Anda di halaman 1dari 22

FOSFOLIPID

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah biokmia I struktur fungsi

Yang di ampu oleh Prof. Dr. Leny Yuanita, M.Kes.

Oleh :
Fistara Lesti Rahmafitria
NIM 19030234057

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PRODI KIMIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Fosfolipid”. Makalah ilmiah ini telah kami susun secara ilmiah dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.

Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Serta, kurangnya referensi dan keterbatasan waktu menjadi salah satu penghambat
makalah ini. Oleh karena itu, tegur sapa, saran, dan kritik yang bersifat membangun
agar makalah ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima tim penyusun
dengan tangan terbuka.

Akhir kata, semoga dengan selesainya makalah ini dapat menambah ilmu kita serta
bermanfaat bagi masyarakat.

Sidoarjo, 18 Oktober2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
DAFTAR ISI....................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Definisi Fosfolipid......................................................................................................3
2.2 Ciri-ciri dan sifat fosfolipid........................................................................................4
2.3 Fungsi dan struktur fosfolipid.....................................................................................6
2.4 Biosintesis fosfolipid dan fosfogliserida....................................................................8
2.5 Penggolongan dan jenis fosfolipid............................................................................14
2.6 Aplikasi Fosfolipid...................................................................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................17
3.2 Saran.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya di artikan sebagai suatu
senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut dalam organik.
Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid tersusun atas asam lemak dan
gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen
dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat
kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa
sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan fosfolipid),
kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan protein
(lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan fungsinya, mulai dari
volatile sex pheromones sampai ke karet alam. Berdasarkan komponen dasarnya,
lipid terbagi ke dalam lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound
lipid), dan lipid turunan(derived lipid).

Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal


fst), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam
lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat di
sabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak
dapat di sabunkan. Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah
ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya
termasuk alkohol. Steroid tidak mengandunga asam lemak dan tidak dapat
dihidolisis. Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran sel.

Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi,
lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi
sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon. Fosfolipida
memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam lemaknya
digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus alcohol yang mengandung

1
nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin (sefalin), fosfatidilkolin (lesitin),
dan fosfatidilserin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari fosfolipid?

2. Bagaimana ciri-ciri dan sifat fosfolipid?

3. Bagaimana fungsi dan struktrur fosfolipid?

4. Bagaimna cara biosintesis fosfolipid dan fosfogliserida?

5. Bagaimana penggolongan dan jenis fosfolipid?

6. Bagaimana Aplikasi fosfolipid?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari fosfolipid

2. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri dan sifat fosfolipid

3. Untuk mengetahui bagaimana fungsi dan struktur fosfolipid

4. Untuk mengetahui bagaimana cara biosintesis fosfolipid dan fosfogliserida

5. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan dan jenis fosfolipid

6. Untuk mengetahui aplikasi fosfoipid

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Fosfolipid
Fosfolipid merupakan komponen struktural penting membran sel yang
mempunyai peran penting di industri farmasi, pangan, kosmetik, dan industri lain
karena aktivitas fisiologisnya selain perannya sebagai pengemulsi alami. Untuk
tujuan praktis, seperti fosfolipid dengan stabilitas tinggi atau mempunyai sifat
fungsional terhadap kesehatan, seringkali diinginkan fosfolipid dengan asam lemak
tertentu. Perubahan komposisi asam lemak tersebut dapat dilakukan melalui reaksi
hidrolisis, esterifi kasi, atau transesterifi kasi (Hara dkk., 1997).

Fosfolipid merupakan suatu penyusun membran sel syaraf yang sangat penting
dalam tubuh mahluk hidup, secara struktur kimia fosfolipid terdiri dari dua bagian
yaitu bagian kepala dan bagian ekor (Adnan,1997). Fosfolipid merupakan
golongan senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran sel makhluk hidup,
bersama dengan protein, glikolipid dan kolesterol, selain itu fosfolipid merupakan
suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat
(Lehninger,19977).

Fosfolipid adalah golongan senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran
sel makhluk hidup bersama dengan protein, glikolipid dan kolesterol. Fosfolipid
terbentuk dari gliserol dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester
dengan asam lemak (dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk
gugus ester dengan asam fosforat. Oleh karenanya fosfolipid ialah suatu
fosfogliserida. Senyawa-senyawa dalam golongan fosfogliserida ini dapat
dipandang sebagai derivat asam alfa fosfatidat. Gugus yang diikat oleh asam
fosfatidat ini antara lain kolin , etanolamina, serin dan inositol. Lipid dapat
mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu
rantai asam lemak.

Istilah fosfolipid digunakan untuk merujuk pada biomolekul dari sifat lipid
yang memiliki gugus fosfat dalam strukturnya, khususnya di kepala polar mereka,
dan bahwa sebagai kerangka utama mereka dapat memiliki molekul gliserol 3-

3
fosfat atau molekul sphingosine.Namun, banyak penulis, ketika mereka merujuk
pada fosfolipid, biasanya merujuk pada gliserofosfolipid atau fosfogliserida, yang
merupakan lipid yang berasal dari gliserol 3-fosfat yang diesterifikasi, dalam
karbon pada posisi 1 dan 2, dua rantai dari asam lemak dengan panjang dan derajat
kejenuhan yang berbeda-beda.Fosfogliserida mewakili kelompok lipid membran
yang paling penting dan dibedakan terutama oleh identitas kelompok substituen
yang melekat pada gugus fosfat pada posisi C3 gliserol.

Fosfatidil kolina, fosfatidletanolamina, fosfatidilserin, dan fosfatidilinositol


adalah di antara fosfolipid yang paling menonjol, baik untuk kelimpahannya
maupun untuk pentingnya fungsi biologis yang mereka lakukan dalam sel.
Fosfolipid yang diproduksi secara industri berasal dari kedelai, bunga matahari,
rapeseed, susu sapi, telur ikan, telur ayam, dll. Beberapa fosfolipid terkenal adalah
lesitin, cephalins, phosphoinositides, dll.

2.2 Ciri-ciri dan sifat fosfolipid


1. Ciri-ciri fosfolipid

Gambar 2.1 fosfolipida

Seperti halnya lipid lainnya, fosfolipid juga merupakan molekul amfipatik, yaitu,
mereka memiliki ujung kutub hidrofilik, sering dikenal sebagai “kepala polar”
dan ujung apolar yang disebut “ekor apolar”, yang memiliki karakteristik

4
hidrofobik. Bergantung pada sifat gugus kepala atau gugus polar dan rantai
alifatik, masing-masing fosfolipid memiliki karakteristik kimia, fisik, dan
fungsional yang berbeda. Substituen polar dapat berupa anionik (dengan muatan
negatif bersih), zwitterionik, atau kationik (dengan muatan positif bersih).

fosfolipid yang amfipatik yang berarti bahwa mereka berdua polar dan nonpolar.
Fosfolipid hanya memiliki dua rantai asam lemak dan ranti ini memberi
hidrofobik pada molekul.Namun gugus hidroksil ketiga pada rantai gliserol
terkait dengan kelompok fosforil yang kemudian dapat lebih di modifikasi oleh
prostetik seperti serin, etanolamin, inositol atau molekul gliserol kedua.
Modifikasi sekunder memberi hidrofobik pada molekul, tergantung pada jumlah
yang tersedia fosfolipid cenderung agregat menjadi misel atau bilayers.

Fosfolipid didistribusikan “secara asimetris” dalam membran sel, karena ini


dapat lebih atau kurang diperkaya dari satu atau jenis lainnya, yang juga berlaku
untuk setiap lapisan tunggal yang membentuk bilayer lipid, karena fosfolipid
dapat ditempatkan secara preferensial ke arah di luar atau di dalam sel.
Distribusi molekul kompleks ini umumnya tergantung pada enzim yang
bertanggung jawab untuk sintesis mereka, yang dimodulasi, pada saat yang
sama, oleh kebutuhan intrinsik setiap sel.

2. Sifat fosfolipid

Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, sel hewan dan juga
pada manusia. Pada tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai, sedangkan
pada manusia ataupun hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pankreas,
paru-paru dan jantung.

Fosfatidilkolin atau lesitin mula-mula diperoleh dari kuning telur (lekhytos),


karena itu sebabnya diberi nama lesitin. Jenis lesitin tergantung pada jenis asam
lemaknya.Asam lemak yang terdapat pada lesitin antara lain adalah asam
palmitat, stearate, oleat, linoleat, dan linolenat.Asam lemak yang mengikat pada
atom karbon nomor 1 pada umumnya adalah asam lemak jenuh, dan yang terikat
pada nomor 2 adalah asam lemak tak jenuh. Lesitin ini berupa zat padat yang

5
juga lunak seperti lilin, warnanya putih dan dapat di ubah menjadi coklat bila
terkontaminasi dengan cahaya dan bersifat higroskopik dan apabila dicampur
dengan air maka akan terbentuk larutan koloid.

Apabila lesitin dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fofatidat dan
kolin. Selain itu apabila dipanaskan dengan basa atau asam maka akan
menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat.Senyawa ini dapat
menyebabkan terjadinya hemolisis, yaitu proses perusakan sel-sel darah merah.
Hemoglobin, suatu protein gabungan yang terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) diubah menjadi bilirubin yang terkumpul dalam darah dan kadang-
kadang dapat menimbulkan warna kuning pada kulit. Akibatnya orang akan
terkena penyakit anemia, yaitu kekurangan sel darah merah dalam tubuh.

2.3 Fungsi dan struktur fosfolipid


1. Fungsi fosfolipid

 Komponen struktural membran sel: Sifat amphipathic dari fosfolipid


memungkinkan mereka untuk mengasosiasikan diri melalui interaksi
hidrofobik antara bagian asam lemak rantai panjang dari molekul yang
berdekatan sedemikian rupa sehingga kepala kutub memproyeksikan
keluar ke air di mana mereka dapat berinteraksi dengan molekul protein
dan proyek ekor apolar ke dalam bilayer lipid.

 Aktivasi enzim: Fosfolipid berperan sebagai pembawa pesan kedua


dalam transmisi sinyal ke bagian dalam sel seperti digliserida atau
fosfatidil kolina yang mengaktifkan betahydroxybutyrate dehydrogenase,
yang merupakan enzim mitokondria.

 Komponen surfaktan paru: Fungsi normal paru membutuhkan kontribusi


konstan fosfolipid langka yang disebut dipalmitoilfosfatidilkolin.
Surfaktan fosfolipid ini diproduksi oleh sel-sel epitel tipe II dan
mencegah atelektasis pada akhir fase ekspirasi respirasi.

6
 Komponen deterjen empedu: Fosfolipid, dan terutama fosfatidilkolin
dalam empedu, melarutkan kolesterol. Penurunan produksi fosfolipid dan
sekresi menjadi empedu menyebabkan pembentukan batu empedu
kolesterol dan pigmen empedu.

 Sintesis zat pensinyalan seluler: Fosfatidinol dan fosfatidilkolin bertindak


sebagai donor asam arakidonat untuk sintesis prostaglandin, tromboxan,
leukotrien, dan senyawa terkait.

2. Struktur fosfolipid

Gambar 2.2 Struktur fosfolipida

Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel,


Fosfolipid terdiri atas empat komponen:

 Asam lemak

 Gugus fosfat,

 Alkohol yang mengandung nitrogen, dan

 Suatu kerangka.

Fosfolipid memiliki kerangka gliserol dan 2 gugus asil. Pada posisi ketiga
dari kerangka gliserol di tempati oleh gugus fosfat yang terikat pada amino
alkohol.Molekul fosfolipid dapat dipandang terdiri dari dua bagian, yaitu

7
kepala dan ekor.Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta
bagian ekor tanpa muatan.Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik
atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut
dalam air.Fosfolipid digolongkan sebagai lipid amfipatik.

Sebagian besar fosfolipid, seperti dibahas di atas, adalah lipid yang


dirangkai pada tulang punggung gliserol 3-fosfat; dan itulah sebabnya mereka
juga dikenal sebagai gliserofosfolipid atau fosfogliserida.

Kepala polar terdiri dari gugus fosfat yang dilekatkan pada karbon pada
posisi C3 gliserol dimana gugus substituen atau “gugus kepala” dilekatkan
melalui ikatan fosfodiester. Kelompok inilah yang memberikan identitas pada
setiap fosfolipid. Daerah apolar diwakili dalam ekor apolar, yang terdiri dari
rantai asam lemak yang melekat pada karbon pada posisi C1 dan C2 dari
molekul gliserol 3-fosfat dengan cara hubungan ester atau eter (eter-
fosfolipid). Fosfolipid lain sebagai tulang punggungnya adalah molekul
dihidroksiaseton fosfat dimana asam lemak juga dihubungkan melalui
hubungan eter.

Dalam banyak fosfolipid yang penting secara biologis, asam lemak pada
posisi C1 adalah asam lemak jenuh antara 16 dan 18 atom karbon, sedangkan
pada posisi C2 sering tidak jenuh dan lebih panjang (antara 18 dan 20 atom
karbon). karbon). Biasanya, dalam fosfolipid, asam lemak dengan rantai
bercabang tidak ditemukan. Fosfolipid yang paling sederhana adalah asam
fosfatidat, yang terdiri dari molekul gliserol 3-fosfat yang dihubungkan
dengan dua rantai asam lemak (1,2-diasil gliserol 3-fosfat). Ini adalah
perantara utama untuk pembentukan gliserofosfolipid lainnya.

2.4 Biosintesis fosfolipid dan fosfogliserida


1. Biosintesis fosfolipid

Fosfolipid merupakan asam lemak yang terikat kovalen dengan


fosfat.Terdapat berbagai jenis fosfolipid di bakteri, tetapi yang akan dibahas di
sini adalah fosfolipid yang umum dijumpai. Struktur fosfolipid dalam

8
membransel adalah amfibolik, yaitu satu bagian molekul bermuatan
(polar/hodrofilik) dan bagian yang lain tidak bermuatan (nonpolar/hidrofobik).
Area hidrofilik yang berisifosfat dan hidrofobik yang berisi asam lemak
disebut kepala dan ekor.

Gambar 2.3 Senyawa fosfolipid pada prokariota, yaitu asam fosfatidil


(X=H),fosfatidil serin (X=serin), fosfatidil etanolamin (X=etanolamin),
fosfatidil gliserol(X=gliserol), dan kardiolipin (X=fosfatidil gliserol).

Beberapa sifat membran sel yang perlu diperhatikan adalah sebagai


berikut.Membran sel hanya dapat dilewati oleh air, gas, dan molekul hidrofob
kecil.Membran sel mampu melakukan kerja seluler, jika terdapat perbedaan
muatan(proton dan ion natrium) di seberang-menyeberang membran sel.
Asam lemak yangmengisi area hidrofob harus dalam kondisi cair (fluid).
Kondisi ini untukmempertahankan fungsi membran sel. Fluiditas asam lemak
terjaga, karena adanyaasam lemak tidak jenuh (titik beku asam lemak tidak
jenuh lebih rendahdibandingkan asam lemak jenuh) dan asam lemak
bercabang.

9
Gambar 2. 4 Biosintesis fosfolipid

10
Biosintesis fosfolipid dimulai dari reduksi dihidroksi aseton
fosfat(senyawa antara glikolisis) menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P)
(Gambar9.12). Dua molekul asil ACP mentransfer gugus asam lemak ke
G3Pmenghasilkan asam fosfatidat. Reaksi ini dikatalisis gliseraldehid 3-fosfat
asiltransferase. Asam fosfatidat merupakan fosfolipid pertama yang
dihasilkan.Asam fosfatidat diproses lagi menjadi derivat fosfolipid lainnya,
misalnyafosfatidil serin, fosfatidiletanolamin, dan kardiolipin.

Asam fosfatidat kemudian bereaksi dengan sitidin trifosfat


(CTP)menghasilkan citidin difosfat diasil gliserol dan pirofosfat. Reaksi
inidikatalisis citidin difosfat digliseride sintase. Penambahan sistein pada
citidindifosfat diasil gliserol akan menghasilkan fosfatidil serin. Reaksi ini
dikatalisisfosfatidil serin sintase. Fosfatidil serin dekarboksilase
melakukandekarboksilasi fosfatidil serin menghasilkan fosfatidil etanolamin.
Secaraterpisah, citidin difosfat diasil gliserol bereaksi dengan gliserol
fosfatmenghasilkan fosfatidil gliserol fosfat. Reaksi ini dikatalisis fosfatidil
gliserolfosfat sintase. Hidrolisis fosfatidil gliserol fosfat menghasilkan
fosfatidilgliserol (dan melepaskan fosfat). Reaksi ini dikatalisis fosfatidil
gliserol fosfatfosfatase. Dua molekul fosfatidil fosfat berekasi menghasilkan
kardiolipin(difosfatidil gliserol). Reaksi ini dikatalisis kardiolipin sintase.

2. Biosintesis fosfogliserida

Senyawa fosfogliserida utama yang merupakan komponen membrane sel dan


lipoprotein adalah fosfatidiletanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidilserin,
fosfatidilnositol, dan kardiolipin.

Jalur metabolisme yang terjadi dalam jaringan hewan dan tumbuhan tinggi
berbeda dengan yang terjadi dalam sel bakteri.Namun pada kedua hal tersebut,
nukleotida sitidin dipakai sebagi senyawa pengangkutnya.Jalur biosintesis
fosfatidiletanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilnositol, dan
kardiolipin di dalam jaringan hewan adalah sebagai berikut :

a. Jalur biosintesis fosfatidiletanolamin

11
Dimulai dengan proses fosforilasi etanolamin oleh ATP menghasilkan
fosfoetanolamin. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim etanolamin
kinase.Selanjutnya fosfoetanolamin bereaksi dengan sitidin trifosfat (CTP)
mengahsilkan sitidin difosfoetanolamin (cp-ethanolamin), dikatalisis oleh
enzim fosfoetanolamin sitidil transferase.

Pada akhir tahap biosintesis fosfatidiletanolamin, bagian sitidin


monofosfat (CMP) dari CDP-ethanolamine dilepaskan, sedangkan bagian
fosfoetanolaminnya dipindahkan ke molekul diasilgliserol.Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim fosfoetanolamin transferase yang terdapat di dalam
membrane reticulum endoplasma.

b. Jalur biosintesis fosfatidilkolin

Pembentukan fosfatidilkolin di dalam jaringan hewan dapat berlangsung


dengan dua macam:

Proses metilasi gugus amino dari fosfatidiletanolamin dengan S-adenosil


metionin sebagai donor gugus metal yang dikatalisis oleh enim
fosfatidiletanolamin metiltransferase.

Dimulai denga kolin sebagai senyawa pemulanya dan jalur reaksi


pembentukan fosfatidilkolin berlangsung seperti untuk biosintesis
fosfatidiletanolamin. Dalam hal ini dilibatkan tiga macam enim, berturut-
turut: kolin kinase, untuk pembentukan fosfokolin dari kolin dan ATP ;
fosfokolin sitidiltransferase, untuk pembentukan CDP-kolin dari fosfokolin
dan CTP ;dan fosfokolin transferase, untuk pembentukn fosfatidilkolin dari
CDP-kolin dan diasilgliserol

c. Jalur biosintesis fosfatidilserin adalah sebagai berikut :

Dalam jaringan hewan, fosfatidilserin terbentuk dari reaksi antara


fosfatidiletanolamin dengan serin :

“Fosfatidiletanolamin + serin bolak balik fosfatidilserin + etanolamin”

12
Sebaliknya, fosfatidiletanolamin dapat terbentuk dari fosfatidilserin dengan
proses dekarboksilasi :

“Fosfatidilserinà fosfatidiletanolami + CO2”

Dalam sel bakteri, seperti bakteri Escheria coli, pembentukan


fosfatidilserin berlangsung dengan jalur reaksi yang berbeda pada jarringan
hewan.Jalur reaksi dimulai dengan pengaktifan asam fosfatidat oleh CTP
menghasilkan sitidin difosfat diasilgliserol, dikatalisis oleh enzim
fosfatidatsitidintransferase.Pada tahap reaksi berikutnya, CDP-diasilgliserol
bereaksi dengan serin, dikatalisis oleh enzim CDP-diasilgliserol serin O-
fosfatidiltransferase, menghasilkan fosfatidilserin dan sitidin monofosfat
(CMP).

d. Jalur biosintesis fosfatidilnositol adalah sebagai berikut:

Dalam jaringan hewan, CDP-diasilgliserol (yang terbentuk dari asam


fosfatidat) berperan sebagai senyawa sumber untuk biosintesis
fosfatidilinositol dan fosfatidilgliserol.Fosfatidilinositol terbentuk dari
reaksi antara CDP-diasilgliserol dan inositol, yang dikatalisis oleh enzim
CDP-diasilgliserol inositol transferase.

Di dalam jaringan otak fosfatidilinositol dapat difosforilasi oleh ATP


menghasilkan fosfatidilinositol-monofosfat, -difosfat dan seterusnya
mengahsilkan senyawa polifosfoinositida, yang peranannya di dalam otak
belum jelas.

e. Jalur biosintesis kardiolipin adalah sebagai berikut:

Fosfatidilgliserol terbentuk dari CDP-diasilgliserol.Jalur reaksi dimulai


dengan pembentukan 3-fosfatidil-1gliserol-3-fosfat dari CDP-diasilgliserol
dan gliserol-3-fosfat, dikatalisis oleh enim gliserolfosfat
fosfatidiltransferase. Fosfatidil gliserol yang terbentuk ini merupakan pra
zat untuk biosintesis difosfatidilgliserol, yang secara umum disebut
kardiolipin.

13
Dua puluh persen lipida yang terdapat dalam membrane mitokondrion sel
hewan merupakan kardiolipin. Di dalam sel bacteria pembentukan
kardiolipin tidak menggunakan CDP-diasilgliserrol, melainkan langsung
tertjadi dari reaksi kondensasi dua molekul fosfatidilgliserol.

2.5 Penggolongan dan jenis fosfolipid


A. Gliserol fosfolipid ( kalau alkoholnya gliserol )

1. Asam fosfatidat dan fosfatidilgliserol : hanya mengandung gliserol,


asam lemak dan asam fosfat. Difosfatidilgliserol dikenal dengan nama
kardiolipin dan terdapat di dalam mitokondria. Penting sebagai
perantara dalam sintesis triasilgliserol dan fosfolipid, ditemukan sedikit
dalam jaringan.

2. Fosfatidil kolin (lesitin) : mengandung asam fosfat dan kolin. Lesitin


tersebar luas dalam sel-sel tubuh dan mempunyai tugas metabolik dan
struktur misal dalam membran. Dipalmitil lesitin adalah zat yang
sangat efektif untuk mencegah perlengketan permukaan dalam paru-
paru yang disebabkan tegangan permukaan. Tidak adanya dipalmitil
lesitin pada paru-paru bayi prematur menyebabkan gangguan
pernafasan.

3.  Fosfatidil etanolamin : mengandung asam fosfatidat dan etanolamin.

4.  Fosfatidil inositol : mengandung asam fosfatidat dan inositol.

5.  Fosfatidil serin : mengandung asam fosfatidat dan asam amino serin.

6. Plasmalogen: menyerupai lesitin dan sefalin, kecuali ikatan ester asam


lemak pada posisi pada karbon gliserol diganti oleh ikatan ester dengan
suatu alkohol tak jenuh.Senyawa ini merupakan 10% fosfolipid otak
dan otot.

B. Sfingofosfolipid (alkoholnya sfingosin)

14
 Termasuk di dalamnya sfingomielin: tidak mengandung gliserol. Pada
hidrolisa akan dihasilkan asam lemak, asam fosfat, kolin, dan suatu alkohol yang
mengandung gugus amina yang disebut sfingosin. Fungsi :

1. Sebagai bahan penyusun membran sel. Beberapa fungsi biologik lainnya


antara lain adalah sebagai surfactant paru-paru yg mencegah perlekatan
dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi.

2. Lipida membran yang paling banyak ditemukan adalah Fosfolipida yang


berfungsi terutama sebagai unsur struktural membran dan tidak pernah
disimpan dalam jumlah banyak. Golongan lipida ini mengandung
fosfor dalam bentuk gugus asam fosfat, fosfolipida utama yang
ditemukan membran adalah Fosfogliserida.

3. Dalam hati dan otot, fosfolipid bersama-sama L-karnitin berperanan


dalam mencegah proses pelemakan.

4. Fosfolipid ini bersama-sama vitamin E yang ada dalam kedelai juga


digunakan oleh sebagian pasien dislipidemia untuk menurunkan kadar
kolesterol-LDL dan trigliserida.

5. Fosfolipid juga bertindak sebagai agen pengemulsi, dengan membantu


lemak-lemak lain terampai dalam darah dan cecair tubuh.

6. Fosfolipid sebagai pengatur proses biologis dalam tubuh, seperti: koneksi


sistem saraf dan beberapa penyakit terkait kerja saraf. Meskipun
fosfolipid bukan termasuk senyawa essensial, namun keberadaannya
dalam makanan memiliki dampak positif bagi kesehatan antara lain :
mencegah penyakit liver, pengontrol kadar kolesterol, perkembangan
sistem otak dan saraf.

7. Fosfolipid menuyusn 20-25% berat kering otak manusia dewasa.


Fosfolipid berperan dalam membentuk kerangka membran sel otak,
sehingga kinerja fosfolipid akan sangat berpengaruh pada tingkat
kecerdasan manusia. Diet tersuplementasi kolin dapat menyebabkan

15
perubahan jangka panjang pada otak yang dapat berdampak pada
peningkatan proses kognitif manusia dewasa.

2.6 Aplikasi Fosfolipid


Meskipun konsentrasi tertinggi fosfolipid terdapat pada produk turunan hewan
seperti daging, ikan, telur dan susu. Sumber komersial utama terdapat pada kedelai
yang mengandung 0,3-0,6% fosfolipid. Lesitin kedelai merupakan hasil samping
dari pengolahan minyak kedelai. Proses purifikasi dalam memproduksi lesitin
dapat menghilangkan minyak dan akan mempengaruhi komposisi fosfolipid pada
lesitin. Fosfolipid yang utama dalam lesitin kedelai adalah fosfatidilkolin,
fosfatidiletanolamin, dan fosfatidilinositol. Lesitin kedelai digunakan dalam bidang
pangan karena mempunyai kemampuan menstabilkan. Lesitin yang dibutuhkan
jumlahnya cukup kecil antara 0,1-0,2%. Tinggi rendahnya level yang digunakan
disesuaikan dengan surfaktan kimianya. Secara umum aplikasi lesitin digunakan
untuk margarin, confectionary, makanan ringan, makanan instan, produk bakery,
dairy product, dan produk daging.

Fosfolipid merupakan senyawa yang menyusun struktur lipid bilayer pada


membran sel yang berperan dalam mengatur sistem transport dari dalam ke luar
sel. Saat ini telah banyak hasil riset yang menunjukkan fungsi lain dari fosfolipid
sebagai pengatur proses biologis dalam tubuh, seperti: koneksi sistem saraf dan
beberapa penyakit terkait kerja saraf.

Meskipun fosfolipid bukan termasuk senyawa essensial, namun


keberadaannya dalam makanan memiliki dampak positif bagi kesehatan antara
lain: mencegah penyakit liver, pengontrol kadar kolesterol, perkembangan sistem
otak dan saraf. Fosfolipid menyusun 20-25% berat kering otak manusia dewasa.
Fosfolipid berperan dalam membentuk kerangka membran sel otak, sehingga
kinerja fosfolipid akan sangat berpengaruh pada tingkat kecerdasan manusia.

Peran fosfolipid bukan hanya sebagai pengemulsi, namun bisa dimanfaatkan


juga sebagai senyawa fungsional (mempunyai efek positif bagi kesehatan).
Peningkatan nilai fungsional fosfolipid salah satunya yaitu strukturisasi fosfolipid

16
dengan konsentrat asam lemak omega-3 tinggi EPA dari minyak hasil samping
penepungan ikan lemuru. EPA merupakan asam lemak tidak jenuh yang berfungsi
sebagai pencegah penyakit kardiovaskuler, diantaranya yaitu kolesterol,
aterosklerosis, jantung, dan stroke karena dapat menurunkan kadar LDL dalam
tubuh yang berlebih. Sehingga fosfolipid terstruktur tinggi EPA merupakan
emulsifier sekaligus berfungsi sebagai pencegah terjadinya penyakit
kardiovaskuler.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fosfolipid adalah golongan senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran
sel makhluk hidup bersama dengan protein, glikolipid dan kolesterol. Fosfolipid
terbentuk dari gliserol dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester dengan
asam lemak (dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester
dengan asam fosforat.

Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel. Beberapa
fungsi biologik lainnya antara lain adalah sebagai surfaktan paru-paru yang mencegah
perlekatan dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi.

Struktur fosfolipid dalam membransel adalah amfibolik, yaitu satu bagian molekul
bermuatan (polar/hodrofilik) dan bagian yang lain tidak bermuatan
(nonpolar/hidrofobik). Area hidrofilik yang berisifosfat dan hidrofobik yang berisi
asam lemak disebut kepala dan ekor.

Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, sel hewan dan juga pada
manusia. Pada tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai, sedangkan pada manusia
ataupun hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pancreas, paru-paru dan jantung.

17
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Guo Z., Vikbjerg A. F., and Xu X.B. 2005. Enzymatic Modication of Phospholipids for
Functional Applications and Human Nutrition. Biotechnol Adv, 23:203-259.

Prosise, W.E. 1985. Lecithin American Oil Chemists’ Society. Champaign. Illionis. Pp.
163-182.

Szuhaj, B.F. 2005. Lecithins. Indiana : Szuhaj & Associates LLC Fort Wayne.

Wehrmuller, K. 2008. Impact of Dietary Phospholipids on Human Health.


Forschungsanstalt Agroscope Liebefeld-Posieux (ALP)
Schwarzenburgstrasse, 16: 3-12.

Hara, F., Nakashima, T. dan Fukuda, H. (1997). Comparative study of commercially


available lipases in hydrolysis reaction of phosphatidylcholine. Journal of the
American Oil Chemists’ Society 74: 1129–1132.

Lehninger, A. L. 1997. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I (Edisi Revisi). Erlangga, Jakarta.

Adnan, Mochammad., (1997), Teknik Khromatografi. Edisi Pertama. Penerbit


Andi,Yogyakarta.

18
Fauziah, R.A. 2014. Identifikasi Fodfolipid dan Uji Farmakologi Ekstrak Biji Labu
pada Tikus Putih Sebagai Alternatif Pengobatan Hepatotoksik.Jurnal
Kesehatan Al-Irsyad (JKA). Vol. VI, No. 2.

Estiasih, T., Nur, M., Maligan, M.J. dan Maulana, S. 2012. Synthesis of Phospholipid
Containing ω-3 Fatty Acids from Soy Phospholipids and Fish Oil Enriched
with ω-3 Fatty Acids from Tuna Canning Processing. Agritech, Vol. 32, No. 3

19

Anda mungkin juga menyukai