BARU LAHIR
No. Dokumen : /PKML/2016
Terbitan : 01
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Januari 2016
Halaman : 1/1
1. Pengertian Asfiksia pada bayi baru lahir ( BBL)
adalah kegagalan nafas
secara spontan dan teratur segera setelah
lahir
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Acuan PONED Ditjen Binkesmas ,
Depkes RI tahun 2008
5. Prosedur/Langkah-Langkah 1) Resusitasi
.
Begitu bayi lahir tidak menangis, maka
dilakukan langkah
sbb
- Hangatkan bayi di bawah pemancar
panas atau lampu
- Posisikan kepala bayi sedikit
- Isap lendir dari mulut kemudian hidung
- Keringkan bayi sambil merangsang takti
dengan
menggosok punggung atau menyentil
ujung jari kaki dan
mengganti kain yang basah dengan yang
kering
- Reposisi kepala bayi
- nilai bayi, usaha napas, warna kulit dan
denyut jantung
Bila bayi tidak bernapas lakukan
ventilasi positip (VTP)
dengan memakai balon dan sungkup
selama 30 detik
denagn kecepatan 40-60 kali per - menit
Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan
denyut jantung
Bila belum bernapas dan denyut jantung,
60 x / menut
lanjutkan VTP kompresi dada secara
terkoordinasi selama
30 detik
Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan
denyut jantung
- Bila denyut jantung < 60 x / menit, beri
epineprin dan
lanjutkan VTP dan kompresi dada
- Bila denyut jantung > 60 x/ menit
kompresi dada
dihentikan, VTP dilanjutkan
Pemasangan Pipa ET bisa dilakukan pada
setiap tahapan
resuitasi
Pemasangan Pipa ET
Indikasi
a. Air ketuban campur mekonium,
bayi depresi dan
memerlukan isapan melalui tracheal
b. Telah dilakukan VTP dengan
balon dan sungkup
c. Prematuritas dan BBL, bayi tidak
bernapas secara
adekuat
d. Hernia defragmatika
e. Perlu VTP jangka lama
Alat dan Perlengkapan
- Laringsokop dengan baterai
cadangan
- Laringoskop dengan daun lurus: no
1(atern) dan
no ) (preterm)
- Pipa ET no: 2,5,3.0 3.5, 4.0
- Stilet, pipa penghisapan no 10 atau
lebih besar
- Bantalan bahu, gunting, pipa
oksigen
- Balon dan sungkup Resuitasi
Posisi Waktu Intubasi
Sama dengan posisi waktu VTP
- Sedikit tengadaha
- Luruskan trakea dan optimalkan
pandangan
2. Terapi medikamentosa
Epineprin
. Denyut jantung bayi < 60 kali / menit
setelah paling
tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat
dan kompresi
dada belumada respon
. Asistolik
Dosis : 0,1 – 0,3 ml/kg BB dalam laarutan
1:10.000
Cara: IV atau endotrakeal Dapat diulang
setiap 3 – 5
menit bila perlu
Cairan Pengganti Volume Darah
Indikasi :
Bayi baru lahir yang di lakukan
resuitasi mengalami
hivopolemia dan t tidak ada respon
dengan suitasi
Hipovolemia kemungkinanakibat
adanya pendarahan
atau syok, klinis ditandai adanya pucat,
perfusi buruk,
nadi kecil / lemah dan pada resuitasi tiak
memberikanrespon yang adekuat
Jenis cairan:
Larutan kristaloid yang isostonis
(NaCI 0,9 % ringer
laktat )
Transfusi darah golongan O
negative jika diduga
kehilangan darah banyak dan bila
fasilitas tersedia
Dosis: Dosis awal 10 ml / kg BB IV pelan
selama 5 –
10 menit Dapat diulang sampai
menunjukan respon
klinis.
Natrium Bikarbonat
Indikasi:
Asidosis metabolic secara klinis (napas)
cepat dan dalam, sinosis)
Prsyarat: bayi tlah di lakukan ventilasi
dengan efektif
Dosis: 1 – 2 mEq / kgbb atau 2 – 4 ml /
kgbb
(4,2%) atau 1- 2 ml/kgbb (7,4%)
Cara: diencerkan dengan aquabides atau
dekstrose
5% sama banyak diberikan secara
intervena
dengan kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping: pada kedaaan
hipreosmolaritas dan
kandungan CO2 dari bikarbonat merusak
fungsi miokardium dan otak
Tindakan Setelah Resuitasi
Setelah melakukan resuitasi, maka harus
dilakukan
tindakan:
o Pemantauan pasca resuitasi
o Dekontaminasi, mencuci dan
mensterilkan
alat
o Membuat catatan tindakan resuitasi
o Konseling pada keluarga