Disusun oleh :
Alviona 1809511098
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan laporan praktikum mata kuliah Ilmu
Kesehatan Lingkungan dengan tepat waktu. Penulisan laporan praktikum mengenai sapi dapat
diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap laporan praktikum tentang sapi ini
dapat menjadi referensi bagi para pembaca. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan ilmu baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Ilmu Kesehatan
Lingkungan ini dapat bermanfaat.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 4
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................. 11
4.4 Limbah............................................................................................................... 12
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
DASAR TEORI
5
Pada praktikum ini cara yang digunakan adalah dengan mengunjungi sebuah
peternakan di wilayah Denpasar. Lalu kemudian kita mengobservasi peternakan
tersebut dan memberikan beberapa pertanyaan kepada pemilik tentang sistem
Kesehatan lingkungan yang diterapkan pada peternakan tersebut. Lalu setelah melihat
subjek dan obyek secara langsung maka kita sudah dapat membuat hasil laporan
praktikum dengan menggunakan data dan referensi bacaan lainnya.
6
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
3.1 Data Peternakan
7
Kandang dibangun lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya sehingga tidak akan
terjadi genangan serta pembuangan limbah dapat lebih mudah dilakukan. Lantai
pada kandang terbuat dari semen dan tidak berlubang. Pembuatan lantai
menggunakan semen disarankan karena bersifat kedap air. Kandang dibuat
menghadap ke arah timur dan barat. Namun, pembuatan kandang ganda yang baik
yaitu menghadap selatan dan utara yang bertujuan agar sapi mendapat cahaya
matahari yang cukup dan merata. Pada saluran pembuangan limbah, tidak ada
saluran pembuangan khusus sehingga menjadi satu dengan selokan warga.
Posisi pembuatan kandang sangat dekat dengan pemukiman warga. Selain itu,
kandang juga dibangun tepat di pinggir jalan umum. Hal ini tentunya akan membuat
suasana tidak nyaman untuk warga yang tinggal disekitar peternakan. Tidak hanya
warga, sapi pun juga bisa stress akibat keramaian yang dilakukan oleh masyarakat
sekitar.
3.4 Pakan
8
Pakan yang diberikan oleh peternak kepada sapi-sapinya adalah hijauan segar.
Penempatan pakan juga sudah ditata agar tidak berceceran dan bercampur dengan
kotoran sapi. Serta tempat pakan memudahkan saat penggantian pakan.
3.5 Limbah
Pada peternakan ini pembuangan limbah dilakukan dengan dua cara yaitu (1)
kotoran dikumpulkan lalu dibuang ke ladang dekat kandang tersebut, dan (2) sisa dari
kotoran yang diangkat dibersihkan menggunakan air sumur bor dan alirannya menjadi
dengan selokan warga sekitar.
9
Gambar 7. Proses Pengangkutan Limbah
10
BAB IV
PEMBAHASAN
11
tercukupi dengan mudah. Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan
pemasaran. Sedangkan dampak negatifnya adalah sapi bisa stress akibat aktifitas
penduduk sekitar dan juga warga sekitar bisa saja mengeluh akibat limbah kotoran
ternak yang bau.
4.3 Pakan
Keberhasilan usaha ternak sapi potong ditentukan oleh salah satu faktor terbesar,
yaitu pakan. Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak, baik berupa bahan
organik maupun anorganik, yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna dan tidak
mengganggu kesehatan ternak (Djarijah, 2008). Pakan yang diberikan kepada sapi
potong harus memiliki syarat sebagai pakan yang baik. Pakan yang baik yaitu pakan
yang mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya, seperti
energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, yang semuanya dibutuhkan dalam jumlah
yang tepat dan seimbang sehingga bisa menghasilkan produk daging yang berkualitas
dan berkuantitas tinggi (Haryanti, 2009). Pakan yang diberik an kepada sapi potong
pada umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan yang
berasal dari tumbuhan yang diberikan pada sapi potong dalam bentuk segar, sedangkan
konsentrat merupakan pakan penguat yang disusun dari biji-bijian dan limbah hasil
proses industri bahan pangan yang berfungsi meningkatkan nilai nutrisi yang rendah
agar memenuhi kebutuhan normal ternak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat
(Akoso, 2009). Pada peternakan ini sapi-sapi yang diternakan hanya diberikan pakan
hijauan sehingga mungkin asupan gizi bagi sapi tersebut kurang maksimal.
4.4 Limbah
Limbah merupakan bahan organik atau anorganik yang tidak dimanfaatkan lagi,
sehingga dapat menimbulkan masalah serius bagi lingkungan jika tidak ditangani
dengan baik. Limbah dapat berasal dari berbagai sumber hasil buangan dari suatu
proses produksi, salah satunya limbah peternakan. Limbah tersebut dapat berasal dari
rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak, dan hasil dari kegiatan usaha ternak.
Limbah ini dapat berupa limbah padat, cair dan gas yang apabila tidak ditangani dengan
baik akan berdampak buruk pada lingkungan.
Limbah yang berasal dari peternakan tersebut akan bernilai ekonomi tinggi apabila
diolah dengan perlakuan yang tepat. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
12
mengolah limbah peternakan tersebut. Salah satunya pengolahan kotoran menjadi
pupuk kandang, cara ini merupakan cara yang paling sederhana yang sering kita jumpai
yaitu kotoran ternak dibiarkan hingga kering. Namun dengan cara pengolahan k otoran
tersebut belum bisa dikatakan ramah lingkungan, karena kotoran ternak yang diolah
dengan cara dikeringkan akan menimbulkan pencemaran dalam bentuk gas atau bau.
Bau yang menyengat yang ditimbulkan dari kotoran ternak akan mengganggu
pernafasan yang menyebabkan gangguan kesehatan.
Pada studi lapangan peternakan sapi dalam laporan ini pembuangan limbah
dilakukan dengan dua cara yaitu (1) Membuangnya ke ladang (2) Sisa dari pembuangan
dibersihkan menggunakan air dan alirannya menjadi satu dengan selokan pemukiman.
Cara tersebut sangat merugikan bagi kesehatan lingkungan sekitar mengingat limbah
itu tidak diolah terlebih dahulu. Jika cara ini terus dilakukan tanpa sistem pengolahan
limbah yang sesuai dapat menyebabkan kerugian bagi lingkungan sekitar seperti :
1. Bau menyengat
2. Sumber air yang tercemar,
3. Kebersihan lingkungan yang terganggu,
4. Kenyamanan yang terganggu.
Hal-hal di atas dapat terjadi karena menajemen pengolahan limbah peternakan yang
kurang efektif. Alur pembuangan limbah peternakan melewati jalur selokan
pemukiman sehingga selokan tersebut dihinggapi banyak lalat dan sisa-sisa feses yang
tidak ikut teralirkan yang mengakibatkan kebersihan lingkungan dan sumber air
menjadi tercemar. Bau menyengat yang timbul dari limbah tersebut dapat dirasakan
setiap waktu terlebih ketika cuaca sedang panas terik yang menimbulkan bau limbah
tersebut semakin menyengat. Hal ini tentu menggangu kenyaman warga sekitar dimana
seharusnya pada pagi hari dapat menghirup udara segar dan pada malam hari yang
seharusnya merupakan waktu untuk beristirahat dengan tenang menjadi terganggu
akibat adanya bau limbah tersebut.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Saat ingin membangun peternakan perlu diperhatikan beberapa hal seperti lokasi
kandang, keadaan bangunan kandang, pakan, dan lain sebagainya. Selain itu juga harus
memerhatikan kesehatan lingkungan pada peternakan. Hal ini berguna untuk menjaga
kesehatan serta kenyaman pada ternak sekaligus pada warga di sekitar peternakan.
5.2 Saran
Saran bagi ternak agar memperhatikan pengolahan limbah dengan cara yang lebih
tepat atau modern sehingga kemungkinan masalah yang akan timbul akibat
pembuangan limbah dapat dicegah atau dapat dikurangi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adityawarman C.A., Salundik., Lucia. 2015. Pengolahan Limbah Ternak Sapi Secara
Sederhana di Desa Pattalassang Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan . Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor
Sandi S., Desiarni M., Asmak. Manajemen Pakan Ternak Sapi Potong di Peternakan
Rakyat di Desa Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. 2018.
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Septiawan Asep et al. 2013. Pengelolaan Limbah Ternak pada Kawasan Budidaya
Ternak Sapi Potong di Kabupaten Majalengka (Waste Management at Beef Cattle
Raising Area in Majalengka).
15
DOKUMENTASI
16