Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS MOTIVASI KINERJA STAKEHOLDER PROGRAM PENGELOLAAN

SAMPAH SECARA BERKELANJUTAN


(STUDI PADA RW 3 KAMPUNG TERAPI, KECAMATAN SUKUN)

Zahran Athallah1, Molanika Suhartono2, Sekar Illiyyin3, Enny Lisdayanti4, dan Renita Isabella5
Universitas Brawijaya
Email: zhrnathallah@gmail.com

Abstrak: Permasalahan sampah saat ini menjadi perhatian di Indonesia. Menurut Rahmawati, dkk (2015),
pengelolaan sampah yang baik, bukan untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan
lingkungan. Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau
pengelolaan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menganggu kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup. Wilayah yang sudah menerapkan pengelolaan sampah berdasarkan pemberdayaan
masyarakat berbasis lingkungan adalah RW 03 Kampung Terapi, Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun.
Program yang dilaksanakan dalam pengelolaan sampah adalah pemilahan sampah dan pemanfaatan
sampah menggunakan teknik komposter, serta pemanfaatan sampah sebagai bahan berdaya guna. Melalui
pelaksanaan gagasan pengelolaan sampah, pihak RW melibatkan kader lingkungan dari setiap RT.
Keterlibatan kader lingkungan dalam program pengelolaan sampah berperan dalam mengkoordinasikan
masyarakat agar berpartisipasi pada setiap kegiatan yang dilakukan di RW 03 Kampung Terapi. Program
pengelolaan sampah pada Kampung Terapi membutuhkan keterlibatan stakeholder yang didalamnya tentu
memiliki motivasi dalam mencapai tujuannya. Motivasi inilah yang akan dianalisis lebih lanjut untuk
mewujudkan program pengelolaan sampah pada masing-masing stakholder.

Kata kunci: sampah, motivasi, stakeholder

Abstract: The problem of waste is now a concern in Indonesia. According to Rahmawati, et al (2015),
good waste management is not only for health purposes, but also for the beauty of the environment.
Waste management includes collection, transportation, up to the destruction or management of waste in
such a way that waste does not disturb public health and the environment. The region that has
implemented waste management based on environment-based community empowerment is RW 03
Kampung Therapy, Sukun Village, Sukun District. The program implemented in waste management is
waste segregation and use of waste using composter techniques, as well as the use of waste as an efficient
material. Through the implementation of the idea of waste management, the RW involved environmental
cadres from each RT. The involvement of environmental cadres in the waste management program plays
a role in coordinating the community to participate in every activity carried out in RW 03 Kampung
Therapy. The waste management program in the Therapy Village requires the involvement of
stakeholders who certainly have the motivation to achieve their goals. This motivation will be analyzed
further to realize the waste management program in each stakholder

Keywords: waste, motivation, stakeholder

BADAN PERENCAAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN KOTA


MALANG 253
PENDAHULUAN Perkiraan Produksi
Permasalahan sampah saat ini masih Kota Sampah Per Hari (m3)
menjadi sebuah perhatian di kalangan 2016 2017
masyarakat. Jumlah sampah setiap DKI Jakarta 7 009,08 7 164,53
tahunnya selalu meningkat. Menurut Surabaya 9 710,61 9 896,78
Direktur Pengelolaan Sampah Denpasar 3 719,00 3 657,20
Kementrian Lingkungan Hidup dan Manado - 2 064,00
Kehutanan (KLHK) Republik Makassar 5 931,40 6 485,65
Indonesia, Dr. Novrizal Tahar, Catatan : Satuan menggunakan Ton
menyatakan bahwa produksi sampah Sumber : Dinas Kebersihan Kota di
nasional mencapai sekitar 65,8 juta ton Indonesia, 2017
per tahunnya dimana 16 persennya Permasalahan sampah menjadi
adalah sampah plastik. Berdasarkan polemik di kota-kota besar Indonesia
Undang-undang Republik Indonesia salah satunya adalah Kota Malang.
Nomor 18 Tahun 2008, pertambahan Berdasarkan data dari Dinas
jumlah sampah disebabkan oleh Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang
beberapa hal, antara lain: (2018), jumlah produksi sampah di Kota
1. Pertambahan penduduk dan Malang sebanyak 664,62 ton per hari.
perubahan pola konsumsi Dari jumlah tersebut, 96 persennya atau
masyarakat menimbulkan sekitar 639 ton telah ditangani dengan
bertambahnya volume, jenis dan berbagai upaya sebagai bentuk
karakteristik sampah yang semakin pengurangan sampah. Penanganan
beragam; sampah di Kota Malang saat ini berhasil
2. Pengelolaan sampah selama ini hingga 96 persen.Pengolahan sampah di
belum sesuai dengan metode dan Kota Malang menjadi percontohan bagi
teknik pengelolaan sampah yang pemerintah pusat dalam penanangan
berwawasan lingkungan sehingga sampah secara nasional, baik melalui
menimbulkan dampak negatif program-programnya maupun
terhadap kesehatan masyarakat dan pemanfaatan dan pengelolaan Tempat
lingkungan; Pembuangan Akhir (TPA).
3. Sampah telah menjadi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
permasalahan nasional sehingga Malang No. 10 Tahun 2010, ada 3 tahap
pengelolaannya perlu dilakukan alur pengelolaan sampah meliputi
secara komprehensif dan terpadu pengumpulan, pengangkutan dan
dari hulu ke hilir agar memberikan operasional TPA. Pada tahap
manfaat secara ekonomi, sehat bagi pengumpulan, sampah dikumpulkan
masyarakat dan aman bagi dari sumber sampah (perumahan,
lingkungan serta dapat mengubah permukiman, kawasan niaga, rumah
perilaku masyarakat; sakit dan lain-lain) ke Tempat
4. Pengelolaan sampah diperlukan Pembuangan Sampah (TPS) menjadi
kepastian hukum, kejelasan kewajiban masyarakat atau pengelola
tanggung jawab dan kewenangan kawasan dilakukan oleh Pasukan
pemerintah, pemerintah daerah, Kuning yang ditunjuk dan dibiayai oleh
serta peran masyarakat dan dunia masyarakat (RT/RW) atau pengelola
usaha sehingga pengelolaan kawasan. Pada tahap selanjutnya yakni
sampah dapat berjalan secara tahap pengangkutan sampah menjadi
proporsional, efektif dan efisien; kewajiban pemerintah daerah yang
Tabel 1. Produksi sampah di kota besar dilakukan dengan menggunakan armada
Indonesia operasional Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP). Tahap terakhir
Analisa Dampak Ekonomi Bank Sampah Masyarakat Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat di kota Malang
yakni operasional TPA.Kegiatan permberdayaan masyarakat melalui
operasional ini dilakukan oleh unit pengelolaan sampah meliputi RW,
teknis pengelola TPA. kader lingkungan dan masyarakat.
Pengelolaan sampah di Kota Malang Stakeholder yang ada memiliki
diupayakan melalui pemberdayaan perannya masing-masing dalam
masyarakat. Wilayah yang sudah menjalankan program pengelolaan
menerapkan pemberdayaan masyarakat sampah. Peran Ketua RW dalam
berbasis lingkungan melalui pengelolaan sampah adalah sebagai
pengelolaan sampah salah satunya pembuat gagasan pengelolaan sampah
adalah RW 03 Kampung Terapi, di RW 03 Kampung Terapi, Sukun. RW
Kelurahan Sukun, Kecamatan berperan sebagai pembuat program
Sukun.Program pengelolaan sampah tentang pengelolaan sampah Kampung
yang ada di Kampung Terapi RW 03 Terapi. Dalam pelaksanaan gagasan
meliputi pemilahan sampah, pengelolaan sampah, pihak RW
pemanfaatan sampah basah dengan melibatkan kader lingkungan dari setiap
metode komposter dan kerajinan dari RT. Keterlibatan kader lingkungan
sampah plastik. dalam program pengelolaan sampah
Program pertama adalah pemilahan berperan dalam mengkoordinasikan
sampah dilakukan dengan memisahkan masyarakat agar berpartisipasi pada
sampah organik dan non organik.Setiap setiap kegiatan yang dilakukan di RW
rumah warga telah disediakan tempat 03 Kampung Terapi.
pemilahan sampah agar warga dapat Program pengelolaan sampah dimana
dengan mudah memisahkan sampah ada keterlibatan stakeholder di
rumah tangga. Pengambilan sampah dalamnya tentu memiliki motivasi
yang telah dipilah akan dilakukan oleh dalam mencapai tujuannya. Herminarto
setiap perwakilan RT setiap satu minggu dan Hamzah (2012:7) menyebutkan
sekali. Program kedua adalah bahwa motivasi dapat menjadi semacam
pemanfaatan sampah menggunakan kekuatan melakukan sesuatu untuk
teknik komposter. Manfaat dari teknik mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini
komposter adalah hasil pemanfaatan pada dasarnya dirangsang adanya
sampah nantinya bisa dijadikan sebagai berbagai macam kebutuhan seperti (1)
pupuk yang bermanfaat bagi tanaman keinginan yang hendak dipenuhinya; (2)
sehingga dari hasil ini warga kampung tingkah laku; (3) tujuan; dan (4) umpan
terapi tidak perlu membeli pupuk untuk balik.
keperluan tanaman masing-masing Berdasarkan observasi yang peneliti
warga. Masalah pengelolaan sampah lakukan di RW 03 Kampung Terapi,
harus mampu ditangani bersama antara kebutuhan motivasi dari stakeholder
RW, RT atau para kader, dan belum terpenuhi secara maksimal dan
masyarakat Kampung Terapi. Program belum adanya umpan balik dari setiap
ketiga adalah kerajinan dari sampah. pihak yang terlibat. Kebutuhan dan
Kerajinan dari sampah dilakukan timbal balik yang terpenuhi secara
dengan memanfaatkan sampah rumah maksimal akan mencapai tujuan
tangga seperti bungkus makanan, koran, program secara berkelanjutan.
botol plastik dan lain-lain. Pemanfaatan Berdasarkan uraian tersebut maka perlu
limbah rumah tangga yang dibuat oleh dilakukan penelitian yang berjudul
warga kampung terapi telah “Analisis Motivasi Kinerja
menghasilkan berbagai produk meliputi Stakeholder Program Pengelolaan
tas, tempat alat tulis dan cinderamata. Sampah Secara Berkelanjutan (Studi
Wilayah RW 03 yang terdiri dari pada RW 3 Kampung Terapi,
delapan RT ini mempunyai tiga Kecamatan Sukun)”.
stakeholder yang mendukung program Tujuan dari penelitian ini adalah
Analisis Motivasi Kinerja Stakeholder Program Pengelolaan Sampah Secara
Berkelanjutan (Studi pada RW 3 Kampung Terapi, Kecamatan Sukun)
untuk mengetahui dan menganalisis berdasarkan Gerry Dessler antara lain
motivasi setiap stakeholder dalam a. Pemahaman pekerjaan
program pengelolaan sampah. b. Perencanaan atau organisasi
c. Penyelesaian masalah
METODE d. Kerja Tim dan Kerja Sama
A. Jenis Penelitian e. Komunikasi ( lisan dan tulisan )
Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dan pendekatan yang D. Sumber Data
digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer adalah data yang diperoleh
pendekatan kualitatif, dengan melalui oleh peneliti secara langsung dari
pendekatan ini diharapkan peneliti dapat sumber data utama, yaitu dari pihal
menghasilkan data yang bersifat yang terlibat dalam penelitian meliputi
deskriptif guna mengungkap sebab dan informan inti, triangulasi, serta
proses terjadinya di lapangan. observasi (Sugiyono, 2011:225).
Pengertian penelitian kualitatif menurut Sumber data sendiri dibagi menjadi dua,
Ulber (2009:77) menjelaskan yaitu:
pendekatan kualitatif sebagai strategi a. Sumber data primer adalah sumber
penelitian yang menekankan kata-kata data yang diterima langsung oleh
daripada kuantifikasi dalam peneliti dari informan. Sumber ini
pengumpulan dan analisis data, bisa berasal dari wawancara yang
menekankan pendekatan induksi untuk dilakukan peneliti secara langsung
menguhubungkan antara teori dan dengan informan. Sedangkan
penelitian yang tekanannya pada informan dalam penelitian ini adalah:
penciptaan teori. Peneliti menggunakan 1. Ketua RW 03 Kampung Terapi
pendekatan kualitatif karena objek yang Kecamatan Sukun Kota Malang,
akan diteliti masih bersifat alamiah Bapak Dzainul
dengan artian objek yang akan diteliti 2. Kader lingkungan RW 03
berkembang apa adanya dan tidak Kampung Terapi Kecamatan
dimanipulasi. Sukun Kota Malang, Bapak Anton
B. Lokasi dan Situs Penelitian 3. Warga RW 03 Kampung Terapi,
Lokasi penelitian ini bertempat di RW Kecamatan Sukun, Kota Malang
03 Kampung Terapi, Kecamatan Sukun, a. Bapak Adi RT 07
Kota Malang, Jawa Timur. Alasan b. Bapak Syaiful Arif RT 03
memilih lokasi penelitian di RW 03 b. Sumber data sekunder adalah sumber
Kampung Terapi Kecamatan Sukun data yang diterima peneliti secara
Kota Malang adalah salah satu tidak langsung meliputi dokumen,
kampung yang mendapatkan foto, arsip, buku, jurnal dan laporan
penghargaan terkait program resmi yang berkaitan dengan
pengelolaan sampah di Kota Malang. penelitian ini. Dokumen dalam
Sedangkan situs penelitian meliputi penelitian ini antara lain:
Ketua RW 03 Kampung Terapi, Kader 1. Undang-Undang tentang pengelolaan
lingkungan, dan masyarakat RW 03 sampah
Kampung Terapi. Undang-undang Republik Indonesia
C. Fokus penelitian Nomor 18 Tahun 2008 mengenai
Menurut Sugiyono (2014:207) adalah pengelolaan sampah.
batasan masalah dalam penelitian 2. Peraturan daerah tentang pengelolaan
kualitatif, yang berisi pokok masalah sampah
yang masih bersifat umum. Fokus Peraturan Daerah Kota Malang No.
penelitian bertujuan untuk membatasi 10 Tahun 2010, ada 3 tahap alur
permasalah yang diteliti menjadi pengelolaan sampah meliputi
beberapa variabel. Fokus penelitian ini pengumpulan, pengangkutan dan
Analisa Dampak Ekonomi Bank Sampah Masyarakat Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat di kota Malang
operasional TPA. 2012:312)
3. Jurnal yang relevan dengan c. Dokumentasi yaitu suatu cara
penelitian ini yakni: Sulistiyorini, yang digunakan untuk
dkk (2015) berjudul Partisipasi memperoleh data dan informasi
Masyarakat Dalam Pengelolaan dalam bentuk buku, arsip,
Sampah di Lingkungan Margaluyu dokumen, tulisan angka dan
Kelurahan Cicurug. gambar yang berupa laporan serta
4. Literatur-literatur yang relevan keterangan yang dapat
dengan penelitian ini mendukung penelitian (Sugiyono,
2015: 329).
E. Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data dalam Peneliti sebagai human instrument
penelitian dibagi menjadi tiga: akan mengamati proses pembelajaran di
a. Wawancara adalah proses kelas. Moleong (2011: 168)
memperoleh informasi yang ingin menjelaskan manusia sebagai instrumen
didapat untuk tujuan penelitian penelitian karena manusia sebagai
dengan cara tanya jawab bertatap perencana, pelaksana pengumpul data,
muka antara pewawancara dan analisis, penafsir data, dan pada
informan. Wawancara dilakukan akhirnya menjadi pelapor hasil
agar mendapat informasi secara penelitian. Instrumen penelitian yang
akuratdanbenar.Teknik digunakan sebagai berikut.
wawancara menggunakan a. Peneliti sendiri
wawancara semi terstruktur dan Peneliti adalah seseorang yang
secara tatap muka langsung. berfungsi untuk menetapkan fokus
Wawancara semi terstruktur penelitian, memilih informan sebagai
adalah wawancara untuk sumber data, melakukan
menemukan permasalahan secara pengumpulan data, menilai kualitas
lebih terbuka dimana informan data, analisis data, menafsirkan data,
diminta pendapat dan ide-idenya dan membuat kesimpulan atas
(Sugiyono,2012:318) sedangkan temuan yang didapat (Sugiono,
tatap muka langsung merupakan 2009:305).
wawancara yang dilakukan b. Interview guide/pedoman wawancara
peneliti dengan tatap muka secara Interview guide/pedoman wawancara
langsung dengan informan tanpa adalah panduan atau pedoman bagi
harus terlibat dalam kehidupan peneliti dalam wawancara untuk
sosial informan memperoleh informasi untuk tujuan
(Bungin,2007:113). tertentu. Interview guide/pedoman
b. Observasi yaitu kegiatan peneliti wawancara diperlukan untuk
untuk mendapatkan hasil dengan membatasi dan mengarahkan peneliti
cara mengamati fenomena secara agar sesuai dengan fokus yang
akurat, kemudian mencatat ditentukan.
gejolak fenomena yang muncul c. Perangkat pendukung
dan mempertimbangkan antar Perangkat pendukung adalah alat
aspek dalam fenomena tersebut. bantuyangdigunakanyang
Penelitian ini menggunakan digunakanpenelitiuntuk
teknik observasi terus terang mendapatkan informasi. Alat
Observasi terus terang adalah pendukung berupa buku catatan, HP
peneliti dalam melakukan dan alat bantu lain.
penelitian menyatakan terus
terang kepada sumber data dalam G. Metode Analisis
pengumpulan data (Sugiyono, Miles dan Huberman dalam Sugiyono
Analisis Motivasi Kinerja Stakeholder Program Pengelolaan Sampah Secara
Berkelanjutan (Studi pada RW 3 Kampung Terapi, Kecamatan Sukun)
(2014: 246-253) mengemukakan bahwa penelitian berada di lapangan.
aktivitas dalam analisis data kualitatif Kesimpulan dalam penelitian
dilakukan secara interaktif dan kualitatif merupakan temuan baru
berlangsung secara terus menerus yang sebelumnya belum pernah
sampai tuntas, sehingga datanya sudah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, atau gambaran suatu obyek yang
yaitu : sebelumnya masih belum tetap
sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kausal
atau interaktif.

H. Teknik Keabsahan Data


Adanya pemeriksaan keabsahan data
ditujukan untuk mendapatkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.Triangulasi adalah teknik
Gambar 1. Komponen dalam analisis pemeriksaan keabsahan data yang
data menurut Matthew B. Miles & A. memanfaatkansesuatu yang lain di luar
Michael Huberman (Sugiyono, 2014) data itu untuk keperluan pengecekan
a) Data Reduction (Reduksi Data) atau sebagai pembanding terhadap data
Data yang diperoleh dari lapangan itu (Lexy J.Moleong, 2007: 330).
jumlahnya cukup banyak, untuk itu Triangulasi yang digunakan dalam
maka perlu dicatat secara teliti dan penelitian ini adalah triangulasi sumber.
rinci. Maka dari itu perlu segera Triangulasi sumber digunakan untuk
dilakukan analisis data melalui menguji kredibilitas data yang
reduksi data. Mereduksi data berarti dilakukan dengan cara mengecek data
merangkum, meneliti hal-hal yang yang telah diperoleh melalui
pokok, memfokuskan pada hal-hal beberapasumber (Sugiyono, 2007: 127).
yang penting , dicari tema dan Triangulasi sumber dalam penelitian
polanya. inidilakukan dengan membandingkan
b) Data Display data yang diperoleh melalui wawancara,
Dalam penelitian kualitatif, observasi, dan dokumentasi. Tujuan dari
penyajian data bisa dilakukan triangulasi bukan untuk
dalam bentuk uraian singkat, bagan, mencarikebenaran tentang beberapa
hubungan antar kategori, flowchart, fenomena, tetapi lebih pada peningkatan
dan sejenisnya. Menurut hal ini pemahaman peneliti terhadap apa yang
peneliti akan menyajikan data ditemukan (Sugiyono, 2007: 85)
dalam bentuk teks, untuk
memperjelas hasil penelitian maka
TINJAUAN PUSTAKA
dapat dibantu dengan
mencantumkan table atau gambar. Motivasi
c) Conclusion Drawing/Verivication 1. Pengertian Motivasi
Kesimpulan dalam penelitian
Motivasi dapat menjadi alasan
kualitatif mungkin dapat menjawab
seseorang untuk berperilaku tertentu
rumusan masalah yang dirumuskan
untuk mencapai sebuah tujuan yang
sejak awal, tetapi mungkin juga
diinginkan, sehingga dapat didefiniskan
tidak, karena seperti yang telah
bahwa motivasi merupakan dorongan
dikemukakan bahwa masalah dan
yang terdapat dalam diri seseorang
rumusan masalah dalam penelitian
untuk berusaha mengadakan perubahan
kualitatif masih bersifat sementara
tingkah laku yang lebih baik dalam
dan akan berkembang setelah
memenuhi kebutuhannya (Hamzah,
Analisa Dampak Ekonomi Bank Sampah Masyarakat Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat di kota Malang
2008:3). Seorang ahli dalam aliran menunjukan tanggung jawab pribadi
behaviorisme, B.F. Skinner memberi ketika melaksanakan kewajiban.
contoh pengertian motivasi sebagai Menawarkan bantuan untuk
berikut: mendukung tujuan dan sasaran
“If you want people to be productive departemen dan divisi.
and active in various ways, the e. Penyelesaian masalah atau kreatifitas
important thing is to analyze the yaitumengidentifikasidan
contingencies of reincorcement, not menganalisis masalah
the need to be satisfied”. memformulasikan alternatif solusi.
Dalam memotivasi pekerja, pimpinan Melakukan atau merekomendasikan
harus memperhatikan dan tindakan yang sesuai,
mempertimbangkan secara kualitatif menindaklanjuti untuk memastikan
kemampuan dan potensi pskis mereka masalah yang telah diselesaikan.
agar dapat disumbangkan semaksimal f. Kerja Tim dan Kerja Sama yaitu
mungkin untuk keberhasilan organisasi. menjaga keharmonisan dan
2. Indikator Motivasi Kinerja efektifitas hubungan kerja dengan
rekankerjadankonstituen.
Menurut Gerry Dessler (2006) kinerja Berdapatasi untuk perubahan
karyawan umumnya dapat dinilai dari prioritas dan hubungan kerja yang
beberapa kriteria atau indikator- positif dan kolaboratif.
indikator sebagai berikut:
g. Kemampuan berhubungan dengan
a. Pemahaman pekerjaan atau orang lain yaitu berhubungan secara
kompetensi yaitu menunjukkan efektif dan positif dengan rekan kerja
pemahaman dan keterampilan yang dan konsisten. Menunjukkan rasa
sangat diperlukan bagi efektivitas menghargai pada setiap individu.
kerja. Memahami harapan pekerjaan
dan tetap melaksanakannya sesuai h. Komunikasi ( lisan dan tulisan ) yaitu
dengan perkembangan baru dalam menyampaikan informasi dan ide
wilayah tanggung jawabnya. secara efektif baik lisan maupun
Menunjukan tanggung jawab sesuai tulisan. Mendengarkan dengan hati
dengan prosedur dan kebijakan dan mencari klarifikasi untuk
pekerjaan. memastikan pengertian.
b. Kualitas atau kuantitas kerja yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
menyelesaikan tugas-tugas secara A. Penyajian Data
teliti, akurat dan tepat waktu Motivasi dapat dimaknai sebagai perilaku
sehingga mencapai hasil yang seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
diharapkan. Menangani berbagai Motivasi dari setiap stakeholder tentu
tanggung jawab secara efektif diperlukan agar program pengolahan
menggunakan jam kerja secara sampah bisa berjalan berkelanjutan.
produktif. Dalam kegiatan pengelolaan sampah di
Kampung Terapi melibatkan tiga
c. Perencanaan atau organisasi yaitu stakeholder meliputi ketua RW, kader
menetapkan sasaran yang jelas dan lingkungan dan warga. Ketua RW sebagai
mengorganisasikan kewajiban bagi
pemimpin memiliki peran dalam
diri sendiri berdasarkan pada tujuan
pemberian inovasi program serta
organisasi, mengidentifikasi sumber
mengontrol jalannya kegiatan. Setiap
daya yang dibutuhkan untuk
program yang telah diusulkan dibantu oleh
mencapai tujuan.
kader lingkungan setiap RT untuk
d. Inisiatif ataukomitmenyaitu menginstruksikan kepada warga. Warga
sendiri berperan sebagai penggerak atau
Analisis Motivasi Kinerja Stakeholder Program Pengelolaan Sampah Secara
Berkelanjutan (Studi pada RW 3 Kampung Terapi, Kecamatan Sukun)
pelaksana kegiatan program pengelolaan pemahaman kerja juga dilakukan oleh
sampah sesuai instruksi. Ketiga kader lingkungan.Beliau menyatakan.
stakeholder tersebut memiliki motivasi “Selama ini, kami
masing-masing dalam menjalankan menginstruksikan setiap warga
program pengelolaan sampah agar untuk memilah sampah, selalu
berkelanjutan yang diukur oleh indikator mensosialisasikan tentang
sebagai berikut. pengolahan sampah,
a. Pemahaman pekerjaan bagaimana
Pemahaman pekerjaan menunjukkan
pemahaman dan keterampilan yang berharganya
sangat diperlukan bagi efektivitas sampah, dan bagaimana
kerja. Pemahaman kerja bertindak mengurangi sampah, jangan
sebagai narasumber pada orang-orang sampai ada sampah yang layak
yang bergantung untuk mendapatkan jual itu terbuang di tempat
bantuan. Pada hakikatnya pemahaman sampah.Itu kita upayakan
pekerjaan mampu diterapkan di setiap rumah ada wadah untuk
Kampung Terapi dengan baik dan sampah kering dan wadah
tanggung jawab oleh ketua untuk mengumpulkan sampah
RW.Berdasarkan penelitian yang telah yang layak dijual seperti dus-
dilakukan dapat dianalisis mengenai dus itu ya.Dus-dus seperti ini
pemahaman pekerjaan oleh ketua RW, layak dijual.Jadi, jangan
kader lingkungan, dan masyarakat sampai sampah semacam ini
diantaranya wawancara kepada Bapak dibuang di tempat sampah”.
Zainul selaku ketua RW 3, beliau Berdasarkan pernyataan diatas,
mengatakan. dapat disimpulkan bahwa peran kader
“Pak RW disini ya awal-awalnya lingkungan dalam pengolahan sampah
saya yang menyuruh warga, yakni mengintruksikan warga untuk
menghimbau supaya gimana memilah sampah yang bernilai jual agar
caranya kampung ini itu dipisahkan dengan sampah yang tidak
bersih, tapi setelah ada kader bernilai jual. Selain itu, peran kader
lingkungan saya menerima lingkungan juga sebagai fasilitator
laporan kegiatandari kader untuk mensosialisasikan program
per RT mbak, yang penting pengolahan sampah kepada warga.
saya serahkan tanggung Sedangkan pemahaman pekerjaan yang
jawabnya ke mereka wes diperoleh warga dapat dianalisis melalui
mbak, saya cuma nerima hasil wawancara dari beberapa warga,
laporan dan yaitu Bapak Syaiful Arif, selaku warga
ngontrol kegiatan. Kalo RT 3 Kampung Terapi.
masalah dana itu saya “Kalau disini bapak-bapaknya
serahkan kepada bendahara dipandu oleh bapak Susianto.Jadi
mbak, saya menerima tiap dua minggu sekali itu kita
laporannya aja”. ambil sampah kering dari warga,
Berdasarkan pernyataan diatas, kita pilah, kita jual di BSM. Hasil
dapat disimpulkan bahwa peran ketua dari penjualan kita gunakan
RW 3 Kampung Terapi adalah sebagai untuk kebutuhan RT, seperti
pencetus program pengolahan sampah nomor rumah, jadi serasi semua
Kampung Terapi dan sebagai satu RT, kemudian bikin
pengawas atau mengontrol kegiatan perawatan lampu jalan, jadi
yang ada di Kampung Terapi dibantu semuanya itu hasil dari bank
staff atau pengurus yang ada sampah. Contoh dari RW juga
dibawahnya. Selain pemahaman kerja menyediakan kompos, untuk
dari ketua RW hasil analisis dari sampah basah dan gudang-
gudang untuk sampah kering.
Jadi katakanlah ada nasi basi
atau
Analisa Dampak Ekonomi Bank Sampah Masyarakat Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat di kota Malang
sayuran basi kan ndak bisa masing stakeholder yang ada di
dimasukkan kumpos kan, nah itu Kampung Terapi.Hasil wawancara
juga kita buat pakan ternak. Ya mengenai perencanaan atau organisasi
dikeringin, danada yang disampaikan oleh ketua RW 3, beliau
ditampung untuk pakan mengatakan.
ternak.Kalau dikeringin memang “Kalau saat ini 17 Agustus,
bisa dijual lagi.Terserah membentuk panitia untuk
warganya mas, kalo dikeringkan acara 17 Agustus. Untuk
ya monggo, kalo enggak ya kegiatan ibu ibu PKK saat ini
biasanya ditaruh diplastik adalah buku
kemudian nanti kader lingkungan dasawisma, kunjungan
yang ngambil untuk makan ternak warga.Kemarin juga ada
dibelakang rumah pa RW”. kunjungan dari mahasiswa UB
Selain dari pernyataan Pak Syaiful, dari dari luar negeri, dari India,
warga RT 7 yakni Pak Adi mengatakan. Belanda, Inggris. Ya saya
“Kan dulu itu sering ada lomba, ngajari mereka cara daur
jadi warga-warga itu nyiapin ulang sampah, dari Koran”.
bunga-bunga di depan Kesimpulan dari pernyataan diatas
rumahnya. Jadi, lombanya itu menyatakan bahwa ada rencana jangka
temanya lingkungan sesuai pendek untuk 1 sampai 3 bulan
program Pak RW. Selain itu kedepan. Kegiatan yang akan dilakukan
juga ada budidaya kelor adalah rangkaian peringatan 17 Agustus
karena Pak RW dikasih tahu diikuti rangkaian memperkenalkan hasil
dari temen khasiat kelor.” pengolahan sampah didalamnya dan
Berdasarkan pernyataan diatas, serangkaian kunjungan oleh pihak luar
dapat disimpulkan bahwa peran warga yang bertujuan untuk mempromosikan
Kampung Terapi adalah melaksanakan Kampung Terapiserta bertukar ilmu
program pengolahan sampah melalui dalam pengolahan sampah yang
pembinaan dari ketua RW dan kader bermanfaat di Kampung Terapi.
lingkungan, menggunakan fasilitas Meskipun banyak kegiatan lain,
yang disediakan untuk kegiatan keutamaan dalam pengolahan selalu
pengolahan sampah, dan bekerja sama diutamakan oleh masing-masing
untuk mengupayakan kegiatan stakeholder. Hal ini diperkuat dengan
Kampung Terapi yang bebas dari pernyataan dari salah satu kader
sampah. lingkungan Pak Anton, beliau
b. Perencanaan atau organisasi Penetapan mengatakan “Selama ini kita ikuti
sasaran yang jelas dan program RW terutama di RT 2 ini. Kita
mengorganisasikan kewajiban bagi sedang fokus ke masalah pengurangan
diri sendiri berdasarkan pada tujuan volume sampah dan ini juga program
departemen atau bagian masing- dari walikota sendiri”.
masing, dan mengidentifikasi sumber Hal tersebut dapat disimpulkan
daya yang dibutuhkan untuk mencapai bahwa rencana jangka panjang
tujuan. Upaya perencanaan atau Kampung Terapi fokus pada
organisasi berperan penting supaya pengelolaan serta pengurangan volume
kegiatan pengolahan sampah di sampah melalui berbagai inovasi
Kampung Terapi RW 3 berjalan secara program yang telah dipertimbangkan.
berkelanjutan.Perencanaan kegiatan Pernyataan mengenai rencana program
yang dilakukan bisa berupa rencana pengelolaan serta pengurangan volume
jangka pendek dan rencana jangka sampah diperkuat oleh pernyataan Pak
panjang.Hal ini dapat dianalisis Syaiful, beliau mengatakan.
melalui wawancara kepada masing- “Program disini masih tetap
pada pengumpulan sampah,
Analisis Motivasi Kinerja Stakeholder Program Pengelolaan Sampah Secara
Berkelanjutan (Studi pada RW 3 Kampung Terapi, Kecamatan Sukun)
jadi bagaimana caranya tuh, Kan ndak mungkin
kita disni udah nggak ada saya
sampah disini. Tapi lambat langsung ngomong tanpa
laun kan kita juga berusaha berunding dulu dengan warga
untuk mengembangkan mbak.”
program juga, contoh dari Berdasarkan pernyataan diatas
RW juga menyediakan dapat disimpulkan bahwa ketika terjadi
kompos, untuk sampah basah masalah yang belum dipecahkan,
dan gudang-gudang untuk solusinya adalah menyampaikan
sampah kering. masalah tersebut melalui rapat pada
Selain program rencana jangka masing-masing RT. Jika solusi masalah
panjang yang dijelaskan oleh belum dapat dipecahkan, pihak RW
Pak Syaiful, rencana jangka akan memberikan solusi alternatif.
pendek juga disampaikan Pernyataan tersebut diperkuat oleh
oleh pernyataan Pak Adi pernyataan kader lingkungan, beliau
sebagai berikut. menyatakan.
“Kalo kemarin rapat itu “Yaa…. Biasanya kita itu ada
rencananya ada kegiatan rapat
Agustusan, pembentukan tata per RT gitu, terus kadang kalo
tertib kampung, dan jangka misal ada masalah apa, yoo kita
panjangnya kemarin pak RW ngomong di rapat..kadang pak
mau menerapkan kelompok RW juga mbantu mbak.
sadar wisata. Kalo punya RT terutama misal ada kunjungan,
sini ya pemeliharaan saluran kan kayak komunikasi itu kudu
air (sanyu), terus ada jelas ke warga.”
pemeliharaan tembok sehat, Pernyataan dari kader lingkungan
kan sini ada yang belum menjelaskan bahwa setiap masalah
dikerjakan temboknya, nah diselesaikan dengan kekeluargaan atau
ini mau dicat. hasil dari musyawarah, sehingga
Rencana jangka pendek yang akan masing-masing stakeholder dapat
dilakukan oleh Kampung Terapi yakni menemukan solusi alternatif.
kegiatan memperingati hari Penyelesaian masalah yang ada di
kemerdekaan dengan berbagai kegiatan Kampung Terapi juga diperkuat
yang tentunya melibatkan pengelolaan dengan pernyataan beberapa warga,
sampah serta rencana jangka panjang beliau menyatakan.
sendiri tetap fokus pada pengurangan “Biasanya kalo ada masalah,
volume sampah dan menjadikan RW 03 karena udah masuk kampung
sebagai Kampung Wisata. predikat, ya kalo ada masalah
c. Penyelesaian masalah yang bisa diselesaikan dengan
Mengidentifikasi dan menganalisis kekeluargaan kita selesaikan
masalah untuk menemukan solusi dengan keluargaan mas.Tapi
alternatif yang dapat dilakukan. kalo ndak bisa ya disampaikan
Penyelesaian masalah yang diterapkan ke pihak berwajib melalui
oleh masing-masing stakeholder dapat humas itu.”
dianalisis melalui pernyataan ketua RW Selain penyelesaian masalah yang
3 Kampung Terapi, beliau menyatakan. dilakukan melalui rapat atau
“Sebenarnya, ya ngomongnya musyawarah, masing-masing
melalui RT mbak. Jadi kalo stakeholder juga mengusulkan solusi
misal ada masalah yang belum alternatif untuk penyelesaian
dipecahkan, ya kita RW melalui masalah.Hal ini nyatakan oleh warga,
rapat akan memberikan solusi. beliau menyatakan.
“Mendirikan Pokdarwis,
pokdarwis ini tugasnya untuk
mengurus
Analisa Dampak Ekonomi Bank Sampah Masyarakat Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat di kota Malang
perawatan tanaman, terus setiap lingkungan, RW dan masyarakat.
wilayah harus melakukan Kerja sama tim juga diperkuat dengan
peremajaan, kan sifatnya pernyataan kader lingkungan, beliau
bagaimana kita untuk mengatakan.
mengundang pengunjung atau “kita selalu sosialisasikan di
wisatawan dan membuat mereka RT,RW, pengajian dan di
mau kesini. Untuk masalah PKK. Terus kita, orang yang
pembiayaan kita masih berasal
koordinasi. Kalo untuk masalah dari kader lingkungan
penyakit yang tadi, pak RW mencoba memulai akhirnya
sudah mengirimkan beberapa lama-lama banyak yang mau
tim untuk merawat pasien dan mencontoh dan lama-kelamaan
bekerja sama dengan mereka mengikuti.”
puskesmas. Untuk masalah Berdasarkan pernyataan Kader
kebersihan ya tetap kita tersebut dapat disimpulkan bahwa
jaga.Kedepannya mungkin kita peran Kader lingkungan sangat
harus ngasih edukasi kepada penting dalam melaksanakan
masyarakat.” kegiatan di Kampung Terapi,
sehingga setiap stakeholder bisa
Berdasarkan pernyataan di atas bekerjasama sesuai dengan tanggung
dapat disimpulkan bahwa dalam jawabnya masing-masing. Kontribusi
menyelesaikan masalah pihak warga warga juga dilakukan melalui
juga mengusulkan beberapa alternative beberapa program yang telah
solusi berupa program, seperti diusulkan hal ini diperkuat dengan
Pokdarwis.Hal ini bertujuan untuk pernyataan dibawah ini.
menjaga Kampung Terapi sebagai ”Kalo kerja bakti setiap kalo
predikat pengelolaan sampah yang baik. mau Agustusan, nah itu pasti.
Dengan demikian penyelesaian masalah Setiap RT itu pasti ada kerja
dilakukan dengan koordinasi dan kerja bakti.Contohnya kita kemarin
sama oleh setiap stakeholder sehingga dapat bantuan dari NIPPON
memperoleh solusi terbaik. PAINT itu untuk masalah cat
d. Kerja Tim dan Kerja Sama gapura. Nah itu kita langsung
Kerja Tim dan Kerja Sama yaitu gerak semua RT 1 smpai RT
menjaga keharmonisan dan efektifitas 8, soalnya mereka per RT kan
hubungan kerja dengan rekan kerja. juga dapat jatah dari
Kerja Tim dan Kerja Sama yang NIPPON PAINT, jadi disitu
diterapkan oleh masing-masing kita sekalian kerja bakti
stakeholder dapat dinyatakan oleh ketua bersih-bersih.”
RW 03, beliau menyatakan. Berdasarkan pernyataan diatas dapat
“Soalnya yang dipilih warga itu disimpulkan bahwa warga ikut serta
juga orang yang punya dalam setiap kegiatan yang menunjang
tanggung jawab, kalo kita Kampung Terapi lebih baik dengan
menang-menang juga kan semua tujuan utama yaitu pengelolaan
ikut ndak kita-kita aja kan. Yang sampah.Salah satu warga juga
penting saat ini ada kerja sama menyatakan penjelasannya mengenai
antara kader lingkungan, RW kegiatan di Kampung Terapi.
sama masyarakat.” “Kerja sama sendiri kalo
Berdasarkan pernyataan diatas dapat misal ya dari warga RT 7,
disimpulkan bahwa semua kegiatan misal kemarin ada kunjungan
yang dilakukan di Kampung Terapi dari tim Arsitek UB, dia punya
tetap berjalan dengan hubungan misi untuk mengaplikasikan
kerjasamatimantarakader jurusannya, ya nanti kita juga
bantu. Ya..semua
Analisis Motivasi Kinerja Stakeholder Program Pengelolaan Sampah Secara
Berkelanjutan (Studi pada RW 3 Kampung Terapi, Kecamatan Sukun)
nantii koordinasi biasanya yang disampaikan secara top-down,
melalui RW dulu.” bottom-up seperti yang dikatakan oleh
Dengan demikian dapat disimpulkan Pak Syaiful sebagai warga.
bahwa RW juga berperan penting dalam “Melalui rapat RT, melalui rapat
mengkoordinasi warga untuk kegiatan staff dulu. Misal ada lomba gitu
yang sudah diusulkan, sehingga ya, nanti dijelaskan oleh ketua RT
hubungan kerjasama antar stakeholder masing-masing, kemudian ada
dapat terpenuhi. rapat staff RW, kemudian
e. Komunikasi ( lisan dan tulisan ) disampaikan di rapat staff RT
Kegiatan menyampaikan informasi bersama warga. Jadi informasi
dan ide secara efektif baik lisan maupun itu
tulisan. Mendengarkan dengan hati dan tersampaikan dengan jelas,
mencari klarifikasi untuk memastikan mereka sudah tahu infonya itu
pengertian. Media komunikasi yang ada sudah lengkap, tinggal
perlu dimanfaatkan secara efektif oleh menjalankan aja.”
setiap stakeholder. Ketua RW
membahas setiap permasalahan yang Hal ini juga diperkuat oleh warga
ada melalui rapat rutin agar informasi lainnya yakni Pak Adi bahwa setiap
tersampaikan dengan baik.Ketua RW informasi kegiatan disampaikan secara
menyampaikan bahwa. bertahap.
“Jadi kalo misal ada yang belum
dipecahkan, ya kita RW melalui “Yaa,, komunikasinya ke warga untuk
rapat akan memberikan solusi. masalah kegiatan biasanya ketika
Kan ndak mungkin saya warga pingin memberikan saran,
langsung ngomong tanpa nanti di floorin ke rapat RT.
berunding dulu dengan warga Biasanya kalo misal ada kerja
mbak.” bakti, kita dibreefing dari Pak RT,
Kader lingkungan juga terus kumpul ditempat Pak RT,
menambahkan setiap koordinasi yang terus pak RT nya menyampaikan
dilakukan tidak hanya disampaikan apa yang mau dikerjakan cuman
secara lisan melainkan tulisan melalui ada aja kendala dari warga yang
media sosial.Kader lingkungan bekerja masalah waktu”
mengatakan bahwa. Motivasi Stakeholder
“Ya Alhamdulillah, sekarang kita Terdapat 8 indikator motivasi menurut
kalau kerja bakti malamnya Gerry Dessler dikutip oleh Arif
berkoordinasi. Selain rapat, Kita Ramdani (2011) dan diambil 5 indikator
juga punya grub RT kan mas di yang menjadi fokus penelitian yaitu :
WA jadi kita tau besok ada acara a. Pemahaman Pekerjaan
apa semuanya tau di grub. Kalau Stakeholder Kampung Terapi telah
keliling terus waktunya gaada, memahami ketrampilan masing-
jadi kita juga punya grub kalau masing dalam mencapai efektivitas
ada apa-apa kita bisa kasih tau di kerja. Ketua RW sendiri memahami
grub.Walaupun ada kunjungan perannya yakni sebagai pencetus
darimana kita juga dikasihtau program pengolahan sampah
dari grub, kadang kita juga kasih Kampung Terapi dan sebagai
tau ke warga kalau ini nanti pengawas atau mengontrol kegiatan
ditanya apa jawabnya gini-gini”. yang ada di Kampung Terapi dibantu
oleh pengurus yang ada dalam
Pihak warga sendiri perlu mengetahui lingkungan RW. Pelaksanaan
informasi setiap program pengolahan program yang dicetus oleh ketua RW
sampah dari pihak RW. Komunikasi selanjutnya bergantung pada
pemahaman pekerjaan dari kader
Analisa Dampak Ekonomi Bank Sampah Masyarakat Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat di kota Malang
lingkungan untuk memenuhi sekaligus menjadi program walikota
kebutuhan narasumber. Hasil saat ini. Dengan demikian
penelitian yang telah dilakukan telah perencanaan atau organisasi
menunjukkan bahwa kader dibutuhkan supaya kebutuhan dari
lingkungan berperan sebagai pihak stakeholder dapat terpenuhi.
yang mensosialisasikan serta c. Penyelesaian masalah
menginstruksikan program kepada Bentuk dari penyelesaian masalah
warga terutam program pemilahan adalahmengidentifikasidan
sampah. Warga melaksanakan menganalisis masalah untuk
program pengolahan sampah melalui menemukan solusi alternatif yang
pembinaan dari ketua RW dan kader dapat dilakukan. Penyampaian
lingkungan, menggunakan fasilitas masalah yang dilakukan warga
yang disediakan untuk kegiatan disampaikan melalui perwakilan
pengolahan sampah, dan bekerja masing-masing RT terlebih dahulu.
sama untuk mengupayakan kegiatan Setiap penyelesaian masalah yang ada
Kampung Terapi yang bebas dari diupayakan secara kekeluargaan dan
sampah. Berdasarkan hasil analisis musyawarah melalui tahapan rapat
ketiga stakeholder telah yang dimulai dari tingkat RT hingga
menunjukkan tanggung jawab sesuai ke rapat tingkat RW. Proses seperti
dengan prosedur dan kebijakannya. yang telah dijelaskan dapat disebut
Ketua RW, kader lingkungan dan sebagai koordinasi secara top-down,
warga telah bertindak sebagai bottom-up.Masing-masing
narasumber pada orang yang stakeholder melakukan dan
bergantung untuk mendapatkan merekomendasikan tindakan atau
bantuan. Hal ini dapat dianalisis solusi alternative yang sesuai, dan
ketika ada kunjungan di Kampung pihak RW berperan memastikan dan
Terapi, stakeholder berperan sebagai menindaklanjuti masalah yang telah
informan mengenai kegiatan di diselesaikan.
Kampung Terapi
b. Perencanaan atau organisasi d. Kerja tim dan kerja sama
Perencanaan atau organisasi Kerja tim dan kerja sama yang
dilaksanakan dengan jelas melalui diterapkan oleh masing-masing
kewajiban bagi masing-masing stakeholder dari semua kegiatan yang
stakeholder. Rencana jangka pendek dilakukan di Kampung Terapi tetap
dan jangka panjang ditentukan sesuai berjalan dengan baik melalui
pertimbangan untuk mencapai tujuan hubungan kerjasama tim antara kader
dan sasaran program di Kampung lingkungan, RW dan masyarakat.
Terapi. Ketua RW dan beberapa Peran kader lingkungan sangat penting
warga menyebutkan bahwa rencana dalam melaksanakan kegiatan di
jangka pendek berkaitan kegiatan Kampung Terapi. sehingga setiap
rutin yang dalam waktu dekat akan stakeholder yakni terutama warga bisa
dilaksanakanyaknikegiatan bekerjasama sesuai dengan tanggung
memperingati kemerdekaan jawabnya masing-masing. Kerja tim
Indonesia yang melibatkan kerajinan dan kerja sama dilakukan dengan
dari sampah plastik. Dalam menjaga hubungan kerja antar
penentuan jangka panjangnya, kader stakeholder. Kerja tim dan kerja sama
lingkunganjugamenjelaskan dilakukan melalui dengan hubungan
programpengolahansampah positif dan saling berkolaborasi
nantinya tetap fokus pada bersama pihak internal dan eksternal
pengurangan volume sampah serta guna mencapai sasaran dan tujuan
program kampung sadar wisata yang program Kampung Terapi.
Analisis Motivasi Kinerja Stakeholder Program Pengelolaan Sampah Secara
Berkelanjutan (Studi pada RW 3 Kampung Terapi, Kecamatan Sukun)
e. Komunikasi (lisan dan tulisan) lingkungan dan warga Kampung Terapi.
Penyampaian informasi dan ide Upaya yang dilakukan supaya
program pengelolaan sampah dari kebutuhan motivasi terpenuhi dengan
pihak RW kepada warga yakni melalui maksimal adalah dengan pemahaman
rapat yang diwakili oleh setiap RT. kerja, kualitas atau kuantitas kerja,
Perundingan soal ide program yang perencanaan dan organisasi, inisiatif
telah dipertimbangkan serta rencana atau komitmen, penyelesaian masalah,
pelaksanaannya akan disampaikan hubungan dengan orang lain, kerja sama
oleh setiap kader lingkungan masing- dan komunikasi oleh masing-masing
masing RT melalui sosial media. stakeholder. Pemenuhan kebutuhan
Dengandemikiankomunikasi motivasi yang terdiri dari delapan
dilakukan dengan penyampaian indikator sudah terpenuhi.
informasi dan ide secara lisan atau Ketua RW dalam motivasinya di
tulisan. Komunikasi antara pihak RW, Kampung Terapi adalah menjadikan
kader lingkungan dan warga dilakukan kampung yang bersih dan sehat. Peran
dengan mendengarkan saran dan RW dalam setiap programnya menjadi
masukan, serta mencari klarifikasi pengontrol serta pembuat keputusan
untuk memastikan informasi yang rencana program yang diusulkan. Kader
sesuai dengan fakta yang ada. lingkungan menjadi peran yang
Sehingga penyampaian komunikasi membantu RW dalam menyampaikan
dilakukan dengan efektif dan instruksi kepada warga. Kader
disampaikan dengan baik. lingkungan selalu menyosialisasikan
setiap program kepada warga secara
KESIMPULAN rutin. Pemilahan sampah yang memiliki
Pengelolaan sampah di Kota daya jual menjadi motivasi kader
Malang diupayakan melalui lingkungan untuk pemenuhan
pemberdayaan masyarakat. Wilayah kebutuhan kegiatan warga. Warga
yang sudah menerapkan pemberdayaan sebagai “penggerak” program
masyarakat berbasis lingkungan melalui pengelolaan sampah senantiasa
pengelolaan sampah salah satunya memenuhi instruksi dari RW serta kader
adalah RW 03 Kampung Terapi, lingkungan. Pihak warga mengharapkan
Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun. Kampung Terapi menjadi kampung
Program pengelolaan sampah di yang layak dan nyaman untuk ditinggal
Kampung Terapi RW 03 meliputi serta program pengelolaan sampah
pemilahan sampah, pemanfaatan berjalan secara berkelanjutan.
sampah basah dengan metode Program pengelolaan sampah yang
komposter dan kerajinan dari sampah telah dilakukan di Kampung Terapi
plastik. Berdasarkan hasil penelitian dilakukan dengan melibatkan peran
permasalahan yang muncul adalah masing-masing stakeholder. Program
kebutuhan motivasi dari stakeholder pengelolaan sampah yang ada di
belum terpenuhi secara maksimal dan Kampung Terapi meliputi reduce yang
belum adanya umpan balik dari setiap kegiatannya berupa instruksi kepada
pihak yang terlibat. Kebutuhan dan warga untuk mengurangi sampah jenis
timbal balik yang terpenuhi secara plastik, program reuse berupa
maksimal akan mencapai tujuan penggunaan kembali botol air mineral
program secara berkelanjutan. untuk dijadikan pot bunga. Program
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan daur ulang sampah plastik menjadikan
sampah di Kampung Terapi dilakukan bahan kerajinan yang berdaya guna dan
berdasarkan indikator motivasi oleh berdaya jual, program Treatment
setiap stakeholder yang terdiri dari pengelolaan sampah Kampung Terapi
ketua RW 03 Kampung Terapi, kader yang dilakukan berupa pembuatan
Analisa Dampak Ekonomi Bank Sampah Masyarakat Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat di kota Malang
kompos dari sisa makanan organik, Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
program Dispose pelaksanaan berupa Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
pemisahan sampah yang bernilai jual Bandung: Alfabeta.
dengan sampah yang layak jual dan Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
program remediasi yang Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
pelaksanaannya berupa kerja bakti Kualitatif, dan R&D). Bandung:
secara rutin. Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
SARAN Kombinasi. Bandung : Alfabeta
a. Perlu adanya peningkatan peran Suryandari, Novita. 2011. Diklat
pemuda dalam mengatasi masalah Analisis Kinerja Perusahaan.
keterbatasan waktu dari warga yang Purworejo: STIE.
sudah bekerja. Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi
b. Menggerakkan masyarakat untuk dan Pengukurannya. Jakarta: PT
lebih aktif dalam berpartisipasi Bumi Aksara Raya.
melalui inovasi program Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi
pengelolaan sampah. Peningkatan Penelitian Kualitatif. Bandung:
partisipasimasyarakatdapat CV Remadja Karya.
menimbulkan kesadaran Dessler, Gary. 2006. Manajemen
masyarakat yang lebih pada Sumber Daya Manusia. PT.
program pengelolaan sampah. Indeks, Jakarta
c. Memberikan sosialisasi kepada
masyarakat terkait tugas, pokok dan
fungsi semua stakeholder yang
terlibat dalam program pengelolaan
sampah. • Internet
d. Membentukaturandan Hardiyanto, S. 2018. Kota Malang
kelengkapan organisasi guna Produksi 664 Ton Sampah per
memudahkan proses regenerasi Hari.
kepengurusan program pengelolaan https://www.jawapos.com/jpg-
sampah serta berjalan secara today/08/08/2018/kota-malang-
berkelanjutan. produksi-664-ton-sampah-per-
hari/. Diakses pada 13 April
DAFTAR PUSTAKA 2019.
• Buku Manggala, Y. 2019. KLHK : Produksi
Silalahi, U. 2009. Metode Penelitian Sampah Nasional 65,8 Juta
Sosial. Bandung: Refika Aditama. Ton per Tahun.
Undang-Undang Republik Indonesia No. https://nasional.republika.co.id/
18 Tahun 2008 Tentang berita/nasional/umum/p7abz32
Pengelolaan Sampah 84/klhk-produksi-sampah-
Peraturan Daerah Kota Malang No. 10 nasional-658-juta-ton-per-
Tahun 2010 Tentang Pengelolaan tahun. Diakses pada 13 April
Sampah 2019.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Pemkot Malang. 2013. Pengelolaan
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Sampah di Kota Malang.
Remaja Rosdakarya https://www.unescap.org/sites/
Bungin, Burhan.2007.Penelitian Kualitatif default/files/Session%204_3_2
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan _Malang.pdf. Diakses pada 13
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya Edisi April 2019.
Kedua.Jakarta: Prenada Media Group.

Analisis Motivasi Kinerja Stakeholder Program Pengelolaan Sampah Secara


Berkelanjutan (Studi pada RW 3 Kampung Terapi, Kecamatan Sukun)

Anda mungkin juga menyukai