Sifat Ujian :
Tertutup
WAKTU 90
Sekolah Tinggi Ilmu
MENIT Dosen:
Hukum “IBLAM”
Titiek Guntari, S.H., M.H.
Kelas/Semester : A.77.S1/
Catatan:
a. Kerjakan soal berikut dan jawablah dengan tepat
b. Hasil jawaban diketik dengan ketentuan huruf Arial, ukuran 12, line spacing 1,5.
Tulis nama, NPM, kelas, mata kuliah, nama dosen dibagian kiri atas. Dibuat
dengan format .Pdf
c. Apabila mahasiswa ketahuan copy paste jawaban, maka secara otomatis diberi
nilai E.
SOAL
-Selamat Mengerjakan-
Nama : KHOIRUNAS SIREGAR
Kelas : A77.S1
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia
Dosen : Titiek Guntari, S.H., M.H.
1. Tata hukum Indonesia adalah susunan hukum Indonesia atau tata tertib hukum-hukum
Indonesia guna melindungi kepentingan masyarakat Indonesia.karena itu sejak bangsa
Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945,maka sejak
saat itu bangsa Indonesia telah mengambil keputusan untuk menentukan dan
melaksanakan hukumnya sendiri yaitu hukum bangsa Indonesia sebagai hukum
nasional dengan tatanan hukum yang baru yaitu hukum Indonesia.
2. Ius Constitutum Yaitu hukum yang berlaku di masa sekarang. Dalam Glossarium di
buku yang sama, Sudikno menambahkan bahwa ius constitutum adalah hukum yang telah
ditetapkan
3. Pada tanggal 23 Juni 1925 Regerings Reglement (RR) diubah menjadi Indische
Staatsregeling (IS) atau peraturan ketatanegaraan Hindia Belanda yang termuat
dalam Staatsblad (1925) Nomor 415 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1926. Pada
masa berlakunya IS tata hukum yang berlaku di Hindia Belanda adalah pertama-tama yang
tertulis dan yang tidak tertulis (Hukum adat) dan sifatnya masih pluralistis khususnya
hukum perdata. Hal ini tampak pada ketentuan pasal 131 IS yang juga menjelaskan bahwa
pemerintah Hindia Belanda membuka kemungkinan adanya usaha untuk unifikasi hukum
bagi ketiga golongan penduduk Hindia Belanda, yaitu Eropa, Timur Asing dan Bumiputra
(Pribumi) yang ditetapkan dalam Pasal 163 IS.
5. Sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian-bagian
atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan secara erat.
6. Perbandingan antara sistem hukum Eropa Kontinental dengan sistem hukum Anglo
Saxon
• Sistem Eropa Kontinental mengenal sistem peradilan administrasi, sedangkan
Anglo Saxon hanya mengenal satu peradilan untuk semua jenis perkara.
7. Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa, hukum agama, dan hukum
adat.
Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana berbasis pada hukum Eropa,
khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah
jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie).
Hukum agama karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi
hukum atau syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan, dan
warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat yang diserap dalam perundang-
undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari
masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.
8. Asas Konkordansi adalah suatu asas yang melandasi diberlakukannya hukum Eropa atau
hukum di negeri Belanda pada masa itu untuk diberlakukan juga kepada Golongan Eropa
yang ada di Hindia Belanda (Indonesia pada masa itu). Dengan kata lain, terhadap orang
Eropa yang berada di Indonesia diberlakukan hukum perdata asalnya yaitu hukum
perdata yang berlaku di negeri Belanda.
Asas Konkordansi yang tertera dalam Pasal 131 Indische Staatsregeling (“IS”) untuk
orang Eropa sudah berlaku semenjak permulaan kekuasaan Belanda menduduki
Indonesia.