Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

a. Pengertian Model Problem Based Learning

Model pembelajaran merupakan strategi guru dalam menyampaikan

mareri pelajaran agar kelihatan menarik dan berbeda apabila dibandingkan

dengan penyampaian materi secara konvensional. Nurdyansyah (2016:83)

menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan

yang efektif untuk pembelajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran

ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam

benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan

sekitarnya. pembelajaran ini untuk mengembangkan pengetahuan dasar

maupun kompleks.

Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa model Problem Based Learning

adalah suatu model pembelajaran yang menyajikan masalah sebagai landasan

awal untuk membangun kemampuan berpikir kritis siswa dengan terampil

memecahkan masalah, sehingga mampu mendorong siswa untuk berpikir

secara aktif sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami. Pada prinsipnya,

tujuan utama pembelajaran berbasis masalah adalah untuk menggali daya

kreativitas peserta didik dalam berfikir dan memotivasi peserta didik untuk

terus belajar.

b. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning

5
6

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning

menurut Kurniasih (2015:52) adalah sebagai berikut:

1) Orientasi siswa kepada masalah dan penanaman konsep.

Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

Problem Based Learning, pengajuan masalah, memotivasi siswa dengan

pemecahan masalah model Problem Based Learning.

2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen untuk mendapakan penyelesaian masalah.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk

berbagai tugas dengan kelompoknya.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka

dalam proses-proses yang mereka gunakan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning

Kelebihan model Problem Based Learning adalah sebagai berikut

1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah


7

dengan situasi nyata. Guru akan memberikan sebuah soal sebuah

permasalahan dimana peserta didik mampu untuk memahami,

menyelesaikan, dan mencari solusi dari masalah tersebut.

2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri. Peserta

didik menggali pengetahuan dan belajar menemukan ide-ide mereka

sendiri.

Kekurangan model Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

1) PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru

berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk

pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan

pemecahan masalah.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian

Menurut Nurdyansyah (2016:138) mengemukakan bahwa pengertian hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman dari proses pembelajaran. Hasil belajar digunakan oleh

guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan

pendidikan yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru

setelah selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.. Hasil

itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan, hasil belajar adalah

kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar

dengan membawa suatu perubahan.


8

Dengan menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran

Tematik IPS dapat memudahkan guru dalam proses pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satu model

pembelajaran yang dapat membuat aktif serta memenuhi kebutuhan belajar

peserta didik, maka perlu untuk menerapkan model Problem Based Learning

yang akan berpengaruh dalam hasil belajar. Model Problem Based Learning

yang membelajarkan peserta didik dalam mengembangkan keterampilan

berfikir dan pemecahan masalah serta melatih kemandirian peserta didik

terhadap hasil belajar peserta didik. Peserta didik mengetahui dan

mengimplementasikan pembelajaran sehingga menghasilkan hasil

pembelajaran yang diharapkan.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS

Istilah IPS ditingkat persekolahan memiliki perbedaan makna, disesuaikan

dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. IPS di SD merupakan nama

mata pelajaran yang terdiri dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,

humaniora, dan sains bahkan berbagai ilmu dan masalah sosial yang ada di

masyarakat. Pengertian IPS di SD adalah mata pelajaran yang mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta yang berkaitan dengan isu atau masalah-masalah

sosial yang ada. Terkait pembelajaran IPS pada kelas 5 materi yang akan di

pelajari salah satunya adalah tentang Suhu dan Kalor. Setelah dilihat dari

buku paket Tematik kelas V materi yang akan diterapkan menggunakan

model Problem Based Learning adalah materi interaksi  manusia  dengan


9

lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan

ekonomi masyarakat Indonesia.

b. Tujuan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar

Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut:

a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam

kehidupannya kelak dimasyarakat.

b. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,

menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang

terjadi dalam masyarakat.

c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama

warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

a. Rini Istanti dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Model Problem

Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri Gadingan Kecamatan Wates Tahun 2015, yang hasilnya ada

pengaruh positif penggunaan model Problem Based Learning (PBL)

terhadap motivasi belajar IPA kelas V SD Negeri Gadingan. Hal tersebut

dibuktikan dengan rata-rata hasil posttest kelompok eksperimen yaitu

81,82 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil posttest kelompok

control yaitu 71,42. Selain itu, rata-rata hasil belajar kelompok

eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Persamaannya

adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama sama


10

mengunakan model Problem Based Learning. Sedangkan perbedaannya

yaitu terletak pada tujuannya, dimana model yang digunakan penelti

adalah untuk melihat hasil belajar siswa sedangkan model yang digunakan

Rini Istanti untuk melihat motivasi belajarnya.

b. Rahmah Juanda dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Model

Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

V SDN Gugus Wijayakusuma Ngaliyan Semarang Tahun 2017, yang

hasilnya dimana menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) mencapai ketuntasan secara klasikal karena yang

mendapatkan nilai matematika di atas KKM (65) telah mencapai 75%

atau lebih. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terbukti

lebih berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN

Gugus Wijayakusuma Ngaliyan Semarang dengan adanya peningkatan

yang signifikan. Persamaannya adalah pada penelitian yang dilakukan

Rahmah Juanda adalah sama-sama menggunakan model Problem Based

Learning dan melihat hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaannya adalah

pada penelitian tersebut, Rahmah Juanda menggunakan model Problem

Based Learning untuk melihat hasil belajar pada pelajaran Matematika.

C. Kerangka Pikir

Pelaksanaan pembelajaran tematik mata pelajaran IPS masih mengalami

hambatan. Dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih sangat

rendah dan belum memiliki keaktifan berpartisipasi dalam tim. Rendahnya

hasil belajar siswa disebabkan kurangnya pemanfaatan dan penggunaan


11

model yang tepat dan kurang bervariasi pada pembelajaran, sehingga

menyebabkan siswa pasif dan kurang berpartisipasi dalam proses

pembelajaran. Selain itu, ketika guru bertanya mengenai suatu masalah,

peserta didik cenderung diam. Kurang aktifnya siswa dalam belajar sehingga

kegiatan belajar mengajar tidak terjadinya timbal balik antara guru dan siswa

begitu juga sebaliknya sehingga pembelajaran menjadi pasif dan hasil belajar

tidak ada perkembangan. Untuk mengatasi permasalahan diatas, adapun

model yang dapat digunakan dalam mata pelajaran IPS yaitu model Problem

Based Learning. Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat kerangka berpikir

sebagai berikut:
12

a. Pendidik belum menerapkan model


pembelajaran bervariasi dalam proses
pembelajaran.
b. Peran guru masih dominan dalam proses
Kondisi awal
pembelajaran sehingga menimbulkan
kebosanan pada peserta didik.
c. Peserta didik yang belum bisa memecahkan
masalah.
d. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

Proses pembelajaran menggunakan Model


Tindakan
Problem Based Learning

Adanya pengaruh hasil belajar siswa kelas 5 SD

Hasil Akhir Negeri 66 Pangkalpinang menggunakan model


Problem Based Learning pada subtema 1 materi
suhu dan kalor pada kelas 5 SD Negeri 66
Pangkalpinang

Gambar 1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan. Maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:
13

Ho : Tidak Terdapat Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap

hasil belajar IPS subtema 1 materi suhu dan kalor pada siswa kelas

5 SD Negeri 66 Pangkalpinang.

Ha : Terdapat Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap hasil

belajar IPS subtema 1 materi suhu dan kalor pada siswa kelas 5 SD

Negeri 66 Pangkalpinang.

Anda mungkin juga menyukai