Anda di halaman 1dari 11

Nama : Komang Nalasuta

NIM : 2011011050
Jurusan/Smt : Pendidikan Agama Hindu (B2) / I
Mata Kuliah : Kurikulum dan Pembelajaran

IDENTITAS BUKU

1. Judul Buku : Belajar dan Pembelajaran


2. Tahun Terbit : April 2010
3. Penulis : Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono
4. Penerbit : PT. Rineka Cipta
5. Alamat Penerbit : Jakarta
6. Jumlah Halaman : 295 halaman, 8 bab
7. Cetakan : IV (Keempat)

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB I HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar itu merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, maka
belajar itu hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Belajar itu juga dapat diartikan
sebagai usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi diri. Dilihat dari
beberapa pendapat para ahli, belajar itu merupakan suatu perilaku yang jika
belajar maka responnya menjadi lebih baik dan terus menerus melakukan interaksi
dengan lingkungan yang hasilnya merupakan kapabilitas. Sedangkan
pembelajaran itu mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar atau
proses kegiatan yang dilakukan pendidik terhadap terdidik. Pembelajaran
mencakup beberapa komponen, yaitu media, kurikulum, dan fasilitas
pembelajaran.
B. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Tujuan belajar dan pembelajaran merupakan desain intruksional yang
dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk
mencapai tujuan sasaran belajar siswa. Tujuan belajar seorang siswa itu berbeda,
karena mereka memiliki program belajar yang berbeda dengan tujuan yang
berbeda. Sedangkan guru tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak
mengajar dengan acuan yang berbeda. Tujuan itu dijabarkan dari kurikulum yang
berlaku di sekolah.

BAB II PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN


A. Prinsip – prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip-prisip belajar yaitu:
(1) Perhatian dan motivasi belajar siswa,
(2) Keaktifan belajar,
(3) Keterlibatan dalam belajar,
(4) Pengulangan belajar,
(5) Tantangan semangat belajar,
(6) Pemberian balikan dan penguatan belajar, dan
(7) Adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar.

Prinsip-prinsip belajar ini juga berimplikasi kepada siswa dan guru, jika
dilihat dari keseluruhannya sama saja dengan prinsip-prinsip belajar tetapi ini
ditujukan kepada siswa. Agar mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar
terhadap diri mereka. Sedangkan implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru
tampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam
perilaku fisik dan psikis mereka, atau perilaku guru yang dapat diharapkan adanya
peningkatan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.
BAB III MOTIVASI BELAJAR
A. Motivasi dan Pentingnya Motivasi
Motivasi adalah tenaga pendorong yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Ada tiga komponen utama motivasi yaitu kebutuhan,
dorongan, dan tujuan pendidik. Motivasi belajar sangat penting dipahami oleh
siswa maupun guru, karena jika di dalam diri individunya tidak memiliki motivasi
semua tujuan yang ingin dicapainya tidak akan tercapai dengan baik. Contohnya,
pada siswa. Motivasi itu dapat mengarahkan kegiatan belajar, yang awalnya dia
tidak serius dalam belajar lalu setelah dia mengetahui bahwa dia tidak serius
dalam belajar dan terbukti banyak bergurau misalnya, dia akan mengubah perilaku
belajarnya kearah yang lebih baik.
B. Jenis dan Sifat Motivasi
Jenis motivasi ada dua yaitu
1. Motivasi primer yaitu motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar,
yang pada umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.
2. Motivasi sekunder yaitu motivasi yang dipelajari. Motivasi sekunder
memegang peranan penting bagi kehidupan manusia karena manusia
adalah makhluk social. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh factor
biologis saja, tetapi juga faktor-faktor sosial.
Sifat motivasi ada dua yaitu:
1. Motivasi internal yang bersumber dari dalam diri sendiri
2. Motivasi eksternal yang bersumber dari orang lain seperti guru, orang tua,
teman dan sebagainya.
C. Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar ada yang instinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi-
motivasi belajar berada di tangan guru/pendidik dan anggota masyarakat lainnya.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa unsur diantaranya cita-cita atau
aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa,
unsusr-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya guru dalam
membelajarkan siswa. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan motivasi belajar yaitu, optimalisasi penerapan prinsip belajar,
optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran, optimalisasai pemanfaatan
pengalaman dan kemampuan siswa serta pengembangan cita-cita dan aspirasi
belajar.

BAB IV PENDEKATAN CBSA DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN


PROSES PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pendekatan CBSA
Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dapat diartikan sebagai
anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan
intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran dengan pelibatan fisik
siswa apabila diperlukan.
B. Rasioanalisasi CBSA dalam Pembelajaran
Rasionalisasi CBSA dalam pembelajaran melibatkan manusia secara orang
per orang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penerapan CBSA merupakan kebutuhan
yang harus segera terpenuhi. Guru hendaknya tidak lagi mengajar sekedar sebagai
kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa.
Sedangkan siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan
kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat
menggunakan potensi sumber belajar yang ada disekitarnya.
C. Kadar CBSA dalam Pembelajaran
Kadar CBSA bergantung pada dan dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembelajaran dan hasil
pembelajaran. Keaktifan siswa diharapkan menampak secara nyata terutama pada
saat proses pembelajaran. Keterlibatan secara aktif tersebut mencakup keterlibatan
fisik maupun intelektual emosional.
D. Rambu-rambu Penyelenggaraan CBSA
Rambu-rambu CBSA adalah gejala-gejala yang tampak pada perilaku
siswa dan guru baik dalam program maupun dalam proses pembelajaran. Rambu-
rambu Penyelenggaraan CBSA yaitu:
1. Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan
2. Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan dan
dorongan-dorongan yang ada pada dirinya
3. Keberaniann dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses
pembelajaran
4. Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
5. Keingintahuan yang ada pada diri siswa
6. Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa
7. Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan
mendorong keaktifan siswa
8. Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator
9. Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran
10. Kuantitas dan kualitas metode dan media yang dimanfaatkan guru dalam
proses pembelajaran
11. Keterikatan guru terhadap program pembelajaran
12. Variasi interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran
13. Keinginan dan kegembiraan siswa dalam belajar
E. Penerapan CBSA
Peningkatan kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran berarti
mengarahkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa, dengan kata lain
menciptakan pembelajaran berdasarkan siswa. Faktor-faktor penentu kegiatan
pembelajaran yaitu karakteristik tujuan, karakteristik mata pelajaran/bidang studi,
karakteristik siswa, karakteristik lingkungan dan karakterisktik guru.
F. Pendekatan Keterampilan Proses sebagai Bagian dari CBSA
Pendekatan Keterampilan Proses sebagai Bagian dari CBSA yaitu
1. Rasionalisasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pengajaran
2. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses dan Keterkaitan dengan
CBSA
3. Jenis – jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses
4. Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
BAB V PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A. Pengorganisasian Siswa
Pengorganisasian Siswa dapat dilihat dari:
1. Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang
menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-
masing individunya sendiri.
2. Pembelajaran secara kelompok adalah kegiatan belajar-mengajar di kelas
adakalanya guru membentuk kelompok kecil. Dalam pembelajaran
kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap
anggota kelompok lebih intensif.
3. Pembelajaran secara klasikal merupakan kemampuan guru yang
diutamakan, karena pada umumnya jumlah siswa dalam kelas berkisar dari
10-45 orang. Dengan jumlah tersebut seorang guru masih dapat
membelajarkan siswa secara berhasil.
B. Posisi Guru-Siswa dalam Pengolahan Pesan
Posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan dapat dilihat dari:
1. Pembelajaran dengan strategi ekspositori merupakan kegiatan mengajar
yang terpusat pada guru. Guru aktif dalam menyampaikan/menjelaskan
informasi terperinci, tujuannya untuk memindahkan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
2. Pembelajaran dengan strategi inkuiri merupakan pengajaran yang
mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai. Model pengajaran inkuiri itu terpusat pada
siswa. Tujuannya untuk mengembangkan keterampilan intelektual,
berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
C. Kemampuan yang Akan dicapai dalam Pembelajaran
Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran menyangkut mengembangkan kemampuan
siswa dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik berkat pembelajaran. Siswa
yang belajar akan mengalami perubahan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang baik.
D. Proses Pengolahan Pesan
Proses pengolahan pesan ada dua jenis yaitu:
1. Pengolahan pesan secara deduktif dimulai dengan (a) guru mengemukakan
generalisasi, (b) penjelasan berkenaan dengan konsep-konsep, dan (c)
pencarian data yang dilakukan oleh siswa. Pengumpulan data tersebut
berguna untuk menguji kebenaran generalisasi. Dalam kegiatan ini siswa
juga mengaplikasikan konsep terhadap data tertentu.
2. Pengolahan pesan secara induktif bermula dari (a) fakta atau peristiwa
khusus, (b) penyususnan konsep berdasarkan fakta-fakta, (c) penyusunan
generalisasi berdasarkan konsep-konsep. Bila sudah ada teori yang benar,
pada umumnya dirumuskan hipotesis, (d) terapan generalisasi pada data
baru, atau uji hipotesis, kemudian (e) penarikan kesimpulan lanjut.

BAB VI KONSEP DASAR EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


A. Pengertian, Kedudukan, dan Syarat-Syarat Umum Evaluasi
1. Pengertian evaluasi, yaitu proses untuk menentukan nilai belajar dan
pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian.
2. Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan, bersifat integrative, artinya
setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi. Mengadakan kegiatan
evaluasi mulai sejak siswa akan memasuki proses pendidikan, selama
proses pendidikan, dan berakhir pada satu tahap proses pendidikan
3. Syarat-syarat umum evaluasi yaitu kesahihan, keterandalan, kepraktisan.
B. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi belajar adalah proses penentuan pemerolehan hasil belajar
berdasarkan kriteria tertentu. Hasil kegiatan evaluasi hasil belajar berfungsi untuk
(1) diagnostik dan pengembangan, (2) seleksi, (3) kenaikan peringkat belajar, dan
(4) penempatan siswa. Adapun sasaran evaluasi hasil belajar berorientasi pada
perbaikan atau peningkatan kemampuan pada ranah-ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa.

C. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran memiliki fungsi dan tujuan, sasaran, dan prosedur
tertentu. Pada umumnya fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran berorientasi
pada pengembangan pembelajaran dan akreditasi. Adapun sasaran evaluasi
pembelajaran tertuju pada tujuan pembelajaran, dinamika pembelajaran,
pengelolaan pembelajaran, dan kurikulum. Prosedur evaluasi pembelajaran
umumnya terdiri dari lima tahap yaitu:
1) Penyusunan rancangan
2) Penyusunan instrument
3) Pengumpulan data
4) Analisis data
5) Penyusunan laporan evaluasi pembelajaran.

BAB VII MASALAH-MASALAH BELAJAR


A. Masalah-masalah Intern Belajar
Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswalah yang menentukan
terjadinya atau tidaknya belajar. Faktor intern yang dialami oleh siswa yang
berpengah terhadap proses belajar adalah sebgai berikut:
1. Sikap terhadap belajar
2. Motivasi belajar
3. Konsentrasi belajar
4. Mengolah bahan ajar
5. Menyimpan perolehan hasil belajar
6. Menggali hasil belajar yang tersimpan
7. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar
8. Rasa percaya diri siswa
9. Intelegensi dan keberhasilan belajar
10. Kebiasaan belajar
11. Cita-cita siswa

B. Masalah-masalah Ekstern Belajar


Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar yaiu:
1. Guru sebagai pembina siswa belajar
2. Prasarana dan sarana pembelajaran
3. Kebijakan penilaian
4. Lingkungan social siswa di sekolah
5. Kurikulum sekolah
C. Cara Menentukan Masalah-Masalah Belajar
Sebagai pendidik generasi muda bangsa, guru berkewajiban mencari dan
menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh siswa dengan langkah
sebagai berikut
1. Pengamatan perilaku belajar
2. Analisis hasil belajar
3. Tes hasil belajar

BAB VIII PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


A. Kurikulum dan Landasan Pengembangan Kurikulum
Kata ‘kurikulum” berasal dari satu kata bahasa latin yang berarti “jalur
pacu” dan secara tradisional, kurikulum sekolah disajikan seperti itu (ibarat jalan)
bagi kebanyakan orang. Selain itu, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.
Konsep-konsep kurikulum yaitu:
1. Kurikulum sebagai jalan meraih ijazah,
2. Kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran,
3. Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran,
4. Kurikulum sebagai hasil belajar
5. Kurikulum sebagai pengalaman belajar.
Landasan pengembangan kurikulum disebut dengan determinan (faktor-
faktor penentu) pengembangan kurikulum yang didalamnya meliputi:
1. Landasan filosofis,
2. Landasan social-budaya-agama,
3. Landasan ilmu pengetahuan teknologi dan seni,
4. Landasan kebutuhan masyarakat dan landasan perkembangan masyarakat.
B. Komponen dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum terdiri dari empat komponen dasar yaitu tujuan,
materi/pengalaman belajar, organisasi dan evaluasi. Empat komponen tersebut
saling terikat satu sama lain. Keselarasan antara komponen tersebut akan dapat
dihasilkan melalui pengembangan kurikulum yang memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ada tiga
yaitu prinsip relevansi, prinsip kontinuitas dan prinsip fleksibilitas.
C. Model-Model Pengembangan Kurikulum
Model Pengembangan kurikulum ada lima yaitu:
1. Model Administrative (Line-Staff), model ini membutuhkan kegiatan
penyiapan para pelaksana kurikulum melalui pelatihan agar dapat
melaksanakan kurikulum dengan baik
2. Model Grass-Roots, semua inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum
dari bawah
3. Model Beauchamp, mengumpulkan data melalui kegiatan evaluasi yang
digunakan untuk proses pengembangan kurikulum
4. Model Arah Terbalik Taba (Taba’s Inverted Model), model
pengembangan kurikulum ini terbalik dari yang lazim dilaksanakan, yakni
dari biasanya dilakukan secara deduktif dubalik menjadi induktif.
5. Model Rogers, model ini lebih mementingkan kegiatan pengembangan
kurikulum daripada rancangan pengembangan kurikulum tertulis, yakni
melalui aktivitas dan interaksi dalam pengalaman kelompok intensif yang
terpilih.
D. Guru dan Pengembangan Kurikulum
Guru sebagai pembelajar mengetahui kondisi, situasi, dan bertanggung
jawab atas tercapainya hasil belajar. Pada sisi lain guru juga bertanggung jawab
atas keberlakuan dalam pembangunan kurikulum. Oleh karena itu, sewajarnya
guru berperan optimal dalam pengembangan kurikulum. Peran guru dalam
pengembangan kurikulum terwujud dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan khusus pengajaran,
2. Perencanaan kegiatan pembelajaran yang efektif,
3. Pelaksanaan program pembelajaran dalam pembelajaran sesungguhnya.
4. Mengevaluasi proses belajar dan hasil belajar siswa
5. Mengevaluasi interaksi antara komponen-komponen kurikulum yang
diimplementasikan

Anda mungkin juga menyukai