Anda di halaman 1dari 3

KASUS 6

Pengkajian dilakukan tanggal 25 April 2013 pada pukul 08.30 WIB. Dapat diperoleh
data antara lain: kakak Tn. I mengatakan ± 1 bulan yang lalu Tn. I tampak bingung, gelisah,
mudah emosi, susah tidur, mondar-mandir,  bicara Tn. I kacau, kadang bicara sendiri dan
selanjutnya dibawa ke Rumah

Sakit Jiwa Daerah Surakarta oleh kakaknya. Tn. I dipindahkan ke ruang Abimanyu untuk
perawatan lebih lanjut. Tn. I mengatakan baru pertama kali dirawat di RSJD Surakarta,
sebelumnya Tn. I tidak mempunyai penyakit gangguan jiwa. Tn. I mengatakan pernah
mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan karena putus cinta, sehingga membuatnya
sering menyendiri. Tn. I tidak pernah melakukan penganiayaan, tindakan kriminal maupun
adanya penolakan dari lingkungannya. Faktor penyebab Tn. I masuk ke rumah sakit jiwa
karena adanya faktor tekanan dari kakak Tn. I yang menuduhnya mencuri, kemudian Tn. I
dibawa kakaknya ke RSJD Surakarta. Pemeriksaan fisik yang penulis dapatkan meliputi
tanda-tanda vital Tn. I yaitu tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu
36.5˚C, respirasi 20 kali per menit. Ukuran tinggi badan 165 cm dan berat badan 63 kg.
Pengkajian head to toe  didapatkan data kepala bentuk mesocepal , rambut Tn. I
pendek, berwarna hitam, ikal, bersih, dan tidak beruban. Fungsi  penglihatan mata masih
baik, konjungtiva  tidak anemis dan  sklera tidak ikterik . Telinga Tn. I simetris kanan-kiri
serta tidak ada serumen. Hidung Tn. I tidak ada sekret. Dada Tn. I simetris kanan-kiri. Paru-
paru, inspeksi ekspansi dada simetris kanan-kiri,  palpasi vocal fremitus kanan-kiri sama,
perkusi   sonor  , auskultasi  bunyi nafas vesikuler  . Jantung, inspeksi ictus cordis tidak
tampak,  palpasi ictus cordis  teraba kuat di SIC V  ,   perkusi  suara  pekak auskultasi  bunyi
S1 dan S2 murni. Abdomen, inspeksi  perut datar, auskultasi  bising usus 15 kali per menit,
palpasi  tidak ada nyeri tekan,  perkusi tympani. Ekstermitas klien tidak mengalami
gangguan, fungsinya masih baik dan gerakannya bebas. Tn. I tidak mengalami keluhan fisik
dan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti kejang, asma, diabetes militus, hipertensi,
maupun  penyakit jantung.
Berdasarkan pengkajian psikososial khususnya genogram, Tn. I merupakan anak
kelima dari lima bersaudara dan tinggal serumah dengan kakak keduanya. Tidak ada anggota
Tn. I yang mengalami gangguan jiwa. Dari pengkajian pada konsep diri dalam gambaran diri,
Tn. I mengatakan tubuhnya sehat, bagian tubuh yang disukai adalah hidung dan mata,
sedangkan bagian tubuh yang tidak disukai adalah rambut karena rambutnya ikal, tidak lurus
seperti yang diinginkannya. Tn. I berumur 31 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan
terakhir SMA, Tn. I berasal dari Baki, Sukoharjo. Tn. I mengatakan belum pernah menikah,
berperan sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, dan Tn. I mengatakan bekerja sebagai
cleaning service. Tn. I mengatakan ingin segera pulang dari rumah sakit jiwa karena
menganggap dirinya sudah sembuh dan kembali berkumpul bersama keluarga. Pada
pengkajian harga diri, Tn. I mengatakan tidak malu dengan keadaan dirinya. Berdasarkan
pola hubungan sosial, Tn. I mengatakan orang terdekat adalah kakak keduanya. Peran serta
dalam kegiatan bermasyarakat, Tn. I mengatakan aktif dalam organisasi karang taruna.
Hambatan dalam  berhubungan dengan orang lain, Tn. I mengatakan tidak ada hambatan
karena Tn. I dikenal masyarakat sebagai orang yang mudah berinteraksi dengan orang lain.
Nilai dan keyakinan Tn. I mengatakan beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu
setiap hari.
Berdasarkan status mental, dari pengkajian penampilan, Tn. I  berseragam RSJ dan
terlihat kurang rapi. Pembicaraan Tn. I lembut, tidak mampu memulai pembicaraan, dan
kadang terlihat berbicara sendiri. Aktivitas motorik dari Tn. I, klien sehari-hari banyak
menghabiskan waktu di ruangan, tampak gelisah dan mondar-mandir, tetapi Tn. I
mengatakan mengikuti semua kegiatan yang diadakan rumah sakit. Pengkajian alam
perasaan, Tn. I mengatakan sedih karena ingin cepat pulang dan bertemu dengan
keluarganya. Saat pengkajian, afek Tn. I tumpul, hanya bereaksi apabila ada rangsangan yang
kuat. Pengkajian interaksi selama wawancara, Tn. I ada kontak mata, kooperatif, ketika
diajak interaksi mau menceritakan masalahnya kepada perawat dan tidak memperlihatkan
mempertahankan  pendapatnya sendiri. Pada pengkajian pola persepsi, Tn. I mengalami
halusinasi pendengaran, Tn. I mengatakan saat sendiri, pada malam hari mendengar suara
orang untuk menyuruhnya bernyanyi dan menjadi artis, klien mengikuti apa yang
didengarnya dan suara itu datang sehari 1 kali.
Dalam pengkajian proses pikir, pembicaraan Tn.I   sirkumstansial  yaitu ketika diajak
bicara, pembicaraan berbelit - belit tetapi sampai pada tujuan  pembicaraan. Pada pengkajian
isi pikir, Tn. I mengalami gangguan pikiran yaitu didalam pikirannya hanya terpaku pada satu
ide saja tanpa berinisiatif mencari ide lain, tetapi Tn. I tidak mengalami waham, fobia,
maupun obsesi. Berdasarkan pengkajian tingkat kesadaran, Tn. I sadar dengan keadaannya,
bisa mengenal dan mampu berorientasi dengan waktu, tempat, kondisi, dan orang lain.
Memori Tn. I tidak ada gangguan daya ingat jangka  panjang dimana Tn. I masih ingat saat
Tn. I dibawa ke rumah sakit jiwa, tidak ada gangguan daya ingat jangka pendek dimana Tn. I
masih ingat nama orang yang sudah diajak berkenalan, dan tidak ada gangguan daya ingat
saat ini dimana Tn. I ingat nama perawat yang mengajaknya bicara. Tingkat konsentrasi Tn. I
menunjukkan bahwa Tn. I tidak mampu berkonsentrasi dan tidak fokus, tetapi Tn. I mampu
menjawab penjumlahan 2 ditambah 4 hasilnya 6 dengan benar. Pada pengkajian kemampuan
penilaian, Tn. I tidak  bisa mengambil keputusan sederhana secara mandiri, mau mandi dulu
atau makan. Perlu bantuan perawat untuk menganbil keputusan yang tepat. Pengkajian daya
tilik diri, Tn. I menyadari bahwa saat ini dia di rawat di rumah sakit jiwa karena sakit, tetapi
Tn. I merasa dirinya sudah membaik dan ingin pulang.
Berdasarkan kebutuhan persiapan pulang, pada kebutuhan makan, Tn.I mampu makan
secara teratur 3 kali sehari, Tn. I makan pelan-pelan, selalu menghabiskan makanannya, dan
makan bersama-sama dengan temannya. Pengkajian BAB dan BAK, Tn. I mampu BAB dan
BAK sendiri di kamar mandi, Tn. I BAB 1 kali sehari dan BAK ± 5 kali sehari. Tn. I
mengatakan mandi sehari 2 kali sehari dengan memakai sabun, menggosok gigi setiap mandi,
dan 2 hari sekali keramas. Tn. I mengatakan dirinya mau  berpakaian seragan RSJ dan
berpakaian rapi secara mandiri. Pada pola Istirahat tidur, Tn.I mengatakan mampu tidur
dalam sehari 8 jam, pada siang hari Tn. I tidur ± 1 jam dan tidur malam hari dari jam 21.00
wib sampai jam 04.00 wib, saat tidur malam terkadang Tn. I terbangun karena mendengar
suara-suara. Pada pengkajian pemeliharaan kesehatan, Tn. I mengatakan dapat dukungan dari
keluarga selama di rawat di rumah sakit jiwa dan jika sudah pulang, Tn. I mau minum obat
teratur dan mau memelihara kesehatannya. Tn. I mengatakan kegiatan dirumah membantu
kakaknya membersikan rumah, mencuci pakaian, dan menyapu. Tn. I mengatakan setelah
pulang dari rumah sakit, Tn. I ingin kembali bekerja menjadi cleaning  service. Berdasarkan
mekanisme koping, Tn. I memiliki koping maladaptif , klien suka menyendiri saat ada
masalah.
Pada pengkajian masalah psikososial dan lingkungan, Tn.I mendapat dukungan dari
keluarganya, tidak ada masalah saat berhubungan dengan tetangga. Tn. I tidak malu dengan
pekerjaanya sebagai cleaning service  dan tidak ada masalah ditempat kerjanya. Tn. I juga
mengatakan tidak ada masalah dengan ekonominya dan kalau sakit, klien memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada. Pada  pengkajian tingkat pengetahuan, Tn. I tidak tahu tentang
penyakit jiwa, faktor  pencetusnya, dan perjalanan penyakitnya. Tn. I mengatakan obat yang
diminum berwarna putih, orange dan pink. Obat itu menyebabkan pikiran menjadi tenang.
Dalam aspek medik, Tn. I didiagnosa F.20.0 (Skizofrenia   Paranoid) . Terapi farmakologi
yang diberikan yaitu haloperidol  2 x 1,5 mg,  berwarna pink dengan indikasi obat
halusinasi,  chlorpromazine 2 x 100 mg,  berwarna orange dengan indikasi obat penenang dosis
tinggi, dan triheksilfenidil  2 x 2 mg, berwarna putih dengan indikasi parkinson rileks.

Anda mungkin juga menyukai