1. Pandangan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa hukum Islam
bertentangan denagn HAM. Misal : hukuman potong tangan bagi pencuri.
Sebagian besar masyarakat modern saat ini menganggap bahwa HAM
tidaklah relevan untuk ditegakkan berdampingan dengan hukum Islam yang dianggap terlalu ekstrim. Menurut pandangan saya hukum Islam lah yang paling cocok dalam mempertahankan HAM karena hukuman yang diberikan atas pelanggaran hukum dalam Islam adalah yang paling adil dan membuat takut semua orang untuk melanggar hukum yang ada, sedangkan pandangan yang ada saat ini lebih memberi perlindungan terhadap pelanggar HAM daripada korban yang bersangkutan. Terlebih lagi menurut saya oknum yang sudah melanggar HAM bisa dibilang tidak memiliki perlindungan HAM lagi karena secara tidak langsung dihilangkan saat melanggar HAM milik orang lain.
2. Pandangan terhadap hukum qisas bagi orang yang membunuh.
Kebanyakan masyarakat tidak setuju dengan hukum qisas dengan alasan
bahwa hukum tersebut relalu keras untuk dipraktikan di zaman yang modern ini dan bisa diganti dengan hukum yang lebih ringan seperti kurangan dan denda. Menurut saya cara yang paling tepat untuk menghukum orang yang telah membunuh orang lain adalah dengan hukum qisas, tetapi dengan tanda kutip orang yang membunuh orang lain dengan sengaja pantas untuk di qisas karena jarang ada kasus dimana pembunuh bisa jadi lebih baik setelah dikurung dalam penjara, hampir semua orang yang pernah membunuh orang lain mengidap gangguan jiwa akibat telah membunuh orang lain. Maka hukum yang paling tepat untuk menghindari adanya pembunuhan lagi adalah hukum qisas. 3. Pendapat tentang hubungan Islam dengan demokrasi.
Perdebatan apakah Islam kompatibel dengan demokrasi masih ada sampai
saat ini. Menurut pendapat saya Islam bisa dipadukan dengan demokrasi karena bisa dilihat di dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang terkait dengan prinsip-prinsip utama demokrasi, antara lain QS. Ali Imran: 159 dan al-Syura: 38 (yang berbicara tentang musyawarah); al-Maidah: 8; al-Syura: 15 (tentang keadilan); al-Hujurat: 13 (tentang persamaan); al- Nisa’: 58 (tentang amanah); Ali Imran: 104 (tentang kebebasan mengkritik); al-Nisa’: 59, 83 dan al-Syuro: 38 (tentang kebebasan berpendapat) dst. Jika dilihat basis empiriknya, menurut agama dan demokrasi memang berbeda. Agama berasal dari wahyu sementara demokrasi berasal dari pemikiran manusia. Namun tidak ada halangan bagi agama untuk berdampingan dengan demokrasi. Karena elemen- elemen pokok demokrasi ada terdapat dalam perspektif Islam meliputi: as-syura, al-musawah, al-‘adalah, al-amanah, al- masuliyyah dan al-hurriyyah.