5. Formula yang terpilih sebagai formula
akan menyerap air, membentuk lapisan gel, optimum adalah formula dengan komposisi
selanjutnya rantai polimer akan berelaksasi perbandingan 0,450 bagian HPMC K15M dan
yang secara primer mengatur pelepasan obat 0,550 bagian pektin albedo buah jeruk bali.
(Llabot et al., 2008).
Pembuatan Formula Optimum
Sediaan lepas lambat diharapkan sesuai dengan Formula optimum dengan perbadingan 0,450
mekanisme orde nol, yang berarti kecepatan bagian HPMC K15M dan 0,550 bagian pektin
pelepasan obat tidak tergantung pada albedo buah jeruk bali dibuat dengan cara yang
konsentrasi. Menurut Higuchi (1963), bila sama dengan formula sebelumya dan
banyaknya obat yang dilepas dari matrik dilakukan pengujian. Hasil pengujian tablet
proporsional dengan akar waktu maka didapatkan seperti pada Tabel 9. Validasi
dikatakan mengikuti kinetika orde nol. Lapidus persamaan dengan uji t digunakan untuk
and Lordi (1968) menyatakan bahwa membuktikan apakah persamaan Simplex
hubungan antara jumlah obat lepas dan waktu Lattice Design yang diperoleh sudah valid atau
adalah linier bila pelepasan obat dikontrol oleh belum. Tabel 10 memperlihatkan hasil masing-
erosi matriks, sedangkan hubungan antara masing parameter uji jika dibandingkan
jumlah obat lepas dan akar waktu adalah linier dengan hasil secara teoretis untuk validasi
19
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
20
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Departemen Farmasi FMIPA-UI. 2004. Indrawati, T., Agoes, G., Yulinah, E., and
Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode Cahyati, Y. 2005. Uji Daya Lekat
dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Mukoadhesif secara In Vitro beberapa
Kefarmasian. Volume 1. Halaman 2. Eksipien Polimer Tunggal dan
http://www.journal.ui.ac.id/index.com (8 Kombinasinya pada Lambung dan Usus
juni 2013). Tikus. Jurnal Matematika dan Sains.
Vol. 10. No. 2 : 45-51.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope
Indonesia. Edisi III. Jakarta: Istiyati, Puji. 2001. Pengaruh Suhu dan Lama
Departemen Kesehatan RI. Halaman Ekstraksi terhadap Rendemen, Kadar
510. Air, Kadar Metoksil, dan Kadar
Poligalakturonat Pektin Albedo Jeruk
Departemen Kesehatan RI.1995. Farmakope Bali. Skripsi. Semarang: Program Studi
Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Departemen Kesehatan RI. Halaman 45, Teknologi Pertanian Universitas
515, 654, 783, 1061. Semarang. Halaman 5-13.
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan Kertesz, Z.I. 1951. The Pectic Substances.
dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan New York: Interscience Publishers INC.
dan Teknologi. 2001. Pektin Jeruk. Halaman 116-454.
Sumber : Teknologi Tepat Guna
Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Khairunnisya. 2011. Formulasi Sediaan
Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Granul Mukoadhesif Kombinasi Ekstrak
Teknologi dan Industri Sumatera Barat. Kulit Batang Mimba (Azadirachta
Editor : Tarwiyah, Kemal. indica A. Juss) dan Kunyit (Curcuma
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?m domestica Val.). Skripsi. Depok:
nu=6&ttg=6&doc=6d25 (23 Oktober Fakultas Matematika dan Ilmu
2011). Pengetahuan Alam Program Studi
Farmasi Universitas Indonesia. Halaman
Deshpande, A.A., Shah, N.H., Rhodes, C.T. 8-12.
and Malick, W. 1997. Development of a
Novel Controlled Release System for Kohli. 1991. Drug Formulations Manual. New
Gastric Retention. Pharm. Res. 14:6, Delhi : Eastern Publishers. Halaman 71.
815-819.
Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig,
Dipiro, Joseph T., Talbert Robert L., Yee Gary J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
C., Matzke Gary R., Wells Barbara G., Industri. Diterjemahkan oleh Siti, S.
Posey L. Michael. 2008. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Pharmacotherapy. A Pathophysiologic Leon. Halaman 685.
Approach. 7th Ed. United States of
America : The McGraw-Hill Companies May, C.D. 1990. Industrial Pectins: Sources,
Inc. Halaman 488. Production and Applications.
Carbohydrate Polymers. 12 : 79-99.
Gupta, A., S. Garg, and R. Khar. 1992.
Measurement of bioadhesive Strength of Moffat. 2004. Clarke’s Isolation and
mucoadhesive Buccal tablets : Design of Identification of Drugs in
in vitro assembly. Indian Drugs; 30 : Pharmaceutical. Body Fluids and Post
52-58. Mortem Materials. 2nd. Ed. London :
The Pharmaceutical Press. Halaman
Higuchi, T. 1963. Mechanism of Sustained- 1011.
Action Medication, Theoritical Analysis
of Release of Solid Drugs Dispersed in Muhji, M. 1991. Kimia dan Teknologi Pektin.
Solid Matrices, J. Pharm. Sci., Vol. 52, Yogyakarta: Pusat Antar Universitas
No. 12, 1145-1149. Pangan dan Gizi. Halaman 22.
21
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Nurdjanah, N. and Usmiati S. 2006. Ekstraksi Siregar, C., Agoes, G., dan Logawa, B. 1992.
dan Karakterisasi Pektin dari Kulit Labu Proses Validasi Manufaktur Sediaan
Kuning. Jurnal Penelitian Pascapanen Tablet. dalam Proceedings Seminar
Pertanian. Volume 3 (1) : 13-23. Validasi di Industri Farmasi sebagai
Pendukung Pelaksanaan CPOB.
Parrott, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology Bandung : ITB. Halaman 39.
: Fundamental Pharmaceutics.
Minneapolis : Burgess Publishing Sirotek, K., L. Slovakova, J. Kopecny, and M.
Company. Halaman 60-63. Marounek. 2004. Fermentation of Pectin
and Glucose, and Activity of Pectin
Patel, J.K. and Patel M.M. 2007. Stomach Degrading Enzymes in the Rabbit
Spesific anti-Helicobacter pylory Caecal Bacterium Bacteroides caccae.
therapy: Preparation and evaluation of Letters in Applied Microbiology. 38 :
Amoxicilin – loaded Chitosan 327–332.
Mucoadehesive Microsphere. Cur Drug
Delivery 4 : 41-50. Siswanto, A. and Sri Sulihtyowati Soebagyo.
2006. Optimasi Formula Sediaan Tablet
Patel, V.M., Prajapati, G., Patel, M. 2007. Lepas Lambat Teofilin dengan Bahan
Mucoadhesive Bilayer tablets of Matrik HPMC, Na CMC, dan xanthan
Propranolol Hydrochloride. AAPS gum. Majalah Farmasi Indonesia. 17.
Pharmasci tech . 8: 234- 242. (3): 143-148.
Rani, B.S., Hari, B.N.V., Reddy, A.B., Sriamornsak, Pornsak, Nathaya Wattanakorn,
Punitha, S., Devi, P., Rajamanickam, V. and Hirofumi Takeuchi. 2010. Study on
2010. The Recent Developments on Mucoadhesion Mechanism of Pectin by
Gastric Floating Drug Delivery Systems. Atomic Force Microscopy and Mucin-
International Journal of PharmTech Particle Method. Carbohydrate
Research. Vol.2. No.1: 1209. Polimers. Elsevier. 79: 54-59.
Rowe, R.C., Paul J. Sheskey, and Owen, S.C. Steenis, C.G.G.J. van. 2000. Flora untuk
2006. The Handbook of Pharmaceutical Sekolah di Indonesia. Cetakan ke-7.
Excipients. 5th ed. USA : American Jakarta : PT Pradnya Paramita. Halaman
Pharmacist Association and 238.
Pharmaceutical Press. Halaman
129,346-348. Suhardi. 1992. Petunjuk Laboratorium
Pengolahan dan Analisa Karbohidrat.
Sarwono, B. 1986. Jeruk dan Kerabatnya. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas
Yogyakarta : Penebar Swadaya. Pangan dan Gizi Universitas Gadjah
Halaman 10. Mada. Halaman 80.
22
Jurnal Farmasetis Volume 5 No 1, Hal 6 - 23, Mei 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Surana, A.S. and Kotecha, R.K. 2010. An Winarno, F. G., S. Fardiaz, and D. Fardiaz.
Overview On Various Approaches to 1984. Pengantar Teknologi Pangan.
Oral Controlled Drug Delivery System Jakarta: PT. Gramedia. Halaman 101.
Via Gastroretention, International
Journal of Pharmaceutical Sciences Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi.
Review and Research. 2. (2) : 68 – 72. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Halaman 212.
Sweetman, Sean C. 2009. The Complete Drug
Reference. Ed. 36th. London : Yanita, R., R. P. Hayati, A. Subagyo, Sodri,
Pharmaceutical Press. Halaman 1023. and Suhartini. 1994. Pemanfaatan
Limbah Kulit Pisang menjadi Pektin.
Syamsuhidayat, S. S., dan Hutapea, J.R. 1991. Tanjung Karang: Balai Penelitian dan
Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Pengembangan Industri.
Edisi ke 2. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI Bagian Penelitian dan Yujaroen, P., U. Supjaroenkul, and S.
Pengembangan Kesehatan. Halaman Rungrodnimitchai. 2008. Extraction of
217. Pectin from Sugar Palm Meat.
Thammasat International Journal
Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Science Technology. Vol. 13 : 44-47.
Buku Kedokteran EGC. Halaman173,
174, 175. Voigt, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi. Edisi V. diterjemahkan oleh
The United States Pharmacopeia Convention. Soendani Noerono Soewandhi.
2002. The Pharmacopeia Of The United Yogyakarta : UGM Press. Halaman:
States Of America 25th Revision. 168.
Washington D.C.: The United States
Pharmacopeia Convention Inc. Zate, S. U., Khotawade P. I., Mahale G. H.,
Kapse K. P., and Anantwar S. P. 2010.
Walangitan, A. J. V., H. Pajoy, O. Saselah, R. Gastro Retentive Bioadhesive Drug
Welly, M. M. Mailangkay, and L. Yetty. Delevery System: A Review.
1996. Pengembangan Pembuatan Pektin International Journal of PharmTech
dari Serabut Kelapa. Sulawesi Utara: Research. Vol. 2, No. 2: 1227-1235
Komunikasi No. 154. Badan Penelitian
dan pengembangan Industri, Balai
Penelitian dan Pengembangan Industri
Proyek Pengembangan dan Pelayanan
Teknologi Industri. Halaman 12-13.
23