(ARSITEKTUR FUNGSIONAL)
LAPORAN PERANCANGAN
SarjanaTeknik Arsitektur
Oleh :
070406075
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
2011
(ARSITEKTUR FUNGSIONAL)
Oleh :
070406075
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
( NIP :196606221997021001 )
NIM : 070406075
REKAPITULASI NILAI
NILAI AKHIR A B+ B C+ C D E
1 LULUS LANGSUNG
2 LULUS MELENGKAPI
3 PERBAIKAN TANPA
SIDANG
4 PERBAIKAN DENGAN
SIDANG
5 TIDAK LULUS
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan, karena berkat dan anugerahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir
Semester B tahun 2010/2011 ini sebagai persyaratan yang diwajibkan bagi setiap
mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur dengan judul tugas akhir
yang saya ajukan Rumah Sakit Umum Tarutung.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, saya banyak mendapat bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Kedua orang tua saya yang telah banyak berkorban, memberikan nasehat,
dukungan, semangat dan perhatiannya yang sangat besar, juga kepada adik saya
yang turut membantu.
2. Dosen saya yang mengagumkan yaitu Ibu Ir. Basaria Thelarosa, MT selaku Dosen
Pembimbing I dan Bapak Hajar Suwantoro selaku dosen Pembimbing II yang telah
memberikan pengorbanan waktu dan tenaga. Terima kasih atas bimbingannya yang
sangat berarti, yang selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir dan juga
selalu memberikan pinjaman buku-buku yang bermanfaat dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
3. Para dosen penguji yaitu Bapak Achmad Delianur Nasution, Ibu Lisa Suryani, S.T,
M.Sc dan Ibu Amy Marisa, untuk saran dan kritik yang akan berguna di kemudian
hari
4. Tulang Afrinton dan para maketers yang sudah banyak membantu juga abang-
abang dan kakak-kakak senior
5. Sobat-sobat Anagrea...thx bwt dukungannya ya frenz...senang maupun duka
6. Teman-teman angkatan 2007 khususnya si cek yang banyak membantu dan teman-
teman kelompok sidang Fitri, Syahril, Ebed, Catherine, Dita dan Jessica
7. Para staf pengajar dan pegawai tata usaha di lingkungan Fakultas Teknik
Departemen Arsitektur USU
Atas segala dukungan dan dorongan yang telah diberikan kepada saya di dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga Tuhan memberikan balasan dan pahala yang
setimpal.
Akhir kata, saya menyadari bahwa laporan ini belum sempurna kiranya. Maka dari
itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan
laporan ini, namun saya juga berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Penulis,
(NIM : 070406075)
DAFTAR ISI
HALAMAN/JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….... 1
Swadana Tarutung………………………… 22
2.3.1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Rumah Sakit Umum Swadana
Tarutung…………………………………... 22
2.3.1.3. Jumlah tempat tidur pelayanan
rawat inap…………………………………. 24
2.3.1.4. Jenis-Jenis penyakit dan Jumlah
Penderita…………………………………... 24
2.3.1.5. Jenis-Jenis penyakit dan Jumlah
Penderita…………………………………... 25
2.3.2. Data Fisik…………………………………………… 26
2.3.2.1. Eksisting Rumah Sakit Umum
Swadana Tarutung………………………… 26
2.3.2.2. Foto-Foto Suasana Rumah Sakit
Umum Swadana Tarutung………………… 27
BAB IV ANALISA
BAB V KONSEP…………………………………………………………... 83
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
3.2.2. Tujuan
Tujuan dari pembangunan ulang Rumah Sakit Umum (RSU)
Swadana Tarutung yaitu untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas Rumah
Sakit Umum (RSU) Tarutung secara sarana dan prasarana sehingga mampu
bersaing dengan rumah sakit lain yang sejenis, bertujuan untuk
memperbaiki/memperbaharui bengunan Rumah Sakit Umum (RSU)
Tarutung, bertujuan untuk menyediakan sarana kesehatan dengan mutu
yang baik dan dapat dijangkau oleh masyarakat di sekiktarnya. Selain itu,
juga untuk meningkatkan harapan hidup, menurunkan angka kematian dan
angka kesakitan agar keinginan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara
untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung dapat meningkat.
1.11. Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar masalah perancangan yang
timbul selama proses mendesain Rumah Sakit Umum (RSU) Tarutung dapat
diselesaikan sehingga menghasilkan desain yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
a. Studi Literatur mencakup karakteristik dan citra sebuah Rumah Sakit
Tipe C, standar ruang-ruang dan fasilitas Rumah Sakit Tipe C beserta
ruang-ruang penunjangnya, tipologi bangunan rumah sakit dan fasilitas
pendukung, studi banding tema sejenis sebagai perbandingan dalam
perancangan proyek nantinya serta standar peraturan dan kebijakan yang
berlaku
Latar Belakang:
Ide / gagasan
Maksud:
Memberikan fasilitas yang maksimal, bermutu dan dapat menjadi pusat rujukan
pelayanan kesehatan yang Paripurna dalam mewujudkan masyarakat sehat
Menjadi rumah sakit yang handal sehingga masyarakat tidak perlu mencari
pelayanan kesehatan ke daerah yang lain
Tujuan:
Menyediakan sarana kesehatan dengan mutu yang baik dan dapat dijangkau
oleh masyarakat di sekiktarnya
Pengumpulan data
Data Primer Survey
Data tentang jumlah sarana Data sekunder
Data StudiLiteratur
Data-data tenaga kesehatan dan
diderita Lokasi
Analisa Konsep
- Struktur - Sirkulasi
- Program ruang
Pra perancangan
Rancangan Desain - penzoningan
Skematik
- alternatif bentuk
Gambar. Skema Kerangka Berpikir
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
permasalahan, pendekatan, lingkup kajian dan batasan,
kerangka berpikir, sistematika laporan.
BAB II : TINJAUAN UMUM
Menguraikan tentang tinjauan terhadap rumah sakit, tinjauan
umum terhadap Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung,
tinjauan terhadap lokasi proyek, tinjauan khusus proyek
dan studi banding proyek sejenis.
BAB III : TINJAUAN TEMA
Menguraikan tentang pengertian tema arsitektur fungsional,
interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul serta studi
banding tema sejenis.
BAB IV : ANALISA
Menguraikan tentang analisa kondisi lingkungan dan potensi
lahan, karakter lingkungan, peraturan bangunan sekitar,
prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu
lintas, sirkulasi, organisasi ruang, program ruang dan
persyaratan teknis.
BAB V : KONSEP PERANCANGAN
Menguraikan tentang konsep dasar, rencana tapak (tata letak,
gubahan massa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir,
utilitas, tata hijau), bangunan (bentuk, fungsi, sirkulasi,
struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, ,
pentahapan pembangunan, penyelesaian ruang luar/lansekap)
BAB VI : HASIL RANCANGAN
Menguraikan tentang gambar-gambar hasil rancangan dan
foto-foto Maket
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB II
TINJAUAN PROYEK
Pada kasus proyek ini, bentuk rumah sakit yang dipakai adalah
bentuk open ended finger. Bentuk ini dipilih dengan maksud agar tercipta
ruang-ruang di antara bangunan yang masih memungkinkan ruang-ruang
dalam mendapatkan penerangan dan penghawaan alami. Di samping itu,
bentuk ini juga tepat untuk lokasi perencanaan yaitu di Tarutung, yang
memiliki kepadatan penduduk tidak tinggi.
Tabel 2.5. Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan yang berobat
di Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung menurut jenis penyakit.
Gambar. Peta
Kecamatan Tarutung
Sumber : google.com
Lokasi : Jln. Golf Gading Boulevard Jakarta
Tahun Pengerjaan : 2008
Pemberi Tugas : PT. Bhakti Karya Vita
Kapasitas Bed : 55 TT
Luas Bangunan : 1.024 m2
Luas Lahan : 11.347 m2
Jumlah Lantai :4
Partner Struktur : PT. Metromedia Elmeka Engineering
Partner ME : PT. Metromedia Elmeka Engineering
Partner Interior Designer : Sindhu Leni andAssociates
BAB III
TINJAUAN TEMA
c. Metode
Metode adalah sutu proses yang melibatkan alat dan bahan.
Konteks ini lebih sesuai dengan dunia rancangan produk atau
kerajinan. Dalam arsitektur, alat dan bahan akan memiliki arti
yang berbeda. Suatu rancangan yang tidak memenuhi kinerja
dalam segi alat dan bahan akan sia-sia belaka.
d. Asosiasi
Asosiasi adalah suatu keadaan yang menghubungkan kita
dengan keadaan atau gejala lain yang sebelumnya telah dikenal
baik. Rancangan yang baik adalah rancangan yang
membangkitkan asosiasi yang tidak menimbulkan penolakan
dari pemakainya.
e. Estetik
Estetik merupakan suatu unsur dalam kompleks fungsi dalam
kaitan rancangan yang berhubung dalam daya tarik. Keterkaitan
terhadap mata atau indra lain yang dituju oleh suatu hasil buatan
kita perlu menarik. Bila tidak, dia tidak akan memuaskan orang
yang memakainya.
f. Konsekuensi
Rancangan yang dilaksanakan selalu berkonsekuensi
terhadap sekitarnya. Pemakai rancangan maupun lingkungan
akan menerima konsekuensi tersebut. Dari segi pemakai,
rancangan yang baik adalah yang mampu mencerminkan makna
sosial dan budaya dalam zaman yang menghasilkannya. Dari
segi lingkungan rancangan perlu mencerminkan pemikiran
penghematan sumber daya alam dan pemudahan penyembuhan
bagi kerusakan di tapak.
Gambar 3.4. Menara Helsinki Olympic Stadion (Y. Lindegren & T.Jäntti,
dibangun pada tahun 1934-1938)
Gambar 3.5. Karya Dr. Edith Fransworth House arsitek Mies Van der Rohe
BAB IV
ANALISA
kosong
Keterangan :
Asrama Keperawatan
Perumahan
Perumahan
Perumahan
Jalan
Sisingamangaraja
Jalan Sisingamangaraja
Batas-Batas Site :
Pencapaian utama
hanya melalui Jalan
Sisingamangaraja yang
merupakan jalan utama
Bila memungkinkan,
pencapaian untuk
bagian service dengan
pengunjung sebaiknya
dipisahkan
Intensitas sinar matahari tinggi pada siang hari. Matahari memiliki pengaruh yaitu :
Asrama
Keperawatan Perumahan
Gereja
Apabila terjadi
tingkat kebisingan
Tingkat
maksimal secara tiba-
tiba di daerah sekitar kebisingan di
siter, hal tersebut Jalan
tidak akan terlalu Sisingamangaraja
berpengaruh sedang karena
terhadap site karena rata-rata terdiri
posisi site yang dari perumahan
timggi.
Tingkat Tingkat
kebisingan di kebisingan yang
Tarutung terbesar letaknya
tidak terlalu jauh dari site
tinggi karena yaitu di Jalan D.I.
rata-rata Panjaitan karena
penduduk terdapat banyak
lebih sering terminal di
berjalan keki sekitar jalan
atau naik tersebut
angkutan
umum
dibandingkan
menggunakan
kndaraan
pribadi
Keterangan :
Asrama Perumahan
Keperawatan
Gereja
Unit Keperawatan
Perawat Bagian
Service
Laundry,
Fasilitas Bagian Pengiriman kitchen,
Diagnosa Bedah kantin,
loker
perawat,
r.peralatan
, rencana
mekanikal
Pasien
Pasien Keluar Staff Pengunjung
Pertolongan
Ambulance
Kantor Pembersihan
Pelayanan
Ruang Gawat
Observasi Darurat
Rawat
Inap
Ruang R. Sterilisasi
Laborat
Operasi
orium R. Cuci
Pengiriman
Scrub-up R.peralatan,
ruang
stretcher.
R.jonitor
Loker Loker
Dokter Perawat Pelayanan
Pusat
Sterilisasi
Pantry
Pasien-Pasien Rawat Inap from
kitche
n
Pemerik Nursery
Utilitas Ruang Ruang Toilet
saan Station
Tunggu Peralatan
Staff
Pengunjung
Pasien
Administrasi
Ruang Staff
terdiri dari
r.rapat, ruang Loker
istirahat,
r.loker dan
perpustakaan Kasir
Ruang
Toilet Ruang bisnis
istirahat
Ruang Tunggu
R.
infor Telepon
Toi Telepon
masi umum
let staff
Pasien
Staff Pengunjung
Rumah Sakit
Pemeliharaan dan
Staff
Rencana mekanikal
Locker
Perawat
Laundry, pusat
ruang bersih dan Pengurus
pengurus Locker-locker Makanan
Bagian Service
Penglipatan Distribusi
Disetrika
Proses Proses
penggulingan penekanan
= 278.897 (1+0,41%)40
= 278.897 (1,18)
= 329.098 jiwa
c. Untuk perhitungan kebutuhan tempat tidur (TT) hingga tahun 2050 adalah
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
228/MENKES/SK/III/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Kelas II : 12 kamar = 48 TT
Kelas III : 12 kamar = 72 TT
Total : 144 TT
d. ICU
Ruang perawatan untuk pasien kritis yang membutuhkan perawatan dan
pengawasan khusus. Karena karakternya yang hampir sama dengan ruang
recovery, kedua ruangan ini sebaiknya ditempatkan berdekatan.
e. Unit Radiology
Terdiri dari ruang x-ray, kamar gelap dan ruang administrasi.
f. Laboratorium
g. Ruang perawatan
Unit rawat inap diklasifikasikan menurut spesialisasinya yaitu : umum, anak,
kebidanan/kandungan dan isolasi. Kesemua unit perawatan ini relatif sama.
Bentuk-bentuk ruang perawatan :
Bentuk koridor
Bentuk ini memungkinkan ruangan mendapatkan ventilasi alami dan ruang-
ruang pelayanan dapat dilihat dengan mudah dari ruang perawatan
Bentuk L
Tempat tidur diletakkan di kedua lengan dari bentuk L tersebut dan fasilitas
pendukungnya ditempatkan di sudut. Fungsi-fungsi pelayanan
terkonsentrasi pada pintu masuk sehingga sulit untuk berhubungan dengan
pasien
Bentuk T
Ruang perawatan ditempatkan pada bagian horizontal dan fasilitas
pelayanan pada bagian vertikal. Di samping ruang perawatan di atas juga
disediakan ruang isolasi yang diperuntukkan bagi pasien yang menderita
penyakit tertentu yang tidak memungkinkan baginya untuk ditempatkan
bersamaan dengan pasien lain.
Race Track
Ruang perawatan ditempatkan di sekeliling fasilitas pelayanan. Bentuk ini
memungkinkan pencahayaan alami pada unit perawatan tetapi tidak pada
fasilitas pelayanan.
h. Service
Ruang service terdiri dari :
Maintenance :berkaitan dengan service perawatan rumah sakit, mencakup
perawatan dan pengawasan perabotan dan kondisi fisik bangunan
i. Ruang Jenazah
Kegiatan yang berlangsung adalah menampung mayat sampai waktu
pemakaman diatur, meyediakan tempat dimana ahli patologi dapat
mengidentifikasikan penyebab kematian dan mengizinkan keluarga atau orang
lain yang akan mengenali mayat.
j. Unit Gawat Darurat
Unit ini melayani pasien gawat. Kegiatan yang berlangsung disini adalah
berupa pertolongan pertama sebelum nantinya dipindahkan ke unit lai. Instalasi
ini harus ditempatkan pada bagian depan rumah sakit sehingga dapat dicapai
dengan mudah.
b. Poliklinik
No. Kebutuhan Ruang Jumlah Standard Luas Sumber
Pada Desain
1 Ruang Administrasi/ 1 12m2 24 m2 Analisa
Loket Tiket
2 Ruang Tunggu 10@ 20 210 m2 392 m2 Analisa
2
m
3 Ruang Poli penyakit 1 21,5 m2 24 m2 Depkes
dalam
4 Ruang Poli Gigi & 1 21,5 m2 24 m2 Depkes
mulut
5 Ruang Poli 1 21,5 m2 24 m2 Depkes
Kandungan/KB
6 Ruang Poli Anak 1 21,5 m2 24 m2 Depkes
2 2
7 Ruang Poli Saraf 1 21,5 m 24 m Depkes
8 Ruang Poli Bedah 1 21,5 m2 24 m2 Depkes
2 2
9 Ruang Poli Jiwa 1 21,5 m 24 m Depkes
2 2
10 Ruang Poli Mata 1 21,5 m 24 m Depkes
2 2
11 Ruang Poli THT 1 21,5 m 24 m Depkes
2 2
12 Ruang Poli Kulit & 1 21,5 m 24 m Depkes
Kelamin
13 Gudang 2 48 m2 Analisa
2
14 Ruang Penjaga 1 24 m Analisa
2 2
Sirkulasi 30 % 30 % x 728 m 218 m
2 2
Total 728 m + 218 m 946 m2
c. UGD/Emergency
No. Kebutuhan Ruang Jumlah Standard Luas Sumber
Pada Desain
1 Ruang Tunggu 1 248 m2 Analisa
2 2
2 Ruang Administrasi 1 15 m 24 m Analisa
2
3 Ruang Scrub Up 1 20 m Analisa
2
4 Ruang Obat 1 20 m Analisa
5 Ruang Cuci 1 15 m2 Analisa
2
6 Ruang Peralatan 1 18 m Analisa
7 Ruang Konsultasi 24 m2 Analisa
2 2
8 Ruang Perawat 1 20 m 24 m Depkes
2 2
9 Ruang Dokter 1 20 m 24 m Depkes
2 2
10 Ruang Resusitasi 1 30 m 88 m Depkes
2 2
11 Ruang Pasien 1 20 m 40 m Depkes
Kebakaran
12 Ruang Pasien 1 48 m2 Analisa
Kecelakaan
13 Ruang Ganti+Locker 1 15 m2 24 m2 Analisa
2
14 Ruang Periksa 2 20 m2 48 m Analisa
15 Ruang Bedah 1 30 m2 48 m2 Depkes
2 2
Sirkulasi 30 % 30 % x 713 m 214 m
Total 713 m2 + 214 m2 927 m2
g. Unit Farmasi
j. Unit Radiologi
No. Kebutuhan Ruang Jumlah Standard Luas Sumber
Pada Desain
1 Ruang Tunggu 1 160 m2 Analisa
2 2
2 Ruang X-Ray 2 25 m 128 m Depkes
2 2
3 Ruang Gelap 1 12,5 m 16 m Depkes
2 2
4 Ruang Administrasi 1 12,5 m 16 m Depkes
2 2
5 Ruang Dokter & 1 20 m 32 m Depkes
Konsultasi
6 Ruang Ganti 1 10 m2 32 m2 Analisa
2 2
7 Gudang Mekanikal 1 10 m 32 m Depkes
2
8 Ruang Film 1 16 m Analisa
2
9 Nurse Station 1 16 m Analisa
10 Ruang Staff 1 32 m2
Sirkulasi 30 % 30 % x 480 m2 144 m2
Total 480 m2 + 144 m2 624 m2
l. Unit Fisioterapi
n. Fasilitas-Fasilitas Lain
o. Unit Service/Laundry
p. Unit Bengkel
No. Kebutuhan Ruang Jumlah Standard Luas Sumber
Pada Desain
1 Ruang Bengkel 1 30 m2 40,5 m2 Depkes
Peralatan Kayu
2 Ruang Bengkel 1 20 m2 40,5 m2 Depkes
Peralatan Besi
3 Ruang Genset 1 40 m2 81 m2 Depkes
4 Ruang Panel Trafo 1 12,5m2 81 m2 Analisa
2 2
5 Pompa Reservoir 1 15 m 81 m Depkes
Bawah
6 Ruang Service Mobil 1 60 m2 243 m2 Depkes
2 2
Sirkulasi 30 % 30 % x 567 m 170 m
Total 567 m2 + 170 m2 737 2
r. Kantin
Sungai Sibuni-buni
Keterangan Proses pengolahan air limbah cair : air limbah yang dihasilkan
dari kegiatan dialirkan menggunakan pipa PVC 4” secara tertutup. Air limnbah
yang dihasilkan terlebih dahulu ditampung di dalam bak pengumpul (Bak Sum Pit).
Bak Sum Pit – 1 mengalir secara gravitasi menuju Bak Sum Pit – 3 sedangkan Bak
Sum Pit – 2 menuju Bak Sum Pit – 3 menggunakan pompa Submersible karena
letaknya lebih rendah. Air limbah sebelum masuk ke bak Sum Pit – 2 mengalir
melalui Bak Kontrol untuk mengangkut benda asing secara manual. Dari Bak Sum
Pit – 3 dipompakan ke bak Aerasi atau juga dapat dialirkan secara gravitasi. Bentuk
Bak Aerasi bersekat dan alirannya secara zig-zag. Proses pengolahan air limbah
menggunakan sistem aerasi dengan bantuan aerator dengan sistem injeksi udara ke
dalam bak aerasi. Pada bak aerasi terjadi proses penguraian secara Biologi dengan
bantuan oksigen yang disupplaikan ke dalam bak. Pada bak aerasi ini juga
ditambahkan mikroba untuk mempercepat proses penguraian. Dari dalam bak
aerasi mengalir ke Bak Sum Pit – 4, kemudian dari Bak Sum Pit-4 dipompakan ke
Bak Filtering berbentuk bulat yang di dalamnya telah terdapat ijuk dan pasir.
Kemudian air limbah mengalir ke bak disinfeksi agar kuman-kuman penyakit
musnah atau mati dengan adanya larutan disinfektan yakni larutan kaporit yang
diinjeksikan ke dalam bak. Kemudian air mengalir ke Sungai Sibuni-buni melalui
pipa PVC 6”.
- Jarum - Kertas
- Infus - Plastik
- Wadah-wadah - Daun-daun
bahan kimia - Sisa makanan
- Sisa-sisa operasi - Darah
- Darah - Benda-benda yang
- Benda-benda yang tidak terkontaminasi
terkontaminasi infeksius
infeksius
Kantong Khusus
Dimusnahkan dengan
Tungku Pembakaran
Dimusnahkan dengan Sampah
Incinerator 1200 0C
TPA – Siarang-arang
BAB V
KONSEP
5.7. Konsep Bangunan
5.1.5. Sistem Struktur
Sistem struktur utama yang digunakan pada bangunan ini adalah
sistem beton bertulang yang merupakan gabungan beton yang memiliki
karakteristik kuat terhadap gaya tekan dan baja yang memiliki kekuatan
terhadap gaya tarik. Alasan pemilihan struktur ini adalah karena lebih
mudah dan murah dari segi pembuatan, perawatan dan opersionalnya.
Sementara konstruksi penutup atap digunakan atap miring, mengingat
karakter iklim tropis (panas-lembab) yang memiliki angka curah hujan yang
cukup tinggi (2097 mm/tahun).
5.1.7. Penghawaan
Pada ruang-ruang yang masih memungkinkan dilakukan
penghawaan alami seperti pada ruang perawatan, ruang karyawan,
poliklinik, dapur, gudang dan bangunan-bangunan service lainnya
dilakukan dengan penempatan bukaan pada dinding, penggunaan selasar
dan pengolahan ruang terbuka. Untuk unit tertentu seperti unit rawat
intensif, ruang isolasi, ruang operasi, radiologi dan laboratorium yang tidak
memungkinkan untuk mendapatkan penghawaan alami dipergunakan air
conditioner (AC) yang ramah lingkungan.
5.1.8. Pencahayaan
Untuk pencahayaan dalam bangunan diusahakan sedapat mungkin
memanfaatkan sinar matahari. Upaya ini dilakukan dengan penggunaan
bukaan yang lebar pada dinding, sehingga memungkinkan cahaya matahari
masuk ke dalam ruangan. Pada ruang-ruang yang tidak memungkinkan
untuk dijangkau cahaya matahari, penerangan dibantu dengan penggunaan
lampu hemat energi. Demikian juga yang dilakukan pada saat mendung dan
malam hari.
KETERANGAN :
AREA PUBLIK
AREA PRIVAT
a. Area publik terdiri dari poliklinik, unit gawat darurat dan unit
diagnosa
b. Area semi publik terdiri dari bagian administrasi, rawat inap
dan unit bedah
c. Area privat terdiri dari unit-unit service seperti dapur, cuci,
dll
5.11.Konsep Sirkulasi
5.12.Konsep Parkir
BAB VI
HASIL RANCANGAN
DAFTAR PUSTAKA
1. PT. Pioner Murti Sentosa, 2006, Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), Medan, PT. Pioner Murti Sentosa.
2. Dr. Achmad Sujudi, 2004, Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Jakarta,
Departemen Kesehatan.
3. Design and Construction of General Hospitals, New York, U.S. Department of Health,
Education, and Welfare Public Health Service
4. Ernst Neufart, Edisi 33 jilid 22, Data Arsitek
5. Standarisasi Rumah Sakit Umum Tipe C