PEMASARAN HOSPITALITY
Oleh :
Nim :18.31047
JURUSAN HOSPITALITY
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar dapat membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai pemasaran. Penulis menyadari
bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa
kritikan dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata, kiranya makalah ini dapat berguna dan bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa
untuk dapat mempelajari serta memahami tentang pemasaran. Sekian dan terima
kasih.
Penulis
ii
Daftar Isi
Sampul
Kata Pengantar ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan 14
Daftar Pustaka
iii
iv
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai
kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Dalam era
persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang
ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian
penuh pada strategi pemasaran yang dijalankannya .
B.Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Masalah
Melihat rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai
berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemasaran
3
3) Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu barang.
Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing mix adalah suatu
perangkat perusahaanyang terdiri dari 4 variable yaitu produk, struktur harga,
kegiatan promosi dan saluran distribusidengan tujuan untuk menentukan tingkat
keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisamemberikan kepuasan dalam
pemenuhan kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasaryang di harapkan.
1) Instrumen produk·
2) Instrumen distribusi·
3) Instrumen promosi
4
pembelian produk jasa.Hal diatas sejalan dengan apa yang diungkapkan Hurriyati
( 2008:51) produk adalahsekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai ditentukan
oleh pembeli berdasarkanmanfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut.
2. Pentingnya Pemasaran
3.Pemasaran Turisme
Dari industry utama yang mencakup kegiatan yang kita sebut turisme adalah
industry perhotelan dan perjalanan. Pemasaran perhotelan yang sukses sangat
bergantung pada keseluruhan industry perjalanan. Sebagai contoh, banyak tamu
tempat-tempat peristirahatan atau hotel membeli paket pariwisata perjalanan yang
dikemas dan ditawarkan lewat agen perjalanan. Dengan persetujuan untuk
berpastisipasi dalam pake penawaran itu, hotel secara efektif menghapus pesaing.
5
Sementara itu, hotel dan perusahaan penyewa mobil juga mengembangkan
hubungan kersa sama dengan perusahaan penerbangan yang menawarkan paket
kepada mereka yang sering bepergian.
Itu baru permulaan kerja sama pemasaran industry untuk mempromosikan kapal
pesiar. Perusahaan penerbangan, perusahaan penyewaan mobil, dan jawatan
kereta api bekerja sama mengembangkan paket dengan kapal pesiar. Tindakan itu
membutuhkan koordinasi dalam hal penetapan harga, promosi dan penyampaian
paket tadi. Seperti halnya Massport, pemerintah ataupun BUMN berperan penting
melalui promosi daerah, Negara bagian dan Negara.
Tidak banyak industry yang saling bergantung seperti perjalanan hotel. Saling
bergantungan itu bisa berkembang menjadi rumit. Industry perjalanan memerlukan
professional pemasaran yang memahami Gambar Besar dan dapat member reaksi
terhadap perubahan kebutuhan pelanggan melalui strategi kreatif yang didasarkan
pada pengetahian pemasaran yang mantap.
Beberapa manajer berpendapat, operasi hanya ada dalam pengertian barang yang
berwujud. Dengan demikian, manajer restoran siap saji yang berpikiran bahwa
mereka hanya menjual hambuger kerap memiliki “karyawan yang lamban dan kasar,
fasilitas yang tidak menarik dan kotor, serta cuma sedikitpelangga yang datang
6
kembali”. Salah satu tugas terpenting bisnis pariwisata adalah pengembangan sisi
jasa dalam bisnis itu, demi pengembangan budaya jasa yang kuat.
Budaya jasa berfokus pada pelayanan dan kepuasan pelanggan. Budaya jasa harus
dimulai dari manajemen puncak untuk kemudian mengalir ke bawah. Isadore Sharp
mengerahkan busaya jasa di Four Seasons Hotel melalui komunikasi dengan
karyawan, kebijakan perusahaan, dan tindakan pribadi. Keyakinan bahwa pelanggan
adalah hal nomor satu Four Seasons Hotel melalui komunikasi dengan karyawan,
kebijakan perusahaan dan tindakan pribadi. Keyakinan bahwa pelanggan adalah hal
nomor satu di Four Seasons dipegang teguh oleh semua karyawan. Budaya jasa itu
terlihat saat karyawan yang melakukan usaha luar biasa untuk memuaskan
pelanggan, dinobatkan menjadi Karyawan Teladan Tahun Ini.
1) Tidak Berwujud
Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dicicip, diraba,
didengar, ataupun dibaui sebelum dibeli. Sebelum beranjak ke dalam
pesawat, para penumpang tidak mempunyai apa-apa selain tiket dan janji
untuk di antarkan ke tempat tujuan dengan selamat. Para awak wiraniaga
hotel tidak dapat membawa-bawa hotel saat menjajakan produk mereka.
Sesunggunya mereka tidak menjual kamar, melainkan menjual hak untuk
menggunakan kamar dalam periode tertentu. Ketika tamu hotel pulang, tidak
ada apa-apa yang dapat ditunjukan dari pembeluan itu kecuali selembar
kuitansi. Menurut pengamatan Robert Lewis, mereka yang membeli jasa
7
memang pergi dengan tangan kosong, tetapi tidak dengan kepala kosong.
,mereka mempunyai kenangan yang dapat diceritakan dengan orang lain.
Untuk mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh ketidak
terwujudan, pembeli mencari bukti terwujud yang dapat memberikan
informasi dan kepercayaan akan jasa yang terimanya. Eksterior restoran
adalah bagian pertama yang terlihat oleh tamu yang datang. Kondisi
halaman dan kebersihan restoran secara keseluruhan menjadi tolak ukur
seberapa baik restoran itu dikelola. Beraneka ragan wujud menajdi signal
dari mutu pelayanan yang tak berwujud. Regent hotel di Hongkong
memastikan semua karyawannya, baik yang berseragam maupun yang tida,
telah diserapi pemahaman yang kemudian dapat memperkuat citra elegan
dan professional hotel itu. Penampilan karyawan merupakan bagian dari
bukti berwujud Regent. Hotel itu juga sengaja memarkir mobil mewah seperti
Rolls Royce di area depan untuk membei pesan segera tentang kualitas jasa
yang berkelas tinggi.
2) Tidak Dapat Berpisah-pisah
Dalam kebanyakan jasa kepariwisataan, penyedia jasa maupun pelangga
harus hadir agar transaksi dapat terjadi. Karyawan yang berhubungan
dengan pelanggan merupakan bagian dari prouk. Sebauh restoran bisa saja
menyediakan makanan yang luar biasa, tetapi bila pelayanannya mempunyai
perilaku yang buruk atau tidak melayani dengan sepenuh hati, maka
pelanggan akan menilai rendah pengalamannya di restoran itu secara
keseluruhan. Mereka tidak akan merasa puas dengan pelanggannya.
Tidak dapat dipisah-pisah pada jasa juga berarti bahwa pelanggan
merupakan bagian dari produk. Sepasang sejoli mungkin saja memilih
sebuah restoran karena disana tenang dan romantis, tetapi bila kemudian
sekelompok tamu yang ramai dan rebut ditempatkan di ruang yang sama
dengan mereka, pasangan itu tentu akan merasa kecewa. Manajer harus
mengelola para pelanggannya sehingga mereka tidak menciptakan
ketidakpuasan bagi pelanggan yang lain.
8
3) Berubah-ubah
Jasa memiliki sekali variasi. Kualitasnya bergantung pada orang yang
menyediakannya, serta kapan dan dimana jasa itu diberikan. Ada beberapa
penyebab berubah-ubah jasanya. Jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara
berkesinambungan, sehingga membatasi pengendalian mutu. Fluktuasi
permintaan menimbulkan kesulitan untuk menyediakan produk yang
konsisten selama periode ramainya permintaan. Kontak tinggi antara
penyedia jasa dan tamu berarti bahwa konsistensi produk bergantung pada
keterampilan penyedia jasa pada saat pertukaran. Seorang tamu dapat
menerima jasa yang sangat baik pada suatu hari dan biasa-biasa saja pada
hari berikutnya dari orang sama. Pada saat jasa bersifat biasa-biasa saja, si
pemebri layanan kemungkinan sedang kurang sehat atau sedang mengalami
masalah emosional. Sifat berubah-ubah atau kurangnya konsistensi produk
merupakan penyebab utama kekecewaan pelanggan dalam industry
pariwisata.
4) Tidak Dapat di simpan
Jasa tidak dapat di simpan. Sebuah hotel dengan kapasitas 100 kamar yang
hanya mampu menjual 60 kamar pada suatu malam tidak dapat menyimpan
40 kamar yang tidak terjual itu untuk kemudian menjual 140 kamar pada
malam berikutnya. Pendapatan yang hilang karena 40 kamar yang tidak
terjual itu tidak akan pernah kembali. Karena jasa tidak dapat disimpan
beberapa hotel mengenakan biaya jaminan pemesanan kamar saat si
pemesan membatalkan diri. Restoran-restoran juga mulai mengenakan biaya
pada pelanggan yang tidak muncul setelah pemesanan tempat. Mereka juga
menyadari bahwa bila seseorang tidak muncul padahal sudah memesan
tempat, peluang untuk menjual tempat itu sudah hilang. Bila jasa
dimaksudkan untuk memaksimalkan pendapatan, mereka harus mengelola
kapasitas dan permintaan, karena mereka tidak dapat menjual inventaris
yang tidak terjual itu pada waktu berikutnya.
9
D Strategi Manajemen Layanan Hospitality
10
manufaktur sebelum mereka, banyak industry jasa kini telah melaksanakan
gerakan jasa total. Banyak perusahaan mendapatkan bahwa kualitas jasa
yang lain dari yang biasanya dapat member mereka keunggulan bersaing
yang manjur, yang menghasilkan kinerja penjualan dan laba paling unggul.
Beberapa perusahaan nyaris menjadi legenda berkat layanan mereka yang
berkualitas tinggi.
Penyedia jasa perlu mengenal harapan pelanggan sasaran
sehubungan dengan kualitas jasa. Masalahnya, kualitas jasa lebih sulit
didefinisikan dan di nilai ketimbang kualitas produk. Lebih dari itu, walaupun
kualitas jasa yang lebih baik menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih
besar, biayanya juga menjadi lebih tinggi. Namun investasi untuk jasa
biasanya memberikan hasil yang baik berupa ingatan pelanggan dan
penjualan. Apapun level layanan yang diberikan, penyedia jasa perlu
mendefinisikan dengan jelas dan mengkomunikasikan level layanan itu,
sehingga para karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka berikan,
dan pelanggan tahu apa yang akan mereka dapatkan.
3) Menjadikan Produk Mudah terlihat
Para pemasar jasa harus mengambil langkah-langkah untuk
menyediakan bukti bagi calon pelanggan yang akan membantu menjadikan
layanan mereka mudah terlihat. Materi promosi, penampilan karyawan, dan
lingkungan fisik perusahaan jasa membantu menjadikan jasa mudah terlihat.
Materi promosi sebuah hotel bisa mencakup paket map rapat berisi foto area
umum hotel, kamar tamu, dan ruang rapat. Paket itu juga harus menyertakan
petunjuk lantai ruang rapat, termasuk kapasitas ruangan dalam berbagai tipe
pengaturan agar calon penyewa dapat membayangkan ruang tersebut.
Wiranegara resepsi restoran kelas atas dapat mengwujudkan produk
dengan membawa contoh kue ketika melakukan kunjungan penjualan di pagi
hari. Hal ini menciptakan niat baik dan menjadi petunjuk berwujud bagi calon
pembeli mengenai kualitas makanan restoran ini. Wiraganegara itu juga
dapat membawa album berisi foto pengaturan ruang resepsi, penyajian
berbagai makanan utama dan surat pernyataan puas dari klien lama.
11
4) Mengelola Lingkungan Fisik
Bukti fisik yang tidak di kelola secara memadai dapat merugikan
bisnis. Epsan negative yang dikomunikasikan oleh bukti fisik yang tidak
dirawat dengan baik, antara lain spanduk yang terus mengiklankan liburan
khusus dua minggu serelah liburan berlalu, spanduk yang tulisan salah dieja
atau yang lampunya mati, tempat parkir dan halaman yang tidak rapi serta
penih sampah dan karywan dengan seragam kotor ditempat kerja yang
berantakan. Hal-hal seperti itu memberikan kesan negative kepada
pelanggan.
Lingkungan fisik harus di design supaya dapat menguatkan posisi
produk dalam benal pelanggan. petugas terima tamu di hotel mewah harus
mengenakan pakaian yang sesuai dengan keadaan yang ada dan peraturan
yang sudah ditentukan.
5) Menghijaukan Industri Pariwisata
Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan arsitektur
pemandangan alam luar dan pemanfaatan cahaya ataupun tanaman di
dalam gedung banyak disukai serta merupakan metode popular untuk
menciptakan produk yang terbedakan dan lebih terwujud.
6) Mengelola Karyawan
Dalam industry pariwisara karyawan merupakan bagian yang sangat
penting dari bauran pemasaran. Ini berarti departemen sumber daya
manusia dan departemen pemasaran harus erat bekerja sama. Direstoran
tanpa departemen sumber daya manusia, manajer restoran bertindak
sebagai manajer sumber daya manusia. Manajer harus merekrut karyawan
yang ramah dan cakap. Manajer harus pula merumuskan kebijakan yang
mendukung hubungan positif anatara karyawan dan tamu.
7) Mengelola Risiko yang terpikirkan
Pelanggan yang memberli produk pariwisata mengalami
kekhawatiran karena t=tidak daoat mebcoba produk itu sebelumnya.
Bayangkan seorang wiraniaga yang diminta oleh manajer penjualannya
untuk mengatur rapat penjualan regional. Dalam pengaturan ruang rapat itu
12
wiranegara wtersebut harus mempercayai wiranniaga hotel. Wiraniaga yang
baik akan menghapus ke khawatiran klien dengan memberitahu bahwa
mereka sudah pernah menangani ratusan rapat yang sukses sebelumnya.
8) Mengelola Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu faktor kunci yang menentukan suksesnya
bisnis jasa. Konsistensi berarti pelangga akan menerima produk yang
diharapkan tanpa adanya keterkejutan yang tak di harapkan. Dalam industry
hotel, hal itu berarti permintaan via telepon untuk di bangunkan pada pukul
7.00 pagi akan terjadi seperti yang di harapkan, dan kopi yang dipesan untuk
rehat rapat pada pukul 15.00 sudah siap menunggu. Dalam bisnis restoran
konsistensi berarti scampi udang akan mempunyaicita rasa yang sama
dengan dua minggu yang lalu, handuk akan selalu tersedia dalam kamar
mandi, dan merek vodka yang tersediakan minggu lalu akan tersedia lagi
bulan depan.
9) Mengelola Kapasitas dan permintaan
Karena jasa tidak dapat disimpan, pengelolaan kapasitas dan permintaan
merupakan fungsi kunci dari pemasaran pariwisata. Sebagai contoh,
Mother’s day secara tradisional merupakan hari yang palin sibuk sepanjang
tahun bagi restoran, dengan puncaknya antara pukul 11.00 dan pukul 14.00.
periode tiga jam itu bagi pemilik restoran menghadirkan salah satu peluang
penjualan paling tinggi sepanjang tahun. Untuk mengambil manfaat sebesar-
besarnya dari peluang itu, manajer restoran harus melakukan dua hal.
Pertama, mereka harus menyesuaikan system operasi agar bisnis dapat
dijalankan dengan kapasitas maksimal. Kedua, mereka harus ingat bahwa
sasaran mereka adalah penciptaan pelanggan yang puas.
13
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
14
Daftar Pustaka
15