Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

KEPERWATAN MEDIKAL BEDAH

PEMBERIAN INSULIN

Oleh :

NADIYA AYU NOPIHARTATI


2011316046

Dosen : Esi Afriyanti, S.Kp,.M.Kes

PROGRAM B KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
A. Pengertian
Terapi pemberian insulin merupakan terapi yang diberikan kepada klien /
pasein yang mengalami kekurangan hormon insulin didalam tubuhnya. Pemberian
insulin adalah suatu kegiatan memasukkan obat insulin ke dalam jaringan tubuh
melalui suntikkan subcutan atau intravena. Hormon yang mengubah glukosa
menjadi glikogen dan berfungsi mengatur kadar gula darah bersama hormon
glikogen (Greenspan dan Baxter, 2000). Insulin adalah hormon utama yang
mengendalikan glukosa dari darah ke dalam sebagian besar sel (terutama sel otot
dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan
insulin atau kekurangpekaan reseptor-reseptor memainkan peran sentral dalam
segala bentuk diabetes mellitus.
Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu
beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang merupakan karbohidrat
utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan
bakar. Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (β-sel) yang berada di
pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah
makan. Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh yang
menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar, untuk
konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau untuk penyimpanan.
Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke
glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot. Tingkatan insulin
yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk
membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti proses pertumbuhan sel
dan duplikasi, sintesa protein, lemak dan penyimpanan. Insulin adalah sinyal
utama dalam mengkonversi banyak bidirectional proses metabolisme dari
catabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk membongkar molekul-molekul ke
dalam bentuk unit yang lebih kecil dan melepaskan energi) ke anabolic, dan
sebaliknya. Secara khusus, tingkatan insulin yang lebih rendah berguna sebagai
pemicu masuk keluarnya ketosis (fase metabolik pembakaran lemak). Jika jumlah
insulin yang tersedia tidak cukup, jika sel buruk untuk merespon efek dari insulin
(kekurangpekaan atau perlawanan terhadap insulin), atau jika insulin
cacat/defective, maka gula tidak akan diserap dengan baik oleh orang-orang sel-
sel tubuh yang memerlukannya dan tidak akan disimpan dengan baik di hati dan
otot. Efek selanjutnya adalah tingkat gula darah yang tetap tinggi , miskin sintesis
protein, dan lainnya kekacauan metabolisme lainnya, seperti acidosis yaitu
meningkatnya keasaman (konsentrasi ion hidrogen) dalam darah.
B. Fungsi Insulin
Insulin berperan dalam penggunaan glukosa oleh sel tubuh untuk
pembentukan energi. Apabila tidak ada insulin maka sel tidak dapat menggunakan
glukosa sehingga proses metabolisme menjadi terganggu. Proses yang terjadi
yaitu karbohidrat dimetabolisme oleh tubuh untuk menghasilkan glukosa, glukosa
tersebut selanjutnya diabsorbsi di saluran pencernaan menuju ke aliran darah
untuk dioksidasi di otot skelet sehingga menghasilkan energi. Glukosa juga
disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen kemudian diubah dalam jaringan
adiposa menjadi lemak dan trigliserida. Insulin memfasilitasi proses tersebut.
Insulin akan meningkatkan pengikatan glukosa oleh jaringan, meningkatkan level
glikogen dalam hati, mengurangi pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati,
meningkatkan sintesis asam lemak, menurunkan pemecahan asam lemak menjadi
badan keton, dan membantu penggabungan asam amino menjadi protein. Insulin
termasuk hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari pankreas babi
maupun sapi, tetapi kini telah dapat disintesis dengan teknologi rekombinan DNA
menggunakan E.coli. Susunan asam amino insulin manusia berbeda dengan
susunan insulin hewani. Insulin rekombinan dibuat sesuai dengan susunan insulin
manusia sehingga disebut sebagai human insulin. Insulin diproduksi oleh sel beta
di dalam pankreas dan digunakan untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah.
Sekresi insulin terdiri dari 2 komponen. Komponen pertama yaitu: sekresi insulin
basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu makan, waktu malam hari
dan keadaan puasa. Komponen kedua yaitu: sekresi insulin prandial yang
menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari kadar insulin basal dan
diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan mencapai
puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat mengikuti
penurunan kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin prandial berkaitan
erat dengan kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.
Fungsi insulin:
1. Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan
2. Mengimbangkan paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing manis.
3. Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati
4. Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak
didalam hati.
C. Cara Kerja Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Kerja cepat (rapid acting)
Contoh: Actrapid, Humulin R,Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih, efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan, durasi
kerja sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena. Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang.
2. Kerja menengah (intermediate acting)
Contoh: Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein.
3. Kerja panjang (long acting)
Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZI Insulin bentuk ini
diperlukan untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan. Semua
jenis insulin yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila tidak
murni akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi
D. Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan
dengan program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula
darah. Pemberian insulin terdapat dua tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena
adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbsi obat atau juga
termasuk tipe lambat
E. Indikasi
Indikasi penggunaan insulin:
1. semua penyandang DM tipe 1
2. semua penyandang DM tipe 2
3. keadaan stres berat
4. gangguan fungsi ginjal/hati yang berat
5. ketoadsidosis diabetik
6. Hiperglamik, Hiperosmolar non ketotis
7. penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteal
8. Diabetes gastional
9. penyandang DM yang memerlukan suplemen tinggi kalori
F. Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan insulin:
1. Penderita obat obatan hipoglikemik oral
G. Sasaran kendali glukosa darah
Puasa atau sebelum makan 80-110 mg/dl
Satu jam setelah makan <180 mg/dl
Pasien bedah dan keadaan kritis 80- 110 mg/dl
Pasien non bedah dan dan bedah tidak kritis 90- 140 mg/dl
H. Manfaat Terapi Insulin
1. memperbaiki status metabolic dengancepat
2. memperbaiki inflamasi dan mofilipid
3. menurunkan angka kematian pada penderita kalainan jantung dan stroke
4. menurunkan angka kejadian kegagalan organ multiple akibat sepsis dan
5. menurunkan penggunaan ventilasi mekanik yang berkepanjangan dan lama
pearawatan diruang intensif
I. Jenis- Jenis Insulin
1. Insulin basal: junlah insulin eksogen per unit waktu yang diperlukan untuk
mencegah hiperglikemia puasa akibat glukomiogenesis serta mencegah
ketoasidosis yang tidak terdeteksi
2. Insulin prandial: jumlah insulin yang diperlukan untuk mengkonversi Bahan
makanan dalam bentuk energy cadangan sehingga tidak terjadi hiperglikemia
posprandial
J. Macam- macam sediaan insulin
Insulin /insulin analog Nama dan tempat pabrik
Kerja sangat cepat (ultra rapid acting)  
insulin lispro (humalog) Eli Lilly
insulin aspart (novorapid) Novo Nordisk
insulin glulisin (aprida) Aventis Pharmaceuticals, inc
Kerja pendek (short acting)  
reguler (human humulin) Eli Lilly/ Novo Nordisk
N/insulatet
Kerja menengah (intermediet acting)  
NPH (human) humulin Eli Lilly/ Novo Nordisk
N/ insuleter)
 Kerja panjang (long acting) Aventis Pharmaceuticals, inc
Insulin glargine (lamtus) Novo Nordisk
Insulin detemir (levemir)
Campuran (mixtures)  
70/30 humulin / mixtard Eli Lilly/ Novo Nordisk
70% NPH, 30% regular
Campuran (mixtures, insulin analog)  
75/25 humalog (75%NPL, 25% lispro Eli Lilly
50/50 humalog (50% NPL, 50% lispro  Eli Lilly
70/30 novomix 30 (70% protamine aspart,  Novo Nordisk
30% aspart)
 
K. Efek Samping Insulin
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat terjadi
bila terdapat ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan jumlah
insulin.
2. Lipoatrofi
Pada 25-75% pasien yang diberikan insulin konvensional dapat terjadi
Lipoatrofi yaitu terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atrofi
jaringan lemak. Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering
terjadi pada wanita muda terutama terjadi di negara yang memakai insulin
tidak begitu murni.
3. Lipohipertrofi
Lipohipertrofi yaitu pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat
suntikan akibat lipogenikinsulin. Lebih banyak ditemukan di negara yang
memakai insulin murni. Regresi terjadi bila insulin tidak lagi disuntikkan di
tempat tersebut.
4. Alergi sistemik atau local
Reaksi alergi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sistemik terutama
pada penggunaan sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupa eritem dan
indurasi di tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau jam dan
berlagsung. Selama beberapa hari.
5. Resistensi insulin
6. Edema insulin
7. Sepsis
Reaksi ini biasanya terjadi beberapa minggu sesudah pengobatan insulin
dimulai. Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit
kurang baik, penggunaan antiseptiK yang menimbulkan sensitisasi atau
terjadinya suntikan intrakutan, reaksi ini akan hilang secara spontan.
L. Lokasi Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan secara subkutan (jaringan di bawah kulit yang
merupakan jaringan lemak) karena penyuntikan pada bagian jaringan lemak akan
mempercepat proses penyerapan insulin. Lokasi penyuntikan umumnya pada
bagian perut (abdomen), lengan, paha atas dan pantat. Bagian perut (abdomen)
menyerap insulin paling cepat dibandingkan lokasi yang lain karena menyimpan
cukup banyak jaringan lemak. Disarankan untuk mengganti titik injeksi
penyuntikan insulin pen setelah waktu dua hari berturut-turut, jangan
menggunakan titik yang sama secara berulang-ulang karena dapat menyebabkan
kulit iritasi dan merusak jaringan lemak dibawah kulit. Mengganti titik injeksi,
bukan berarti mengganti area injeksi, hanya saja menyuntik pada area injeksi
yang sama namun letaknya tidak dititik yang sama seperti penyuntikan
sebelumnya. Berikanlah jarak sekitar 2 cm dari titik injeksi sebelumnya

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


A. Persiapan Klien
1. Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian
injeksi insulin.
2. Menutup sampiran (kalau perlu).
B. Persiapan Petugas
1. Mencuci Tangan
2. Mengkaji program/instruksi medik tentang rencana pemberian terapi injeksi
insulin (Prinsip 6 benar : Nama klien, obat/jenis insulin, dosis, waktu, cara
pemberian,dan pendokumentasian) .
3. Mengkaji tanggal kadaluarsa insulin
4. Amati tanda dan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia
5. Mengkaji riwayat medic dan riwayat alergi.
6. Mengkaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada pengerasan atau
penurunan jumlah jaringan.
7. Mengkaji tingkat pengetahuan klien prosedur dan tujuan pemberian terapi
insulin.
C. Persiapan Alat
1. Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet) .
2. Vial insulin.
3. Kapas + alkohol / alcohol swab .
4. Handscoen bersih.
5. Daftar / formulir obat klien.
D. Prosedur
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan untuk
klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi medik).
4. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat
kebiruan, inflamasi, atau edema.
5. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat
sebelumnya.
6. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/ alcohol swab , dimulai
dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
7. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan
kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
8. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang domin secara
lembut dan perlahan.
9. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan
penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
10. Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan jarum yang
sudah tertutup dengan tutupnya.
Khusus Insulin Pen (Actrapid Novolet) :
1. Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
3. Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan
indikator dosis.
4. Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin pen (bagian
cap ) sesuai dosis yang telah ditentukan sehingga indicator dosis sejajar
dengan jumlah dosis insulin yang akan diberikan kepada klien.
5. Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 unit (setiap rasa ”klik” yang
dirasakan perawat saatb memutar cap Novolet menandakan 2 unit insulin
telah tersedia).
11. Merapikan klien dan peralatan.
12. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
E. Evaluasi
1. Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30 menit setelah
injeksi insulin dilakukan.
2. Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada klien.
3. Menginspeksi tempat penyuntikan dan mengamati apakah terjadi
pembengkakan atau hematoma.
F. DOKUMENTASI
1. Mencatat respon klien setelah pemebrian injeksi insulin.
2. Mencatat kondisi tempat tusukan injeksi insulin.
3. Mencatat tanggal dan waktu pemberin injeksi insulin

Anda mungkin juga menyukai