Anda di halaman 1dari 14

Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.

1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)


UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

ANALISIS PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO,


INVESTASI ASING LANGSUNG, DAN EKSPOR
TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL PERKAPITA
INDONESIA (DALAM MENGHINDARI MIDDLE INCOME
TRAP)

Mega Zahira Virtyani1, Dr. Ignatia Martha Hendrati,S.E.,M.E.2, Kiki


Asmara,S.E.,M.M.3
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Email : zahiramega@yahoo.com

Abstrak
Pendapatan Nasional Per Kapita merupakan pendapatan rata-rata semua penduduk di suatu negara. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pembentukan Modal Tetap Bruto, Investasi Asing Langsung, dan
Ekspor Barang dan Jasa terhadap Pendapatan Nasional Per Kapita Indonesia dalam menghindari Middle Income
Trap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda dengan menggunakan
data Indonesia periode tahun 2008-2019. Hasil penelitian menunjukkan secara bersama-sama variabel
Pembentukan Modal Tetap Bruto, Investasi Asing Langsung, dan Ekspor Barang dan Jasa berpengaruh secara
signifikan. Tetapi secara parsial, hanya Pembentukan Modal Tetap Bruto yang memiliki tingkat signifikan.
Sedangkan, Ekspor Barang dan Jasa dan Investasi Asing langsung tidak berpengaruh secara signifikan. Upaya
yang dapat dilakukan dalam menghindari Middle Income Trap yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto,
Investasi Asing Langsung, dan Ekspor Barang dan Jasa meningkat secara bersama-sama agar dapat
memberikan nilai tambah produktivitas terhadap Pendapatan Nasional Indonesia.
Kata Kunci : Pembentukan Modal Tetap Bruto, Investasi Asing Langsung, Ekspor, Pendapatan Nasional Per
Kapita, Jebakan Pendapatan Menengah.
Abstract
National Income Per Capita is the average income of all residents in a country. The purposes of this research
are determine the effect of Gross Fixed Capital Formation, Foreign Direct Investment, and Exports of Goods
and Services on Indonesia's National Income Per Capita in avoiding Middle Income Trap. The method that
used in this research is multiple linear regression method using Indonesian data for 2008-2019. The results of
this research show that the variables of Gross Fixed Capital Formation, Foreign Direct Investment, and
Exports of Goods and Services have a significant effect at the same time. Partially, only Gross Fixed Capital
Formation has a significant level. Meanwhile, Exports of Goods and Services and Foreign Direct Investment
do not have a significant effect. The efforts that can be made to avoid Middle Income Traps, are Gross Fixed
Capital Formation, Exports of Goods and Services, and Foreign Direct Investment can be increase at the same
time to give extra value for the productivity to Indonesia's National Income.
Key Word : Gross Fixed Capital Formation, Foreign Diret Investment, Gross National Income Per Capita,
Middle Incom Trap.

47
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

Pendahuluan
Pendapatan nasional merupakan indikator penting dalam menganalisis pembangunan
ekonomi suatu negara. Indikator ini digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan
ekonomi dan mengetahui perkembangan suatu negara dapat menunjukkan tingkat
kemakmuran suatu negara. Pendapatan nasional bruto digunakan dalam perhitungan
pendapatan nasional per kapita untuk menghitung nilai tambah pendapatan warga negara
baik yang di dalam maupun di luar negeri, sehingga dapat menunjukkan pendapatan warga
negara yang sesungguhnya. Hal ini juga digunakan sebagai indikasi dalam mengelompokkan
klasifikasi ekonomi dunia.
Bank Dunia telah merilis pembaharuan klasifikasi kelompok ekonomi dunia
berdasarkan pendapatan negara, 1 Juli 2020. Klasifikasi tersebut didasarkan pada jumlah
Pendapatan Nasional Bruto Per Kapita (Gross National Income Per Capita), dihitung
menggunakan metode Atlas Bank Dunia. Berdasarkan gambar 1, klasifikasi kelompok
ekonomi dunia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu lower middle income (1.036 – 4.045),
upper middle income (4.046 – 12.535) , low income (< 1.036), dan high income (>12.535).
Sejak pembaharuan tersebut dirilis Indonesia memasuki upper middle income.

Group July 1, 2020 (new)


Lower-middle income 1,036 – 4,045
Upper-middle income 4,046 -12,535
Low income < 1,036
High income > 12,535
Sumber : World Bank Tahun 2020
Gambar 1. Klasifikasi Kelompok Ekonomi Dunia Berdasarkan Pendapatan Negara

Indonesia mengalami peningkatan Gross National Income per capita sebesar 4,050
USD. Sebelumnya, tahun 2019 Indonesia menghasilkan Gross National Income per capita
sebesar 3,840 USD dengan menduduki klasifikasi negara Lower Middle Income Class. Hal
tersebut merupakan sebuah peningkatan kinerja pendapatan ekonomi Indonesia dalam
menghadapi tantangan untuk menghindari Middle Income Trap.
Middle Income Trap mengarah pada suatu kondisi pendapatan negara di mana negara-
negara berpenghasilan menengah tidak mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang cukup stabil untuk mencapai kelompok income yang baru sebagai negara-

48
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

negara berpenghasilan tinggi. Sehingga dikatan terjebak dalam kelompok middle income.
Middle Income Trap dapat dihindari dengan memenuhi syarat rata-rata pertumbuhan
ekonomi yang harus dicapai dalam masing-masing klasifikasi middle income, baik yang
lower middle income maupun upper middle income. Suatu negara keluar dari lower middle
income ke upper middle income tidak melebihi periode 28 tahun dan pendapatan per kapita
harus tumbuh paling sedikit pada tingkat 4.7% per tahun. Sedangkan, syarat untuk suatu
negara keluar dari upper middle income ke high income tidak melebihi periode 14 tahun
serta pendapatan perkapita harus tumbuh paling sedikit pada tingkat 3.5% per tahun (Felipe
et al., 2012).
Pengalaman internasional menunjukkan bahwa perlambatan pertumbuhan dapat terjadi
pada tingkat pendapatan berapa pun. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa kejadian ini
lebih banyak dialami oleh negara-negara.berpenghasilan menengah Sebagai contoh, Brazil
tumbuh secara pesat pada tahun 1960an dan 1970an. Lalu sejak tahun 1981, ketika
pendapatan domestic bruto per kapitanya mencapai 3.939 dolar AS, Brasil mulai mencatat
perlambatan pertumbuhan relatif yang berkepanjangan, hingga tahun 2004. Pengalaman
serupa juga terjadi di Meksiko, yang mencatat perlambatan pertumbuhan berkepanjangan
selama lebih dari 20 tahun setelah tahun 1981 ketika pendapatan domestik bruto per
kapitanya berjumlah 6.965 dolar AS. Afrika Selatan pun mencatat tren serupa (World Bank,
2014).

Sumber : BPS Indonesia Tahun

Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2008-2019.

Menjadi sebuah masalah bagi Indonesia karena mengalami pertumbuhan yang

49
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

lambat. Setelah krisis tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai


mengalami growth slowdown, hingga pada tahun 2014-2019 ekonomi hanya
tumbuh rata-rata pada kisaran 5%, termasuk angka yang jauh dari target yaitu rata-
rata di atas 6%. Perlambatan ekonomi tersebut terjadi karena banyak faktor yang
mempengaruhi, salah satunya yaitu dampak dari perlambatan ekonomi global dan
juga proses akumulasi dalam pembangunan sarana alokasi sumber daya ekonomi
belum berjalan optimal.
Keadaan ekonomi global memberi dampak terhadap Indonesia, perang dagang
mitra dagang Indonesia, menimbulkan kontraksi ekspor Indonesia. Selain itu, akhir
tahun 2019 juga terdapat pandemi yang menyebabkan hampir seluruh negara
memberlakukan lockdown sementara. Sehingga perdagangan internasional
terganggu.
Dalam teori ekonomi makro secara terbuka, ekspor merupakan bagian dari
persamaan untuk menentukan pendapatan nasional dan atau pertumbuhan ekonomi.
Dalam penelitian terdahulu (Aviliani et al., 2014) menyatakan bahwa peran ekspor
membantu suatu negara menghindari Middle Income Trap. Dijelaskan bahwa ekspor
berpengaruh positif terhadap pendapatan nasioanl bruto per kapita, variabel yang
digunakan sebagai alat penentu dalam klasifikasi pendapatan dalam penelitian.
Pembentukan modal merupakan faktor yang dapat meningkatkan pendapatan
nasional. Adanya akumulasi modal yang berjalan dengan optimal dapat
memungkinkan meningkatnya output dan pendapatan di masa yang akan datang
sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Todaro (2004),
hal-hal yang memungkinkan terjadinya peningkatan output dimasa depan yaitu
pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku yang
meningkatkan stok modal (Capital Stock ) fisik suatu Negara (yakni total riil
“netto” atas seluruh barang modal produktif secara fisik). Investasi produktif
yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi
penunjang yang disebut “infrastruktur” ekonomi dan sosial seperti
pembangunan jalan-jalan raya, penyedian listrik, persediaan air bersih dan
perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi, dan sebagainya, yang
kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang dan
mengintegrasikan segenap aktivitas ekonomi produktif.
Perlambatan investasi juga terjadi pada pembentukan modal tetap bruto

50
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

Indonesia, dapat dilihat pada data pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto
terhadap pertumbuhan domestik bruto, sejak tahun 2012 mengalami penurunan dan
bergerak lambat hingga tahun 2019 dengan rata-rata 32%. Meskipun pengeluaran
biaya pembentukan modal tetap bruto tiap tahun rata-rata mengalami kenaikan hal
ini dapat dikatakan masih kurang optimal.
Salah satu upaya untuk menambah nilai pendapatan nasional yaitu
meningktakna investasi untuk memicu produktivitas. Investasi, khususnya investasi
asing langsung merupakan faktor penting untuk menggerakkan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Hal itu menjadi penting untuk mengetahui faktor investasi
asing langsung di Indonesia sehingga kebijakan untuk mendorong peningkatan
aliran investasi asing langsung dapat lebih efektif diarahkan pada faktor-faktor yang
berperan penting dalam mendorong minat investor asing untuk menanamkan modal
dalam bentuk investasi asing langsung (Taufik & Investasi, 2014).
Penelitian sebelumnya, (Slovana & Ginting, 2019) penelitian dengan objek
Indonesia periode 1985-2015 menyatakan bahwa Penanaman Modal Asing
berpengaruh signifikan dan bertanda positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Negara
yang berpendapatan menengah merupakan tujuan sasaran dari negara maju untuk
dapat mengekspor teknologi tinggi. Dengan peringkat Ease of Doing Bussiness
Indonesia menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat memicu para investor untuk
menanamkan modal di Indonesia. Aliran modal yang masuk, investasi asing
langsung, dapat mendorong perekonomian domestik sebagai tambahan sumber
pembiayaan dalam meningkatkan produktivitas. Investasi asing langsung
memberikan kontribusi berkesinambungan dalam strategi pembangunan jangka
panjang suatu negara.
Pendapatan nasional dapat mencapai target dengan cara memberi tambahan
nilai produktivitas kerja dimana salah satunya bisa ditingkatkan melalui
pembangunan sarana alokasi sumber daya ekonomi yang optimal, hal ini dapat
mendorong produktivitas dalam perekonomian meningkat pesat. Berdasarkan
fenomena, keadaan, dan literatur yang telah diuraikan tersebut, perlu dilakukan
analisis pengaruh melalui pembentukan modal tetap bruto, investasi asing langsung,
dan ekspor arang dna jasa terhadap pendapatan nasional perkapita Indonesia dalam
menghindari Middle Income Trap.

51
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

Rumusan masalah yang dapat disimpulkan berdasarkan latar belakang diatas,


sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pembentukan modal tetap bruto terhadap pendapatan
nasional per kapita Indonesia dalam menghindari Middle Income Trap?
2. Bagaimana terdapat pengaruh ekspor barang dan jasa terhadap terhadap
pendapatan nasional per kapita Indonesia dalam menghindari Middle Income Trap?
3. Bagaimana terdapat pengaruh investasi asing langsung terhadap terhadap
pendapatan nasional per kapita Indonesia dalam menghindari Middle Income Trap?
Dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pembentukan modal tetap bruto, ekspor barang dan jasa, dan investasi
asing langsung terhadap GNI per capita Indonesia dalam menghindari dari Middle
Income Trap.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat tersusun kerangka pemikir sebagai
berikut :

Pembentukan
Modal Tetap Bruto

Ekspor Barang Dan


Jasa
Pendapatan Nasional Per Kapita

Investasi Asing
Langsung

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Dalam Penelitian

Metodologi Penelitian
A. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
1. Gross National Income Per Capita (Pendapatan Nasioanl Bruto per kapita)
merupakan pendapatan nasional bruto yang dibagi dengan populasi tengah
tahun, dalam satuan USD menggunakan metode Atlas. GNI per capita adalah
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu
negara (nasional) selama kurun satu tahun. Termasuk hasil produksi barang

52
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri. Tetapi
tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
tersebut. (Dalam satuan USD)
2. Pembentukan Modal Tetap Bruto (Gross Fixed Capital Formation) merupakan
pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari
satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi. Pembentukan modal tetap
bruto mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan
lain seperti jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan. Pengeluaran barang
modal untuk keperluan militer tidak dicakup dalam rincian ini tetapi
digolongkan sebagai konsumsi pemerintah. (Dalam satuan USD)
3. Ekspor Barang Dan Jasa (Export Good And Service) merupakan pengiriman
barang dan jasa yang dijual oleh penduduk suatu negara kepada penduduk
negara lain untuk mendapatkan mata uang asing dari negara pembeli. (Dalam
satuan USD)
4. Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Invesment, net inflows) merupakan
nilai investasi langsung masuk yang dilakukan oleh investor non-residen
(seperti pabrik dan mesin) dalam perekonomian. (Dalam satuan USD)
B. Jenis Dan Sumber Data
Data penelitian ini menggunakan data runtun waktu Indonesia selama 12 tahun
dari tahun 2008 hingga tahun 2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder. Sumber data penelitian didapat dari world bank dan BPS
Indonesia.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan informasi mengenai data melalui studi kepustakaan untuk
mendapat informasi, gambaran, dan sebagai dasar teori dengan beberapa literature
dalam bentuk jurnal maupun laporan yang terkait dalam penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis regresi
linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan suatu metode yang
digunakan dalam menganalisis hubungan yang mempunyai pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi linier berganda ini
menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi
13.0 yang dapat ditulis sebagai berikut : (Nachrowi, dkk 2005).

53
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

Rumus Regresi Linier Berganda :


Y = β0+ β1X1 + β2X2 + β3X3
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional Bruto Per Kapita/ Gross National Income Per Capita (GNI)
X1 = Pembentukan Modal Tetap Bruto/ Gross Fixed Capital Formation (GFCF)
X2 = Ekspor Barang Dan Jasa /Export Good And Service (EKSPOR)
X3 = Investasi Asing Langsung/Foreign Direct Invesment, net inflows (FDI)

Hasil Analisis Dan Pembahasan


Analisis
1. Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Olah data menggunakan SPSS, 2020


Berdasarkan dari hasil perhitungan pengolahan data dengan bantuan
komputer program SPSS (Statistical Program for Social Science) maka
diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
GNI = 755.575 + 0.010 GFCF – 0.002 EXPORT + 0.019 FDI , persamaan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai β constant 755.575 menyatakan bahwa jika GFCF, EXPORT, dan FDI
diabaikan, maka GNI = 755.575 USD.
b. Nilai β GFCF 0.010 menyatakan bahwa jika setiap kenaikan GFCF 100,000 USD,
GNI meningkat 0.010 USD.
c.Nilai β EXPORT menyatakan -0.002 bahwa setiap penurunan EXPORT 100,000
USD, GNI menurun -0.002 USD.
d. Nilai β FDI menyatakan 0.019 bahwa setiap kenaikan FDI 10,000 USD, GNI
akan meningkat 0.019 USD.
2. Koefisien Determinasi
Model Summary(b)

54
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .966(a) .934 .909 205.87667 1.493
a Predictors: (Constant), Foreign Direct Invesment, Gross Fixed Capital Information, Export Of Good And
Service
b Dependent Variable: Gross National Income Per Capita
Sumber : Olah data menggunakan SPSS, 2020
Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel Model Summary dengan
menunjukkan angka sebesar 0.934, artinya 93.4% variabel GFCF, EXPORT, dan
FDI dapat menjelaskan variabel GNI. Sisanya 6.6% dapat dijelaskan oleh variabel
independen dari model regresi lain.
3. Uji Simultan
Dilihat pada tabel ANOVA Nilai F = 37.512 dengan p = 0.000. Oleh karena p
< 0.05; maka regresi dapat digunakan untuk memprediksi GNI, secara bersama-
sama variabel GFCF, EXPORT, dan FDI berpengaruh tehadap GNI.
4. Uji Parsial
Jika t hitung > t tabel, hal ini dapat dinyatakan bahwa variabel independen
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dalam pengolahan data, diperoleh t
tabel sebesar 2.262 dengan derajat beda (db) = N – k = 12- 3 = 9.
Dapat dilihat pada tabel Coefficients, menunjukkan nilai sebagai berikut :
a. T hitung GFCF = 6.505 dan nilai sig. 0.000. Artinya secara pasrsial GFCF
memiliki pengaruh positif terhadap variabel GNI.
b. T hitung EXPORT = -0.618 dan nilai sig. 0.554. Artinya secara parsial EXPORT
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel GNI.
c. T hitung FDI = 1.305 dan nilai sig. 0.228. Artinya secara parsial FDI tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel GNI.
5. Analisis Asumsi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimator)
a. Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110) pengambilan keputusan ada atau tidaknya
autokorelasi dapat dilihat melalui penjelasan berrikut :
1.Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
2.Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.
3.Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
Dapat dilihat pada tabel Model Summary nilai DW hitung = 1.493. Jumlah

55
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

data N=12 dan jumlah variabel independen k=3, DW tabel menunjukkan dL=0.6577
dan dU=1.8640. berdasarkan hasil analisis, DW hitung berada pada daerah keraguan
lebih dekat dari daerah tidak adanya autokorelasi. Dengan demikian, model regresi
ini dapat dikatakan tidak ditemukan gejala autokorelasi.
b. Multikolinieritas
Dapat dilihat pada tabel Coefficient, nilai VIF setiap variabel menunjukkan
angka sebagai berikut :
a. Variabel GFCF memiliki nilai VIF 2.375
b. Variabel EXPORT memiliki nilai VIF 3.968
c. Variabel FDI memiliki nilai VIF 2.892
Dapat disimpulkan dari ketiga variabel tersebut nilai VIF menunjukkan < 10,
sehingga simpulannya model regresi ini tidak terjadi multikoinieritas.
c. Heterokedastisitas
Dapat disimpulkan dalam hasil uji heterokedastisitas scatterplot,
mengindikasikan diagram pancar tersebut tidak membentuk pola tertentu. Model
regresi ini terbebas dari kasus heteroskedastisitas.

Sumber : Olah data menggunakan SPSS, 2020

56
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh pembahasan sebagai berikut :
1.Pengaruh Pembentukan Modal Tetap Bruto terhadap GNI Per Capita Indonesia
2.

Sumber : Olah data menggunakan Excel, 2020

Gambar 4. Pembentukan Modal Bruto Indonesia periode 2008-2019

Pembentukan Modal Tetap Bruto dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya
yaitu iklim investasi dan kemudahan berusaha. Hal ini dapat memicu dalam
peningkatan sarana infrastruktur menjadi lebih baik agar berdampak pada
peningkatan nilai produktivitas.
Berdasarkan gambar 5, setelah krisis 2008 nilai pembentukan modal tetap
bruto menunjukkan peningkatan hingga tahun 2019. Namun, pertumbuhan
pembentukan modal tetap bruto terhadap PDB bergerak lambat hingga tahun 2019.
Hal ini dapat dikatakan bahwa kontribusi pembentukan modal tetap bruto masih
belum optimal dalam memicu nilai produktivitas.
2. Pengaruh Ekspor Barang Dan Jasa terhadap GNI Per Capita Indonesia
Ekspor Barang Dan Jasa bergerak fluktuasi dengan pertumbuhan yang
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan kualitas produk Indonesia belum
optimal dalam memberikan nilai produktivitas. Strategi yang dapat meningkatkan
volume ekspor dan juga pertumbuhan yaitu Indonesia lebih meningkatkan
komoditas ekspor, ekspor komoditas manufaktur dapat memberi nilai tambah
produktivitas dan hal tersebut dapat menunjukkan bahwa kualitas produk Indoneisa

57
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.

Sumber : Olah data menggunakan Excel, 2020


Gambar 5. Ekspor Barang Dan Jasa periode 2008-2019

3. Pengaruh Investasi Asing Langsung terhadap GNI Per Capita Idonesia

Sumber : Olah data menggunakan Excel, 2020


Gambar 6. Investasi Asing Langsung periode 2008-2019

Investasi Asing Langsung mengalami fluktuasi pergerakan, hal ini dipengaruhi


oleh iklim investasi mengenai kebijakan yang diterapkan dan faktor ekonomi.
Setelah terjadi krisis 2008 investasi asing langsung mengalami penurunan. Investasi
asing langsung di Indonesia masih cenderung rentan, pertumbuhannya terhadap
PDB sangat kecil, hal ini mengindikasikan bahwa perlu adanya dorongan agar

58
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

investasi aisng langsung bergerak dinamis. Investasi asing langsung memberikan


keuntungan yaitu membuka lapangan pekerjaan dan transfer teknolog yang dapat
memicu peningkatakan nilai produktivitas.

Kesimpulan Dan Saran


A. Kesimpulan
Akumulasi kapital terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi saja belum cukup
untuk mengantar Indonesia menjadi high income class. Produktivitas menjadi hal
sangat penting dalam meningkatkan perekonomian agar Indonesia tidak terjebak
dalam Middle Income Class. Hal ini harus didukung dengan bersama-sama oleh
faktor yang dapat meningkatkan produktivitas. Berdasarkan hasil penelitian, secara
bersama-sama variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto, Ekspor Barang dan Jasa,
serta Investasi Asing Langsung memberikan pengaruh secara signifikan. Tetapi
secara parsial, hanya Pembentukan Modal Tetap Bruto yang memiliki tingkat
signifikan. Ekspor Barang dan Jasa serta Investasi Asing langsung tidak
berpengaruh secara signifikan.
Perlu adanya peningkatan Ekspor Barang dan Jasa, Ekspor Barang Manufaktur
dapat meningkatkan jumlah Ekspor Barang Dan Jasa, hal ini disebabkan oleh tingkat
produksi manufaktur disertai teknologi tinggi sehingga dapat memberi ptoduktivitas
yang baik. Dengan dibarengi oleh peningkatan Investasi Asing Langsung dapat
memberikan nilai produktivitas juga, karena Investasi Asing Langsung perlu
dilakukan untuk mengembangkan teknologi.

B.Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam menggunakan variabel. Untuk
penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel-variabel lain yang
mungkin dapat memberikan pengaruh lebih besar terhadap peningkatan Pendapatan
Nasional Per Kapita Indonesia dalam menghindari Middle Income Trap.

59
Inovasi Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 4 No.1 2021 ISSN: 2621-2234 (Media Online)
UNIVERSITAS WR SUPRATMAN SURABAYA ISSN: 2620-6684 (Media Cetak)

DAFTAR PUSTAKA

Aviliani, Siregar, H., & Hasanah, H. (2014). Addressing the middle-income trap: Experience
of Indonesia. Asian Social Science, 10(7), 163–172.
https://doi.org/10.5539/ass.v10n7p163
Felipe, J., Abdon, A., & Kumar, U. (2012). Tracking the Middle-Income Trap: What is it,
Who is in it, and Why? SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2049330
Nachrowi, Djalal, 2005. Penggunaan Teknik Ekonometri. PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Slovana, S. R., & Ginting, A. (n.d.). ANALISIS MIDDLE INCOME TRAP INDONESIA
DENGAN KOREA SELATAN.
Taufik, M., & Investasi, F. (2014). Fluctuations in Direct Investment in Indonesia. In Jurnal
Ekonomi Pembangunan (Vol. 15, Issue 1).
Todaro, 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan
Erlangga. Jakarta.
World Bank. (2014). Indonesia : Menghindari Perangkap. Kajian Kebijakan Pembanguanan
2014.

60

Anda mungkin juga menyukai