Anda di halaman 1dari 11

Vitamin larut dalam lemak

Oleh :
1. APRILIA MUTIA 195190049
2. BELLA MAULINA 195190015
3. DEWANTY DWI 195190020
4. DHEA TRI A. 195190019
5. ERICHA AJENG 195190003
6. EKA ANISA 195190052
7. MEYDINA 195190007
8. RENI AGGRAINI 195190044
9. ZHENISA

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI GIZI
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah “vitamin” sebenarnya sudah
tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi
akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan
kata bahasa Latin vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada
suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan
tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan
vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan
terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak
memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada
beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh
vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan
bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua
macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam makalah ini
yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian vitamin larut dalam lemak?
2. Apa saja jenis vitamin yang larut dalam lemak?
3. Penyakit apa yang disebabkan karena kekurangan atau kelebihan salah satu dari
vitamin yang larut dalam lemak?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Pembaca mengerti akan definisi dari vitamin.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari vitamin yang larut dalam lemak.
3. Pembaca dapat mengertahui penyakit yang timbul akibat kekuranagn atau
kelebihan vitamin yang larut dalam lemak.
BAB II
PEMBAHASAN

Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik, yang semuanya
adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang
memadai sehingga harus disuplai dari makanan. Pemasokan vitamin- vitamin yang larut
dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat
diabsorbsi secara efisien. Gangguan absorbsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistim
empedu akan menyababkan gangguan absorbsi vitamin–vitamin yang larut lemak. Setelah
diabsorbsi, vitamin ini dibawa ke hepar dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hepar atau
dalam jaringan lemak. Di dalam darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau
protein pengikat spesifik (Spesific Binding Protein), dan karena tidal larut dalam air, maka
ekskresinya lewat empedu, yang dikeluarkan bersama-sama feses.

1. VITAMIN A
Dikenal bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol,
bentuk aldehid disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat. Retinol dan retinal
mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila
berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol juga
sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan
yang cocok. Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman
bisa melindungi vitamin A dalam bahan makanan.

Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin). Provitamin


A terdiri dari α, β, dan γ- karoten. β – karoten merupakan pigmen kuning dan salah satu jenis
antioksidan yang memegang peran penting dalam mengurangi reaksi berantai radikal bebas
dalam jaringan.

Tumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan


mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A
menjadi vitamin A. Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1 (retinal),
terutama banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A 2 (retinol) atau 3-dehidro retinol,
terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan,
sebagian besar ada dalam bentuk ester. Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan,
seperti mentega (lemak susu), kuning telur, keju, hati, hijauan dan wortel. Warna hijau
tumbuh-tumbuhan merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten. Buah-buahan
berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel, pisang, pepaya, banyak mengandung
provitamin A, ß-karoten. Untuk makanan, biasanya vitamin A terdapat dalam makanan yang
sudah difortifikasi (ditambahkan nilai gizinya).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian
digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung
dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan
asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh,
retinil palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP),
yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk
diangkut ke sel-sel jaringan. Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh
protein pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati
dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus,
kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan
diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat.
Vitamin A essensial untuk pertumbuhan, karena merupakan senyawa penting yang
menciptakan tubuh tahan terhadap infeksi dan memelihara jaringan epithel berfungsi normal.
Jaringan epithel yang dimaksud adalah terutama pada mata, alat pernapasan, alat pencernaan,
alat reproduksi, syaraf dan sistem pembuangan urine. Hubungan antara vitamin A dengan
fungsi mata yang normal, perlu mendapat perhatian khusus. Vitamin A berperan dalam
sintesis stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, yang berkombinasi dengan protein
membentuk grup prostetik yang disebut “visual purple”, yang lebih dikenal dengan istilah
rodopsin. Jadi vitamin A diperlukan untuk mensintesis rodopsin, yang selalu pecah atau
dirusak oleh proses fotokimiawi sebagai salah satu proses fisiologis dalam sistem melihat.
Apabila vitamin A pada suatu saat kurang dalam tubuh, maka sintesis ”visual purple” akan
terganggu, sehingga terjadi kelainan-kelainan melihat.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A, antara lain rabun senja
(night blindness)), katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh,
keratinisasi (sel epithel kering), kulit yang tidak sehat, bersisik dan mengelupas. Terutama
pada anak-anak, kelebihan vitamin A ditandai dengan kemunculan gejala-gejala, antara lain
hilangnya napsu makan, mual, berat badan menurun, pusing, luka di sudut mulut, bibir pecah-
pecah, rambut rontok dan nyeri tulang.
2. VITAMIN D
Vitamin D kadang-kadang disebut sunshine vitamin. Vitamin D dapat di produksi di
dalam tubuh melalui proses penyerapan sinar matahar. Orang yang sering melakukan
aktivitas diluar ruangan dengan memakai baju atau tidak memakai baju untuk berjemur,
biasanya sedikit yang memiliki masalah kekurangan vitamin D. Sisanya dari kita banyak
yang menggantungkan kebutuhan akan vitamin D dari makanan terutama susu.
Ada beberapa senyawa yang menunjukkan aktivitas vitamin D. Namun hanya ada dua
profitamin ini yang benar-benar ada di makanan yaitu: ergosterol dan 7-dehydrocholesterol.
Irradiasi sinar ultraviolet mengubah ergosterol menjadi vitamin D2 (ergo kalsiferol). Irradiasi
ultraviolet terutama dikulit hewan mengkonversi 7-dehidrokolesterol menjadi vitamin D 3
(kolekalsiferol). Struktur dari ergosterol, vitamin D 2, 7-dehidrokolesterol dan vitamin D3
dapat digambarkan sebagai berikut.
Tubuh sangat membutuhkan vitamin D dalam melakukan penyerapan kalsium dan
fosfor. Gigi dan tulang banyak mengandung dua elemen tersebut, apabila kekurangan vitamin
D maka tubuh akan mengalami gangguan dalam penyerapan kalsium dan fosfor pada saluran
pencernaan serta akan menyebabkan gangguan mineralisasi terhadap struktur gigi dan tulang.
Yang paling peka terhadap kekurangan vitamin D adalah bayi, anak-anak dan para orang tua
usia lanjut, mengapa demikian karena pada bayi dan anak-anak masih mengalami proses
pertumbuhan sehingga masih banyak membutuhkan kalsium dan fosfor, dan pada orang tua
usia lanjut mereka sudah tidak dapat meregenerasi tulang mereka apabila terjadi
kerusakan.Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D adalah ricketsia,
titani an osteomalacia.
Tidak hanya kekurangan vitamin D yang menyebabkan masalah, kelebihan vitamin D
dalam tubuh juga dapat menimbulkan masalah. Kelebihan vitamin D juga sangat beracun,
sebab tidak mudah untuk menghilangkan vitamin ini dalam tubuh karena sifatnya yang larut
dalam lemak. Gejala yang ditimbulkan jika kelebihan vitamin D antara lain mual, diare, batu
ginjal dan endapan lainnya bahkan bisa sampai meninggal dunia.
3. VITAMIN E
Vitamin E atau yang dikenal dengan nama Tokoferol, merupakan vitamin yang
bermanfaat untuk kesehatan kulit. Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan
makanan yang bersifat komersial,termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga
matahari, bayam, sawi, brokoli, paprika merah bubuk cabe merah, daun kemangi, oregano,
aprikot kering, acar buah zaitun, talas, kacang almond, kacang tanah, kacang pinus, minyak
jagung serta kedelai, semuanya merupakan sumber vitamin E yang baik.
Penyerapan aktif lemak meningkatkan absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan
lemak dapat menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E di dalam darah diangkut oleh
lipoprotein, pertama- tama lewat penyatuan ke dalam kilomikron yang mendistribusikan
vitamin ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen sisa
kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati dalam lipoprotein berdensitas
sangat rendah. Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa.
Vitamin E yang efektif berfungsi sebagai anti-oxidant. Anti-oxidants yang diperlukan
untuk meminimalisir terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh oxidants hadir dalam tubuh
banyak masalah yang terkait dengan penuaan yang tampaknya akibat oxidants.Vitamin E
juga dapat membantu mencegah kolesterol deposito dalam arteri. Selain itu, vitamin E dapat
melindungi diri dari sinar ultraviolet dan mencegah kerusakan kulit dari polusi serta radikal
bebas. Namun tentu saja fungsi vitamin E bukan cuma itu. Berdasarkan beberapa penelitian,
konsumsi vitamin dipercaya mampu menurunkan risiko kanker prostat dan penyakit
Alzheimer.
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang
baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin besarnya
masukan lemak tak- jenuh ganda. Asupan minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen
(seperti dalam tenda oksigen ) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya
penyerapan lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala
neurology.
4. VITAMIN K
Vitamin K ditemukan oleh Dr.Dam dari Kopenhagen (1935) sebagai vitamin anti-
hemorhagik (hemoragi perdarahan). Meskipun kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh
adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Vitamin K juga
terkandung dalam makanan,  seperti hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak
dan sayuran sejenis kobis (kol) dan susu. Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan
pada susu kedele, teh hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan
probiotik, seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi
produksi vitamin ini.
Berdasarkan struktur kimianya,vitamin K dibagi menjadi 3, antara lain ;
1) Vitamin K1 (Phylloquinone) memiliki rantai samping fitil dan hanya terdapat didalam
tumbuhan-tumbuhan berwarna hijau.
2) Vitamin K2 (Menaquinone) merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya
terdiri atas satuan isoprenil, yang dihasilan oleh jaringan hewan dan bakteri
menguntungkan dalam sistem pencernaan.
3) Vitamin K3 (Menadione) merupakan bentuk Vitamin K sintetik. Bersifat larut dalam
air, digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan penyerapan vitamin K
dari  makanan.

Vitamin K yang terdapat di alam larut dalam lemak dan pelarut lemak, namun
beberapa preparat sintis larut dalam air. 2-Metil-1,4-nafrakuinon, yang disebut juga
menadion, adalah suatu produk sintetis vitamin K, yang bersifat lebih aktif dibanding
vitamin K1. Untuk penyerapan dibutuhkan lemak dan garam empedu. Stabil terhadap
panas dan mudah rusak oleh asam, alkali, sinar dan oksidator.
Hanya sekitar 40 -70% vitamin K dalam makanan dapat diserap oleh usus. Setelah
diabsorbsi, vitamin K digabungkan dengan kilomikron, diangkut melalui saluran limfatik,
kemudian melalui saluran darah ditranportasi ke hati. Sekitar 90% vitamin K yang sampai di
hati disimpan dalam bentuk menaquinone. Dari hati, vitamin K disebarkan ke seluruh
jaringan tubuh yang memerlukan melalui darah. Saat di darah, vitamin K bergabung dengan
VLDL dalam plasma darah. Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme
menjadi komponen larut air dan produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya, vitamin K
diekskresikan melalui urin dan feses. Sekitar 20% dari vitamin K diewkskresikan melalui
feses. Pada gangguan penyerapan lemak, ekskresi vitamin K bisa mencapai 70 -80 %.
Vitamin K memiliki beberapa fungsi antara lain:
 Memelihara kadar normal faktor-faktor pembeku darah, yaitu faktor II, VII, IX, dan
X, yang disintesis di hati
 Berperan dalam sintesis faktor II, yaitu protrombin
 Sebagai komponen koenzim dalam proses fosforilasi. Enzim karboksilase dengan
melalui proses kimia, mampu mengikat ion kalsium yang mampu membantu proses
pembekuan darah.
Vitamin K digunakan untuk mata lebih bersinar, hal ini banyak ditemukan di krim
mata yang juga mengandung retinol. Vitamin K dipercaya bisa membantu mengatasi lingkar
mata hitam. Pembuluh kapiler yang rentan dan bocor di sekitar daerah mata sering diakui
sebagai penyebab hitamnya daerah di sekitar mata. Vitamin K, yang dikenal juga sebagai
phytonadione, bisa membantu mengontrol aliran darah. Penggunaan vitamin K teratur bisa
membuat bagian lingkar mata yang menghitam terlihat lebih cerah. Biasanya digunakan 2-3
hari seminggu, setiap sebelum tidur untuk mencegah iritasi. Vitamin K juga berperan penting
dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.
Seluruh vitamin K dalam tubuh diproses dalam liver di mana nantinya akan
digunakan untuk memproduksi zat pembuat darah bisa membeku.  Selain berperan dalam
pembekuan, vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang terutama jenis K 1.   Vitamin
K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi maksimal dan memastikan
tidak salah sasaran. 
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat
meyebabkan pendarahan atau hemoragik.  Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang
terjadi  karena hampir semua orang memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari
makanan.  Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih
steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, sedangkan air susu
ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K
saat lahir.
Pada orang dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi sayuran
atau mengonsumsi antobiotik terlalu lama.  Antibiotik dapat membunuh bakteri
menguntungkan dalam usus yang memproduksi vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K
disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan dan kurangnya garam empedu.
Diagnosa adanya defisiensi vitamin K adalah timbulnya gejala-gejala, antara lain
hipoprotrombinemia, yaitu suatu keadaan adanya defisiensi protrombin dalam darah. Selain
itu, terlihat pula perdarahan subkutan dan intramuskuler.
Keracunan vitamin K bisa terjadi, misalnya pada orang yang menerima pengganti
vitamin K larut air.  Gejala-gejalanya adalah hemolisis (penghancuran sel darah merah),
penyakit kuning dan kerusakan otak. Penyakit kuning sendiri dapat disebabkan oleh tingginya
kadar bilirubin pada tubuh manusia (yang memiliki sel darah merah). Biasanya konsentrasi
bilirubin pada darah melebihi 2-3mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Moore, John T & Langley, R. 2008. Biochemistry for Dummies. Amerika : Wiley Publishing,
Inc.

Anda mungkin juga menyukai