Makalah Fosfolipid
Makalah Fosfolipid
MAKALAH
Oleh :
Fistara Lesti Rahmafitria
NIM 19030234057
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Fosfolipid”. Makalah ilmiah ini telah kami susun secara ilmiah dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Serta, kurangnya referensi dan keterbatasan waktu menjadi salah satu penghambat
makalah ini. Oleh karena itu, tegur sapa, saran, dan kritik yang bersifat membangun
agar makalah ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima tim penyusun
dengan tangan terbuka.
Akhir kata, semoga dengan selesainya makalah ini dapat menambah ilmu kita serta
bermanfaat bagi masyarakat.
Sidoarjo, 18 Oktober2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
DAFTAR ISI....................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Definisi Fosfolipid......................................................................................................3
2.2 Ciri-ciri dan sifat fosfolipid........................................................................................4
2.3 Fungsi dan struktur fosfolipid.....................................................................................6
2.4 Biosintesis fosfolipid dan fosfogliserida....................................................................8
2.5 Penggolongan dan jenis fosfolipid............................................................................14
2.6 Aplikasi Fosfolipid...................................................................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................17
3.2 Saran.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya di artikan sebagai suatu
senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut dalam organik.
Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid tersusun atas asam lemak dan
gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen
dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat
kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa
sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan fosfolipid),
kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan protein
(lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan fungsinya, mulai dari
volatile sex pheromones sampai ke karet alam. Berdasarkan komponen dasarnya,
lipid terbagi ke dalam lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound
lipid), dan lipid turunan(derived lipid).
Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi,
lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi
sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon. Fosfolipida
memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam lemaknya
digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus alcohol yang mengandung
1
nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin (sefalin), fosfatidilkolin (lesitin),
dan fosfatidilserin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Fosfolipid
Fosfolipid merupakan komponen struktural penting membran sel yang
mempunyai peran penting di industri farmasi, pangan, kosmetik, dan industri lain
karena aktivitas fisiologisnya selain perannya sebagai pengemulsi alami. Untuk
tujuan praktis, seperti fosfolipid dengan stabilitas tinggi atau mempunyai sifat
fungsional terhadap kesehatan, seringkali diinginkan fosfolipid dengan asam lemak
tertentu. Perubahan komposisi asam lemak tersebut dapat dilakukan melalui reaksi
hidrolisis, esterifi kasi, atau transesterifi kasi (Hara dkk., 1997).
Fosfolipid merupakan suatu penyusun membran sel syaraf yang sangat penting
dalam tubuh mahluk hidup, secara struktur kimia fosfolipid terdiri dari dua bagian
yaitu bagian kepala dan bagian ekor (Adnan,1997). Fosfolipid merupakan
golongan senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran sel makhluk hidup,
bersama dengan protein, glikolipid dan kolesterol, selain itu fosfolipid merupakan
suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat
(Lehninger,19977).
Fosfolipid adalah golongan senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran
sel makhluk hidup bersama dengan protein, glikolipid dan kolesterol. Fosfolipid
terbentuk dari gliserol dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester
dengan asam lemak (dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk
gugus ester dengan asam fosforat. Oleh karenanya fosfolipid ialah suatu
fosfogliserida. Senyawa-senyawa dalam golongan fosfogliserida ini dapat
dipandang sebagai derivat asam alfa fosfatidat. Gugus yang diikat oleh asam
fosfatidat ini antara lain kolin , etanolamina, serin dan inositol. Lipid dapat
mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu
rantai asam lemak.
Istilah fosfolipid digunakan untuk merujuk pada biomolekul dari sifat lipid
yang memiliki gugus fosfat dalam strukturnya, khususnya di kepala polar mereka,
dan bahwa sebagai kerangka utama mereka dapat memiliki molekul gliserol 3-
3
fosfat atau molekul sphingosine.Namun, banyak penulis, ketika mereka merujuk
pada fosfolipid, biasanya merujuk pada gliserofosfolipid atau fosfogliserida, yang
merupakan lipid yang berasal dari gliserol 3-fosfat yang diesterifikasi, dalam
karbon pada posisi 1 dan 2, dua rantai dari asam lemak dengan panjang dan derajat
kejenuhan yang berbeda-beda.Fosfogliserida mewakili kelompok lipid membran
yang paling penting dan dibedakan terutama oleh identitas kelompok substituen
yang melekat pada gugus fosfat pada posisi C3 gliserol.
Seperti halnya lipid lainnya, fosfolipid juga merupakan molekul amfipatik, yaitu,
mereka memiliki ujung kutub hidrofilik, sering dikenal sebagai “kepala polar”
dan ujung apolar yang disebut “ekor apolar”, yang memiliki karakteristik
4
hidrofobik. Bergantung pada sifat gugus kepala atau gugus polar dan rantai
alifatik, masing-masing fosfolipid memiliki karakteristik kimia, fisik, dan
fungsional yang berbeda. Substituen polar dapat berupa anionik (dengan muatan
negatif bersih), zwitterionik, atau kationik (dengan muatan positif bersih).
fosfolipid yang amfipatik yang berarti bahwa mereka berdua polar dan nonpolar.
Fosfolipid hanya memiliki dua rantai asam lemak dan ranti ini memberi
hidrofobik pada molekul.Namun gugus hidroksil ketiga pada rantai gliserol
terkait dengan kelompok fosforil yang kemudian dapat lebih di modifikasi oleh
prostetik seperti serin, etanolamin, inositol atau molekul gliserol kedua.
Modifikasi sekunder memberi hidrofobik pada molekul, tergantung pada jumlah
yang tersedia fosfolipid cenderung agregat menjadi misel atau bilayers.
2. Sifat fosfolipid
Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, sel hewan dan juga
pada manusia. Pada tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai, sedangkan
pada manusia ataupun hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pankreas,
paru-paru dan jantung.
5
juga lunak seperti lilin, warnanya putih dan dapat di ubah menjadi coklat bila
terkontaminasi dengan cahaya dan bersifat higroskopik dan apabila dicampur
dengan air maka akan terbentuk larutan koloid.
Apabila lesitin dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fofatidat dan
kolin. Selain itu apabila dipanaskan dengan basa atau asam maka akan
menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat.Senyawa ini dapat
menyebabkan terjadinya hemolisis, yaitu proses perusakan sel-sel darah merah.
Hemoglobin, suatu protein gabungan yang terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) diubah menjadi bilirubin yang terkumpul dalam darah dan kadang-
kadang dapat menimbulkan warna kuning pada kulit. Akibatnya orang akan
terkena penyakit anemia, yaitu kekurangan sel darah merah dalam tubuh.
6
Komponen deterjen empedu: Fosfolipid, dan terutama fosfatidilkolin
dalam empedu, melarutkan kolesterol. Penurunan produksi fosfolipid dan
sekresi menjadi empedu menyebabkan pembentukan batu empedu
kolesterol dan pigmen empedu.
2. Struktur fosfolipid
Asam lemak
Gugus fosfat,
Suatu kerangka.
Fosfolipid memiliki kerangka gliserol dan 2 gugus asil. Pada posisi ketiga
dari kerangka gliserol di tempati oleh gugus fosfat yang terikat pada amino
alkohol.Molekul fosfolipid dapat dipandang terdiri dari dua bagian, yaitu
7
kepala dan ekor.Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta
bagian ekor tanpa muatan.Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik
atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut
dalam air.Fosfolipid digolongkan sebagai lipid amfipatik.
Kepala polar terdiri dari gugus fosfat yang dilekatkan pada karbon pada
posisi C3 gliserol dimana gugus substituen atau “gugus kepala” dilekatkan
melalui ikatan fosfodiester. Kelompok inilah yang memberikan identitas pada
setiap fosfolipid. Daerah apolar diwakili dalam ekor apolar, yang terdiri dari
rantai asam lemak yang melekat pada karbon pada posisi C1 dan C2 dari
molekul gliserol 3-fosfat dengan cara hubungan ester atau eter (eter-
fosfolipid). Fosfolipid lain sebagai tulang punggungnya adalah molekul
dihidroksiaseton fosfat dimana asam lemak juga dihubungkan melalui
hubungan eter.
Dalam banyak fosfolipid yang penting secara biologis, asam lemak pada
posisi C1 adalah asam lemak jenuh antara 16 dan 18 atom karbon, sedangkan
pada posisi C2 sering tidak jenuh dan lebih panjang (antara 18 dan 20 atom
karbon). karbon). Biasanya, dalam fosfolipid, asam lemak dengan rantai
bercabang tidak ditemukan. Fosfolipid yang paling sederhana adalah asam
fosfatidat, yang terdiri dari molekul gliserol 3-fosfat yang dihubungkan
dengan dua rantai asam lemak (1,2-diasil gliserol 3-fosfat). Ini adalah
perantara utama untuk pembentukan gliserofosfolipid lainnya.
8
membransel adalah amfibolik, yaitu satu bagian molekul bermuatan
(polar/hodrofilik) dan bagian yang lain tidak bermuatan (nonpolar/hidrofobik).
Area hidrofilik yang berisifosfat dan hidrofobik yang berisi asam lemak
disebut kepala dan ekor.
9
Gambar 2. 4 Biosintesis fosfolipid
10
Biosintesis fosfolipid dimulai dari reduksi dihidroksi aseton
fosfat(senyawa antara glikolisis) menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P)
(Gambar9.12). Dua molekul asil ACP mentransfer gugus asam lemak ke
G3Pmenghasilkan asam fosfatidat. Reaksi ini dikatalisis gliseraldehid 3-fosfat
asiltransferase. Asam fosfatidat merupakan fosfolipid pertama yang
dihasilkan.Asam fosfatidat diproses lagi menjadi derivat fosfolipid lainnya,
misalnyafosfatidil serin, fosfatidiletanolamin, dan kardiolipin.
2. Biosintesis fosfogliserida
Jalur metabolisme yang terjadi dalam jaringan hewan dan tumbuhan tinggi
berbeda dengan yang terjadi dalam sel bakteri.Namun pada kedua hal tersebut,
nukleotida sitidin dipakai sebagi senyawa pengangkutnya.Jalur biosintesis
fosfatidiletanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilnositol, dan
kardiolipin di dalam jaringan hewan adalah sebagai berikut :
11
Dimulai dengan proses fosforilasi etanolamin oleh ATP menghasilkan
fosfoetanolamin. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim etanolamin
kinase.Selanjutnya fosfoetanolamin bereaksi dengan sitidin trifosfat (CTP)
mengahsilkan sitidin difosfoetanolamin (cp-ethanolamin), dikatalisis oleh
enzim fosfoetanolamin sitidil transferase.
12
Sebaliknya, fosfatidiletanolamin dapat terbentuk dari fosfatidilserin dengan
proses dekarboksilasi :
13
Dua puluh persen lipida yang terdapat dalam membrane mitokondrion sel
hewan merupakan kardiolipin. Di dalam sel bacteria pembentukan
kardiolipin tidak menggunakan CDP-diasilgliserrol, melainkan langsung
tertjadi dari reaksi kondensasi dua molekul fosfatidilgliserol.
B. Sfingofosfolipid (alkoholnya sfingosin)
14
Termasuk di dalamnya sfingomielin: tidak mengandung gliserol. Pada
hidrolisa akan dihasilkan asam lemak, asam fosfat, kolin, dan suatu alkohol yang
mengandung gugus amina yang disebut sfingosin. Fungsi :
15
perubahan jangka panjang pada otak yang dapat berdampak pada
peningkatan proses kognitif manusia dewasa.
16
dengan konsentrat asam lemak omega-3 tinggi EPA dari minyak hasil samping
penepungan ikan lemuru. EPA merupakan asam lemak tidak jenuh yang berfungsi
sebagai pencegah penyakit kardiovaskuler, diantaranya yaitu kolesterol,
aterosklerosis, jantung, dan stroke karena dapat menurunkan kadar LDL dalam
tubuh yang berlebih. Sehingga fosfolipid terstruktur tinggi EPA merupakan
emulsifier sekaligus berfungsi sebagai pencegah terjadinya penyakit
kardiovaskuler.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fosfolipid adalah golongan senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran
sel makhluk hidup bersama dengan protein, glikolipid dan kolesterol. Fosfolipid
terbentuk dari gliserol dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester dengan
asam lemak (dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester
dengan asam fosforat.
Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel. Beberapa
fungsi biologik lainnya antara lain adalah sebagai surfaktan paru-paru yang mencegah
perlekatan dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi.
Struktur fosfolipid dalam membransel adalah amfibolik, yaitu satu bagian molekul
bermuatan (polar/hodrofilik) dan bagian yang lain tidak bermuatan
(nonpolar/hidrofobik). Area hidrofilik yang berisifosfat dan hidrofobik yang berisi
asam lemak disebut kepala dan ekor.
Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, sel hewan dan juga pada
manusia. Pada tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai, sedangkan pada manusia
ataupun hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pancreas, paru-paru dan jantung.
17
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Guo Z., Vikbjerg A. F., and Xu X.B. 2005. Enzymatic Modication of Phospholipids for
Functional Applications and Human Nutrition. Biotechnol Adv, 23:203-259.
Prosise, W.E. 1985. Lecithin American Oil Chemists’ Society. Champaign. Illionis. Pp.
163-182.
Szuhaj, B.F. 2005. Lecithins. Indiana : Szuhaj & Associates LLC Fort Wayne.
18
Fauziah, R.A. 2014. Identifikasi Fodfolipid dan Uji Farmakologi Ekstrak Biji Labu
pada Tikus Putih Sebagai Alternatif Pengobatan Hepatotoksik.Jurnal
Kesehatan Al-Irsyad (JKA). Vol. VI, No. 2.
Estiasih, T., Nur, M., Maligan, M.J. dan Maulana, S. 2012. Synthesis of Phospholipid
Containing ω-3 Fatty Acids from Soy Phospholipids and Fish Oil Enriched
with ω-3 Fatty Acids from Tuna Canning Processing. Agritech, Vol. 32, No. 3
19