Anda di halaman 1dari 7

KARAKTERISTIK KEJADIAN SOLUSIO PLASENTA DI RSUD

PURBALINGGA PERIODE TAHUN 2001 – 2006

Surtiningsih1)
1
Prodi Kebidanan D3 STIKES Harapan Bangsa Purwokerto

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the characteristics of the incidence of
placental abruption in hospitals Purbalingga the period January 2001 to January,
2006.
Methods This research is descriptive Retrospective Study. Samples of this
research is data mothers who have placental abruption in hospitals Purbalingga
in the period January 2001 - January 2006 were taken in total or total population.
The results of this study is the number of occurrences of placental abruption in
women giving birth in hospitals Purbalingga were 19 cases with characteristics of
placental abruption incidence seen from the respondent's age is> 35 years as
many as 10 people (52.63%) and views of parity is parity> 3 were 13 cases
(68.42%).
The conclusion in this study that the characteristics of the incidents in hospitals
Purbalingga Placental abruption is the age and parity.

Keywords: placental abruption characteristics, age, parity.

PENDAHULUAN tersedianya sumber daya manusia di

Pelayanan kebidanan merupakan masa depan yang berkualitas.

bagian integral dari pelayann Dengan pelayanan kebidanan yang

kesehatan yang difokuskan pada optimal diharapkan dapat

pelayanan kesehatan perempuan menurunkan angka kematian ibu

pada siklus reproduksi, bayi baru (Mochtar, 1998).

lahir dan balita untuk mewujudkan Berdsarkan hasil survey Demografi

kesehatan keluarga dalam rangka dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Viva Medika | VOLUME 01/NOMOR 01/SEPTEMBER/2008 66


pada tahun 2002/2003 angka Perdarahan sebagai penyebab

kematian ibu sebesar 307 per tertinggi kematian ibu dapat etrjadi

100.000 kelahiran hidup (Dinkes, pada masa antepartum, intrapartum,

2005). Data tahun 2005 dan postpartum (Manuaba, 1998).

menunjukkan AKI di Indonesia 262 Perdarahan antepartum merupakan

per 100.000 Kelahiran Hidup. Saat perdarahan dari vagina yang terjadi

ini angka kematian ibu di Indonesia pada usia kehamilan lebih dari 22

termasuk tertinggi di Asia Tenggara minggu (trimester II dan III) serta

(Atika, 2005). saat persalinan sebelum bayi lahir

Data survey kesehatan rumah tangga (Admin, 2007).

(SKRT) pada tahun 2001 Perdarahan antepartum terjadi pada

menunjukkan tiga penyebab utama kira – kira 3% dari semua persalinan,

kematian Ibu di Indonesia adalah yang terbagi kira – kira antara

perdarahan (28%), keracunan plasenta previa, solusio plasenta dan

kehamilan atau eklamsia (24%) dan perdarahan yang belum jelas

infeksi (11%) (Yusnani, 2007). sumbernya (Wiknjosastro, 2002).

Walaupun angka kematian maternal Perdarahan antepartum bisa

telah menurun dengan meningkatnya disebabkan oleh plasenta previa

pelayanan kesehatan obstetric, (32%), solusio plasenta (30%), vasa

namun kematian ibu akibat previa (0,1%), inpartu biasa (10%),

perdarahan masih tetap merupakan perdarahan yang tidak diketahui

factor utama dalam kematian sebabnya (23,9%) (Yoseph, 2006).

maternal (Wiknjosastro, 2002). Solusio plasenta merupakan

Viva Medika | VOLUME 01/NOMOR 01/SEPTEMBER/2008 67


perdarahan yang etrjadi akibat 2001 – Jnauari 2006 didapatkan

lepasnya sebagian atau seluruh kejadian solusio plasenta sebanyak

plasenta dari tempat melekatnya atau 19 kasus.

etrjadi perdarahan dibelakang

plasenta (Admin, 2007). METODOLOGI

Factor – factor yang dapat Penelitian ini merupakan

meningkatkan kejadian solusio penelitian yang bersifat deskriptif.

plasenta yaitu ibu hamil dengan Desain penelitian ditetapkan dengan

hipertensi, paritas ibu, kehamilan tujuan agar penelitian dapat

ganda, trauma, usia ibu dan riwayat dilakukan dengan efektif dan efisien.

solusio seblumnya (Admin, 2007). Penelitian ini dilakukan dengan

Factor paritas yang dapat pendekatan Retrospektif Study yang

emmpengaruhi terjadinya solusio meneliti tentang karakteristik

plasenta lebih banyak terjadi pada kejadian solusio plasenta di RSUD

multipara daripada primipara Purbalingga periode Januari 2001 –

(Mochtar, 1998). Januari 2006. Menurut Notoatmodjo

Berdasarkan hasil survey di RSUD (2010) Retrospektif Study yaitu

Soesilo Slawi pada periode Januari Penelitian yang berusaha melihat ke

2001 – 2006 kejadian solusio belakang (backward looking), artinya

plasenta sebanyak 16 kasus dari pengumpulan data di mulai dari efek

semua persalinan. Sedangkan atau akibat yang telah terjadi .

kejadian solusio plasenta di RSUD Kemudian efek tersebut ditelusuri ke

Purbalingga pada periode Januari belakang tentang penyebabnya atau

Viva Medika | VOLUME 01/NOMOR 01/SEPTEMBER/2008 68


variabel-variabel yang P = F / N x 100 %

mempengaruhi akibat tersebut. Keterangan:


P = Prosentase
Sampel dalam penelitian ini adalah f = Frekuensi
N = Jumlah seluruh observasi
seluruh data ibu bersalin yang

mengalami kasus solusio plasenta HASIL DAN PEMBAHASAN

pada periode bulan Januari 2001 – Hasil penilitian ini diperoleh data

Januari 2006. bahwa jumlah kejadian solusio

Pengolahan data ini meliputi plasenta di RSUD Purbalingga

Editing, Coding, Tabulating, periode Januari 2001 – Januari 2006

Transfering. Analisis data adalah adalah sebanyak 19 kasus yang

analisis univariat (Notoatmojo, terdistribusi menurut umur dan

2010). Rumus analisis univariat yang paritas disajikan dalam table sebagai

digunakan adalah sebagai berikut : berikut :

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik kejadian solusio plasenta periode Januari 2001
– Januari 2006 dilihat dari umur Responden di RSUD Purbalingga
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
< 20 2 10,53
20 – 35 7 36,84
 35 10 52,63
Jumlah 19 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Januari 2006 sebagian besar berumur

kejadian solusio plasenta di RSUD > 35 tahun sebnayak 10 kasus

Purbalingga periode Januari 2001 – (52,63%), umur 20 – 35 tahun

Viva Medika | VOLUME 01/NOMOR 01/SEPTEMBER/2008 69


sebanyak 7 kasus (36,84%), dan umur ibu, karena makin tua umur ibu

umur < 20 tahun sebanyak 2 kasus makin tinggi kejadian solusio

(10,53%). plasenta (Wiknjosastro, 2002).

Penelitian ini sependapat dengan Hasil ini juga sesuai dengan teori

penelitian di Rumah Sakit Dr Cipto Mochtar (1998) yang menjelaskan

Mangunkusumo yaitu dari 14.824 bahwa makinlanjut umur makin

persalinan kejadian solusio plasenta besar kemungkinan terjadinya

umur 15 – 19 tahun (0,5%), umur solusio plasenta karena pada umur

>35 tahun (5,3%). Hal ini dapat lanjut kemunginan mendapat

diterangkan bahwa kejadian solusio arteriosklerosis lebih besar.

plasenta snagat dipengaruhi oleh

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik kejadian solusio plasenta periode Januari 2001
– Januari 2006 dilihat dari paritas Responden di RSUD Purbalingga
Paritas Frekuensi (f) Persentase (%)
Primipara 1 4 21,05
Multipara 2 – 3 1 5,27
Grandemultipara > 3 14 73,68
Jumlah 19 100,0

Berdasarkan table 2 diatas multipara sebnayak 1 kasus (5,27%),

menunjukkan bahwa kejadian solusio dan paritas primipara sebanyak 4

palsenta di RSUD Purbalingga kasus (21,05).

periode Januari 2001 – Januari 2006 Pada table 2 tersebut menunjukan

adalah pada grandemultipara paritas multipara terlihat paling

sebnayak 14 kasus (73,68%), paritas sedikit, hal ini sesuia dengan

Viva Medika | VOLUME 01/NOMOR 01/SEPTEMBER/2008 70


penjelasan mengenai paritas 2-3 solusio plasenta pada umur sebagian

merupakan paritas paling aman besar kasus pada umur > 35 tahun

ditinjau dari sudut kematian sebanyak 10 kasus dari total 19

maternal. Sedangkan pada paritas 1 kasus. Dan karakteristik lainnya pada

dan paritas tinggi (lebih dari 3) paritas kasus terbanyak adalah

mempunyai kematian lebih tinggi paritas > 3 sebnayak 14 kasus dari

(Wiknjosastro, 2002). total 19 kasus.

Hasil ini juga sejalan dnegan hasil Dari kesimpulan tersebut maka
diharapkan untuk RSUD Purbalingga
penelitian yang dilakuakn oleh
agar dapat melaksanakan deteksi dini
Pitchard dkk (1991) yang
pada kasus solusio plasenta dan
menemukan bahwa kejadian solusio meningkatkan pelayanan kesehatan
terutama pada kasus solusio plasenta
plasenta lebih tinggi pada wanita

dnegan paritas tinggi (Cuningham,


DAFTAR PUSTAKA
2005).
Admin. 2007, Aneka sebab
perdarahan saat hamil,
http:/www.gaya hidup sehat
KESIMPULAN DAN SARAN online.com.

Berdasarkan hasil penelitian dan Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur


Penelitian Suatu
pembahasan diperoleh kesimpulan Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
bahwa karakteristik kejadian solusio
Atika W. 2005. Upaya
plasenta di RSUD Purbalingga menyelematakan hidup Ibu.
http:/www.suaramerdeka.c
periode Januari 2001 – Januari 2006 om/cybernews/harian/0612
/20/nas.23 (Diakses
terdiri dari Umur dan Paritas. tanggal 20-12-2006)

Sebagian besar karakteristik kejadian Budiarto. E. 2002. Biostatistika


untuk Kedokteran dan
Viva Medika | VOLUME 01/NOMOR 01/SEPTEMBER/2008 71
Kesehatan Masyarakat. pada tanggal 08 Desember
Jakarta: EGC. pukul 14.00 WIB )

Cuningham. 2005. Obstetri Wiliams Dinkes Jateng. 2009. Data Status


(alih bahasa). Cetakan Gizi Balita Jateng.
pertama. Jakarta : EGC http;//www.Dinkesjatengpro
v.go.id/dokumen/pofil/prole
Depkes RI. 2003. Pedoman Praktis 2009 (Diakses pada tanggal
Terapi Gizi Medis. Jakarta: 08 Desember pukul 15.00
EGC WIB)

-------------. 2004. Analisis Situasi Hidayat A. 2007. Metode penelitian


Gizi dan Kesehatan kebidanan dan teknis anaisi
Masyarakat. Jakarta: EGC data. Surabaya : Salemba
Medika

-------------. 2006. Pedoman Umum Mochtar. 1998. Synopsis Obstetri.


Pemberian Makanan Cetakan pertama. Jakarta :
Pendamping Air Susu Ibu EGC
(MP-ASI) Lokal. Jakarta:
EGC Notoatmodjo. 2005. Metodologi
-------------. 2009. Perbaikan Gizi penelitian kesehatan . Jakarta
Masyarakat. Jakarta: EGC : Rineka Cipta

Depkes RI. 2010. Data Status Gizi Sugiyono. 2005. Statistic untuk
Balita Indonesia. http;// penelitian. Bandung :
www.riskesdas.litbang.Dep Alfabeta
kes.go.id/Tabel
Wiknjosastro, dkk. 1999. Ilmu
Riskesdas.2010. (Diakses
Kebidanan. Edisi ketiga.
Jakarta : YBPSP

Viva Medika | VOLUME 01/NOMOR 01/SEPTEMBER/2008 72

Anda mungkin juga menyukai