Edisi Kedua
Cetakan pertama, Juni 2015
332.1
LES LESTARI, Murti
m Materi pokok bank dan lembaga keuangan nonbank; 1 – 9;
EKSI4205/ 3 sks/ Murti Lestari. --Cet.1; Ed.2--. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2015.
538 hal ; ill.; 21 cm
ISBN: 978-979-011- 924-6
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Pasar Keuangan .................................................................................. 1.16
Latihan …………………………………………............................... 1.23
Rangkuman ………………………………….................................... 1.25
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.27
Kegiatan Belajar 3:
Sistem Keuangan (Financial System) ................................................. 1.30
Latihan …………………………………………............................... 1.37
Rangkuman ………………………………….................................... 1.38
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 1.39
Kegiatan Belajar 2:
Klasifikasi dan Jenis Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank .... 2.23
Latihan …………………………………………............................... 2.35
Rangkuman …………………………………..................................... 2.36
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 2.38
iv
Kegiatan Belajar 2:
Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral ............................................... 3.17
Latihan …………………………………………............................... 3.37
Rangkuman …………………………………..................................... 3.39
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.40
Kegiatan Belajar 2:
Manajemen Bank Syariah .................................................................. 4.23
Latihan …………………………………………............................... 4.42
Rangkuman ………………………………….................................... 4.44
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 4.45
Kegiatan Belajar 3:
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) .................................................................................. 4.48
Latihan …………………………………………............................... 4.55
Rangkuman ………………………………….................................... 4.56
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 4.57
v
Kegiatan Belajar 2:
Rahasia Bank ....................................................................................... 5.46
Latihan …………………………………………............................... 5.52
Rangkuman ………………………………….................................... 5.54
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 5.55
Kegiatan Belajar 2:
Modal Ventura .................................................................................... 6.27
Latihan …………………………………………............................... 6.39
Rangkuman ………………………………….................................... 6.41
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.42
Kegiatan Belajar 3:
Kartu Plastik ....................................................................................... 6.45
Latihan …………………………………………............................... 6.54
Rangkuman ………………………………….................................... 6.56
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 6.56
vi
Kegiatan Belajar 4:
Anjak Piutang ..................................................................................... 6.59
Latihan …………………………………………............................... 6.71
Rangkuman ………………………………….................................... 6.74
Tes Formatif 4 ……………………………..…….............................. 6.75
Kegiatan Belajar 2:
Dana Pensiun ..................................................................................... 7.18
Latihan …………………………………………............................... 7.32
Rangkuman ………………………………….................................... 7.33
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 7.34
Kegiatan Belajar 3:
Pegadaian ............................................................................................ 7.37
Latihan …………………………………………............................... 7.43
Rangkuman ………………………………….................................... 7.45
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 7.45
Kegiatan Belajar 2:
Pasar Modal .......................................................................................... 8.25
Latihan …………………………………………............................... 8.49
Rangkuman ………………………………….................................... 8.50
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 8.51
Kegiatan Belajar 2:
Bank Pembangunan Islam (The Islamic Development Bank) ................ 9.19
Latihan …………………………………………............................... 9.28
Rangkuman ………………………………….................................... 9.29
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 9.30
Kegiatan Belajar 3:
Bank Dunia (World Bank) ................................................................. 9.33
Latihan …………………………………………............................... 9.38
Rangkuman ………………………………….................................... 9.40
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 9.40
Kegiatan Belajar 4:
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) ................ 9.43
Latihan …………………………………………............................... 9.51
Rangkuman ………………………………….................................... 9.52
Tes Formatif 4 ……………………………..…….............................. 9.53
Aset Keuangan
Dr. Murti Lestari
PE NDA HULUA N
P ara Mahasiswa yang berbahagia, kita akan mulai belajar Bank dan
Lembaga Keuangan (BLK), yang diawali dengan topik aset keuangan yang
dibahas dalam Modul 1. Modul 1 terdiri dari 3 kegiatan belajar, yaitu:
Kegiatan Belajar 1 : Aset Keuangan, yang terdiri dari pengertian aset
keuangan dan aset berwujud, hubungan antara aset
keuangan dan aset berwujud, dan klaim atas aset
keuangan
Kegiatan Belajar 2 : Pasar Keuangan yang terdiri dari pengertian pasar
keuangan, peran pasar keuangan dalam perekonomian,
klasifikasi pasar keuangan, pelaku pasar keuangan, dan
pasar keuangan dalam perekonomian global
Kegiatan Belajar 3 : Sistem Keuangan. yang terdiri dari pengertian sistem
keuangan, fungsi sistem keuangan, dan lembaga
keuangan dalam sistem keuangan.
Kegiatan Belajar 1
Aset Keuangan
Dalam pengertian luas, aset merupakan kepemilikan atas suatu barang yang
memiliki nilai tukar. Pada awalnya aset hanya berupa aset berwujud (tangible)
namun dalam perkembangannya, aset juga dapat berupa aset tak berwujud
(intangible). Aset berwujud adalah aset yang nilainya tergantung dari bentuk
fisik tertentu dari aset tersebut. Contoh: tanah, bangunan, mobil, pabrik, mesin,
dan aset-aset fisik lain. Sedangkan aset tak berwujud adalah aset yang nilainya
tidak tergantung dari bentuk fisik aset tersebut. Salah satu jenis aset tak
berwujud adalah aset keuangan. Aset keuangan memiliki nilai karena klaim-
klaim hukum atas sejumlah manfaat yang berupa arus kas di masa mendatang.
Ada beberapa pihak (minimal 2 pihak) yang merupakan pihak penting
dalam aset keuangan. Pihak yang telah setuju untuk melakukan pembayaran kas
di masa datang disebut issuer (emiten). Sementara pemilik atau pemegang aset
keuangan disebut investor. Berikut adalah contoh-contoh aset keuangan dan
peranan dari person dalam aset keuangan tersebut.
Aset kredit
Adalah aset berupa tagihan terhadap pihak yang melakukan kredit. Contoh:
Bank A memberikan kredit kepada nasabah (misalnya Tuan X). Dalam
perjanjian kredit ini telah disepakati bahwa Tuan X akan melakukan
pembayaran kepada Bank A yang telah ditetapkan selama jangka waktu tertentu.
Pembayaran ini berupa pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang telah
disepakati. Arus kas dalam aset kredit berupa pembayaran yang harus dilakukan
EKSI4205/MODUL 1 1.3
oleh Tuan X (peminjam). Dalam kasus ini Tuan X adalah emiten, dan Bank A
adalah investor
Obligasi (Bonds)
Merupakan aset keuangan yang berupa suatu pernyataan utang dari penerbit
obligasi kepada pemegang obligasi, dimana penerbit obligasi (emiten) berjanji
untuk membayar bunga (coupon) tiap periode yang dijanjikan dan membayar
kembali pokok utang, ada saat jatuh tempo. Di Indonesia, obligasi bisa
dikeluarkan oleh pemerintah maupun perusahaan (corporate).
Saham biasa
Saham adalah penyertaan modal pada suatu perusahaan. Oleh karena itu
pemegang saham berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan, dan
berhak atas aset perusahaan bila perusahaan dilikuidasi. Misalnya PT Telkom
menjual saham pada masyarakat luas, maka para pemegang saham biasa
mempunyai hak untuk mendapatkan pembagian deviden (keuntungan yang
diperoleh PT Telkom). Dalam kasus ini para pemegang saham (investor) juga
berhak atas bagian prorata (proporsional) dari nilai bersih aset PT Telkom jika
PT Telkom dilikuidasi.
Salah satu kesamaan penting antara aset berwujud dan aset keuangan adalah
adanya potensi arus kas di masa datang bagi pemiliknya. Contoh, aset berupa
pabrik diharapkan memberikan arus kas berupa keuntungan bagi pemiliknya di
masa datang. Demikian juga aset berupa obligasi, diharapkan juga memberikan
arus kas berupa kupon bagi pemegang obligasi. Aset mesin diharapkan
memberikan arus kas setelah mesin digunakan untuk menghasilkan produk dan
dijual, sementara aset saham diharapkan memberikan arus kas di masa depan
berupa deviden.
Dalam hal tertentu, aset keuangan berhubungan erat dengan aset berwujud.
Dalam operasional bisnis kadang-kadang untuk membiayai pengadaan aset
berwujud dilakukan dengan menerbitkan aset keuangan. Sering kali untuk
memperbesar skala perusahaan, pemilik perlu menerbitkan saham untuk dijual,
dimana hasil penjualan saham digunakan untuk memperbesar pabrik. Contoh,
suatu perusahaan maskapai penerbangan ingin memperbesar perusahaan
maskapainya dengan membeli beberapa pesawat baru. Untuk itu, maskapai
tersebut menerbitkan saham yang dijual melalui pasar modal. Hasil penjualan itu
kemudian digunakan untuk membeli pesawat baru. Dalam kasus ini, untuk
EKSI4205/MODUL 1 1.5
Arus kas bagi aset keuangan sering disebut klaim atas aset keuangan. Klaim
yang dimiliki oleh pemegang aset keuangan dapat berupa klaim tetap, yaitu
sejumlah pendapatan yang tetap atas aset keuangan yang dimiliki. Jika aset
keuangan memiliki klaim pendapatan tetap, maka aset keuangan ini dinamakan
instrumen utang. Contoh: kredit. Aset keuangan kredit akan memberikan arus
kas tetap berupa bunga. Pada umumnya bunga kredit ditentukan pada awal masa
kredit, dan pembayaran bunga bersifat tetap dan pasti. Contoh lain adalah
obligasi. Seperti diuraikan didepan, obligasi dapat diterbitkan baik oleh
pemerintah ataupun oleh swasta. Dalam obligasi, besarnya kupon atau yield
pada umumnya ditentukan didepan dan dibayarkan saat jatuh tempo, atau waktu
tertentu sesuai kesepakatan.
Bentuk klaim aset keuangan yang lain adalah klaim ekuitas atau klaim
residual. Klaim ekuitas mewajibkan emiten untuk membayarkan pada pemegang
aset keuangan sejumlah pendapatan berdasarkan laba yang diperoleh emiten
(jika ada). Jika dalam melakukan usahanya tersebut emiten juga menerbitkan
instrumen utang, pembayaran klaim ekuitas ini pada umumnya dilakukan
setelah pembayaran pada pemegang aset keuangan instrumen utang. Salah satu
contoh klaim ekuitas adalah saham, baik saham biasa maupun saham
kepemilikan (partnership share). Emiten yang menerbitkan saham,
berkewajiban memberikan keuntungan berupa deviden bagi pemegang saham.
Selain kedua bentuk klaim tersebut, beberapa aset keuangan memiliki klaim
kombinasi. Contoh: saham preferen. Saham preferen merupakan suatu klaim
ekuitas yang memberikan hak kepada investor untuk menerima sejumlah uang
tetap, namun dengan berbagai persyaratan tertentu. Salah satu persyaratan
adalah pembayaran baru dilakukan setelah memenuhi kewajiban bagi pemegang
instrumen utang. Contoh lain adalah convertible bond (obligasi yang bisa
dikonversikan). Obligasi ini memberikan ruang bagi investor untuk mengubah
obligasinya menjadi saham atau ekuitas dalam situasi-situasi tertentu. Meskipun
1.6 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
masuk dalam kategori klaim kombinasi, saham preferen maupun utang yang
membayar uang atau pendapatan dalam jumlah tetap, pada prinsipnya masuk
dalam instrumen pendapatan tetap (fixed income instrument).
Secara ekonomi, prinsip dasar dari harga aset keuangan adalah nilai
sekarang (present value) atas arus kas yang diharapkan dapat dihasilkan oleh
aset keuangan tersebut, walaupun arus kas tersebut belum diketahui secara pasti.
Arus kas merupakan jumlah pembayaran dalam jangka waktu tertentu atas aset
keuangan tersebut. Misalnya obligasi yang diterbitkan pemerintah, memberikan
kupon setiap bulan sebesar Rp. 75.000,- selama lima tahun dan Rp. 10.000.000,-
diakhir tahun ke lima. Angka ini merupakan arus kas. Nilai sekarang dari
akumulasi arus kas inilah yang menjadi prinsip dasar dari harga obligasi
tersebut.
Contoh lain adalah kredit. Misalnya seseorang memiliki kredit di suatu
bank, dan diwajibkan membayar bunga dan cicilan sebesar Rp.5.000.000,- per
bulan selama 3 tahun. Maka angka ini merupakan arus kas dari aset kredit
tersebut. Oleh karena itu harga dari aset kredit tersebut adalah nilai sekarang
dari akumulasi arus kas selama 3 tahun.
Kadang-kadang arus kas dari aset keuangan tidak diketahui persis. Misalnya
saham biasa. Para investor pembeli saham tidak tahu persis berapa deviden yang
akan dibagikan oleh emiten pada setiap periode waktu. Oleh karena itu ada
faktor lain yang berhubungan langsung dengan penentuan harga aset keuangan,
yaitu nilai arus kas yang diharapkan atau (expected return). Berdasarkan arus
kas yang diharapkan dan harga aset keuangan, maka dapat ditentukan
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari aset keuangan
tersebut. Contoh, jika harga aset keuangan adalah Rp. 10.000.000,- dan dalam
satu tahun memberikan arus kas Rp. 11.000.000,- ; maka tingkat pendapatan
dari aset keuangan ini adalah 10%, yaitu ((Rp.11.000.000,- - Rp.10.000.000,-
)/Rp.10.000.000,-) 100%
Arus kas yang diharapkan tersebut berhubungan erat dengan risiko yang
melekat dalam aset keuangan. Risiko ini berhubungan erat dengan tingkat
kepastian (degree of certainty) atas arus kas yang diharapkan dari sauatu aset
keuangan. Jenis aset keuangan tertentu memiliki risiko yang tidak sama dengan
jenis aset keuangan yang lain. Contoh, obligasi yang diterbitkan pemerintah
Indonesia, misalnya ORI, memiliki kepastian arus kas yang tinggi dengan
EKSI4205/MODUL 1 1.7
asumsi bahwa pemerintah Indonesia tidak akan pernah melakukan gagal bayar
atas instrumen-instrumen keuangan yang diterbitkan. Namun demikian daya beli
uang yang dihasilkan dari instrumen keuangan tersebut di masa datang memiliki
ketidakpastian. Bila inflasi tinggi maka daya beli uang yang dihasilkan akan
menurun cepat, begitu sebaliknya bila inflasi rendah.Risiko ini akan menentukan
harga jual ORI apabila dijual sebelum jatuh tempo.
Dalam kasus kredit, kepastian arus kas sudah diketahui sejak kredit
disepakati. Sejauh peminjam tidak mengalami gagal bayar, maka risiko kredit
ini sangat rendah. Namun demikian, kapasitas peminjam untuk membayar
kembali dapat menimbulkan ketidakpastian arus kas. Dalam perjalanan waktu
bisa saja peminjam mengalami masalah dan terjadi gagal bayar atas kredit yang
dilakukan, atau sering disebut kredit macet. Risiko-risiko semacam ini sering
disebut risiko kredit. Apa bila aset kredit ini akan diperdagangkan, maka
semakin tinggi risiko harga aset kredit akan semakin rendah.
Untuk kasus saham, risiko lebih bersifat dinamis. Seperti telah diuraikan
terdahulu, arus kas saham sangat tergantung dari deviden yang dibagikan, dan
deviden sangat tergantung dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Keuntungan perusahaan sudah tentu dipengaruhi banyak faktor yang
mempengaruhi iklim bisnis pada umumnya. Aset keuangan saham ini, memiliki
risiko arus kas yang lebih tinggi dibanding aset keuangan yang lain, karena
investor tidak tahu pasti berapa arus kas yang akan diterima. Saat transaksi
membeli saham, investor hanya bisa memperkirakan berapa arus kas yang
mungkin akan diterima di masa datang berdasarkan prospektus perusahaan yang
akan dibeli sahamnya. Bisa saja prakiraan investor ini keliru, namun bisa juga
benar sesuai ekspektasinya. Selain itu, pemegang saham juga tidak tahu pasti
kapan deviden akan dibagikan. Meskipun perusahaan mengalami keuntungan,
bisa saja deviden tidak dibagikan, tergantung dari keputusan pemegang saham
mayoritas. Disinilah unsur gambling dari investor.
Aset keuangan bisa saja dibeli oleh orang asing. atau bisa saja penduduk
Indonesia membeli aset keuangan dari negara lain, misalnya obligasi yang
diterbitkan pemerintah Amerika Serikat. Apa bila hal demikian terjadi, maka
arus kas yang diperoleh dari aset keuangan harus dikonversi menjadi mata uang
domestik, melalui mekanisme pasar valas. Dalam kasus demikian seorang
investor menghadapi ketidakpastian kurs di pasar valas, yang mempengaruhi
nilai arus kas dalam mata uang domestik. Bisa saja arus kas yang diperoleh
dalam mata uang asing cukup tinggi, namun ketika kurs mata uang domestik di
1.8 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
pasar valas menguat, maka nilai arus kas tersebut setelah dikonversi dalam mata
uang domestik bisa menurun (lebih sedikit).
Dari contoh-contoh yang telah diuraikan tersebut, aset keuangan dengan
instrumen utang memiliki risiko 3 macam risiko, yaitu:
1. Risiko daya beli (purchasing power risk), risiko ini berkaitan dengan daya
beli arus kas yang akan didapatkan di kemudian hari. Karena arus kas baru
akan diperoleh investor di waktu yang akan datang, maka daya beli uang
tersebut sangat tergantung dari tingkat inflasi. Risiko ini disebut juga risiko
inflasi (inflation risk).
2. Risiko kredit (credit risk), yaitu risiko yang timbul karena ketidakmampuan
emiten atau peminjam untuk membayar arus kas (baik berupa bunga
maupun pokok pinjaman) sesuai perjanjian. Risiko ini sering disebut
sebagai risiko gagal bayar, atau risiko kelalaian (default risk).
3. Risiko kurs (foreign exchange risk), yaitu risiko yang muncul sebagai
akibat naik turunnya kurs di pasar valuta asing. Risiko ini berkaitan dengan
kepemilikan aset keuangan di luar negara investor. Bila investor membeli
aset keuangan di luar negaranya, maka arus kas akan dibayarkan sesuai
dengan mata uang negara tersebut. Oleh karena itu, bila investor akan
memanfaatkan pendapatan (arus kas) di negaranya, mata uang tersebut
harus dikonversi menjadi mata uang domestiknya melalui pasar valuta
asing. Hasil konversi sangat tergantung pada tingkat kurs yang terjadi di
pasar valas tersebut.
Sebagai media untuk membagi risiko (risk sharing), aset keuangan mampu
membagikan risiko arus kas dari aset fisik yang tak terhindarkan. Bagi seorang
pengusaha, risiko ketidakpastian pendapatan usahanya adalah sesuatu yang pasti
ada (tak terhindarkan). Apa bila usahanya dibiayai dengan menjual saham
kepada beberapa pihak, maka risiko ketidakpastian tersebut tidak akan
ditanggung sendiri, melainkan ditanggung oleh banyak pihak yang memegang
saham tersebut.
Contoh kasus berikut diharapkan dapat memperjelas peranan aset keuangan
dalam perekonomian:
1. Tuan A seorang eksportir mebel, mendapat pesanan mebel dari
langganannya di luar negeri senilai Rp. 500.000.000,-. Tuan A
memperkirakan untuk memenuhi pesanan tersebut memerlukan biaya
sekitar Rp. 350.000.000,-. Bagi Tuan A potensi keuntungan itu sangat
menggiurkan, namun sayangnya dia hanya memiliki uang sebesar
Rp. 200.000.000,-. Dalam pesanan tersebut, Tuan A tidak mungkin
memenuhi pesanan sebagaian, sesuai kekuatannya.
2. Di tempat lain, ada Nn. K yang mendapat warisan sebesar Rp.150.000.000,.
Nn K berpikir bahwa supaya warisannya tidak habis dan bahkan
berkembang, warisan tersebut harus diinvestasikan. Namun sayangnya dia
tidak tahu harus berusaha di bidang apa yang menguntungkan, karena
memang Nn K bukan pengusaha.
3. Ny. X adalah seorang dokter yang sukses. Saat ini memiliki dana
menganggur sebesar Rp. 250.000.000,-. Dia berpikir untuk diinvestasikan
karena bunga tabungan di bank sangat kecil. Sama halnya dengan Nn. K,
Ny. X juga tidak tahu mau berusaha di bidang apa yang menguntungkan. Di
samping itu dia tidak punya waktu untuk menjalankan usaha tersebut.
Misalnya secara kebetulan tiga orang tersebut bertemu dalam acara olah
raga di lapangan golf. Dari pembicaraan yang cukup serius, akhirnya mereka
bertiga menyepakati untuk sharing membiayai produksi mebel tersebut. Nn. K
bersedia sharing dalam bentuk saham, dengan kesepakatan keuntungan dibagi
secara proporsional. Sementara Ny. X tidak mau dalam bentuk saham. Dia
menginginkan dalam bentuk piutang dengan bunga yang pasti. Oleh karena itu
Tuan A menerbitkan dua aset keuangan sekaligus, yaitu saham dan obligasi.
Saham dibeli oleh Nn. K, senilai Rp. 100.000.000,- dan obligasi dibeli Ny X
dengan nilai Rp. 100.000.000,- juga. Setelah transaksi tersebut Tuan A
bertanggung jawab untuk memproduksi mebel dengan tanpa bantuan teknis
1.10 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
ataupun manajerial dari Nn K dan Ny. X. Sekarang Tuan A memiliki dana lebih
dari Rp. 350.000.000,- yang diperkirakan cukup untuk membiayai produksi
mebel tersebut.
Dari cerita tersebut, dua aset keuangan muncul, yaitu saham senilai
Rp. 100.000.000,-; dan obligasi juga senilai Rp. 100.000.000,-. Munculnya dua
aset keuangan ini memindahkan dana dari tangan Nn. K dan Ny. X ke tangan
Tuan A, dan ini berarti aset keuangan berfungsi sebagai media untuk
memindahkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang
membutuhkan dana. Pengalihan dana ini merupakan salah satu fungsi utama dari
aset keuangan. Apa bila Tuan A tidak menerbitkan aset keuangan, maka sangat
sulit (bisa jadi tidak mungkin) bagi Nn. K dan Ny. X untuk bersedia
memindahkan dana dari tangan mereka ke Tuan A, sekalipun mereka saling
mengenal.
Selain fungsi memindahkan dana, aset keuangan yang muncul dari transaksi
tersebut juga menunjukkan adanya pembagian risiko (risk sharing). Tuan A
sebetulnya memiliki dana Rp. 200.000.000,-, dan untuk membiayai produksinya
tinggal kurang Rp. 150.000.000,- Kenyataannya, Tuan A menerbitkan aset
keuangan senilai Rp. 200.000.000,- yang berarti tidak bersedia
menginvestasikan semua dana yang dimiliki karena mengandung risiko.
Meskipun mebel tersebut pesanan dari langganannya, namun risiko terjadinya
kegagalan bisnis tetap saja ada meskipun kecil. Tuan A nampaknya tidak mau
menanggung risiko ini sendirian, dan membagi risiko bersama pihak lain dengan
cara menerbitkan aset keuangan. Dalam contoh ini, hal inilah yang dimaksud
dengan fungsi pembagian risiko (risk sharing) dari aset keuangan.
LA TIHA N
1) Jelaskan pengertian tentang aset berwujud, aset tidak berwujud, dan aset
keuangan!
2) Bagaimana hubungan antara aset keuangan dan aset berwujud?
3) Jelaskan klaim yang dimiliki aset keuangan!
4) Jelaskan bagaimana peran aset keuangan dalam perekonomian!
EKSI4205/MODUL 1 1.11
1) Aset berwujud adalah aset yang nilainya tergantung dari bentuk fisik
tertentu atas aset tersebut. Contoh: tanah, bangunan, mobil, pabrik, mesin,
dan aset-aset fisik lain. Sedangkan aset tak berwujud adalah aset yang
nilainya tidak tergantung dari bentuk fisik aset tersebut. Salah satu jenis
aset tak berwujud adalah aset keuangan. Aset keuangan memiliki nilai
karena klaim-klaim hukum atas sejumlah manfaat yang berupa arus kas di
masa mendatang.
2) Aset keuangan berhubungan erat dengan aset berwujud. Dalam operasional
bisnis kadang-kadang untuk membiayai pengadaan aset berwujud dilakukan
dengan menerbitkan aset keuangan. Contoh, untuk memperbesar skala
perusahaan, pemilik perlu menerbitkan saham untuk dijual, dimana hasil
penjualan saham digunakan untuk memperbesar pabrik.
3) Klaim yang dimiliki oleh pemegang aset keuangan dapat berupa klaim
tetap, yaitu sejumlah pendapatan yang tetap atas aset keuangan yang
dimiliki. Aset keuangan yang memiliki klaim pendapatan tetap, dinamakan
instrumen utang. Bentuk klaim aset keuangan yang lain adalah klaim
ekuitas atau klaim residual. Klaim ekuitas mewajibkan emiten untuk
membayarkan pada pemegang aset keuangan sejumlah pendapatan
berdasarkan laba yang diperoleh emiten (jika ada).
4) Dalam perekonomian aset keuangan memiliki dua peran utama, yaitu
sebagai media untuk intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana,
dan pihak yang kelebihan dana; dan sebagai media untuk membagi risiko
aset.
5) Saham memiliki risiko lebih dinamis. Arus kas saham sangat tergantung
dari deviden yang dibagikan, dan deviden sangat tergantung dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Keuntungan perusahaan sudah
tentu dipengaruhi banyak faktor yang mempengaruhi iklim bisnis pada
umumnya. Aset keuangan saham ini, memiliki risiko arus kas yang lebih
tinggi dibanding aset keuangan yang lain, karena investor tidak tahu pasti
berapa arus kas yang akan diterima. Saat transaksi membeli saham, investor
hanya bisa memperkirakan berapa arus kas yang mungkin akan diterima di
masa datang berdasarkan prospektus perusahaan yang akan dibeli
1.12 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
sahamnya. Bisa saja prakiraan investor ini keliru, namun bisa juga benar
sesuai ekspektasinya. Selain itu, pemegang saham juga tidak tahu pasti
kapan deviden akan dibagikan. Meskipun perusahaan mengalami
keuntungan, bisa saja deviden tidak dibagikan, tergantung dari keputusan
pemegang saham mayoritas. Disinilah unsur gambling dari investor.
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 1
C. risiko kurs
D. risiko kredit
9) Saham memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada aset keuangan yang lain,
karena ....
A. saham bisa rugi
B. saham bisa hilang
C. besarnya deviden belum pasti
D. besarnya deviden terlaku kecil
10) Risiko yang berkaitan dengan tingkat harga di masa datang adalah ....
A. risiko valas
B. risiko daya beli
C. risiko kredit
D. semua salah
EKSI4205/MODUL 1 1.15
Kegiatan Belajar 2
Pasar Keuangan
P ara Mahasiswa, kita akan memasuki kegiatan belajar II, yaitu Pasar
Keuangan. Secara umum pasar diartikan sebagai tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Dalam hal pasar keuangan,
bentuk fisik dari pasar itu sendiri tidak begitu diutamakan. Faktor yang lebih
penting dari pasar keuangan adalah terjadinya transaksi untuk
memperdagangkan aset keuangan.
Dalam arti sempit pasar keuangan adalah pasar yang memperjual-belikan
(memperdagangkan) aset-aset keuangan. Dalam arti luas, pasar keuangan adalah
pasar yang didalamnya terdiri dari berbagai macam teknik dan instrumen untuk
mempermudah investasi, utang piutang, dan menabung dalam berbagai bentuk.
Berdasarkan jenis aset keuangan yang diperdagangkan, pasar keuangan terdiri
dari 2 pasar, yaitu pasar modal, dan pasar uang. Pasar modal memperdagangkan
aset-aset keuangan jangka panjang seperti saham, dan obligasi. Aset keuangan
jangka panjang adalah aset keuangan yang jatuh tempo di atas satu tahun. Pasar
ini sering juga disebut bursa efek (stock exchange). Sesuai dengan namanya,
pasar uang memperdagangkan aset-aset keuangan jangka pendek. Aset
keuangan jangka pendek berupa tagihan-tagihan keuangan (instrumen utang)
yang jatuh tempo di bawah satu tahun.
Dari uraian pada kegiatan Belajar 1 sudah dijelaskan tentang peranan aset
keuangan dalam perekonomian. Namun demikian peranan aset keuangan
tersebut akan optimal hanya apa bila didukung oleh infrastruktur yaitu berupa
pasar keuangan.
Sebagai ilustrasi, dari contoh kasus peranan aset keuangan, secara kebetulan
3 orang Tuan A, Nn. K, dan Ny. X, adalah saling kenal dan secara kebetulan
pula mereka saling bertemu. Namun kebetulan-kebetulan ini tentu tidak selalu
bisa kita harapkan agar peranan aset keuangan dalam perekonomian dapat
optimal. Andaikan tiga orang tersebut tidak saling kenal dan tidak saling
bertemu, maka aset keuangan tidak akan berfungsi optimal. Oleh karena itu
harus ada media yang mempertemukan mereka, dan berfungsi sebagai
EKSI4205/MODUL 1 1.17
2. Fungsi likuiditas
Salah satu peran dari aset keuangan adalah sebagai media untuk
memindahkan dana dari pihak yang kelebihan ke pihak yang membutuhkan.
Oleh karena itu pasar keuangan menyediakan suatu mekanisme pengusaha
untuk mendapatkan dana dengan cara menjual aset keuangan. Selain itu,
pasar keuangan juga menawarkan likuiditas bagi investor, dengan cara
menjual aset keuangan yang dimiliki. Jika tidak ada pasar keuangan, atau
pasar keuangan tidak likuid, maka para investor harus menunggu obligasi
yang dimiliki sampai jatuh tempo, atau bagi pemegang saham, harus
1.18 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 2
6) Berikut adalah pihak yang bisa melakukan transaksi di pasar keuangan ....
A. ibu rumah tangga
B. investor
1.28 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
C. bank sentral
D. semua benar
7) Perbedaan pasar uang dan pasar modal yang utama terletak pada aspek ....
A. waktu jatuh tempo klaim dari aset keuangan
B. penerbitan aset keuangan
C. besarnya klaim
D. sifat dari klaim aset keuangan
8) Pasar perdana atau Initial Public Offering (IPO), juga disebut ....
A. pasar primer
B. pasar tunggal
C. pasar paralel
D. pasar derivative
10) Aset keuangan yang bisa dijual di pasar saham adalah ....
A. obligasi
B. saham
C. sukuk
D. semua benar
Kegiatan Belajar 3
P ara Mahasiswa yang baik, saat ini kita akan memasuki kegiatan belajar 3
dari topik aset keuangan. Kegiatan Belajar 3 ini akan membahas sistem
keuangan. Sistem keuangan tentu tidak terlepas dari peran lembaga keuangan.
Oleh karena itu lebih lanjut akan diuraikan pengertian sistem keuangan, fungsi
sistem keuangan, dan peranan lembaga keuangan dalam sistem keuangan.
saham sering kali diikuti oleh perubahan Produk Domestik Bruto (PDB) riil. Ini
berarti jika ada penurunan pasar saham, biasanya diikuti dengan resesi.
Namun aset keuangan memiliki risiko inflasi, dimana bila inflasi tinggi
nilai riil dari aset keuangan dapat menyusut.
kaitannya dengan arus keluar masuk uang, pasar keuangan juga dapat
digunakan untuk mengatur keluar masuknya uang dari dan ke dalam negeri.
Jika misalnya pemerintah sedang membutuhkan valuta asing cukup banyak
maka pemerintah bisa menjual surat berharga pada investor asing di pasar
keuangan.
Dari uraian tentang pelaku pasar (peserta) dalam pasar keuangan yang
sudah dijelaskan terdahulu, maka mekanisme transfer dan arus dana dalam
sistem keuangan dapat dijelaskan dengan bagan yang ditunjukkan dalam
Gambar 1.1. Dari Gambar 1.1 dapat dijelaskan bahwa pihak yang kekurangan
dana dapat menerbitkan aset keuangan jangka panjang ataupun jangka pendek,
yang selanjutnya ditawarkan di pasar keuangan. Pasar keuangan terdiri dari
pasar modal dan pasar uang. Pasar modal memperdagangkan aset keuangan
jangka panjang, misalnya saham, obligasi; sementara pasar uang
memperdagangkan aset keuangan jangka pendek, yaitu aset keuangan dengan
jatuh tempo di bawah satu tahun. Pihak yang kelebihan dana dapat menawarkan
dananya ke pasar keuangan. Jika mereka menginginkan aset keuangan panjang,
maka mereka dapat menawarkan ke pasar modal, sementara jika mereka
menginginkan aset keuangan jangka pendek mereka dapat menawarkan di pasar
uang.
Gambar 1.1
Bagan Arus Dana dalam Sistem Keuangan
EKSI4205/MODUL 1 1.37
LA TIHA N
c.
memberikan keleluasaan bagi rumah tangga dan institusi-institusi lain
untuk melakukan investasi, meskipun mereka tidak perlu melakukan
usaha secara teknis;
d. menentukan harga aset keuangan termasuk didalamnya bunga kredit;
e. mampu memberikan sinyal perkembangan ekonomi makro ke depan.
4) Sistem keuangan dalam hal ini pasar keuangan, dapat menjadi infrastruktur
atau prasaran kebijakan pemerintah, misalnya kebijakan moneter. Jika
pemerintah ingin menambah atau mengurangi jumlah uang beredar, maka
pemerintah bisa menggunakan pasar keuangan sebagai prasarananya.
Contoh, jika pemerintah (dalam hal ini bank sentral) ingin mengurangi
jumlah uang beredar, maka bank sentral dapat menjual surat berharga di
pasar uang. Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan pasar keuangan
sebagai prasarana untuk melakukan kebijakan fiskal. Misalnya pemerintah
ingin menambah dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
maka dapat menjual surat berharga (misalnya surat utang negara / SUN) di
pasar keuangan. Dalam kaitannya dengan arus keluar masuk uang, pasar
keuangan juga dapat digunakan untuk mengatur keluar masuknya uang dari
dan ke dalam negeri. Jika misalnya pemerintah sedang membutuhkan valuta
asing cukup banyak maka pemerintah bisa menjual surat berharga pada
investor asing di pasar keuangan.
5) Berdasarkan sistem operasionalnya, lembaga keuangan diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu lembaga keuangan depositori (depository financial
institution) dan lembaga keuangan non-depositori (non-depository financial
institution).
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 3
10) Fungsi kebijakan dari sistem keuangan, adalah fungsi dimana pemerintah
dapat melakukan kebijakan ekonomi dengan menggunakan infrastruktur
pasar keuangan. Kebijakan itu meliputi ....
A. kebijakan fiskal dan ekspor
B. kebijakan moneter dan kebijakan impor
C. kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
D. kebijakan ekspor dan impor
Tes Formatif 1
1) B. Aset tak berwujud adalah aset yang nilainya tidak tergantung dari
bentuk fisik aset tersebut, misalnya kekayaan intelektual. Salah satu
jenis aset tak berwujud adalah aset keuangan. Aset keuangan memiliki
nilai karena klaim-klaim hukum atas sejumlah manfaat yang berupa
arus kas di masa mendatang, misalnya sertifikat deposito dan obligasi.
2) C. Hak paten merupakan salah satu bentuk aset tak berwujud tetapi tidak
termasuk dalam kategori aset keuangan. Contoh bentuk-bentuk aset
keuangan adalah aset kredit. Aset kredit memberikan klaim berupa
pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Contoh lain adalah obligasi,
dan obligasi syariah atau sukuk.
3) A. Klaim yang dimiliki oleh pemegang aset keuangan dapat berupa klaim
tetap, yaitu sejumlah pendapatan yang tetap atas aset keuangan yang
dimiliki. Aset keuangan yang memiliki klaim pendapatan tetap,
dinamakan instrumen utang. Bentuk klaim aset keuangan yang lain
adalah klaim ekuitas atau klaim residual. Klaim ekuitas mewajibkan
emiten untuk membayarkan pada pemegang aset keuangan sejumlah
pendapatan berdasarkan laba yang diperoleh emiten (jika ada).
4) B. Klaim residual sama dengan klaim ekuitas. Klaim ekuitas mewajibkan
emiten untuk membayarkan pada pemegang aset keuangan sejumlah
pendapatan berdasarkan laba yang diperoleh emiten (jika ada). Contoh
adalah saham biasa. Saham preferensi masih memungkinkan untuk
diubah dengan klaim tetap
5) B. Aset keuangan dengan instrumen utang memiliki risiko 3 macam
risiko, yaitu:
a. risiko daya beli (purchasing power risk);
b. risiko kredit (credit risk);
c. risiko kurs (foreign exchange risk).
6) C. Peran utama lembaga keuangan yaitu sebagai media untuk
intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang
kelebihan dana.
7) D. Secara ekonomi, prinsip dasar dari harga aset keuangan adalah nilai
sekarang (present value) dari arus kas yang diharapkan dapat
dihasilkan oleh aset keuangan tersebut, walaupun arus kas tersebut
1.44 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Tes Formatif 2
1) D. Pasar keuangan dapat diklasifikasikan dalam berbagai dimensi,
misalnya berdasarkan aset yang diperdagangkan, berdasarkan sifat dari
klaim, dan lain-lain.
a. Klasifikasi berdasarkan sifat dari klaim:
1) pasar utang (debt market);
2) pasar ekuitas (equity market).
b. Klasifikasi berdasarkan jatuh tempo klaim:
1) pasar uang (money market);
2) pasar modal (capital market).
EKSI4205/MODUL 1 1.45
Tes Formatif 3
1) C. Dari definisi IMF tersebut, maka suatu sistem keuangan terdiri dari
beberapa komponen, meliputi unit institusional, pasar, fasilitas
keuangan, dan sistem pembayaran. Ini berarti secara praktis, dalam
sistem keuangan juga termasuk peraturan-peraturan, dan perundang-
undangan yang mengatur sistem pembayaran dan transaksi keuangan.
2) B. Dalam kasus ini, peran lembaga keuangan adalah menjadi lembaga
perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana. Disamping itu lembaga keuangan juga berfungsi
mengelola dan mengubah risiko. Kegiatan utama lembaga keuangan
adalah menawarkan kredit dan menanamkan dananya dalam bentuk
aset-aset keuangan.
3) A. Fungsi dari sistem keuangan meliputi:
a. fungsi tabungan (saving function);
b. fungsi kekayaan (wealth function);
c. fungsi likuiditas (liquidity function);
d. fungsi kredit (credit function);
e. fungsi pembayaran (payment function);
f. fungsi risiko (risk function);
g. fungsi kebijakan (policy function).
EKSI4205/MODUL 1 1.47
Daftar Pustaka
Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco, and Ferri, Michael G. 2002. Foundations
of Financial Markets and Institutions. Third Edition. Ferri, Prentice Hall.
Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco, and Ferri, Michael G. 1999. Pasar dan
Lembaga Keuangan. Edisi pertama. Salemba Empat-Prentice Hall.
PE NDA HULUA N
Kegiatan Belajar 1
B. INOVASI KEUANGAN
Sementara itu, pada tahun 2010, kondisi berubah total. Dari tabel 2.2 dapat
ditunjukkan semua lembaga keuangan di Amerika Serikat mampu memberikan
semua fungsi dan jasa layanan keuangan.
EKSI4205/MODUL 2 2.7
2.8 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Lembaga dana pensiun dan reksa dana , yang pada tahun 1950 hanya
memberikan jasa tabungan, tahun 2010 mampu memberikan jasa lain, yaitu
untuk lembaga dana pensiun juga mampu memberikan jasa gadai, jasa kredit
dan jasa asuransi; sementara untuk lembaga danareksa juga mampu memberikan
jasa pembayaran, jasa gadai, dan jasa asuransi. Lembaga keuangan lain bahkan
mampu memberikan hampir semua fungsi dan jasa layanan keuangan.
Perubahan fungsi tersebut bisa terjadi karena adanya inovasi keuangan,
yang memunculkan produk-produk keuangan baru sehingga lembaga keuangan
yang tadinya memiliki layanan terbatas, dengan adanya produk baru maka
layanan keuangan bisa berkembang. Demikian juga dengan jasa layanan
tertentu, misalnya asuransi, yang tadinya hanya dilayani oleh lembaga asuransi
dan dana pensiun, dengan berkembangnya inovasi keuangan, maka asuransi
dapat dilayani oleh hampir semua lembaga keuangan.
Perkembangan inovasi keuangan yang meningkatkan jasa layanan ini tidak
saja meningkatkan produk (new product) tetapi juga memperbesar pasar. Selain
itu peningkatan jasa layanan ini juga pasti didukung dengan teknologi dan sitem
transaksi baru, dan manajemen baru dalam pengelolaan lembaga keuangan.
Gambar 2.1
Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal dalam Memicu Inovasi
Keuangan
dan persaingan bank menjadi cukup ketat. Kondisi ini berlangsung sampai krisis
ekonomi mulai tahun 1997/1998. Pada masa ini, tepatnya 1 November 1997
pemerintah melikuidasi 16 bank bermasalah. Ke 16 bank tersebut masing-
masing adalah Bank Pinaesaan, Bank Anrico, Bank Andromeda, Bank Guna
Internasional, Bank Umum Majapahit, Bank Kosagraha Semesta, Bank SEAB,
Bank Dwipa Semesta, Bank Industri, Bank Astria Raya, Bank Harapan Sentosa,
Sejahtera Bank Umum, Bank Jakarta, Bank Mataram Dhanarta, Bank Pacific
dan Bank Citra Dhanamanunggal (Jiwandono, 2000). Penutupan 16 bank
tersebut nampaknya memicu krisis kepercayaan terhadap perbankan, yang
selanjutnya menjadi krisis ekonomi.
Pada masa paska krisis, industri perbankan Indonesia mengalami babak
baru dan berkembang sampai saat ini. Saat ini industri perbankan Indonesia
merupakan bagian dari sistem keuangan Indonesia yang menjadi bagian dari
tatanan ekonomi global. Selain perkembangan industri perbankan, dinamika
perkembangan lembaga keuangan Indonesia juga diwarnai oleh dinamika
perkembangan pasar modal. Pasar modal di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup pesat dalam satu dekade terakhir.
Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia diawali sejak masa
penjajahan Belanda (www.bappepam.go.id.). Meskipun belum dengan pasar
modal resmi, aktivitas jual beli saham dan obligasi di Indonesia sudah ada sejak
sebelum abad 19, tepatnya tahun 1880. Dalam buku "Effectengids" yang
dikeluarkan Vereneging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, diungkapkan
bahwa catatan transaksi awal tersebut tidak lengkap karena dilakukan tanpa
organisasi resmi. Latar belakang dilakukannya transaksi jual beli saham dan
obligasi di Indonesia adalah dimulainya pembangunan perkebunan secara besar-
besaran oleh Belanda di Indonesia Untuk membangun perkebunan itu Belanda
membutuhkan modal yang cukup banyak, dan oleh karena itu mencari sumber
dana yang dapat membiayai pembangunan tersebut. Salah satu sumber yang
diharapkan adalah dari para penabung yang terdiri dari orang-orang Belanda dan
orang Eropa yang memiliki penghasilan jauh di atas pribumi. Pasar penabung
ini dikerahkan seoptimal mungkin, dan untuk tujuan inilah pasar modal
dibangun di Indonesia.
Untuk tujuan tersebut pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse
Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Bursa ini
memperdagangkan saham dan obligasi perusahaan (yaitu perusahaan
perkebunan) yang beroperasi di Indonesia, Obligasi yang diterbitkan pemerintah
(provinsi dan kota praja, yang dalam hal ini adalah Belanda), dan beberapa
EKSI4205/MODUL 2 2.15
LA TIHA N
1) Jasa apa sajakah yang dapat ditawarkan oleh lembaga keuangan, jelaskan!
2) Lembaga keuangan memiliki keistimewaan dibanding lembaga jasa
lainnya. Jelaskan keistimewaan tersebut!
3) Perkembangan produk keuangan tidak terlepas dari adanya inovasi
keuangan. Jelaskan dalam hal apa saja inovasi keuangan yang terjadi!
4) Faktor apa saja yang mendorong terjadinya inovasi keuangan?
5) Jelaskan bagaimana sejarah awal mula berkembangnya pasar modal di
Indonesia!
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 1
Kegiatan Belajar 2
1. Bank Umum
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992,
Tentang Perbankan, yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun
1998, dalam kegiatannya Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk
melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar
kepada kegiatan tertentu. Sesuai UU tersebut, usaha Bank Umum meliputi:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menerbitkan surat pengakuan hutang;
d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
2.26 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Bentuk hukum suatu Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa salah satu dari:
a. Perusahaan Daerah;
b. Koperasi;
c. Perseroan Terbatas;
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri;
d. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara "Finance Lease" maupun "Operating Lease" untuk digunakan oleh
Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.
e. Perusahaan Perdagangan Surat Berharga (Securities Company) adalah
badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk perdagangan
surat berharga;
f. Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha
yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee
Company) untuk jangka waktu tertentu.
iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang
dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan, adalah Dana Pensiun yang dibentuk
oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja
mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank
atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
4. Pegadaian
Pegadaian adalah lembaga keuangan yang menawarkan jasa gadai. Jasa
gadai prinsipnya adalah jasa kredit namun dengan sistem gadai yaitu dengan
jaminan barang bergerak. Di Indonesia, perusahaan pegadaian ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang awalnya berbentuk Perusahaan
Jawatan (Perjan), namun saat ini berbentuk Perusahaan Umum (Perum).
Operasional lembaga ini diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun
2000 Tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian.
Berdasarkan PP tersebut, Perusahaan Umum Pegadaian menyelenggarakan
usaha sebagai berikut.
a. Penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai.
b. Penyaluran uang pinjaman berdasarkan jaminan fidusia, pelayanan jasa
titipan, pelayanan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi, unit toko emas,
dan industri perhiasan emas serta usaha-usaha lainnya yang dapat
menunjang tercapainya maksud dan tujuan Perusahaan, dengan persetujuan
Menteri Keuangan.
Topik ini secara rinci juga akan dibahas secara rinci pada Modul 7.
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 2
5) Berikut adalah jasa yang bisa diberikan oleh perusahaan efek adalah
sebagai berikut, kecuali ....
A. jasa penjaminan emisi (underwriting),
B. perantara (brokerage),
C. pengelola investasi (investment management),
D. pengelolaan kredit (credit management)
Tes Formatif 1
1) D. Jasa-jasa keuangan utama yang diberikan oleh lembaga keuangan
antara lain, mengubah aset keuangan yang didapatkan dari pasar
menjadi bentuk aset keuangan yang berbeda, untuk tujuan yang
berbeda pula; membantu menciptakan berbagai bentuk aset keuangan
untuk kepentingan klien perusahaannya; memperdagangkan aset
keuangan untuk berbagai kepentingan, baik kepentingan perusahaan
keuangan sendiri, maupun kepentingan pihak lain (klien); memberikan
jasa perlindungan atas risiko yang mungkin dihadapi oleh kliennya,
baik risiko bisnis, maupun risiko yang lain; memberikan jasa
konsusltasi untuk para investor dan pelaku pasar keuangan lainnya;
memberikan jasa pengelolaan portofolio, baik untuk pelaku pasar
keuangan maupun untuk masyarakat umum.
2) A. Industri jasa keuangan memiliki keistimewaan dibandingkan industri
jasa yang lain. Beberapa keistimewaan utama dari lembaga keuangan
bank dan bukan bank antara lain adalah sebagai lembaga intermediary
yaitu menghubungkan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana, peran ini merupakan salah satu keistimewaan
(specialness) dari lembaga keuangan. Jika tidak ada lembaga
keuangan, maka dana-dana menganggur (idle funds) dimasyarakat,
akan tetap menjadi dana menganggur yang tidak produktif.
Keistimewaan lain dari lembaga keuangan dibanding industri jasa yang
lain adalah, mampu memberikan likuiditas dan berbagi risiko, mampu
menjadi perantara atau broaker, menjadi transformer aset.
3) D. Faktor utama yang mendorong menculnya inovasi keuangan:
a. meningkatnya ketidakstabilan tingkat bunga, inflasi, harga ekuitas,
dan nilai tukar;
b. kemajuan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan
teknologi komputer;
c. meningkatnya kapasitas pelaku pasar profesional, karena
meningkatnya pendidikan, pelatihan, dan keterampilan;
d. ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan;
e. insentif untuk menghadapi peraturan-peraturan dan pajak.
f. Perubahan pola global kekayaan keuangan.
2.42 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
4) C. Bank yang pertama didirikan adalah Bank Van Leening tahun 1746,
kemudian diikuti Nederlandsche Handel Maatschapij yang berdiri
tahun 1824. Selanjutnya seiring dengan semakin ramainya perniagaan
di wilayah Nusantara dan Malaka kemudian didirikan De Javasche
Bank tahun 1828, Escomptobank tahun 1857 dan Nederlandsche
Indische Handelsbank tahun 1864.
5) B. Deregulasi perbankan dilakukan di Indonesia pada tahun 1983.
6) B. Latar belakang dilakukannya transaksi jual beli saham dan obligasi di
Indonesia adalah dimulainya pembangunan perkebunan secara besar-
besaran oleh Belanda di Indonesia. Untuk membangun perkebunan itu
Belanda membutuhkan modal yang cukup banyak, dan oleh karena itu
mencari sumber dana yang dapat membiayai pembangunan tersebut.
Salah satu sumber yang diharapkan adalah dari para penabung yang
terdiri dari orang-orang Belanda dan orang Eropa yang memiliki
penghasilan jauh di atas pribumi. Pasar penabung ini dikerahkan
seoptimal mungkin, dan untuk tujuan inilah pasar modal dibangun di
Indonesia.
7) D. Insentif untuk menghadapi peraturan-peraturan dan pajak, mendorong
pengusaha untuk menciptakan produk keuangan baru. Karakter dasar
dari pengusaha adalah mencari peluang untuk mendapatkan
keuntungan. Oleh karena itu dalam menghadapi peraturan pun akan
dicari peluang atau celah dimana mereka masih bisa mendapatkan
keuntungan tanpa melanggar peraturan
8) D. Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs
mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Bursa ini memperdagangkan
saham dan obligasi perusahaan (yaitu perusahaan perkebunan) yang
beroperasi di Indonesia, Obligasi yang diterbitkan pemerintah
(provinsi dan kota praja, yang dalam hal ini adalah Belanda), dan
beberapa saham lain misalnya saham perusahaan Amerika yang
diterbitkan di Belanda, dan saham-saham perusahaan Belanda lainnya.
9) A. Paket kebijakan Juni 1983 adalah paket deregulasi perbankan,
sementara yang lain adalah paket deregulasi pasar modal.
10) B. Dengan diberlakukannya UU No. 8 Tahun 1995, pasar modal di
Indonesia menjadi sangat bergairah karena diberlakukannya sistem
baru berupa Jakarta Autamated Trading System.
EKSI4205/MODUL 2 2.43
Tes Formatif 2
1) C. Menurut jenis usahanya, bank diklasifikasikan menjadi dua kelompok,
yaitu:
a. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
2) B. Bank Syariah, adalah bank yang dalam operasionalnya menggunakan
prinsip Syariah. Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan
atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan
prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
3) A. Kegiatan usaha BPR meliputi:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
b) memberikan kredit;
c) menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
d) menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan
pada bank lain.
4) C. Sesuai peraturan, prinsip gadai adalah kredit dengan agunan barang
bergerak, sementara agunan kredit adalah barang tidak bergerak.
Namun demikian dalam prakteknya dewasa ini sudah mengalami
2.44 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Daftar Pustaka
Błach, Joanna. 2011. “Financial Innovation and Their Role in Modern Financial
System-Indentifacation and Systematization of the Problem”, Financial
Internet Quarterly.
Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco, and Ferri, Michael G. 1999. Pasar dan
Lembaga Keuangan. Edisi pertama. Salemba Empat-Prentice Hall.
Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum (Perum)
Pegadaian.
www.bappepam.go.id.
Modul 3
Bank Indonesia
Dr. Murti Lestari
PE NDA HULUA N
P ara mahasiswa, kita sampai pada Modul 3 dengan topik Bank Indonesia.
Dalam perekonomian Indonesia, Bank Indonesia merupakan bank sentral
yang mempunyai fungsi dan peran jauh berbeda dengan bank komersial yang
sudah kita bahas pada modul sebelumnya. Bank Sentral bukan merupakan
lembaga keuangan yang berperan sebagai financial intermediary, melainkan
sebagai otoritas sistem moneter di Indonesia. Oleh karena itu, sebelum kita
membahas mengenai Bank Indonesia, kita akan membahas terlebih dahulu
bagaimana posisi Bank Sentral dalam perekonomian, dan untuk itu kita akan
mengawali dengan membahas karakter dan peranan uang dalam perekonomian.
Untuk mempermudah dalam mempelajari Bank Indonesia, Modul 3 ini
terdiri dari dua kegiatan belajar, yaitu:
Kegiatan Belajar 1: Bank Sentral Dalam Perekonomian, yang terdiri dari Uang
dalam Perekonomian, dan Peran Bank Sentral dalam
Perekonomian.
Kegiatan belajar 2: Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral, yang terdiri dari
Sejarah Bank Indonesia, dan Kelembagaan dan Operasional
Bank Indonesia.
Kegiatan Belajar 1
P ara mahasiswa yang berbahagia, dalam Kegiatan Belajar 1 ini kita akan
membahas tentang posisi dan peranan bank sentral dalam perekonomian.
Namun demikian, untuk mengetahui pentingnya peranan bank sentral dalam
perekonomian, perlu dipahami terlebih dahulu peranan uang dalam
perekonomian, karena salah satu fungsi utama bank sentral adalah mengatur
jumlah uang beredar. Untuk itu dalam Kegiatan Belajar 1 ini akan diawali
dengan pembahasan uang dalam perekonomian.
Kegiatan Belajar 1 ini terdiri dari dua bahasan utama, yaitu uang dalam
perekonomian, yang terdiri dari evolusi dan perkembangan uang, fungsi uang,
dan komponen jumlah uang beredar. Kemudian akan dilanjutkan dengan
pembahasan mengenai bank sentral, yang meliputi peranan bank sentral dalam
perekonomian, dan kerangka kebijakan moneter.
Uang adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat tukar yang diterima
umum. Dalam perekonomian modern, mengabaikan peranan uang adalah suatu
keniscayaan. Uang merupakan prasarana vital, dan bahkan ada beberapa
pandangan bahwa uang dianggap sebagai darahnya perekonomian. Tidak
mungkin membicarakan perkembangan ekonomi suatu daerah atau suatu negara
tanpa memasukkan besaran uang. Saat ini uang bahkan mengalami
perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi bentuk, fungsi, maupun peranan
dalam perekonomian. Jika tidak ada uang maka sistem pertukaran dalam
perekonomian dilakukan dengan barter. Oleh karena itu, untuk mengetahui
bagaimana peranan uang dalam perekonomian, kita perlu membandingkan
antara sistem ekonomi barter dengan sistem ekonomi uang.
Dalam sistem perekonomian tanpa uang, penduduk berusaha memenuhi
semua kebutuhannya sendiri. Jika kebutuhan manusia untuk hidup adalah
pangan, sandang, dan papan (rumah), maka setiap individu harus memikirkan
bagaimana memenuhi kebutuhannya tersebut, yang berarti harus bisa
menyediakan makan sendiri, menyediakan pakaian sendiri, maupun
menyediakan tempat tinggal sendiri. Apabila seorang individu tidak mau (tidak
mampu) menyediakan semua kebutuhannya sendiri, maka dia harus melakukan
3.4 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
kerja sama dengan individu lain yang dilakukan dengan tukar menukar atau
barter.
Dalam sistem barter, meskipun antar individu sudah bisa saling bertukar,
namun ada beberapa kendala yang cukup signifikan. Beberapa ilustrasi berikut
akan memberi gambaran bagaimana kendala barter:
Ilustrasi I
Tuan A memproduksi padi (beras). produksinya cukup banyak sehingga dia
merasa akan hidup makmur pada musim itu. Tuan A juga membutuhkan
pakaian, namun dia tidak membuatnya karena waktu dan tenaganya habis
untuk memproduksi padi. Untuk itu dia menukarkan padinya pada Tuan B
yang kebetulan menghasilkan pakaian dan membutuhkan padi (beras).
Mereka bertukar (barter), dan semua bahagia.
Ilustrasi II
Tuan C menghasilkan kayu yang bisa untuk rumah. Hasilnya cukup banyak,
sehingga dia merasa akan hidup makmur. Dia tidak menghasilkan pangan,
karena dia memang tidak bisa bertani ataupun berburu, padahal dia sangat
membutuhkan pangan. Untuk itu dia ingin menukarkan kayunya dengan
beras pada Tuan A. Namun sayangnya Tuan A tidak butuh kayu, sehingga
dia tidak mau melepaskan berasnya. Setelah negosiasi, akhirnya Tuan A
mau memberikan berasnya asal berasnya ditukar dengan kayu yang banyak.
Akibatnya Tuan C tidak jadi makmur, karena hanya ditukar beras sedikit.
Tuan C tidak bahagia, Tuan A pun juga tidak bahagia karena kayunya
membuat sesak.
Ilustrasi III
Nn D, seorang wanita cantik, pandai menyanyi (bisanya hanya menyanyi).
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dia menghibur orang dengan
nyanyiannya, dan ditukar dengan apa yang dimiliki orang tersebut. Suatu
ketika nyanyiannya sangat disukai, sehingga dia mendapat bayaran buah-
buahan yang cukup banyak. Namun sayangnya dia tidak mampu
menghabiskan buah-buah tersebut dalam waktu singkat. Untuk itu buah-
buah itu justru dijadikan makanan hewan. Nona D sebetulnya merasa
sayang sekali, karena besuk ketika dia membutuhkan buah itu, barangnya
tidak ada lagi. Nona D tidak bahagia.
EKSI4205/MODUL 3 3.5
Dari ilustrasi tersebut kita dapat menarik beberapa kelemahan dari barter,
antara lain:
1. Sangat sulit untuk menemukan partner barter yang pas, dalam arti satu
pihak membutuhkan apa yang ditawarkan pihak lain, demikian pula
sebaliknya. Dalam ilustrasi I Tuan A secara kebetulan ketemu dengan Tuan
B yang membutuhkan apa yang ditawarkan Tuan A, dan Tuan B
menawarkan apa yang dibutuhkan Tuan A. Dalam kehidupan yang
kompleks tentu sangat sulit untuk menemukan kebetulan-kebetulan yang
demikian.
2. Dalam barter sangat sulit untuk menentukan standar pertukaran (“harga”).
Dari ilustrasi II, jika seandainya Tuan C ketemu pihak lain yang sedang
membutuhkan kayunya dan mempunyai beras yang ingin ditukarkan
dengan kayu, maka tentu kayu Tuan C akan ditukar dengan beras yang
lebih banyak. Dengan barter tidak ada standar perbandingan antara kayu
dengan beras.
3. Dengan barter menjadikan pertukaran tidak praktis. Dalam ilustrasi III Nn.
D begitu kesulitan mengelola penghasilannya sehingga “income” nya
dibuang.
Dari sulitnya barter tersebut, maka dibutuhkan suatu media yang disepakati
sebagai media tukar atau alat tukar, yaitu uang.
mudah dibawa, dan disimpan. Nilai uang kertas ini tidak lagi berdasarkan nilai
intrinsiknya, melainkan berdasarkan jaminan hukum. Oleh karena itu tidak
sembarang orang ataupun lembaga boleh mencetak uang.
Karena berkembangnya sistem transaksi, muncul bentuk uang yang
sebetulnya tidak dicetak sebagai uang. Uang demikian disebut sebagai uang
bank. Uang bank adalah alat pembayaran yang tercipta dari proses perbankan,
misalnya cek. Salah satu pemicu munculnya uang bank adalah faktor
ketidakpraktisan membawa uang tunai apa bila akan melakukan transaksi yang
nilainya cukup besar. Pembayaran uang tunai memiliki risiko ketidakamanan
dari tindakan kriminal, dan risiko-risiko ketidakpraktisan lain. Tentu tidak
semua transaksi bisa dibayar uang bank, sehingga uang demikian tidak
sefleksibel uang kertas. Seiring perkembangan teknologi, uang bank ini
selanjutnya berkembang yang salah satunya berbentuk kartu plastik. Dewasa ini
berkembang berbagai bentuk kartu plastik yang bisa digunakan sebagai alat
pembayaran, misalnya kartu kredit, kartu debet, ATM, dan kartu-kartu sejenis
yang lain.
2. Fungsi Uang
Dari apa yang sudah dibahas terdahulu, sedikit banyak sudah disinggung
peranan dan fungsi uang. Pada umumnya fungsi uang dikelompokkan menjadi
2, yaitu fungsi dasar yang meliputi sebagai media transaksi dan sebagai
penyimpan nilai, dan fungsi tambahan yaitu sebagai satuan hitung, alat
pembayaran baik saat ini maupun yang akan datang, dan sebagai instrumen
untuk spekulasi.
a. Uang sebagai media transaksi
Fungsi ini merupakan fungsi yang amat penting dari uang. Dari ilustrasi di
atas, bila ada uang, maka masyarakat tidak lagi disibukkan untuk mencari
partner barter yang pas. Selain itu, dengan adanya uang, maka harga standar
dari barang bisa ditentukan sehingga pertukaran bisa semakin dinamis.
Dengan pertukaran yang dinamis, masyarakat bisa melakukan
spesialisasinya masing-masing, sehingga produksi akan efisien, dan
ekonomi semakin berkembang.
Dari berbagai komponen tersebut, maka jumlah uang beredar terdiri dari
M1 = uang inti
M2 = M1 + giro
M3 = M2 + tabungan dan deposito
M = M3 + uang kuasi
M merupakan jumlah uang beredar.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter, merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral
dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan
kegiatan perekonomian yang diinginkan (Bank Indonesia, 2003). Besaran
moneter yang dimaksud dapat berupa jumlah peredaran uang kartal, uang giral,
atau kredit perbankan. Salah satu kegiatan perekonomian yang diinginkan
tersebut adalah stabilitas ekonomi makro, yang antara lain dicerminkan oleh
stabilitas harga (inflasi rendah).
EKSI4205/MODUL 3 3.11
LA TIHA N
1) Uang adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat tukar yang diterima
umum. Uang merupakan prasarana vital dalam perekonomian. Jika tidak
ada uang maka sistem pertukaran dalam perekonomian dilakukan dengan
barter, sementara barter memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
a) sangat sulit untuk menemukan partner barter yang pas,
b) dalam barter sangat sulit untuk menentukan standard pertukaran
(“harga”), dan
c) dengan barter menjadikan pertukaran tidak praktis.
Karena kelemahan-kelemahan tersebut, maka suatu perekonomian sangat
memerlukan uang.
2) Fungsi uang dikelompokkan menjadi 2, yaitu fungsi dasar yang meliputi
sebagai media transaksi dan sebagai penyimpan nilai; dan fungsi tambahan
yaitu sebagai satuan hitung, alat pembayaran baik saat ini maupun yang
akan datang, dan sebagai instrumen untuk spekulasi.
3) Peranan Bank Sentral yang paling mendasar adalah sebagai penyedia uang
inti, yaitu yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Selain
mengedarkan uang, fungsi lain Bank Sentral adalah:
a) fungsi kebijakan moneter;
b) melakukan pengaturan dan pelaksanaan sistem pembayaran;
c) bank’s of the banks;
d) mengatur dan mengawasi perbankan.
4) Salah satu perbedaan prinsip antara bank sentral dan bank komersial adalah
bank komersial berperan sebagai lembaga intermediary antara pihak yang
EKSI4205/MODUL 3 3.13
kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana; sementara bank sentral
lebih berperan sebagai otoritas moneter.
5) Untuk melakukan kebijakan moneter, instrumen kebijakan moneter
meliputi:
a) operasi pasar terbuka (open market operation);
b) fasilitas diskonto (discount facility);
c) cadangan wajib (reserve requirement);
d) himbauan moral (moral suasion).
RA NG K UMA N
Uang adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat tukar yang
diterima umum. Uang merupakan prasarana vital dalam perekonomian. Jika
tidak ada uang maka sistem pertukaran dalam perekonomian dilakukan
dengan barter, sementara barter memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1. sangat sulit untuk menemukan partner barter yang pas,
2. dalam barter sangat sulit untuk menentukan standar pertukaran
(“harga”), dan
3. dengan barter menjadikan pertukaran tidak praktis.
TE S F O RMA TIF 1
4) Fasilitas diskonto adalah salah satu instrumen kebijakan moneter berupa ....
A. memberikan diskon untuk kredit likuiditas pada bank umum
B. menetapkan suku bunga untuk kredit likuiditas bagi bank komersial
C. memberikan diskon untuk kredit pada masyarakat
D. menetapkan suku bunga untuk SBI
EKSI4205/MODUL 3 3.15
8) Sebagai komponen jumlah uang beredar, uang inti juga disebut sebagai ....
A. uang pokok
B. uang kartal
C. uang giral
D. uang luas
Kegiatan Belajar 2
Meskipun secara yuridis Bank Indonesia baru lahir tanggal 1 Juli 1953,
namun peran bank sentral sudah ada sejak Jaman Raja-Raja Nusantara.
Meskipun pada waktu itu peran bank sentral belum begitu kompleks, namun
paling tidak ada pihak yang mengatur sirkulasi uang. Pada masa penjajahan
Belanda, tepatnya tanggal 24 Januari 1828 pemerintah Belanda mendirikan De
Javasche Bank (DJB), yang difungsikan sebagai bank sirkulasi. DJB inilah yang
berperan sebagai Bank Sentral, tepatnya Bank Sirkulasi, sampai masa peralihan
pemerintahan Belanda ke pemerintahan Republik Indonesia. Pada masa
kemerdekaan Bank Indonesia belum terbentuk, namun dalam penjelasan UUD
1945 Bab VIII pasal 23 Hal Keuangan menyatakan cita-cita membentuk bank
sentral dengan nama Bank Indonesia untuk memperkuat adanya kesatuan
wilayah dan kesatuan ekonomi moneter.
Pada masa itu wilayah yang dikuasai Belanda sirkulasi uangnya diatur oleh
DJB, sedangkan di wilayah yang dikuasai oleh Republik Indonesia, pada 19
Oktober 1945 dibentuk Jajasan Poesat Bank Indonesia (Yayasan Bank
Indonesia). Tidak lama kemudian Yayasan Bank Indonesia melebur dalam Bank
Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi. Namun demikian situasi perang
kemerdekaan dan terbatasnya pengakuan dunia sangat menghambat peran BNI
sebagai bank sirkulasi. Selanjutnya pemerintah mempersiapkan penerbitan mata
uang RI, dan mengumumkan tidak berlakunya uang NICA di wilayah RI, serta
3.18 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
penetapan beberapa jenis uang yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah
di wilayah RI.
Pada 19 Juni 1951 pemerintah membentuk Panitia Nasionalisasi DJB yang
akan mengkaji usulan langkah nasionalisasi, menyusun RUU nasionalisasi dan
sekaligus merancang undang-undang bank sentral. Selanjutnya pada 15
Desember 1951 diumumkan undang-undang No. 24 tahun 1951 tentang
Nasionalisasi DJB. Setelah itu Rancangan Undang-Undang Pokok Bank
Indonesia diajukan ke parlemen pada September 1952. RUU tersebut kemudian
disetujui oleh parlemen pada 10 April 1953, disahkan oleh Presiden pada 29 Mei
1953 dan akhirnya dinyatakan mulai berlaku sejak 1 Juli 1953. Sejak saat itu
bangsa Indonesia telah memiliki sebuah lembaga bank sentral dengan nama
Bank Indonesia.
Dalam Undang-Undang No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-
Undang Pokok Bank Indonesia, dijelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) didirikan
untuk menggantikan De Javasche Bank N.V. sekaligus bertindak sebagai bank
sentral Indonesia. Dalam Undang-Undang tersebut tugas Bank Indonesia antara
lain: menjaga stabilitas rupiah, menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia,
memajukan perkembangan urusan kredit, dan melakukan pengawasan pada
urusan kredit tersebut. Berkaitan dengan hubungan BI dan pemerintah, Undang-
Undang tersebut mengatur bahwa BI wajib menyelenggarakan kas umum
negara dan bertindak sebagai pemegang kas pemerintah Republik Indonesia
(RI). BI juga memberi uang muka dalam rekening koran kepada pemerintah RI.
Dalam perkembangannya, tahun 1959 muncul gagasan untuk membentuk
Bank Tunggal. Bank Tunggal itu sendiri baru terbentuk tahun 1965.
Pembentukan Bank Tunggal merupakan kebijakan yang paling berpengaruh
bagi dunia perbankan dalam masa Demokrasi Terpimpin. Pembentukan bank
tunggal pada dasarnya merupakan perwujudan dari Doktrin Bank Berjuang pada
1964. Dalam posisi ini Bank Indonesia juga diberi tugas untuk melayani secara
langsung beberapa bidang usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Selanjutnya dalam struktur Bank Tunggal, Bank Indonesia beroperasi dengan
nama Bank Negara Indonesia Unit I dan tetap berfungsi sebagai Bank Sentral
sebagaimana Bank Indonesia sebelumnya. Dalam masa Bank Tunggal tersebut,
Bank pemerintah yang ada meliputi:
1. Bank Indonesia (Bank Negara Indonesia Unit I);
2. Bank Koperasi Tani dan Nelayan (Bank Negara Indonesia Unit II);
3. Bank Negara Indonesia (Bank Negara Indonesia Unit III);
4. Bank Umum Negara (Bank Negara Indonesia Unit IV);
EKSI4205/MODUL 3 3.19
Pada masa Bank Tunggal, tugas Bank Indonesia (Bank Nasional Indonesia
Unit I) adalah melayani secara langsung beberapa bidang usaha dengan kriteria
sebagai berikut.
1. Proyek-proyek Mandataris di luar anggaran pembangunan (APBN).
2. Usaha-usaha penting yang mendapat pembiayaan dari anggaran
pembangunan, tetapi untuk sementara waktu belum mendapatkan
pengesahan.
3. Perusahaan-perusahaan Negara yang memenuhi kebutuhan bagi
kepentingan umum dan mengalami defisit karena tingginya biaya produksi.
Dalam kasus semacam ini pemerintah memberikan subsidi kepada
perusahaan tersebut agar mengurangi biaya yang ditanggung oleh bank.
4. Perusahaan-perusahaan vital dan perusahaan lainnya yang memerlukan
biaya besar tetapi jangka waktu pembayaran kembalinya cukup lama, lebih
dari tiga tahun. Proyek semacam ini khususnya terjadi di perusahaan
pertambangan negara seperti pertambangan timah, minyak, batubara dan
pertambangan umum seperti emas, nikel, bauksit, dan lain-lain.
5. Kredit-kredit yang sifatnya perintisan (pilot project) yang umumnya kurang
memenuhi persyaratan bank-teknis dan kredit-teknis namun penting secara
sosial ekonomi.
Seiring dengan perubahan politik tahun 1965, masa Bank Tunggal dan
doktrin Bank Berjuang berakhir. Pada tanggal 31 Desember 1968, pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Bank Indonesia.
Undang-Undang ini memiliki perbedaan sangat prinsip dibandingkan dengan
Undang-Undang No. 11 Tahun 1953. Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun
1968 ini, BI tidak lagi diperkenankan melakukan jenis usaha bank yang bersifat
komersial. Status BI masih sama dengan ketentuan yang ada dalam Undang-
Undang No. 11 Tahun 1953, dimana BI didirikan sebagai bank sentral
Indonesia.
Tugas pokok BI menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 Tentang
Bank Indonesia ini adalah membantu pemerintah mengatur, menjaga, dan
memelihara stabilitas rupiah, mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja untuk meningkatkan taraf
3.20 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
hidup rakyat. Berkaitan dengan tugas pokoknya sebagai bank sentral, jenis
usaha BI antara lain memindahkan uang, menerima dan membayar kembali
uang dalam rekening, mendiskonto, membeli dan menjual (wesel yang
diakseptasi oleh suatu bank, kertas perbendaharaan atas beban negara, dan surat-
surat utang negara), membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang
lainnya, memberi jaminan bank (bank garansi) dengan tanggungan yang cukup,
serta menyediakan tempat penyimpanan barang-barang berharga. Berkaitan
dengan hubungannya dengan pemerintah, menurut UU No. 13 Tahun 1968, BI
menjalankan tugas-tugas pokok berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah. BI bertindak sebagai pemegang kas pemerintah, memberikan kredit
kepada pemerintah dalam rekening koran, serta BI dapat membeli sendiri surat
surat utang negara.
Perubahan selanjutnya terjadi pada era deregulasi moneter dan perbankan
tahun 1983-1991. Perubahan kebijakan Bank Indonesia (BI) pada era ini
dilakukan untuk menyesuaikan dengan perubahan terhadap tata perbankan di
Indonesia, karena adanya deregulasi moneter dan perbankan. Oleh karena itu,
dilakukan perubahan atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 dengan Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Berdasarkan Undang-Undang
No. 7 Tahun 1992 tersebut, BI diberikan wewenang dalam penetapan tingkat
kesehatan bank berdasarkan aspek permodalan, kualitas aset, kekuatan
manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek-aspek lain yang
berhubungan dengan bank. Dalam masa ini tugas pokok Bank Indonesia tidak
mengalami perubahan yang berarti.
Setelah era deregulasi, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang diawali
dengan krisis moneter. Pada masa setelah krisis, terjadi perubahan yang
fenomenal terhadap status Bank Indonesia. Pada tanggal 17 Mei 1999, di
undangkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam
Undang-Undang ini Posisi Bank Indonesia adalah independen. Pada tanggal
yang sama, diundangkan pula Undang-Undang yang terkait cukup dekat dengan
operasional BI, yaitu Undang-Undang No. 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas
Devisa dan Sistem Nilai Tukar. Dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 1999
ini, Undang-Undang No. 32 Tahun 1964 tentang Peraturan Lalu Lintas Devisa
dinyatakan tidak berlaku. Perubahan fenomenal ini menjadikan peranan dan
posisi BI dalam ketatanegaraan mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Sejak saat itu tugas BI diarahkan pada satu sasaran (single objective), yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Selanjutnya kelembagaan dan
EKSI4205/MODUL 3 3.21
moneter dan rencana kebijakan moneter yang akan datang. Khusus kepada DPR,
pelaksanaan tugas dan wewenang setiap triwulan dan sewaktu-waktu bila
diminta oleh DPR. Selain itu, BI menyampaikan rencana dan realiasasi anggaran
tahunan kepada Pemerintah dan DPR. Dalam hubungannya dengan BPK, BI
wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK. Dalam
pengelolaan keuangan negara, bahkan Bank Indonesia berkoordinasi dengan
Menteri Keuangan. Koordinasi ini diatur dengan surat keputusan bersama antara
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang ditandatangani tahun
2009.
Gambar 3.1
Posisi dan Kedudukan Bank Indonesia dalam Sistem Ketatanegaraan Republik
Indonesia
Dua indikator kestabilan nilai Rupiah tersebut yaitu laju inflasi dan nilai
kurs, pada dasarnya dapat dicerminkan dalam satu indikator yaitu inflasi. Secara
teori, nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain (nilai kurs) berkaitan dan
berpengaruh langsung terhadap laju inflasi (Bank Indonesia, 2003), sehingga
kedua indikator tersebut dapat diwakili dengan indikator laju inflasi. Dengan
demikian maka Bank Indonesia dalam menjalankan tugasnya memiliki target
tunggal (single targeting) yaitu pengendalian laju inflasi.
Selain pertimbangan teori, target tunggal berupa pengendalian laju inflasi
sebagai sasaran akhir dalam setiap kebijakan moneter Bank Indonesia, juga
didasarkan pada beberapa hal, antara lain (Bank Indonesia, 2003):
a. Bukti-bukti empiris menunjukkan, bahwa dalam jangka panjang, kebijakan
moneter hanya dapat mempengaruhi inflasi dan tidak dapat mempengaruhi
variabel riil, seperti pertumbuhan ekonomi, dan kesempatan kerja. pengaruh
kebijakan moneter pada variabel riil, hanya terjadi dalam jangka pendek.
b. Laju inflasi yang rendah merupakan prasyarat bagi terjadinya pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan.
3.24 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Selain itu, sistem nilai tukar tersebut tidak terlepas dari sistem devisa yang
dianut. Secara umum terdapat tiga sistem devisa yang dapat berlaku dalam
sistem ekonomi. Ketiga sistem devisa tersebut adalah, sistem devisa kontrol,
sistem devisa semi kontrol, dan sistem devisa bebas. Dalam sistem devisa
kontrol, setiap devisa yang diperoleh masyarakat harus diserahkan pada negara,
dan penggunaannya harus seizin negara. Sedangkan dalam sistem devisa
semikontrol sebagian devisa yang diperoleh masyarakat harus diserahkan pada
negara, dan penggunaannya harus seijin negara, dan sebagaian lain dapat
dipergunakan masyarakat secara bebas. Sementara sistem devisa bebas berarti
semua devisa yang diperoleh masyarakat dapat dipergunakan oleh masyarakat
secara bebas. Saat ini, Indonesia sistem devisa yang dianut Indonesia adalah
sistem devisa bebas.
EKSI4205/MODUL 3 3.27
bersifat real time, sistem kliring maupun sistem pembayaran lainnya misalnya
sistem pembayaran berbasis kartu. Selain itu, Bank Indonesia berkewenangan
menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank, baik
dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing.
Sementara itu kewenangan Bank Indonesia kewenangan dalam menetapkan
penggunaan alat pembayaran, secara umum terdapat dua jenis alat pembayaran,
yaitu alat pembayaran tunai dan alat pembayaran non-tunai. Dalam kaitannya
dengan alat pembayaran tunai Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga
yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta
mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran.
Sementara, dalam kaitannya dengan alat pembayaran non-tunai saat ini
penyediaan layanan jasa pembayaran di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh
perbankan baik melalui rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral
antar bank maupun melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan
pembayaran dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer
elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real Time
Gross Settlement (BI-RTGS). Dari sisi piranti pembayaran, secara historis
sistem pembayaran non tunai di Indonesia didominasi oleh piranti pembayaran
berbasis warkat, namun dalam perkembangannya piranti elektronik mulai
banyak berperan terutama sejak dioperasikannya sistem BI-RTGS untuk
penyelesaian transaksi bernilai besar atau urgent.
Sementara itu, dalam hal pengawasan Bank oleh Bank Indonesia adalah
pengawasan langsung dan tidak langsung. Bentuk-bentuk pengawasan itu
meliputi:
1) Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan,
keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
2) Apabila diperlukan, kewajiban pelaporan ini dikenakan pula terhadap
perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, dan pihak terafiliasi dari
Bank.
3) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap Bank, baik secara berkala
maupun setiap waktu apabila diperlukan.
4) Apabila diperlukan, pemeriksaan dapat pula dilakukan pada perusahaan
induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi, dan debitur Bank.
Bank dan pihak-pihak wajib memberikan kepada pemeriksa : keterangan
dan data yang diminta; kesempatan untuk melihat semua pembukuan,
dokumen, dan sarana fisik yang berkaitan dengan kegiatan usahanya; dan
hal-hal lain yang diperlukan.
5) Bank Indonesia dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank
Indonesia melaksanakan pemeriksaan.
Undang No. 3 Tahun 2004, dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009, Dewan
Gubernur terdiri dari seorang Gubernur, Seorang Deputy Gubernur Senior,
minimal 4 dan maksimal 7 Deputy Gubernur. Dalam menjalankan tugasnya,
Deputy Gubernur Senior bertindak sebagai Wakil Gubernur. Bagan pada
gambar 3.2 menunjukkan susunan Dewan Gubernur Bank Indonesia. Saat ini,
Dewan Gubernur Bank Indonesia terdiri dari Seorang Gubernur, seorang Deputy
Gubernur Senior, dan 7 orang Deputy Gubernur, seperti yang ditunjukkan dalam
bagan pada Gambar 3.2.
Sumber: www.bi.go.id
Gambar 3.2
Dewan Gubernur Bank Indonesia
DEWAN
GUBERNUR
KANTOR
KANTOR
KANTOR BANK
PERWAKILAN
PUSAT INDONESIA
(4)
(41)
SEKTOR
SEKTOR SEKTOR MANAJEMEN
SISTEM
MONETER PERBANKAN INTERNAL
PEMBAYARAN
Sumber: www.bi.go.id
Gambar 3.3
Struktur Organisasi Bank Indonesia
Gambar 3.4
Mekanisme Kebijakan Moneter di Indonesia
EKSI4205/MODUL 3 3.35
Sampai saat ini, sasaran operasional Bank Indonesia masih pada uang
primer. Beberapa instrumen yang digunakan, meliputi Operasi Pasar Terbuka
(OPT), Fasilitas diskonto, Giro Wajib Minimum (GWM), maupun himbauan
moral (moral suasion). Operasi pasar terbuka dilakukan dengan cara melakukan
lelang surat-surat berharga dengan target untuk menambah atau mengurangi
jumlah uang beredar. Fasilitas diskonto merupakan fasilitas kredit dari Bank
Indonesia kepada bank-bank komersial, dengan tingkat diskonto (bunga) yang
ditentukan oleh Bank Indonesia. Sedangkan giro wajib minimum merupakan
cadangan wajib yang harus ditetapkan untuk menjaga likuiditas bank.
Sementara moral suasion merupakan himbauan dari Bank Indonesia kepada
bank-bank komersial untuk melakukan sesuai dengan kebijakan yang diambil
Bank Indonesia.
Dari keempat instrumen tersebut, OPT merupakan instrumen utama (Bank
Indonesia, 2003). OPT tersebut dilakukan Bank Indonesia dengan tiga cara,
yaitu:
a. lelang SBI (Sertifikat Bank Indonesia);
b. fasilitas Bank Indonesia (Fasbi);
c. sterilisasi atau intervensi di pasar valuta asing.
Kerja sama lain yang dijalin atas nama Pemerintah antara lain:
a. ADB (The Asian Development Bank);
b. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations);
c. APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation);
d. ASEM (Asia–Europe Meeting);
e. IDB (Islamic Development Bank;
f. CGI (Consultative Group on Indonesia);
g. Keanggotaan dalam IMF(International Monetary Fund);
h. World Bank (WB);
i. IDA (International Development Association);
j. IFC (International Finance Corporation);
k. MIGA (Multilateral Investment Guarantee Agency);
l. WTO (World Trade Organizations);
m. G20 (Kelompok 20 ekonomi utama).
LA TIHA N
RA NG K UMA N
Meskipun secara yuridis Bank Indonesia baru lahir tanggal 1 Juli 1953,
namun peran bank sentral sudah ada sejak Jaman Raja-Raja Nusantara.
Pada waktu itu peran bank sentral belum begitu kompleks, namun paling
tidak ada pihak yang mengatur sirkulasi uang. Pada masa penjajahan
Belanda, tepatnya tanggal 24 Januari 1828 pemerintah Belanda mendirikan
De Javasche Bank (DJB), yang difungsikan sebagai bank sirkulasi.
Lahirnya Bank Indonesia bermula pada 19 Juni 1951, dimana pemerintah
membentuk Panitia Nasionalisasi DJB. Panitia inilah yang akan mengkaji
usulan langkah nasionalisasi, dan akhirnya proses nasionalisasi selesai pada
1 Juli 1953. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah memiliki sebuah lembaga
bank sentral dengan nama Bank Indonesia.
Pada masa itu, sesuai Undang-Undang No. 11 tahun 1953 tugas Bank
Indonesia antara lain: menjaga stabilitas rupiah, menyelenggarakan
peredaran uang di Indonesia, memajukan perkembangan urusan kredit, dan
melakukan pengawasan pada urusan kredit tersebut. Dalam
perkembangannya, tahun 1959 muncul gagasan untuk membentuk Bank
Tunggal. Bank Tunggal itu sendiri baru terbentuk tahun 1965. Pada masa
itu BI melebur menjadi BNI unit I.
Dalam perkembangannya terjadi perubahan politik, termasuk UU
tentang Bank Indonesia berubah menjadi Undang-Undang No. 13 Tahun
1968. Tugas pokok BI menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1968
Tentang Bank Indonesia ini adalah membantu pemerintah mengatur,
menjaga, dan memelihara stabilitas rupiah, mendorong kelancaran produksi
dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja untuk meningkatkan
taraf hidup rakyat. Setelah era deregulasi, Indonesia mengalami krisis
ekonomi yang diawali dengan krisis moneter. Pada masa setelah krisis,
terjadi perubahan yang fenomenal terhadap status Bank Indonesia. Pada
tanggal 17 Mei 1999, di undangkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia. Dalam Undang-Undang ini posisi Bank Indonesia
adalah independen dan memiliki tujuan tunggal (single objective) yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
3.40 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
TE S F O RMA TIF 2
10) Dalam melakukan operasi pasar terbuka adalah sebagai berikut ....
A. lelang SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
B. Fasilitas Bank Indonesia (Fasbi)
C. sterilisasi atau intervensi di pasar valuta asing
D. semua benar
Tes Formatif 1
1) C. Fungsi uang dikelompokkan menjadi 2, yaitu fungsi dasar yang
meliputi sebagai media transaksi dan sebagai penyimpan nilai, dan
fungsi tambahan yaitu sebagai satuan hitung, alat pembayaran baik
saat ini maupun yang akan datang, dan sebagai instrumen untuk
spekulasi.
2) B. Pada awalnya suatu komoditas tertentu disepakati sebagai uang, yang
salah satunya adalah logam. Selanjutnya, karena ketidakpraktisan uang
logam, uang berkembang menjadi uang kertas. Nilai uang kertas ini
tidak lagi berdasarkan nilai intrinsiknya, melainkan berdasarkan
jaminan hukum. Karena berkembang sistem transaksi, muncul bentuk
uang yang sebetulnya tidak dicetak sebagai uang. Uang demikian
disebut sebagai uang bank.
3) D. Peranan Bank Sentral yang paling mendasar adalah sebagai penyedia
uang inti, yaitu yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Selain
mengedarkan uang, fungsi lain Bank Sentral adalah:
a) fungsi kebijakan moneter (mengatur jumlah uang beredar);
b) melakukan pengaturan dan pelaksanaan sistem pembayaran;
c) bank’s of the banks;
d) mengatur dan mengawasi perbankan.
4) B. Fasilitas diskonto merupakan kebijakan bank sentral untuk menambah
atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau
menurunkan suku bunga diskonto atau suku bunga kredit bank
komersial pada bank sentral
5) A. Komponen jumlah uang beredar meliputi:
a) Uang dalam arti sempit (nerrow money), yang terdiri dari uang
kertas dan uang logam.
c) Uang dalam arti luas (broad money), merupakan uang yang
muncul karena adanya proses perbankan. Uang ini meliputi giro
(demand deposit), tabungan, deposito (time deposit), dan alat
pembayaran lain yang mendekati uang (quasi money), sperti kartu
kredit.
6) C. Operasi pasar terbuka merupakan kebijakan bank sentral untuk
menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual
EKSI4205/MODUL 3 3.45
Tes Formatif 2
1) C. Tugas pokok Bank Indonesia Undang-Undang No. 23 Tahun 1999
meliputi 3 tugas utama, yaitu:
a) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
c) mengatur dan mengawasi Bank.
2) A. Dalam kaitannya dengan alat pembayaran, Bank Indonesia berwenang
menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan
yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat
pembayaran yang syah. Bank Indonesia merupakan satu-satunya
lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang
rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dimaksud
dari peredaran. Bank Indonesia juga dapat mencabut dan menarik
uang rupiah dari peredaran dengan memberikan penggantian dengan
nilai yang sama. Dari ketentuan tersebut, maka dalam hal tugas
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, memiliki dua
kewenangan utama, yaitu kewenangan mengatur dan
menyelenggarakan sistem pembayaran, dan kewenangan dalam
menetapkan penggunaan alat pembayaran.
3.46 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Daftar Pustaka
PE NDA HULUA N
P ara mahasiswa yang baik, kita sampai pada Modul 4, yang akan membahas
Manajemen Bank Umum, Manjemen Bank Syariah, dan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR). Modul 4 ini terdiri dari tiga kegiatan belajar, yaitu:
Kegiatan Belajar 1: Manajemen Bank Umum, yang terdiri dari Pengertian
Bank Umum, Penghimpunan dana Bank Umum,
Penggunaan dana Bank Umum, Jasa-jasa Bank Umum,
Manajemen aktiva-pasiva, Manajemen likuiditas, dan
Manajemen kredit.
Kegiatan Belajar 2: Manajemen Bank Syariah, yang terdiri dari Konsep dasar
sistem Syariah, Prinsip operasional Bank Syariah, dan
Produk Bank Syariah di Indonesia.
Kegiatan Belajar 3: Bank Perkreditan Rakyat, yang terdiri dari Sejarah
perkembangan BPR di Indonesia, dan Kegiatan operasional
BPR.
7. manajemen kredit;
8. konsep dasar sistem Syariah;
9. prinsip operasional Bank Syariah;
10. produk Bank Syariah di Indonesia;
11. sejarah perkembangan BPR;
12. kegiatan operasional BPR di Indonesia.
EKSI4205/MODUL 4 4.3
Kegiatan Belajar 1
P ara mahasiswa yang baik, kita akan memulai belajar dengan Kegiatan
Belajar 1 yang membahas tentang manajemen bank umum. Dewasa ini
peranan bank umum dalam perekonomian adalah sangat vital. Beberapa krisis
ekonomi regional maupun global dimulai dari krisis perbankan. Krisis besar
yang melanda Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pada tahun 1998 diawali
dengan krisis perbankan, dan diikuti krisis multi dimensi termasuk krisis
ekonomi dan politik. Demikian pula dengan krisis ekonomi yang terjadi di
Amerika Serikat tahun 2008, juga diawali dengan krisis perbankan.
Dari gambaran ini menunjukkan bahwa perbankan bukan sekedar sebagai
badan usaha ataupun lembaga intermediasi dana, tetapi juga sebagai
infrastruktur perekonomian. Oleh karena itu pemahaman tentang manajemen
bank umum adalah sangat penting. Dengan pemahaman manajemen bank yang
baik maka pemerintah akan bisa menerapkan kebijakan yang tepat, dan
masyarakat akan dapat memberikan respon yang tepat atas strategi yg
diterapkan oleh pelaku usaha perbankan.
Kegiatan belajar ini akan fokus membahas operasional dan manajemen
bank umum. Pada dasarnya manajemen bank umum sudah dapat mewakili
konsep menejemen dari semua jenis bank, mengingat cakupan dari bank umum
adalah yang paling luas, sedangkan untuk jenis bank lain cakupannya hanya
sebagian dari cakupan bank umum.
Selamat belajar.
2. memberikan kredit;
3. menerbitkan surat pengakuan hutang;
4. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
a. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang
masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud;
b. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud;
c. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ;
e. obligasi;
f. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
g. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1
(satu) tahun.
5. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah;
6. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
7. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
8. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
9. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak;
10. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
11. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat;
12. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;
13. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
EKSI4205/MODUL 4 4.5
Dari jenis kegiatan usaha yang diizinkan tersebut, maka Neraca Bank
Umum di Indonesia meliputi butir-butir seperti yang tertuang dalam Tabel 4.1.
Butir-butir dalam neraca tersebut mencerminkan kegiatan usaha yang dilakukan
oleh bank umum di Indonesia. Neraca bank umum di Indonesia saat ini diatur
oleh Bank Indonesia dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP
tanggal 31 Maret 2010. Pengaturan ini tidak sekedar untuk menyeragamkan
format neraca antar bank sehingga mudah untuk dilakukan pemeriksaan, namun
lebih penting adalah untuk standardisasi pengukuran butir-butir keuangan yang
diungkapkan, sehingga mudah bagi siapapun untuk melihat sekilas apakah bank
termasuk aman atau tidak. Selain itu, dengan standar pelaporan yang sama antar
bank maka akan sulit bagi bank untuk melakukan manipulasi untuk tujuan-
tujuan tertentu. Dengan demikian masyarakat akan terlindungi dari manajemen
bank yang kurang standar.
4.6 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Tabel 4.1
Butir-Butir Neraca Bank Umum Sesuai Peraturan Bank Indonesia
1. giro;
2. tabungan;
3. deposito berjangka;
4. sertifikat deposito;
5. surat berharga yang diterbitkan;
6. pinjaman;
7. modal sendiri.
3. Segmentasi pasar
Adalah pemisahan kelompok-kelompok konsumen berdasarkan
karakternya, sehingga diberikan pelayanan yang sesuai seleranya. Secara
teori selera konsumen sangat dipengaruhi oleh karakter dan profilnya,
sehingga produk yang mempertimbangkan karakter akan lebih efektif untuk
menjangkau konsumen.
4. Harga kompetitif
Dalam hal mobilisasi dana harga tidak saja berupa bunga, tetapi dapat
dilengkapi dengan benefit-benefit lain sesuai kebutuhan konsumen
berdasarkan karakternya.
5. Promosi
Kreativitas bank sangat mungkin untuk menciptakan produk baru yang
bertujuan merebut pasar. Untuk hal demikian perlu dilakukan promosi, baik
berupa iklan maupun promosi tidak langsung.
3. Investasi (investment)
Penggunaan dana untuk investasi adalah berupa penanaman dana dalam
bentuk surat berharga, yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan.
Penanaman dana ini bisa menggunakan instrumen saham dan obligasi
dengan berbagai jenisnya, serta bentuk-bentuk penyertaan.
Jika dilihat dari sisi produktivitas aktiva, penggunaan dana bisa dibedakan
menjadi aktiva tidak produktif dan aktiva produktif. Aktiva tidak produktif
berupa alat liquid (cash asset), yaitu aktiva yang dapat digunakan setiap saat
untuk memenuhi likuiditas bank. Bentuk teknis dari cash asset berupa kas, giro
pada bank sentral, dan giro pada bank lain. Sementara aktiva produktif (earning
asset), adalah semua penanaman dana yang ditujukan untuk memperoleh
penghasilan sesuai dengan fungsinya. Bentuk-bentuk aktiva produktif meliputi
kredit, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, dan penyertaan.
prasarana yang vital dalam transaksi ekonomi secara luas. Dalam sistem
perbankan di Indonesia, jasa-jasa ini hanya bisa diberikan bank umum, tidak
bisa diberikan oleh BPR. Jasa-jasa tersebut diantaranya meliputi:
1. Kliring
Kliring adalah suatu cara penyelesaian utang piutang dalam bentuk warkat
atau surat-surat berharga antara bank-bank peserta kliring. Penyelenggara
kliring adalah Bank Indonesia dengan menyediakan tempat pertemuan
bank-bank peserta kliring. Proses kliring dapat dejelaskan dengan bagan
berikut.
Sumber: Siamat,2005
Gambar 4.1
Mekanisme Kliring
Keterangan:
1. Transaksi
2. Cek
3. Cek Bank A
4.1. Kliring masuk : Cek Bank A
EKSI4205/MODUL 4 4.11
2. Inkaso
Merupakan jasa bank untuk penagihan pembayaran atas surat/dokumen
berharga kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di dalam negeri. Surat
atau dokumen berharga yang dapat diproses adalah wesel, cek, bilyet giro,
kuitansi, surat promes/aksep dan hadiah undian.
Gambar 4.2
Mekanisme Letter of Credit
4.12 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
1. Penandatanganan kontrak jual beli barang antara importir Indonesia dengan
eksportir Jepang.
2. Permohonan L/C oleh importir disertai dengan setoran jaminan.
3. Permintaan pembukuan L/C oleh issuing bank kepada advising bank.
4. Pemberitahuan advising bank kepada eksportir mengenai L/C importir dan
jaminan pembayaran.
5. Pengiriman barang kepada importir.
6. Penyerahan dokumen ekspor. Selanjutnya advising bank akan melakukan
verifikasi dokumen dan pemerikasaan syarat-syarat lain.
7. Pengiriman dokumen dan permintaan pembayaran L/C kepada issuing
bank.
8. issuing bank memberitahukan kedatangan dokumen kepada importer dan
permintaan pelunasan L/C.
4. Bank Garansi
Jaminan yang diberikan oleh bank atas permintaan nasabah untuk
memenuhi kewajibannya pada pihak lain apabila nasabah tersebut tidak
mampu memenuhi kewajibannya. Dalam mekanisme bank garansi terdapat
tiga pihak yang terlibat yaitu, nasabah, penerima jaminan, dan bank.
Mekanisme bank garansi dapat dijelaskan pada bagan berikut.
Gambar 4.3
Mekanisme Bank Garansi
EKSI4205/MODUL 4 4.13
Keterangan:
1. Kontrak
2. Permohonan:
a. Provisi
b. Jaminan (kontra garansi)
3. Bank Garansi
4. Bank Garansi
5. Klaim bila terjamin melanggar perjanjian
5. Transfer
Merupakan jasa bank berupa pengiriman uang baik di dalam negeri maupun
di luar negeri. Saat ini metode transfer mengalami perkembangan yang
sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Dengan
online system nasabah dapat melakukan transfer kemanapun dalam waktu
24 jam.
pengumpulan dana, adalah pendekatan ALM dimana dana dari berbagai sumber,
yaitu giro, tabungan, deposito, pinjaman, dan modal, dikumpulkan dalam satu
pool. Kemudian dana ini dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan
sekunder, kredit, investasi, dan aset tetap.
Pendekatan ini banyak digunakan kalangan perbankan pada tahun 1930-
1940an. Metode ini cukup sederhana, sehingga penghitungan biaya dana cukup
mudah, dan pengelolaan tidak kompleks. Namun demikian pendekatan ini cukup
lemah mengingat masing-masing aset memiliki tingkat risiko yang berbeda,
sehingga memerlukan cadangan yang berbeda. Demikian pula masing-masing
bentuk liabilitas juga memiliki risiko yang berbeda, sehingga akan lebih aman
bila dibiayai dengan sumber yang berbeda pula. Atas dasar ini maka muncul
pendekatan yang kedua, yaitu pendekatan asset allocation (alokasi aset).
Pendekatan alokasi aset memperlakukan bahwa alokasi dana bersifat
individu, artinya setiap sumber dana dialokasikan secara terpisah. Contoh,
sumber dana giro memiliki alokasi untuk cadangan, kredit, dan investasi.
Demikian pola sumber dana deposito, juga memiliki alokasi untuk cadangan,
kredit, dan investasi. Proporsi alokasi tentu saja berbeda-beda, mengingat
tingkat risiko, dan sensitivitas terhadap perubahan bunga yang berbeda-beda.
Misalnya untuk sumber dana giro, akan memerlukan cadangan yang lebih besar
dari pada sumber dana deposito.
Untuk mengoptimalkan penerimaan bank, pengelolaan liabilitas (liability
management (LM)) dilakukan secara khusus. LM merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan sumber dana non tradisional, misalnya dengan pinjaman di
pasar keuangan, atau menerbitkan instrumen surat berharga di pasar keuangan
untuk memenuhi kebutuhan kredit sehingga pendapatan bank bisa maksimal.
LM ini dilakukan secara fokus, dan terpisah dari ALM. Konsep LM ini lebih
agresif dan sangat tergantung dari kondisi aset bank. Pada awalnya, tujuan dari
konsep LM adalah untuk memenuhi likuiditas bank, namun selanjutnya
berkembang untuk memenuhi kebutuhan kredit dari nasabah.
F. MANAJEMEN LIKUIDITAS
memberikan kredit jangka panjang apabila pelunasan bunga dan cicilan pokok
pinjaman dapat dijadwalkan pembayarannya secara rutin diwaktu yang akan
datang. Pelunasan ini dapat memberikan aliran kas yang teratur yang dapat
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Apabila teori ini diterapkan ada
kemungkinan munculnya risiko manakala ternyata pembayaran tidak rutin atau
tersendat karena faktor-faktor eksternal, ataupun karena faktor mismanagement
dari nasabah debitur.
Untuk mengukur likuiditas, terdapat beberapa rasio yang lazim digunakan,
antara lain sebagai berikut.
1. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga.
2. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga.
3. Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar.
4. Rasio surat-surat berharga jangka pendek terhadap total portfolio surat-surat
berharga.
5. Rasio total kredit terhadap total aset.
G. MANAJEMEN KREDIT
Contoh:
Dana yang berhasil dihimpun adalah 100.000.000 dengan biaya (suku
bunga) rata-rata tertimbang 10%. Jika cadangan wajib adalah 5%, maka
jumlah dana yang bisa disalurkan adalah 95.000.000. Dari contoh ini
cost of lonable funds adalah (10% × 100.000.000) / 95.000.000 = 10/95
atau 10,53%.
2. Spread
Merupakan selisih antara suku bunga kredit dan biaya dana.
3. Biaya overhead
Semua biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana yang menjadi beban rugi laba. Biaya ini meliputi biaya
personalia, administrasi, dan biaya umum.
4. Premi risiko
Faktor risiko merupakan salah satu komponen penting yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan suku bunga kredit. Premi risiko adalah
dana yang harus dicadangkan (disisihkan) untuk penghapusan kredit terkait
dengan tingkat kolektibilitas kredit. Premi ini ditentukan berdasarkan
pengalaman masa lalu.
Contoh:
cost of lonable funds 10%
spread 4%
overhead 3%
premi risiko 5%
--------
Base landing rate 22%
Jika base landing rate lebih tinggi dari suku bunga pasar, maka struktur
biaya harus direvisi, misalnya overhead menjadi 2,5%
mempengaruhi tingginya risiko, dimana semakin tinggi risiko maka suku bunga
kredit yang ditetapkan akan semakin tinggi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. jangka waktu;
2. jaminan kredit;
3. reputasi perusahaan;
4. hubungan baik;
5. jaminan pihak ketiga.
LA TIHA N
1) Jelaskan dari mana sumber-sumber dana yang dapat dihimpun bank umum
untuk selanjutnya disalurkan!
2) Jelaskan dalam bentuk apa saja penggunaan dana bank!
3) Jika dilihat dari produktivitasnya, aktiva bank dibedakan menjadi aktiva
produktif dan aktiva tidak produktif, jelaskan pengertian masing-masing!
4) Jelaskan makna dari asset-liability management!
5) Jelaskan komponen yang digunakan untuk menentukan suku bunga kredit!
RA NG K UMA N
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Salah kegiatan usaha bank
adalah menghimpun dana masyarakat. Secara teori, sumber-sumber
penghimpunan dana bank meliputi: Giro, Tabungan, Deposito berjangka,
Sertifikat deposito, Surat berharga yang diterbitkan, Pinjaman, dan Modal
sendiri. Dalam mengembangkan strategi untuk memobilisasi dana, bank
perlu menghitung biaya dana bank (cost of fund).
Garis besar penggunaan dana bank meliputi: Cadangan (reserve);
Kredit yang disalurkan (loan); dan Investasi (investment). Jika dilihat dari
sisi produktivitas aktiva, penggunaan dana bisa dibedakan menjadi aktiva
tidak produktif dan aktiva produktif. Aktiva tidak produktif berupa alat
liquid (cash asset), berupa kas, giro pada bank sentral, dan giro pada bank
lain. Sementara aktiva produktif (earning asset), meliputi kredit,
penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, dan penyertaan.
Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan
jasa yang mempermudah transaksi. Jasa-jasa tersebut meliputi, kliring,
inkaso, L/C, bank garansi, dan transfer. Untuk mengoptimalkan pendapatan
bank diperlukan manajemen aktiva pasiva atau asset-liability management
(ALM) yang merupakan koordinasi hubungan timbal balik yang dilakukan
secara terpadu antara kedua sisi neraca bank berdasarkan keputusan dan
rencana jangka pendek.
Salah satu aspek untuk menjaga kepercayaan nasabah deposan adalah
tingkat likuiditas bank. Oleh karena itu manajemen likuiditas bank
merupakan faktor penting dalam operasional bank. Selain likuiditas
kegiatan penting dalam operasonal bank adalah menyalurkan kredit.
Beberapa faktor yang menetukan bunga kredit meliputi: Cost of loanable
funds, Spread, Biaya overhead, Premi risiko, dan Base lending rate. Selain
itu, dalam manajemen kredit terdapat konsep 5C, yaitu character, capacity,
capital, collateral, dan condition of economy.
TE S F O RMA TIF 1
10) Faktor berikut ikut memepengaruhi tinggi rendahnya bunga kredit secara
tidak langsung, kecuali ....
A. jangka waktu
B. jaminan kredit
C. tingginya angsuran
D. hubungan baik
Kegiatan Belajar 2
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah
Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Selain bank Syariah murni, bank konvensional juga dizinkan melakukan
kegiatan usaha Syariah. Kegiatan ini disebut unit usaha Syariah. Dalam Undang-
undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pengertian Unit Usaha
Syariah (UUS), adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari
suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.
Dalam Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:
1. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
3. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad
musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
4. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam,
Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
5. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
6. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
7. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
EKSI4205/MODUL 4 4.27
Kegiatan usaha UUS pada prinsipnya sama dengan kegiatan Bank Umum
Syariah, kecuali dalam poin l. Sehingga berdasarkan ketentuan ini, UUS tidak
diizinkan memberikan jasa Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah.
Selain operasional dasar perbankan tersebut, Bank Umum Syariah juga
diizinkan untuk melakukan kegiatan berikut.
1. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah.
2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau
lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip
Syariah.
3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus
menarik kembali penyertaannya.
4.28 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
a. Prinsip al-wadi’ah
Berdasarkan karakteristiknya, prinsip al-wadi’ah dalam giro dan tabungan
memiliki hukum yang sama dengan qard, dimana nasabah bertindak sebagai
yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai peminjam. Dengan
karakteristik ini, maka giro maupun tabungan dengan prinsip al-wadi’ah
memiliki ketentuan-ketentuan adalah sebagai berikut.
1) Keuntungan ataupun kerugian, menjadi hak dan tanggung jawab bank.
Pemilik dana tidak mempunyai hak atas keuntungan, namun juga tidak
bertanggung jawab atas kerugian. Bank bisa memberikan suatu insentif
kepada pemilik dana, misalnya berupa bonus.
4.30 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Gambar 4.4a
Skema Kerja Prinsip al- Wadi’ah yad Amanah
b. Prinsip Al-Mudharabah
Al-Mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana
untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara
kedua belah pihak, dengan nisbah keuntungan yang sudah disepakati
sebelumnya (Siamat, 2005). Produk penghimpunan dana dengan prinsip Al-
Mudharabah adalah berupa tabungan dan deposito berjangka. Dalam
operasionalnya, prinsip Al-Mudharabah dekategorikan dalam dua jenis, yaitu
Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqqayadah.
EKSI4205/MODUL 4 4.31
2. Titipan Dana
4. Bagi Hasil
3. Pemanfaatan
1. Bagi Hasil dana
Bank Syariah
Gambar 4.4b
Skema Kerja Prinsip al-Wadi’ah yad Dhomanah
Secara singkat, mekanisme aliran dana dapat dijelaskan pada Gambar 4.3 di
atas.
Agak berbeda dengan Mudharabah Mutlaqah, simpanan Mudharabah
Muqayyadah merupakan simpanan khusus, dimana pemilik dana menetapkan
syarat-syarat tertentu yang harus disepakati oleh bank. Dengan ketentuan ini
4.32 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
maka bank dalam menyalurkan dananya dibatasi dengan jenis usaha, waktu, dan
tempat usaha, Secara teknis simpanan Mudharabah Muqayyadah
dikelompokkan dalam simpanan Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet
dan simpanan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet. Adapun
karakteristik operasional dari simpanan Mudharabah Muqayyadah on Balance
Sheet adalah sebagai berikut.
1) Pemilik dana menetapkan syarat yang harus diikuti oeh bank.
2) Bank wajib memberi tahu di depan, tentang nisbah keuntungan dan tata
cara pemberian keuntungan
3) Bank wajib memberikan bukti simpanan khusus sebagai tanda bukti
simpanan. Untuk simpanan berbentuk deposito, bank wajib memberikan
sertifikat deposito.
4) Bank wajib memisahkan dana dari rekening lain.
Gambar 4.5
Skema Kerja Prinsip al-Mudharabah Muqqayadah on Balance Sheet
4.34 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Gambar 4.6
Skema Kerja Prinsip al-Mudharabah Muqqayadah of
1) Pembiayaan Murabahah
Metode pembiayaan ini menempatkan bank sebagai penjual dan nasabah
sebagai pembeli. Barang segera diserahkan, namun pembayaran dilakukan
secara tangguh. Adapun mekanisme transaksinya dijelaskan pada gambar
berikut.
Gambar 4.7
Skema Kerja Prinsip al - Murabahah
2) Salam
Adalah jual beli barang, namun barangnya belum ada. Dalam transaksi ini
pembayaran dilakukan tunai, tetapi penyerahan barang dilakukan secara
tangguh. Posisi bank dalam hal ini adalah sebagai pembeli, sementara
nasabah sebagai penjual. Adapun mekanisme operasionalnya dapat
digambarkan sebagai berikut.
4.36 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Gambar 4.8
Skema Kerja Prinsip Bai as - Salam
3) Istishna’
Adalah jual beli dengan akad salam, dimana pembayaran dilakukan oleh
bank, namun tidak dibayar sekaligus tetapi dibayar secara bertahap. Pada
umumnya transaksi model ini adalah untuk transaksi pembuatan barang
(manufaktur) dan konstruksi. Mekanisme transaksi model ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.9
Skema Kerja Prinsip Bai al-Istishna
EKSI4205/MODUL 4 4.37
Gambar 4.10a
Skema Kerja Prinsip Ijarah
Gambar 4.10b
Skema Kerja Prinsip Ijarah Muntahia Bithamlik
4.38 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Gambar 4.11
Skema Kerja Prinsip al –Musyarakah
2) Mudharabah
Agak berbeda dengan Musyarakah, dalam bagi hasil Mudharabah bank
membiayai proyek seluruhnya (100%) sementara nasabah yang
menjalankan usaha. dalam hal ini nasabah dianggap ahli dalam mengelola
EKSI4205/MODUL 4 4.39
Perjanjian Bagi
Hasil
Bank
Nasabah
Syariah
Sebagian
Keahlian
Modal
Proyek
Pengembalian
Modal Pokok
Keuntungan
Modal
Gambar 4.12
Skema Kerja Prinsip Mudharabah
3) Mudharabah Muqayyadah
Prinsipnya sama dengan Mudharabah namun ada pembatasan bagi nasabah
(pengguna modal) sesuai permintaan bank (pemilik modal).
4.40 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
3. Produk Jasa
a. Al-Wakalah
Prinsip dari Al-Wakalah adalah nasabah memberi kuasa pada bank untuk
mewakili dirinya untuk melakukan jasa tertentu, misalnya pembukaan L/C,
inkaso, dan transfer dana. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini bank berhak
mengenakan imbalan atau fee. Secara teknis alur kerja dari jasa ini dapat
dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 4.13
Skema Kerja Prinsip al- Wakalah
EKSI4205/MODUL 4 4.41
b. Al-Hawalah
Jasa Al-Hawalah adalah jasa pengalihan utang piutang. Transaksi ini lazim
digunakan untuk membantu pengusaha untuk mendapatkan dana tunai guna
melanjutkan usahanya. Transaksi ini dalam praktek perbankan bisa diterapkan
dalam rangka anjak piutang atau factoring. Adapun mekanisme transaksinya
secara singkat dapat dijelaskan dengan gambar berikut:
Gambar 4.14
Skema Kerja Prinsip al- Hawalah
c. Al-Kafalah
Jasa Al-Kafalah pada prinsipnya adalah bank garansi. Sebagaimana bank
konvensional, bank Syariah juga dapat memberikan jasa bank garansi, yaitu
garansi bank kepada nasabahnya misalnya jaminan untuk melaksanakan proyek,
jaminan untuk mengikuti tender, dan lain-lain. Mekanisme transaksinya dapat
dijelaskan pada gambar berikut.
Gambar 4.15
Skema Kerja Prinsip al- Kafalah
4.42 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
d. Al-Rahn
Jasa Al-Rahn pada prinsipnya adalah jasa gadai yaitu utang dengan jaminan
harta atau aset. Barang yang diserahkan sebagai jaminan harus memenuhi
beberapa persyaratan, yaitu milik nasabah sendiri; jelas ukuran, sifat, dan
jumlahnya; nilai barang ditentukan berdasarkan nilai pasar; dapat dikuasai
namun tidak dapat dimanfaatkan oleh bank.
Gambar 4.16
Skema Kerja Prinsip ar-Rahn
LA TIHA N
5) Selain menyalurkan dana, bank Syariah juga melayani jasa, jelaskan jasa-
jasa yang dilayani oleh bank Syariah!
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 2
Kegiatan Belajar 3
P ara mahasiswa yang baik, seperti sudah kita bahas pada modul-modul
terdahulu, dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat bank umum dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), baik yang merupakan bank konvensional
maupun bank Syariah. Pada kegiatan belajar sebelumnya kita sudah membahas
mengenai bank umum dan bank Syariah. Tibalah saatnya kita belajar tentang
BPR yang secara khusus akan dibahas dalam kegiatan belajar III saat ini.
Bagi masyarakat pedesaan BPR merupakan lembaga keuangan yang cukup
strategis. Dari beberapa studi menunjukkan bahwa untuk menuju bankable,
sebagian masyarakat pedesaan tidak langsung menjadi nasabah bank umum,
tetapi mulai dari nasabah BPR. Salah satu faktor penyebab adalah fleksibelitas
BPR sehingga mampu melayani masyarakat yang belum mengenal bank sama
sekali. Kegiatan belajar III ini terdiri dari dua bahasan utama, yaitu sejarah
perkembangan BPR di Indonesia dan kegiatan operasional BPR.
Selamat belajar.
LA TIHA N
1) BPR telah ada di Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka tahun 1945.
Keberadaan BPR berawal dari keinginan untuk membantu para petani,
pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang (rentenir)
yang memberikan kredit dengan bunga tinggi.
2) Tahun 1988, merupakan momentum bagi perkembangan BPR di Indonesia.
Pada tahun 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988
(PAKTO 1988) melalui Keputusan Presiden RI No.38 yang menjadi
momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan
kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan
Rakyat” atau BPR. Pada tahun 1992, keberadaan BPR tersebut menjadi
semakin semakin jelas dengan diberlakukannya Undang-Undang No.7
tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam Undang-Undang tersebut BPR
diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain
Bank Umum.
3) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sementara bank umum dalam kegiatannya diizinkan memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran
4) BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh:
a) warga negara Indonesia;
4.56 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 3
3) Perbedaan utama dalam hal layanan yang diberikan antara BPR dan bank
umum terletak pada ....
A. suku bunga kredit
B. suku bunga tabungan
C. layanan lalu-lintas pembayaran
D. semua benar
6) Kejelasan keberadaan dan kegiatan usaha BPR adalah sejak adanya ....
A. Paket Kebijakan Oktober 1988
B. UU No. 7 Tahun 1992
C. UU No. 10 Tahun 1998
D. UU No. 10 Tahun 2008
Tes Formatif 1
1) B. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2) D. Secara teori, sumber-sumber penghimpunan dana bank meliputi: Giro,
Tabungan, Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Surat berharga
yang diterbitkan, Pinjaman, dan Modal sendiri.
3) A. Garis besar penggunaan dana bank untuk mendapatkan penghasilan
(revenue) bank meliputi: Cadangan (reserve); Kredit yang disalurkan
(loan); danInvestasi (investment).
4) B. Aktiva tidak produktif berupa alat liquid (cash asset), berupa kas, giro
pada bank sentral, dan giro pada bank lain.
5) C. Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan
jasa yang mempermudah transaksi. Jasa-jasa tersebut meliputi, kliring,
inkaso, L/C, bank garansi, dan transfer.
6) D. Untuk mengukur likuiditas, terdapat beberapa rasio yang lazim
digunakan, antara lain sebagai berikut.
a) Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga.
b) Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga.
c) Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar.
d) Rasio surat-surat berharga jangka pendek terhadap total portfolio
surat-surat berharga.
e) Rasio total kredit terhadap total aset.
7) B. Beberapa faktor yang menetukan bunga kredit meliputi: Cost of
loanable funds, Spread, Biaya overhead, Premi risiko, dan Base
lending rate.
8) A. Dalam manajemen kredit terdapat konsep 5C, yaitu character, capacity,
capital, collateral, dan condition of economy.
9) C. Collateral, adalah nilai barang jaminan yang diserahkan oleh debitur
sabagai jaminan atas kredit yang dicairkan. Penilaian terhadap kualitas
jaminan ini perlu dilakukan untuk menentukan, jika terjadi masalah
pembayaran kredit dikemudian hari, apakah jaminan yang diberikan
mampu menutup semua kredit yang belum terbayar.
EKSI4205/MODUL 4 4.61
Tes Formatif 2
1) C. Secara legal, operasional bank sayari’ah di Indonesia mulai diatur sejak
diberlakukannya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Ketentuan
tersebut muncul dalam bentuk definisi bank umum, definisi bank
perkreditan rakyat, dan definisi tentang prinsip Syariah.
2) A. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3) D. Bentuk-bentuk simpanan berdasarkan prinsip Syariah dapat berupa:
a) Giro berdasarkan prinsip al-wadi’ah;
b) Tabungan berdasarkan prinsip al-wadi’ah dan Al-Mudharabah;
c) Deposito berjangka dengan prinsip Al-Mudharabah.
4) C. Prinsip dari Al-Wakalah adalah nasabah memberi kuasa pada bank
untuk mewakili dirinya untuk melakukan jasa tertentu, misalnya
pembukaan L/C, inkaso, dan transfer dana.
5) D. Jasa Al-Rahn pada prinsipnya adalah jasa gadai yaitu utang dengan
jaminan harta atau aset.
6) A. Produk penyaluran dana bank Syariah, secara garis besar
diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
a) prinsip jual beli;
b) prinsip sewa;
c) prinsip bagi hasil;
d) prinsip pinjam berdasarkan akad al-qard.
7) B. Jasa Al-Hawalah adalah jasa pengalihan utang piutang.
4.62 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Tes Formatif 3
1) A. BPR telah ada di Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka tahun
1945.
2) C. Keberadaan BPR berawal dari keinginan untuk membantu para petani,
pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang
(rentenir) yang memberikan kredit dengan bunga tinggi.
3) C. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sementara bank umum dalam kegiatannya diizinkan
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
4) D. Bentuk badan hukum BPR dapat berupa:
a) Perseroan Terbatas;
b) Koperasi; atau
c) Perusahaan Daerah.
5) A. Sementara bentuk badan hukum BPRS adalah Perseroan Terbatas.
6) A. Pada tahun 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober
1988 (PAKTO 1988) melalui Keputusan Presiden RI No.38 yang
menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut
memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank
Perkreditan Rakyat” atau BPR.
7) B. Pada tahun 1992, keberadaan BPR tersebut menjadi semakin semakin
jelas dengan diberlakukannya Undang-Undang No.7 tahun 1992
tentang Perbankan. Dalam Undang-Undang tersebut BPR diberikan
landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank
Umum.
EKSI4205/MODUL 4 4.63
Daftar Pustaka
PE NDA HULUA N
Kegiatan Belajar 1
Kesehatan Bank
karena itu penilaian kesehatan bank sangat diperlukan. Kegiatan belajar ini kita
akan fokus untuk mengamati seluk beluk kesehatan bank baik makna,
kepentingan, maupun pengaturannya. Selamat belajar.
Rincian indikator penilaian dari empat variabel yang diuraikan pada butir b.
tersebut, yaitu profil risiko (risk profile), good corporate governance (GCG),
rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital), selanjutnya secara rinci diatur
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 24 /DPNP Tahun 2011. Sesuai surat
edaran tersebut, indikator penilaian dari empat variabel tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Penilaian profil risiko (risk profile)
Profil risiko diukur dengan 8 jenis risiko, meliputi:
1) Risiko kredit, yaitu risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada bank.
2) Risiko pasar, adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari
EKSI4205/MODUL 5 5.7
1) Risiko Inheren
a) Komposisi Portofolio Aset dan Tingkat Konsentrasi
5.10 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
(a) Aset per akun neraca merupakan akun pada neraca sesuai yang
tertera pada laporan Bulanan Bank Umum.
(b) Total aset adalah total aset secara neto (setelah set-off antar
kantor) sesuai yang tertera pada Laporan Bulanan Bank Umum.
Keterangan:
(a) Kredit kepada debitur inti meliputi kredit kepada pihak ketiga
bukan Bank baik debitur individual maupun grup diluar pihak
terkait dengan kriteria sebagai berikut.
i. Bagi Bank yang memiliki total aset kurang dari atau sama
dengan Rp1 triliun meliputi kredit kepada 10 debitur besar.
ii. Bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp1
triliun namun lebih kecil atau sama dengan Rp10 triliun
meliputi kredit kepada 15 debitur/grup besar.
iii. Bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp10
triliun meliputi kredit kepada 25 debitur/grup besar.
(b) Total kredit adalah kredit kepada pihak ketiga bukan Bank
Keterangan:
(a) Kredit per sektor ekonomi adalah kredit kepada Bank dan pihak
ketiga bukan Bank per kategori sektor ekonomi sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Laporan
Bulanan Bank Umum.
(b) Total kredit adalah kredit kepada Bank dan pihak ketiga bukan
Bank.
EKSI4205/MODUL 5 5.11
Keterangan:
(a) Kredit per Kategori Portofolio adalah kredit kepada Bank dan
pihak ketiga bukan Bank berdasarkan ketagori portofolio
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai
Laporan Bulanan Bank Umum.
(b) Total kredit adalah kredit kepada Bank dan pihak ketiga bukan
Bank.
Keterangan:
(a) Aset kualitas rendah adalah seluruh aktiva Bank baik produktif
maupun non produktif yang memiliki kualitas dalam perhatian
khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai Kualitas Aset, termasuk kredit
direstruturisasi kualitas lancar, dan penyertaan modal sementara
kualitas lancar.
(b) Transaksi Rekening Administratif (TRA) kualitas rendah terdiri
dari irrevocable LC, garansi yang diberikan, dan kelonggaran tarik
(komitmen) yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus,
kurang lancar, diragukan, dan macet sesuai ketentuan Bank
Indonesia mengenai Kualitas Aset.
Keterangan:
(a) Aset produktif bermasalah adalah aset produkti yang memiliki
kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai Kualitas Aset.
5.12 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
(b) Total Aset dan TRA adalah total aset secara neto (setelah sett-off
antar kantor) sesuai yang tertera pada laporan Bulanan Bank
Umum dan total Transaksi Rekening Administratif (TRA) yang
terdiri dari irrevocable LC, garansi yang diberikan, dan
kelonggaran tarik (komitmen).
Keterangan:
(a) Agunan yang Diambil alih sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia mengenai Kualitas Aset.
(b) Total aset adalah total aset secara neto (setelah set-off antar
kantor) sesuai yang tertera pada Laporan Bulanan Bank Umum.
Keterangan:
(a) Kredit kualitas rendah adalah seluruh kredit kepada pihak ketiga
bukan Bank yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus
kurang lancar, diragukan, dan macet, termasuk kredit
restrukturisasi kualitas lancar.
(b) Total kredit adalah kredit kepada Bank dan pihak ketiga bukan
Bank.
Kredit Bermasalah
(5)
Total Kredit
Keterangan:
(a) Kredit bermasalah adalah kredit kepada pihak ketiga bukan Bank
yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet.
(b) Total kredit adalah kredit kepada Bank dan pihak ketiga bukan
Bank.
EKSI4205/MODUL 5 5.13
Keterangan:
(a) Kredit bermasalah adalah kredit kepada pihak ketiga bukan Bank
yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet.
(b) CKPN Kredit Bermasalah adalah Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai untuk kredit yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan
macet.
(c) Perhitungan CKPN berpedoman pada ketentuan dan standar
akuntansi yang berlaku.
(d) Total kredit adalah kredit kepada Bank dan pihak ketiga bukan
Bank.
d) Faktor Eksternal
Perubahan kondisi ekonomi, perubahan teknologi, ataupun regulasi yang
mempengaruhi tingkat suku bunga, nilai tukar, siklus usaha debitur, dan
5.14 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
(1) Aset Trading adalah penempatan pada Bank lain, surat berharga,
surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo),
EKSI4205/MODUL 5 5.15
Keterangan:
(a) Kewajiban Trading adalah kewajiban giro, tabungan, deposito,
kewajiban kepada Bank Indonesia, kewajiban kepada Bank lain,
kewajiban repo, kewajiban akseptasi, surat berharga yang
diterbitkan, dan pinjaman yang diterima dengan kategori trading.
(b) Kewajiban Derivatif adalah seluruh kewajiban transaksi spot dan
derivatif.
(c) Kewajiban Fair Value Option (FVO) adalah kewajiban giro,
tabungan, deposito, kewajiban kepada Bank Indonesia, kewajiban
kepada Bank lain, kewajiban repo, kewajiban akseptasi, surat
berharga yang diterbitkan, dan pinjaman yang diterima dengan
kategori pengukuran diukur dengan nilai wajar (FVO).
Keterangan:
(a) Total Structured Product adalah seluruh nominal structured
product yang dimiliki oleh Bank sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia mengenai structured product.
(b) Total aset adalah total aset secara neto (setelah set-off antar
kantor) sesuai yang tertera pada Laporan Bulanan Bank Umum.
5.16 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
(a) Potensi Keuntungan/Kerugian dari Aset Trading, Derivatif, dan
FVO adalah total keuntungan/kerugian (net) dari:
(1) peningkatan/penurunan nilai wajar (MTM) surat berharga;
(2) peningkatan/penurunan nilai wajar (MTM) kredit yang
diberikan;
(3) peningkatan/penurunan nilai wajar (MTM) aset keuangan
lain;
(4) kewajiban keuangan penurunan/peningkatan nilai wajar
(MTM);
(5) perubahan nilai wajar (MTM) pada forward, futures, swap,
option, spot, dan lainnya.
(b) Pendapatan oprasional adalah seluruh pendapatan yang diperoleh
Bank dari kegiatan operasionalnya.
Total Derivatif
(5)
Total Aset
Keterangan:
Total derivatif adalah seluruh transaksi spot dan derivatif dalam rupiah
dan valuta asing dengan Bank atau pihak ketiga bukan Bank yakni
iforward, future, swap, option, dan spot.
PDN
(6)
Total Modal
Keterangan:
(a) Posisi Devisa Neto (PDN) adalah angka yang merupakan
penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari:
i. Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap
valuta asing; ditambah dengan
ii. Selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan
komitmen maupun kontijensi dalam rekening administratif
EKSI4205/MODUL 5 5.17
Keterangan:
(a) Ekuitas kategori Available for Sale (AFS) adalah penyertaan
dengan kriteria metode penyertaan diukur pada nilai wajar melalui
ekuitas, tujuan penyertaan dalam rangka restrukturisasi dan
lainnya, golongan Emiten selain perusahaan asuransi, dan bagian
penyertaan kurang dari 50%.
(b) Total Modal adalah total modal sebagaimana diatur ketentuan
Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum.
Keterangan:
(a) Rasio ini ditujukan untuk mengukur apakah aset atau kewajiban
Bank yang lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga (aset
sensitive atau liability sensitive)
(b) Aset keuangan dengan sisa jatuh tempo diatas satu tahun meliputi
penempatan pada Bank, tagihan akseptasi, surat berharga tagihan
reserve repo dan kredit dengan sisa jatuh tempo diatas setahun
dengan kategori suku bunga tetap;
(c) Kewajiban keuangan dengan sisa jatuh tempo diatas satu tahun
meliputi simpanan berjangka, kewajiban repo, kewajiban
akseptasi, kewajiban pada Bank lain, surat berharga yang
diterbitkan dan pinjaman yang diterima dengan kategori suku
bunga tetap.
5.18 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
(a) Unrealized Loss surat Berharga dengan kategori portofolio
(AFS/Available for Sale);
(b) Total Modal adalah total modal sebagaimana diatur ketentuan
Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum.
Keterangan:
Aktivitas trading Bank pada umumnya dapat dibedakan menjadi
proprietary trading, market making, atau brokering, yang
memiliki tingkat risiko inheren berbeda.
(b) Posisi pasar Bank dalam industri
Keterangan:
Posisi Bank pada pasar dapat dibedakan menjadi pemain besar
atau aktif (market player/market maker), atau pemain kecil (niche
player).
(c) Kompleksitas produk/ Instrumen trading
Keterangan:
Analisis terhadap kompleksitas produk yang dimiliki Bank saat ini
maupun yang direncanakan akan diterbitkan, apakah tergolong
instrumen kompleks seperti derivatif atau structured product, atau
bersifat sederhana (plain vanilla) seperti instrument pendapatan
tetap (fixed income securities).
(d) Karakteristik Nasabah
Keterangan:
Analisis apakah nasabah utama Bank berupa perusahaan besae,
Bank, atau nasabah individual dalam kaitannya dengan sensitivitas
terhadap perubahan faktor pasar.
Keterangan:
(1) Aset Likuid Primer adalah aset yang sangat likuid untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas atas penarikan dana pihak
ketiga dan kewajiban jatuh tempo, yang terdiri dari:
(a) Kas;
EKSI4205/MODUL 5 5.21
Keterangan:
Pendanaan jangka pendek adalah seluruh dana dari pihak ketiga
yang tidak memiliki jatuh tempo dan/atau dana pihak ketiga yang
memiliki jatuh tempo 1 tahun atau kurang.
Keterangan:
Pendanaan Non Inti adalah pendanaan yang menurut Bank relatif
tidak stabil atau cenderung tidak mengendap di Bank baik dalam
situasi normal maupun krisis, meliputi:
(1) dana pihak ketiga yang jumlahnya di atas Rp2 milyar;
(2) seluruh transaksi antar bank; dan
(3) seluruh pinjaman (borrowing) tetapi tidak termasuk pinjaman
subordinasi yang termasuk komponen modal.
Keterangan:
Pendanaan Non Inti jangka pendek adalah sebagaimana dimaksud
pada huruf c tetapi berjangka pendek (kurang dari 1 tahun).
Keterangan:
Total pendanaan adalah seluruh sumber dana yang diperoleh oleh
Bank baik berupa dana pihak ketiga maupun pinjaman yang
diterima.
Keterangan:
Rasio ini digunakan untuk menilai ketergantungan Bank pada
pendanaan non inti.
b) Konsentrasi kewajiban
Keterangan:
Konsentrasi pada penyedia dana besar yang cenderung sensitif
terhadap peringkat kredit (credit sensitive) dan suku bunga
(interest rate sensitive) dapat menimbulkan masalah pada posisi
likuiditas Bank apabila terjadi penarikan dana dalam jumlah besar.
Keterangan:
Indikator penilaian kebutuhan pendanaan Bank pada situasi normal
maupun krisis dan kemampuan Bank untuk memenuhi kebutuhan
pendanaan tersebut, antara lain melalui analisa laporan maturity
profile, cash flow projection, dan stress test.
Keterangan:
Penilaian antara lain difokuskan pada reputasi Bank untuk
mempertahankan sumber-sumber pendanaan, kondisi lini kredit (credit
lines), kinerja akses kepada sumber-sumber pendanaan, dan dukungan
perusahaan induk atau intra group.
5.24 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
Tingginya kompleksitas bisnis dan tingkat keragaman produk Bank akan
menimbulkan kerumitan dan variasi proses kerja baik secara manual
maupun otomasi sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya gangguan/
kerugian operasional.
EKSI4205/MODUL 5 5.25
Keterangan:
Manajemen sumber daya manusia yang tidak efektif dapat
mengakibatkan potensi timbulnya gangguan /kerugian operasional
Bank.
Keterangan:
Teknologi informasi yang sudah tidak memadai dan atau pengelolaan
yang tidak efektif dan efisien dapat menyebabkan timbulnya kerugian
bagi Bank.
4) Fraud
a) Fraud Internal;
b) Fraud Eksternal;
Keterangan:
Penilaian fraud dilakukan terhadap frekuensi/materialitas fraud yang
telah terjadi pada periode penilaian sebelumnya, termasuk potensi
fraud yang dapat timbul dari kelemahan pada aspek bisnis, SDM,
teknologi informasi dan kejadian eksternal.
5) Kejadian Eksternal
Frekuensi dan materialitas kejadian eksternal yang berdampak terhadap
kegiatan oprasional Bank.
5.26 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
Kejadian eksternal tersebut misalnya terorisme, kriminalitas,
pandemic, dan bencana alam Lokasi dan kondisi geografis Bank.
Keterangan:
Ligitasi dapat terjadi karena adanya gugatan atau tuntutan dari pihak
ketiga kepada Bank maupun gugatan atau tuntutan yang diajukan
kepada pihak ketiga baik melalui pengadilan maupun luar pengadilan.
Gugatan atau tuntutan tersebut pada dasarnya menimbulkan biaya yang
dapat merugikan kondisi Bank.
Keterangan:
Kelemahan perikatan yang dilakukan oleh Bank merupakan sumber
terjadinya permasalahan atau sengketa di kemudian hari dapat
menimbulkan potensi Risiko Hukum bagi Bank.
5.28 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
Ketiadaan peraturan perundang-undangan terutama atas produk yang
dimiliki Bank atau transaksi yang dilakukan Bank akan mengakibatkan
produk tersebut menjadi sengketa dikemudian harinya sehingga
berpotensi menimbulkan Risiko Hukum.
Keterangan:
Penilaian parameter antara lain untuk mengukur apakah penetapan
sasaran strategis oleh Dewan Direksi didukung dengan kondisi
internal maupun eksternal dari lingkungan bisnis Bank.
Keterangan:
Tingkat risiko inheren dapat ditimbulkan pula oleh pilihan strategi
Bank.
Keterangan:
Seberapa besar tingkat keberhasilan/kegagalan Bank dalam mencapai
tujuan dapat dinilai berdasarkan posisi Bank di pasar dan keunggulan
kompetitif yang dimiliki, baik terhadap peer group maupun industri
perbankan secara keseluruhan.
Keterangan:
Tujuan penilaian antara lain untuk mengukur seberapa besar deviasi
realisasi RBB dibandingkan dengan perencanaan stratejik Bank.
Keterangan:
Cakupan pelanggaran merupakan pelanggaran terhadap ketentuan yang
berlaku dan komitmen kepada Bank Indonesia termasuk sanksi yang
dikenakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh Bank.
Keterangan:
Frekuensi lebih bersifat historis dengan melihat trend kepatuhan Bank
selama 3 tahun terakhir untuk mengetahui apakah jenis pelanggaran
yang dilakukan berulang ataukah memang atas kesalahan tersebut tidak
dilakukan perbaikan signifikan oleh Bank.
5.32 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
Sebagai contoh adalah pelanggaran terhadap antara lain UCP, ISDA,
ICC, ataupun standar-standar lainnya yang berlaku secara umum pada
sektor keuangan.
Keterangan:
Pengaruh reputasi/berita negatif dari pemilik Bank dan/atau perusahaan
terkait dengan Bank merupakan salah satu faktor yang dapat
menyebabkan peningkatan Risiko Reputasi pada Bank.
Keterangan:
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan apabila Bank melakukan
pelanggaran terhadap etika/norma-norma bisnis yang berlaku secara
umum.
Keterangan:
Produk yang kompleks dan kerjasama dengan mitra bisnis dapat
terekspos pada Risiko Reputasi apabila terdapat kesalahpahaman
penggunaan produk/jasa atau pemberitaan negatif pada mitra bisnis,
antara lain pada produk bancassurance dan reksadana.
Keterangan:
Frekuensi, jenis media, dan materialitas pemberitaan negatif Bank,
meliputi juga pengurus Bank, yang diukur selama periode penilaian.
Keterangan:
Keluhan nasabah diukur selama periode penilaian.
Keterangan:
Hasil pelaksanaan prinsip-prinsip GCG Bank sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai GCG bagi Bank Umum hanya merupakan
salah satu sumber penilaian peringkat faktor GCG Bank dalam penilaian
Tingkat Kesehatan Bank.
Keterangan:
a) Laba sebelum pajak adalah laba sebagaimana tercatat dalam laba
rugi Bank tahun berjalan yang disetahunkan.
Contoh: Untuk posisi bulan Juni akumulasi laba per posisi Juni
dihitung dengan cara dibagi 6 dan dikalikan dengan 12.
b) Rata-rata total aset.
Contoh: Untuk posisi bulan bulan Juni dihitung dengan cara
penjumlahan total aset posisi Januari sampai dengan Juni dibagi
dengan 6.
Keterangan:
a) Pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi
dengan beban bunga (disetahunkan).
b) Rata-rata aset produktif.
c) Contoh: Untuk posisi bulan Juni dihitung dengan cara
penjumlahan total aset produktif posisi Januari sampai dengan
Juni dibagi dengan 6.
d) Aset produktif yang diperhitungkan adalah aset yang
menghasilkan bunga baik di neraca maupun pada TRA.
Keterangan:
Kinerja pada komponen laba (rentabilitas) yang meliputi antara lain
pendapatan operasional, beban operasional, pendapatan non
operasional, beban non operasional, dan laba bersih dibandingkan
dengan proyeksi anggaran.
Keterangan:
Pendapatan operasional selain pendapatan bunga disetahunkan.
Beban Overhead
3)
Rata-rata Total Aset
EKSI4205/MODUL 5 5.37
Keterangan:
Beban overhead adalah seluruh biaya-biaya operasional yang bukan
merupakan beban bunga (disetahunkan) meliputi biaya:
1) penyusutan/amortisasi aset;
2) biaya tenaga kerja;
3) pendidikan dan pelatihan;
4) premi asuransi;
5) kerugian karena risiko operasional;
6) penelitian dan pengembangan;
7) sewa;
8) promosi;
9) pajak-pajak (tidak termasuk pajak penghasilan);
10) pemeliharan dan perbaikan;
11) barang dan jasa; dan
12) lainnya.
Beban Pencadangan
4)
Rata-rata Total Aset
Keterangan:
Beban pencadangan adalah seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk pencadangan aktiva (disetahunkan).
Keterangan:
a) Komponen non core earning bersih adalah Non Core Earning
dikurangi dengan Non Core Expense.
b) Non Core Earning adalah pendapatan dari penjualan aktiva tetap
ditambah dengan keuntungan translasi mata uang asing ditambah
dengan klaim asuransi ditambah dengan Unrealized gain on Fair
Value Option Liabilities ditambah dengan Unrealized gain on
Trading and FVO loans and other financial asset ditambah
dengan Realized gain on sale of HTM and loans and receivables
5.38 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
1) Core ROA=
Primary Core Net Income - Operating Discreationary Items
Rata-rata Total Aset
Keterangan:
a) Primary core net income adalah primary core Income dikurangi
dengan primary core expense (disetahunkan).
b) Primary core Income adalah pendapatan bunga bersih ditambah
dengan fee based income (disetahunkan).
c) Primary core expense adalah beban overhead yakni beban
operasional selain beban bunga dan kerugian penurunan nilai
(disetahunkan).
d) Operating discretionary Items adalah kerugian penurunan nilai
(disetahunkan).
d. Manajemen Rentabilitas
Kemampuan bank dalam mengelola rentabilitas
EKSI4205/MODUL 5 5.39
Modal
a)
ATMR
Keterangan:
(1) Perhitungan modal dan Aset Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum (KPMM).
(2) Rasio dihitung per posisi penilaian termasuk memperhatikan
trend KPMM.
Keterangan:
Perhitungan modal inti berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum (KPMM).
c)
Aset Produktif Bermasalah-CKPN untuk Aset Produktif Bermasalah
Modal Inti+Cadangan Umum
Keterangan:
1) Perhitungan Aset Produktif Bermasalah dan CKPN Aset
Produktif Bermasalah berpedoman pada lampiran I.1.a.
2) Perhitungan Modal Inti dan Cadangan Umum berpedoman
pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum (KPMM).
5.40 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
Perhitungan Aset Produktif Bermasalah dan CKPN Aset Produktif
Bermasalah berpedoman pada lampiran I.1.a.
b. Pengelolaan permodalan
1) Manajemen permodalan Bank.
Keterangan:
Hal ini meliputi pemahaman Dewan Komisaris dan Direksi; kebijakan
dan prosedur pengelolaan modal; perencanaan modal; penilaian
kecukupan modal; dan kaji ulang independen.
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 1
8) Aspek penilaian profil risiko (risk profile) sesuai Peraturan Bank Indonesia
(PBI No.13/ 1 /PBI/2011) adalah meliputi aspek-aspek berikut, kecuali ....
A. risiko kredit
B. risiko pasar
C. risiko likuiditas
D. risiko valas
10) Aspek permodalan dalam penentuan kesehatan bank sesuai ketentuan Bank
Indonesia (PBI No.13/ 1 /PBI/2011), adalah penilaian terhadap ....
A. kecukupan dan pengelolaan modal
B. kecukupan dan sumber modal
C. pengelolaan dan sumber modal
D. sumber modal dan jenis modal
Kegiatan Belajar 2
Rahasia Bank
Dari faktor tersebut, salah satu faktor adalah kepatuhan bank terhadap
kewajiban rahasia bank. Maksud dari faktor ini adalah menyangkut "dapat atau
tidaknya bank dipercaya oleh nasabah yang menyimpan dananya pada bank
tersebut untuk tidak mengungkapkan simpanan nasabah identitas nasabah
tersebut kepada pihak lain". Dengan kata lain, tergantung kepada kemampuan
bank itu untuk menjunjung tinggi dan mematuhi dengan teguh "rahasia bank".
Jika bank tidak mampu menjaga rahasia nasabah maka nasabah tidak akan
bersedia untuk menyalurkan, atau bahkan menarik dana simpanannya pada bank
tersebut. Apa bila satu bank mengalami penarikan dana yang kuat maka akan
menimbulkan efek domino pada bank lain, dan selanjutnya akan menimbulkan
gangguan bagi industri bank secara luas. Oleh karena itu faktor rahasia bank
menjadi sangat penting dalam upaya menjaga stabilitas industri perbankan
maupun mobilisasi dana dari masyarakat.
Sejarah penerapan rahasia bank (Sjahdeini, 2005) timbul dari tujuan untuk
melindungi nasabah bank yang bersangkutan. Hal ini bermula dari keputusan
pengadilan di Inggris pada tahun 1924, yang secara bulat memutuskan
pendiriannya atas ketentuan rahasia bank di Inggris, dalam kasus Tournier vs.
5.48 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
National Provincial and Union Bank of England. Ketentuan ini diikuti oleh
negara-negara lain, khususnya yang menganut common law system. Timbulnya
pemikiran untuk perlunya merahasiakan keadaan keuangan nasabah bank
sehingga melahirkan ketentuan hukum mengenai kewajiban rahasia bank, adalah
semula bertujuan untuk melindungi kepentingan nasabah secara individual.
Ketentuan rahasia bank di Swiss, yaitu suatu negara yang dikenal mempunyai
ketentuan rahasia bank yang dahulunya paling ketat di dunia, adalah juga
semula bertujuan untuk melindungi kepentingan nasabah bank secara individual.
Pada waktu itu ketentuan rahasia bank bersifat mutlak; artinya tidak dapat
dikecualikan karena alasan apapun juga.
Ketentuan rahasia bank di Swiss lahir mula-mula sehubungan dengan
kedudukan Swiss sebagai negara yang netral secara tradisional. Pada abad ke-
17, ribuan kaum Huguenots dari Perancis melarikan diri ke Swiss. Diantara
mereka itu kemudian ada yang menjadi bankir, dan menginginkan agar supaya
rahasia dari nasabah-nasabah mereka untuk urusan-urusan keuangannya di
negara asalnya dirahasiakan. Selain itu, dikejar-kejarnya orang-orang Yahudi di
waktu regime Nazi berkuasa di Jerman di tahun 1930-an dan 1940-an, juga
menginginkan agar hal-hal yang berkaitan dengan urusan keuangan mereka
dirahasiakan.
Di beberapa negara, ketentuan rahasia bank tidak lagi bersifat mutlak. Saat
ini bahkan terjadi beberapa variasi dalam pengaturan rahasia bank, di mana di
beberapa negara hanya membatasi untuk nasabah deposan. Selain itu dalam
menangani pelanggaran rahasia bank, di sebagian negara memperlakukan
sebagai kejahatan pidana, sementara dibeberapa negara lain memperlakukan
sebagai kejahatan perdata.
Perkembangan variasi pengaturan rahasia bank ini tidak terlepas dari
perkembangan politik dan sosial, terutama munculnya berbagai tindak kriminal
berkaitan dengan pencucian uang (money laundering). Selain itu adanya
berbagai pelanggaran lain, misalnya pelanggaran pajak dan korupsi telah
menuntut adanya pelonggaran atas ketatnya rahasia bank. Namun demikian
untuk menjaga stabilitas ekonomi, dan khususnya stabilitas moneter, yang bisa
terganggu karena runtuhnya kepercayaan masyarakat deposan, maka dalam
aspek tertentu rahasia bank tetap merupakan faktor penting.
EKSI4205/MODUL 5 5.49
No. 10 Tahun 1998 pasal 41A ayat 1 mengatur bahwa: Untuk penyelesaian
piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara, Pimpinan Bank Indonesia
memberikan izin kepada pejabat Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara/Panitia Urusan Piutang Negara untuk memperoleh keterangan dari
bank mengenai simpanan Nasabah Debitur. Atas dasar ketentuan ini bank
tidak diwajibkan lagi merahasiakan informasi tentang simpanan nasabah,
apabila bank yang bersangkutan sedang dalam proses penyelesaian piutang
bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara/Panitia Urusan Piutang Negara
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 2
2) Bagi nasabah penyimpan, rahasia bank adalah faktor penting, karena ....
A. ada kemungkinan informasi disalahgunakan oleh pihak lain, sehingga
mengganggu keamanan dan kenyamanan nasabah
B. menyangkut privasi dan harga diri yang bisa mengganggu nasabah
C. menyangkut kerugian nasabah
D. tidak ada yang benar
9) Bila nasabah penyimpan meninggal dunia, maka hal ini masuk dalam
skema pengecualian pengaturan rahasia bank, ketentuannya adalah ....
A. bank harus membuka informasi simapananya bagi seluruh masyarakat
B. bank harus membuka informasi simapananya bagi seluruh keluarganya
C. bank harus membuka informasi simapananya bagi ahli warisnya yang
syah
D. tidak ada yang benar
Tes Formatif 1
1) D. Suatu bank dikatakan sehat apabila mampu menjalankan fungsinya
dengan optimal, baik dalam hal intermediasi dana (menghimpun dan
menyalurkan dana) maupun dalam hal pemberian jasa layanan
perbankan.
2) C. Tingkat kesehatan bank merupakan faktor penting (bahkan utama)
yang mempengaruhi kepercayaan deposan terhadap bank. Oleh karena
itu kesehatan bank wajib dijaga dan diawasi.
3) B. Dalam ketentuan Bank Indonesia (PBI No.13/ 1 /PBI/2011), tingkat
kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan
terhadap risiko dan kinerja bank. Penilaian tersebut menyangkut empat
aspek utama, yaitu: (1) profil risiko (risk profile); (2) good corporate
governance (GCG); (3) rentabilitas (earnings); dan (4) permodalan
(capital).
4) B. Dalam ketentuan Bank Indonesia (PBI No.13/ 1 /PBI/2011), tingkat
kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan
terhadap risiko dan kinerja bank. Penilaian tersebut menyangkut empat
aspek utama, yaitu: (1) profil risiko (risk profile); (2) good corporate
governance (GCG); (3) rentabilitas (earnings); dan (4) permodalan
(capital).
5) A. Peranan industri perbankan dalam perekonomian adalah cukup
strategis, karena terkait dengan dua fungsi utama perbankan, yaitu
sebagai lembaga intermediasi dana dan sebagai infrastruktur kebijakan
moneter. Oleh karena itu, secara langsung maupun tidak langsung,
baik buruknya kinerja industri perbankan akan mempengaruhi kinerja
perekonomian secara umum. Karena peran inilah makan industri bank
harus sehat baik dari sisi manajerial maupun, kinerja keuangan,
maupun kinerja pelayanan.
6) C. Menurut konsep Bank Indonesia ada dua kepentingan mengapa
kesehatan bank di Indonesia perlu dijaga, yaitu:
a) menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank;
b) sebagai indikator bagi Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas
perbankan di Indonesia untuk melakukan evaluasi terhadap
kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank serta menentukan
EKSI4205/MODUL 5 5.59
Tes Formatif 2
1) C. Dalam Peraturan Bank Indonesia No.2/19/PBI/2000, rahasia bank
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanan nasabah.
2) A. Bagi nasabah deposan, rahasia informasi finansial atas dirinya ini
menjadi penting karena sangat memungkinkan munculnya pihak-pihak
5.60 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Daftar Pustaka
Budisantoso, Totok, dan Triandaru, Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tahun 2011 Perihal Penilaian
Kesehatan Bank Umum.
Lembaga Pembiayaan
Dr. Murti Lestari
PE NDA HULUA N
P ara mahasiswa yang berbahagia, dalam Modul 6 ini kita akan belajar
mengenai lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan merupakan salah
satu bentuk dari lembaga keuangan non bank. Sebagai catatan, padanan kata
lembaga pembiayaan dalam bahasa Inggris adalah financinginstitution,
sementara padanan kata untuk lembaga keuangan adalah financial institution.
Ketentuan mengenai lembaga pembiayaan termuat dalam Peraturan
Presiden (PP) No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. PP tersebut
dikeluarkan dengan pertimbangan untuk meningkatkan peran lembaga
pembiayaan dalam proses pembangunan nasional.
Definisi Lembaga Pembiayaan menurut PP No. 9 Tahun 2009 adalah badan
usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal. Lembaga pembiayaan meliputi perusahaan pembiayaan,
perusahaan modal ventura, dan perusahaan pembiayaan infrastruktur.
Sementara, perusahaan pembiayaan didefinisikan sebagai badan usaha yang
khusus didirikan untuk melakukan sewa guna usaha (leasing), anjak piutang
(factoring), pembiayaan konsumen, dan/atau usaha kartu kredit.
Fungsi utama dari perusahaan pembiayaan adalah memberikan pinjaman
baik pada sektor perorangan (individu) maupun non-perorangan (korporasi).
Beberapa jenis pinjaman yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan mirip
dengan jenis pinjaman yang diberikan oleh bank, contohnya pinjaman untuk
membeli kendaraan; namun perusahaan pembiayaan berbeda dengan bank dalam
hal penghimpunan dana. Perusahaan pembiayaan tidak boleh menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, atau tabungan seperti halnya yang
dapat dilakukan bank. Sumber dana perusahaan pembiayaan dapat berasal dari
modal sendiri, pinjaman dari bank dan/atau badan usaha lainnya, maupun
penerbitan obligasi.
Kegiatan belajar dalam modul ini akan meliputi kegiatan usaha perusahaan
pembiayaan yaitu sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), usaha
6.2 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
kartu kredit (credit card), dan salah satu kegiatan dari lembaga pembiayaan
yaitu perusahaan modal ventura. Rinciannya adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Belajar 1:sewa guna usaha (leasing).
2. Kegiatan Belajar 2:modal ventura.
3. Kegiatan Belajar 3:anjak piutang.
4. Kegiatan Belajar 4: kartu plastik.
Kegiatan Belajar 1
Beberapa pengertian tentang sewa guna usaha atau leasing adalah sebagai
berikut.
1. Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan
Menteri Perindustrian Nomor: Kep-122/MK/IV/2/1974,
Nomor:32/M/SK/2/1974, dan Nomor: 30/KPB/1974tanggal 7 Februari
1974
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran
secara berkala disertai dengan hak pilih (opsi) bagi yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah
disepakati bersama.
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:
1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating leese) untuk digunakan
oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala.
3. International Finance Corporation World Bank Group
Perjanjian/kontrak antara dua pihak, satu pihak (lessor) menyediakan aset
untuk dipakai oleh pihak lain (lessee) dalam jangka waktu tertentu sebagai
imbalan atas pembayaran sejumlah tertentu.
2. Lessee
Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang
modal dengan pembiayaan dari lessor.
3. Supplier (pemasok)
Supplier adalah pihak yang menyediakan barang modal yang disewakan
untuk digunakan oleh lessee. Barang modal tersebut dibayar secara tunai
oleh lessor.
4. Bank
Bank tidak terlibat secara langsung dalam perjanjian leasing. Keterlibatan
bank dalam transaksi leasing adalah ketika lessor atau supplier
menggunakan dana yang berasal dari bank dalam penyediaan barang modal.
5. Asuransi
Asuransi dilibatkan untuk menghindari risiko kerugian yang besar dalam
transaksi leasing. Biaya asuransi pada umumnya ditanggung oleh lessee
karena lessee yang memahami seluk-beluk barang modal yang digunakan.
Pembelian barang
Supplier Independent Lessor
Pembayaran
Kontrak
Angsuran
Leasing
Lessee
Gambar 6.1
Independent Leasing
Keterangan:
a. Pihak lessee membutuhkan barang modal dan menghubungi perusahaan
leasing. Kontrak leasing dibuat untuk mengikat kerja sama antara pihak
lessee dengan lessor.
b. Pihak lessor mencari supplier untuk memenuhi kebutuhan barang modal.
Lessor membeli barang modal dan melakukan pembayaran pada supplier.
c. Sesuai dengan kontrak leasing, pihak lesse akan melakukan pembayaran
angsuran kepada pihak lessor.
2. Captive Lessor
Ketika supplier mendirikan perusahaan leasing maka terjadilah captive
lessor. Pihak supplier melakukan tindakan ini dengan harapan dapat
meningkatkan jumlah penjualan produknya. Captive lessor sering juga disebut
dengan two party lessor dengan pihak pertama adalah supplier dan anak
perusahaannya (perusahaan leasing/subsidiary), dan pihak kedua adalah lessee.
EKSI4205/MODUL 6 6.7
Gambar 6.2
Captive Lessor
Keterangan:
a. Pihak lessee membutuhkan barang modal dan menghubungi perusahaan
leasing. Kontrak leasing dibuat untuk mengikat kerja sama antara pihak
lessee dengan lessor.
b. Pihak lessor menghubungi perusahaan induk untuk memenuhi kebutuhan
barang modal.
c. Sesuai dengan kontrak leasing, pihak lesse akan melakukan pembayaran
angsuran pada pihak lessor.
Lessee
Lease
Broker
Lessor
Gambar 6.3
Lease Broker
Gambar 6.4
Mekanisme Transaksi Leasing
Keterangan:
a. Lessee menghubungi pihak supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis
barang, spesifikasi, harga, jangka waktu pengiriman, purna jual atas barang
yang akan disewa-guna-usahakan.
b. Lesse dan lessor melakukan pembicaraan mengenai kebutuhan pembiayaan
barang modal. Dalam tahap awal lessee dapat meminta lease quotation
yaitu syarat-syarat pokok pembiayaan leasing berupa keterangan barang,
harga, asuransi, cash security quotation, biaya administrasi, jaminan uang
sewa, nilai residu. Sifat lease quotation tidak mengikat.
c. Lessor mengirimkan surat penawaran (letter of offer) atau commitment
letter pada lessee, berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk
melakukan pembiayaan barang modal. Jika lessee setuju maka
ditandatangani dan dikembalikan pada pihak lessor.
d. Setelah seluruh persyaratan pihak lessee terpenuhi maka kontrak leasing
ditandatangani
e. Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman barang
kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang
f. Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan
6.10 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
g. Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti
kepemilikan barang lainnya.
h. Pembayaran oleh lessor kepada supplier
i. Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada
lessor selama masa sewa guna usaha yang besar angsurannya mencakup
pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1169 tahun 1991, ada dua
kategori pembiayaan leasing, yaitu:
1. Finance Lease
Dalam teknik pembiayaan ini, lessee terlebih dahulu akan memilih barang
modal yang dibutuhkan termasuk merundingkan harga beli, jaminan purna jual,
dan kondisi-kondisi lainnya. Perusahaan leasing (lessor) adalah pihak yang
melakukan pembiayaan barang modal dan memperoleh keuntungan dari
pembiayaan itu. Jadi, yang dilakukan lessor pada dasarnya adalah membelikan
barang modal atas nama lessee. Kewajiban lessee kemudian adalah membayar
biaya leasing barang modal, termasuk bunga, pajak, asuransi, dan biaya
pemeliharaan selama masa leasing.
Finance lease seringkali juga disebut dengan full pay out leasing yaitu
bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dan lessee dengan
beberapa ketentuan yang harus dipahami kedua belah pihak, yaitu sebagai
berikut.
a. Lessor adalah pihak pemilik atas barang modal (baik barang bergerak
maupun tidak bergerak). Umur barang maksimum sama dengan masa
kegunaan ekonomis barang tersebut.
b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan
jumlah dan jangka waktu yang telah disetujui. Jumlah tersebut merupakan
angsuran yang terdiri dari biaya perolehan barang ditambah dengan semua
biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan atau spread
yang diinginkan lessor.
c. Kontrak financial lease tidak dapat dibatalkan secara sepihak.
d. Di akhir masa kontrak, lessee memiliki hak opsi untuk membeli barang
tersebut sesuai dengan nilai sisa (residu) yang disepakati atau dapat
EKSI4205/MODUL 6 6.11
Gambar 6.5
Mekanisme Transaksi Direct Finance Lease
6.12 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Keterangan:
1) Penandatanganan kontrak antara pihak lessor dan lessee.
2) Pembayaran pertama dari pihak lessee yang berisi security deposit,
biaya administrasi, premi asuransi tahun pertama, angsuran pertama
jika menggunakan sistem angsuran in advance.
3) Pemesanan barang modal pada pihak supplier.
4) Pengiriman barang modal kepada pihak lessee.
5) Lessor melakukan pembayaran pada pihak supplier.
6) Kontrak penutupan asuransi.
7) Pembayaran premi asuransi.
8) Pembayaran angsuran bulanan dari lessee kepada lessor.
Gambar 6.6
Mekanisme Transaksi Sale and Lease Back
EKSI4205/MODUL 6 6.13
Keterangan:
1) Barang modal sudah dibeli oleh pihak lessee sehingga lessee sekaligus
bertindak sebagai supplier.
2) Penutupan kontrak asuransi.
3) Lessor melakukan pembayaran pada pihak lessee, sesuai dengan
kontrak jual beli.
4) Penandatanganan kontrak leasing antara lessor dengan lessee.
5) Lessee melakukan pembayaran pertama untuk biaya administrasi,
premi asuransi, security deposit.
6) Pembayaran premi asuransi.
7) Pembayaran angsuran oleh pihak lessee ke pihak lessor.
c. Leveraged Lease
Transaksi leasing ini melibatkan pihak kreditor dalam pembiayaan dan pada
umumnya bersifat jangka panjang. Pihak kreditor dapat berupa bank atau
lembaga keuangan lainnya. Pihak kreditor akan memiliki porsi pembiayaan
terbesar, sementara pihak lessor akan melakukan pembiayaan sekitar 20 –
40 persen dari total yang harus dibayar. Porsi yang dibayar oleh kreditor
merupakan leveraged debt bagi lessor. Debt (utang) tersebut bersifat
without recourse yang artinya bila lesse kesulitan melakukan pembayaran
pada lessor, lessor tidak berkewajiban untuk membayar utang lesse sebesar
sisa porsi pembiayaan oleh kreditor. Jaminan pengembalian pinjaman
tersebut berasal dari pembayaran angsuran oleh lessee, sehingga tingkat
bunga yang dikenakan kreditor sangat dipengaruhi oleh credit rating lessee
yang bersangkutan. Mekanisme transaksi leasing ini adalah sebagai berikut:
6.14 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Gambar 6.7
Mekanisme Transaksi Leveraged Lease
Keterangan:
1) Pihak lessor melakukan pembelian barang modal pada pihak supplier.
2) Setelah terjadi persetujuan maka pihak supplier akan melakukan
penyerahan barang pada pihak lessee.
3) Pihak lessee melakukan pengikatan jaminan pada pihak kreditor.
4) Pihak lessee sekaligus melakukan kontrak pada pihak lessor dan
melakukan pembayaran angsuran berkala.
5) Pihak kreditor akan melakukan penagihan angsuran pada pihak lessor.
d. Syndicated Lease
Pembiayaan akan dilakukan oleh lebih dari satu lessor atas satu barang
modal. Hal ini biasanya dikarenakan oleh risiko yang terlalu besar jika
ditanggung oleh satu lessor atau satu lessor tidak memiliki dana yang
cukup untuk melakukan pembiayaan karena nilai barang modal yang cukup
besar. Satu lessor kemudian akan ditunjuk sebagai koordinator untuk
mewakili perjanjian antara lessor dengan lessee, supplier, maupun pihak
lain.
f. Vendor Program
Vendor program yang disebut juga dengan vendor lease adalah metode
penjualan yang dilakukan oleh pihak vendor kepada konsumen dengan
menyediakan fasilitas leasing. Dengan demikian, pemasaran leasing
dilakukan oleh vendor melalui usaha penjualan barangnya. Lessor akan
membayar kepada pihak vendor sesuai dengan harga barang yang telah
dipilih oleh pihak lessee. Pembayaran sewa atau angsuran oleh lessee dapat
dilakukan secara langsung pada lessor atau melalui vendor yang
bersangkutan.
2. Operating Lease
Dalam operating lease, lessor secara sengaja membeli barang modal yang
kemudian disewakan pada pihak lessee. Berbeda dengan finance lease, dalam
operating lease jumlah pembayaran berkala (angsuran) yang dilakukan lessee
tidak mencakup (menutupi) jumlah biaya yang dikeluarkan lessor untuk
memperoleh barang modal ditambah biaya bunganya. Pada masa akhir kontrak
pihak lessor akan memiliki barang modal yang disewa-guna-usahakan dan
berharap dapat menyewakan kembali barang modal tersebut pada pihak lain.
Keuntungan yang diharapkan lessor adalah dari penjualan barang modal yang
disewa-guna-usahakan atau dari kemungkinan untuk dapat menyewakan barang
modal tersebut pada pihak lain. Oleh karena itu,lessor harus memiliki keahlian
khusus untuk memasarkan kembali barang modal tersebut. Selain itu,lessor
biasanya menanggung seluruh biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti
asuransi, pajak, maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan.
Kontrak antara lessor dan lessee dalam transaksi operating leasepada
umumnya menyangkut hal-hal berikut.
a. Lessor sebagai pemilik barang modal akan menyewakan barang modal pada
lessee dalam jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan umur
ekonomis barang modal tersebut.
6.16 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
b. Lessee akan membayar sewa secara berkala kepada lessor yang jumlahnya
tidak meliputi keseluruhan biaya perolehan barang modal beserta bunganya
(non full pay out lease).
c. Lessor akan menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas
barang modal yang disewakan.
d. Lessee pada akhir masa kontrak harus mengembalikan barang modalnya.
e. Lessor dapat membatalkan kontrak sewaktu-waktu (cancellable).
G. KELEBIHAN LEASING
6. Lebih murah
Pembiayaan barang modal melalui metode leasing lebih murah
dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan perhitungan present value.
Di samping itu, transaksi leasing bebas beban pajak dan biaya penyusutan
(depresiasi)
7. Perlindungan akibat kemajuan teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat
barang yang disewa mengalami ketinggalan model atau sistem sebagai
dampak pesatnya teknologi.
8. Proteksi inflasi
Leasing dapat memberikan proteksi terhadap inflasi khususnya apabila
leasing berdasarkan tarif suku bunga tetap.
c. Nilai sisa
Nilai sisa (residual value) adalah nilai dari perkiraan wajar nilai barang
modal yang disewakan. Jika masa kontrak leasing lebih pendek dari
umur ekonomis sebuah barang modal maka nilai sisa menjadi besar.
Nilai sisa memiliki arti penting untuk mempertimbangkan harga sewa.
Nilai sisa biasanya menjadi sumber pendapatan bagi perusahaan
leasing. Semakin besar perkiraan nilai sisa semakin kecil pembayaran
sewa.
d. Jangka waktu
Jangka waktu biasanya dikaitkan dengan umur ekonomis barang
modal. Tetapi pihak perusahaan leasing tidak dapat menentukan jangka
waktu karena sangat dipengaruhi oleh kemampuan pihak lessee. Di
Indonesia, jangka waktu biasanya berkisar antara 2 sampai dengan 5
tahun. Di akhir masa sewa, ada beberapa alternatif yang bisa dipilih
oleh pihak lessee, yaitu:
1) mengembalikan barang modal pada pihak perusahaan leasing
tanpa tambahan kewajiban lain kecuali biaya pembongkaran dan
transportasi;
2) membeli barang modal dengan harga pasar pada akhir masa sewa
(fair market value purchase option). selain itu, pihak lessee dapat
membeli barang modal sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui sebelumnya (fixed purchase option).
e. Tingkat bunga
Tingkat bunga efektif ditentukan oleh perusahaan leasing berdasarkan
besarnya biaya dana ditambah dengan tingkat keuntungan yang
diinginkan oleh perusahaan leasing (spread). Biaya dana perusahaan
leasing didasarkan pada tingkat bunga yang ditetapkan oleh pihak
bank.
3. Swap lease
Swap lease adalah kontrak leasing yang memungkinkan lessee melakukan
penukaran atas barang yang disewa apabila barang tersebut mengalami
kerusakan atau memerlukan perbaikan dan penggantian komponen tertentu.
4. Upgrade lease
Upgrade lease adalah kontrak leasing yang memungkinkan lessee meminta
tambahan barang leasing guna meningkatkan kapasitas atau efisiensi.
5. Master lease
Master lease adalah kontrak leasing yang memungkinkan lessee menambah
barang atau peralatan untuk disewa (sampai dengan maksimum jumlah dan
dengan periode tertentu), dengan persyaratan yang sama dengan kontrak
sebelumnya tanpa perlu negosiasi dan perjanjian kontrak leasing baru.
LA TIHA N
Pembelian barang
Supplier Independent Lessor
Pembayaran
Kontrak
Angsuran
Leasing
Lessee
Gambar 6.8
Independent Leasing
Keterangan:
a. Pihak lessee membutuhkan barang modal dan menghubungi perusahaan
leasing. Kontrak leasing dibuat untuk mengikat kerja sama antara pihak
lessee dengan lessor.
b. Pihak lessormencari supplier untuk memenuhi kebutuhan barang modal.
Lessor membeli barang modal dan melakukan pembayaran pada
supplier.
c. Sesuai dengan kontrak leasing, pihak lesse akan melakukan pembayaran
angsuran kepada pihak lessor.
3) Dalam perjanjian leasing (lease agreement), setidaknya harus memuat hal-
hal sebagai berikut : (1) Jenis transaksi sewa guna usaha; (2) Nama dan
alamat masing-masing pihak; (3) Nama, jenis, tipe, dan lokasi penggunaan
barang modal; (4) Harga perolehan, nilai pembiayaan, pembayaran sewa
guna usaha, angsuran pokok pembiayaan, imbalan jasa sewa guna usaha,
nilai sisa, simpanan jaminan, dan ketentuan asuransi atas barang modal
yang disewa-guna-usahakan; (5) Masa sewa guna usaha; (6) Ketentuan
mengenai pengakhiran transaksi sewa guna usaha yang dipercepat dan
penetapan kerugian yang harus ditanggung lessee dalam hal barang modal
yang disewa-guna-usahakan dengan hak opsi hilang, rusak, atau tidak
berfungsi karena sebab apapun; (7) Opsi bagi penyewa guna usaha dalam
hal transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi; (8) Tanggung jawab para
pihak atas barang modal yang disewa-guna-usaha.
6.22 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
(step up) maupun untuk menurunkan (step down) jangka waktu leasing
guna mengatasi keterbatasan arus kas lessee.
2. Skipped payment lease adalah kontrak leasing yang menghendaki
pihak lessee melakukan pembayaran selama periode atau bulan-bulan
tertentu setiap tahunnya.
3. Swap lease adalah kontrak leasing yang memungkinkan lessee
melakukan penukaran atas barang yang disewa apabila barang tersebut
mengalami kerusakan atau memerlukan perbaikan dan penggantian
komponen tertentu.
4. Upgrade lease adalah kontrak leasing yang memungkinkan lessee
meminta tambahan barang leasing guna meningkatkan kapasitas atau
efisiensi.
5. Master lease adalah kontrak leasing yang memungkinkan lessee
menambah barang atau peralatan untuk disewa (sampai dengan
maksimum jumlah dan dengan periode tertentu), dengan persyaratan
yang sama dengan kontrak sebelumnya tanpa perlu negosiasi dan
perjanjian kontrak leasing baru.
6. Short term or experimental lease adalah kontrak leasing yang
dilakukan dengan jangka waktu relatif pendek atau diberikan masa
percobaan penggunaan barang yang disewa. Selama jangka waktu
tersebut, lessee memutuskan apakah barang tersebut akan disewa
dalam jangka waktu yang diinginkan dan apakah barang tersebut dapat
meningkatkan keuntungan bagi lessee sehingga dapat mengurangi
risiko spekulasi bagi lessee dalam usaha memperoleh suatu barang.
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 1
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
B. Uraian
Jawablah pertanyaan berikut ini
6) Jelaskan perbedaan antara finance lease dan operating lease!
7) Jelaskan apa yang dimaksud dengan upgrade lease!
8) Jelaskan mekanisme transaksi leasing dalam independent leasing company!
Kegiatan Belajar 2
Modal Ventura
suatu lembaga pembiayaan yang memiliki izin untuk melakukan usaha leasing,
perdagangan surat berharga, anjak piutang, usaha kartu kredit, dan pembiayaan
konsumen pada umumnya juga memiliki izin usaha modal ventura. Namun,
pada kenyataannya, tidak banyak lembaga pembiayaan yang menggunakan
izinnya untuk melakukan usaha modal ventura.
company sehingga perusahaan modal ventura yang telah memperoleh izin usaha
dapat mengelola atau dikelola oleh perusahaan modal ventura lainnya.
Fund Manajemen
Gambar 6.9
Mekanisme Single Tier Approach
yang terkait meliputi tiga pihak, yaitu: 1) perusahaan modal ventura yang
memberikan bantuan pembiayaan; 2) perusahaan modal ventura yang
memberikan bantuan manajemen; dan 3) perusahaan pasangan usaha.
Gambar 6.10
Mekanisme Two Tier Approach
2. Investor lembaga/institusi
Di negara-negara maju, terdapat satu divisi dalam perusahaan yang bertugas
untuk menangani modal ventura. Divisi ini akan menilai berbagai ide atau
gagasan baru dan menganalisis apakah ide atau gagasan baru tersebut layak
untuk didanai dan diwujudkan.
4. Perbankan
Perbankan dapat menanamkan dananya pada perusahaan modal ventura,
namun karena dana yang dimiliki bank biasanya bersifat jangka pendek,
dana dari bank sebaiknya diinvestasikan pada pembiayaan dengan pola bagi
hasil yang bersifat jangka pendek.
EKSI4205/MODUL 6 6.35
4. Ekspansi
Perusahaan pasangan usaha telah berhasil melaksanakan kegiatan usaha
dengan baik dan berniat untuk melakukan pengembangan antara lain berupa
peningkatan omzet, peningkatan pangsa pasar, perluasan target pasar,
diversifikasi usaha,dan pembukaan cabang. Kegiatan usaha yang makin
kompleks memerlukan pendanaan yang lebih lancar, lebih besar, dan juga
EKSI4205/MODUL 6 6.37
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 2
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
C. penyertaaan langsung.
D. equity
B. Uraian
Jawablah pertanyaan berikut ini
6) Mengapa pembiayaan modal ventura disebut dengan pembiayaan yang
berisiko tinggi?
7) Apa yang disebut dengan two tier approach dalam mekanisme pembiayaan
modal ventura?
8) Mengapa perkembangan modal ventura di Indonesia berjalan lambat?
6.44 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Kegiatan Belajar 3
Kartu Plastik
S alah satu bentuk produk yang disediakan oleh lembaga pembiayaan adalah
kartu plastik, seperti yang tersebut dalam Keppres No. 61 Tahun 1988.
Kartu plastik dapat berupa kartu kredit, kartu debit, dan kartu penarikan uang
tunai melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Perusahaan yang menerbitkan
berbagai bentuk kartu plastik digolongkan sebagai bentuk lembaga keuangan
non bank karena tidak menghimpun dana secara langsung dari masyarakat
melainkan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat. Sekalipun usaha
kartu kredit merupakan salah satu bidang usaha lembaga pembiayaan yang
merupakan lembaga keuangan non bank, penyelenggara atau pemilik dari
perusahaan kartu plastik dapat merupakan lembaga keuangan bank.
Kartu plastik bisa terdiri atas berbagai jenis, namun di Indonesia istilah
kartu plastik nyaris identik dengan kartu kredit. Oleh karena itu, pembahasan
dalam modul ini akan lebih banyak memuat tentang kartu kredit.
Kartu plastik merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu
lembaga keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi
keuangan. Perkembangan penggunaan kartu plastik dalam berbagai bentuknya
menunjukkan bahwa alat ini tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran
tetapi bisa juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang tunai. Kemudahan yang
diberikan oleh penggunaan kartu plastik adalah praktis dibawa dan dapat
digunakan sewaktu-waktu.
yang dikenal dengan Paket Desember 1988. Perusahaan keuangan baik bank
maupun non-bank yang menerbitkan kartu kredit di Indonesia tumbuh dengan
pesat.
Pada umumnya, kartu plastik dikeluarkan oleh bank umum dan perusahaan
pembiayaan. Di Indonesia, bank umum masih tetap mendominasi sebagian besar
penyaluran pembiayaan kartu kredit. Perusahaan pembiayaan tidak
memfokuskan bisnisnya pada usaha kredit. Hal ini kemungkinan disebabkan
tingkat risiko bisnis kartu kredit yang lebih tinggi dibandingkan pembiayaan
konsumen. Bank Indonesia adalah pihak yang mengatur mekanisme penerbitan
kartu plastik oleh bank umum, sedangkan BAPEPAM-LK adalah pihak yang
mengatur mekanisme penerbitan kartu plastik oleh perusahaan pembiayaan.
Contoh kartu plastik yang dikeluarkan oleh perusahaan pembiayaan adalah
Diners Card dari FIT Diners Jaya Indonesia Internasional dan Kassa Card dari
PT Kassa Multi Finance.
Istilah yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk menyebut kartu plastik
adalah Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Bank Indonesia
mengkategorikan APMK berdasarkan fungsi penggunaan kartu yang umum di
masyarakat, yaitu: 1) kartu kredit, 2) kartu ATM, 3) kartu ATM yang juga
berfungsi sebagai kartu debit. Jumlah ketiga kartu tersebut terus meningkat
seperti yang terlihat dalam gambar berikut:
80000000
60000000
40000000
20000000
0
2008 2009 2010 2011
Gambar 6.11
Jumlah APMK Beredar 2008 -2011
EKSI4205/MODUL 6 6.47
Kartu ATM yang juga dapat digunakan sebagai kartu debit merupakan kartu
yang paling banyak penggunaannya di Indonesia. Hal ini karena setiap
pemegang rekening di bank pada umumnya juga memperoleh kartu ATM. Kartu
ATM sekaligus kartu debit menjadi pilihan karena nasabah bank menginginkan
kepraktisan dan kemudahan dalam bertransaksi, sehingga bank pun lebih banyak
menerbitkan jenis kartu ini daripada kartu ATM saja. Sementara, kartu kredit
lebih sedikit jumlahnya karena untuk memiliki kartu kredit diperlukan
persyaratan-persyaratan tertentu yang tidak semua nasabah bank dapat
memenuhinya.
Seiring dengan penambahan jumlah unit APMK, transaksi menggunakan
kartu debit dan kartu kredit juga terus meningkat. Transaksi untuk belanja
dengan menggunakan kartu debit tumbuh sebesar 281,3 persen dalam periode
tahun 2007 – 2011, sementara transaksi dengan kartu kredit tumbuh sebesar
157,1 persen dalam periode tahun yang sama. Walaupun pertumbuhan transaksi
kartu debit lebih tinggi, transaksi belanja dengan kartu kredit mencatat nominal
yang lebih besar. Sebagai contoh di tahun 2011, nominal transaksi dengan kartu
debit adalah sebesar 112.045.544 juta rupiah, sementara transaksi dengan kartu
kredit adalah sebesar 178.160.763 juta rupiah.
Tabel 6.1
Transaksi Kartu Debit dan Kartu Kredit untuk Belanja (dalam jutaan rupiah)
Pertumbuhan
2007 2008 2009 2010 2011 2007 – 2011
(%)
Kartu 29.383.525 42.813.889 56.171.235 65.317.662 112.045.544 281,3
Debit
Kartu 69.304.597 103.468.544 132.651.567 158.687.057 178.160.763 157,1
Kredit
2. Charge card
Kartu ini merupakan kartu yang dapat digunakan sebagai alat transaksi jual
beli barang atau jasa yang pelunasan pembayarannya harus dilakukan
secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa
biaya tambahan. Sebagai contoh, apabila seorang pemegang kartu
melakukan transaksi pembelian sebesar Rp 15.000.000 pada bulan Januari
maka ia harus membayar sebesar Rp 15.000.000 (ditambah biaya-biaya
lainnya jika ada) paling lambat pada bulan Februari atau pada tanggal jatuh
tempo yang telah ditentukan.
3. Debit card
Transaksi menggunakan kartu debit pada prinsipnya hampir sama dengan
transaksi tunai. Pemilik kartu harus memiliki rekening di bank yang jumlah
saldonya melebihi nilai transaksi. Ketika pemegang kartu debit melakukan
transaksi pembelian dengan jumlah tertentu, bank akan langsung mendebit
EKSI4205/MODUL 6 6.49
4. Cash Card
Kartu ini dapat digunakan untuk transaksi jual beli tetapi hanya berfungsi
sebagai kartu untuk melakukan penarikan tunai di ATM (automatic teller
machine atau anjungan tunai mandiri).
D. KARTU KREDIT
Gambar 6.12
Kartu Kredit Tampak Depan
Gambar 6.13
Kartu Kredit Tampak Belakang
Untuk dapat memiliki kartu kredit, ada beberapa persyaratan umum yang
harus dipenuhi oleh calon pemegang kartu, antara lain:
1. memenuhi ketentuan jumlah penghasilan minimum tiap tahun;
2. membayar uang pokok;
3. membayar iuran tahunan;
4. menandatangani perjanjian dengan bank mengenai hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
6.52 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
7. Batas penarikan uang tunai yaitu jumlah uang tunai yang boleh diambil
pada tanggal penagihan. Jumlahnya berkisar 40 – 50 persen dari jumlah
maksimum kredit.
8. Tunggakan yang merupakan jumlah tagihan bulan lalu yang belum dibayar.
Tagihan kartu kredit tidak hanya mencakup jumlah total nominal transaksi
yang telah dilakukan, tetapi juga ditambah dengan bunga yang dikenakan.
Tagihan bulan ini akan mencakup sisa tagihan bulan lalu ditambah bunga bulan
lalu dan masih ditambah dengan bunga bulan ini. Perhitungan tagihan kartu
kredit dapat dilakukan berdasarkan tanggal transaksi, yaitu sebagai berikut.
Nilai transaksi jumlah hari dari tanggal transaksi sampai dengan tanggal
lembar tagihan dicetak jumlah bulan dalam setahun 1/365 hari
LA TIHA N
1) Kartu plastik merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu
lembaga keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi
keuangan.
2) Berdasarkan jenis penggunaannya, kartu plastik dapat dibedakan menjadi
berikut :
1. Kartu kredit (credit card). Kartu kredit merupakan alat berbentuk kartu
yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan
sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa atau untuk
menarik uang tunai.
2. Charge card. Kartu ini merupakan kartu yang dapat digunakan sebagai
alat transaksi jual beli barang atau jasa yang pelunasan pembayarannya
harus dilakukan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya
dengan atau tanpa biaya tambahan.
3. Debit card. Transaksi menggunakan kartu debit pada prinsipnya hampir
sama dengan transaksi tunai. Pemilik kartu harus memiliki rekening di
bank yang jumlah saldonya melebihi nilai transaksi. Ketika pemegang
EKSI4205/MODUL 6 6.55
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 3
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
4) Surat pernyataan tagihan kartu kredit pada umumnya akan memuat hal-hal
sebagai berikut, kecuali ....
A. batas kredit
B. batas penarikan uang tunai yang dapat diambil
C. lokasi tempat kartu dapat digunakan
D. jumlah pembayaran minimum
B. Uraian
Jawablah pertanyaan berikut ini
Kegiatan Belajar 4
Anjak Piutang
Gambar 6.14
Mekanisme Pembiayaan Anjak Piutang
EKSI4205/MODUL 6 6.61
b. Undisclosed/non-notification
Dalam mekanisme anjak piutang ini, piutang dialihkan dari pihak
supplier ke perusahaan anjak piutang tanpa memberitahukan pihak
debitor terlebih dahulu. Pemberitahuan kepada pihak debitor hanya
dilakukan jika terjadi pelanggaran kesepakatan dengan pihak supplier
atau jika dianggap akan muncul risiko kerugian bagi perusahaan anjak
piutang.
3. Berdasarkan pelayanan
a. Full service factoring
Perjanjian anjak piutang yang mencakup seluruh jasa anjak piutang,
baik dalam hal pembiayaan maupun non pembiayaan, seperti
administrasi penjualan, penagihan piutang, termasuk menanggung
risiko kredit macet.
b. Finance factoring
Pelayanan yang disediakan oleh perusahaan anjak piutang hanya
mencakup pembiayaan saja. Biasanya perusahaan anjak piutang tidak
menanggung risiko atas piutang yang tidak tertagih. Masalah
penagihan, administrasi, risiko piutang tidak tertagih menjadi tanggung
jawab klien. Perusahaan anjak piutang hanya menyediakan dana tunai
sebesar 80 persen dari nilai seluruh faktur sesuai dengan besar batas
kredit.
c. Bulk factoring
Bulk factoring disebut juga dengan agency factoring. Perusahaan anjak
piutang menyediakan layanan seperti full service factoring namun
masalah penagihan piutang dan risiko tidak tertagihnya piutang
menjadi tanggung jawab klien.
d. Maturity factoring
Pemberian dana pada jenis maturity factoring ditentukan berdasarkan
waktu jatuh tempo piutang, jadi pembayarannya dilakukan saat piutang
jatuh tempo. Pembayaran atas piutang yang dialihkan dapat dilakukan
EKSI4205/MODUL 6 6.63
b. Maturity
Pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan oleh perusahaan
anjak piutang pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran
tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan rata-rata jatuh tempo
tagihan (faktur).
c. Collection
Pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan jika
perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan kepada
debitor.
b. International factoring
International factoring atau export factoring adalah kegiatan anjak
piutang untuk transaksi ekspor dan impor barang yang melibatkan dua
perusahaan factoring di masing-masing negara sebagai export factor
dan import factor.
1. Jasa pembiayaan
Jasa layanan utama yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang adalah
jasa pembiayaan berupa pengalihan piutang dari pihak penjual/klien, baik
itu diketahui oleh pihak pembeli atau tidak. Perusahaan anjak piutang akan
memberikan pembayaran sebesar kurang lebih 80 persen dari nilai faktur
yang diserahkan.
Besarnya biaya anjak piutang sangat dipengaruhi oleh beban kerja dan
risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan. Pembayaran biasanya dilakukan
dengan memotong pembayaran pre-financing yang diberikan oleh perusahaan
anjak piutang. Biaya yang timbul dari penggunaan fasilitas anjak piutang paling
tidak terdiri atas dua jenis biaya, yaitu:
1. Service charge
Biaya yang timbul dari kegiatan administrasi atau pembukuan penjualan
dari transaksi penjualan. Besar biaya tergantung dari perjanjian dan
persetujuan kedua belah pihak dan biasanya dinyatakan dalam bentuk
persentase dari jumlah faktur yang diserahkan. Biaya service charge
berkisar 0,5 persen sampai dengan 1,5 persen dari jumlah tagihan untuk
transaksi domestik dan 1 persen sampai dengan 2,5 persen untuk transaksi
internasional.
2. Discount charge
Biaya yang berkaitan dengan pembayaran di muka yang diberikan oleh
perusahaan anjak piutang kepada klien setelah penyerahan faktur disebut
juga dengan initial payment charge. Besarnya biaya dinyatakan dalam
bentuk persentase secara tahunan. Biayanya juga ditetapkan berdasarkan
perjanjian dan kesepakatan bersama. Biasanya sebesar 2 persen sampai
dengan 3 persen per tahun di atas prime rate yaitu tingkat bunga minimal
yang telah ditetapkan oleh perusahaan anjak piutang.
Beberapa manfaat anjak piutang bagi klien antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Membantu administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and
collection services)
Perusahaan anjak piutang memperoleh fee atau komisi sebesar persentase
tertentu dari jumlah piutang yang di-anjak piutang-kan atas jasa-jasa
administrasi yang diberikan sebagai bagian dari perjanjian anjak piutang.
Jasa-jasa tersebut meliputi administrasi piutang yang di-anjak piutang-kan
dan membantu penagihannya. Dengan mengalihkan tugas pembukuan
kepada perusahaan anjak piutang akan timbul beban biaya atas klien.
5. Meningkatkan kepercayaan
Karena arus dana bukan lagi suatu masalah maka setiap tagihan dapat
dibayar tepat waktu yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan
pihak klien. Reputasi yang baik akan mengakibatkan mudahnya melakukan
pembelian misalnya barang-barang mentah secara kredit dengan harga yang
lebih baik. Sedangkan dalam hal penjual tunai klien dapat memberikan
discount yang lebih menarik.
3. Pengalihan risiko
Perjanjian anjak piutang perlu menetapkan apakah dalam pengalihan risiko
dilakukan dengan syarat:
a. without recourse, yaitu risiko tidak terbayarnya faktur atau piutang
oleh pelanggan berada pada perusahaan factoring;
b. with recourse yaitu risiko tidak terbayarnya piutang berada pada klien.
5. Notifikasi
Pemberitahuan (notification) atas pengalihan piutang meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Pengalihan piutang oleh klien kepada perusahaan factoring harus
diberitahukan kepada pelanggan dan disetujui atau diakui oleh pejabat
yang berwenang dari pihak pelanggan.
b. Pemberitahuan ini merupakan tanggung jawab klien.
c. Pemberitahuan oleh klien ini hanya diperlukan sekali untuk setiap
pelanggan pada waktu pengalihan pertama.
d. Persetujuan atau pengakuan terhadap pemberitahuan ini oleh
pelanggan dapat pula dilakukan dengan persetujuan terhadap instruksi
pembayaran.
e. Pemberitahuan ini tidak diharuskan untuk kegiatan anjak piutang
semacam invoice discounting factoring maupun undiclosed factoring.
6. Syarat pembayaran
Klien diminta untuk menjamin bahwa setiap piutang yang dijual harus
memiliki persyaratan pembayaran yang sama dengan persyaratan penjualan
yang disetujui oleh perusahaan factoring sebelumnya. Pembayaran oleh
customer (debitor) dilakukan langsung kepada perusahaan factoring dari
waktu ke waktu.
7. Perubahan persyaratan
Klien diwajibkan memberitahukan perusahaan factoring secara tertulis
setiap ada rencana perubahan atas ketentuan-ketentuan dan persyaratan
kredit yang diberikan kepada debitor sepanjang yang berkaitan dengan
piutang atau tagihan yang dijual tersebut.
9. Jaminan Klien
a. Klien harus menjamin bahwa hak perusahaan factoring atas piutang
yang dibelinya tersebut tidak menjadi hapus.
b. Klien tidak diperbolehkan membuat pernyataan lunas atas suatu
piutang yang telah dijual tanpa persetujuan tertulis dari perusahaan
factoring.
c. Klien harus selalu memenuhi kesepakatan atau ketentuan-ketentuan
perjanjian dengan debitor yang berkaitan dengan piutang yang dijual
kepada perusahaan factoring.
d. Perusahaan factoring dapat melakukan pemeriksaan dan mengopi
dokumen yang ada di kantor klien yang berkaitan dengan tagihan-
tagihan dimaksud.
e. Klien harus menyerahkan laporan keuangan tahunan atau pertengahan
tahun buku kepada perusahaan factoring.
LA TIHA N
Gambar 6.15
Mekanisme Pembiayaan Anjak Piutang
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 4
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
2) Jenis perjanjian anjak piutang yang memuat ketentuan bahwa risiko tidak
tertagihnya piutang dialihkan pada perusahaan anjak piutang adalah ....
A. without recourse factoring
B. bulk factoring
C. recourse factoring
D. maturity factoring
4) Biaya yang timbul dari penggunaan fasilitas anjak piutang dapat berupa ....
A. biaya bunga
B. biaya transaksi
C. discount charge
D. additional charge
6.76 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
B. Uraian
Jawablah pertanyaan berikut ini!
Tes Formatif 1
A. Pilihan Ganda
1) B. Pihak-pihak yang terkait secara langsung dalam perjanjian leasing
adalah lessor (perusahaan leasing), lessee (penyewa), dan supplier
(pemasok barang modal yang disewa).
2) C. Salah satu ciri dari transaksi leasing adalah lessee mengembalikan
barang modal kepada lessor pada akhir masa periode yang ditetapkan
terlebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomis
barang modal tersebut.
3) A. Dalam teknik pembiayaan finance lease, perusahaan leasing adalah
pihak yang melakukan pembiayaan barang modal dan lessee akan
memilih barang modal yang dibutuhkan, melakukan pemesanan,
pemeriksaan, dan pemeliharaan barang modal atas nama perusahaan
leasing.
4) B. Master lease adalah kontrak leasing yang memungkinkan lessee
menambah barang atau peralatan untuk disewa (sampai dengan
maksimum jumlah dan dengan periode tertentu) dengan persyaratan
yang sama seperti yang termuat dalam kontrak sebelumnya tanpa perlu
negosiasi dan perjanjian kontrak leasing baru.
5) C. Jumlah pembayaran leasing yang harus dibayar lessee di setiap periode
ditentukan oleh nilai barang modal, simpanan jaminan, nilai sisa,
jangka waktu, dan tingkat bunga.
B. Uraian
6) Dalam finance lease, jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa
leasing pertama ditambah dengan sisa barang modal harus dapat menutup
harga perolehan barang modal dan keuntungan bagi lessor, sedangkan
dalam operating lease jumlah pembayaran berkala (angsuran) yang
dilakukan lessee tidak mencakup (menutupi) jumlah biaya yang dikeluarkan
lessor untuk memperoleh barang modal ditambah biaya bunganya.
7) Upgrade lease adalah kontrak leasing yang memungkinkan lessee meminta
tambahan barang leasing guna meningkatkan kapasitas atau efisiensi
kinerja lessee.
6.78 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Tes Formatif 2
A. Pilihan Ganda
1) D. Jangka waktu penyertaan modal ventura bersifat sementara, yaitu
antara 3 – 10 tahun.
2) A. Pembiayaan bagi hasil diterapkan apabila perusahaan yang akan
dibiayai belum berbadan hukum PT atau ada ketentuan-ketentuan lain
yang belum bisa terpenuhi. Bentuk pembiayaan ditekankan pada aspek
bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh.
3) A. Bentuk pembiayaan semi equity financing adalah bentuk pembiayaan
dimana perusahaan modal ventura memberikan penyertaan modal
dalam bentuk obligasi konversi. Dalam Pendapatan perusahaan modal
ventura berasal dari pendapatan kupon/bunga obligasi.
4) B. Perusahaan modal ventura dapat melakukan divestasi yaitu penarikan
kembali penyertaan modal yang telah dilakukan.
5) C. Kesepakatan antara perusahaan modal ventura dan perusahaan
pasangan usaha dituangkan dalam perjanjian resmi secara tertulis dan
berisikan: jumlah pembiayaan, cara penarikan bantuan dana, jadwal
penggunaan bantuan dana, jangka waktu bantuan dana, bentuk balas
jasa finansial, cara, jumlah, dan waktu pembayaran balas jasa finansial,
cara divestasi, syarat divestasi yang dipercepat, perubahan atau
perpindahan kepemilikan.
B. Uraian
6) Pembiayaan modal ventura adalah pembiayaan yang berisiko tinggi karena
modal ventura dilakukan dengan cara melakukan penyertaan modal secara
langsung ke dalam perusahaan yang dibiayai. Keterlibatan ini bukan hanya
dalam bentuk pemberian modal, tetapi juga dalam bentuk pengelolaan
perusahaan. Jadi, secara langsung, perusahaan modal ventura akan terlibat
EKSI4205/MODUL 6 6.79
secara aktif pada perusahaan yang dibiayai. Risiko tinggi juga disebabkan
oleh ketidakpastian keberhasilan usaha di masa yang akan datang.
7) Mekanisme two tier approach memungkinkan sebuah perusahaan pasangan
usaha untuk menerima bantuan pembiayaan dan bantuan manajemen dari
perusahaan modal ventura yang berbeda. Pihak-pihak yang terkait meliputi
tiga pihak, yaitu: a) perusahaan modal ventura yang memberikan bantuan
pembiayaan; b) perusahaan modal ventura yang memberikan bantuan
manajemen; dan c) perusahaan pasangan usaha.
8) Ketidakpopuleran jenis pembiayaan modal ventura kemungkinan
disebabkan oleh karakteristik pembiayaan ini yang mengharuskan
perusahaan pemberi bantuan untuk terlibat secara aktif pada perusahaan
yang dibantu. Selain itu, terdapat faktor ketidakpastian bahwa perusahaan
yang dibantu akan sukses di masa mendatang. Oleh karena itu, pembiayaan
modal ventura termasuk pembiayaan yang memiliki risiko tinggi.
Tes Formatif 3
A. Pilihan Ganda
1) D. Bank Indonesia mengkategorikan kartu plastik berdasarkan fungsi
penggunaan kartu yang umum di masyarakat, yaitu: a) kartu kredit, b)
kartu ATM, c) kartu ATM yang juga berfungsi sebagai kartu debit.
2) C. Konsep dasar dari penggunaan kartu plastik adalah tidak perlu
membawa uang tunai.
3) A. Charge card merupakan kartu yang dapat digunakan sebagai alat
transaksi jual beli barang atau jasa yang pelunasan pembayarannya
harus dilakukan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya
dengan atau tanpa biaya tambahan.
4) C. Surat pernyataan tagihan kartu kredit pada umumnya akan memuat hal-
hal:nomor kartu, tanggal tagihan, tanggal jatuh tempo, jumlah
pembayaran minimum, jumlah tagihan, batas kredit, batas penarikan
uang tunai, dan jumlah tagihan bulan lalu yang belum dibayar.
5) C. Konsep dasar kartu kredit adalah penundaan pembayaran (kredit)
dalam transaksi pembelian barang atau jasa.
B. Uraian
6) Perusahaan pembiayaan tidak memfokuskan bisnisnya pada usaha kredit
kemungkinan disebabkan oleh tingkat risiko bisnis kartu kredit yang lebih
tinggi dibandingkan pembiayaan konsumen.
6.80 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Tes Formatif 4
A. Pilihan Ganda
1) D. Pihak yang terkait dalam mekanisme anjak piutang adalah perusahaan
anjak piutang, perusahaan klien dan nasabah.
2) C. Dalam perjanjian without recourse factoring, seluruh risiko ditanggung
oleh perusahaan anjak piutang atas seluruh piutang yang telah
dialihkan, termasuk di antaranya piutang yang tidak tertagih.
3) A. Beberapa manfaat anjak piutang bagi klien antara lain adalah: a)
membantu administrasi penjualan dan penagihan, b) membantu beban
risiko, c) memperbaiki sistem penagihan, d) membantu memperlancar
modal kerja, e) meningkatkan kepercayaan, f) kesempatan
mengembangkan usaha.
4) C. Discount charge adalah biaya yang berkaitan dengan pembayaran di
muka yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang kepada klien.
5) B. Maturity factoring adalah pengalihan piutang yang pembayarannya
dilakukan oleh perusahaan anjak piutang pada saat piutang tersebut
jatuh tempo.
B. Uraian
6) Manfaat yang diperoleh apabila perusahaan/klien melakukan anjak piutang
adalah sebagai berikut: a) membantu administrasi penjualan dan penagihan,
b) mengurangi risiko, c) memperbaiki sistem penagihan, d) meningkatkan
jumlah modal kerja, e) meningkatkan kepercayaan.
EKSI4205/MODUL 6 6.81
7)
Daftar Pustaka
Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Partina, Ana dan Rahmawati, Alni. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Non
Bank. Jakarta: Universitas Terbuka.
PE NDA HULUA N
P ara mahasiswa, tibalah kita pada Modul 7. Dalam Modul 7 ini, kita akan
bersama-sama mempelajari 3 kegiatan belajar yang meliputi pembahasan
tentang:
1. asuransi,
2. dana pensiun, dan
3. pegadaian.
Kegiatan Belajar 1
Asuransi
P ara mahasiswa yang berbahagia, mari kita mulai dengan kegiatan belajar
pertama yang membahas tentang asuransi. Semakin kompleksnya
perekonomian memunculkan berbagai macam risiko yang perlu di tanggulangi.
Seperti diuraikan dalam Modul 1, salah satu fungsi sistem dan lembaga
keuangan adalah untuk membagi risiko. Asuransi merupakan salah satu lembaga
keuangan bukan bank yang beroperasi untuk memberikan perlindungan risiko,
baik risiko jiwa, risiko kesehatan, risiko usaha. maupun risiko yang lain.
A. PENGERTIAN
Tabel 7.1
Perkembangan Industri Asuransi di Indonesia
Asuransi tidak dapat terlepas dari dua faktor utama, yaitu risiko dan
ketidakpastian. Risiko dapat diartikan sebagai adanya ketidakpastian.
Ketidakpastian adalah kemungkinan terjadinya kerugian. Ketidakpastian dapat
dibedakan menjadi:
1. ketidakpastian ekonomis, yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh
kebijakan ekonomi pemerintah ataupun kondisi ekonomi global;
2. ketidakpastian kondisi alam, yaitu ketidakpastian karena perubahan kondisi
alam;
3. ketidakpastian manusiawi, yaitu ketidakpastian yang ditimbulkan oleh ulah
manusia, seperti perang, huru-hara, pencurian, pembunuhan.
3. Indemnity
Indemnity artinya mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah
terjadinya kerugian seperti pada posisi sebelum terjadi kerugian. Prinsip ini
merupakan prinsip ganti rugi oleh penanggung kepada pihak tertanggung.
4. Proximate cause
Proximate cause adalah suatu sebab aktif yang mengakibatkan peristiwa
berantai tanpa intervensi kekuatan lain. Jika terjadi rentetan kejadian dalam
suatu peristiwa, maka perlu diidentifikasi apakah kejadian tersebut murni
merupakan akibat rentetan peristiwa yang terjadi atau ada intervensi dari
pihak lain. Misal, sebuah rumah terbakar sebagai akibat dari gempa bumi.
Proximate cause dari peristiwa itu adalah gempa bumi, jadi bila asuransi
rumah tersebut tidak menanggung kerugian akibat gempa bumi, pemilik
rumah tidak akan mendapat asuransi.
timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Perusahaan asuransi kerugian adalah
perusahaan yang hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang usaha
asuransi kerugian termasuk reasuransi. Asuransi kerugian juga sering
disebut dengan general insurance yang terdiri atas asuransi kebakaran,
pengangkutan laut dan udara, kendaraan bermotor, kompensasi bagi
pegawai, profesi, jaminan, dan sebagainya.
2) Whole Life
Jenis ini memberikan proteksi pada individu selama masa
hidupnya.
3) Endowment Life
Merupakan kombinasi dari asuransi jiwa murni dan tabungan.
Pemegang polis akan mendapatkan nilai nominal yang tercantum
dalam kontrak asuransinya (face value) jika masih hidup pada
jangka waktu pertanggungan (endowment date).
4) Variable Life
Pemegang polis asuransi jiwa jenis ini turut berinvestasi pada
reksa dana (mutual funds) seperti saham, obligasi, dan instrumen
pasar uang lainnya. Nilai nominal asuransi pemegang polis ini bisa
naik atau turun tergantung pada Nilai Aktiva Bersih (net value
asset) dari reksa dana yang dipilih.
EKSI4205/MODUL 7 7.9
b. Group Life
Merupakan jenis pertanggungan renteng dalam satu polis. Contohnya
adalah asuransi bagi karyawan perusahaan.
c. Industrial Life
Asuransi jiwa dengan lingkup yang sempit, misalnya mingguan.
d. Credit Life
Jenis asuransi ini dimaksudkan untuk melindungi pemberi hutang
terhadap kemungkinan peminjam tidak dapat membayar hutangnya
(bunga plus prinsipalnya)
3. Usaha Reasuransi
Usaha ini memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko
yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan
Asuransi Jiwa. Ketika menjalankan usahanya, terdapat kemungkinan
perusahaan asuransi menanggung risiko yang lebih besar daripada
kemampuan finansialnya. Oleh karena itu, perusahaan dapat membagi atau
menyebarkan risiko kepada pihak lain.
Usaha asuransi dan usaha penunjang usaha asuransi hanya dapat dilakukan
oleh perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi hanya dapat dilakukan oleh
badan hukum yang berbentuk: a) Perusahaan Perseroan (PERSERO); b)
Koperasi; dan c) Usaha Bersama (Mutual), sedangkan usaha konsultan akturia
dan usaha agen asuransi dapat dilakukan oleh perusahaan perorangan.
Perusahaan asuransi hanya dapat didirikan oleh:
1. warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia yang sepenuhnya
dimiliki warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia;
2. perusahaan asuransi yang pemiliknya warga negara Indonesia dan atau
badan hukum Indonesia dengan perusahaan perasuransian yang tunduk
pada hukum asing.
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak
yang terikat dalam perjanjian asuransi. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai
berikut.
1. Nomor polis.
2. Nama dan alamat pemegang asuransi (tertanggung).
3. Uraian risiko.
4. Jumlah pertanggungan.
5. Jangka waktu pertanggungan.
6. Besar premi, bea materai.
7. Risiko-risiko yang dijaminkan.
8. Polis pertanggungan kendaraan bermotor juga memuat nomor rangka
kendaraan dan nomor mesin kendaraan.
LA TIHA N
3) Pemegang polis asuransi jiwa jenis ini turut berinvestasi pada reksa dana
(mutual funds) seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Oleh karenanya, nilai nominal asuransi pemegang polis ini bisa naik atau
turun tergantung pada Nilai Aktiva Bersih (net value asset) dari reksa dana
yang dipilih.
4) Perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan yang hanya dapat
menyelenggarakan usaha dalam bidang usaha asuransi kerugian termasuk
reasuransi. Asuransi kerugian juga sering disebut dengan general insurance
yang terdiri atas asuransi kebakaran, pengangkutan laut dan udara,
kendaraan bermotor, kompensasi bagi pegawai, profesi, jaminan, dan
sebagainya.
5) Insurable interest adalah hak mempertanggungkan risiko yang terkait
dengan keuangan yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan
sesuatu yang dipertanggungkan (dapat berupa harta, benda, atau kejadian
yang menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum).
RA NG K UMA N
Asuransi tidak dapat terlepas dari dua faktor utama, yaitu risiko dan
ketidakpastian. Pada dasarnya, tujuan seseorang mengikuti asuransi adalah
untuk mentransfer risiko, yaitu memindahkan risiko yang mungkin timbul
pada pihak lain.
Manfaat asuransi bagi masyarakat adalah memberikan rasa aman
karena mengetahui bahwa akan ada yang menanggung pembiayaan bila
7.14 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
TE S F O RMA TIF 1
2) Pada dasarnya, usaha asuransi merupakan salah satu dari 5 cara menangani
risiko, yaitu ....
A. mengurangi risiko
B. membagi risiko
C. mentransfer risiko
D. menahan risiko
3) Jenis asuransi jiwa (life insurance) yang nilai nominalnya bisa naik atau
turun tergantung pada nilai aktiva bersih dari reksa dana yang diikuti
adalah ....
A. variable life
B. endowment life
C. universal life
D. industrial life
EKSI4205/MODUL 7 7.15
4) Ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006, rumah Bapak A
terbakar karena tiang listrik di depan rumah Bapak A jatuh dan
menimbulkan percikan api. Walaupun Bapak A mengasuransikan
rumahnya, perusahaan asuransi tidak mau membayar kerugian yang diderita
Bapak A karena gempa bumi tidak termasuk risiko yang ditanggung oleh
perusahaan asuransi. Dalam hal ini, perusahaan asuransi menerapkan
prinsip dasar asuransi, yaitu ....
A. indemnity
B. proximate cause
C. subrogation
D. insurable interest
6) Berikut ini merupakan hal-hal yang biasanya tercantum dalam suatu polis
asuransi, kecuali ....
A. uraian risiko
B. jenis asuransi lain yang diikuti pemegang polis
C. jumlah pertanggungan
D. jangka waktu pertanggungan
7) Jenis asuransi jiwa yang merupakan gabungan dari asuransi jiwa dan
tabungan adalah ....
A. variable life
B. term life
C. endowment life
D. whole life
7.16 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
10) Berikut merupakan ciri-ciri risiko yang dapat ditanggung oleh perusahaan
asuransi, kecuali ....
A. bersifat murni
B. kerugian yang muncul bukan hal yang telah direncanakan sebelumnya
tetapi merupakan kebetulan
C. kerugian yang muncul diakibatkan oleh kelalaian pemegang polis
asuransi
D. pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest
Kegiatan Belajar 2
Dana Pensiun
Tabel 7.2
Perkembangan Dana Pensiun di Indonesia
Dari Tabel 7.2 tersebut, walaupun jumlah unit dana pensiun cenderung
menurun, total aset dan total investasinya cenderung meningkat, menandakan
bahwa makin banyak masyarakat Indonesia yang menyimpan uangnya untuk
kebutuhan di masa mendatang. Sumbangan aset Dana Pensiun pada Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah sebesar 2,02 persen, lebih besar bila
dibandingkan dengan sumbangan aset Bank Perkreditan Rakyat pada tahun yang
sama.
7.20 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
2. Loyalitas
Perusahaan menyelenggarakan dana pensiun dengan harapan memperoleh
loyalitas dan dedikasi yang tinggi dari karyawannya. Dengan adanya dana
pensiun, karyawan merasa dihargai dan merasa aman untuk masa depannya.
Dari sisi karyawan peserta dana pensiun, tujuan untuk mengikuti dana
pensiun adalah sebagai berikut.
1. Memiliki rasa aman
Peserta dana pensiun memiliki rasa aman karena mengetahui bahwa di
masa depan saat mereka memasuki masa pensiun, mereka masih memiliki
penghasilan. Rasa aman ini dapat menimbulkan loyalitas dan komitmen
yang tinggi pada perusahaan tempat mereka bekerja.
Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992, asas, fungsi, dan norma dana pensiun
adalah sebagai berikut.
EKSI4205/MODUL 7 7.21
1. Asas
Asas merupakan arah untuk mencapai tujuan. Asas yang dianut pemerintah
dalam penyelenggaraan dana pensiun adalah:
a. Penyelenggaraan dilakukan dengan sistem pendanaan
Penyelenggaraan dana pensiun dilakukan dengan cara pengumpulan dana
secara berkala sehingga dana yang terkumpul akan cukup untuk memenuhi
pembayaran yang menjadi hak peserta. Pengumpulan dana dilakukan dalam
bentuk iuran yang biasanya berasal dari pemotongan persentase tertentu
dari gaji peserta.
d. Penundaan manfaat
Pembayaran dana pensiun hanya dapat dilakukan setelah peserta memasuki
masa pensiun. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penghimpunan
dana dalam penyelenggaraan program ini dimaksudkan untuk memenuhi
kewajiban pembayaran hak peserta yang telah pensiun.
2. Fungsi
Dana pensiun, terutama bagi para pesertanya, memiliki fungsi antara lain
sebagai berikut.
a. Asuransi
Dana pensiun dapat berfungsi sebagai asuransi apabila peserta meninggal
atau cacat sebelum mencapai usia pensiun. Peserta dapat memperoleh uang
pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun.
b. Tabungan
Iuran dana yang berasal dari para peserta dan iuran yang berasal dari
pemberi kerja/perusahaan merupakan tabungan untuk dan atas nama peserta
sendiri.
c. Pensiun
Seluruh dana yang terkumpul melalui iuran baik karyawan maupun
perusahaan serta hasil pengelolaannya akan diberikan dalam bentuk
manfaat pensiun sejak bulan pertama karyawan tersebut memasuki usia
pensiun sampai seumur hidup karyawan. Bahkan apabila karyawan telah
meninggal, dana akan tetap diberikan kepada pasangan (suami atau istri)
karyawan seumur hidup.
3. Norma
Norma adalah aturan-aturan yang ditentukan dalam pelaksanaan program
dana pensiun. Norma perhitungan manfaat pensiun, uang pertanggungan, dan
nilai tunai serta tata cara pembayarannya ditetapkan sebagai berikut.
a. Manfaat pensiun
Manfaat dana pensiun bagi karyawan dan keluarganya didasarkan atas
kumpulan iuran dalam cadangan wajib dari masa kepesertaan, ditambahkan
dengan bonus yang berasal dari cadangan bonus untuk dan atas nama
peserta.
EKSI4205/MODUL 7 7.23
b. Uang pertanggungan
Uang pertanggungan diberikan kepada keluarga karyawan atau peserta yang
meninggal dunia atau cacat sebelum memasuki usia pensiun. Dihitung
dengan asumsi jumlah iuran yang seharusnya dikumpulkan
karyawan/peserta sampai memasuki usia pensiun dan sejumlah bonus dari
cadangan bonus atas nama peserta. Pembayarannya dapat dilakukan secara
berkala setiap bulan.
c. Nilai tunai
Nilai tunai akan diberikan kepada karyawan yang memutuskan untuk
berhenti bekerja sebelum masa pensiun. Untuk karyawan yang berhenti
sebelum memasuki masa kepesertaan selama 3 tahun, mereka memperoleh
himpunan iuran sendiri ditambah dengan bonus dari cadangan bonus. Bagi
peserta yang berhenti setelah masa kepesertaan lebih dari 3 tahun, maka
perhitungan nilai tunai dihitung atas dasar himpunan iuran sendiri ditambah
dengan iuran dari pemberi kerja/perusahaan serta tambahan bonus.
Pembayaran manfaat pensiun, uang pertanggungan, dan nilai tunai
ditujukan kepada peserta ataupun ahli warisnya ditunjukkan dalam sertifikat
dana pensiun.
4. Pensiun cacat
Seorang karyawan yang mengalami cacat tetap dan dianggap tidak mampu
lagi untuk melaksanakan pekerjaannya berhak untuk memperoleh manfaat
pensiun. Manfaat pensiun akan dihitung dari manfaat yang akan diperoleh
karyawan jika karyawan pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun
ditentukan pada saat yang bersangkutan dinyatakan mengalami cacat tetap
e. Pengalihan kepesertaan
Pengalihan peserta dari satu dana pensiun ke dana pensiun lain yang
merupakan kebijakan dari DPPK dapat dilakukan dengan ketentuan:
1) kedua program dana pensiun adalah sama;
2) harus ada pemberi kerja yang bertanggung jawab atas kewajiban yang
berkaitan dengan masa kerja kelompok karyawan yang dialihkan
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan dana pensiun sebelum
berlakunya pengalihan.
b. Bank Umum
1) Memenuhi tingkat kesehatan bank.
2) Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan dana pensiun.
3) Menyanggupi untuk menyampaikan laporan terakhir tingkat kesehatan
bank, baik secara keseluruhan maupun aspek permodalan, kualitas
aktiva produktif, dan pemenuhan batas minimum pemberian kredit
(BMPK) setiap triwulan.
F. PROGRAM PENSIUN
b. Saving plan
Hampir sama dengan money purchase plan, hanya berbeda dalam hal
iuran. Jumlah iuran yang harus dibayarkan ditentukan oleh karyawan.
Penetapan jumlah iuran dilakukan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor:
1) besarnya nilai manfaat atau imbalan (benefit);
2) usia rata-rata karyawan;
3) skala gaji perusahaan yang bersangkutan;
4) jumlah masa kerja.
2,5% masa kerja maksimal besar rata-rata gaji beberapa tahun terakhir
d. Flat benefit
Dengan formula ini, manfaat pensiun dihitung berdasarkan atas jumlah
uang tertentu untuk setiap tahun masa kerja atau telah memenuhi masa
kerja minimum.
jumlah uang tertentu untuk setiap tahun masa kerja masa kerja
Dengan formula tersebut, jika besar pensiun per bulan untuk setiap
karyawan adalah Rp 30.000.000 untuk setiap tahun masa kerja dengan
ketentuan minimum memiliki masa kerja selama 10 tahun, maka
seorang karyawan yang memiliki masa kerja 30 tahun akan
7.30 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Penentuan jumlah iuran bulanan peserta adalah hal utama yang harus
diperhitungkan dalam penyelenggaraan dana pensiun. Perhitungan iuran peserta
perlu memperhatikan besarnya nilai manfaat yang akan diterima oleh karyawan,
usia rata-rata karyawan, skala gaji perusahaan, dan jumlah masa kerja. Pada
umumnya, berdasarkan pengalaman, beberapa perusahaan menentukan besar
total biaya untuk program dana pensiun sekitar 10 – 15 persen dari total biaya
penggajian.
Semua pengeluaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persentase
tertentu dari iuran. Persentase tersebut dinamakan beban biaya penyelenggaraan
yang akan dikenakan pada setiap peserta program. Terdapat dua cara dalam
pelaksanaan pembiayaan program dana pensiun, yaitu:
1. Pay as you go (current cost method)
Dengan metode ini, pemberi kerja hanya akan membiayai manfaat pensiun
seorang karyawan begitu diperlukan, di luar gaji terakhir. Jadi, apabila
seorang karyawan pada bulan depan akan pensiun maka perusahaan
membayarkan sejumlah manfaat tertentu. Tidak ada pengumpulan dana
terlebih dahulu yang berasal dari sejumlah iuran tertentu. Metode ini kurang
populer dan bahkan di Indonesia tidak diperkenankan untuk menggunakan
metode ini.
2. Funding system
Metode pemupukan dana untuk program dana pensiun dilakukan dengan
mengumpulkan iuran baik oleh peserta maupun pemberi kerja.
Penghimpunan dana dilakukan agar dapat digunakan untuk pembayaran
manfaat pada masa yang akan datang. Metode pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
EKSI4205/MODUL 7 7.31
selanjutnya adalah obligasi sebesar 23,31 persen, deposito sebesar 21,76 persen,
dan saham sebesar 17,38 persen.
LA TIHA N
4) Dana pensiun, terutama bagi para pesertanya, memiliki fungsi antara lain
sebagai berikut.
a) Asuransi
Dana pensiun dapat berfungsi sebagai asuransi apabila peserta
meninggal atau cacat sebelum mencapai usia pensiun. Peserta dapat
memperoleh uang pertanggungan atas beban bersama dari dana
pensiun.
b) Tabungan
Iuran dana yang berasal dari para peserta dan iuran yang berasal dari
pemberi kerja/perusahaan merupakan tabungan untuk dan atas nama
peserta sendiri.
c) Pensiun
Seluruh dana yang terkumpul melalui iuran baik karyawan maupun
perusahaan serta hasil pengelolaannya akan diberikan dalam bentuk
manfaat pensiun sejak bulan pertama karyawan tersebut memasuki usia
pensiun sampai seumur hidup karyawan. Bahkan apabila karyawan
telah meninggal, dana akan tetap diberikan kepada pasangan (suami
atau istri) karyawan seumur hidup.
5) Menurut UU No. 11 Tahun 1992, Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah
dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan. Yang
diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan
perusahaan asuransi jiwa.
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 2
7) Penetapan jumlah iuran dana pensiun yang harus dibayar oleh karyawan
berdasarkan metode saving plan dilakukan dengan mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut, kecuali ....
A. besarnya nilai manfaat
B. usia rata-rata karyawan
C. skala gaji perusahaan yang bersangkutan
D. jumlah anggota keluarga karyawan
9) Usia pensiun adalah usia saat peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan
memanfaatkan dana pensiun. Usia pensiun dapat dibedakan sebagai berikut,
kecuali ....
A. pensiun normal
B. pensiun ditunda
C. pensiun dini dengan tidak memenuhi masa kerja minimum
D. pensiun cacat
7.36 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
10) Apa perbedaan bank umum dan perusahaan dalam penyelenggaraan dana
pensiun dibandingkan dengan perusahaan lainnya?
A. Bank umum dan perusahaan asuransi dapat menyelenggarakan dua
jenis dana pensiun yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
B. Program pensiun yang diselenggarakan oleh kedua lembaga tersebut
adalah program pensiun berdasarkan keuntungan (profit sharing
pension plan) yang menguntungkan pesertanya.
C. Peserta program pensiun dari kedua lembaga tersebut dapat
mengajukan pensiun lebih awal (early retirement).
D. Dana pensiun yang terkumpul di kedua lembaga tersebut ditempatkan
dalam investasi yang memberikan imbal hasil tinggi sehingga
menguntungkan pesertanya.
Kegiatan Belajar 3
Pegadaian
Kata dasar dari pegadaian adalah gadai. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), arti kata gadai adalah:
meminjam uang dalam batas waktu tertentu dengan menyerahkan barang
sebagai tanggungan, jika telah sampai pada waktunya tidak ditebus, barang
itu menjadi hak yang memberi pinjaman
C. KEGIATAN USAHA
Kegiatan operasional Perum Pegadaian yang telah dilakukan saat ini, antara
lain meliputi:
1. Layanan gadai
Menyalurkan uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai.
Gadai merupakan kredit jangka pendek guna memenuhi kebutuhan dana
yang harus dipenuhi saat itu juga. Kredit jangka pendek ini dinamakan
Kredit Cepat Aman (KCA). Untuk dapat memperolehnya, masyarakat
hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan atau barang berharga
lainnya.
2. Layanan syariah
a. Rahn, yaitu jasa gadai berprinsip syariah.
b. Arrum, yaitu pembiayaan mikro kecil berprinsip syariah.
c. Amanah, yaitu pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor bagi
karyawan.
3. Layanan emas
a. Mulia, memfasilitasi kepemilikan emas batangan melalui penjualan
logam mulia oleh pegadaian kepada masyarakat secara tunai atau
angsuran dengan prinsip syariah.
b. Galeri 24, layanan penjualan logam mulia kepada masyarakat secara
tunai dan angsuran dengan proses cepat dan dalam jangka waktu yang
fleksibel.
4. Layanan fidusia
a. Kreasi, yaitu kredit (pinjaman) angsuran bulanan yang diberikan
kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk pengembangan
usaha dengan sistem fidusia. Sistem fidusia berarti agunan untuk
7.40 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
D. BARANG JAMINAN
Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya
adalah barang bergerak antara lain:
1. Barang-barang perhiasan: semua perhiasan yang dibuat dari emas,
perhiasan perak, platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara, batu maupun
tidak.
2. Barang-barang elektronik: TV, kulkas, radio, tape recorder, video.
3. Kendaraan: sepeda, sepeda motor, mobil.
4. Barang-barang rumah tangga: barang-barang pecah-belah.
5. Mesin: mesin jahit dan mesin motor kapal.
6. Tekstil: kain batik, permadani.
7. Barang-barang lain yang dianggap bernilai.
E. SUMBER PENDANAAN
Gambar 7.1
Prosedur Memperoleh Pinjaman dari Pegadaian
Keterangan:
a. Calon datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang
akan dijaminkan dengan menunjukkan KTP atau surat kuasa apabila
pemilik barang tidak bisa datang sendiri.
b. Barang jaminan diteliti kualitasnya untuk menaksir dan menetapkan
harganya. Berdasarkan taksiran ditetapkan jumlah uang pinjaman.
c. Pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir, tanpa adanya potongan
biaya apa pun kecuali potongan premi asuransi.
Uang pinjaman dari pegadaian dapat dilunasi kapan saja tanpa harus
menunggu selesainya jangka waktu. Prosedur pelunasan peminjaman dapat
dilihat pada gambar berikut.
EKSI4205/MODUL 7 7.43
Gambar 7.2
Prosedur Pelunasan Pinjaman pada Pegadaian
Keterangan:
a. Nasabah membayar kembali uang pinjaman dan sewa modal (bunga)
langsung kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai.
b. Barang dikeluarkan dari gudang oleh petugas penyimpan barang jaminan.
c. Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah.
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 3
8) Tarif biaya penaksiran yang berlaku sejak tahun 1993 di Perum Pegadaian
adalah sebesar ....
A. 0,1 persen dari taksiran harga barang
B. 0,25 persen dari taksiran harga barang
C. 0.5 persen dari taksiran harga barang
D. 1 persen dari taksiran harga barang
EKSI4205/MODUL 7 7.47
10) Berikut contoh jenis barang yang dapat diterima sebagai agunan, kecuali ....
A. telepon seluler
B. rumah
C. sepeda
D. mesin jahit
Tes Formatif 1
1) B. Asuransi kerugian adalah bentuk dari usaha asuransi, bukan usaha
penunjang asuransi.
2) C. Mentransfer risiko adalah memindahkan risiko yang mungkin timbul
pada pihak lain. Asuransi pada dasarnya bekerja dengan konsep
tersebut.
3) A. Pemegang polis asuransi jiwa jenis ini turut berinvestasi pada reksa
dana (mutual funds) seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang
lainnya, sehingganilai nominal asuransinya bisa naik atau turun
tergantung pada Nilai Aktiva Bersih (net value asset) dari reksa dana
yang dipilih.
4) B. Proximate cause adalah suatu sebab aktif yang mengakibatkan
peristiwa berantai tanpa intervensi kekuatan lain. Jika terjadi rentetan
kejadian dalam suatu peristiwa, maka perlu diidentifikasi apakah
kejadian tersebut murni merupakan akibat rentetan peristiwa yang
terjadi atau ada intervensi dari pihak lain.
5) C. Subrogation adalah hak perusahaan asuransi untuk menuntut pihak lain
yang mengakibatkan terjadinya kerugian pada pemegang asuransi.
6) B. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut.
a) Nomor polis.
b) Nama dan alamat pemegang asuransi (tertanggung).
c) Uraian risiko.
d) Jumlah pertanggungan.
e) Jangka waktu pertanggungan.
f) Besar premi, bea materai.
g) Risiko-risiko yang dijaminkan.
h) Polis pertanggungan kendaraan bermotor juga memuat nomor
rangka kendaraan dan nomor mesin kendaraan.
7) C. Endowment Life merupakan kombinasi dari asuransi jiwa murni dan
tabungan. Pemegang polis akan mendapatkan nilai nominal yang
tercantum dalam kontrak asuransinya (face value) jika masih hidup
pada jangka waktu pertanggungan (endowment date).
8) D. Asuransi dapat berfungsi sebagai tabungan. Premi yang dibayarkan
setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan.
EKSI4205/MODUL 7 7.49
Tes Formatif 2
1) A. Peserta dana pensiun adalah setiap karyawan yang memenuhi syarat
kepesertaan dalam Dana Pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja
dan telah berusia setidak-tidaknya 18 tahun atau telah kawin, dan telah
memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 1 tahun.
2) C. Dari sisi pemberi kerja, tujuan yang ingin dicapai dalam
penyelenggaraan dana pensiun adalah memenuhi kewajibannya pada
karyawan, membangun loyalitas, dan meningkatkan daya saing
perusahaan dalam kompetisi pasar tenaga kerja. Dari sisi karyawan,
tujuan yang ingin dicapai dengan menjadi peserta dana pensiun adalah
memiliki rasa aman dan memiliki tambahan kompensasi.
3) C. Program pensiun manfaat pasti adalah program pensiun yang
manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.
4) D. Menurut UU No. 11 Tahun 1992, yang diperkenankan mendirikan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah bank umum dan perusahaan
asuransi jiwa.
5) B. Perhitungan iuran peserta perlu memperhatikan besarnya nilai manfaat
yang akan diterima oleh karyawan, usia rata-rata karyawan, skala gaji
perusahaan, dan jumlah masa kerja.
6) A. Menurut UU No. 11 Tahun 1992, program pensiun dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu program pensiun manfaat pasti, program
pensiun iuran pasti, dan program pensiun berdasarkan keuntungan.
7.50 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Tes Formatif 3
1) A. Perum Pegadaian memiliki sumber-sumber dana sebagai berikut:
a) modal sendiri; b) penyertaan modal pemerintah; c) pinjaman jangka
pendek dari Bank Indonesia; d) pinjaman jangka panjang yang berasal
dari KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia); dan e) penerbitan
obligasi.
2) D. Pegadaian menyalurkan uang pinjaman kepada masyarakat
berdasarkan hukum gadai. Pegadaian tidak boleh menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, ataupun giro.
3) B. Prosedur untuk memperoleh uang pinjaman dari Perum Pegadaian bagi
masyarakat yang membutuhkan dana diproses secara sederhana,
mudah, dan cepat.
EKSI4205/MODUL 7 7.51
Daftar Pustaka
Budi Santoso, Totok dan Triandaru, Sigit. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Partina, Ana dan Rahmawati, Alni. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Non
Bank. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
www.pegadaian.co.id
Modul 8
PE NDA HULUA N
P ara mahasiswa, kita sampai pada Modul 8 dengan topik Pasar Uang dan
Pasar Modal. Perbedaan mendasar antara pasar uang dan pasar modal
adalah bahwa pasar uang memperjualbelikan surat-surat berharga jangka
pendek, sementara pasar modal memperjualbelikan surat-surat berharga
jangka panjang. Perbedaan lainnya adalah bahwa di Indonesia, pasar uang
tidak berada di bawah pengawasan khusus oleh suatu lembaga tertentu
sementara pasar modal berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Lebih lanjut, untuk mempermudah dalam mempelajari Pasar Uang dan
Pasar Modal, Modul 8 ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yaitu:
Kegiatan Belajar 1: Pasar Uang, yang terdiri dari Pengertian Pasar Uang,
Fungsi Pasar Uang, Instrumen Pasar Uang, dan Pasar
Valuta Asing.
Kegiatan Belajar 2: Pasar Modal, yang terdiri dari Pengertian Pasar Modal,
Fungsi Pasar Modal, Struktur Pasar Modal, dan
Instrumen Pasar Modal.
Kegiatan Belajar 1
Pasar Uang
PUAB adalah harga yang terbentuk dari kesepakatan pihak yang meminjam
dan meminjamkan dana. Kegiatan di PUAB dilakukan melalui mekanisme
over the counter (OTC) yaitu terciptanya kesepakatan antara peminjam dan
pemilik dana yang dilakukan tidak melalui lantai bursa. Transaksi PUAB
dapat berjangka waktu dari 1 hari kerja (overnight) sampai dengan 1 tahun,
namun pada prakteknya mayoritas transaksi PUAB berjangka waktu kurang
dari 3 bulan.
Sejak 9 Juni 2008, BI menggunakan suku bunga PUAB overnight (o/n)
sebagai sasaran operasional kebijakan moneter. Dalam OPT, BI berusaha
agar pergerakan suku bunga PUAB o/n tidak terlalu melebar dari suku bunga
acuan (BI rate). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti
oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga
kredit perbankan.
Walaupun erat kaitannya dengan BI, instrumen pasar uang di Indonesia
tidak hanya diterbitkan oleh BI. Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
bank-bank umum, dan perusahaan-perusahaan lainnya juga menerbitkan
instrumen pasar uang seperti yang akan dibahas berikut ini.
Tabel 8.1
Instrumen Pasar Uang
b. Investor
1) CP menawarkan tingkat kembalian (return) yang lebih tinggi
dibandingkan instrumen pasar uang lainnya, misalnya Sertifikat
Deposito, Deposito Berjangka, atau T- Bills.
2) CP dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu
jatuh tempo.
3) Tingkat keamanan CP relatif tinggi karena penerbit CP pada
umumnya adalah perusahaan dengan kredibilitas tinggi.
4. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan produk dari bank umum, seperti halnya
deposito dan deposito berjangka. Namun, terdapat perbedaan mendasar
antara sertifikat deposito dengan deposito berjangka, seperti yang terangkum
dalam tabel berikut.
Tabel 8.2
Perbedaan antara Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito
c. Valuta wesel ekspor berjangka yang dapat dibeli meliputi United States
Dollar (USD), Japanese Yen (JPY), Great Britain Pound (GBP), Euro
(EUR), Australian Dollar (AUD), dan/atau Swiss Franc (CHF).
Dengan penetapan JIBOR, pasar uang antar bank yang lebih transparan
dapat tercipta sebab selama ini suku bunga transaksi antar bank tidak
diketahui.
JIBOR ditetapkan berdasarkan tingkat deposito berjangka rata-rata dari
sejumlah bank (bank pemerintah, bank swasta nasional, dan bank asing) yang
dianggap sebagai refleksi tingkat bunga pasar di pasar uang. BI telah
menunjuk sejumlah bank tertentu serta beberapa pialang pasar uang yang
akan menjadi peserta aktif dalam mekanisme penentuan JIBOR.
JIBOR terdiri atas 2 mata uang yakni IDR dan USD, dengan masing-
masing terdiri dari 6 tenor yakni 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan
dan 12 bulan. JIBOR diharapkan dapat menjadi suku bunga acuan yang
kredibel dan digunakan pada banyak transaksi keuangan di Indonesia,
sehingga mendorong pendalaman pasar keuangan domestik karena akan:
a. mendorong pengembangan PUAB terutama untuk transaksi dengan tenor
di atas 1 bulan yang saat ini transaksinya sangat kecil dan tidak memiliki
acuan (benchmark) suku bunga;
b. mendorong pelaku pasar untuk menciptakan instrumen pasar uang lain
yang berbasis suku bunga;
c. menciptakan acuan suku bunga bagi transaksi derivatif dan transaksi
yang berbasis suku bunga mengambang (floating rates);
d. membantu bank dalam menentukan suku bunga pinjaman dan deposito
bagi nasabah;
e. membantu pembentukan acuan untuk pasar obligasi.
8.14 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Agar lebih jelas, contoh transaksi Repo antara satu bank dengan bank
lain adalah sebagai berikut.
a. Bank A pada tanggal 22 Agustus 2011 memiliki SBI dengan nilai
nominal Rp 1 miliar dengan jatuh tempo tersisa 91 hari.
b. Bank A akan meminjam dana sebesar Rp 950 juta untuk memenuhi
kebutuhan likuiditasnya. Pinjaman tersebut untuk jangka waktu 30 hari
dengan tingkat bunga 19 persen.
c. Bank B pada saat yang sama memiliki kelebihan dana yang akan
ditempatkan untuk jangka waktu 30 hari dan bersedia meminjamkan
dana tersebut pada bank A dengan tingkat bunga 19 persen.
EKSI4205/MODUL 8 8.15
2. Penyediaan kredit
Pasar valuta asing menyediakan instrumen-instrumen pembayaran
seperti Banker’s Acceptance dan L/C yang dapat mempermudah
pembayaran dalam transaksi perdagangan internasional.
Transaksi yang dilakukan oleh bank yang berkaitan dengan valuta asing,
misalnya adalah jual beli mata uang asing, transfer ke luar negeri, dan
penerbitan sertifikat deposito dalam valuta asing. Dalam melakukan transaksi
valuta asing ini, bank harus memperhitungkan kurs jual beli. Kurs jual beli
adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari
suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya. Kurs tersebut senantiasa
mengalami perubahan mengikuti mekanisme pasar. Dollar Amerika Serikat
merupakan mata uang yang paling banyak digunakan dalam transaksi di
pasar valuta asing.
Dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia, pasar valuta asing
pun semakin berkembang dan mencakup transaksi yang semakin canggih,
seperti: 1) transaksi spot, 2) transaksi forward, dan 3) transaksi swap.
1. Transaksi Spot
Kontrak spot adalah perjanjian antara penjual dan pembeli pada waktu 0
saat penjual valuta asing menyetujui untuk memberikan valas segera dan
pembeli valas tersebut menyetujui untuk melakukan pembayaran segera (lihat
gambar). Oleh karena itu, ciri khusus dari kontrak spot adalah pertukaran
segera dan secara bersamaan antara uang dan barang yang dibeli.
EKSI4205/MODUL 8 8.17
2. Transaksi Forward
Kontrak forward adalah perjanjian antara penjual dan pembeli pada
waktu 0, namun pertukaran antara uang dengan valas yang dijual dilakukan
di waktu yang akan datang (lihat gambar).
Dalam transaksi forward, kurs ditentukan pada saat kontrak dibuat, tetapi
pembayaran dan penyerahan valuta asing dilakukan pada saat kontrak jatuh
tempo.
Transaksi forward biasanya sering digunakan untuk tujuan hedging dan
spekulasi. Hedging adalah tindakan untuk menghindari kerugian akibat
terjadinya perubahan kurs. Contoh transaksi forward untuk tujuan hedging
adalah sebagai berikut: seorang pengusaha memiliki utang dalam mata uang
Dollar Amerika Serikat yang harus dilunasi 6 bulan yang akan datang.
Pengusaha tersebut melakukan kontrak forward dengan pemberi utang yang
menyatakan bahwa utang akan dibayar 6 bulan yang akan datang dengan kurs
pada saat kontrak dibuat yaitu sebesar Rp 7.800/US$. Pengusaha tersebut
berusaha melakukan hedging karena diperkirakan 6 bulan yang akan datang,
8.18 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
nilai Rupiah akan melemah terhadap Dollar sehingga nilai utangnya dalam
Rupiah bisa naik mengikuti kenaikan Dollar. Oleh karena itu, kontrak
forward biasanya cenderung dilakukan bila diperkirakan nilai Dollar akan
menguat (apresiasi) terhadap Rupiah atau Rupiah melemah terhadap Dollar.
Transaksi forward juga dapat dilakukan untuk spekulasi. Spekulator
dapat mengalami keuntungan atau kerugian dari fluktuasi kurs mata uang
yang ditransaksikan. Kerugian akan dialami, misalnya, bila perubahan kurs
Dollar terhadap Rupiah tidak setinggi yang diperkirakan atau lebih rendah
daripada kurs kontrak forward. Sebaliknya, bila perubahan kurs Dollar jauh
lebih tinggi daripada kurs kontrak forward, tentunya spekulator akan
memperoleh keuntungan.
3. Transaksi Swap
Transaksi swap adalah transaksi/kontrak untuk membeli atau menjual
valuta asing pada tanggal valuta tertentu sekaligus dengan perjanjian untuk
menjual atau membeli kembali pada tanggal valuta berbeda di masa yang
akan datang, dengan harga yang ditentukan pada tanggal kontrak. Kedua
transaksi tersebut dilaksanakan sekaligus dan dengan pihak yang sama.
Transaksi swap dapat dilakukan untuk jangka waktu 1 minggu sampai
dengan 1 tahun.
Contoh transaksi swap buy/sell adalah sebagai berikut: seorang
pengusaha menerima pinjaman dalam mata uang Dollar dan menjual Dollar
nya untuk memperoleh Rupiah pada valuta spot (pada saat menerima
pinjaman), kemudian pengusaha tersebut membeli kembali Dollar dengan
kurs Dollar terhadap Rupiah di masa yang akan datang (pada saat pelunasan
pinjaman dalam Dollar). Ilustrasi mekanisme transaksi swap kontrak 2 bulan
senilai US$ 1 juta adalah sebagai berikut:
EKSI4205/MODUL 8 8.19
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 1
3) Suku bunga yang dijadikan acuan oleh bank sebagai dasar penetapan
suku bunga pinjaman dan deposito bagi nasabah adalah ....
A. JIBOR
B. BI rate
C. suku bunga SBI
D. suku bunga Pasar Uang Antar Bank
Kegiatan Belajar 2
Pasar Modal
Pasar modal pada dasarnya adalah tempat bertemunya pemilik dana dan
pihak yang membutuhkan dana. Pasar Modal menyediakan berbagai
alternatif bagi para investor (pemilik dana) selain alternatif investasi lainnya,
seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan
sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor
8.26 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat,
antara lain:
a. nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham
yang mencapai capital gain;
b. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham
dan bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi;
c. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen
sehingga mengurangi risiko.
Gambar 8.1
Struktur Pasar Modal Indonesia
5000
3704 3822
4000
2745.83 2534.36
3000
1805.52
2000 1355.41
1000.23
679.3
1000 416.32392.03424.94
1162.63
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
IHSG
Gambar 8.2
Perkembangan IHSG di Bursa Efek Indonesia
Proses kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban Anggota
Kliring (AK) yang timbul dari Transaksi Efek yang dilakukannya di Bursa
Efek. Adapun tujuan dari proses kliring tersebut adalah agar masing-masing
8.30 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
AK mengetahui hak dan kewajiban baik berupa efek maupun uang yang
harus diselesaikan pada tanggal penyelesaian Transaksi Bursa.
Sementara, jasa penjaminan adalah jasa untuk memberikan kepastian
dipenuhinya hak dan kewajiban AK yang timbul dari Transaksi Bursa.
Dengan kata lain fungsi penjaminan bertujuan memberi kepastian
terselenggaranya Transaksi Bursa bagi AK yang sudah memenuhi
kewajibannya, kepastian waktu penyelesaian, penurunan frekuensi kegagalan
penyelesaian transaksi, dan pada akhirnya meningkatkan kepercayaan
investor untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia. Dalam fungsi
penjaminan, KPEI bertindak sebagai mitra pengimbang/lawan (counterparty)
bagi seluruh AK yang bertransaksi di Bursa. Hal tersebut dimungkinkan
karena masing-masing AK hanya berhubungan dengan KPEI dalam
penyelesaian Transaksi Bursanya. Dengan demikian risiko dari masing-
masing AK diserap oleh KPEI sehingga tidak menimbulkan gangguan lebih
jauh terhadap pasar. Penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa adalah
kewajiban KPEI untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung
jawab AK yang gagal memenuhi kewajiban yang terkait dengan Transaksi
Bursa yang dilakukannya. KPEI wajib menyelesaikan setiap kegagalan AK
dalam melakukan transaksi Bursa.
KPEI juga menyediakan jasa Pinjam Meminjam Efek (PME) dengan
tujuan untuk membantu AK untuk memenuhi kebutuhan Efek sementara
untuk menghindari terjadinya kegagalan penyelesaian Transaksi Bursa.
5. Perusahaan Efek
Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai
Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.
Penjamin Emisi Efek (underwriter) adalah pihak yang membuat kontrak
dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten
dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
Tugas penjamin emisi antara lain sebagai berikut:
a. Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan,
harga yang wajar untuk efek tersebut, dan jangka waktu efek (obligasi
dan sekuritas kredit).
b. Membantu menyelesaikan tugas administrasi yang berhubungan dengan
pengajuan pernyataan pendaftaran emisi efek, seperti pengisian dokumen
pernyataan pendaftaran emisi efek, penyusunan prospektus, merancang
spesimen efek, dan mendampingi emiten selama proses evaluasi.
c. Mengorganisasikan penyelenggaraan emisi yang antara lain meliputi
pendistribusian efek dan menyiapkan sarana-sarana penunjang.
6. Lembaga Penunjang
Lembaga penunjang pasar modal terdiri atas Badan Administrasi Efek
(BAE), Bank Kustodian, Wali Amanat, dan Pemeringkat Efek.
Biro Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan
emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang
berkaitan dengan efek. Jasa-jasa yang disediakan oleh BAE antara lain adalah
pelaksanaan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen,
pembagian hak opsi, emisi sertifikat, atau laporan tahunan untuk emiten.
Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta
lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek
yang bersifat utang (obligasi). Tugas Wali Amanat antara lain adalah:
a. menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten;
b. melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan
emiten sebagai jaminan;
c. memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten;
d. melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta
bunganya yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya;
e. melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran;
f. mengikuti secara terus-menerus perkembangan perusahaan emiten;
g. membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten;
h. melaksanakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) apabila
diperlukan.
7. Profesi Penunjang
Profesi penunjang pasar modal di Indonesia terdiri atas akuntan, notaris,
perusahaan penilai, dan konsultan hukum.
Transaksi di pasar modal memerlukan jasa akuntan publik untuk: a)
melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan
pendapatnya; b) memeriksa pembukuan apakah sesuai dengan Prinsip
Akuntansi Indonesia dan ketentuan BAPEPAM; dan c) memberi petunjuk
pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik (bila diperlukan).
Jasa notaris pun diperlukan dalam transaksi di pasar modal. Notaris
diperlukan dalam: a) membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS); b) membuat konsep akta perubahan anggaran dasar; dan c)
menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek.
Perusahaan penilai diperlukan bila perusahaan emiten akan melakukan
penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui berapa besarnya nilai wajar aktiva perusahaan sebagai dasar
dalam melakukan emisi melalui pasar modal.
Sementara, tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-aspek hukum
emiten dan memberikan pendapat segi hukum (legal opinion) tentang
keadaan dan keabsahan usaha emiten antara lain sebagai berikut.
a. Anggaran dasar/akta pendirian perusahaan yang meliputi pengesahan
dari instansi yang berwenang, permodalan, kepengurusan, dan hak-hak
serta kewajiban para pemegang saham.
b. Izin usaha yang wajib dimiliki emiten.
c. Bukti kepemilikan/penguasaan atas harta kekayaan emiten.
d. Perikatan-perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan pihak ketiga.
e. Gugatan atau tuntutan dalam perkara perdata atau pidana yang
menyangkut emiten atau pribadi pengurus.
8. Pemodal (Investor)
Investor atau pihak yang memiliki kelebihan dana dan melakukan
investasi di pasar modal. Investor pasar modal dapat berasal dari dalam
negeri atau luar negeri. Di tahun 2011, dari total transaksi saham di BEI,
sebesar 64,93 persen dilakukan oleh investor dalam negeri (domestik),
sementara 35,07 persen dilakukan oleh investor asing. Ketertarikan investor
asing untuk melakukan investasi di Indonesia disebabkan oleh fakta bahwa
BEI dianggap sebagai pasar modal yang menarik dan menguntungkan karena
harganya yang murah dan fundamental ekonomi makro Indonesia yang kuat.
8.34 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
9. Emiten
Emiten adalah pihak (perusahaan) yang melakukan penawaran umum
(go public). Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang
dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
Proses penawaran umum juga sering disebut dengan proses emisi efek.
Untuk dapat melakukan proses emisi efek, berikut adalah langkah-
langkah yang harus ditempuh:
a. perusahaan yang ingin menerbitkan efek menyampaikan pernyataan
maksud kepada BAPEPAM;
b. emiten menghubungi dan menunjuk penjamin emisi (underwriter) serta
lembaga penunjang emisi lainnya;
c. emiten dan underwriter mempersiapkan dokumen pernyataan
pendaftaran emisi efek berikut lampiran dan dokumen emisi lainnya;
d. emiten melalui underwriter menyampaikan pernyataan pendaftaran
emisi efek kepada BAPEPAM;
e. BAPEPAM melakukan penelaahan kesesuaian dokumen emisi dengan
ketentuan yang berlaku;
f. Izin emisi diberikan oleh BAPEPAM bila semua dokumen emisi telah
lengkap dan memenuhi ketentuan;
g. Pengumuman dan pendistribusian prospektus. Prospektus adalah setiap
informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan
agar pihak lain membeli efek. Prospektus memuat informasi yang perlu
diketahui calon investor, yaitu:
1) tujuan penawaran;
2) keterangan tentang perseroan antara lain riwayat perusahaan dan
susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris;
3) masa penawaran;
4) tanggal penjatahan;
5) tanggal pengembalian uang pesanan (refund);
6) tanggal pencatatan di bursa;
7) harga, jumlah, dan jenis saham yang ditawarkan;
8) nama-nama penjamin emisi yang terdiri atas: penjamin utama,
penjamin pelaksana, penjamin peserta;
9) ikhtisar keuangan dan rasio-rasio keuangan perusahaan;
10) kegiatan dan prospek usaha perusahaan;
11) struktur pemodalan perusahaan sebelum dan setelah emisi;
EKSI4205/MODUL 8 8.35
b. Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi
jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali
(redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi
kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
c. Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul
ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana
tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang,
bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat
menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
1. Saham
Saham (stock) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan modal pada
suatu perseroan terbatas. Saham merupakan salah satu instrumen pasar
keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu
pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada
sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih
para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim
atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham dapat dibedakan antara saham biasa dan saham preferen.
Karakteristik kedua jenis saham ini adalah sebagai berikut.
a. Saham biasa
1) dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba;
2) memiliki hak suara (one share one vote);
3) hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut
dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
b. Saham preferen
1) memiliki hak paling dulu memperoleh dividen;
2) tidak memiliki hak suara;
8.40 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per
saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar
Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
EKSI4205/MODUL 8 8.41
b. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak
klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional
kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang
saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini
merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang
pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti
perkembangan perusahaan.
3. Efek Derivatif
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang
bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan
langsung dari Efek “utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif
merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya
terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying
assets.
EKSI4205/MODUL 8 8.43
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 2
9) Berikut ini merupakan instrumen derivatif yang dijual di BEI, kecuali ....
A. Kontrak Opsi Saham
B. LQ45 Futures
C. Sukuk Korporasi
D. Japan Futures
10) Apa yang dimaksud dengan risiko likuiditas dalam reksa dana?
A. Risiko yang timbul ketika investor menjual reksa dana lebih rendah
dari harga beli.
B. Risiko yang dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham,
obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio
reksa dana tersebut.
C. Risiko yang dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang
mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti
rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
D. Risiko yang timbul akibat yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika
sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali
(redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
Tes Formatif 1
1) A. Instrumen T-Bills di Indonesia adalah Surat Perbendaharaan Negara
(SPN). SPN adalah Surat Utang Negara (SUN) berjangka waktu
sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.
SUN adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang
dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia,
sesuai dengan masa berlakunya. Seperti halnya T-Bills di Amerika
Serikat, penjualan SPN juga dilakukan melalui lelang.
2) C. Diskonto artinya selisih antara harga pasar dengan nilai nominal
(face/par value).
3) A. JIBOR diharapkan dapat menjadi suku bunga acuan yang kredibel
dan digunakan pada banyak transaksi keuangan di Indonesia,
sehingga mendorong pendalaman pasar keuangan domestik karena
akan:
a) mendorong pengembangan PUAB terutama untuk transaksi
dengan tenor di atas 1 bulan yang saat ini transaksinya sangat
kecil dan tidak memiliki acuan (benchmark) suku bunga;
b) mendorong pelaku pasar untuk menciptakan instrumen pasar
uang lain yang berbasis suku bunga;
c) menciptakan acuan suku bunga bagi transaksi derivatif dan
transaksi yang berbasis suku bunga mengambang (floating
rates);
d) membantu bank dalam menentukan suku bunga pinjaman dan
deposito bagi nasabah;
e) membantu pembentukan acuan untuk pasar obligasi.
4) B. Perbedaan antara deposito berjangka dengan sertifikat deposito
terangkum dalam tabel berikut.
Tes Formatif 2
1) A. Transaksi di pasar modal melibatkan 3 lembaga Self Regulatory
Organization (SRO), yaitu bursa efek, lembaga kliring dan
penjamin, serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian.
2) C. Penjamin Emisi Efek (underwriter) adalah pihak yang membuat
kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi
kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli
sisa efek yang tidak terjual.
3) B. Reksa Dana Pasar Uang hanya melakukan investasi pada efek
bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan
modal.
4) A. Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang
efek yang bersifat utang (obligasi). Tugas Wali Amanat antara lain
adalah:
a) menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten;
b) melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta
kekayaan emiten sebagai jaminan;
c) memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten;
d) melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok
beserta bunganya yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada
waktunya;
e) melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran;
f) mengikuti secara terus-menerus perkembangan perusahaan
emiten;
g) membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten;
h) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO)
apabila diperlukan.
5) D. Option adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya
kewajiban) untuk membeli atau menjual sebuah aset pada harga
tertentu dalam jangka waktu tertentu.
6) C. Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam
Reksa Dana, antara lain:
a) Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat
melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat
memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan
dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak
EKSI4205/MODUL 8 8.59
Daftar Pustaka
www.bi.go.id
www.bapepam.go.id
www. idx.co.id
www.kpei.co.id
www.ksei.co.id
Modul 9
PE NDA HULUA N
Kegiatan Belajar 1
Ide mengenai bank pembangunan bagi kawasan Asia dan Pasifik pertama
kali dicetuskan oleh Perdana Menteri Solomon Bandaranaike pada tahun 1959.
Ide tersebut kemudian diperbincangkan secara formal dalam pertemuan
Economic Commission for Asia and the Far East (ECAFE) First Ministerial
Conference for Asian Economic Cooperation yang diselenggarakan di Manila
pada Desember 1963. Dalam pertemuan tersebut dibentuk Ad-hoc Working
Group of Experts untuk secara lebih lanjut mempelajari ide mengenai
pembentukan bank regional. Perjanjian pembentukan Asian Development Bank
(ADB) ditandatangani pada tanggal 22 Agustus 1966 oleh 16 negara.
Kantor pusat ADB berkedudukan di Manila, Filipina. ADB merupakan
regional multilateral development bank atau bank pembangunan yang
beroperasi di kawasan tertentu (dalam hal ini adalah kawasan Asia Pasifik) dan
melibatkan banyak negara. ADB memiliki tujuan untuk membebaskan kawasan
Asia Pasifik dari kemiskinan. Tujuan pembangunan ADB adalah
mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berpihak pada rakyat miskin dan
berkelanjutan, mendorong pembangunan sosial, dan memfasilitasi pemerintahan
yang bersih.
Sejak didirikan pada tahun 1966, ADB memiliki inspirasi dan dedikasi
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan Asia dan Pasifik. Lebih
lanjut, ADB memiliki komitmen untuk membantu negara-negara anggotanya
yang tergolong negara sedang berkembang agar dapat berevolusi menjadi
9.4 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
ekonomi yang modern dan berkembang dan terintegrasi dengan baik satu
dengan yang lain dan dengan dunia. Bantuan bagi negara-negara yang sedang
berkembang tersebut diberikan dalam bentuk pinjaman, hibah, dialog kebijakan,
bantuan teknis, dan investasi ekuitas.
Atas dasar cita-cita, tujuan, dan misi dari didirikannya Bank Pembangunan
Asia, maka fungsi utama dari ADB adalah:
1. menyediakan pinjaman dan investasi ekuitas bagi pengembangan ekonomi
dan sosial di negara-negara anggota yang sedang berkembang;
2. menyediakan bantuan teknis bagi persiapan dan eksekusi proyek-proyek
dan program-program pembangunan serta jasa penasihat;
3. mendorong investasi modal publik maupun swasta untuk kepentingan
pembangunan;
4. memenuhi permintaan negara-negara anggota yang sedang berkembang
untuk membantu mereka dalam mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan
dan rencana pembangunan mereka. dengan tujuan untuk lebih
memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki, menyehatkan
perekonomian, dan meningkatkan ekspansi perdagangan luar negeri,
terutama di antara negara-negara Asia sendiri.
C. KEANGGOTAAN ADB
Tabel 9.1
Anggota ADB Regional, Modal yang Ditempatkan, dan Kekuatan Voting yang
Dimiliki (31 Desember 2011)
Tabel 9.2
Anggota ADB Non Regional, Modal yang Ditempatkan, dan Kekuatan Voting
yang Dimiliki (31 Desember 2011)
Keuangan yang dimiliki dan digunakan untuk operasional ADB berasal dari
berbagai sumber. Sumber-sumber Finansial ADB terdiri dari:
1. Modal dan pinjaman pihak luar ADB
Modal saham ADB sebesar US 1,209 juta. Setelah diberikan peningkatan
otorisasi jumlah modal dan berbagai fluktuasi di mata uang dunia, maka
total otorita modal saham ADB pada 31 Desember 1974 adalah US $ 3.366
juta, yang lebih dari US 2,761 juta telah disetorkan. Dari sejumlah modal
yang disetor tersebut, sebagian berbentuk modal dibayar, dan sisanya
digolongkan sebagai modal cadangan (call back capital). Modal cadangan
diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga ADB, dan itu merupakan
salah satu fasilitas ADB dalam kegiatannya mencari pinjaman dari pasar-
pasar modal di seluruh dunia. Modal dibayar sebagian berbentuk mata uang
yang dapat ditukar atau dalam bentuk emas, dan sisanya dalam mata uang
lokal.
ADB dapat meningkatkan sumber dananya dengan cara:
a. Meningkatkan jumlah modal yang dimilikinya. Minimal dua pertiga
suara dari Dewan Komisaris dapat mensahkan peningkatan modal
saham.
b. Melaksanakan pinjaman dari pihak luar ADB dapat memperoleh dana
dengan cara antara lain, menjual surat-surat berharga dengan negara-
negara anggota atau lainnya, dengan persetujuan pemerintah negara
yang bersangkutan.
F. AKTIVITAS-AKTIVITAS ADB
Atas dasar tujuan dan fungsinya, maka ADB memiliki beberapa aktivitas.
Beberapa aktivitas tersebut meliputi:
1. Memberikan Fasilitas Pinjaman
Aktivitas penyaluran dana ADB terbagi dalam 2 kategori utama:
a. pemberian fasilitas pinjaman yang biasa dilaksanakan, dan
b). pemberian fasilitas pinjaman khusus.
Dalam suatu masalah khusus, yang menurut opini ADB suatu proyek dapat
menyebabkan tekanan pada kondisi Neraca Pembayaran suatu negara
tempat proyek tersebut dilaksanakan, ADB dapat memberikan pinjaman
dalam bentuk mata uang lainnya. Dalam kasus demikian ini, jumlah
pembiayaan yang dijamin oleh ADB untuk tujuan ini tidak boleh melebihi
porsi yang wajar dari total pengeluaran lokal yang boleh dilakukan oleh
negara peminjam.
EKSI4205/MODUL 9 9.11
Di tahun 2012, sekitar 80 persen dari pinjaman ADB akan ditujukan pada 5
area operasional utama, yaitu:
a. infrastruktur, termasuk transportasi dan komunikasi, energi,
penyediaan air dan sanitasi, serta urban development;
b. lingkungan;
c. kerja sama regional dan integrasi;
d. pengembangan sektor finansial;
e. pendidikan.
G. PERMOHONAN PINJAMAN
H. EVALUASI PROYEK
Secara umum, dapat dikatakan bahwa ADB dapat memberikan konsultasi dan
bantuan teknis sejauh sesuai dengan tujuan dan fungsinya sebagai bank
pembangunan.
Adapun bantuan teknis diberikan oleh ADB dengan beberapa cara, diantara
cara-cara berikut ini.
1. Jasa-jasa konsultasi.
2. Jasa-jasa tenaga ahli atau konsultan untuk misi-misi tertentu berdasarkan
kontrak, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang sehubungan
dengan pelaksanaan proyek ataupun dalam hal membantu perkembangan
suatu lembaga.
3. Bekerja sama dengan institusi-institusi nasional maupun internasional.
Bantuan teknis yang diberikan ADB ada yang bersifat dapat dibayar
kembali (reimbursable) ada pula yang tidak dapat dibayar kembali (non-
reimbursable), baik sebagian maupun keseluruhan jumlah pinjaman yang
diberikan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan inilah ADB memberikan bantuan
teknis kepada negara-negara anggotanya, lembaga-lembaga atau organisasi-
organisasi pemerintah di negara-negara tersebut. ADB dapat juga memberikan
bantuan kepada institusi-institusi internasional maupun regional bila diperlukan.
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 1
Kegiatan Belajar 2
Islam (OKI), turut berkontribusi pada pemodalan IDB dan mau menerima syarat
dan ketentuan yang mungkin akan diajukan oleh Dewan Gubernur IDB.
Pemegang saham IDB terbesar adalah Saudi Arabia, juga negara-negara
Arab lainnya, seperti yang terlihat dalam gambar berikut:
Gambar 9.1
Pemegang Saham Utama IDB (25 November 2011), Persentase dari Total
Dari Visi dan Misi tersebut, maka tujuan dibentuknya IDB adalah untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial anggota-
anggotanya serta komunitas Islam baik secara individual maupun secara
bersama-sama dengan menerapkan prinsip Syariah (hukum Islam). Tujuan ini
dicapai dengan cara menyediakan bantuan dan hibah untuk membiayai aktivitas
pembangunan di negara anggota atau pembangunan komunitas Islam di negara
bukan anggota. IDB juga memberikan bantuan teknis untuk meningkatkan
kapasitas (capacity building) dan beasiswa untuk meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia. IDB mengelola dana khusus (special funds) dan
memobilisasi sumber daya melalui model yang kompatibel dengan hukum
Islam.
Dari visi, misi, dan tujuan tersebut, maka aktivitas ADB yang didukung
dengan kelima entitas IDB Group adalah hal-hal berikut.
1. Pembiayaan proyek di sektor publik dan swasta.
2. Pengembangan bantuan untuk mengurangi kemiskinan.
3. Bantuan teknis untuk meningkatkan kapasitas.
4. Kerja sama ekonomi antara negara-negara anggota.
5. Pembiayaan perdagangan.
6. Pembiayaan usaha kecil menengah.
7. Mobilisasi sumber daya.
8. Investasi penyertaan modal langsung dalam lembaga keuangan Islam.
9. Perlindungan asuransi dan reasuransi bagi investasi dan kredit ekspor.
10. Program pelatihan dan penelitian dalam bidang ekonomi dan keuangan
Islam.
11. Pembiayaan dan investasi dengan sistem waqf (wakaf).
9.22 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
12. Bantuan khusus dan beasiswa bagi negara anggota dan komunitas muslim
di negara bukan anggota.
13. Bantuan darurat.
14. Jasa pertimbangan bagi entitas publik dan swasta di negara-negara anggota.
D. FUNGSI
Fungsi IDB adalah berpartisipasi dalam modal ekuitas dan pinjaman untuk
proyek-proyek dan perusahaan-perusahaan produktif, di samping menyediakan
bantuan keuangan bagi negara anggota dalam bentuk lain untuk pembangunan
ekonomi dan sosial. IDB juga diharapkan untuk menyediakan dan
mengoperasikan dana khusus bagi tujuan-tujuan tertentu termasuk dana bantuan
bagi komunitas muslim di negara non anggota, di samping juga mengatur dana
perwalian.
IDB memiliki kewenangan untuk menerima simpanan dan mengelola
sumber daya keuangan secara Syariah. IDB juga dikenai kewajiban untuk
membantu promosi perdagangan internasional, terutama perdagangan barang
modal antar negara-negara anggota; menyediakan bantuan teknis bagi negara-
negara anggota; dan memperluas fasilitas pelatihan bagi personel-personel yang
terlibat dalam aktivitas pembangunan di negara-negara muslim untuk
menerapkan sistem Syariah.
Jumlah modal awal yang ditempatkan untuk operasional IDB pada tahun
1975 sebesar ID (Islamic Dinar) 2.000.000.000, dibagi ke dalam 200.000 lembar
saham dengan harga ID10.000 per lembar. Mengingat perkembangan dan
EKSI4205/MODUL 9 9.25
Sejak berdiri pada tahun 1975, IDB telah banyak berperan dalam berbagai
aspek sebagai lembaga pembiayaan pembangunan yang berdasarkan pada
prinsip syariah. Melalui instrumen ini, IDB membiayai berbagai proyek dalam
bidang pertanian, industri, agro-industri, dan sektor infrastruktur. Adapun
bentuk-bentuk pembiayaan IDB terdiri atas:
9.26 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
6. Istisna’a
Adalah model baru yang dilakukan pada tahun 1996 (1416 H). Tujuan
utamanya adalah untuk mempromosikan perdagangan barang-barang modal
diantara negara-negara anggota. Sampai akhir 1419 H, 4 operasi telah
dijalankan dengan nilai ID 38 milyar atau US$ 53 milyar.
LA TIHA N
1) Sistem syariah IDB diterapkan dengan cara tidak mengenakan bunga dan
denda (non interest and non fee for overdue), namun dengan pedoman
mark-up, yaitu ukuran untuk menentukan keuntungan
EKSI4205/MODUL 9 9.29
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 2
C. Iran
D. Turki
7) Salah satu syarat umum keanggotaan IDB adalah calon negara anggota
merupakan anggota dari organisasi internasional ....
A. PBB
B. OKI
C. ADB
D. World Bank
8) Salah satu sumber pendanaan ADB adalah Islamic Bank Portofolio (IBP).
Dalam IBP, IDB bertindak selaku mudharib, yang artinya ....
A. lembaga keuangan syariah
B. penyandang dana
C. pihak yang mempercayakan dananya untuk dikelola oleh pihak lain
D. lembaga yang dipercaya untuk mengelola dana pihak lain
Kegiatan Belajar 3
P ara mahasiswa, kita sampai pada kegiatan belajar III yang akan membahas
tentang Bank Dunia (World Bank). Beberapa dekade terakhir lembaga
Bank Dunia cukup terkenal di berbagai negara, baik negara maju maupun
negara sedang berkembang. Kegiatan belajar ini akan membahas Sejarah
pendirian Bank Dunia, operasional, institusi, dan fokus kerja Bank Dunia dalam
memajukan pembangunan dunia.
Pada awal Perang Dunia II, ahli-ahli keuangan dari gabungan beberapa
Negara menganggap bahwa setelah perang akan diperlukan adanya kebutuhan
atas peraturan-peraturan mengenai kerja sama internasional untuk memecahkan
masalah dalam hal moneter dan permasalahan-permasalahan keuangan lainnya.
Pada bulan Juli tahun 1944, sebanyak 44 negara bertemu di Bretton Woods,
New Hampshire, Amerika Serikat. Pada konferensi ini disepakati terbentuknya
dua Lembaga Keuangan Internasional, yaitu:
1. Dana Moneter Internasional atau IMF (International Monetary Fund);
2. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) yang
kemudian lebih dikenal dengan Bank Dunia.
Organisasi Bank Dunia berbentuk seperti koperasi yang terdiri dari 187
negara. Seluruh negara anggota, atau disebut juga dengan pemegang saham
diwakili oleh Dewan Gubernur yang merupakan pembuat kebijakan utama
dalam Bank Dunia. Umumnya, para gubernur adalah menteri keuangan atau
menteri pembangunan dari negara anggota. Dewan Gubernur bertemu sekali
dalam setahun dalam Pertemuan Tahunan Dewan Gubernur dari Bank Dunia
Group dan IMF.
Para gubernur mendelegasikan tugas-tugas secara spesifik pada 25 Direktur
Eksekutif. Lima pemegang saham terbesar: Perancis, Jerman, Jepang, Inggris,
dan Amerika Serikat menunjuk satu Direktur Eksekutif, sementara negara
anggota lainnya diwakili oleh 20 Direktur Eksekutif terpilih. Presiden Bank
Dunia Group mengepalai pertemuan Dewan Gubernur dan bertanggung jawab
pada keseluruhan manajemen Bank Dunia. Presiden dipilih oleh Dewan
Direktur Eksekutif untuk menjabat selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali.
Direktur Eksekutif memilih Dewan Direktur Bank Dunia. Mereka
umumnya bertemu paling tidak dua kali seminggu untuk mengawasi jalannya
bisnis, termasuk di antaranya persetujuan pinjaman dan jaminan, kebijakan baru,
anggaran administratif, strategi bantuan negara dan keputusan finansial.
EKSI4205/MODUL 9 9.37
5. Dunia Arab
Bank Dunia Group bekerja sama dengan Liga Negara-Negara Arab telah
mendirikan Arab World Initiative (AWI), yaitu kerja sama untuk
mendukung kolaborasi yang efektif dalam hal integrasi ekonomi dan
sharing ilmu pengetahuan di antara negara-negara di wilayah Arab. Kerja
sama tersebut terdiri dari 3 pilar yaitu: Pembangunan Manusia dan
Peningkatan Kualitas Pendidikan, Proyek Infrastruktur, serta
Pengembangan Usaha Mikro Kecil, dan Menengah.
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 3
3) Umumnya, para gubernur dalam Bank Dunia merupakan ... dari negara
anggota.
A. Menteri keuangan.
B. Kepala negara.
C. Presiden.
D. Menteri luar negeri.
7) Calon anggota Bank Dunia harus mendapat persetujuan dari ... sebelum
resmi menjadi anggota.
A. Dewan Direktur Eksekutif.
B. Presiden.
C. Ketua Dewan Direktur Eksekutif.
D. Dewan Gubernur.
Kegiatan Belajar 4
tanggal 1 Maret 1947. Di akhir tahun tersebut, Perancis menjadi negara pertama
yang meminjam dari IMF. Sekarang, IMF beranggotakan 188 negara dari
seluruh dunia. IMF juga seringkali disebut dengan the Fund.
B. AKTIVITAS IMF
3. Peminjaman (lending)
Pembiayaan yang dilakukan oleh IMF diberikan pada negara-negara
anggotanya untuk membantu mereka memperbaiki kondisi neraca
pembayaran. Suatu program kebijakan yang dibiayai oleh IMF akan
dirancang oleh otoritas nasional. Bantuan keuangan seterusnya akan
diberikan bila program yang dijalankan terbukti efektif. Untuk menghadapi
kondisi keuangan global saat ini, instrumen bantuan IMF kemudian
ditingkatkan untuk menyediakan alat pencegahan krisis yang fleksibel bagi
negara-negara anggotanya dengan kerangka kebijakan institusiona,
kebijakan, dan fundamental yang baik. Bagi negara-negara anggota
berpenghasilan rendah, IMF melipatduakan batas pinjaman dan
meningkatkan pinjamannya bagi negara-negara dunia termiskin dengan
pinjaman murah.
EKSI4205/MODUL 9 9.47
E. PINJAMAN IMF
Suatu negara anggota dapat meminta bantuan keuangan IMF bila neraca
pembayarannya sedang atau berpotensi mengalami masalah. Bantuan keuangan
ini memungkinkan negara-negara tersebut untuk membangun kembali cadangan
devisa, menstabilkan mata uang mereka, kembali melakukan impor, dan
mengembalikan kondisi pertumbuhan ekonomi yang kuat sambil menerapkan
kebijakan untuk memperbaiki masalah yang dihadapi. Tidak seperti bank
pembangunan, IMF tidak memberikan pinjaman berdasarkan proyek tertentu.
Setelah IMF menerima permintaan dari negara yang memerlukan bantuan,
pinjaman IMF pada umumnya diberikan berdasarkan suatu “perjanjian” yang
dapat mengatur kebijakan dan tindakan tertentu yang disetujui oleh negara
tersebut untuk dilakukan dalam menyelesaikan masalah neraca pembayaran.
Program ekonomi yang mendasari perjanjian tersebut dirumuskan oleh negara
yang bersangkutan berdasarkan konsultasi dengan IMF dan dipresentasikan
pada Dewan Eksekutif IMF melalui Letter of Intent. Ketika suatu perjanjian
disetujui oleh Dewan Eksekutif, pinjaman diberikan secara bertahap selama
program diimplementasikan.
IMF telah mengembangkan instrumen-instrumen pinjaman yang bervariasi
atau “fasilitas” yang disesuaikan agar dapat mengakomodasi kondisi-kondisi
tertentu mengingat beragamnya kondisi yang dialami negara-negara anggotanya.
Negara-negara berpenghasilan rendah dapat memperoleh pinjaman murah
(pinjaman konsensional) melalui Extended Credit Facility (ECF), the Standby
Credit Facility (SCF), dan the Rapid Credit Facility (RCF). Pinjaman murah ini
memiliki bunga nol persen hingga tahun 2013 (tahun 2012 untuk pinjaman
SCF). IMF juga menyediakan bantuan darurat melalui Rapid Financing
Instrument (RFI) bagi seluruh anggota yang memerlukan bantuan neraca
pembayaran segera. Pinjaman yang bukan merupakan pinjaman murah dikenai
bunga yang disebut dengan tarif biaya (rate of charge) dan pinjaman dalam
jumlah besar (di atas limit tertentu) dikenai biaya tambahan. Tarif biaya
ditetapkan berdasarkan suku bunga SDR yang ditinjau setiap minggu
disesuaikan dengan perubahan suku bunga jangka pendek pada pasar uang
internasional utama. Jumlah maksimum yang dapat dipinjam oleh negara-negara
9.50 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
anggota (disebut dengan limit akses) bervariasi tergantung pada jenis pinjaman,
namun pada umumnya beberapa kali dari kuota IMF negara yang bersangkutan.
institusi. Gubernur-gubernur IMF dan Bank Dunia juga bertemu sebagai bagian
dari Komite Pembangunan yang pertemuannya bersamaan dengan pertemuan
musim semi dan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia. Komite ini didirikan
pada tahun 1974 untuk memberikan pertimbangan dan saran bagi kedua institusi
mengenai isu pembangunan yang penting dan mengenai sumber-sumber
keuangan yang diperlukan untuk mendorong pembangunan ekonomi negara-
negara berpenghasilan rendah.
LA TIHA N
RA NG K UMA N
TE S F O RMA TIF 4
4) Berapa besar bunga yang dikenakan pada pinjaman IMF yang bukan
merupakan pinjaman murah?
A. Seperempat dari kuota yang harus disetor.
B. Sama dengan bunga SDR.
C. Sama dengan bunga pasar uang Amerika Serikat.
D. Tidak dikenai bunga hingga tahun 2012.
5) Berikut ini merupakan perbedaan antara IMF dan Bank Dunia, kecuali ....
A. bantuan yang diberikan Bank Dunia pada umumnya merupakan
bantuan jangka panjang, sementara pinjaman IMF merupakan
pinjaman jangka pendek dan jangka menengah
9.54 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
7) Dalam struktur organisasi IMF, tugas sehari-hari IMF dijalankan oleh ....
A. Direktur Utama
B. Dewan Gubernur
C. Dewan Eksekutif
D. The Development Committee
10) Salah satu skema pinjaman IMF bagi negara-negara berpenghasilan rendah
adalah ....
A. Rapid Credit Facility (RCF)
B. Rapid Financing Instrument (RFI)
C. Separate Contribution-Based Trust Funds
D. Special Drawing Rights
EKSI4205/MODUL 9 9.55
Tes Formatif 1
1) B. ADB memiliki tujuan untuk membebaskan kawasan Asia Pasifik dari
kemiskinan. Tujuan pembangunan ADB adalah mempromosikan
pertumbuhan ekonomi yang berpihak pada rakyat miskin dan
berkelanjutan, mendorong pembangunan sosial, dan memfasilitasi
pemerintahan yang bersih.
2) C. Keterlibatan secara penuh dalam proyek yang didanai
3) A. Kantor pusat ADB berkedudukan di Manila, Filipina
4) B. Kesehatan
5) C. Negara-negara pembentuk ADB tidak ingin lagi menerima bantuan
dari Barat.
6) A. Dewan Eksekutif
Dalam struktur organisasinya, ADB terdiri atas Dewan Gubernur,
Dewan Direksi, Presiden, Wakil Presiden, para pegawai tinggi, dan
para pegawai staf.
7) D. Keanggotaan ADB terbuka bagi anggota dan anggota asosiasi United
Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific
(UNESCAP) atau dahulu dikenal sebagai ECAFE juga negara-negara
di wilayah Asia dan negara-negara berkembang di luar
wilayah Asia yang telah menjadi anggota PBB atau anggota dari
badan-badan PBB.
8) B. Presiden dipilih oleh Dewan Gubernur untuk jangka waktu tugas
selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali.
9) C. Jepang
10) D. ADB merupakan regional multilateral development bank atau bank
pembangunan yang beroperasi di kawasan tertentu (dalam hal ini
adalah kawasan Asia Pasifik) dan melibatkan banyak negara.
Tes Formatif 2
1) B. Syarat umum keanggotaan IDB adalah calon negara anggota
merupakan anggota dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI), turut
berkontribusi pada pemodalan IDB dan mau menerima syarat dan
ketentuan yang mungkin akan diajukan oleh Dewan Gubernur IDB
EKSI4205/MODUL 9 9.57
Tes Formatif 3
1) B. Bank Dunia bukanlah bank seperti pada umumnya melainkan sebuah
agen pembangunan khusus dari PBB.
2) C. Lima pemegang saham terbesar: Perancis, Jerman, Jepang, Inggris, dan
Amerika Serikat.
3) A. Umumnya, para gubernur adalah menteri keuangan atau menteri
pembangunan dari negara anggota.
4) B. IFC berdiri pada tahun 1956 merupakan bagian dari Bank Dunia yang
bertujuan untuk mendorong investasi/pertumbuhan sektor swasta yang
sustainable di negara-negara berkembang sebagai salah satu cara untuk
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5) C. Presiden dipilih oleh Dewan Direktur Eksekutif untuk menjabat selama
5 tahun dan dapat dipilih kembali.
6) A. ICSID membantu untuk melakukan proses konsiliasi dan arbitrasi
dalam hal terjadi perselisihan investasi yang bersifat internasional.
7) D. Dewan Gubernur memiliki kekuasaan mengakui anggota-anggota baru
Bank Dunia dan untuk menentukan syarat-syarat keanggotaan
berdasarkan persyaratan-persyaratan.
8) B. Pada awal Perang Dunia II, ahli-ahli keuangan dari gabungan beberapa
Negaramenganggap bahwa setelah perang akan diperlukan adanya
kebutuhan atas peraturan-peraturan mengenai kerja sama internasional
untuk memecahkan masalah dalam hal moneter dan permasalahan-
permasalahan keuangan lainnya. Pada bulan Juli tahun 1944, sebanyak
44 negara bertemu di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika
Serikat. Pada konferensi ini disepakati terbentuknya dua Lembaga
Keuangan Internasional, yaitu:
a) Dana Moneter Internasional atau IMF (International Monetary
Fund);
b) IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
yang kemudian lebih dikenal dengan Bank Dunia.
9) C. Kantor pusat Bank Dunia berada di Washington DC, Amerika Serikat.
10) A. Bank Dunia lebih fokus pada menyediakan pinjaman kepada negara
sedang berkembang untuk program pembangunan khususnya
penyediaan modal. Sementara IMF lebih fokus untuk menyediakan
penjaman bagi negara-negara yang mengalami kesulitan, antara lain
kesulitan neraca pembayaran.
EKSI4205/MODUL 9 9.59
Tes Formatif 4
1) B. Mencegah terulangnya peristiwa Depresi Besar
2) A. Perancis menjadi negara pertama yang meminjam dari IMF.
3) A. Surveillance
4) B. Pinjaman yang bukan merupakan pinjaman murah dikenai bunga yang
disebut dengan tarif biaya (rate of charge) dan pinjaman dalam jumlah
besar (di atas limit tertentu) dikenai biaya tambahan. Tarif biaya
ditetapkan berdasarkan suku bunga SDR yang ditinjau setiap minggu
disesuaikan dengan perubahan suku bunga jangka pendek pada pasar
uang internasional utama.
5) C. IMF dan Bank Dunia adalah institusi-institusi dalam Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB).
6) A. IMF secara teratur (reguler) memonitor pembangunan ekonomi
nasional, regional, dan global. IMF juga melakukan kajian bagaimana
dampak kebijakan satu negara dapat mempengaruhi negara-negara
lainnya. Proses monitor dan diskusi tentang kebijakan keuangan dan
ekonomi ini dikenal dengan sebutan pengawasan bilateral. Keluaran
(ouput) dari analisis ini adalah 3 publikasi yang diterbitkan setiap 6
bulan, yaitu the World Economic Outlook, the Global Financial
Stability Report, dan the Fiscal Monitor.
7) C. Dewan Eksekutif memiliki 24 anggota yang menjalankan tugas sehari-
hari IMF.
8) B. Pemegang kuota terbesar IMF yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman,
Perancis, dan Inggris.
9) B. Bantuan teknis yang diberikan IMF terutama ditujukan untuk 4
wilayah sebagai berikut.
a) Kebijakan moneter dan keuangan (instrumen kebijakan moneter,
restrukturisasi dan supervisi sistem perbankan, pengelolaan dan
operasional asing, sistem penyelesaian kliring, dan pengembangan
struktural bank sentral).
b) Kebijakan dan pengelolaan fiskal (kebijakan dan administrasi pajak
dan bea cukai, penghitungan anggaran, pengelolaan pengeluaran,
rancangan jaring pengaman sosial, dan pengelolaan utang luar
negeri serta domestik).
c) Kompilasi, pengaturan, penyebarluasan, dan perbaikan data
statistik.
d) Perundang-undangan ekonomi dan keuangan.
9.60 Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank
Daftar Pustaka
www.worldbank.org
www.isdb.org
www.adb.org
www.imf.org
http://www.unhistory.org/briefing/20Asia.pdf