Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alviano Ananda

Kelas : XII AKB

Ketahui Dampak Sampah Plastik pada Lingkungan

Plastik merupakan salah satu polutan yang paling berkelanjutan produksinya di dunia. Yang
paling hebat, plastik dibuat agar dapat bertahan selama 400 tahun atau lebih. Plastik telah
merupakan bagian kehidupan sehari-hari manusia. Dalam dua dasarwarsa terakhir, kemasan
plastik telah merebut pangsa pasar kemasan dunia, menggantikan kemasan kaleng dan gelas.
Kemasan plastik sudah mendominasi industri makanan di Indonesia dan kemasan luwes
(fleksibel) menempati porsi 80%. Jumlah plastik yang digunakan untuk mengemas, menyimpan
dan membungkus makanan mencapai 53% khusus untuk kemasan luwes, sedangkan kemasan
kaku sudah mulai banyak digunakan untuk minuman. Bahan kemasan plastik dibuat melalui
proses polimerisasi. Selain bahan dasar monomer, plastik juga mengandung bahan aditif yang
diperlukan untuk memperbaiki sifat fisiko kimia plastik tersebut, dan disebut komponen non
plastik. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat, tetapi ringan,
inert, tidak karatan dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna .

Akan tetapi, banyak dari kita yang menganggap enteng sampah plastik hanya mengancam
ekosistem hewan laut saja, walaupun ada beberapa yang beranggapan dapat mengancam
eksistensi makhluk hidup di daratan pula. Namun hanya sebatas hewan, manusia tak termasuk.

Sejauh ini masalah yang dianggap serius dapat mengancam eksistensi manusia hanya perubahan
iklim ekstrim yang sebahagian besar disebabkan oleh karbon dioksida, nitroksida, uap air, dan
metana.

Masih banyak yang belum tahu dampak pencemaran sampah pada perubahan iklim bumi. Matt
Kelso, manajer data dan teknologi di FracTracker Allience, mengungkapkan keresahannya
dengan menjelaskan bahwa tahap pertama dalam pembuatan plastik dimulai dari pengembangan
minyak dan gas.

Dimana terkandung di dalamnya propilena dan etilena dalam jumlah besar. Ini pula yang
berkontribusi besar dalam pembentukan emisi gas rumah kaca (Greenhouse Gas Emissions).

Lantas, siapa yang tidak tahu bahwa emisi gas rumah kaca adalah yang pertama kali mesti
bertanggung jawab atas perubahan iklim ekstrim?

Center for International Environmental Law, pada Mei 2019, menjelaskan bahwa dampak
produksi plastik pada iklim bumi tahun ini setara dengan sampah 189 pembangkit listrik tenaga
batu bara. Dan perkembangan produksi tiap tahunnya telah mancapai sekitar 100 juta ton. Yang
mana tidak hanya menyumbat TPA dan mengancam kehidupan laut, melainkan mempercepat
perubahan iklim.

Dapat disimpulkan bahwa dampak plastik dalam perubahan iklim dapat kita ketahui jelas dari
sesi produksinya bukan konsumsinya, karena sejauh ini kita hanya menggunakan plastik tanpa
tahu apa yang terjadi di balik pembuatannya.

Untuk itu tak sepatutnya kita diam tanpa tahu bahwa bumi kita sedang mengalami krisis
eksistensial, dan kita berada di dalamnya. Tiada opsi lain sejauh ini untuk dijadikan tempat
tinggal baru selain bumi, there's no planet B.

"Saya tidak butuh harapan kalian, saya tidak ingin kalian berharap, saya ingin kalian panik
sebagaimana bertindak ketika rumah terbakar" Greta Thunberg, Aktivis Konservasi Lingkungan.

Berbagai upaya untuk penanggulangan sampah plastik telah banyak dilakukan, hal ini menjadi
sangat penting mengingat sampah plastik sebagai salah satu penyumbang bagi kerusakan alam.

Terdapat tiga cara penanggulangan sampah plastik sebagai solusi untuk mencegah kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik itu sendiri yang meliputi mengurangi
penggunaan kantong plastik dengan menggantinya dengan alat (kain) untuk membungkus barang
atau dikenal dengan furoshiki ; pengolahan sampah plastik menggunakan metode fabrikasi; dan
penggunaan plastik biodegradable yang lebih mudah terurai di alam. Tiga cara tersebut
diharapkan dapat menjadi solusi bagi penanggulangan sampah plastik.

Anda mungkin juga menyukai