Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :

Silvia Irawati 1809511001

I Gede Galyes Pranadinata 1809511043

Ahmad Rohmadhon H 1809511064

Galih Prasetyo 1809511075

Angel Novelyn Leonard 1809511078

Dwi Arum Permatasari 1809511097

Alviona 1809511098

Ni Made Suksmadewi Wisnantari 1809511099

Desak Gede Bintang Pradnya Dewanti 1809511123

Ketut Ari Andhita Badraresta Arnaya 1809511126

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan laporan praktikum mata kuliah Ilmu
Kesehatan Lingkungan dengan tepat waktu. Penulisan laporan praktikum mengenai sapi dapat
diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap laporan praktikum tentang sapi ini
dapat menjadi referensi bagi para pembaca. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan ilmu baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Ilmu Kesehatan
Lingkungan ini dapat bermanfaat.

Denpasar, 10 November 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 4

1.1 Latar belakang praktikum...................................................................................... 4

1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................................. 4

1.3 Manfaat Praktikum ............................................................................................... 4

BAB II DASAR TEORI ..................................................................................................... 5

2.1 Kesehatan Lingkungan dalam Peternakan Sapi .......................................................... 5

BAB III HASIL PRAKTIKUM........................................................................................... 7

3.1 Data Peternakan ....................................................................................................... 7

3.2 Kondisi Kandang .................................................................................................. 7

3.3 Kondisi Lingkungan Sekitar.................................................................................. 8

3.4 Pakan ...................................................................................................................... 8

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................. 11

4.1 Kondisi Kandang ................................................................................................ 11

4.2 Kondisi Lingkungan Sekitar................................................................................ 11

4.3 Pakan ................................................................................................................. 12

4.4 Limbah............................................................................................................... 12

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 14

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 14

5.2 Saran .................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Kandang............................................................................................. 7

Gambar 2. Kondisi Kandang ........................................................................................... 7

Gambar 3. Kondisi Lingkungan Sekitar .......................................................................... 8

Gambar 4. Pakan Ternak................................................................................................. 8

Gambar 5. Limbah dibuang ke selokan ........................................................................... 9

Gambar 6. Limbah dibuang ke ladang ............................................................................. 9

Gambar 7. ambar 7. Proses Pengangkutan Limbah ........................................................ 10

Gambar 8. Ladang Tempat Pembuangan Limbah Peternakan ............................................ 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang praktikum


Latar belakang praktikum kali ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah elektif
Kesehatan lingkungan yang di mana kita melakukan studi lapangan ke peternakan sapi
untuk melihat dan mengobservasi bagaimana sistem Kesehatan lingkungan yang ada di
peternakan tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui bagaimana sistem kesehtan lingkungan
yang diterapkan pada pemeliharaan sapi. Selain itu juga untuk memenuhi tugas mata
kuliah ilmu kesehatan lingkungan.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah mahasiswa dapat menilai kualitas
lingkungan padaa peternakan sapi.

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Kesehatan Lingkungan dalam Peternakan Sapi


Sebagai negara agraris, industri peternakan diharapkan oleh banyak pihak dapat
menjadi salah satu sektor andalan di Indonesia. Industri tersebut diharapkan dapat
menopang pelaksanaan pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
bangsa. Sistem peternakan terpadu yang melibatkan semua sektor, yaitu dari industri
on farm sampai off farm juga diharapkan bisa berjalan bersama-sama untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal dan memberikan manfaat yang lebih luas.
Dalam sebuah industri peternakan, salah satu efek samping yang tidak bisa dihindari
adalah timbulnya limbah berupa feses, urine, dan sisa pakan. Jika tidak ditangani
dengan tepat, limbah peternakan tersebut berpotensi menjadi masalah lingkungan yang
dapat menghambat pertumbuhan industri peternakan. Limbah ternak mengandung
bahan organik dan unsur hara yang cukup tinggi. Menurut Muladno dan Suryahadi
(1999), jumlah feses yang dihasilkan sapi potong berkisar antara 10- 30 kg/ekor/hari,
Oleh karena itu, sebelum dibuang atau digunakan menjadi pupuk atau pembenah
tanah, bahan-bahan tersebut harus distabilkan lebih dahulu agar tidak berpengaruh
negatif terhadap kesehatan lingkungan itu tersendiri. Kesehatan lingkungan
merupakan suatu disiplin ilmu dan seni untuk memperoleh keseimbangan antara
lingkungan dengan manusia dan juga merupakan ilmu dan seni mengelola lingkungan
agar bisa menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta
terhindar dari berbagai macam penyakit. .

Keberhasilan pengelolaan limbah peternakan sangat dipengaruhi oleh teknik


penanganan yang dilakukan, yang meliputi teknik pengumpulan (collections),
pengangkutan (transport), pemisahan (separation) dan penyimpanan (storage) atau
pembuangan (disposal) (Merkel, 1981). Demikian pula pemanfaatannya baik sebagai
pupuk organik, bahan bakar biogas maupun pakan ternak. Penanganan dan
pemanfaatan limbah ternak merupakan inovasi dalam pengelolaan limbah ternak.
Suatu inovasi tidak akan berguna tanpa adanya adopsi. Adopsi menyangkut proses
pengambilan keputusan. Keputusan peternak untuk melakukan atau tidak melakukan
pengelolaan limbah ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan.

5
Pada praktikum ini cara yang digunakan adalah dengan mengunjungi sebuah
peternakan di wilayah Denpasar. Lalu kemudian kita mengobservasi peternakan
tersebut dan memberikan beberapa pertanyaan kepada pemilik tentang sistem
Kesehatan lingkungan yang diterapkan pada peternakan tersebut. Lalu setelah melihat
subjek dan obyek secara langsung maka kita sudah dapat membuat hasil laporan
praktikum dengan menggunakan data dan referensi bacaan lainnya.

6
BAB III

HASIL PRAKTIKUM
3.1 Data Peternakan

Gambar 1. Lokasi Kandang

a. Pemilik : Pak Nengah Pangeh


b. Nama Peternakan : UD. Nandini
c. Lokasi : Jl. Sedap Malam Gg. Vioni no. 2
d. Luas Kandang : 2 are 20x12,5
e. Jumlah Ternak : 28 ekor sapi
f. Arah Kandang : Barat - Timur

3.2 Kondisi Kandang

Gambar 2. Kondisi kandang

7
Kandang dibangun lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya sehingga tidak akan
terjadi genangan serta pembuangan limbah dapat lebih mudah dilakukan. Lantai
pada kandang terbuat dari semen dan tidak berlubang. Pembuatan lantai
menggunakan semen disarankan karena bersifat kedap air. Kandang dibuat
menghadap ke arah timur dan barat. Namun, pembuatan kandang ganda yang baik
yaitu menghadap selatan dan utara yang bertujuan agar sapi mendapat cahaya
matahari yang cukup dan merata. Pada saluran pembuangan limbah, tidak ada
saluran pembuangan khusus sehingga menjadi satu dengan selokan warga.

3.3 Kondisi Lingkungan Sekitar

Gambar 3. Kondisi lingkungan sekitar

Posisi pembuatan kandang sangat dekat dengan pemukiman warga. Selain itu,
kandang juga dibangun tepat di pinggir jalan umum. Hal ini tentunya akan membuat
suasana tidak nyaman untuk warga yang tinggal disekitar peternakan. Tidak hanya
warga, sapi pun juga bisa stress akibat keramaian yang dilakukan oleh masyarakat
sekitar.

3.4 Pakan

Gambar 4. Pakan Ternak

8
Pakan yang diberikan oleh peternak kepada sapi-sapinya adalah hijauan segar.
Penempatan pakan juga sudah ditata agar tidak berceceran dan bercampur dengan
kotoran sapi. Serta tempat pakan memudahkan saat penggantian pakan.

3.5 Limbah

Gambar 5. Limbah dibuang ke selokan

Gambar 6. Limbah dibuang ke ladang

Pada peternakan ini pembuangan limbah dilakukan dengan dua cara yaitu (1)
kotoran dikumpulkan lalu dibuang ke ladang dekat kandang tersebut, dan (2) sisa dari
kotoran yang diangkat dibersihkan menggunakan air sumur bor dan alirannya menjadi
dengan selokan warga sekitar.

9
Gambar 7. Proses Pengangkutan Limbah

Gambar 8. Ladang Tempat Pembuangan Limbah Peternakan

Ladang rumput tersebut merupakan ladang sewaan peternakan yang digunakan


untuk menanam rumput sebagai pakan sapi. Jadi limbah yang dibuang di ladang
tersebut digunakan sebagai pupuk rumput. Lokasi ladang rumput tempat pembuangan
limbah berdekatan dengan rumah warga sekitar.

10
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Kandang


Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang untuk sapi
potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kendang. efisien pengelolaan
dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
1. Pemilihan Lokasi
Lokasi kandang dekat dengan permukiman warga sehingga untuk kebutuhan air
dan pakan ternak dapat tercukupi. Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan
pakan dan pemasaran.
2. Letak Bangunan
Letak bangunan kandang sangat dekat dengan perumahan warga sehingga dapat
mengganggu warga maupun sapi itu sendiri.
3. Konstruski
Kontrusksi bangunan pada peternakan ini mudah dibersihkan, mempunyai
sirkulasi udara yang baik dan tidak lembab. Tetapi pada konstruksi lantai pada
kandang ini landai sehingga agak sulit untuk membersihkan kandang tersebut.
4. Bahan
Dalam pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi dan tujuan usaha untuk jangka panjang, menengah atau pendek.
Pemilihaan bahan kandang hendaknya minimal tahan untuk jangka waktu 5 –10
tahun, dengan memanfaatkan dari bahan-bahan lokal yang banyak tersedia. Bahan
kandang pada peternakan ini terhitung sangat sederhana dan relatif murah.
5. Kebersihan Kandang
Pada peternakan ini pembersihan kandang hanya dilakukan dengan
menyemprot air biasa pada daerah yang kotor tanpa melakukan sanitasi tambahan.
Menurut kami sistem kebersihan kandang pada peternakan ini masih dirasa kurang.

4.2 Kondisi Lingkungan Sekitar


Kondisi lingkungan sekitar pada peternakan ini berdampingan pada pemukiman
warga sehingga ada dampak positif dan negatifnya. Dampak positif jika lokasi
peternakan dekat dengan pemukiman warga yaitu kebutuhan air dan pakan ternak dapat

11
tercukupi dengan mudah. Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan
pemasaran. Sedangkan dampak negatifnya adalah sapi bisa stress akibat aktifitas
penduduk sekitar dan juga warga sekitar bisa saja mengeluh akibat limbah kotoran
ternak yang bau.

4.3 Pakan
Keberhasilan usaha ternak sapi potong ditentukan oleh salah satu faktor terbesar,
yaitu pakan. Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak, baik berupa bahan
organik maupun anorganik, yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna dan tidak
mengganggu kesehatan ternak (Djarijah, 2008). Pakan yang diberikan kepada sapi
potong harus memiliki syarat sebagai pakan yang baik. Pakan yang baik yaitu pakan
yang mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya, seperti
energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, yang semuanya dibutuhkan dalam jumlah
yang tepat dan seimbang sehingga bisa menghasilkan produk daging yang berkualitas
dan berkuantitas tinggi (Haryanti, 2009). Pakan yang diberik an kepada sapi potong
pada umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan yang
berasal dari tumbuhan yang diberikan pada sapi potong dalam bentuk segar, sedangkan
konsentrat merupakan pakan penguat yang disusun dari biji-bijian dan limbah hasil
proses industri bahan pangan yang berfungsi meningkatkan nilai nutrisi yang rendah
agar memenuhi kebutuhan normal ternak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat
(Akoso, 2009). Pada peternakan ini sapi-sapi yang diternakan hanya diberikan pakan
hijauan sehingga mungkin asupan gizi bagi sapi tersebut kurang maksimal.

4.4 Limbah
Limbah merupakan bahan organik atau anorganik yang tidak dimanfaatkan lagi,
sehingga dapat menimbulkan masalah serius bagi lingkungan jika tidak ditangani
dengan baik. Limbah dapat berasal dari berbagai sumber hasil buangan dari suatu
proses produksi, salah satunya limbah peternakan. Limbah tersebut dapat berasal dari
rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak, dan hasil dari kegiatan usaha ternak.
Limbah ini dapat berupa limbah padat, cair dan gas yang apabila tidak ditangani dengan
baik akan berdampak buruk pada lingkungan.

Limbah yang berasal dari peternakan tersebut akan bernilai ekonomi tinggi apabila
diolah dengan perlakuan yang tepat. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk

12
mengolah limbah peternakan tersebut. Salah satunya pengolahan kotoran menjadi
pupuk kandang, cara ini merupakan cara yang paling sederhana yang sering kita jumpai
yaitu kotoran ternak dibiarkan hingga kering. Namun dengan cara pengolahan k otoran
tersebut belum bisa dikatakan ramah lingkungan, karena kotoran ternak yang diolah
dengan cara dikeringkan akan menimbulkan pencemaran dalam bentuk gas atau bau.
Bau yang menyengat yang ditimbulkan dari kotoran ternak akan mengganggu
pernafasan yang menyebabkan gangguan kesehatan.

Pada studi lapangan peternakan sapi dalam laporan ini pembuangan limbah
dilakukan dengan dua cara yaitu (1) Membuangnya ke ladang (2) Sisa dari pembuangan
dibersihkan menggunakan air dan alirannya menjadi satu dengan selokan pemukiman.
Cara tersebut sangat merugikan bagi kesehatan lingkungan sekitar mengingat limbah
itu tidak diolah terlebih dahulu. Jika cara ini terus dilakukan tanpa sistem pengolahan
limbah yang sesuai dapat menyebabkan kerugian bagi lingkungan sekitar seperti :

1. Bau menyengat
2. Sumber air yang tercemar,
3. Kebersihan lingkungan yang terganggu,
4. Kenyamanan yang terganggu.

Hal-hal di atas dapat terjadi karena menajemen pengolahan limbah peternakan yang
kurang efektif. Alur pembuangan limbah peternakan melewati jalur selokan
pemukiman sehingga selokan tersebut dihinggapi banyak lalat dan sisa-sisa feses yang
tidak ikut teralirkan yang mengakibatkan kebersihan lingkungan dan sumber air
menjadi tercemar. Bau menyengat yang timbul dari limbah tersebut dapat dirasakan
setiap waktu terlebih ketika cuaca sedang panas terik yang menimbulkan bau limbah
tersebut semakin menyengat. Hal ini tentu menggangu kenyaman warga sekitar dimana
seharusnya pada pagi hari dapat menghirup udara segar dan pada malam hari yang
seharusnya merupakan waktu untuk beristirahat dengan tenang menjadi terganggu
akibat adanya bau limbah tersebut.

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Saat ingin membangun peternakan perlu diperhatikan beberapa hal seperti lokasi
kandang, keadaan bangunan kandang, pakan, dan lain sebagainya. Selain itu juga harus
memerhatikan kesehatan lingkungan pada peternakan. Hal ini berguna untuk menjaga
kesehatan serta kenyaman pada ternak sekaligus pada warga di sekitar peternakan.

5.2 Saran

Saran bagi ternak agar memperhatikan pengolahan limbah dengan cara yang lebih
tepat atau modern sehingga kemungkinan masalah yang akan timbul akibat
pembuangan limbah dapat dicegah atau dapat dikurangi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adityawarman C.A., Salundik., Lucia. 2015. Pengolahan Limbah Ternak Sapi Secara
Sederhana di Desa Pattalassang Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan . Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor

Fitriyanto Agus Nanung et al. 2015. Penyuluhan Dan Pendampingan Pengolahan


Limbah Peternakan Sapi Potong Di Kelompok Tani Ternak Sido Mulyo Dusun
Pulosari, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Sandi S., Desiarni M., Asmak. Manajemen Pakan Ternak Sapi Potong di Peternakan
Rakyat di Desa Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. 2018.
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Septiawan Asep et al. 2013. Pengelolaan Limbah Ternak pada Kawasan Budidaya
Ternak Sapi Potong di Kabupaten Majalengka (Waste Management at Beef Cattle
Raising Area in Majalengka).

Suzan, I. A. 2015. Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Dan Dampak Negatif


Limbah Peternakan Sapi Perah (Kasus di Desa Rancamulya Kecamatan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

15
DOKUMENTASI

16

Anda mungkin juga menyukai