Anda di halaman 1dari 23

TEKNIK TEGANGAN TINGGI

TUGAS KELOMPOK

Disusun Oleh :
Nama : Annisa Hafizatul Raihan
NIM : 062001700010
Nama : Maulana Ilham Saputra
NIM : 062001700020

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020
PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI
I. Teknik Tegangan Tinggi
I.1 Pengertian dan Klasifikasi
Dalam dunia teknik yang digolongkan tegangan tinggi adalah mulai dari
tegangan 0,6 kV (600 Volt) sampai dengan tegangan yang mempunyai nilai ribuan
volt. Untuk jenis tegangan tinggi tiap negara berbeda-beda mempunyai batas
pembagian yang agak berbeda. Misalnya, di dunia barat tegangan tinggi dibagi atas
beberapa bagian, yaitu :[1]
1. Tegangan Tinggi (Hight Voltage)
2. Tegangan Tinggi Menengah (Medium High Voltage)
3. Tegangan Ekstra Tinggi (Extra High Voltage)
4. Tegangan Ultra Tinggi (Ultra High Voltage)[1]

Gambar 1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik[2].

1. Tegangan Rendah, berkisar antara 50 volt – 1.000 volt (1 KV)


2. Tegangan Menengah, berkisar antara 1.000 volt – 36.000 volt
3. Tegangan Tinggi, berkisar antara 36.000 volt – 150.000 volt (150 KV)
4. Tegangan Ekstra Tinggi, berkisar antara diatas 150.000 volt – 750.000 volt (750
KV)
5. Tegangan Ultra Tinggi, berkisar diatas 750.000 volt (750 KV)[2]
KLASIFIKASI TEGANGAN MENURUT SPLN 1 : 1995
Tegangan Normal Line Indonesia (50 Hz)
Low Voltage (LV) 220/380 V
Medium (MV) 6.6 kV, 11 kV, 20 kV, 33 kV, 70 kV
High Voltage (HV) 150 kV, 275 kV
Extra High Voltage (EHV) 500 kV

Tabel 1. Sistem Tegangan di Eropa, Amerika, dan Indonesia[3]

I.2 Penggolongan Tegangan Tinggi


I.2.1 Bentuk
a. Aperiodik
Bentuk gelombang tegangan : Impuls
- Petir
- Switching[4]
Gambar 2. Tegangan Aperiodik[4]

b. Periodik
Bentuk gelombang tegangan : Sinusoidal 50 Hz
- Overvoltage[4]

Gambar 3. Tegangan Periodik[4].


I.2.2 Sebab Kejadiannya
a. Alamiah
Yang berasal dari luar sistem
- Petir[4]
b. Buatan
Yang berasal dari dalam sistem
- Switching
- Man made overvoltage[4]
I.3 Transformator Uji
Trafo uji tegangan tinggi merupakan trafo satu fasa. Rating trafo uji
disesuaikan dengan benda uji yang bersifat kapasitif. Trafo uji sangat jarang
beroperasi dalam waktu jangka panjang, secara umum panas lebih belitan tegangan
rendah disebabkan oleh beban. Sementara belitan tegangan tinggi dibuat dengan
dimensi berlebih karena alasan mekanis dan sangat jarang mengalami panas
berlebih. Meskipun demikian, konstanta waktu panas lebih yang cukup besar
menyebabkan trafo uji dapat dibebani berlebih dalam jangka waktu pendek. Secara
umum trafo uji dilengkapi dengan peralatan pengaman arus lebih[3].
I.3.1 Konstruksi Transformator Uji
Trafo uji tegangan tinggi secara umum tidak mengalami masalah dengan
pendinginan karena umumnya dioperasikan dalam waktu singkat dan efek gaya
magnetik dapat diabaikan. OIJ sebab itu konstruksi trafo uji tegangan tinggi sangat
ditentukan oleh isolasi belitan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya trafo uji
tegangan tinggi adalah trafo satu fasa dengan frekuensi sesuai dengan frekuensi
benda uji (60 atau 50 Hz). Terkadang dipergunakan untuk frekuensi tinggi pada
tegangan rating. Untuk pengujian trafo, dipergunakan frekuensi rendah untuk
menghindari saturasi inti besi. Dengan pertimbangan kesulitan isolasi dan
pertimbangan ekonomi, belitan tegangan tinggi umumnya dapat dilsolasi sampai
dengan beberapa 100 kV. Sehingga untuk tegangan yang lebih tinggi dipergunakan
rangkaian trafo bertingkat (cascade).[3]

Gambar 4. Konstruksi Trafo Uji[5]

I.3.2 Ciri-Ciri Transformator Uji[6]


i. Perbandingan jumlah lilitannya (turn ratio N) lebih besar daripada
transformator tenaga
ii. Kapasitas kVA kecil dibandingkan dengan kapasitas trafo tenaga
iii. Menggunakan transformator satu phasa (kecuali untuk pengujian khusus
menggunakan trafo tiga phasa)
iv. Ujung lilitan terminal ditanam dalam ground untuk keperluan pengamanan
v. Pada waktu merencanakan isolasi untuk transformator penguji hanya
diperhitungkan isolasi terhadap tegangan penguji maksimum.
vi. Konstruksi lilitan dan isolasinya harus direncanakan sehingga tercapai
gradient tegangan (dv/dx) yang sesuai dan osilasi diabaikan.[6]

II. Dasar Pengujian Tegangan Tinggi


Pada umumnya kegagalan dari alat-alat listrik yang sedang dalam operasi
disebabkan karena tegangan pada isolasinya dalam menjalankan fungsinya sebagai
isolator tegangan tinggi. Kegagalan isolasi (isolation failure) disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya :[1]
1. Isolasi sudah lama dipakai (mendekati kelapukan), karena setiap peralatan listrik
mempunyai batas umur pemakaiannya masing-masing. Sehingga ketika peralatan
tersebut sudah mendekati batas umurnya maka segera diganti dengan yang baru.
2. Kerusakan karena faktor mekanis, terbentur waktu transportasi atau waktu di
perbaiki.
3. Berkurangnya kekuatan dielektrik karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih
dalam jangka waktu yang lama[1]

Oleh sebab itu pengujian dimaksudkan untuk :[1]

1. Mencari jenis bahan yang kualitasnya tidak baik atau ada kesalahan pada waktu
pembuatannya.
2. Dapat dipakai sebagai jaminan bahwa alat-alat yang dihasilkan dapat dipakai dalam
jangka waktu yang lama bilamana tidak terjadi tegangan lebih yang berkelanjutan.
3. Memberikan jaminan bahwa isolasi alat listrik ini tahan terhadap tegangan lebih
untuk waktu yang terbatas.[1]

Sifat pengujian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengujian yang bersifat merusak
(alat uji sampai rusak) ataupun pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive
test)

Gambar 5. Kurva Dasar Pengujian[1]

Jenis Pengujian [1]

A. Pengujian Merusak (Destructive)


(a) Pengujian Ketahanan (Withstand Test)
Sebuah tegangan tertentu diterapkan untuk waktu tertentu misalnya
dalam satu menit. Bila dalam waktu itu tidak terjadi loncatan api (flash
over), maka alat itu dianggap lulus ujian
(b) Pengujian Pelepasan (Discharge Test)
Ketika tegangan dinaikkan maka terjadi pelepasan muatan pada benda
yang diuji (tegangan ini biasanya lebih tinggi daripada tegangan
ketahanan). Pengujian ini dapat dilakukan dalam keadaan kering ataupun
keadaan basah
(c) Pengujian Kegagalan (Breakdown Test)
Tegangan dinaikkan lagi sampai terjadi breakdown di dalam benda yang
diuji.[1]
B. Pengujian Tak Merusak (Non Destructive)
(a) Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi isolasi antara
belitan dengan ground. Tahanan isolasi yang diukur merupakan fungsi
dari arus bocor yang menembus melewati isolasi atau melalui jalur bocor
pada permukaan eksternal. Metoda yang dilakukan adalah dengan
memberikan tegangan dc dan merepresentasikan kondisi isolasi dengan
satuan mega ohm.[7]
(b) Pengukuran Faktor Daya Dielektrik (Tan δ)
Jika dielektrik dikenai medan elektrik, maka electron-elektron
akan mengalami gaya yang arahnya berlawanan dengan arah medan
elektrik. Sedangkan inti atom yang bermuatan positif akan mengalami
gaya searah dengan arah medan elektrik. Rugi dielektrik terjadi jika
terdapat perubahan arah medan elektrik yang berulang-ulang. Oleh
karena itu rugi-rugi dielektrik hanya terjadi pada medan elektrik bolak-
balik, yaitu medan yang ditimbulkan oleh tegangan bolak-balik,
sehingga frekuensi gesekan antar molekul meningkat.[8]

Gambar. Rangkaian ekivalen suatu dielektrik[8]


(c) Pengukuran Korona[1]

Berikut
Gambar 6. Pengujian tak merusak

Dalam teori tegangan tinggi selalu dipakai istilah : Discharge (pelepasan


muatan), dalam hal ini isolasi mengalami kegagalan karena adanya tekanan pada
dielektrik kemudian menyebabkan hilangnya tegangan sekaligus mengalirnya arus[1].

Ada dua jenis pelepasan pada tegangan tinggi yaitu spark over dan flash over.
Spark over (percikan api) terjadi pada udara atau gas yang tidak menyangkut pada
permukaan isolasi. Flash over (lompatan api) yaitu percikan api di dekat permukaan
isolasi[1].

Macam - Macam Pengujian

A. Endurance test[4]
Pada tegangan nominal dan frekuensi tertentu. Untuk mengetahui pengaruh
suhu, kerugian dan partial discharge.
B. Pengujian 1 menit
Mengetahui nilai isolasi dari peralatan.
C. Pengujian AC
Untuk mengetahui ketahanan terhadap over voltage saat gangguan.
D. Pengujian DC
Untuk mengetahui kekuatan dielektrik bahan.
E. Pengujian impulse
Untuk mengetahui pengaruh tegangan gangguan surja petir dan surja
hubung[4].
III.Pembangkitan Tegangan Tinggi
III.1 Pembangkitan Tegangan Tinggi Searah
Dalam tegangan tinggi, teknologi tegangan DC (Direct Current) biasanya
digunakan untuk beberapa penelitian maupun penemuan dan juga tegangan tinggi
DC digunakan untuk uji perlatan di bidang industri. Tegangan tinggi DC juga sering
ditemukan dan digunakan dalam fisika terapan (accelerator, mikroskop elektron),
peralatan elektromedik (X-rays) dan peralatan industri (Precipitation dan filtering
gas buang dari pembangkit thermal). Metode yang paling efisien dari pembangkitan
tegangan tinggi searah (DC) yaitu melalui proses rectification (penyearah)
menggunakan rangkaian voltage multiplier[9].
Sumber tegangan listrik searah dibangkitkan dengan menyearahkan tegangan bolak-
balik. Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu :[5]
III.1.1 Penyearah Setengah Gelombang
Rangkaian paling sederhana untuk membangkitkan tegangan tinggi searah
adalah dengan menggunakan penyearah setengah gelombang (half wave
rectifier). RL adalah resistansi beban dan C adalah kapasitor untuk meratakan
tegangan keluaran DC[5].

Gambar 7. Rangkaian setengah gelombang[5].


Apabila kapasitor tidak terhubung tegangan terminal keluaran DC masih
bergelombang. Dengan adanya kapasitor akan meratakan tegangan keluaran
sehingga hasil tegangan keluaran mendekati tegangan DC murni. Gambar (a)
menunjukan rangkaian penyearah setengah gelombang, gambar (b) menunjukan
hasil output sebelum diberikan kapasitor, dan gambar (c) merupakan hasil
output setelah diberikan kapasitor[5].
III.1.2 Penyearah Villard
Penyearah ini disebut pelipat ganda tegangan. Rangkaian ditunjukkan pada
gambar di bawah ini[10].

Gambar 8. Rangkaian penyearah villard


Berikut ini adalah bentuk gelombang keluarannya dengan memisalkan
penyearah tanpa beban[10].

Gambar 9. Keluaran penyearah villard.


Rangkaian ini terdiri dari satu buah kapasitor dan diode. Ketika tegangan
berada pada siklus negatif, kapasitor terisi penuh hingga mencapai puncak
sumber tegangan sehingga tegangan keluaran menjadi 2Vin (Vkapasitor +
Vin). Lalu ketika tegangan berada di siklus positif, kapasitor mulai
mengosongkan tegangannya sehingga tegangan keluarannya menjadi 0
(Vkapasitor - Vin). Walaupun tegangan yang dihasilkan merupakan nilai
DC, tetapi bentuk sinyal dari tegangan ini masih berbentuk AC atau
bergelombang. Jadi rangkaian ini masih dibilang memiliki ripple yang
buruk[11].
III.1.3 Penyearah Greinacher
Penyearah greinacher merupakan pelipat ganda tegangan. Perbedaannya
dengan penyearah villard terletak pada tegangan keluarannya yang lebih
rata[12].

Gambar 10. Rangkaian penyearah greinacher[12].


Komponen utama penyusun rangkaian penyearah greinacher adalah trafo
uji, dua diode tegangan tinggi dan dua kapasitor tegangan tinggi. Saat
tegangan pada kapasitor C 1 naik dari nol hingga 2 V maks, diode D2
melewatkan arus untuk mengisi ke kapasitor C 2 hingga tegangannya
mencapai 2 V maks
Saat tegangan di kapasitor C 2, mencapai tegangan puncak, maka tegangan di
kapasitor C 1 turun menuju nol. Jika rangkaian tidak berbeban, kapasitor C 2
tidak dapat membuang muatannya karena dihambat oleh diode D 2. Jika
rangkaian berbeban, maka kapasitor C 2 akan melepas muatannya sehingga
tegangan nya menurun[12].

Gambar 11. Keluaran gelombang penyearah greinacher[12].

III.1.4 Penyearah Cockcroft – Walton (kaskade)


Rangkaian Cockcroft Walton ada dua buah yaitu, rangkaian setengah
gelombang dan rangkaian gelombang penuh. Keduanya memiliki bentuk
yang hampir sama berupa sinus, akan tetapi pada rangkaian gelombang
penuh gelombang keluaran akan tampak lebih rata[13].

(a) (b)
Gambar 12. Rangkaian penyearah cockcroft walton, (a) Gelombang
penuh(b) Setengah gelombang[13].
Pada kenyataannya, nilai tegangan keluarannya selalu lebih kecil dari 2n
V max karena adanya rugi – rugi tegangan pada trafo dan diode. Nilai jatuh
tegangan akan semakin bertambah dengan bertambahnya tingkatan.

Gambar 13. Keluaran cockcroft walton[13].

III.2 Pembangkitan Tegangan Tinggi Bolak-Balik


Tegangan tinggi bolak-balik (AC) diperoleh dari suatu trafo satu fasa
dengan perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya yang
sering disebut juga trafo uji[14].

Gambar 14. Rangkaian pembangkit tegangan tinggi AC.


Pada gambar rangkaian diatas ini pembangkit tegangan tinggi bolak-
balik membangkitkan tegangan tinggi bolak-balik pada frekuensi jala-jala
(50/60 Hz) belitan primer trafo dihubungkan ke sumber tegangan rendah AC,
220VAC/50 Hz[14].

Gambar 15. Tegangan keluaran belitan sekunder[14].


III.2.1 Rangkaian Resonansi Seri
Rangkaian ekivalen dari trafo uji tegangan tinggi mengandung kebocoran
reaktansi pada lilitan, resistansi lilitan, reaktansi magnetis dan kapasitansi shunt
melewati terminal output diakibatkan oleh bushing oleh terminal tegangan
tinggi.[15]

Gambar 16. Rangkaian resonansi seri[3].


III.2.2 Rangkaian Resonansi Paralel[3]
Berbeda dengan rangkaian resonansi seri, pada rangkaian resonansi
parallel diperlukan sebuah trafo tegangan tinggi sebagai sumber tegangan.
Trafo harus mampu mengatasi kerugian rangkaian resonansi paralel.
Rangkaian ini tidak harus berada pada resonansi, karena tergantung pada
transformator uji yang setidaknya telah dibangkitkan daya buta[3].

Gambar 17. Rangkaian resonansi paralel[3]


III.3 Pembangkitan Tegangan Tinggi Impuls
III.3.1 Pengertian dan Jenis Tegangan Impuls
Tegangan tinggi impuls adalah gangguan transmisi tenaga listrik dan
sistem distribusi yang disebabkan oleh dua jenis transient tegangan yang
amplitudonya melebihi nilai puncak normal tegangan operasi.[16]
Tegangan impuls (impuls voltage) adalah tegangan yang naik dalam
waktu singkat sekali kemudian disusul dengan penurunan yang relatif lambat
menuju nol.[17]
Ada tiga bentuk tegangan impuls dalam sistem tenaga listrik yaitu
tegangan impuls petir yang disebabkan oleh sambaran petir (lightning),
tegangan impuls hubung buka yang disebabkan oleh adanya operasi hubung
buka (switching operation) dan tegangan impuls petir terpotong.[17]

(a) Impuls petir (b) Impuls hubung buka (c) Impuls petir terpotong
Gambar Jenis tegangan impuls[17]

III.3.2 Rangkaian Sumber Tegangan Tinggi Impuls


Tegangan impuls didefinisikan sebagai suatu gelombang yang berbentuk
eksponensial ganda yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini :
V = V o ( e−at −e−bt ) ……………….…………………………. (1)
Dari persamaan (1) dapat dilihat bahwa bentuk gelombang impuls
ditentukan oleh konstanta a dan b, sedangkan nilai konstanta a dan b ini
ditentukan oleh nilai komponen rangkaian[17]
Rangkaian sumber tegangan tinggi impuls[1]

Gambar. Rangkaian tegangan impuls[1]


III.3.3 Tujuan Pengujian Tegangan Tinggi Impuls
A. Peralatan tegangan tinggi harus dirancang untuk mampu menahan dan
memikul tegangan tinggi surja.
B. Peralatan tegangan tinggi harus diuji dengan tegangan tinggi yang
menyerupai dengan tegangan surja tersebut
C. Diperlukan suatu pembangkitan tegangan tinggi impuls untuk pengujian
peralatan tersebut[18]
III.3.4 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi Impuls
III.3.4.1 Menggunakan Sela Bola
Sela bola sering digunakan untuk mengukur tegangan impuls. Sela
bola harus ditera dengan tegangan percik sebesar 50% dari sela bola
standar. Sela bola standar adalah sela bola yang memenuhi syarat standar
sebagai berikut :[19]
(i) Kualitas
(ii) Jarak sela
(iii) Ukuran bola[19]

Gambar Konstruksi sela bola[1]


III.3.4.2 Dengan Rangkaian R-C
Rangkaian R-C ini yang banyak dipakai adalah rangkaian (A) dan (B).
keuntungan dari rangkaian ini adalah bila kita ingin mengubah waktu yang
diperlukan oleh gelombang penguji, bagian depan atau bagian belakang
yang terpisah dapat dilakukan secara berasingan, dengan mengubah-ubah
nilai tahanan R1 dan R2.[1]
Gambar. Rangkaian type (B)[1]
Dengan menggunakan impedansi operasional, rangkaiannya menjadi :[1]

Tegangan output V o (s) adalah :[1]


V Z2 (s)
V o (s) =
s Z 1 ( s )+ Z 2 (s )

Dimana :[1]
1+ R1 C1 x s
Z1 ( s ) = R1 +1/C1 x s Z1 ( s ) =
[ C1 x s ]
(R2 )(1/C2 x s) R2
Z1 ( s ) =
R2 +1/C2 x s
Z1 ( s ) =[ 1+ R2 C2 x s ]
Bila dimasukkan ke dalam persaman V o (s) maka menjadi :[1]
1
V o (s) =
R2 x C1 x s
2
[ 1
[1 1 1
R 1 R2 C1 C2 S C+ s R C + R C + R C + R R C C
2 2 1 1 2 2 1 2 1 2
] ]
III.3.4.3 Susunan Bertingkat (Kaskade)[1]
Rangkaian pengujian tegangan impulse yang sederhana hanya dapat
membangkitkan tegangan maksimum dibawah 300 kV. Untuk
mendapatkan tegangan yang lebih tinggi, maka dapat dipakai rangkaian
yang bertingkat atau “kaskade”[1]
Dengan susunan tegangan impulse yang rendah dapat dihasilkan
tegangan impulse yang tinggi. Pada pembahasan sebelumnya, (lihat
rangkaian bertingkat satu) pada permulannya kapasitor C s diberi muatan
dari sumber tegangan bolak-balik yang telah disearahkan, bila kapasitor
telah dimuati nilai tegangan maka akan didapat nilai tertentu.[1]

Gambar. Susunan bertingkat (kaskade)[1]


Kapasitor dimuati secara bersama sehingga rangkaian seolah-olah
disambung paralel (lihat gambar b). kemudian setelah mencapai tegangan
(V), muatan dapat dibuang dengan melewati sela menuju ke rangkaian
pembentuk gelombang yang terdiri dari Rd dan R p. Berarti kapasitor C s
disambung secara seri (lihat gambar c). Karena itu rangkaian dianggap
kurang memuaskan, maka dibuat perubahan dengan menyatukan
rangkaian pembentuk gelombang dengan rangkaian generator impulse,
sehingga mendapatkan breakdown yang tepat yaitu sela bola S1 diletakkan
dibawah sela bola S2 dan seterusnya.[1]
Gambar. Tegangan impuls susunan bertingkat[1]

(c)
Gambar. Rangkaian yang sudah disatukan[1]
III.3.4.4 Surja Hubung
Dengan bertambah tingginya tegangan yang dipakai pada sistem
transmisi daya, maka peristiwa yang diakibatkan oleh surja hubung lebih
mempunyai peranan penting daripada akibat yang disebabkan oleh impuls
petir. Surja hubung adalah suatu transient tegangan yang terjadi pada
waktu yang singkat.[1]

Gambar. Rangkaian impulse generator diubah menjadi surja hubung[1]


Gambar. Rangkaian menggunakan L[1]

IV. Teknik Pengukuran Tegangan Tinggi

Jenis Tegangan Cara atau Teknik Pengukuran

Tegangan Searah Mikro ampere meter dengan tahanan


seri, pembagi tegangan, meter
pembangkit tegangan, bola dan
percikan dalam udara.
Tegangan Bolak-Balik Meter arus dengan impedansi seri,
pembagi tegangan berisi kapasitor dan
tahanan. Transformator tegangan
(elektorstatik voltmeter, sela bola)
Tegangan Impuls Pembagi tegangan dengan kapasitor
atau tahanan, osciloskop, volt meter
puncak sela dua bola.

DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Abduh, Dasar Pembangkitan dan Pengukuran, 1st ed. Jakarta: Salemba Teknika, 2001.
[2] “Mengenal Tegangan Listrik – Listrik Sekolah Vokasi.”
http://listrik.sv.ugm.ac.id/2018/06/25/mengenal-tegangan-listrik/ (accessed Mar. 26, 2020).
[3] I. M. Y. Negara, Teknik Tegangan Tinggi Prinsip dan Aplikasi Praktis, 1st ed. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013.
[4] H. M.T, High Voltage (Equipment & Testing). .
[5] “PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI D.C | Derry Putranugraha.”
http://blog.ub.ac.id/derrypn/2013/10/28/pembangkitan-tegangan-tinggi-d-c/ (accessed Mar.
26, 2020).
[6] “Transformator Pembangkit Tegangan Tinggi untuk Pengujian,”
SUPERTHOWI.WORDPRESS.COM, 20-Apr-2013.
https://superthowi.wordpress.com/2013/04/20/transformator-pembangkit-tegangan-tinggi-
untuk-pengujian/ (accessed Mar. 26, 2020).
[7] “BAB II.pdf.” .
[8] A. Syakur, G. Susilowati, S. A.K., and A. P. Siregar, “PENGUJIAN TAN δ PADA
KABEL TEGANGAN MENENGAH,” vol. 11, 2009.
[9] M. I. Adam, “RANCANG BANGUN PERANGKAP NYAMUK MENGGUNAKAN
METODE COCKROFT-WALTON BERBASIS TEGANGAN TINGGI,” Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, 2018.
[10] Nurlailati, A. Warsito, and A. Syakur, “Aplikasi Tegangan Tinggi DC Sebagai
Pengendap Debu Elektrostatik.”
[11] Gianto, Ir. M. Sarwoko, M.Sc, and E. Kurniawan S.T., M.Sc, “PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI PENGENDAP DEBU DENGAN TEGANGAN TINGGI SECARA
ELEKTROSTATIK,” vol. 2, 2015.
[12] D. Adhitama, “FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS LAMPUNG,” p. 50.
[13] A. Raditya, A. Warsito, and A. Syakur, “PERANCANGAN PEMBANGKIT
TEGANGAN TINGGI DC FULL WAVE WALTON COCKCROFT DAN
APLIKASINYA SEBAGAI PENGENDAP DEBU SECARA ELEKTRET.”
[14] A. Habibi, “PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI BOLAK – BALIK
FREKUENSI TINGGI MENGGUNAKAN KUMPARAN TESLA,” 2007.
[15] S. Makmur, “Proses Pembangkitan Tegangan Tinggi AC,” 2018.
[16] “Tegangan Impuls « ashadi 11.” https://blog.ub.ac.id/ashadirizki/2013/10/27/tegangan-
impuls/ (accessed Mar. 24, 2020).
[17] “chapter ii.pdf.” .
[18] P. Kusumaningtyas, “Teknik Pembangkitan & Pengujian Tegangan Tinggi.docx,”
Accessed: 24-Mar-2020. [Online]. Available:
https://www.academia.edu/35625868/Teknik_Pembangkitan_and_Pengujian_Tegangan_Ti
nggi.docx.
[19] “Pembangkitan Tegangan Tinggi Impuls « Mahasiswa Elektro.”
https://blog.ub.ac.id/epwnanda/2013/10/23/pembangkitan-tegangan-tinggi-impuls/
(accessed Mar. 24, 2020).

Anda mungkin juga menyukai